You are on page 1of 25

PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PROYEK KONSTRUKSI

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Kurikulum


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

Dikerjakan Oleh :

Nama : Zahra Riva Irhammi


NIM : 2004101010108
Jurusan : Teknik Sipil

Dosen Pembimbing :
Dr. Mubarak, S.T., M.T.
NIP : 197505062000121001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2023
Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK


KONSTRUKSI
(TSI 304/1 SKS)

Dikerjakan Oleh :

Zahra Riva Irhammi


NIM. 2004101010108

Kepada Mahasiswa Yang Bersangkutan


Diberikan Nilai

( )

Disetujui,
Dosen Pembimbing
Perancangan Biaya Dan Jadwal Proyek Konstruksi

Dr. Mubarak, S.T., M.T.


NIP : 197505062000121001

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyelesaian Laporan Praktikum Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi tepat
pada waktunya, dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis sehingga tugas ini belum
sempurna sebagaimana yang diharapkan.
Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Dalam penyelesaian Laporan Praktikum Perencanaan dan Pengendalian Proyek
Konstruksi ini , penulis telah banyak memperoleh pengarahan dan bimbingan. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Mubarak, S.T.,
M.T. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan ilmu
untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam penulisan laporan ini, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam penyusunan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bisa memberikan ilmu kepada
penulis khususnya dan kepada mahasiswa teknik sipil pada umumnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahhi wabarakatuh.

Banda Aceh, 2023

Zahra Riva Irhammi


NIM. 2004101010108

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Deskripsi Umum Proyek.....................................................................................4
1.2 Lokasi Proyek.......................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8
2.1 Metode Penjadwalan Proyek Konstruksi..........................................................8
2.2 Work Breakdown Structure (WBS).....................................................................4
2.3 Logika Ketergantungan......................................................................................4
2.4 Durasi Pekerjaan.................................................................................................4
2.5 Float dan Lintasan Kritis....................................................................................4
BAB III RENCANA PENJADWALAN PROYEK......................................................163
3.1 Rencana Work Breakdown Structure (WBS).................................................163
3.2 Analisis Hubungan Ketergantungan Antar Pekerjaan................................163
3.3 Analisis Durasi Pekerjaan...............................................................................163
3.4 Penjadwalan Proyek........................................................................................163
3.4.1 Bar Chart dan Kurva S...........................................................................163
3.4.2 Network Planning....................................................................................163
3.5 Analisis Float....................................................................................................163
3.6 Analisis Lintasan Kritis...................................................................................163
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................177
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................177
4.2 Saran.................................................................................................................178
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................179
LAMPIRAN
a. Gambar Proyek
b. RAB
c. Analisis Durasi Pekerjaan
d. Bar Chart dan Kurva S
e. Network Planning (PDM) MS. Project

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Deskripsi Umum Proyek


Proyek adalah suatu upaya yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran
dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya
yang tersedia yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Istimawan
Dipohusodo, 1996:9). Dalam proses mencapai tujuan tersebut maka ditentukan batasan
biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi.

Dalam suatu proyek terdapat masalah yang kompleks karena adanya hubungan
saling ketergantungan dari banyak faktor dalam pelaksaaannya sehingga dibutuhkan
penerapan manajemen proyek konstruksi pada seluruh tahapan proyek yang dimulai
dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan.

Untuk menghindari atau mengurangi risiko, maka kita perlu mengetahui


parameter utama yang sangat mempengaruhi dalam hal pelaksanaan proyek
pembangunan, yaitu luas bangunan, tipe bangunan, lokasi proyek, material yang
digunakan, dan uraian pekerjaan yang telah dirincikan mulai dari tahap awal hingga
tahap akhir sampai bangunan tersebut siap untuk digunakan.

Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi
manusia (primer) disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai
kebutuhan dasar (basic human needs) karena merupakan unsur yang harus
dipenuhi guna menjamin kelangsungan hidup manusia. Dimana kebutuhan dasar
ini akan menentukan taraf kesejahteraan sekaligus kualitas hidup manusia itu
sendiri karena itu suatu hunian pada hakekatnya dapat berpengaruh terhadap
kualitas kehidupan orang-orang yang tinggal didalamnya.

Proyek yang ditinjau dalam Perencanaan Anggaran Biaya dan Jadwal


Proyek Konstruksi ini adalah Pembangunan Rumah Karyawan G2 yang
mempunyai luas bangunan 78.4 m2.

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

I.2 Lokasi Proyek


Rumah Karyawan G2 terletak di Kabupaten Nagan Raya, Nanggroe Aceh
Darussalam, Indonesia.

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Metode Penjadwalan Proyek Konstruksi


Salah satu faktor pendukung keberhasilan pencapaian proyek konstruksi, tentu
saja sebuah proyek harus memiliki target batasan penyelesaian. Hal ini bisa dilakukan
dengan penjadwalan kegiatan yang terarah dan pengaturan waktu yang baik dalam
proses pelaksanaan proyek konstruksi. Seluruh rangkaian kegiatan diatur secara
sistematis disertai dengan keterangan mengenai waktu dimulai dan diakhirinya kegiatan
pelaksaan proyek dengan jelas. Adapun metode penjadwalan yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut :
II.1.1 Bagan Balok (Bar Chart)
Bagan ini menggambarkan elemen kegiatan dari suatu proyek, dalam susunan
vertikal dan kronologis waktu pelaksanaan proyek. Dalam arah horisontal menggunakan
skala waktu yang proporsional. Panjang balok menyatakan lama kegiatan dalam skala
waktu yang dipilih. Digambarkan balok - balok berpasangan, satu untuk rencana dan
yang satu untuk realisasi. Kelebihan dari bagan balok ini juga menunjukkan jadwal
departemen atau individual secara terpisah. bahwa bagan balok memiliki kelemahan
penggunaan sebagai penyedia informasi, sebagai berikut :
1. Penggunaan sumber daya secara efisien.
2. Tahapan pra pelaksanaan di lapangan.
3. Detail kemajuan pekerjaan (pada waktu pelaksanaan).

II.1.2 Kurva S
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu, dan
bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh
kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan
proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana.

II.1.3 Network Planning


Network Planning adalah sebuah pernyataan secara grafis dari kegiatan-kegiatan
yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan simbol-simbol, yang terdiri atas :
1. : anak panah (arrow) menyatakan sebuah kegiatan.

2. : lingkaran kecil = node, menyatakan sebuah peristiwa.

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

3. --------> : Dummy (anak panah terputus-putus), yang berarti semua kegiatan,


yaitu kegiatan yang tidak memerlukan durasi dan sumber daya.

Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat
memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah monitoring serta
tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan memperbarui jadwal. Akan
tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada dua macam
diagram yang dikenal dalam network planning, yaitu Activity on Arrow dan Activity on
Node/ Precedence Diagram Method.

II.1.4 Metode PDM (Precedence Diagram Method)


Metode diagram “preseden” ini merupakan jaringan kerja yang termasuk dalam
klasifikasi activity on node. Keunggulan dari PDM (Precedence Diagram Network)
adalah dapat memperlihatkan hubungan ketergantungan antar kegiatan dengan jelas dan
lebih sederhana pada diagram. Berikut di bawah ini format umum diagram network yang
biasa digunakan pada metode PDM (Precedence Diagram Network):

Keterangan :
ES : saat mulai paling awal suatu aktivitas
ID : nomor identifikasi
EF : saat berakhir paling awal suatu aktivitas
LABEL : nama aktivitas
LS : saat mulai paling lambat suatu aktivitas
D : durasi aktivitas
LF : saat berakhir paling lambat suatu aktivitas

Adapun untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan lintasan kritis dapat
dilakukan melalui perhitungan maju (Forward Analysis) dan perhitungan mundur
(Backward Analysis) sebagai berikut (Ervianto, 2005):
a. Perhitungan maju dilakukan untuk mendapatkan Earliest Start (ES) dan
Earliest Finish (EF).
b. Perhitungan mundur dilakukan untuk mendapatkan Latest Start (LS) dan
Latest Finish (LF), jika lebih dari satu anak panah yang keluar dari

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

kegiatan maka diambil yang terkecil. Finish (EF), jika lebih dari satu
anak panah yang masuk dalam kegiatan maka diambil yang terbesar.
c. Adapun lintasan kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut :
ES = LS atau EF = LF atau LF – ES = Durasi kegiatan
d. Float : sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga
kegiatan tersebut dapat ditunda atau diperlambat dengan sengaja atau
tidak, tanpa menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek.

Pada PDM (Precedence Diagram Network) juga dikenal adanya konstrain. Satu
konstrain hanya dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung
yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Dalam menyusun
jaringan PDM (Precedence Diagram Network), khususnya menentukan urutan
ketergantungan, mengingat adanya bermacam konstrain tersebut, maka lebih banyak
faktor harus diperhatikan.

II.2 Work Breakdown Structure (WBS)


Work Breakdown Structure (WBS) merupakan suatu cara untuk membagi-bagi
pekerjaan suatu proyek konstruksi dan mempunyai sifat hirarkis dan logic, yaitu makin
lama makin terinci dengan lingkup yang juga mengecil, menjadi divisi-divisi dan
subdivisi pekerjaan sampai pada bagian terkecil, atau struktur rincian lingkup kerja atau
proyek dari kegiatan yang paling awal hingga kegiatan paling akhir, sedangkan
kompleksibilitasnya makin berkurang sampai akhirnya dianggap cukup terinci tetapi
masih dapat dikelola dengan baik.
Dalam menghitung (estimasi) biaya suatu bangunan, volume pekerjaan haruslah
dihitung dengan teliti karena volume pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkiraan harga yang didapat. Volume suatu pekerjaan adalah perhitungan
jumlah banyaknya suatu pekerjaan dalam satu satuan atau sering juga disebut dengan
kubikasi pekerjaan. Volume suatu pekerjaan bukanlah volume yang sesungguhnya,
melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Pekerjaan perhitungan volume dilakukan mulai tahap persiapan yakni
pembersihan, pemasangan bouwplank, pekerjaan tanah, pekerjaan batu, beton bertulang
sampai pekerjaaan akhir seperti pengecatan atau perlengkapan lainnya. Setiap jenis
pekerjaan yang diperhitugkan mempunyai kaitan dengan pekerjaan yang lain sehingga
perhitungan volume pekerjaan ini haruslah seteliti mungkin.

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

II.3 Logika Ketergantungan

Dalam pelaksanaan Pembangunan Rumah Susun Wisma Suralaya ini terdapat


beberapa tahapan pekerjaan yang harus dilakukan. Logika ketergantungan antar
pekerjaan memperlihatkan alur pekerjaan hingga selesainya suatu proyek. Pekerjaan-
pekerjaan tersebut saling berhubungan dengan kata lain satu pekerjaan akan
bergantung dengan pekerjaan lainnya. Oleh karena itu, kita harus menganalisa
ketergantungan antar pekerjaannya untuk mengetahui tahapan pekerjaan pada sebuah
proyek. Hal tersebut dimaksudkan agar proyek yang dibangun mencapai spesifikasi
teknis yang diinginkan serta selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Logika
ketergantungan ini nantinya akan digunakan untuk membuat network planning pada
proyek tersebut.

Dalam menetapkan hubungan antar pekerjaan dengan Ms. Project dibutuhkan


predecessors dan successors. Predecessors adalah suatu pekerjaan yang harus
dimulai/diakhiri sebelum pekerjaan lainnya dimulai/diakhiri. Secara sederhana
predecessors adalah prasyarat bagi suatu pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum
pekerjaan lain dimulai. Sedangkan successor adalah kebalikannya yaitu suatu
pekerjaan yang tidak dapat dimulai / diakhiri sebelum pekerjaan tertentu dimulai /
diakhiri.

Pada analisa logika ketergantungan antar pekerjaan juga dikenal adanya


konstrain atau hubungan antar pekerjaan. Satu konstrain hanya dapat
menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal
atau mulai (S) dan ujung akhir atau selesai (F). Maka disini terdapat enam macam
konstrain (hubungan antar pekerjaan), yaitu:
1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS)
Finish to Start (FS) : Hubungan ketergantungan dimana suatu pekerjaan boleh
dikerjakan setelah pekerjaan sebelumnya selesai.

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu


kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a
yang berarti kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i)

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

selesai. Proyek selalu menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila
dijumpai hal-hal tertentu.

2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start (SS)


Start to Start (SS) : Suatu hubungan ketergantungan dimana suatu pekerjaan
dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain.

Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan


mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai
setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila
sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah
bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka
waktu kegiatan terdahulu. Karena perdefinisi b adalah sebagian kurun waktu
kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan tumpang tindih.

3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF)

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

Finish to Finish (FF) : Suatu hubungan ketergantungan dimana suatu pekerjaan


harus selesai bersamaan dengan pekerjaan lain.

Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan


selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j)
selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini
mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang
terdahulu telah sekian (=c) hari selesai. Angka c tidak boleh melebihi angka kurun
waktu kegiatan yang bersangkutan (j).

4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF)


Start to Finish (SF) : Suatu hubungan ketergantungan dimana suatu pekerjaan
baru boleh selesai setelah pekerjaan lain mulai dikerjakan.

Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya


kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j)
selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari
porsi kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang
dimaksud boleh diselesaikan.

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

5. Lag Time

Merupakan penghubung antar pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya dengan


jeda waktu tertentu. Dicirikan dengan adanya penguluran waktu. Dimana pekerjaan
kedua tidak boleh langsung dikerjakan setelah pekerjaan pertama selesai, diberi jeda
waktu beberapa hari. Lag Time merupakan tenggang waktu antara selesainya suatu
pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan lain. Simbol : (+) atau %. Contoh : Predesessor :
3FS + 3d, artinya pekerjaan pengecatan bisa dilaksanakan 3 hari setelah pekerjaan
plesteran selesai.

6. Lead time
Merupakan penghubung antar pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya dengan
jeda waktu tertentu. Dicirikan dengan adanya penekanan waktu. Dimana pekerjaan
kedua dapat dimulai sebelum pekerjaan pertama selesai dikerjakan. Lead Time
merupakan penumpukan waktu antara selesainya suatu pekerjaan dengan dimulainya
pekerjaan lain. Simbol : (-) atau %. Contoh : 3FS-3d, artinya pekerjaan plesteran harus
dimulai 3 hari sebelum pemasangan genting selesai. 
 
A

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

II.4 Durasi Pekerjaan

Setelah melakukan pengelompokan pekerjaan (Work Breakdown Structure)


dan menghitung volume pekerjaan, tahapan selanjutnya adalah menentukan waktu
pelaksanaan pekerjaan secara detail. Penjadwalan pekerjaan meliputi penentuan
durasi masing-masing paket pekerjaan, kapan suatu paket pekerjaan dimulai dan
kapan waktu selesainya, yang nantinya ketika semuanya diakumulasikan akan
menghasilkan durasi keseluruhan dari proyek. Penjadwalan pekerjaan bukanlah
pekerjaan yang mudah, karena dalam menentukan durasi suatu paket pekerjaan
biasanya digunakan formulasi sebagai berikut :

Volume
Durasi= × Produktivitas
Jumlah Tenaga Kerja

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa ada tiga faktor yang akan
mempengaruhi durasi pekerjaan, yaitu volume, produktivitas dan asumsi jumlah
pekerja. Tingkat produktivitas yang ditentukan berdasarkan nilai koefesien tenaga
kerja pada AHSP 2016, hubungan produktivitas dan koefesin adalah :

I
P=
K

Hasil dari penjadwalan (schedulling) ini akan digunakan sebagai


dasar/informasi serta acuan bagi pengendalian yang akan dilakukan. Dalam
pengerjaan Proyek Pembangunan Rumah Susun Wisma Suralaya ini, diperlukan
waktu atau durasi dalam proses pengerjaannya. Serta berapa banyak jumlah
tenaga kerja yang akan dipakai untuk proyek tersebut. Maka dari itu perlu adanya
perencanaan durasi proyek serta jumlah tenaga kerjanya.

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

II.5 Float dan Lintasan Kritis


II.5.1 Float
Float digunakan untuk menentukan jalur kritis suatu proyek. Waktu
penyelesaian proyek umumnya tidak sama dengan total waktu hasil
penjumlahan kurun waktu masing-masing kegiatan yang menjadi unsur
proyek, karena adanya kegiatan yang paralel. Bila jaringan kerja hanya
mempunyai satu titik awal (initial node) dan satu titik akhir (terminal node),
maka jalur kritis juga berarti jalur yang memiliki jumlah waktu penyelesaian
terbesar/terlama, dan jumlah waktu tersebut merupakan waktu proyek yang
tercepat serta terkadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam sebuah
jaringan kerja.

Float adalah sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan


sehingga memungkinkan penundaan atau perlambatan kegiatan tersebut
secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak
menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya. Float dapat
dibedakan menjadi total float dan free float.
II.5.1.1 Total Float
Total Float adalah sejumlah waktu untuk penundaan yang terdapat
pada suatu kegiatan di mana kegiatan tersebut dapat diperlambat
pelaksanaannya tanpa mempengaruhi selesainya proyek secara
keseluruhan. Total float suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling
akhir, dikurangi waktu selesai paling awal, atau waktu mulai paling akhir
dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan tersebut. Rumus Total
Float :

Total Float = (LF peristiwa akhir) – (durasi) – (ES peristiwa awal)

atau

Total Float = LF – EF = LS – ES

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

II.5.1.2 Free Float


Free Float ialah sejumlah waktu dimana suatu kegiatan non kritis
bisa terlambat atau diperlambat pelaksanaannya tanpa mempengaruhi
kegiatan berikutnya. Rumus Free Float :

Free Float = (EF peristiwa akhir) – (durasi) – (ES peristiwa awal)

atau

Free Float = ES – EF

2.5.2 Lintasan Kritis

Dari network yang terjadi, terbentuk jalur-jalur penyelesaian proyek


dimulai dari kejadian awal sampai kejadian akhir. Jalur-jalur tersebut
disebut lintasan. Dari sekian banyak lintasan yang terjadi, tiap lintasan
membutuhkan waktu yang berbeda-beda, yang dihasilkan dari penjumlahan
durasi setiap kegiatan yang dilaluinya. Dari seluruh lintasan yang ada, salah
satu lintasan akan memiliki waktu terpanjang untuk menyelesaikan proyek.
Lintasan ini ditandai dengan setiap kejadian yang dilaluinya merupakan
kejadian kritis.

Untuk mendapatkan perkiraan waktu penyelesaian yang tercepat


atau minimum kita harus mencari critical path (lintasan kritis) dalam
network. Critical path dapat diperoleh dengan menentukan rangkaian
aktivitas yang terpanjang sejak dari awal sampai ke penyelesaian proyek.
Untuk mendapatkan critical path, perlu diketahui waktu paling awal
dimulainya setiap aktivitas. Lintasan kritis inilah yang akan menentukan
total durasi tercepat untuk menyelesaikan semua kegiatan pada proyek
tersebut.

Dengan tidak adanya tenggang waktu tersebut, maka begitu sebuah


pekerjaan selesai maka harus segera dilanjutkan oleh aktivitas yang

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

berikutnya, jadi tidak boleh ada waktu istirahat antara selesainya suatu
aktivitas dengan aktiviats berikutnya. Apabila terjadi tenggang waktu atau
istirahat maka akan terjadi penundaan pada penyelesaian dari seluruh
proyek.

Jika suatu aktivitas mempunyai waktu mulai paling akhir (LS) sama
dengan waktu mulai paling awal (EF), maka aktivitas ini adalah kritis.
Karena EF=LS maka berarti pada jalur itu tidak pernah ada kelonggaran
waktu, sebab setiap saat suatu aktivitas selesai pada saat itu pula aktivitas
yang lain harus segera dimulai (Gitosudarmo, 2002). Rangkaian aktivitas
kritis dalam network yang dimulai dari kejadian awal sampai ke keajadian
akhir disebut critical path (Muslich, 2009). Untuk menentukan kegiatan
yang bersifat kritis dilakukan perhitungan ke depan (forward analysis)
untuk mendapatkan nilai earliest start dan perhitungan ke belakang
(backward analysis). Untuk mendapatkan earliest finish, besarnya nilai dari
perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

 ESj = ESi + SSij atau SSj = EFi + FSij

 EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj

Catatan :

1. Jika ada lebih besar dari satu anak panah yang masuk dalam satu kegiatan
maka diambil nilai yang terbesar.

2. Jika tidak diketahui FSij atau SSij dan kegiatan nonsplitable maka ESj
dihitung dengan cara sebagai berikut : ESj = EF – Dj

Perhitungan backward analysis untuk mendapatkan latest start (LS)


dan latest finish (LF) sebagai kegiatan successor yaitu J dan yang dianalisis
dalam I. Besarnya nilai LS dan LF dihitung sebagai berikut :

 LFi = LFj – LFij atau LFi = LSj – FSij

 LSi = LSi – Ssij atau LSj = LFj – SFij atau LFi – Di

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

Catatan :

3. Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari satu kegiatan maka
yang diambil adalah nilai terkecil.

4. Jika tidak diketahui FFij atau FSij dan kegiatan nonsplitable maka FFj
dihitung dengan cara sebagai berikut : LFj = LSi + Di

Jalur kritis ditandai oleh beberapa keadaan :

1. ES = LS

2. EF = LF

3. LF – ES = durasi kegiatan

Pada tampilan Network Diagram, kegiatan-kegiatan yang berada pada


lintasan kritis secara otomatis sudah ditampilkan dengan format warna merah.
Tetapi tidak demikian pada tampilan Gantt Chart, dimana kegiatan kritis
maupun kegiatan non-kritis ditampilkan dengan format warna yang sama, jadi
harus terlebih dahulu diubah ke format critical task dan warna balok yang
menggambarkan kegiatan kritis akan berubah, yang merupakan jalur kritis akan
keluar keterangan YES sedangkan yang tidak akan berketerangan

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

BAB III

RENCANA PENJADWALAN PROYEK

III.1 Rencana Work Breakdown Structure

Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu metode pengorganisasian


menjadi struktur pelaporan hierarki. WBS digunakan untuk melakukan breakdown
atau memecah tiap proses pekerjaan mejadi lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar
proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik. WBS disusun
berdasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak,
gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-
bagian dengan mengikuti pola struktur dan hierarki tertentu menjadi item-item
pekerjaan yang cukup terperinci.

Work Breakdown Structure (WBS) merupakan suatu cara untuk membagi-


bagi pekerjaan suatu proyek konstruksi dan mempunyai sifat hierarki dan logis,
yaitu makin lama makin terinci dengan lingkup yang juga mengecil, menjadi
divisi-divisi dan subdivisi pekerjaan sampai pada bagian terkecil, atau struktur
rincian lingkup kerja atau proyek dari kegiatan yang paling awal hingga kegiatan
paling akhir, sedangkan kompleksibilitasnya makin berkurang sampai akhirnya
dianggap cukup terinci tetapi masih dapat dikelola dengan baik.

Struktur WBS menyerupai gambar piramida dimana sebagai level 1 yaitu


posisi puncak mengidentifikasikan proyek secara keseluruhan. Selanjutnya level 2
dibagi berdasarkan kriteria tertentu seperti bidang keahlian, lokasi pekerjaan, atau
urutan pelaksanaan pekerjaan. Demikian level-level di bawahnya disebut level 3,
level 4, dan seterusnya sampai pada level terkecil yang disebut paket pekerjaan,
yang disebut work package (WP).

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

Berikut merupakan Work Breakdown Structure (WBS) Proyek


Pembangunan Rumah Karyawan G2 di Kabupaten Nagan Raya.
WBS Task Name
1 Pekerjaan Persiapan
1.1 Pekerjaan Pembersihan dan Pengukuran
1.2 Pekerjaan Pasang Bouwplank
2 Pekerjaan Pondasi
2.1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
2.2 Pekerjaan Lantai Kerja
2.3 Pekerjaan Pasang Pondasi Beton
2.4 Pekerjaan Beton Sloof
2.5 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
3 Pekerjaan Parit
3.1 Pekerjaan Galian Tanah Parit
3.2 Pekerjaan Pasangan Parit (batu belah/Gunung/Kali)
3.3 Pekerjaan Plester Parit
4 Pekerjaan Dinding dan Beton
4.1 Pekerjaan Pasang Dinding Bata Merah Camp 1 : 2 (trasram)
4.2 Pekerjaan Pasang Dinding Bata Merah Camp 1 : 4
4.3 Pekerjaan Plester dan Aci Camp 1 : 2
4.4 Pekerjaan Plester dan Aci Camp 1 : 4
4.5 Pekerjaan Pasang Ringbalok
4.6 Pekerjaan Pasang Kolom Praktis
4.7 Pekerjaan Pasang Beton Meja Dapur
4.8 Pekerjaan Pasangan Balok Meja Dapur
4.9 Pekerjaan Pasang Balok Beton Lintel (Ambang Kusen)
5 Pekerjaan Kusen dan Gantungan
5.1 Pekerjaan Pasang Kusen - Pintu Type P.1 Kayu Kelas II Setara Meranti
5.2 Pekerjaan Pasang Kusen - Pintu Type PJ Kayu Kelas II Setara Meranti
5.3 Pekerjaan Pasang Kusen - Jendela Type J.1 Kayu Kelas II Setara Meranti
5.4 Pekerjaan Pasang Kusen - Jendela Type J.2 Kayu Kelas II Setara Meranti
Pekerjaan Pasang Kusen - Boven Light Type BV.1 Kayu Kelas II Setara
5.5
Meranti
5.6 Pekerjaan Pasang Kitchen Set

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

6 Pekerjaan Atap
6.1 Pekerjaan Pasang Rangka Atap Zincalume 0,75 mm
6.2 Pekerjaan Pasang Atap Multi Roof 0,35 mm
6.3 Pekerjaan Aluminium Single Side
6.4 Pekerjaan Pasangan Bubungan / Nok Metal Roof 0,35 mm
6.5 Pekerjaan Pasang Listplank GRC t = 10 mm
6.6 Pekerjaan Wind Bracing Zincalume 0,5
6.7 Pekerjaan Pasang Balok Kunci Kuda-kuda Zincalume 0,5
7 Pekerjaan Plafond
7.1 Pekerjaan Pasang Plafond Kalsiboard 4,5 mm + Rangka
7.2 Pekerjaan Pasang Plafond Gypsum 9 mm + Rangka
7.3 Pekerjaan Pasang List Gypsum 8 cm
7.4 Pekerjaan Pasang List Kayu 5 cm
8 Pekerjaan Lantai
8.1 Pekerjaan Urugan Tanah Dibawah Lantai 40 cm
8.2 Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Lantai 5 cm
Pekerjaan Pasang Lantai Keramik Uk. 40 x 40 cm Ex. Asia Tile/Mulia
8.3
Keramik
Pekerjaan Pasang Lantai Keramik Uk. 20x20 cm Ex. Asia Tile/Mulia
8.4
Keramik
Pekerjaan Pasang Dinding Keramik Uk. 20x25 cm Tinggi = 2m Ex. Asia
8.5
Tile/Mulia Keramik
Pekerjaan Pasangan Dinding Dapur Keramik Uk. 20x20 cm Ex. Asia
8.6
Tile/Mulia Keramik
Pekerjaan Pasang List Dinding Keramik Uk. 20x25 cm Ex. Asia Tile/Mulia
8.7
Keramik
8.8 Pekerjaan Pasang Lantai Beton (rabat) Tritisan
9 Pekerjaan Pengecatan
9.1 Pekerjaan Pengecatan Dinding merk Vinillex/Metro Lite
9.2 Pekerjaan Pengecatan Plafond Vinilex/Metro Lite
9.3 Pekerjaan Pengecatan Kusen Pintu dan Jendela Merk. Vinilex/Metro Lite
10 Pekerjaan Instalasi Air dan Sanitair
10.1 Pekerjaan Pasang Closet Jongkok Ex. KIA
10.2 Pekerjaan Pasang Bak Mandi
10.3 Pekerjaan Pasang Kran dia. ½" setara Sun Ei
10.4 Pekerjaan Pasang Septictank dan Resapan

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

10.5 Pekerjaan Pasang Instalasi Air Bersih PVC AW 3/4" Ex. Wavin/Pavilon
10.6 Pekerjaan Pasang Instalasi Air Bersih PVC AW 1/2"Ex. Wavin/Pavilon
10.7 Pekerjaan Pasang Instalasi Air Kotor PVC AW 4" Ex. Wavin/Pavilon
10.8 Pekerjaan Pasang Instalasi Air Kotor PVC AW 2" Ex. Wavin/Pavilon
11 Pekerjaan Instalasi Listrik
11.1 Pekerjaan Pasang Titik Lampu PLEC 11 Watt Philips
11.2 Pekerjaan Pasang Titik Lampu SL 18 Watt Philips
11.3 Pekerjaan Pasang Saklar Tunggal Ex. Clipsal
11.4 Pekerjaan Pasang Saklar Ganda Ex. Clipsal
11.5 Pekerjaan Pasang Stop Kontak Ex. Clipsal
11.6 Pekerjaan Pasang MCB 10 Ampere Merk Merline Gerin/Sinder
11.7 Pekerjaan Pasang Arde (Grounding)
12 Pekerjaan Akhir
12.1 Pekerjaan Pembersihan Akhir

III.2 3.2
III.3 Analisis Durasi Pekerjaan
Setelah melakukan pengelompokan pekerjaan (Work Breakdown
Structure) dan menghitung volume pekerjaan, tahapan selanjutnya adalah
menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail. Penjadwalan pekerjaan
meliputi penentuan durasi masing-masing paket pekerjaan, kapan suatu paket
pekerjaan dimulai dan kapan waktu selesainya, yang nantinya ketika semuanya
diakumulasikan akan menghasilkan durasi keseluruhan dari proyek. Penjadwalan
pekerjaan bukanlah pekerjaan yang mudah, karena dalam menentukan durasi
suatu paket pekerjaan biasanya digunakan formulasi sebagai berikut :

Volume
Durasi= × Produktivitas
Jumlah Tenaga Kerja

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa ada tiga faktor yang akan
mempengaruhi durasi pekerjaan, yaitu volume, produktivitas dan asumsi jumlah
pekerja. Tingkat produktivitas yang ditentukan berdasarkan nilai koefesien tenaga

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

kerja pada AHSP 2016, hubungan produktivitas dan koefesin adalah :

I
P=
K

Hasil dari penjadwalan (schedulling) ini akan digunakan sebagai


dasar/informasi serta acuan bagi pengendalian yang akan dilakukan. Dalam
pengerjaan proyek pembangunan rumah karyawan G2, diperlukan waktu atau
durasi dalam proses pengerjaannya. Serta berapa banyak jumlah tenaga kerja yang
akan dipakai untuk proyek tersebut. Maka dari itu perlu adanya perencanaan
durasi proyek serta jumlah tenaga kerjanya. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan diatas, maka durasi pekerjaan dalam pengerjaan Proyek
Pembangunan Rumah Karyawan G2 ini adalah sebagai berikut:

ZAHRA RIVA IRHAMMI (2004101010108)


Perancangan Biaya dan Jadwal Konstruksi

` THARISYA ATHAYA (2004101010155)

24

You might also like