You are on page 1of 88
WALIKOTA DENPASAR PROVINSI BALI PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2021 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, bahwa untuk pelaksanaan tertib_ _ administrasi pengelolaan keuangan Daerah terhadap biaya Perjalanan Dinas perlu diatur standar satuan biaya Perjalanan Dinas berdasarkan kemampuan keuangan Daerah secara tertib, cfisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab; bahwa Peraturan Walikota Nomor 37 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum saat ini sehingga perlu diganti; bahwa _berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Perjalanan Dinas Jabatan di Lingkungan Pemerintah Daerah; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 _ tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat Il Denpasar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3465); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Menetapkan a 10. i 12, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan Regional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 57); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 678); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1272) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.05/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015, tentang Tata Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1547); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2016 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 811); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781); Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Denpasar Nomor 4); MEMUTUSKAN : : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan 1 Bs & 4 Daerah adalah Kota Denpasar. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Denpasar. Walikota adalah Walikota Denpasar. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Denpasar. 10. ll. 12. 13 14. 15. 16. i. 18 19. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Denpasar. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar. Anggota DPRD adalah Anggota DPRD Kota Denpasar. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Aparatur Sipil Negara yang sclanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada Instansi Pemerintah. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas Pemerintah Daerah. Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai Non ASN, pegawai honorer, staf khusus dan pegawai lain di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibayarkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kelompok Ahli Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Kelompok Ahli adalah sejumlah tertentu pakar atau ahli yang mempunyai kemampuan dan disiplin ilmu yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang yang berada di DPRD, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Denpasar. Pejabat Esclon adalah PNS dan PPPK yang menduduki jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Daerah. Pejabat Fungsional adalah PNS dan PPPK yang menduduki jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Daerah. Orang Pribadi adalah orang selain Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, Kelompok Ahli, ASN, Pegawai Tidak Tetap yang ditugaskan oleh pejabat yang berwenang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan untuk kepentingan Pemerintah Daerah. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah yang dipimpinnya. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah Pejabat yang diberi kuasa oleh Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Perjalanan Dinas Jabatan adalah perjalanan dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju dan kembali ke tempat kedudukan semula yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tugas untuk kepentingan Daerah atau Negara. 20. 21. 23. 23, 24. 25. 26. 27. 28. 29 Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri adalah kegiatan perjalanan ke daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam = rangka _efektifitas penyelenggaraan Pemerintahan. Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri adalah kegiatan perjalanan ke luar dan/atau masuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka efektilitas penyelenggaraan Pemerintahan. Surat Perintah Tugas yang selanjutnya disingkat SPT adalah Surat Perintah Tugas yang diberikan kepada Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan anggota DPRD, Kelompok Ahli, ASN, Pegawai Tidak Tetap serta Orang Pribadi oleh Pejabat yang berwenang untuk melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan. Surat Perintah Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPPD adalah surat perintah kepada Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, Kelompok Ahli, ASN, Pegawai Tidak Tetap dan Orang Pribadi untuk melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Yang Berwenang untuk memberikan SPT, menerbitkan SPPD, surat penyataan terkait dengan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan di lingkungan Pemerintah Daerah dan mengesahkan fotokopi Dokumen Pelaksanaan Anggaran atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja Perangkat Daerah atau dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi Bendahara Umum Dacrah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh PA Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan dan belanja Perangkat Daerah atau dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja, dan pembiayaan Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh PA. Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung terlebih dahulu (pre-calculated amount) dan dibayarkan sekaligus. Perhitungan SPPD Rampung adalah perhitungan biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dihitung sesuai biaya riil dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Penginapan adalah tempat tinggal dalam masa Perjalanan Dinas Jabatan seperti hotel, hostel, resor, apartemen, dan rumah pribadi untuk tidur beristirahat, penyimpanan barang serta akses ke fungsi umum pada rumah tangga. 30. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Perangkat Daerah atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung. 31, Pembayaran Langsung yang selanjutnya disingkat LS adalah pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan surat perintah membayar langsung. Bagian Kedua Prinsip dan Ruang Lingkup Perjalanan Dinas Jabatan Pasal 2 (1) Perjalanan Dinas Jabatandilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemerintahan; b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja Pemerintah Daerah; efisiensi penggunaan belanja daerah; dan akuntabilitas pemberian perintah _pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dan pembebanan biaya Perjalanan Dinas Jabatan. (2) Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam hal-hal sebagai berikut: a. kepastian tidak terdapat pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan yang tumpang tindih atau rangkap; b, tidak terdapat pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan yang dipecah-pecah apabila suatu kegiatan dapat dilaksanakan secara sekaligus dengan sasaran peserta, tempat tujuan, dan kinerja yang dihasilkan sama; c. Perjalanan Dinas Jabatan hanya dilaksanakan oleh pelaksana SPPD yang memang benar diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam hasil yang akan dicapai; d. tidak terdapat Perjalanan Dinas Jabatan keluar kantor untuk kegiatan yang seharusnya dapat dilakukan di kantor; dan ©. mengutamakan pencapaian kinerja dengan pagu anggaran yang telah tersedia, Bo Pasal 3 Ruang lingkup pengaturan Perjalanan Dinas Jabatan meliputi: a. pelaksanaan; b. pembatalan; c. pelaporan dan pertanggungjawaban; dan d. kelebihan atau kekurangan pembayaran. BAB II PELAKSANAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 4 (1) Perjalanan Dinas Jabatan terdiri dari: a. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri; dan b. Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri. (2) Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan dalam rangka: a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan; b. mengikuti rapat, seminar, konferensi, koordinasi, konsultasi, magang dan sejenisnya; c. menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan dan/atau mendapat pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri dan/atau memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu atau karena melakukan tugas; d. mengikuti dan/atau melaksanakan pameran dan promosi; €, menjemput atau mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD dan ASN yang meninggal dunia dalam melakukan Perjalanan Dinas Jabatan; dan f, menjemput atau mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD dan ASN yang meninggal dunia dari tempat kedudukan yang terakhir ke Daerah tempat pemakaman, Bagian Kedua Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Pasal 5 Jenis Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang dilaksanakan di dalam kota; dan >. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang melewati batas kota. Pasal 6 ‘Tingkat Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam dalam Pasal 5, terdiri atas a. tingkat A untuk Waliketa / Wakil Walikota dan Pimpinan DPRD; b. tingkat B untuk Anggota DPRD / Pejabat Eselon II dan Pejabat lainnya yang setara; c. tingkat C untuk Pejabat Eselon III atau Golongan IV dan Pejabat lainnya yang setara; da. e tingkat D untuk Pejabat Eselon IV atau Golongan III dan Pejabat lainnya yang setara; dan tingkat E untuk ASN Golongan II atau Golongan I. Pasal 7 Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri diberikan maksimum 3 (tiga) hari kerja, kecuali ditentukan lain dan harus mendapat izin dari Pejabat Yang Berwenang. Bagian Ketiga Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Q) (2) (3) (4) q) (2) (3) Pasal 8 Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri terdiri atas: a. uang harian; b. biaya transportasi; c. biaya penginapan; d. wang representasi; e. sewa kendaraan dalam kota; dan/atau f. biaya menjemput dan mengantar jenazah. Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan format rincian biaya Perjalanan Dinas Jabatan. Format rincian Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Bagian Keempat Uang Harian Pasal 9 Uang harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dibayarkan secara Lumpsum, terdiri atas: a. uang makan; b. uang transportasi lokal; dan c. uang saku. Besaran uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini dan merupakan batas tertinggi. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang dilaksanakan di dalam kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a hanya dapat diberikan uang transportasi lokal. (4) (1) 2) (3) Uang transportasi lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan selama tidak terdapat kendaraan dinas, dengan menyertakan kelengkapan bukti pendukung berupa Surat Pernyataan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini dan dibayarkan sesuai biaya rill Bagian Kelima Biaya Transportasi Pasal 10 Biaya transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b dibayarkan sesuai dengan biaya riil, terdiri dari: a. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri dari tempat kedudukan sampai tempat tujuan keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya dari/ke terminal bus/stasiun/bandara / pelabuhan keberangkatan; b. retribusi yang —dipungut_—di_terminal bus/stasiun/bandara/pelabuhan keberangkatan dan kepulangan; c. biaya lainnya dalam rangka melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan. Dalam ~—Negeri_—_sepanjang dipersyaratkan Besaran satuan biaya transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang dilakukan lebih dari 1 (satu) tempat tujuan dalam sehari, biaya transportasi yang diberikan sesuai dengan biaya yang dibutuhkan dalam menempuh tempat tujuan dan dirinci berdasarkan kebutuhan riil. Pasal 11 Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang melewati batas kota, biaya transportasi diberikan sesuai biaya riil berdasarkan fasilitas transportasi. Pasal 12 Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri menggunakan kapal untuk transportasi di laut atau sungai untuk waktu kurang dari 24 jam (dua puluh empat) jam selama waktu transportasi tersebut kepada pelaksana SPPD hanya diberikan wang harian Bagian Keenam Biaya Penginapan Pasal 13 (1) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c, merupakan biaya yang diperlukan untuk menyewa tempat penginapan. (2) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan biaya ri. (3) Biaya rill sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan berdasarkan jumlah hari yang digunakan dan dapat digunakan dengan ketentuan a. diberikan paling lama 2 (dua) hari untuk menunggu alat transportasi lanjutan, dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri harus berpindah/berganti. dari alat angkutan yang satu ke alat angkutan yang lain; atau b. diberikan ‘paling lama 10 (sepuluh) hari di tempat yang bersangkutan sakit/berobat, apabila yang bersangkutan jatuh sakit/kecelakaan saat melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri. (4) Dalam hal pelaksana SPPD tidak menggunakan biaya penginapan, berlaku ketentuan sebagai berikut a. pelaksana SPPD diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari biaya penginapan sesuai tingkat Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri; dan b. biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dibayarkan secara Lumpsum. Pasal 14 (1) Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri dilakukan secara bersama-sama untuk melaksanakan suatu kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya, seluruh pelaksana SPPD dapat menginap pada penginapan yang sama. (2) Dalam hal biaya penginapan pada penginapan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih tinggi dari satuan biaya penginapan sebagaimana diatur dalam Lampiran II Peraturan Walikota ini, maka pelaksana SPPD menggunakan fasilitas kamar dengan biaya terendah pada penginapan dimaksud. Bagian Ketujuh Uang Representasi Pasal 15 (1) Uang representasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d, dibayarkan secara Lumpsum dan dapat diberikan kepada Walikota, Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD serta Pejabat Eselon Ii dalam melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri (2)Uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan jumlah hari dari Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri. Bagian Kedelapan Sewa Kendaraan Dalam Kota ! Pasal 16 ! (2) Sewa kendaraan dalam kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf e, dapat diberikan kepada Walikota/Wakil Walikota/ Pimpinan DPRD untuk keperluan pelaksanaan tugas di tempat tujuan. (2) Sewa kendaraan dalam kota dapat diperuntukkan bagi pelaksanaan kegiatan yang membutuhkan mobilitas tinggi, berskala besar, secara kolektif, bertaraf nasional/internasional, bersifat insidentil, dan/atau tidak tersedia kendaraan dinas serta dilakukan secara selektif dan efisien, sudah termasuk biaya untuk pengemudi, bahan bakar minyak, dan pajak. (3) Satuan biaya sewa kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibayarkan secara riil. Bagian Kesembilan Biaya Menjemput dan Mengantar Jenazah Pasal 17 (1) Biaya menjemput dan mengantar jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf f, meliputi: a. biaya bagi penjemput/pengantar; b. biaya pemetian; dan c. biaya angkuten jenazah. (2) Besaran satuan biaya pemetian dan angkutan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan biaya riil. BAB Il PERJALANAN DINAS JABATAN LUAR NEGERI Bagian Kesatu Jenis Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri Pasal 18 Walikota, Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pejabat Negara/ ASN/ pegawai lainnya serta Orang Pribadi di Lingkungan Pemerintah Daerah dapat melakukan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri. Pasal 19 (1) Tingkat Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, terdiri atas: a. tingkat A untuk Walikota /Wakil Walikota dan Pimpinan DPRD; b. tingkat B untuk Anggota DPRD / Pejabat Eselon II dan Pejabat lainnya yang setara; c. tingkat C untuk ASN Golongan IIIc sampai dengan Golongan IVb dan Pejabat lainnya yang setara; dan d. tingkat D untuk ASN selain yang dimaksud pada tingkat B dan tingkat C. (2)Tingkat Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Ill yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. () (2) (3) (4) (5) (6) Q) (2) Pasal 20 Walikota, Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN /pegawai lainnya serta Orang Pribadi di lingkungan Pemerintah Daerah yang akan melakukan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dikoordinasikan oleh Perangkat Daerah yang menangani kerja sama luar negeri. Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dilakukan dalam rangka: kerja sama Daerah dengan pihak luar negeri; studi banding; seminar/loka karya/konferensi atau sejenisnya; promosi potensi Daerah; kunjungan persahabatan / kebudayaan; pertemuan internasional; dan penandatanganan perjanjian internasional, Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan sangat selektif untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan peningkatan kerja sama luar negeri. Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dilakukan antara lain: a. terjadi bencana alam; b. terjadi bencana sosial; ¢. pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan DPR! d. pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden; dan ¢. pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Hasil Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja Pemerintah Daerah atau Pemerintah Daerah atau Pemerintah Pusat. Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapat pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Roeaege Pasal 21 Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri yang dilakukan secara rombongan berjumlah paling banyak 5 (lima) orang termasuk pimpinan rombongan. Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri secara rombongan dapat dilakukan lebih dari 5 (lima) orang dalam hi a. perundingan dalam rangka kerja sama dengan pihak luar negeri; dan/atau b. delegasi kesenian dalam rangka promosi potensi Daerah. Pasal 22 Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dengan jumlah peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 pelaksanaannya dapat dilakukan dengan kerja sama_pihak ketiga. Pasal 23 Jangka waktu pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pergi-pulang, paling lama 7 (tujuh) hari kalender, kecuali untuk keperluan yang sifatnya khusus. Pasal 24 (1) Waktu perjalanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pergi-pulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 meliputi: a. waktu yang digunakan oleh moda transportasi; b. waktu transit; dan /atau ! c. waktu tempuh dari bandara/stasiun/pelabuhan/ terminal bus ke tempat tujuan di luar negeri dan/atau kembali ke tempat bertolak di dalam negeri/tempat kedudukan. (2) Lamanya waktu transit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dihitung sebagai waktu perjalanan apabila diperlukan transit. (3) Perhitungan waktu perjalanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pergi-pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. lama perjalanan 1 (satu) sampai dengan 24 (dua puluh empat) jam dihitung 1 (satu) hari; b. lama perjalanan 25 (dua puluh lima) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) jam dihitung 2 (dua) hari; dan c. lama perjalanan 49 (empat puluh sembilan) sampai dengan 72 (tujun puluh dua) jam dihitung 3 (tiga) hari. Bagian Kedua Dokumen Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri Pasal 25 (1) Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN, serta Orang Pribadi yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri untuk kepentingan Pemerintah Daerah harus memiliki dokumen administrasi Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri (2) Dokumen administrasi Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. surat persetujuan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri; b. paspor dinas (service passport) yang diterbitkan oleh instansi berwenang; cc. exit permit; dan d. Visa. (3) Dokumen administrasi Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dalam rangka kerja sama Daerah dengan pihak luar negeri dan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dalam rangka penandatanganan perjanjian _internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a dan huruf g, ditambah dengan naskah kerja sama berupa Letter Of Intent (LOI) dan Memorandum of Understanding (MoU), surat kuasa penuh dalam rangka kerja sama dari Kementerian Luar Negeri dan surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di Negara Tujuan. (4) Dokumen administrasi Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dalam rangka promosi potensi Daerah dan kunjungan —_persahabatan/kebudayaan __sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf d dan huruf e, ditambah dengan surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di Negara tujuan, Pasal 26 Surat persetujuan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf a berdasarkan surat rekomendasi: Menteri Dalam Negeri; Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri; Direktur Jenderal Otonomi Daerah; Sekretaris Direktorat Jenderal Otonomi Daerah; atau Kepala Pusat Fasilitasi Kerja Sama. a, b, « d, e. Bagian Ketiga Pembiayaan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri Pasal 27 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri terdiri atas komponen sebagai berikut a. biaya transportasi; b. uang harian; dan / atau c. biaya asuransi perjalanan. () (2) (3) Pasal 28 Biaya transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 hurufa dibayarkan sesuai dengan biaya riil, terdiri atas: a. a0 biaya transportasi dalam rangka Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri termasuk biaya transportasi ke terminal bus/stasiun/bandar udara/pelabuhan dan biaya transportasi dari terminal bus/stasiun/bandar udara/pelabuhan; airport tax dan retribusi yang dipungut di terminal bus/stasiun/bandar udara/pelabuhan keberangkatan dan kepulangan; biaya aplikasi visa; dan biaya lainnya dalam rangka melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sepanjang dipersyaratkan di Negara penerima. Klasifikasi moda transportasi untuk pelaksana SPPD Luar Negeri berpedoman pada Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Satuan Biaya Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri, tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 29 (1) Uang harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b diberikan secara Lumpsum, terdiri atas: a. biaya penginapan; b. uang makan; c. wang saku; dan d. wang transportasi lokal. (2) Uang harian sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 huruf b diberikan juga untuk waktu perjalanan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3) paling tinggi sebesar 40% (empat puluh persen) dari tarif uang harian. (3) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sebesar 100% (seratus persen} dari tarif uang harian dalam hal: a. diperlukan penginapan pada waktu transit yang tidak ditanggung oleh penyedia moda transportasi; dan/atau b. diperlukan penginapan setibanya di tempat tujuan di luar negeri (4) Besaran uang harian Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri, tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini Pasal 30 (1) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 hurufc terdiri atas: a. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya asuransi perjalanan selama dalam moda transportasi yang termasuk dalam harga tiket moda transportasi yang digunakan; b. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya Kesehatan selama melaksanakan tugas Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri; dan/atau c. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya asuransi perjalanan selama dalam moda transportasi dan biaya kesehatan selama melaksanakan tugas Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri. (2) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat dibayarkan dengan ketentuan dalam hal biaya asuransi perjalanan menjadi satu kesatuan dalam harga tiket moda transportasi. (3) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dibayarkan dengan ketentuan: a. pelaksana SPPD tidak memiliki asuransi kesehatan atau sejenisnya yang berlaku di dalam dan di luar negeri serta dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. sesuai jangka waktu pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana tercantum dalam SPPD; dan c. klasifikasi asuransi perjalanan sesuai dengan tingkat Perjalan Dinas Jabatan Luar Negeri. (4) (5) (6) (1) (2) (3) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat dibayarkan dengan ketentuan: a. memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3); dan b. belum diberikan asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b. Klasifikasi asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan pada rincian biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran | yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini Pasal 31 Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 tercantum dalam Lampiran VII merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri untuk biaya transportasi dan biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a dan huruf ¢ dibayarkan secara rill. Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri untuk uang harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b dibayarkan secara Lumpsum. Pasal 32 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri_yang pembiayaannya menjadi beban Pemerintah Pusat dan/atau instansi/lembaga lainnya, maka pejabat yang diperintahkan melakukan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri tidak dapat diberikan biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 33 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri tidak dapat dibiayai oleh pihak swasta, kecuali ditetapkan dalam dokumen pendukung. Pasal 34 (1) Vang harian untuk Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri yang bersifat rombongan dan tidak terpisahkan, dapat ditetapkan mengikuti salah satu golongan uang herian yang memungkinkan pelaksana Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri menginap dalam 1 (satu) tempat penginapan yang sama. (2) Dalam hal uang harian bagi pelaksana Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri yang ditetapkan tidak memungkinkan mereka menginap dalam 1 (satu) tempat penginapan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai berikut: a. masing-masing tingkat yang lebih rendah dapat dinaikan 1 (satu) tingkat di atasnya; atau b. dalam dalam hal wang harian untuk tingkat sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak mencukupi, uang harian dapat dinaikan melebihi 1 (satu) tingkat di atasnya. BAB IV ‘TATA CARA PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN Bagian Kesatu Penerbitan Surat Perintah Tugas dan SPPD Pasal 35 (1) Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN, Pegawai Tidak Tetap serta Orang Pribadi yang akan melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri dan Luar Negeri wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan dan/atau perintah dari Pejabat Yang Berwenang, (2) Persetujuan perintah dari Pejabat Yang Berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk SPT dan SPPD dari Pejabat Yang Berwenang (3) Format SPT dan SPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran VIII dan Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini (4) Perjalanan Dinas Jabatan oleh pelaksana SPPD dilakukan sesuai perintah atasan pelaksana SPPD yang tertuang dalam SPT. (5) Walikota/Wakil Walikota dalam acara kenegaraan dan/atau acara resmi serta pada acara tertentu dapat didampingi istri/suami. Pasal 36 (1) Pejabat Yang Berwenang memberikan SPT dan menerbitkan SPPD terdiri dari a. Walikota untuk: 1. Walikota; 2. Wakil Walikota; dan 3. Sekretaris Daerah, b, Ketua DPRD atau yang dikuasakan untuk: 1. Ketua DPRD; 2. Wakil Ketua DPRD; dan 3. Anggota DPRD. ¢. Sekretaris Daerah atau yang dikuasakan untuk: 1. Asisten Sekretaris Daerah; 2. Staf Abli; 3. Sekretaris DPRD; 4. Inspektur; 5. Kepala Dinas Daerah; 6. Kepala Badan Daerah; 7. 8 As i Direktur; dan Camat. sisten untuk : Kepala Bagian; dan 2, staf bawahannya di Lingkungan Sekretariat Daerah. e. Sekretaris DPRD, Inspektur, Kepala Dinas Daerah, Kepala Badan Daerah, Kepala Unit Pelaksana Teknis, untuk: staf bawahannya; Kelompok Abli ; Kelompok Ahli DPRD; dan Pejabat Fungsional serta orang pribadi sesuai dengan maksud dan tujuan perjalanan di lingkungannya masing masing; Direktur Rumah Sakit untuk: 1. Wakil Direktur; dan 2. Pejabat Fungsional serta staf dan Orang Pribadi. Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga untuk: 1. Kepala Sekolah; 2. Guru; dan 3. _ staf di Sekolah. (2) Penandatanganan SPPD tiba kembali dilaksanakan oleh: a. Kepala Bagian Humas dan Protokol untuk: 1. Walikota; 2. Wakil Walikota; 3. Sekretaris Daerah; 4. Asisten Sekretaris Daerah; 5. Staf Ahli; 6 7. one cy Kepala Bagian; dan staf bawahannya di lingkungan Sekretariat Daerah. b. Sekretaris DPRD untuk: 1. Pimpinan DPRD; dan 2. Anggota DPRD c. Sekretaris pada masing-masing Perangkat Daerah untuk: 1. Inspektur; 2. Kepala Badan Daerah; 3. Kepala Dinas Daerah; 4. Camat; dan 5. staf bawahannya. d. Wakil Direktur Administrasi Umum untuk: 1. Direktur; dan 2. staf bawahannya. e. Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD untuk: 1. Sekretaris DPRD; dan 2. staf bawahannya. f. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sekolah untuk: 1. Kepala Sekolah; 2. Guru; dan 3. staf di Sekolah. Pasal 37 (1) SPT dan SPPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) dapat didelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk. (2) Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pejabat_—setingkat —_dibawahnya/Pejabat pelaksana tugas/Pejabat pelaksana harian. (3) Pendelegasian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam bentuk surat penugasan. Pasal 38 SPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) paling sedikit memuat: a. pemberi tugas; b. pelaksana tugas; c. uraian tugas; d. sumber pembiayaan; e. waktu perjalanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pergi-pulang; f, waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas; g. tempat pelaksanaan tugas; h, target kinerja atau hasil yang akan dicapai; dan i, kewajiban untuk menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Pejabat penerbit SPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Pasal 39 (1) Dalam SPPD tidak boleh ada tanda penghapusan atau coretan dalam tulisan. (2) Pada ayat (1) tidak boleh ada coretan dan pada ayat (2) mengatur coretan yang dibubuhi paraf dari pejabat yang berwenang Pasal 40 (1) Penghitungan besaran jumlah biaya Perjalanan Dinas Jabatan dicatat secara terperinci dalam lampiran SPPD. (2) Pembebanan pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dicantumkan pada lampiran SPPD, bukti tanda terima uang Perjalanan Dinas Jabatan dalam bentuk kuitansi dibubuhi tanda tangan Bendahara Pengeluaran bersangkutan seria tanda tangan yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan. (3) Perhitungan jumlah lamanya hari Perjalanan Dinas Jabatan dalam SPPD dicantumkan: a. tanggal berangkat dari tempat kedudukan/tempat berada dan ditandatangani oleh Pejabat Yang Berwenang; b.tanggal tiba dan berangkat di/dari tempat tujuan dan ditandatangani oleh Pejabat di tempat yang dituju; dan c.tanggal tiba kembali di tempat kedudukan dan ditandatangani Pejabat Yang Berwenang, (3) (1) (2) 4) QQ) Pasal 41 Pejabat yang memberikan SPT bertanggungjawab atas cfisiensi, efektivitas dan ekonomis terhadap pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan. Pejabat yang memberikan SPT, menerbitkan SPPD, dan yang melakukan Perjalanan =‘ Dinas_~—Jabatan bertanggungjawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh Pemerintah Daerah sebagai akibat dari kesalahan, kelalaian atau kealpaan. ‘Terhadap kesalahan, kelalaian dan kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenakan sanksi berupa: a. tuntutan ganti kerugian Daerah scsuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan b, hukuman administratif dan sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Pasal 42 Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri untuk mengikuti rapat, seminar, koordinasi, konsultasi dan sejenisnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dapat dilaksanakan dengan pembiayaan yang ditanggung oleh panitia penyelenggara. Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri untuk mengikuti rapat, seminar, dan — sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh panitia penyelenggara, biaya Perjalanan Dinas Jabatan dimaksud tidak dibebankan pada DPA-SKPD/DPPA-SKPD pelaksanan SPPD. Panitia penyelenggara _menyampaikan _pemberitahuan mengenai pembebanan biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam surat/undangan mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya. Uang harian biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini Bagian Kedua ‘Tata Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri Pasal 43 Walikota mengajukan surat permohonan izin Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri kepada Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri melalui Gubernur Provinsi Bali sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk: a. Walikota/Wakil Walikota; b. Pimpinan dan Anggota DPRD; dan c. ASN, (2) (3) a) (3) QQ) (2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan melampirkan dokumen yang meliputi: a. surat undangan; b. Kerangka Acuan Kerja (KAK); c. fotokopi DPA atau DPPA yang disahkan oleh Pejabat Yang Berwenang; dan/atau d. surat keterangan pendanaan. Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat antara lain: nama, nomor induk pegawai dan jabatan bagi PNS; nama dan profesi bagi Orang Pribadi; tujuan kegiatan; manfaat Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri; Negara dan Kota yang dituju; agenda; waktu pelaksanaan; dan sumber pembiayaan. pr oenogp Pasal 44 Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 dilengkapi dengan dokumen pendukung, Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN serta Orang Pribadi yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh Daerah, sebagai akibat dari kesalahan/kelalaian atau kealpaan yang bersangkutan dalam hubungan dengan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri. Pasal 45 Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri harus melapor ke perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk mendapat pengesahan Dalam hal wilayah tujuan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri tidak terdapat perwakilan Republik Indonesia, Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN, serta Orang Pribadi yang melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri harus mendapat pengesahan dari Pejabat setempat yang berwenang. BAB V PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS Pasal 46 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan dibebankan pada DPA- SKPD/DPPA-SKPD penerbit SPPD. QQ) (2) Q) (2) (3) () (2) a) (2) io) Pasal 47 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan dibayarkan sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dilaksanakan. Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan harus segera dilaksanakan, biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibayarkan setelah Perjalanan Dinas Jabatan selesai dilaksanakan. Pasal 48 Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan diberikan dalam batas pagu anggaran yang tersedia dalam DPA- SKPD/DPPA-SKPD satuan kerja berkenaan. Pembayaran biaya Perjalan Dinas Jabatan kepada pelaksana SPPD paling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum Perjalanan Dinas Jabatan dilaksanakan. Pada akhir tahun anggaran, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat melebihi 5 (lima) hari kerja menyesuaikan dengan ketentuan yang mengatur mengenai kebijakan menghadapi akhir tahun anggaran. Pasal 49 Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan melalui mekanisme UP dan/atau mekanisme LS. Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dengan mekanisme LS dilakukan melalui: a. perikatan dengan penyedia jasa; b, Bendahara Pengeluaran; atau c. pelaksana SPPD. Pasal 50 Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dengan mekanisme UP dilakukan dengan memberikan uang muka kepada pelaksana SPPD oleh Bendahara Pengeluaran. Pemberian uang muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan persetujuan pemberian wang muka dari PPK dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. SPT; b. fotokopi SPPD; c. kuitansi tanda terima uang muka; dan d. rincian perkiraan biaya Perjalanan Dinas Jabatan. Pasal 51 Penyedia jasa untuk pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dapat berupa event organizer, biro jasa perjalanan, perusahaan jasa transportasi, dan perusahaan jasa perhotelan/penginapan. Penetapan penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan yang mengatur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dapat dilaksanakan dengan perikatan meliputi biaya transport termasuk pembelian/pengadaan tiket dan/atau biaya penginapan. Pasal 52 (1) Kontrak/perjanjian dengan penyedia jasa dapat dilakukan untuk 1 (satu) paket kegiatan atau untuk kebutuhan periode tertentu. (2) Nilai satuan harga dalam kontrak/perjanjian tidak diperkenankan melebihi tarif tiket resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa_transportasi atau —_tarif hotel/penginapan resmi yang dikeluarkan oleh penyedia jasa hotel / penginapan. Pasal 53 (1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan kepada penyedia jasa didasarkan atas prestasi kerja yang telah diselesaikan sebagaimana diatur dalam kontrak/perjanjian. (2) Atas dasar prestasi kerja yang telah diselesaikan, penyedia jasa mengajukan tagihan kepada PPK. Pasal 54 Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dengan mekanisme LS dilakukan melalui transfer dari kas Daerah ke pihak ketiga atau pelaksana SPPD. Pasal 55 (1) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri melebihi jumlah hari yang ditetapkan dalam SPT/SPPD, dapat diberikan tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam kota. (2) Tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dimintakan kepada PA/KPA untuk mendapat persetujuan, dengan melampirkan dokumen berupa: a. surat keterangan _kesalahan/kelalaian dari Syahbandar/ Kepala Bandara/perusahaan Jasa Transportasi; b. surat keterangan perpanjangan tugas dari pemberi tugas; dan/atau c. surat Pernyataan dari pelaksana SPPD yang menyatakan jumlah hari Perjalanan Dinas Jabatan melebihi jumlah hari yang ditetapkan dalam SPT/SPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akibat bencana alam/ force majeure. (3) Berdasarkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PA/KPA membebankan biaya tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam kota pada DPA-SKPD/DPPA-SKPD berkenaan. (4) Tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat dipertimbangkan untuk Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf e dan huruf f. (Q (2) (3) (4) (6) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas Jabatan kurang dari jumlah hari yang ditetapkan dalam SPPD, pelaksana SPPD harus mengembalikan kelebihan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam kota yang telah diterimanya kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu. BAB VI PEMBATALAN PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 56 Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan tidak dapat dilaksanakan karena alasan tertentu, dapat dilakukan pembatalan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Pembatalan untuk Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan surat pernyataan pembatalan yang diterbitkan oleh Pejabat yang menerbitkan SPT. Pembatalan Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam hal: a. adanya keperluan dinas jabatan lain yang sangat mendesak/penting dan tidak dapat ditunda; dan/atau b. sebab lainnya yang disertai dengan dokumen pendukung yang relevan dengan alasan pembatalan. Biaya yang timbul atas pembatalan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibebankan pada DPA-SKPD/DPPA-SKPD. Dalam pembebanan biaya pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk Perjalanan Dinas Jabatan, pelaksana SPPD menyampaikan dokumen kepada PPK sebagai berikut: a.surat pernyataan pembatalan tugas Perjalanan Dinas Jabatan oleh Pejabat Yang Berwenang menerbitkan SPT, yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini; b.dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan atas dasar undangan dari pihak lain, surat pernyataan pembatalan tugas Perjalanan Dinas Jabatan dilampirkan dengan surat undangan atau surat pemberitahuan pembatalan dari pihak pengundang; c.dalam hal pembatalan Perjalanan Dinas Jabatan atas sebab lainnya, surat pernyataan pembatalan tugas Perjalanan Dinas Jabatan dilampirkan dengan dokumen pendukung yang relevan; d.surat pernyataan pembebanan biaya pembatalan Perjalanan Dinas Jabatan yang ditandatangani oleh PPK, yang dibuat sesuai format yang ditentukan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini; dan ©. pernyataan/tanda bukti besaran biaya pembatalan yang disahan oleh PPK. Pasal 57 Biaya pembatalan yang dapat dibebankan pada DPA-SKPD/DPPA- SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (4), meliputi: a. sebagian atau seluruh biaya tiket transportasi yang tidak dapat dikembalikan/refund atau biaya pembatalan tiket transportasi; b. sebagian atau seluruh biaya penginapan yang tidak dapat dikembalikan/ refund atau biaya pembatalan penginapan; c. biaya aplikasi visa; dan/atau d. biaya lainnya dalam rangka melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan sepanjang di persyaratkan. BAB VII PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 58 Pelaksana SPPD menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan, berupa: a. laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan; dan b. pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan Pasal 59 Pihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan dari harga sebenarnya dan/atau melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan rangkap dalam pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Jabatan yang berakibat pada kerugian Daerah, bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh tindakan yang dilakukan. Bagian Kesatu Pelaporan dan Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Pasal 60 (1) Dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri dilaksanakan, pelaksana SPPD secepatnya melaporkan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan disampaikan kepada Pemberi Tugas/PA/KPA. (2) Laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf a meliputi: a. laporan pelaksanaan kegiatan untuk Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang dilakukan untuk kepentingan Pemerintah Daerah; b. hasil diagnosis dari tim medis atau rumah sakit untuk Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang dilakukan untuk keperluan mendapatkan pengobatan di luar Daerah; ¢, surat keterangan penjemputan dan pengantaran jenazah untuk Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang dilakukan untuk keperluan menjemput atau mengantar jenazah Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan/Anggota DPRD, ASN yang meninggal dunia karena menjalankan tugas dinas jabatan (3) a) (2) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf b untuk Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri dengan melampirkan dokumen berupa: a. SPT yang sah dari Pejabat Yang Berwenang; b. SPPD yang telah ditandatangani oleh PA/KPA dan Pejabat di tempat pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan Perjalanan Dinas Jabatan; c. kuitansi/bukti penerimaan uang sesuai jumlah hari yang digunakan untuk melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan; d. bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transportasi, terdiri atas: 1. bukti pembelian tiket transportasi; 2. boarding pass, airport tax, dan/ atau 3. bukti pembayaran biaya transportasi lainnya yang berkaitan dengan biaya transportasi ©. bukti pengeluaran yang sah untuk biaya akomodasi untuk tempat menginap selama melakukan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri berupa bill/kuitansi hotel/ penginapan atau bukti pembayaran lainnya seperti pembelian/pembayaran melalui travel «= dan pembelian/pembayaran online; {, daftar pengeluaran riil yang ditandatangani oleh Pelaksana SPPD dan PPK dalam hal bukti pengeluaran untuk biaya transportasi tidak diperoleh, yang dibuat sesuai format tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini; g. sewa kendaraan dalam kota atau sewa kendaraan ke luar kota, apabila menggunakan sewa kendaraan dilengkapi dengan bukti pembayaran yang sah untuk, angkutan dari/ke bandara ditempat kedudukan dan ditempat tujuan berupa kuitansi atau _bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; dan h. kuitansi/bukti pengeluaran yang sah untuk uang representasi; dan i, dalam hal bukti pengeluaran transportasi dan/atau akomodasi sebagaimana dimaksud huruf d, dan huruf ¢ tidak diperoleh, pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan dapat hanya menggunakan’ daftar pengeluaran riil sebagaimana dimaksud pada huruf f. Pasal 61 PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh _bukti pengeluaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya yang tercantum dalam daftar pengeluaran riil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3) huruf f. (3) (4) (a) (2) () PPK mengesahkan bukti pengeluaran _sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu sebagai pertanggungjawaban UP atau bukti pengesahan Surat Permintaan Membayar/Surat Permintaan Pencairan Dana (SPM/SP2D) LS Perjalanan Dinas Jabatan. Perhitungan Rampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran | yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Bagian Kedua Pelaporan Dan Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri Pasal 62 Dalam Waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak kedatangan di Indonesia setelah Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dilaksanakan, pelaksana SPT, secepatnya melaporkan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Walikota, dan PA. Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN dapat melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri berikutnya setelah menyelesaikan seluruh kewajiban pelaporan. Pasal 63 Laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf a berupa laporan pelaksanaan kegiatan untuk Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri yang dilakukan untuk kepentingan Pemerintah Daerah; Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 untuk Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri dengan melampirkan dokumen berupa: a. SPPD yang ditangani oleh pihak yang berwenang di tempat tujuan di luar negeri; b, surat pernyataan dari pelaksana SPPD dalam hal tidak diperoleh tanda tangan dari pihak yang berwenang menandatangani SPPD sebagaimana dimaksud pada huruf a; c, kuitansi/bukti penerimaan uang harian sesuai jumlah hari yang digunakan untuk melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri; d. bulkti pengeluaran yang sah untuk biaya transportasi, terdiri atas: 1. bukti pembelian tiket transportasi dan/atau bukti pembayaran moda transportasi lainnya; dan 2. boarding pass, airport tax, pembuatan visa dan retribusi. e. daftar pengeluaran riil yang ditandatangani oleh pelaksana SPPD dan PPK dalam hal bukti pengeluaran untuk biaya transportasi tidak diperoleh. Qa) (2) (3) (4) Q) (2) (3) (4) (6) Pasal 64 PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh bukti pengeluaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan Luar Negeri, PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya yang tercantum dalam bukti pengeluaran dan daftar pengeluaran riil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) hurufe. PPK mengesahkan seluruh bukti pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bukti pengeluaran yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai: a. pertanggungjawaban UP/Tambahan Uang Persediaan (TUP) bagi Bendahara Pengeluaran; dan/atau b. pertanggungjawaban Surat Permintaan Pembayaran / Surat Perintah Membayar LS. BAB VIII KELEBIHAN / KEKURANGAN PEMBAYARAN PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 65 Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang diterima melebihi biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang seharusnya dipertanggungjawabkan, pelaksana SPPD menyetorkan kelebihan pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan. Penyetoran kelebihan pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a. kelebihan atas pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan melalui mekanisme LS, disetorkan ke Kas Daerah melalui PPK; atau b. kelebihan atas pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan melalui mekanisme UP, disetorkan ke Bendahara Pengeluaran. Penyetor kelebihan pembayaran scbagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan dengan menggunakan: a. Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) untuk tahun anggaran berjalan; atau b. Surat Setoran Bukan Pajak (SSPB) untuk tahun anggaran sebelumnya, Pelaksanaan SPPD dapat mengajukan permintaan pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan, dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang diterima kurang dari biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang scharusnya dipertanggungjawabkan. Permintaan Pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan mengajukan permintaan persetujuan pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan kepada PPK Pembayaran atas permintaan kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan melalui mekanisme UP atau LS. Q) (2) (3) (4) Q) (2) (3) BAB IX PENGENDALIAN INTERNAL Pasal 66 Inspektorat Daerah menyelenggarakan _ pengendalian internal terhadap pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan. Pengendalian internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi: a. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP); b. penyusunan rencana kerja/proposal/term of reference/ telaahan staf dan rincian anggaran belanja; c. pengawasan penerbitan SPT; d. pengawasan —pertanggungjawaban _pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan. Rencana kerja/proposal term of reference / telaahan staf dan rincian anggaran belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disusun oleh penanggung jawab kegiatan atau pelaksana Perjalanan Dinas Jabatan. Rencana kerja/proposal term of reference / telaahan staf dan rincian anggaran belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit memuat: a. latar belakang; b. tujuan; c. kinerja yang akan dihasilkan; d. bentuk pertanggungjawaban kinerja; ¢. personel yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan; f. jumlah hari pelaksanaan; dan g. rincian anggaran biaya. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 67 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan tidak dapat dibebankan apabila terdapat: a. bukti pengeluaran/dokumen yang palsu; b. melebihi tarif tiket/biaya penginapan resmi (mark up); c. pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan rangkap pada waktu yang sama; dan /atau d. pelaksanaan dan pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan mengenai Perjalanan Dinas Jabatan, Untuk memonitoring pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan, masing-masing Perangkat Daerah menyusun monitoring pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan, dan monitoring penerbitan SPT. Monitoring pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dan monitoring penerbitan SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 68 (1) Pejabat penerbit SPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) dapat memerintahkan pihak lain di luar Walikota/Wakil Walikota/ Pimpinan DPRD/Anggota DPRD/ASN untuk melakukan Perjalanan Dinas Jabatan. (2) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan untuk kepentingan Daerah, sebelum melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan, dilakukan penyetaraan tingkat biaya Perjalanan Dinas Jabatan. (3) Penyetaraan tingkat biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah dan atas persetujuan PA/KPA, sesuai dengan tingkat pendidikan/kepatuhan/ profesi/ tugas yang bersangkutan. (4) Khusus untuk istri/suami Walikota/Wakil Walikota, tingkat Perjalanan Dinas Jabatannya disesuaikan dengan tingkat Perjalanan Dinas Jabatan suami/istri Walikota/Wakil Walikota yang bersangkutan. (5) Waliketa/Wakil Walikota yang dalam waktu bersamaan mengajak istri/suami melaiukan Perjalanan Dinas Jabatan menggunakan fasilitas hotel bersama. (6) Khusus untuk staf pendamping Walikota/Wakil Walikota mendapat tempat penginapan yang sama dengan kelas yang berbeda, (7) Staf pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disesuaikan dengan kebutuhan Walikota/Wakil Walikota dimaksud. (8) Tata cara pembayaran dan pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan bagi pihak lain yang dilibatkan dalam Perjalanan Dinas Jabatan, berpedoman pada tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota ini. (9) PNS Golongan I dapat melakukan Perjalanan Dinas Jabatan dalam hal mendesak/khusus, apabila tenaga teknis tidak diperoleh pada Perangkat Daerah yang bersangkutan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 69 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Nomor 37 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar (Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 Nomor 37) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 70 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Denpasar. Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 12 Maret 2021 ¢ WALIKOTA DENPASAR, All GUST! NGURAH | AYA NEGARA. Diundangkan di Denpasar pada tanggal 12 Maret 2021 PENJABAT SEKRETARIS DAERAH KQ?4 DENPASAR, I MADE TOYA. BERITA DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2021 NOMOR 9 LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2021 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DILINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI Lampiran SPPD Nomor : Tangeal a PERINCIAN BIAYA a [_JUMLAH KETERANGAN 1, 2. 3. la. 5. 6. | 7. 8. JUMLAH: Rp. Terbilang Denpasar, tanggal, bulan, tahun ‘Telah dibayar sejumlah Telah menerima jumlah uang sebesar Rp... Rp..... Bendahara Pengeluaran Yang Menerima, Riscrencancnserisienascianevanent — NIP. NIP. PERHITUNGAN SPPD RAMPUNG Ditetapkan sejumlah Yang telah dibayar semula Sisa kurang / lebih Pejabat Pembuat Komitmen (. NIP. RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN LUAR NEGERI Lampiran SPPD Nomor Tanggal No. | PERINCIAN BIAYA JUMLAH KETERANGAN 1. 2. | 3. 4. 5. 6. i, 8. JUMLAH: Rp. Terbilang : 7 Denpaser, tanggal, bulan, tahun Telah dibayar sejumlah Telah menerima jumlah uang sebesar Rp. Rp. Bendahara Pengeluaran Yang Menerima, ( i & NIP. NIP. PERHITUNGAN SPPD RAMPUNG Ditetapkan sejumlah Yang telah dibayar semula Sisa kurang / lebih Pejabat Pembuat Komitmen KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI MELEWATI BATAS KOTA | Jenis Perjalanan Dinas Uang Biaya Biaya Jumlah Biaya Jabatan Harian Pengina| Transpor | Hari yang | Pemetian pan | Pegawai | Dibayarka| dan n Angkutan Jenazah a. Perjalanan Dinas Jabatan V Vv a Maksimal dalam rangka 3 (tiga) pelaksanaan tugas dan hari / fungsi yang melekat pada Sesuai jabatan Penugasan b. Perjalanan Dinas Jabatan| V1) Vi) vi) Maksimal untuk mengikuti rapat, 3 (tiga) seminar dan sejenisnya hari / Sesuai Penugasan ©. Perjalanan Dinas Jabatan| V 7 q Sesuai untuk menghadap Majelis penugasan Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan dan/atau mendapat pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji | Kesehatan Pegawai Negeri dan/atau _ memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu Karena melakukan tugas | d. Perjalanan Dinas Jabatan Vv v ag Maksimal mengikuti dan / atau | 3 (tiga) melaksanakan pameran hari / dan promosi Sesuai Penugasan ¢. Perjalanan Dinas Jabatan voy Vv v Maksimal Vv untuk 3 (tiga) menjemput/mengantarkan hari ke tempat pemakaman jenazah — Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD dan ASN yang meninggal dunia dalam melakukan Perjalanan Dinas Jabatan ‘Jenis Perjalanan Dinas Jabatan f. Perjalanan Dinas Jabatan untuk menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah — Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD dan ASN yang meninggal dunia dari tempat kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman Uang | Biaya Biaya Jumlah Harian Pengina Transpor | Hari yang pan Pegawai | Dibayarka n v Vv v Maksimal 3 (tiga) hari Biaya Pemetian Angkutan Jenazah Keterangan: 1. Vl); Rineian biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri scbagaimana tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. 2. ¥* ; Untuk Perjalanan Dinas Jabatan melewati batas kota namun masih dalam wilayah Provinsi Bali, biaya transport pegawai diberikan selama tidak terdapat kendaraan dinas dan dilengkapi dengan surat pernyataan dari pejabat yang berwenang tidak terdapat kendaraan dinas, Surat pernyataan scbagaimana dimaksud terdapat pada Lampiran II. 3. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf e dan huruf f: uang harian, biaya transport pegawai/keluarga, dan biaya penginapan diberikan paling banyak untuk 4 (empat) orang. F WALIKOTA DENPASAR, ~AK I GUSTI NGURAH JAYA NEGARA LAMPIRAN IL PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2021 TENTANG PERJALANAN _DINAS. JABATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH 1. UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI PROVINSI TUJUAN | SATUAN | UANG HARIAN ACEH OH Rp360.000,00 SUMATERA UTARA | OH Rp370.000,00 RIAU ‘OH Rp370,000,00 KEPULAUAN RIAU___| OH Rp370.000,00 JAMBI OH Rp370.000,00 SUMATBRA BARAT | OH Rp380.000,00 SUMATERA SELATAN Rp380.000,00 LAMPUNG Rp380.000,00 BENGKULU _ __| é Rp380.000,00 _ BANGKA BELITUNG Rp410.000,00 BANTEN =| OH, Rp370.000,00 | JAWA BARAT OH Rp430.000,00 D.K.L. JAKARTA ‘OH Rp530.000,00 JAWA TENGAH OH Rp370.000,00 D.L YOGYAKARTA | OH Rp420.000,00 JAWA TIMUR OH Rp410.000,00 BALL | 0H Rp480.000,00 NUSATENGGARA | OH Rp440.000,00 BARAT 19. NUSA TENGGARA | OH Rp430.000,00 TIMUR, 20. | KALIMANTAN BARAT | OF Rp380.000,00 21. | KALIMANTAN OH ‘Rp360.000,00 TENGAH 22. | KALIMANTAN OF Rp380.000,00 | SELATAN 23. | KALIMANTAN TIMUR | OH Rp430.000,00 24. | KALIMANTAN UTARA | OH Rp430.000,00 25. | SULAWESI UTARA _| OH Rp370.000,00 26. | GORONTALO OH Rp370.000,00 27. | SULAWESI BARAT | OH Rp410.000,00 28. | SULAWESI SELATAN | OH Rp430.000,00 29. | SULAWESI TENGAH __| OH Rp370.000,00 30. | SULAWESI OH Rp380.000,00 | TENGGARA 31, | MALUKU OH Rp380,000,00 (32. MALUKU UTARA. ‘OH Rp430.000,00 33. | PAPUA ‘OH Rp580.000,00 34. | PAPUA BARAT ‘OH Rp480.000,00 2. TINGKAT DAN KLASIFIKASI MODA TRANSPORTASI PERJALANAN DINAS. JABATAN DALAM NEGERI No | JABATAN ‘TINGKAT KLASIFIKASI MODA TRANSPORTASI Pesawat Kapal Kereta Lainnya Udara Laut _Api/Bus 1 | Walikota /Wakil Walikota dan Pimpinan DPRD A Bisnis | VIP/Kela | Special | Sesuai slA Eksekutif | Kenyataan 2 | Anggota DPRD/ Pejabat Eseclon II dan Pejabat lainnya yang setara B Ekonomi | Kelas IB | Eksckutif | Sesuai Kenyataan 3 ASN selain yang dimaksud pada tingkat perjalanan dinas B CE Ekonomi | Kelas II | Ekselutif | Sesuai A Kenyataan 3. SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI PERGI PULANG (PP) KOTA SATUAN BIAYA TIKET NO ASAL TUJUAN | ‘BISNIS EKONOMI 1. JAKARTA AMBON ____[Rp13.285.000,00 | Rp7.081.000,00 2. | JAKARTA BALIKPAPAN Rp?.412.000,00 | _Rp3.797.000,00 3. | JAKARTA BANDA ACEH Rp7.519.000,00 | Rp4.492.000,00 (4. JAKARTA BANDAR LAMPUNG | Rp2.407.000,00 | Rp1.583.000,00 5. | JAKARTA BANJARMASIN | Rp5.252.000,00 | Rp2.995.000,00 | 6. | JAKARTA BATAM Rp4.867.000,00 | Rp2.888.000,00 7.__| JAKARTA BENGKULU Rp4.364.000,00 | Rp2.621.000,00 8. | JAKARTA BIAK Rp14.065.000,00 | Rp7.519.000,00 9. [JAKARTA DENPASAR Rp5.305.000,00 | _Rp3.262.000,00 10. | JAKARTA ‘GORONTALO Rp7.231.000,00 | Rp4.824.000,00 11. | JAKARTA JAMBI Rp4.065.000,00 | Rp2.460.000,00 12.__| JAKARTA JAYAPURA Rp14.568.000,00 | Rp8.193.000,00 13. [ JAKARTA YOGYAKARTA Rp4.107.000,00 | Rp2.268.000,00 14. [ JAKARTA KENDARI Rp7.658.000,00 | Rp4.182.000,00 15.__[ JAKARTA KUPANG Rp9.413.000,00 | Rp5.081.000,00 16._| JAKARTA MAKASSAR Rp7.444.000,00 | Rp3.829.000,00 17. [JAKARTA MALANG Rp4.599.000,00 | Rp2.695.000,00 18._| JAKARTA MAMUJU Rp7.295.000,00 | “Rp4.867.000,00 19. | JAKARTA MANADO Rp10.824.000,00 | Rp5.102.000,00 20, | JAKARTA MANOKWARI Rp16.226.000,00 | Rp10.824.000,00 21, | JAKARTA MATARAM Rp5.316.000,00 | _Rp3.230.000,00 22. [JAKARTA MEDAN Rp7.252.000,00 | Rp3.808.000,00 23, | JAKARTA PADANG Rp5.530.000,00 | Rp2.952.000,00 24. | JAKARTA PALANGKARAYA Rp4.984.000,00 | Rp2.984.000,00 NO KOTA SATUAN BIAYA TIKET ASAL ‘TUJUAN BISNIS EKONOMI 25. | JAKARTA PALEMBANG Rp3.861.000,00 | Rp2.268.000,00 (26. JAKARTA PALU Rp9.348.000,00 | Rp5.113.000,00 27. | JAKARTA PANGKAL PINANG Rp3.412.000,00 | Rp2.139.000,00 28._| JAKARTA PEKANBARU | RpS.583.000,00 | Rp3.016.000,00 29. | JAKARTA PONTIANAK Rp4.353.000,00 | Rp2.781.000,00 30._| JAKARTA ‘SEMARANG Rp3.861.000,00 | Rp2.182.000,00 31. | JAKARTA SOLO Rp3.861.000,00 | Rp2.342.000,00 32. | JAKARTA ‘SURABAYA Rp5.466.000,00 | Rp2.674.000,00 33.__| JAKARTA _ "TERNATE Rp10.001.000,00 | Rp6.664.000,00 34. | JAKARTA TIMIKA | Rp13.830.000,00 | Rp7.487.000,00 35. | AMBON DENPASAR Rp8.054.000,00 | Rp4.471.000,00 36._| AMBON JAYAPURA Rp7.434.000,00 | Rp4.161.000,00 37. | AMBON KENDARI Rp4.824.000,00 | Rp2.856.000,00 38. | AMBON _ MAKASSAR Rp6.022.000,00 | Rp3.455.000,00 39. [AMBON MANOKWARI Rp5.177.000,00 | Rp3.027.000,00 40. | AMBON PALU Rp6.140.000,00 | Rp3.508.000,00 41. | AMBON SORONG Rp3.637.000,00 | Rp2.257.000,00 42. | AMBON SURABAYA Rp8.803.000,00 | Rp4.845.000,00 43. | AMBON TERNATE Rp4.022.000,00 | Rp2.449.000,00 44. | BALIKPAPAN BANDA ACEH Rp12.739.000,00 | Rp6.749.000,00 45.__| BALIKPAPAN BATAM Rp10.354.000,00 | Rp5.305.000,00 46._| BALIKPAPAN DENPASAR Rp10.739.000,00 | Rp5.648.000,00 47._| BALIKPAPAN JAYAPURA Rp19.071.000,00 | Rp10.086.000,00 48. | BALIKPAPAN YOGYAKARTA Rp9.669.000,00 | Rp4.749.000,00 49. BALIKPAPAN MAKASSAR Rp12.664.000,00 | Rp6.150.000,00 50.__| BALIKPAPAN MANADO Rp15.702.000,00 | Rp7.295.000,00 51. | BALIKPAPAN MEDAN 7 Rp12.493.000,00 | Rp6.140.000,00 52._| BALIKPAPAN PADANG Rp10.942.000,00 | Rp5.369.000,00 | 53.__| BALIKPAPAN PALEMBANG Rp9.445.000,00 | Rp4.749.000,00 54. | BALIKPAPAN PEKANBARU Rp10.996.000,00 | Rp5.423.000,00 55._| BALIKPAPAN 'SEMARANG Rp9.445.000,00 | Rp4.674.000,00 (56. | BALIKPAPAN SOLO Rp9.445.000,00 | Rp4.813.000,00. 57.__| BALIKPAPAN ‘SURABAYA Rp10.889.000,00 | Rp5.113.000,00 58._| BALIKPAPAN TIMIKA Rp18.408.000,00 | Rp9.445.000,00 59. | BANDA ACEH [DENPASAR Rp10.835.000,00 | Rp6.279.000,00 60._| BANDA ACEH JAYAPURA Rp19.167.000,00 | Rp10.717.000,00 61. | BANDA ACEH | YOGYAKARTA Rp9.765.000,0 | Rp5.380.000,00 62._| BANDA ACEH MAKASSAR Rp12.760.000,00 | Rp6.781.000,00 63._ | BANDA ACEH MANADO Rp15.798.000,00 | Rp7.926.000,00 64._| BANDA ACEH PONTIANAK Rp9.990.000,00 | Rp5.840.000,00 65._| BANDA ACEH SEMARANG Rp9.530.000,00 | Rp5.305.000,00 66._| BANDA ACEH SOLO Rp9.530.000,00 | Rp5.444.000,00 67._ | BANDA ACEH SURABAYA Rp10.985.000,00 | Rp5.744.000,00 68. | BANDA ACEH TIMIKA, | Rp18.504.000,00 | Rp10.076,000,00 | 69. | BANDAR LAMPUNG __| BALIKPAPAN Rp8.129.000,00 | Rp4.129.000,00 70.__|[BANDAR LAMPUNG __| BANDA ACEH Rp8.225.000,00 | “Rp4.760.000,00 ("71 [BANDAR LAMPUNG __| BANJARMASIN Rp6.193.000,00 | Rp3.412.000,00 ["72. [BANDAR LAMPUNG __ | BATAM Rp5.840.000,00 | Rp3.316.000,00 73.__|BANDAR LAMPUNG __| BIAK Rp14.119.000,00 | Rp7.487.000,00 (74. BANDAR LAMPUNG | DENPASAR Rp6.236.000,00 | Rp3.647.000,00 | 75. | BANDAR LAMPUNG __| JAYAPURA Rp14.568.000,00 | Rp8.097.000,00 | 76. | BANDAR LAMPUNG _ | YOGYAKARTA Rp5.155.000,00 | Rp2.760.000,00 77._|BANDAR LAMPUNG __| KENDARI Rp8.354.000,00 | Rp4.482.000,00 78._|BANDAR LAMPUNG _ | MAKASSAR Rp8.161.000,00 | Rp4.161.000,00 | 79.__|[BANDAR LAMPUNG __| MALANG Rp5.594.000,00 | Rp3.134.000,00 80. _|BANDAR LAMPUNG __| MANADO Rp11.199,000,00 | Rp5.305,000,00 | 81._|BANDAR LAMPUNG | MATARAM Rp6.246.000,00 | Rp3.626.000,00 82. | BANDARLAMPUNG | MEDAN Rp7.979.000,00 |" Rp4.150.000,00 83._| BANDAR LAMPUNG | PADANG Rp6.439.000,00 | Rp3.380.000,00 "84. [BANDAR LAMPUNG __| PALANGKARAYA Rp5.947.000,00 |" Rp3.401.000,00 KOTA SATUAN BIAYA TIKET ng ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI | 85._|BANDARLAMPUNG __| PALEMBANG __|_Rp4.931,000,00 | Rp2.760.000,00 86._| BANDAR LAMPUNG __| PEKANBARU "Rp6.482,000,00 | Rp3.433.000,00 87._|BANDAR LAMPUNG __| PONTIANAK Rp5.380.000,00 | Rp3.220.000,00 88. | BANDAR LAMPUNG | SEMARANG Rp4.931.000,00 | Rp2.685.000,00 89. | BANDARLAMPUNG _ | SOLO Rp4.931.000,00 | Rp2.824.000,00 90. | BANDAR LAMPUNG | SURABAYA Rp6.386.000,00 | Rp3.123.000,00 91. [BANDAR LAMPUNG __| TIMIKA Rp13.005.000,00 | Rp7.455.000,00 ‘92. | BANDUNG BATAM Rp6.289.000,00 | Rp3.583.000,00 93. NG DENPASAR Rp5.626.000,00 | Rp3.252.000,00 94, | BANDUNG [JAKARTA Rp2.064.000,00 | Rp1.476.000,00 95. | BANDUNG JAMBI Rp5.006.000,00 | Rp2.941.000,00 ‘96. | BANDUNG YOGYAKARTA Rp3.369.000,00 | Rp2.129.000, 97. | BANDUNG PADANG Rp6.129.000,00 | Rp3.508.000,00 | 98. | BANDUNG PALEMBANG Rp4.385.000,00 | Rp2.631.000,00 | ‘99. | BANDUNG PANGKAL PINANG Rp4.599.000,00 | Rp2.738.000,00 | 100. | BANDUNG PEKANBARU Rp6.525.000,00 | Rp3.701.000,00 101. | BANDUNG SEMARANG _Rp3.027,000,00 | Rp1.957.000,00 | 102. | BANDUNG SOLO Rp3.647.000,00 | Rp2.268.000,00 | 103. | BANDUNG SURABAYA Rp4.824.000,00 | Rp2.856.000,00 104, [BANDUNG _ ‘TANJUNG PANDAN Rp4.439.000,00 | Rp2.663.000,00 | 105. | BANJARMASIN [BANDA ACEH. Rp10.792.000,00 | Rp6.022.000,00 106. | BANJARMASIN BATAM Rp8.407.000,00 | Rp4.578.000,00 107. | BANJARMASIN BIAK - Rp16.686.000,00 | Rp8.749.000,00 | 108. | BANJARMASIN DENPASAR Rp8.792.000,00 | Rp4.920.000,00 109. | BANJARMASIN JAYAPURA Rp17.135.000,00 | Rp9.359.000,00 110. | BANJARMASIN YOGYAKARTA, Rp7.723.000,00 | Rp4.022.000,00 111. | BANJARMASIN MEDAN ~[-Rp10.546.000,00 | Rp5.412.000,00 112. |BANJARMASIN | PADANG. Rp9.006.000,00 | Rp4.642.000,00 113. | BANJARMASIN PALEMBANG Rp7.498.000,00 | Rp4.022.000,00 114. | BANJARMASIN PEKANBARU Rp9.049.000,00 | Rp4.696.000,00 “115. | BANJARMASIN ‘SEMARANG Rp7.498.000,00 | Rp3.958.000,00 116. | BANJARMASIN ‘SOLO Rp7.498.000,00 | Rp4.097.000,00 117. | BANJARMASIN 'SURABAYA Rp8.942.000,00 | Rp4.385.000,00 118. | BANJARMASIN TIMIKA Rp16.472.000,00 | Rp8.717.000,00 119. | BATAM BANDA ACEH Rp10.439.000,00 | Rp5.936.000,00 | 120. | BATAM DENPASAR Rp8.450.000,00 | Rp4.824.000,00 121, | BATAM JAYAPURA —_| Rp16.782.000,00 | Rp9.263.000,00 122. [BATAM YOGYAKARTA Rp7.370.000,00 | Rp3.936.000,00 123. | BATAM [MAKASSAR Rp10.375.000,00 | Rp5.337.000,00 124. | BATAM MANADO Rp13.413.000,00 | Rp6.482.000,00 125. | BATAM [MEDAN Rp10.193.000,00 | Rp5.316.000,00 126. | BATAM PADANG Rp8.653.000,00 | Rp4.546.000,00 127. | BATAM PALEMBANG Rp7.145.000,00 | Rp3.936.000,00 128, | BATAM PEKANBARU Rp8.707.000,00 | Rp4.599.000,00 129. | BATAM PONTIANAK Rp7.594.000,00 | Rp4.396.000,00 130. | BATAM SEMARANG Rp7.145.000,00 | Rp3.861.000,00 131. |BATAM SOLO Rp7.145.000,00 | Rp4.000.000,00 132. | BATAM SURABAYA Rp8.600.000,00 | Rp4.300.000,00 133. | BATAM TIMIKA Rp16.119.000,00 | Rp8.621.000,00 134, | BENGKULU PALEMBANG Rp2.899.000,00 | “Rp1.893.000,00 135. | BIAK BALIKPAPAN Rp18.622.000,00 | Rp9.477.000,00 136. | BIAK BANDA ACEH Rp18.718.000,00 | Rp10.108.000,00 137. | BIAK BATAM Rp16.333.000,00 | Rp8.664.000,00 138. | BIAK DENPASAR | Rp16.729.000,00 | Rp8.995.000,00 139. | BIAK JAYAPURA _ Rp3.615.000,00 | Rp2.321.000,00 140. | BIAK YOGYAKARTA Rp15.648.000,00 | Rp8.108.000,00 | 141. [BIAK MANADO Rp11.734.000,00 | Rp6.353.000,00 142. | BIAK MEDAN Rp18.472.000,00 | Rp9.498.000,00 143. | BIAK PADANG Rp16.932,000,00 | Rp8.728.000,00 144. | BIAK PALEMBANG Rp15.424.000,00 | Rp8.108.000,00 KOTA SATUAN BIAYA TIKET mo ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 145. | BIAK PEKANBARU Rp16.985.000,00 | Rp8.781.000,00 146, | BIAK PONTIANAK Rp15.873.000,00 | Rp8.568.000,00 147. | BIAK SURABAYA Rp12.782.000,00 | Rp7.081.000,00 148. | BIAK TIMIKA Rp5.808.000,00 | Rp3.444.000,00 149, | DENPASAR JAYAPURA Rp11.680.000,00 | Rp6.845.000,00 150. | DENPASAR KUPANG, Rp5.091.000,00 |“ Rp2.952.000,00 151, | DENPASAR MAKASSAR Rp4.182.000,00 | Rp2.631.000,00 152. | DENPASAR MANADO Rp7,851,000,00 |" Rp4.278.000,00 | 153. | DENPASAR MATARAM Rp1,840.000,00 | Rp1.390.000,00 154. | DENPASAR MEDAN Rp10.589.000,00 | Rp5.658.000,00 155. | DENPASAR PADANG Rp9.049.000,00 | Rp4.888.000,00 156. | DENPASAR PALANGKARAYA RpB8.557,000,00 | Rp4.909.000,00 157. | DENPASAR PALEMBANG Rp7.541.000,00 | Rp4.278.000,00 | 158. | DENPASAR PEKANBARU Rp9.092.000,00 |“ Rp4.942.000,00 159, | DENPASAR PONTIANAK Rp7.990.000,00 | Rp4.738.000,00 160, | DENPASAR TIMIKA Rp10.140.000,00 | Rp6.129.000,00 161, | JAMBI BALIKPAPAN, Rp7.733,000,00 | Rp4.407.000,00 | | 162. [ JAMBI BANJARMASIN Rp7.690.000,00 | Rp4.193.000,00 163. | JAMBI DENPASAR Rp7.733.000,00 | Rp4.439.000,00 164, | JAMBI YOGYAKARTA Rp6.653.000,00 | Rp3.551.000,00 | 165. | JAMBI KUPANG Rp11.434.000,00 | Rp6.075.000,00 166. | JAMBI MAKASSAR Rp9.659,000,00 | Rp4.952.000,00 167. | JAMBI MALANG Rp7.091,000,00 | Rp3.925.000,00 168. | JAMBI MANADO Rp12.707.000,00 | Rp6.097.000,00 169. | JAMBI PALANGKARAYA Rp7.444.000,00 | Rp4.193.000,00 170. | JAMBI PONTIANAK Rp6.878.000,00 | Rp4.011.000,00 171, | JAMBI SEMARANG. Rp6.428,000,00 |" Rp3.476.000,00 | 172. | JAMBI SOLO Rp6.428.000,00 | Rp3.615.000,00 173. | JAMBI SURABAYA Rp7.883.000,00 |" Rp3.915.000,00 174. | JAYAPURA YOGYAKARTA Rp13.274.000,00 | Rp7.690.000,00 175. | JAYAPURA MANADO Rp22.109.000,00 | Rp11.263.000,00 176. | JAYAPURA MEDAN Rp18.932.000,00 | Rp10.097.000,00 177. | JAYAPURA PADANG Rp17.381.000,00 | Rp9.327.000,00 178. | JAYAPURA PALEMBANG. Rp15.873.000,00 | Rp8.717.000,00 179. | JAYAPURA PEKANBARU Rp17.435.000,00 | Rp9.380.000,00 180. | JAYAPURA. PONTIANAK Rp16.322.000,00 | Rp9.177.000,00 | 181, | JAYAPURA TIMIKA Rp3.615.000,00 |" Rp2.289.000,00 182. | YOGYAKARTA DENPASAR, Rp3.86 1,000,00 | Rp2.481,000,00 “183._| YOGYAKARTA MAKASSAR Rp6.525.000,00 | Rp3.893.000,00 184. | YOGYAKARTA MANADO. Rp10.536.000,00 | Rp5.722.000,00 185. | YOGYAKARTA MEDAN Rp9.519.000,00 | Rp4.770.000,00 186. | YOGYAKARTA PADANG. Rp7.969.000,00 | Rp4.000.000,00 187. | YOGYAKARTA PALEMBANG Rp6.460.000,00 |" Rp3.380.000,00 188. | YOGYAKARTA PEKANBARU Rp8.022,000,00 | Rp4.054.000,00 189. | YOGYAKARTA PONTIANAK |_Rp6.910.000,00 | Rp3.840.000,00 190. | YOGYAKARTA, TIMIKA Rp11.894,000,00 | Rp7.038,000,00 191. | KENDART BANDA ACEH Rp12.953.000,00 |" Rp7.102.000,00 192. | KENDARI BATAM Rp10.568.000,00 | Rp5.658.000,00 193. | KENDARI DENPASAR Rp5.455.000,00 | Rp3.273.000,00 194. | KENDARI YOGYAKARTA Rp8.129.000,00 |" Rp4.706.000,00 195. | KENDARI PADANG Rp11.167.000,00 | Rp5.722.000,00 (496. [KENDART PALEMBANG Rp9.659,000,00 | Rp5.102.000,00 | 197. | KENDARI PEKANBARU Rp11.220.000,00 | Rp5.776.000,00 198. | KENDARI SEMARANG Rp9.659.000,00 | Rp5.027.000,00 199, | KENDARI SOLO Rp9.659.000,00 | “Rp5.166.000,00 200. | KENDARI SURABAYA Rp11.103.000,00 | Rp5.466.000,00 201, | KENDARI TIMIKA Rp18.633,000,00 | Rp9.798.000,00 202. | KUPANG JAYAPURA Rp14.386.000,00 | Rp8.108.000,00 203. | KUPANG. YOGYAKARTA Rp7.348.000,00 | Kp4.182.000,00 204. | KUPANG. MAKASSAR ‘Rp7.637.000,00 |_Rp4.311.000,00 KOTA SATUAN BIAYA TIKET ! Bo ASAL | TUJUAN BISNIS EKONOMI 205. | KUPANG MANADO Rp11.648,000,00 | Rp6.140.000,00 206. | KUPANG ‘SURABAYA. Rp6.749.000,00 | Rp3.722.000,00 (207. | MAKASSAR BIAK Rp8.493.000,00 | Rp4.931.000,00 208. | MAKASSAR JAYAPURA Rp10.193.000,00 | Rp5.787.000,00 | 209. | MAKASSAR KENDARI Rp2.663.000,00 | Rp1.786.000,00 | 210. | MAKASSAR MANADO Rp5.327.000,00 | Rp2.909.000,00 211, | MAKASSAR TIMIKA Rp11.723.000,00 | Rp6.567.000,00 212. | MALANG BALIKPAPAN Rp10.108.000,00 | Rp5.134.000,00 213. | MALANG BANDA ACEH Rp10.204.000,00 | Rp5.765.000,00 214, | MALANG BANJARMASIN Rp8.161.000,00 | Rp4.407.000,00 | (215. MALANG BATAM Rp7.819.000,00 | Rp4.311.000,00 216. | MALANG [BIAK Rp16.087.000,00 | Rp8.482.000,00 217. | MALANG [JAYAPURA Rp16.536.000,00 | Rp9.092.000,00 | 218. | MALANG KENDARI Rp10.322.000,00 | Rp5.487.000,00 219. | MALANG MAKASSAR Rp10.129.000,00 | Rp5.166.000,00 220. | MALANG [MANADO Rp13.167.000,00 | Rp6.311.000,00 221. | MALANG MEDAN Rp9.958.000,00 | Rp5.145.000,00 222. | MALANG PADANG Rp8.418.000,00 | Rp4.385.000,00 223. | MALANG PALANGKARAYA Rp7.915.000,00 | Rp4.407.000,00 224, | MALANG PALEMBANG Rp6.899.000,00 | Rp3.765.000,00 225. | MALANG PEKANBARU Rp8.461.000,00 | Rp4.439.000,00 | 226. | MALANG TIMIKA ‘Rp15.873.000,00 | Rp8.461.000,00 (227.| MANADO MEDAN Rp15.552.000,00 | Rp7.316.000,00 228. | MANADO | PADANG Rp14.012.000,00 | Rp6.546.000,00 220. [MANADO _ PALEMBANG Rp12.504.000,00 | Rp5.926.000,00 ~230._| MANADO PEKANBARU Rp14.055.000,00 | Rp6.599.000,00 231. [MANADO PONTIANAK Rp12.953.000,00 | Rp6.396.000,00 232. | MANADO ‘SEMARANG Rp12.504.000,00 | Rp5.851.000,00 233. | MANADO SOLO Rp12.504.000,00 | Rp5.990.000,00 234. | MANADO SURABAYA Rp9.937.000,00 | Rp5.262.000,00 235. | MANADO ‘TIMIKA | Rp16.183.000,00 | Rp8.995.000,00 236. | MATARAM BALIKPAPAN Rp10.750.000,00 | Rp5.615.000,00 237. | MATARAM BANDA ACEH Rp10.846,000,00 | Rp6.246.000,00 238. | MATARAM BANJARMASIN Rp8.803.000,00 | Rp4.888.000,00 230. [MATARAM BATAM Rp8.461.000,00 | Rp4.803.000,00 240. | MATARAM BIAK Rp11.552.000,00 | Rp6.546.000,00 241. | MATARAM JAYAPURA Rp13.092.000,00 |“ Rp7.327.000,00 242. | MATARAM YOGYAKARTA Rp4.417.000,00 | Rp2.781.000,00 | 243, | MATARAM MAKASSAR Rp4.717.000,00 | Rp2.909.000,00 (244. | MATARAM MANADO Rp8.717.000,00 | Rp4.738.000,00 245. | MATARAM MEDAN, Rp10.600.000,00 | Rp5.637.000,00 246. | MATARAM PADANG ~ Rp9.060.000,00 | Rp4.867.000,00 247. | MATARAM PALEMBANG Rp7.551.000,00 | Rp4.246.000,00 248. | MATARAM PEKANBARU Rp9.102.000,00 | Rp4.909.000,00 249. | MATARAM PONTIANAK Rp8.001.000,00 | Rp4.706.000,00 250. | MATARAM SURABAYA Rp3.829.000,00 | Rp2.321.000,00 251. | MEDAN BANDA ACEH Rp3.466.000,00 | Rp2.193.000,00 | 252. | MEDAN MAKASSAR Rp12.514.000,00 | Rp6.172.000,00 253. | MEDAN _ PONTIANAK Rp9.733.000,00 | Rp5.230.000,00 254. | MEDAN SEMARANG Rp9.284.000,00 | Rp4.696.000,00 255. | MEDAN SOLO ~ Rp9.284.000,00 | Rp4.835.000,00 256. [MEDAN SURABAYA Rp10.739.000,00 | Rp5.134.000,00 257. | MEDAN TIMIKA —__[Rp18.258.000,00 | Rp9.455.000,00 258. | PADANG MAKASSAR Rp10.974.000,00 | Rp5.402.000,00 259. | PADANG PONTIANAK Rp8.193.000,00 | Rp4.460.000,00 260. | PADANG ‘SEMARANG Rp7.744.000,00 | Rp3.925.000,00 (261. [PADANG ‘SOLO Rp7.744.000,00 | Rp4.065.000,00 [262. | PADANG ‘SURABAYA Rp9.199.000,00 | Rp4.364.000,00 263. | PADANG TIMIKA Rp16.718.000,00 | Rp8.685.000,00 264. | PALANGKARAYA BANDA ACEH [Rp10.546.000,00 | Rp6.022.000,00 KOTA SATUAN BIAYA TIKET m0) ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI ‘265. | PALANGKARAYA BATAM Rp8.161.000,00 | Rp4.578.000,00 266. | PALANGKARAYA [YOGYAKARTA Rp7.477.000,00 | Rp4.022.000,00 | 267. | PALANGKARAYA ‘MATARAM Rp8.557.000,00 | Rp4.888.000,00 268. | PALANGKARAYA MEDAN Rp10.300.000,00 | Rp5.412.000,00 | 269. | PALANGKARAYA PADANG Rp8.760.000,00 | Rp4.642.000,00 | 270. | PALANGKARAYA PALEMBANG Rp7.252.000,00 | Rp4.022.000,00 271, | PALANGKARAYA PEKANBARU Rp8.803.000,00 | Rp4.696.000,00 272. | PALANGKARAYA ‘SEMARANG Rp7.252.000,00 | Rp3.947.000,00 273. | PALANGKARAYA SOLO Rp7.252.000,00 | Rp4.086.000,00 274. | PALANGKARAYA SURABAYA Rp8.696.000,00 | Rp4.385.000,00 275. | PALEMBANG BALIKPAPAN Rp9.894.000,00 | Rp5.220.000,00 276. | PALEMBANG MAKASSAR Rp9.466.000,00 | Rp4.781.000,00 277. | PALEMBANG PONTIANAK ‘Rp6.685.000,00 | Rp3.840.000,00 | 278. | PALEMBANG SEMARANG Rp6.236.000,00 | Rp3.305.000,00 279. | PALEMBANG SOLO Rp6.236.000,00 | Rp3.444.000,00 280. | PALEMBANG ‘SURABAYA Rp7.690.000,00 | _Rp3.744.000,00 | 281. | PALEMBANG TIMIKA Rp15.210.000,00 | Rp8.076.000,00 282, | PALU MAKASSAR Rp4.268.000,00 | _Rp2.578.000,00 283. | PALU POSO Rp1.957.000,00 | Rp1.423.000,00 284. | PALU SORONG, Rp6.878.000,00 | Rp3.883.000,00 285. | PALU ‘SURABAYA Rp6.878.000,00 |_Rp3.883.000,00 286. | PALU TOLI-TOLI Rp2.941.000,00 | Rp1.915.000,00 | 287. | PANGKAL PINANG | BALIKPAPAN Rp9.038.000,00 | Rp4.631.000,00 | 288. | PANGKAL PINANG | BANJARMASIN Rp7.091.000,00 | Rp3.915.000,00 289. [PANGKAL PINANG | BATAM Rp6.739.000,00 |" Rp3.818.000,00 [290 [PANGKAL PINANG | YOGYAKARTA Rp6.065.000,00 | Rp3.262.000,00 291. | PANGKAL PINANG | MAKASSAR Rp9.060.000,00 | Rp4.663.000,00 292. | PANGKAL PINANG _| MANADO. Rp12.097.000,00 | Rp5.808.000,00 293. [PANGKAL PINANG | MEDAN Rp8.888.000,00 | Rp4.653.000,00 294. | PANGKAL PINANG | PADANG Rp7.337.000,00 | Rp3.883.000,00 295. | PANGKAL PINANG | PALEMBANG Rp5.829.000,00 | Rp3.262.000,00 296. | PANGKAL PINANG _| PEKANBARU Rp7.391.000,00 | Rp3.936.000,00 |297. [PANGKAL PINANG | PONTIANAK Rp6.279.000,00 | Rp3.733.000,00 | 298. | PANGKAL PINANG | SEMARANG Rp5.829.000,00 | Rp3.187.000,00 | 299. | PANGKAL PINANG | SOLO Rp5.829.000,00 | Rp3.326.000,00 300, | PANGKAL PINANG | SURABAYA Rp7.284.000,00 | Rp3.626.000,00 301. | PEKANBARU PONTIANAK Rp8.247.000,00 |_Rp4.514.000,00 302. | PEKANBARU SEMARANG Rp7.797.000,00 | Rp3.979.000,00 ‘303. | PEKANBARU | SOLO Rp7.797.000,00 | Rp4.118.000,00 304. | PEKANBARU SURABAYA Rp9.241.000,00 | Rp4.407.000,00 305. | PEKANBARU TIMIKA Rp16.771.000,00 | Rp&.739.000,00 306. | PONTIANAK MAKASSAR Rp9.915.000,00 | Rp5.241.000,00 307. | PONTIANAK SEMARANG _Rp6.685.000,00 | Rp3.765.000,00 308. | PONTIANAK SOLO Rp6.685,000,00 | Rp3.904.000,00 309. | PONTIANAK ‘SURABAYA Rp8.140.000,00 | Rp4.204.000,00 310. | PONTIANAK TIMIKA Rp15.659.000,00 | Rp8.535.000,00 311. | SEMARANG MAKASSAR Rp9.466.000,00 | Rp4.706.000,00 312. | SOLO MAKASSAR Rp9.466.000,00 | Rp4.845.000,00 313. | SURABAYA DENPASAR Rp3.198.000,00 | Rp1.979.000,00 314. | SURABAYA JAYAPURA Rp12.675.000,00 | Rp7,231.000,00 315. | SURABAYA MAKASSAR Rp5.936.000,00 | Rp3.433.000,00 316. | SURABAYA TIMIKA Rp11.295.000,00 | Rp6.589.000,00 Keterangan: Satuan biaya tiket pesawat Perjalanan Dinas Jabatan dalam negeri adalah satuan biaya untuk pembelian tiket pesawat udara pergi pulang (PP) dari bandara keberangkatan suatu kota ke bandara kota tujuan, yang digunakan dalam perencanaan anggaran.

You might also like