Professional Documents
Culture Documents
Pengkajian Dasar Keperawatan: Institut Teknologi Sains Dan Kesehatan Rs Dr. Soepraoen Program Studi Keperawatan
Pengkajian Dasar Keperawatan: Institut Teknologi Sains Dan Kesehatan Rs Dr. Soepraoen Program Studi Keperawatan
SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S No. RM :-
Usia : 54 th Tanggal Masuk : 23 Maret 2023
Jenis kelamin : laki-laki Tanggal Pengkajian : 24 Maret 2023
Alamat :- Sumber Informasi : klien dan keluarga
No. Telepon :- Nama klg. dekat yang bisa
dihubungi:
Status pernikahan : menikah
Agama : Islam Status :-
Suku : Sunda Alamat :-
Pendidikan :- No. telepon :-
Pekerjaan : petani Pendidikan :-
Lama bekerja :- Pekerjaan :-
4. Faktor pencetus: pasien sering minum-minuman keras setiap 2-3 minggu sekali, tiap minum
1-2 gelas
5. Faktor pemberat: gaya hidup
6. Upaya yang telah dilakukan: pemeriksaan ke RST
7. Keluhan saat pengkajian:
Klien mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna hitam dengan konsistensi sedikit lunak sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 2 x/hari. Buang air kecil dikatakan berwarna
seperti teh sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, dengan frekuensi 3-4 x/hari dan volumenya
kurang lebih ½ gelas tiap kali kencing. Pasien juga mengatakan bahwa kedua matanya berwarna
kuning sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Warna kuning ini muncul perlahan-lahan. Selain itu,
pasien merasa gelisah beberapa hari terakhir dan susah tidur di malam hari.
F. Genogram
Tidak terkaji
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan - -
Bahaya Kecelakaan - -
Polusi - -
Ventilasi - -
Pencahayaan - -
W. Kesimpulan
. ....................................................................................................................................................................
. ....................................................................................................................................................................
. ....................................................................................................................................................................
X. Perencanaan Pulang
Tujuan Pulang : rumah
Transportasi pulang : -
Dukungan keluarga : ada, klien dirawat oleh keluarganya di rumah
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : -
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : klien dirawat keluarganya di rumah
Pengobatan : dilanjutkan
Rawat jalan ke : -
Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah : -
Keterangan lain : -
Malang,
Pengkaji
ANALISA DATA
1. Data Subyektif: Factor resiko :diagnosis dengan sirosis Perfusi jaringan serebral
Pasien mengatakan perutnya hepatis {child pugh C ) = tidak efektif
membesar secara perlahan + ensefalopati hepatikum grade I : Jenis
pada bagian seluruh perut sejak kelamin laki-laki, usia 54 tahun, minum-
2,5 bulan pasien juga minuman keras
mengatakan nyeri ulu ati sejak ↓
1 bulan dan memberat sejak 3 Perfusi jaringan serebral tidak efektif b.d
hari sebelum masuk RS nyeri gangguan metabolism
ulu ati seperti ditusuk-tusuk
dan dirasakan sepanjang hari
nyeri disertai mual dan muntah
pasien juga mengatakan lemas
terus menerus dan tidak
menghilang walaupun
istirahat/tidur kedua mata
pasien berwarna kuning sejak 1
bulan pasien mengatakan
merasa gelisah beberapa hari
terakhir dan susah tidur di
malam hari.
Data Obyektif:
Usia: 54 tahun
Jenis Kelamin: laki-
laki
Kebiasaan
konsumsi:minum
minuman keras sejak
muda
Riwayat: tidak
memiliki riwayat
penyakit
K/u: lemah (compos
mentis)
Nadi:92x/mnt
TTV
TD:110/80mmHg
N:92X/mnt
RR:20X/mnt
S:37°c
DX medis:Sirosis hepatis
(Child Pugh C,
Hasil lab dabdomen dari
pemeriksaan usg didapatkan
hasil fluid(-),dullness test(+)
P
ANALISA DATA
1. 24-3-23 Perfusi jaringan serebral Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor klien dengan ketat 1. Untuk mencegah nyeri kepala yang
tidak efektif b.d gangguan keperawatan selama 1x 24 jam terutama setelah lumbal pungsi, menyertai perubahan tekanan
metabolism dengan kriteria hasil: anjurkan klien berbaring minimal intracranial
k/u:cukup 4-6 jam setelah lumbal pungsi. 2. Untuk mendeteksi tanda-tanda syok,
TD:dalam batas normal 2. Monitor tanda-tanda peningkatan yang harus dilaporkan kedokter untuk
TD:110/80 mmHg intracranial selama perjalanan intervensi awal
N:92x/mnt penyakit (nadi lambat, tekanan 3. Perubahan-perubahan ini menandakan
RR:20x/mnt darah meningkat, kesadaran ada perubahan tekanan intracranial
S:37,0 menurun, napas irreuler, reflex dan penting untuk intervensi awal
pupil menurun, kelemahan) 4. Untuk mencegah peningkatan tekanan
3. Monitor tanda-tanda vital dan intracranial
neurologis tiap 5-30 menit. Catat 5. Untuk mengurangi tekanan intracranial
dan laporkan segera perubahan- 6. Diet cair (tanpa protein), rendah garam,
perubahan tekanan intracranial ke batasi cairan (1 lt/hari), infuse DS 10%:
dokter NS: Aminoleban= 1:1:1 (20 tetes per
4. Hindari posisi tungkai ditekuk atau menit), propranolol 2x10 mg,
gerakan-gerakan klien omeprazole 2x40 mg, sucralfat syr 3xCI,
5. Tinggikan sedikit kepala klien lactulosa sirup 3xCI, paramomycin
dengan hati-hati, cegah gerakan 4x500 mg, enema tiap 12 jam, transfusi
yang tiba-tiba dan tidak perlu dari albumin 20% 1 kolf/hari
kepala dan leher, hindari fleksi
leher
6. Kolaborasi dengan pemberian
terapi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. S Ruangan : - RM No. :-Dx medis : SIROHIS HEPATITIS (CHILD PUGH C) + ENSEFALOPATI HEPATIKUM GRADE I
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
24 MARET Mengukur tanda-tanda vital : nadi, tekanan darah S: klien mengatakan masi merasa nyeri uluh hati seperti di tusuk
2023/18.00 Ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya saling berkolaborasi untuk pemberian diet tusuk
nutrisi O:
Memberikan posisi nyaman selama periode akut TTV:
Memberikan terapi obat diet cair (tanpa protein), rendah garam, batasi cairan (1 TD: 110/80 mmHg
lt/hari), infuse DS 10%: NS: Aminoleban= 1:1:1 (20 tetes per menit), propranolol 2x10 N: 92 x per menit
mg, omeprazole 2x40 mg, sucralfat syr 3xCI, lactulosa sirup 3xCI, paramomycin 4x500 RR:20 x per menit
mg, enema tiap 12 jam, transfusi albumin 20% 1 kolf/hari. HASIL LAB
Mengidentifikasi nyeri meliputi lokasi karakteristik nyeri, dan intensitas sekala 0-10 pemeriksaan mata dan ginekomastia pada pemeriksaan thoraks. Dari
(nyeri di ulu hati , secara terus menerus skala 3) pemeriksaan abdomen, inspeksi tampak adanya distensi, palpasi
Menganjurkan pasien mengungkapkan rasa nyerinya dengan keluhan didapatkan hepar dan lien sulit dievaluasi dan ada nyeri tekan pada
menganjurkan melakukan Teknik relaksasi nafas dalam dan bila dilakukan secara terus regio epigastrium dan hipokondrium. Dari perkusi abdomen
menerus didapatkan fluid wave test (+), shifting dullness test (+).
atau Teknik mengalihkan perhatian bilirubin total: 3,8 mg/dl, bilirubin direk: 3,5 mg/dl, bilirubin indirek:
3,2 mg/dl, SGOT: 147 u/L, SGPT: 72 u/L, BUN: 32 mg/dl, kreatinin: 5,3
mg/dl, albumin: 2,55 g/dl. Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV hasilnya
nonreaktif. Dari pemeriksaan USG abdomen didapatkan kesan
pengecilan hepar dengan splenomegali dan ascites.
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi nomor 1-6
S: klien mengatakan nyeri uluh hati sudah berkurang
O: pasien tampak menyeringai
Pasien tampak sesekali memegangi perutnya skala nyeri 3
TTV:
TD: 110/80 mmHg
N: 92 x per menit
RR:20 x per menit
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervrensi nomor 1-6