You are on page 1of 1

Adat istiadat yang ada disekitar

Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai budaya, norma, kebiasaan, kelembagaan,
dan hukum adat yang mengatur tingkah laku manusia antara satu sama lain yang lazim dilakukan di
suatu kelompok masyarakat.[1] Adat yang memiliki sanksi disebut dengan hukum adat sedangkan yang
tidak memiliki sanksi disebut dengan kebiasaan. Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang paling
tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang
memilikinya. Pelanggaran terhadap adat istiadat ini akan menerima sanksi yang keras dari anggota
lainnya.Adat berasal dari bahasa Melayu dan tradisi berasal dari bahasa Inggris mengandung pengertian
sebagai kebiasaan yang bersifat magis religius dari kehidupan suatu penduduk asli, yang meliputi nilai-
nilai budaya, norma-norma hukum dan aturan yang saling berkaitan dan kemudian menjadi suatu sistem
atau peraturan tradisional.[3] Menurut Jalaluddin Tunsam (seorang yang berkebangsaan Arab yang
tinggal di Aceh) dalam tulisannya pada tahun 1660. "Adat" berasal dari bahasa Arab ‫عادات‬, bentuk jamak
dari ‫( عادَة‬adah), yang berarti "cara", "kebiasaan". Di Indonesia, kata "adat" baru digunakan pada sekitar
akhir abad 19. Sebelumnya kata ini hanya dikenal pada masyarakat Melayu setelah pertemuan
budayanya dengan agama Islam pada sekitar abad 16-an. Kata ini antara lain dapat dibaca pada Undang-
undang Negeri Melayu.Di setiap daerah mereka mempunyai adat atau kebiasaan sendiri-sendiri. Mereka
mempercayai bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk keselamatan daerah. Ada yang percaya jika
tidak melakukan ritual tertentu daerah yang mereka tempati akan terkena bencana besar. Adat yang
ada di daerah saya sebagai contohnya. Saya tinggal di daerah Nganjuk, lebih tepatnya di Desa Teken
Glagahan Kecamatan Loceret. Di daerah ada banyak adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh warga
sekitar. Diantaranya adalah upacara bersih desa (Nyadran), Unggahan/Megengan, Bubak Bumi, Buntoni,
Ngelemi, Wiwit, tiron-tiron, piton-piton, tingkepan, gumbrekan.Bersih desa atau Nyadran adalah
upacara yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya bulan ramadhan. Biasanya dilaksanakan pada
bulan rajab atau bulan ruwah/sya'ban. Bersih desa atau Nyadran ada berbagai ritual yang dilakukan dari
membersihkan makam leluhur, yang dilanjutkan berdoa bersama. Biasanya warga membawa ambeng
(nasi dan lauk pauk yang diwadahi lengkong atau wadah yang terbuat dari pelepah pisang). Di daerah
saya biasanya satu rumah membawa tiga ambeng, dua untuk dibawa ke makam, dan yang satu lagi
untuk dibawa kerumah pamong desa untuk dimakan bersama. Megengan atau unggahan adalah acara
doa bersama yang dilakukan pada saat malam menjelang puasa, biasanya dilakukan satu hari sebelum
bulan puasa datang. Acara ini dilaksanakan di musholla atau di masjid-masjid terdekat. Acara ini
dilaksanakan sehabis sholat

You might also like