You are on page 1of 40

COV

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

“Reaksi Kimia”

Ismi Amaliya Magfira Achmad

421420022

PRODI STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi-reaksi kimika merupakan suatu hal yang dapat diamati dari
adanya perubahan warna, perubahan wujud dan yang utama adalah perubahan
zat yang disertai perubahan energy dalam bentuk kalor. Reaksi kimia
merupakan kunci utama ilmu kimia. Dalam ilmu kimia reaksi itu merupakan
salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari satu atau berbagai jenis
zat. Sifat-sifat kimia, kemudian dicatat sebagai data kuantitatif. Para pakar kimia
berusaha menciptakan bahan-bahan baru yang sangat bermanfaat bagi
kepentingan umat manusia (Sunarya,2005).
Tujuan praktikum ini adalah , agar mahasiswa dapat memahami jenis-
jenis reaksi kimia khususnya reaksi asam basa dan reaksi redoks, mengamati
tanda-tanda terjadinya reaksi, menyelesaikan reaksi redoks dari setiap
percobaan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1.1 Dasar Teori

1. Reaksi Kimia

Reaksi Kimia menurut teori tumbukan adalah merupakan suatu


tumbukan antar molekul yang beraksi sehingga terjadi produk reaksi kimia.
Tumbukan antar molekul akan terjadi reaksi jika memenuhi jumlah energi yang
dibutuhkan yang disebut dengan energi aktivasi. Menurut Arhenius, terjadinya
reaksi kimia ditentukan oleh frekuensi tumbukan yang diperlukan dan energi
aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya reaksi kimia (Aries dan Newton, 1955)

1. Reaksi Asam-Basa

Reaksi asam adalah zat yang dapat menghasilkan ion hidrogen


ketika dilarutkan ke dalam air. Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum
HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,
asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam (Yunista,2010).

Kata “basa” (alkali) berasal dari bahasa Arab alquili yang berarti abu.
Larutan basa memiliki rasa pahit dan bersifat kaustik. Contoh larutan yang
termasuk basa dalam kehidupan sehari-hari antara lain air kapur, air soda, dan
air sabun. Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida
(OH-). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu
elektron pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapat menetralisasi asam
(H+) sehingga menghasilkan air (H2O) (Yusnita,2010)

Konsep asam-basa dapat dikatakan masih bersifat alami. Senyawa


bersifat asam bila mempunyai rasa masam, dapat mengubah indikator lakmus
kertas biru menjadi merah, bila ditambah logam dapat melepaskan gelembung-
gelembung gas hidrogen, hingga disimpulkan senyawa bersifat asam
mengandung ion hidrogen. Hingga asam dapat dirumuskan dengan HX, X
adalah gugus yang terikat oleh hidrogen. Senyawa bersifat basa bila
mempunyai rasa pahit, dapat mengubah indikator lakmus merah menjadi biru,
dan senyawa mengandung gugus hidroksi, OH-. Hingga basa dapat
dirumuskan MOH, M adalah gugus yang terikat oleh OH (Sastrohamidjojo
2005).
Indikator asam basa pada dasarnya adalah zat kimia yang mampu
berubah warna atau tetap dalam suasana yang bersifat asam, basa, atau
netral.(Hidayah, 2012).
Definisi asam dan basa Arrhenius terbatas karena hanya berlaku untuk
larutan dalam air. Definisi yang lebih luas diusulkan oleh ahli kimia Denmark
Johannes Brønsted pada tahun 1932; asam Brønsted adalah donor proton, dan
basa Brønsted adalah akseptor proton.

2. Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)

Reaksi reduksi oksidasi merupakan salah satu materi pembelajaran


kimia, materi redkos merupakan salah satu konsep kimia secara miskonsepsi
(Yerimadesi,2018)

Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan


interkonversi energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi
redoks (oksidasi-reduksi) dimana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh
reaksi spontan diubah menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan agar
reaksi yang nonspontan bisa terjadi. Meskipun reaksi redoks elektron ditransfer
dari satu zat ke zat lain (Chang 2004).

Reaksi oksidasi-reduksi juga digunakan dalam analisis dengan metode


yang disebut titrasi. Definisi “oksidasi” diterapkan untuk reaksi yang dimana
suatu senyawa bereaksi dengan oksigen dan reduksi adalah reaksi dimana
suatu senyawa kehilangan oksigen (Budiwati 2019).

Sesuai dengan perkembangannya, ada tiga konsep untuk menjelaskan


reaksi oksidasi reduksi (redoks) yaitu konsep redoks berdasarkan pelepasan
dan pengikatan oksigen, konsep redoks berdasarkan pelepasan dan
penerimaan elektron, konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan
bilangan suhu (Rino, Safrizal.2015)

1.2 Lembar Data Keselamatan Bahan

1. Indikator PP
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Bagian 1 Identitas Bahan dan Perusahaan
1.1 Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : PHENOLPHTHALEIN INDICATOR
Sinonim :3,3-Bis(4-hydroxyphenyl)-1(3H)-isobenzofuranone;
3,3Bis(phydroxyphenyl)phthalide;Agoral;Alophen;alpha(p
Hydroxyphenyl)-alpha-(4-oxo-2,5-cyclohexadien-1-
ylidene)-otoluicacid;alphaDi(phydroxyphenyl)phthalide;
Colax;Correctol; Dialose Ex-Lax
No. CAS : 77-09-8
Kode HS : 2932 20 10
Kode Produk : A-2046
Merek : SMART-LAB
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan
yang disarankan terhadap Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen
untuk analisis, Indikator analisis.
Bagian 2 Identifikasi Bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Mutagenisitas pada sel nutfah, Kategori 2, H341
Karsinogenisitas, Kategori 1B, H350
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 2, H361f
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca
Bagian 16.
2.2 Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
H361f Diduga dapat merusak kesuburan.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P260 Jangan menghirup debu.
Respons
P308 + P313 Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan
nasehat/perhatian pengobatan.
Terbatas hanya untuk pengguna profesional.
Pengurangan pelabelan (≤125 ml)
Piktogram bahaya

Bahaya
Pernyataan Bahaya
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
H361f Diduga dapat merusak kesuburan.
Pernyataan Kehati-hatian
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P308 + P313 Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan
nasehat/perhatian pengobatan.
No-CAS 77-09-8
2.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui
Bagian 4 Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke
dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Gejala yang berhubungan
dengan penggunaan Demam, Gangguan saluran cerna, Mual, Muntah,
gangguan kardiovaskular, Gangguan CNS
Bahan memiliki efek laksatif.
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 7 Penyimpanan dan Penanganan Bahan
7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan
untuk penanganan yang aman Kenakan pakaian pelindung. Jangan
menghirup zat/campuran.
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Cuci tangan setelah bekerja
dengan bahan tersebut.
7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Kering. Simpan di tempat yang berventilasi baik.
Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki
oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, (Suhu penyimpanan tidak
ada batasan).
7.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi

2. Asam Klorida (HCL)(UE 2013)


Menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
Bagian 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
1.1 Pengidentifikasi produk
No katalog : 109970
Nama produk : Hydrochloric acid (asam hydrochlorida) for 1000 ml,
c(HCl) = 1 mol/l (1 N) Titrisol
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi
dan penggunaan yang disarankan terhadap Penggunaan yang
teridentifikasi Reagen untuk analisis.
Bagian 2. Identifikasi bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran Klasifikasi
(PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Iritasi kulit, Kategori 2, H315
Iritasi mata, Kategori 2, H319
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal, Kategori 3,
Sistem pernapasan, H335
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca
Bagian 16.

2.2 Elemen label Pelabelan


(PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Awas
Pernyataan Bahaya
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H315 Menyebabkan iritasi kulit.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
H335 Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
Pernyataan Kehati-hatian
Respons
P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun dan
air.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pengurangan pelabelan (≤125 ml)
Piktogram bahaya

Bagian 4. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)


4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup: hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter
4.2 Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
efek iritan, Batuk, Napas tersengal
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 7. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
7.2 Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
7.3 Penggunaan akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan dalam
bagian.
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi

3. Natrium Hidroksida (NaoH ) (UE, 2013)


menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
Bagian 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
1.1 Pengidentifikasi produk
No katalog :105595
Nama produk : Larutan natrium hidroksida c(NaOH) = 0.33 mol/l (1/3 N)
Titripur
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi
dan penggunaan yang disarankan terhadap Penggunaan yang
teridentifikasi Reagen untuk analisis
Bagian 2. Identifikasi bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Iritasi kulit, Kategori 2, H315
Iritasi mata, Kategori 2, H319
2.2 Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Awas
Pernyataan Bahaya
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H315 Menyebabkan iritasi kulit.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
Pernyataan Kehati-hatian
Respons
P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun dan
air.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
Pengurangan pelabelan (≤125 ml)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Awas
2.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui.
Bagian 4. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup: hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah terjadi kontak dengan mata: basuh dengan air yang banyak.
Hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
4.2 Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
efek iritan
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 7. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
7.2 Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Bukan wadah aluminium, timah atau seng.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
7.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang
diantisipasi.

4. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)(UE, 2013)


Menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
Bagian 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
1.1 Pengidentifikasi produk
No katalog : 102788
Nama produk :Tembaga (II) sulfat pentahidrat serbuk EMPROVE
ESSENTIAL Ph Eur,BP,USP
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi
dan penggunaan yang disarankan terhadap Penggunaan yang
teridentifikasi Produksi farmasi
Bagian 2. Identifikasi bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Toksisitas akut, Kategori 4, Oral, H302
Kerusakan mata serius, Kategori 1, H318
Toksisitas akuatik akut, Kategori 1, H400
Toksisitas akuatik kronis, Kategori 1, H410
2.2 Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H302 Berbahaya jika tertelan.
H318 Menyebabkan kerusakan mata yang serius.
H410 Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka
panjang.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Pakai pelindung mata.
Respons
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas. P313
Dapatkan nasehat/perhatian medis.
Pengurangan pelabelan (≤125 ml)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H318 Menyebabkan kerusakan mata yang serius.
Pernyataan Kehati-hatian
P280 Pakai pelindung mata.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas. P313
Dapatkan nasehat/perhatian medis.
2.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui.
Bagian 4. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup: hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah kontak pada mata: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
4.2 Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
efek iritan, konjungtivitas, nyeri lambung, Diare, Muntah, kolaps,
kematian Resiko kornea berkabut.
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 7. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
7.2 Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Kering.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
7.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.

5. Besi (II) Sulfat (Fe2SO4)(UE 2018)


menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
Bagian 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
1.1 Pengidentifikasi produk
No katalog : 109864
Nama produk Larutan : Amonium besi(II) sulfat for 250 ml c[(NH₄)₂
Fe(SO₄)₂] = 0.1 mol/l (0.1 N) Titrisol®
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi
dan penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi Reagen untuk analisis Untuk informasi
tambahan mengenai penggunaan, silakan rujuk ke portal Merck
Chemicals.
Bagian 2. Identifikasi bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314
2.2 Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
Pengurangan pelabelan (≤125 ml)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskanlensa kontak
jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan
membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
Mengandung: Sulphuric acid [Asam Sulfat]
BAGIAN 4. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil
dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas), hidari muntah (risiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
4.2 Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Irritasi dan korosi, Batuk, Napas tersengal, Mual, Muntah, Diare, nyeri,
Resiko kebutaan!
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 7. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air. Pelindung
kulit preventif Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan
tersebut.
7.2 Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
7.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.

6. Asam Sulfat (H2SO4)(SmartLab 2019)


Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Bagian 1 Identitas Bahan dan Perusahaan
1.1 Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : SULPHURIC ACID 95 - 98% AR
Sinonim : Hydrogen sulfate, Oil of vitriol, Chamber acid
No. CAS : 7664-93-9
Kode HS : 2807 00 00
Kode Produk : A-1092
Merek : SMART-LAB
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan
yang disarankan terhadap Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen
untuk analisis, Produksi bahan kimia
Bagian 2 Identifikasi Bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314
2.2 Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya
Kata Sinyal
Bahaya

Pernyataan bahaya (s)


H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan kehati-hatian (s)
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
Pengurangan pelabelan (≤125 ml)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan
seksama dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan
mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN
atau dokter/tenaga medis.
No-CAS 7664-93-9
2.3 Bahaya lain
Bahaya lain yang tidak dihasilkan dalam klasifikasi GHS :
Tidak ada yang diketahui.
Bagian 4 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pember pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil
dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas), hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Gejala yang berhubungan
dengan penggunaan Resiko kebutaan!
Irritasi dan korosi, Batuk, Napas tersengal, Mual, Muntah, Diare,nyeri
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 7 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air. Pelindung kulit
preventif Cuci tangan dan muka
setelah bekerja dengan bahan tersebut.
7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan.
7.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.

7. Larutan KMnO4 (Ninhindrin, 2019)


Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan
1.1 Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : POTASSIUM PERMANGANATE
Sinonim : Permanganic acid potassium salt
No. CAS : 7722-64-7
Kode HS : 2841 61 00
Kode Produk : A 2087
Merek : SMART-LAB
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan
yang disarankan terhadap Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen
untuk analisis
Bagian 2 Identifikasi Bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Zat oksidasi, Kategori 2, H272
Toksisitas akut, Kategori 4, Oral, H302
Korosi kulit, Kategori 1C, H314
Toksisitas akuatik akut, Kategori 1, H400
Toksisitas akuatik kronis, Kategori 1, H410
2.2 Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya

Kata Sinyal bahaya


Pernyataan bahaya (s)
H272 Dapat mengintensifkan api; pengoksidasi.
H302 Berbahaya jika tertelan.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
H410 Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka
panjang
Baru sampai sini
Pernyataan kehati-hatian (s)
Pencegahan
P221 Ambil segala langkah pencegahan untuk menghindari
percampuran dengan zat-zat yang mudah menyala, senyawa
logam berat, asam dan basa.
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
Pengurangan pelabelan (≤125 ml)
Piktogram

bahaya
Kata sinyal Bahaya
Pernyataan Bahaya
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis
No-CAS 7722-64-7
2.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui
Bagian 4 Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup : Hirup udara segar.Jika napas terhenti:
berikan napas buatan mulut ke mulut
atau secara mekanik. Berikan masker
oksigen jika mungkin.Segera hubungi
dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Bilaslah dengan air yang banyak.
Hubungi dokter mata.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata.Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan: Beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan.Hanya di dalam kasus
khusus, jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang untuk muntah
(hanya jika korban tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif and konsultasikan kepada
dokter secepatnya.
4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertundaIrritasi dan
korosi, Batuk, Napas tersengal, Mual, Muntah Resiko kornea berkabut.
Resiko kebutaan!
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 7 Penyimpanan dan Penanganan Bahan
7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.Gunakan krim pelindung
kulit.Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Jangan gunakan dekat bahan-bahan yang mudah
terbakar.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
7.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
No Nama alat Kategor Gambar Fungsi
i

Sebagai wadah
untuk
1. Gelas 1
menampung dan
kimia
menyimpan
larutan.

Batang
pengaduk
2. Untuk mengaduk
larutan
1

Untuk menyaring
partikel padat
yang terdapat
3. Kertas 1 pada larutan.
saring

Untuk
meletakkan
tabung reaksi
4. Rak tabung 1
reaksi
Sebagai tempat
untuk
mereaksikan
5. Tabung 1 bahan kimia,
reaksi. untuk melakukan
reaksi kimia
dalam skala kecil

6. Pipet Membantu
Tetes memindahkan
cairan dari wadah
1 yang satu ke
wadah lainnya
dalam jumlah
yang sangat kecil
(tetes demi
tetes).

3.1.2 Bahan
No Nama bahan Sifat fisika Sifat kimia
.
1. Larutan Asam  Berwarna orens  Sifatnya korosif
 Mempunyai rasa terhadap logam
masam  Mampu menetralkan
 Memiliki wujud cair basa.
 mengubah lakmus  Mengubah lakmus biru
biru menjadi merah menjadi merah

2. Larutan Basa  Berwarna putih


 Memiliki wujud cair
 Dapat larut dalam
air
3. Indikator pp  Berupa serbuk  Tidak larut dalam
padatan benzena
 Tidak berwarna  Sangat larut dalam
 Tidak berbau etanol dan eter
 Titik didih terendah  Tidak bersifat korosif
78,5°C dan titik
leleh -114,1°C
 Larut dalam air
4. Larutan HCl  Berwarna kekuning-  Mudah menguap
kuningan  Larut dalam air,
 Titik beku -740C alkohol, eter dan
 Titik didih 530C benzene
 Berbau menyengat  Berbau menyengat
 Larut dalam air  Beracun jika dihirup,
iritasi pada mata
 Tidak mudah terbakar
5. Larutan NaOH  Bersifat lembab cair  Tidak larut dalam dietil
dan secara spontan eter dan pelarut non-
 Titik leleh 318°C polar lainnya.
 Titik didih 1390°C  Larut dalam etanol dan
 Padatan berwarna methanol
putih  Menyerap karbon
dioksida dari udara
bebas.
 Sangat mudah
terionisasi membentuk
ion natrium dan
hidroksida
6. Larutan CuSO4  Berwarna biru  Mudah terbakar
 Titik didih 150°C  Dapat bereaksi
 Titik beku 110°C dengan senyawa lain
 Larut dalam air
7. Larutan Fe2  Titik didih 2.861°C  Bersifat elektropositif
 Titik leleh 1538°C  Memiliki biloks 2,3,4
 Bersifat konduktor

8. Larutan H2SO4  Titik didih 337°C  Bersifat korosif


 Titik leleh 10°C  Bereaksi dengan air,
 Tidak berwarna air, larutan basa, dan
 Larut dalam air logam
 Asam sulfat sebagai
agen sulfonasi
9. Larutan KMNO4  Berwarna murah Mudah larut dalam air,
muda alcohol dan eter
 Larut dalam air
 Memiliki bau
10. Kertas Lakmus  Lakmus merah
dalam larutan asam
berwarna merah
dan dalam larutan
basa berwarna biru
dan dalam larutan
netral berwarna
merah.
 Lakmus biru dalam
larutan asam
berwarna merah
dan dalam larutan
basa berwarna biru
dan dalam larutan
netral berwarna
biru.
11. Pita Plat Zn  Berwarna putih  Mudah larut dalam
kebiruan larutan asam
 Titik lebur pada  Berat molekul 161,4
suhu 410°C g/gr
 Titik didih pada  Mengandung1-7
suhu 906°C molekul hidrat
 Bersikap diagramnafik
 Bersifat reaksi

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Reaksi Asam-Basa

Identifikasi Asam-Basa

Menyiapkan 2 Sampel larutan Asam


Basa dalam gelas kimia kecil

Memasukkan dua kertas lakmus


yang berbeda pada masing masing
gelas kimia

Menunggu beberapa saat dan


mengamati perubahan warna yang
terjadi pada kertas lakmus

Pada larutan Basa kertas lakmus merah


berubah warna menjadi warna biru.
Pada larutan Asam kertas lakmus biru
berubah warna menjadi warna merah
Reaksi antara Senyawa Asam dan Basa

Menyiapkan larutan HCL ke dalam


gelas kimia

Menyiapkan 0,5 ml HCL 0,1 Molar


atau kurang lebih 10 tetas ke dalam
tabung reaksi

Menambahkan 1 tetes indikator pp

Menunggu perubahan warna yang


terjadi

Menghitung banyaknya tetes NAOH


yang ditambahkan hingga larutan
berubah warna menjadi merah
muda

Menghentikan penambahan larutan


NAOH ketika larutan tidak lagi
berubah warna menjadi bening

Larutan didalam tabung reaksi berubah warna


dari bening menjadi warna merah muda
setelah menambahkan beberapa tetes NAOH
3.2.2 Reaksi Reduksi Oksidasi

Reaksi Redoks

Menyiapkan larutan CuSO4 0,5


molar ke dalam tabung reaksi

Memasukkan 1 cm pita plat zn ke


dalam tabung reaksi

Menunggu beberapa saat dan


mengamati perubahan yang terjadi

Terjadi perubahan warna pada larutan


dalam tabung reaksi menjadi warna hijau
setelah ditambahkan pita plat zn

Asam sebagai Oksidator

Menyiapkan 1 ml larutan HCL 0,1


molar kedalam tabung reaksi

Memasukkan 1 cm plat zn ke dalam


tabung reaksi

Menunggu beberapa saat dan


mengamati perubahan yang terjadi

Larutan didalam tabung reaksi tidak


mengalami perubahan warna sebelum
dan sesudah reaksi
Stoikiometri Reaksi Redoks

Siapkan 1 ml Fe2 0,1 molar dalam


tabung reaksi

Menambahkan 2 ml H2SO4 2 molar


ke dalam tabung reaksi

Menambahkan KMNO4 0,1 molar tetes


demi tetes sampai adanya perubahan
warna sambil mengocoknya

Terjadi perubahan warna dari


bening menjadi warna merah
muda setelah ditambahkan
larutan KMNO4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
` 4.1.1 Reaksi Asam Basah
a) Identifikasi Asam Basa
Perubahan warna lakmus
No Larutan Sifat Larutan
Lakmus merah Lakmus biru
1. Sampel Asam Merah Merah Asam

2. Sampel Basa Biru Biru Basa

b) Reaksi Antara Asam dan Basa


No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 0,5 mililiter HCL 0,1 Molar
Larutan berwarna bening
ata kurang lebih 10 tetes
2. Ditambahkan 1 tetes Larutan masih tetap berwarna
indikator PP bening
3. Ditambahkan NaoH 0,05 Setelah di tetesi NaoH sampai 11
molar setetes demi setetes kali Berubah warna menjadi merah
muda

4.1.2 Reaksi Reduksi Oksidasi


a.) Reaksi Redoks
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 mililiter larutan CuSO4 Cairan berwarna Biru
0,05 molar
2. Memasukkan 1 cm pita Terjadi perubahan warna pada larutan
plat ZN dalam tabung reaksi menjadi warna
hijau setelah ditambahkan pita plat zn
b). Asam Sebagai Oksidator
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 mililiter larutan HCl 0,1 Larutan yang berisi HCl tidak berubah
molar warna
2. Memasukkan 1 cm pita Terjadi reaksi redoks non spontan
plat ZN yaitu dimana reaksi tidak terjadi
apapun cairannya tetap berwarna
bening

c.) Stoikiometri Reaksi Redoks


No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 ml Fe2 0,1 molar Larutan berwarna bening
2. Memasukkan 2 ml H2SO4 2 Larutan masih tetap berwarna
molar bening
3. Memasukkan KMnO4 0,1 Berubah warna menjadi merah
molar muda

1.2 Pembahasan
Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:

 asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
 basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion
OH−.

Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam
Arrhenius, sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+ dan Cl− di dalam
air. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, sebagaimana
NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ dan
OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa Arrhenius ini
terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.

Dalam percobaan mengenai identifikasi asam basa ini untuk


menentukan larutan asam basa menggunakan indikator kertas lakmus. Jika
kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam cairan asam tidak akan berubah
warnanya, namun jika kertas lakmus biru di masukkan ke dalam cairan basa
maka kertas lakmus akan berubah menjadi warna merah. Begitu pula
sebaliknya pada larutan basa, kertas lakmus merah berubah menjadi warna
biru dan kertas lakmus biru warnanya tetap. Selain menggunakan kertas
lakmus untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa juga dapat
menggunakan indikator Fenolftalein, metil merah, metilen orange dan Brom
timol biru.

Pada percobaan reaksi antara asam dan basa menggunakan


sampel larutan HCL 0,5 ml atau sama dengan 10 tetes. kemudian tambahkan
dengan indikator pp. kemudian Menambahkan NaOH 0,5 ml setetes demi tetes
sambil sesekali digoyangkan,. Mengamati perubahan warna yang terjadi dan
menghitung banyaknya tetesan yang ditambahkan hingga HCl berubah warna
merah muda dan menghentikan penambahan ketika larutan HCl tidak berubah
lagi menjadi jernih. Larutan NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. (Reliantari, Evanuarini dan
Thohari, 2017)

Suatu senyawa dapat berlaku sebagai oksidan dan juga reduktan.


Bila senyawa itu mudah mendonorkan elektron pada lawannya, senyawa ini
dapat menjadi reduktan. Sebaliknya bila senyawa ini mudah menerima elektron,
senyawa itu adalah oksidan. (Takeuchi 2006). Pada percobaan reaksi reduksi
oksidasi langkah pertama menyiapkan larutan 1 ml, larutan CuSO 4 0,5 molar
kedalam tabung reaksi, larutan CuSO 4 larut dalam air sebagai cairan denhidrasi
bereaksi dgn logam ZN dan bersifat hidroskopis, (Basri 1996). Memasukkan 1
cm pita plat ZN kedalam tabung reaksi, kemudian mengamati serta mencatat
perubahannya.
Dalam percobaan asam sebagai oksidator menyiapkan 1 ml
larutan HCl 0,5 molar kedalam tabung reaksi, karena larutan HCl merupakan
asam kuat dan elektrolit kuat yang dapat digunakan sebagai agen pereduksi.
kemudian memasukkan 1 cm plat ZN kedalam tabung reaksi tersebut. Setelah
diamati terjadi reaksi redoks non spontan yaitu dimana reaksi tidak terjadi
apapun cairannya tetap berwarna bening.
Pada percobaan stoikiometri reaksi reduksi oksidasi, pertama
menyiapkan 1 mL larutan Fe2 0,1 molar dalam tabung reaksi. Karena Fe2
mampu mengikat oksigen (Basri 1996). Kemudian, menambahkan 2 mL larutan
H2SO4 2 molar ke dalam tabung, H2SO4 merupakan katalis asam yang
umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi
kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon, (Basri 1996). Selanjutnya,
menambahkan KMNO4 0,1 molar setetes demi tetes ke dalam tabung reaksi
karena menurut Basri (1996) KMnO4 sebagai oksidator kuat yang mudah
digunakan dan tidak beracun. Setelah diamati warna larutan berubah menjadi
warna merah muda.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari reaksi kimia dapat disimpulkan
bahwa apabila suatu zat direaksikan dengan zat lain, maka akan diperoleh zat
baru dengan ciri-ciri perubahan warna, suhu, timbulnya endapan dan
munculnya gas dan bau. Untuk meminimalisir tingkat kesalahan dan perbedaan
mengenai hasil, praktikan harus lebih teliti dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S., dan Newton R.D., 1955 Chemical Enginering Cost
Basri, Sarjoni. 1996. Kamus Kimia. Jakarta: Rinneka Cipta
Budiwati Rini. 2019 Kimia Dasar Bandung : Institut Teknologi Bandung
PT. Smart-Lab Indonesia. 2019. Lembar Data Keselamatan Kerja
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta:
Erlangga
Estimation, Mc. Graw Hill Book company, New York
Hidayah Malikatul. 2012. Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis SCS
(Science Process Skills) Melalui Kegiatan Laboratorium Sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa MTS. Vol 2 No.1. Hal 133
Lembat Data Keselamatan Bahan, 136, 1–8.
SmartLab. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan NINHIDRIN.
Lembar Data Keselamatan Bahan, 136, 1–8.
Nopriawan Berkat Asi, S.Si, M.Pd http://www.chem.co.id/2019/01/43-
reaksi-asam-basa.html diakses pada tanggal Senin, 11 Januari 2021
Nirwan Susianto, S.Si. https://www.studiobelajar.com/teori-asam-basa/
diakses pada tanggal Senin, 11 Januari 2021
ninhindrin. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan NINHIDRIN.
Sunarya,Drs. Yayan,M.si., (2005), Kimia Dasar Berdasarkan Prinsip-
prinsip Terkini, Jilid 1, Gracia Indah Bestari : Bandung
UE. (2013). Lembaran Data Keselamatan Bahan Glukosa. Lembar Data
Keselamatan Bahan, 1253(1907), 1–7.
UE. (2018). Lembaran Data Keselamatan Bahan Glukosa. Lembar Data
Keselamatan Bahan, 1253(1907), 1–7
Yusnita M. (2010), Asam, Basa dan Garam di Lingkungan Kita Alprin :
Semarang Jawa Tengah
Sastrohamidjojo, Harjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta
Yerimades, Bayharti, Oktavirayanti Risa. 2018. Validitas Dan
Praktikalitas Modul Reaksi Redoks dan Sel Elektrokimia Berbasis
Guided Discovery Learning untuk SMA

You might also like