Professional Documents
Culture Documents
LP Lanjutan
LP Lanjutan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. PENGERTIAN
kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada saat terjadi dapat melegakan
individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya
1
Keperawatan Jiwa Dengan Perilaku Kekerasan Pada Tn.H diRuang Belibis
1. TUJUAN UMUM
perilaku kekerasan
2. TUJUAN KHUSUS
2
3. RUANG LINGKUP
selama 2 minggu yaitu mulai tanggal 15 juni – 27 juni 2014. Dengan jam
praktik klinik pagi dimulai dari pukul 7.00 – 14.00 kami berpraktik
a. IGD
b. Ruang Elang
c. Ruang Enggang
d. Ruang Upip/Picu
3
BAB II
Rumah sakit jiwa Pusat (RSJP) samarinda didirikan pada tahun 1933
di atas tanah seluas 20.157 m2 yang dibiayai oleh kesultanan Kutai dan
4
Selanjutnya kedudukan Rumah Sakit Atma Husada Mahakan
tanggal 24 Desember 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit
2005.
kesehatan jiwa.
pelayanan kesehatan jiwa intra mural dan ekstra mural serta melakukan
5
B. PROFIL RSJD.ATMA HUSADA MAHAKAM :
3. Alamat : Jln.Kakap
4. Kelurahan : Selili
1. VISI
Tahun 2018
2. MISI
6
BAB III
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
tersinggung hingga marah yang hebat yang dialami oleh semua orang, hal itu
Kekerasan sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk, yang ditandai
ancaman disertai melukai pada tingkat ringan dan yang paling berat adalah
melukai atau merusak secara serius dank lien tidak bias mengendalikan diri
(FKUI,1999)
terhadap orang lain, agresi itu ditujukan terhadap diri sendiri, disebut sebagi
7
2. TANDA DAN GEJALA
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
Proses kemarahan
eksternalmaupun internal.
3. ETIOLOGI
kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri adalah
jauh perilaku dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
kepercayaan diri.
8
4. FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PRESIPITASI
a. Faktor predisposisi
1) Psikologis
saksi penganiayaan.
2) Perilaku
3) Social budaya
diterima.
4) Bioneutologi
9
a. Faktor presipitasi
lain. Interaksi yang Profokatif Dan konflik dapat pula memicu perilaku
kekerasan.
5. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
b. Terapi modalitas
c. Terapi keluarga
1) BHSP
10
3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan
keluarga
pendapat
dialami
klien
d. Terapi kelompok
e. Terapi music
kesadaran klien.
11
B. KONSEP TEORI ASKEP
1. Pengertian
a. Pengkajian
b. Implementasi
12
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah
dianggap fix.
c. Intervensi
terstruktur.
d. Evaluasi
13
BAB VI
TINJAUAN KASUS
A. BIODATA
I. IDENTITAS KLIEN
B. Pengobatan sebelumnya :
C. Trauma :
14
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa :
gangguan jiwa
narkoba
N = 80x/menit
S =` 36,7 C
RR = 20x/menit
B. Ukur : BB = 73 kg
TB = 167 cm
15
V. PSIKOSOSIAL
Diabetes (2005)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
16
: Meninggal
: Pasien
B. Konsep diri
memberikan dukungan
C. Hubungan social
hambatan
17
D. Spiritual
waktu
A. Penampilan
penampilannya
B. Pembicaraan
Indonesia
C. Aktivitas Motorik
D. Alam perasaan
18
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
E. Afek
G. Persepsi
H. Isi pikir
I. Arus pikir
19
Obsesi: pada waktu di ajak bicara, klien bicara dengan intonasi cukup
berobat
K. Memori
Tidak terdapat daya ingat yang cukup panjang terbukti klien mampu
M. Kemampuan penilaian
disuruh
20
Klien mengatakan saat ini sedang sakit dan ingin sekali berhenti
bahkan mengancam
ingin membunuh
menatap, ekspresi
wajah berubah-ubah
21
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS
lingkungan.
22
22 Juni 2015 Perilaku kekerasan Klien mau 1. Bersalam
tersenyum interaksi
dan simpati,
lakukan kontak
mata singkat
tapi sering
23
Klien 1. Beri
mengungkapkan kesempatan
perasaannya untuk
mengungkapkan nnya
Perasaan
jengkel/kesal
Klien mampu
mengungkapkan 1. Anjurkan
perasaan saat klien
marah/jengkel ungkapkan
apa yang
Klien dapat dialami dan
menyimpulkan dirasakan saat
tanda-tanda marah
marah yang 2. Simpulkan
dialami bersama klien
tanda dan
24
gejala kesal
yang dialami
mengungkapkan untuk
perilaku mengungkapkn
yang biasa
perilaku
kekerasan yang
biasa
dilakukan
3. Bicarakan
dengan klien
25
apakah dengan
cara yang
dilakukan klien
masalahnya
selesai.
pencegahan klien
perilaku
olahraga,memukul yang
Verbal: klien
mengatakan
secara langung
26
Klien dapat ingin
mendemonstrasik mempelajari
bantal) untuk
mencegah
perilaku
kekerasan
27
Klien dapat 1. Bantu klien
kegunaannya klien
asi manfaat
cara yang
telah dipilih
3. Anjurkan
klien untuk
menggunakan
cara yang
dipelajari saat
jengkel atau
marah
28
1. Diskusikan
manfaat
umum obat
dan kerugian
klien dapat minum
berhenti
obat sesuai
minum obat
program
tanpa seijin
pengobatan
dokter
2. Anjurkan
klien minum
obat tepat
waktu
3. Beri pujian
jika klien
minum obat
dengan benar
29
X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Ruangan : Belibis
Dx
30
Senin 1 Sp 1.
22 juni
1. Membina hubungan saling S : klien senang disapa oleh
2015
percaya perawat
dengan sopan
dirinya.
4. Menanyakan nama klien
kontak mata cukup
dengan lengkap
5. Menjelaskan tujuan
31
Sp.2
mengungkapkan perasaan
penyebab perilaku
O:
kekerasan
perasaannya. kesal
A : klien mampu
mengungkapkan penyebab
32
marah atau kesal. Sp 2 tercapai
P : Lanjutkan Sp 3
diungkapkan
Sp.3
Selasa
3.
S : klien mengatakan saat marah
2. Mendiskusikan bersama
berbicara dengan suara nada
klien tentang tanda-tanda
tinggi.wajahnya tampak sedang
perilaku kekerasan
kesal dan matanya menatap
tajam.
tanda.
33
a. nada suara tinggi
A: klien mampu
Sp.3 tercapai
mengidentifikasi perilaku
Sp.4 dilakukan
mengungkapkan perilaku
34
peran sesuai dengan ayahnya.
perilaku kekerasan
4.
A : klien mampu
mengungkapkan perilaku
Sp.4 tercapai
P: Lanjutkan Sp.5
saat marah.
Sp. 5
35
1. Membicarakan akibat atau
menangis
3. Menanyakan kepada klien
Sp.5 tercapai
P: lanjutkan Sp.6
36
sering dilakukan saat marah.
Sp.6
5 waktu
A: Sp.6 tercapai
berdoa
P: Lanjutkan Sp.7
37
6. melatih klien mengontrol
Sp.7
dengan teratur.
2. Menganjurkan klien
S: klien mengatakan minum
memasukkan dalam jadwal
obat secara teratur setelah
kegiatan
makan
paksaan perawat
38
A: Sp.7 tercapai
dilakukan tadi
7.
Ruangan : Belibis
39
Hari/Tgl No.Dx Evaluasi (SOAP) Paraf
O:
A: perilaku kekerasan
marah
tajam
A: perilaku kekerasan
40
P: klien dapat mengungkapkan perilaku
dilakukannya
41
BAB V
PEMBAHASAN
42
tindakan yang sesuai sehingga pola ekspresi kemarahannya dapat diubah menjadi
bentuk yang bisa diterima yaitu perilaku yang sesuai, yaitu ekspresi kemarahan.
percaya diri. Lingkungan berupa: kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik
inetraksi social.
dikembangkan oleh pengikut Freud ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha
seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan timbul
dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang
untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustasi. Jadi hampir semua orang
melakukan tindakan agresif mempunyai riwayat perilaku agresif Dari contoh kasus di
atas terlihat bahwa Tn.H melakukan perilaku kekerasan yang menciderai Lingkugan
dengan mengancam ayahnya bila keinginannya tidak terpenuhi hal ini terjadi
berhubungan dengan faktor psikologis yaitu berupa kegagalan yang di alami dapat
menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Oleh karena
itu, klien perlu disadarkan tentang cara marah yang baik serta bagaimana
kekerasan. Bahwamarah bukansuatu yang benar atau salah, harus di sadari oleh
43
klien. Sehingga klien dapat di berikan pemahaman untuk mencegah terjadinya
untuk marah, Praktekkan ekspresi marah, Terapkan ekspresi marah dalam situasi
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
44
Memandikan pasien jiwa, pemenuhan nutrisi sampai dengan Komunikasi
kasus yang saya ambil yaitu Perilaku kekerasan kepada pasien Tn.H.
B. SARAN-SARAN
2. Bagi Sekolah
di lapangan
3. Bagi siswa
45
dipelajaranproduktif saja. Serta lebih bisa memahami tindakan yang akan
46
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Kelliat, 2005, “Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta. EGC
http://nersjiwa.blogspot.com/2008/03/konsep-perilaku-kekerasan.html
http://asuhan-keperawatan-mandiri.blogspot.com/2011/12/askep-jiwa-perilaku-
kekerasan.html
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/27/askep-perilaku-kekerasan/
Keliat, Budi Anna, dan Akemat . Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa.
Psychotropic Medications, oleh Devi Yulianti dan Ayura Yosef. 5th ed. Jakarta:
EGC; 2009. p. 3.
Yuningsih.4th ed. Jakarta: EGC; 2009. p. 105, 271, 329, 329, 349.
47
48