You are on page 1of 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN/

LOG BOOK

1. Tindakan Keperawayan yang Dilakukan :


Pemakaian infus pump
2. Nama Klien : Ny.S
3. Diagnosa Medis :
4. Diagnosa Keperawatan :
5. Justifikasi tindakan :
Sectio Cesarea / Cesarean Section (Bedah Cesar) adalah tindakan mengiris dinding perut
dan rahim untuk mengeluarkan janin pada ibu hamil dengan umur kehamilan lebih dari
28 minggu.
6. Prinsip-prinsip Tindakan dan Rasional :
a. Persiapan Alat

1 Persiapan Personalia
Satu orang Dokter Obsgin sebagai operator dan dua orang selaku Asisten I dan
Asisten II, satu orang selaku Instrumen.
2. Persiapan Pasien
a. Stop makan/minum minimal 6 jam sebelum operasi (kecuali emergensi).
b. Pasang IVFD.
c. Pasang dauwer kateter
d. Bersihkan dinding perut daerah operasi
3. Persiapan Operasi
a. Konsultasi Anestesi.
b. Pemeriksaan Laboratorium (minimal: Hb, AL, AT, CT, BT, HbsAg, Golongan
darah).
c. Persediaan darah.
d. Persiapan alat operasi (oleh petugas IBS).
e. Informed consent dari Suami atau Keluarga.

b. Persiapan

operasi caesar yang sudah terjadwal, dokter kandungan akan berkonsultasi


dengan dokter spesialis anestesi terkait kondisi medis yang mungkin meningkatkan
risiko komplikasi akibat obat anestesi. Dokter juga akan menganjurkan tes
darah untuk sang ibu sebelum operasi caesar dilakukan. Tes ini akan memberikan
informasi mengenai golongan darah dan kadar hemoglobin dalam darah pasien.
Informasi tersebut akan berguna apabila pasien nantinya membutuhkan transfusi
darah selama prosedur melahirkan caesar berlangsung. Sebelum menjalani operasi
Caesar, ada beberapa tahap persiapan yang perlu dilakukan baik saat di rumah, rumah
sakit, hingga proses pembiusan.

Di rumah

Sebelum menjalani operasi caesar, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan ibu
hamil saat di rumah, yaitu:

 Mandi dengan sabun antiseptik pada malam atau pagi hari sebelum operasi
 Tidak mencukur rambut kemaluan dalam kurun waktu 24 jam sebelum prosedur
sebab dapat meningkatkan risiko infeksi pascaoperasi. Apabila sangat diperlukan,
rambut kemaluan akan dicukur oleh tenaga medis.

Di rumah sakit

Saat di rumah sakit, berikut ini beberapa persiapan yang akan dilakukan oleh dokter:

 Bagian perut pasien akan dibersihkan dan selang akan dimasukkan ke dalam kandung
kemih untuk mengumpulkan urine.
 Pasien akan diinfus guna memasukkan cairan dan obat-obatan.
 Satu hari sebelum tindakan sesar, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan
darah termasuk cek golongan darah.
 Sebelum tindakan dilakukan dokter akan memasang kateter untuk buang air kecil

c. Prosedur Kerja

a. Pasien ditidurkan diatas meja operasi dengan sebelumnya diberikan premedikasi di


Ruang Persiapan oleh bagian anestesi.
b. Dilakukan anestesi oleh Dokter Anestesi.
c. Dilakukan toilet pada daerah operasi dengan Alkohol 70%, kemudian dengan
Betadine.
d. Pasien ditutup dengan duk steril kecuali daerah operasi.
e. Dilakukan irisan pada daerah perut 1 cm diatas SOP ke arah pusat sepanjang 10 cm
atau irisan melintang (pfanen style), kemudian irisan diperdalam lapis demi lapis
(subkutis, fasia, otot, peritoneum parietale).
f. Setelah peritoneum dibuka, pasang tampon usus, dilakukan pembukaan pada plika
vesikouterina, kemudian kandung kencing disisihkan sejauh mungkin ke kaudal.
g. Dilakukan irisan pada segmen bawah rahim kemudian dilebarkan secara tumpul.
h. Tangan kiri operator memegang kepala janin (presentasi kepala), mencari kaki janin,
kemudian melakukan ekstraksi (pada presentasi bokong dan letak lintang), setelah
janin lahir dilakukan pemotongan tali pusat (diantara dua klem), muka bayi diusap
untuk membersihkan lender, kemudian janin diserahkan kepada perawat / dokter
perinatologi untuk Resusitasi.
i.  Plasenta secara manual, kemudian disuntikkan 10 unit Oksitosin intra mural.
j.  Sudut perdarahan kanan dan kiri diklem, kemudian diikat dengan benang kromik.
k. Segmen bawah rahim dijahit dua lapis secara satu-satu atau kros, kemudian plika
vesikouterina dijahit secara jelujur.
l.  Tampon usus diangkat, kavum abdominal dibersihkan, control perdarahan.

7. Bahaya yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan dan Pencegahan :


Berikut beberapa risiko yang mungkin terjadi pada ibu yang dilakukan operasi caesar:

1. Risiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.


2. Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.
3. Rasa nyeri dan penyembuhan luka pascaoperasi lebih lama dibandingkan persalinan
normal.
4. Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan
proses keringnya bisa tidak merata.
5. Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tak bersih.
6. Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.
7. Harus dicaesar lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya.
8. Pembuluh darah dan kandung kemih tersayat pisau bedah.
9. Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak
saat mencapai paru-paru dan jantung.
Berikut beberapa kemungkinan risiko yang terjadi pada bayi akibat operasi caesar:
1. Risiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui
proses persalinan biasa.
2. Cenderung mengalami sesak napas karena karena cairan dalam paru-parunya tidak
keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.
3. Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu juga
mengenai bayi.
4. Tujuan Tindakan :

operasi sectio caesarea (SC) atau biasa disebut operasi sesar atau caesarean section,
secara umum adalah bila terdapat masalah pada jalan lahir (passage), his (power),
dan/atau janin (passenger) atau terdapat kontraindikasi persalinan per vaginam.
Indikasi ini dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu indikasi maternal,
indikasi fetal, atau keduanya.[1-3]
1. Indikasi Fetal
Indikasi fetal dilakukannya SC, antara lain:
1. Kondisi medis pada janin, seperti gawat janin, kelainan tali pusat berdasarkan
pemeriksaan Doppler, infeksi, persalinan preterm,
dan malpresentasi, misalnya presentasi sungsang, non-frank breech, presentasi
lintang, atau presentasi muka
2. Kelainan kongenital atau muskuloskeletal, dan makrosomia

3. Kelainan pada darah, seperti trombositopenia dan acidemia memanjang


4. Riwayat trauma lahir atau kondisi di mana pencegahan trauma akibat proses
persalinan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatal[1–3]

1. Indikasi Maternal
Indikasi maternal dilakukannya SC, antara lain:

1. Kegawatdaruratan obstetri, seperti gawat ibu, atonia uteri, ruptur uteri


2. Riwayat operasi dahulu, misalnya riwayat SC sebelumnya, riwayat
histerektomi klasik, riwayat rekonstruksi pelvis, dan riwayat miomektomi full-
thickness
3. Kondisi medis, misalnya deformitas pelvis, bekas luka pada uterus,
abnormalitas pelvis yang mengganggu kepala bayi masuk pintu atas panggul,
massa atau lesi obstruktif pada traktus genital bawah, dan kanker
serviks invasif
4. Lainnya, seperti dehisensi insisi uterus, human immunodeficiency
virus (HIV) atau herpes simplex virus (HSV), persalinan SC terencana, kondisi
jantung yang tidak memungkinkan manuver Valsalva dilakukan, aneurisma
serebral atau malformasi arteriovenosa[1–3]
2. Indikasi Fetal dan Maternal
Indikasi fetal dan maternal dilakukannya SC, antara lain:
1. Kelainan plasenta, misalnya plasenta previa, plasenta akreta, solusio plasenta
2. Masalah persalinan per vaginam, seperti terdapat kontraindikasi pada
persalinan per vaginam atau percobaan persalinan per vaginam gagal
3. Disproporsi sefalopelvik
4. Kehamilan postterm

5. Hasil yang Didapat :

Usai operasi, pasien akan menjalani masa pemulihan di ruang


perawatan selama beberapa jam. Dokter akan memeriksa tekanan darah pasien,
suhu tubuh, kadar oksigen, dan irama jantung. Selama di ruang perawatan,
dokter juga akan memberikan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit
setelah efek obat bius hilang. Selain itu, pasien akan diminta untuk minum dan
berjalan-jalan di ruang perawatan guna mencegah sembelit dan penggumpalan
darah. Pasien akan mengeluarkan darah nifas setelah operasi. Pada 3 hari
pertama, darah nifas yang keluar dapat berjumlah banyak dan berwarna
kecokelatan, merah terang, hingga akhirnya berhenti setelah 6 minggu.
Jika ASI sudah keluar, pasien dapat menyusui bayinya sesegera mungkin,
bahkan saat masih di ruang perawatan. Bila pasien mengalami kesulitan dalam
menyusui bayi, atau ASI tidak kunjung keluar, segera konsultasikan ke dokter
agar diberikan penanganan yang sesuai. Untuk mempercepat proses
pemulihan pascamelahirkan, ada hal-hal yang perlu dilakukan pasien, antara
lain:

 Jaga luka jahitan operasi agar tetap bersih dan kering setiap hari.


 Gunakan pakaian yang longgar dan berbahan nyaman.
 Letakkan bantal di perut saat menyusui untuk menopang tubuh bayi.
 Hindari mengangkat benda berat.
 Minta pasangan atau keluarga untuk berganti menunggu bayi sehingga
pasien dapat beristirahat.
 Perbanyak mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang.
 Cukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih minimal 8 gelas per
hari.
 Konsumsilah obat pereda nyeri sesuai resep dokter jika diperlukan.

6. Identifikasi Tindakan Lain yang Dapat Dilakukan :


 Persalinan normal

You might also like