You are on page 1of 2

Semarang, PONTAS.

ID – Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem


Informasi Sekretariat Jenderal MPR, Siti Fauziah mengajak para netizen, di Jawa
Tengah untuk bermedia sosial secara bijak.

Menggunakan medsos untuk mengajak netizen memperkuat kerukunan,


persatuan dan kesatuan. Juga menyebarkan semangat kerjasama, tolong
menolong  dan gotong royong, sebagai upaya mewujudkan karakter bangsa
Indonesia.

Apalagi, karakter bangsa, itu terbukti mampu membuat bangsa Indonesia


bertahan pada situasi-situasi sulit.

Bukan hanya pada saat bangsa Indonesia dijajah Belanda. Tetapi juga pada
saat pandemi Covid-19 melanda bangsa Indonesia.

“Kita adalah bangsa pejuang, selalu berusaha dan pantang menyerah. Selama
Pandemi, kita sering mendengar tolong menolong, saling bantu, dan gotong
royong dilaksanakan oleh berbagai kelompok masyarakat. Dan itu membuat
kita bisa bertahan dari kesulitan dimasa pandemi,” kata Bu Titi, panggilan akrab
Siti Fauziah

saat bertemu dan berbincang dengan para netizen Jawa Tengah dengan diskusi
tersebut adalah, Proud To Be Indonesian “Bijak Bermedia Sosial Dalam
Mewujudkan Karakter Bangsa, Sabtu (9/10/2021).

Bermedia sosial secara bijak,  kata Bu Titi perlu dibudayakan dikalangan


netizen. Bukan malah sebaliknya, menggunakan medsos untuk  menebar fitnah,
kebencian dan caci maki.

Pasalnya, selain  bermanfaat bagi kebaikan, medsos juga berpotensi memecah


belah kerukunan hidup berbangsa.

Apalagi, saat ini media sosial sudah hadir dalam genggaman para netizen,
melalui gadget. Menggunakan gadgetnya para netizen  bisa mewarnai dunia,
melalui pesan-pesan yang dikirim lewat media sosial.

“Pertemuan ini diharapkan bisa mempererat hubungan MPR dengan para


Netizen, maupun diantara bloger sendiri. Jangan sampai, hubungan ini
merenggang, karena tidak pernah bertemu secara langsung,” kata Siti Fauziah
lagi.
Bu Titi tak lupa menitip pesan, agar para netizen ikut menyampaikan semangat
kebangsaan dalam account medsosnya masing-masing. Seperti,  sejarah
pergerakan bangsa Indonesia, dimulai dari Budi Utomo pada 1908, hingga
mencapai puncaknya pada 1928 saat Sumpah Pemuda. Hingga akhirnya tujuan
perjuangan tercapai pada 1945 dengan dikumandangkannya kemerdekaan
Indonesia.

“Setelah itu, kita masih menghadapi banyak gangguan. Seperti berubahnya


NKRI menjadi RIS pada 1949, sebelum akhirnya menjadi NKRI kembali pada
1950,” kata Siti Fauziah lagi.

Diskusi bersama netizen bukan sekedar pertemuan dan berbincangan biasa.


Pada acara tersebut, MPR mencoba membangkitkan rasa cinta para Netizen
kepada produk bangsa dan warisan nenek moyang, dengan menjadikan batik
sebagai dresscode  pada acara tersebut.

Pada kesempatan itu, para peserta juga menyampaikan masukan, agar medsos
MPR bisa lebih efisien dan berdaya dalam mensosialisasikan Empat Pilar MPR
RI. Beberapa masukan dari netizen, itu antara lain memperbanyak  kuis,
giveaway atau sesuatu berupa merchandise. Serta memanfaatkan fitur
teknologi dari sosial media yang memberikan kemudahan untuk mengakses
informasi. Mulai dari fitur story, swipe up link, highlight, reels, dan video.

Ikut hadir pada acara tersebut Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar
Lembaga MPR Budi Muliawan

Penulis: Luki Herdian

Editor: Pahala Simanjuntak

You might also like