Professional Documents
Culture Documents
Usulan Penelitian "Pengaruh Citra Tubuh Terhadap Risiko Gangguan Makan Pada Komunitas Model Di Kota Kupang"
Usulan Penelitian "Pengaruh Citra Tubuh Terhadap Risiko Gangguan Makan Pada Komunitas Model Di Kota Kupang"
OLEH:
1807020051
KUPANG
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
“Pengaruh citra tubuh terhadap risiko gangguan makan pada komunitas model di
Peneliti menyadari bahwa tersusunnya usulan penelitian ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Juliana Marlin Y. Benu, M.
Psi, Psikolog selaku Pembimbing I dan Marleny Purnamasary Panis, S.Psi, M.Si
selaku pembimbing II serta Bapak Indra Yohanes Killing, PhD selaku penguji yang
telah dengan ikhlas meluangkan waktu, memberikan bimbingan, petunjuk, arahan dan
saran sehingga penulisan proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada
1. Bapak Prof. Apris A Adu, S.Pt., M.Kes, selaku Dekan beserta seluruh civitas
2. Ibu Yeni Damayanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi
3. Bapak R. Pasifikus Ch. Wijaya, S.Psi., M.A selaku Dosen Penasehat Akademik
yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan dukungan demi kelancaran studi
penulis.
2
5. Keluarga tercinta, khususnya Bapak Yohanis Demu, Ibu Benedicta Dei Flora A
Kudu, dan adik tercinta Christian Alexandro Kudu Demu yang selalu membantu
6. Terima kasih untuk sahabat terkasih Nadia Riwu Kaho, Aprilia Benggu,
Annastasia Usfinit, Agnes Tamur, Tasya Lotu, Diana Natalia yang selalu yang
pembuatan tugas akhir ini Fenny Ratu, Maria Karlenci, Nirma F, Regina F, Perez
menempuh pendidikan dan berbagi banyak suka dan duka selama proses
pendidikan.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan hasil ini.
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
Peneliti
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................4
DAFTAR TABEL......................................................................................................6
BAB 1........................................................................................................................7
PENDAHULUAN.....................................................................................................7
1.2 Keaslian..........................................................................................................10
BAB II......................................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................15
4
2.2 Gangguan Makan..........................................................................................20
2.5 Hipotesis.........................................................................................................36
BAB III....................................................................................................................37
METODE PENELITIAN.........................................................................................37
3.1 Variabel..........................................................................................................37
3.2 Partisipan........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................44
5
DAFTAR TABEL
6
BAB 1
PENDAHULUAN
Saat ini untuk menjadi peragawati atau peragawan tidak hanya cukup
bermodalkan wajah dan tubuh yang indah, namun diharuskan mampu mengingat
(Sanggarwati, 2013).
Dunia model juga dapat menjadi pekerjaan yang menghasilkan uang atau
Setiawan, (2007) ada sepuluh keuntungan menjadi model yaitu; menjadi karier
mandiri dan produktif, terkenal, pergaulan lebih luas, dan punya penghasilan
tambahan. Selain itu, menjadi model juga dapat dikenal banyak orang, sering
Sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tiga
orang subjek berinisial NRK(23), EY(37), dan RT(27) sebagai anggota salah satu
7
komunitas model Kota Kupang, mereka menyebutkan bahwa ada beberapa
tuntutan spesifik yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang model yaitu,
memiliki tinggi minimal 165 cm untuk perempuan dan 175 cm untuk laki-laki.
Selain itu, mereka dituntut untuk memiliki wajah yang berkarakter, bentuk badan
yang ideal, kulit dan rambut serta wajah yang terawat bagi perempuan dan secara
bentuk, dan kemampuan atau potensi tubuh saat ini dan masa sebelumnya yang
saling berkesinambungan inilah yang disebut dengan citra tubuh (Keliat, 1994).
Citra tubuh merupakan hal pokok dalam konsep diri. Citra tubuh harus
akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya`akan
meningkat (Yusuf, 2015). Gambaran atau citra diri (body image) mencakup sikap
fungsinya.
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap diri sendiri yang disadari ataupun
yang tidak disadari terhadap tubuhnya, serta perasaan tentang struktur, bentuk dan
penuaan terlihat lebih jelas terhadap citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek
konsep diri lainnya (Struart, 2016). Citra tubuh sendiri terbagi menjadi dua
8
bagian, yaitu individu yang merasa puas terhadap penampilan, menerima bentuk
merupakan individu yang memiliki citra tubuh positif. Sedangkan individu yang
tidak puas dengan penampilan dan terdapat perbedaan antara citra tubuh yang
nyata dan citra tubuh ideal merupakan individu yang memiliki citra tubuh negatif
(Safitri & Rizal, 2020). Kondisi citra tubuh negatif mengakibatkan para model
tidak menerima kondisi fisiknya sehingga akan membentuk citra tubuh rendah
sehingga para model akan melakukan diet yang dapat meningkatkan risiko
perilaku makan berbahaya, pola makan tidak teratur, dan obsesi terhadap berat
badan atau bentuk tubuh. Gangguan makan termasuk gangguan kesehatan mental
yang sudah dijelaskan dalam panduan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan
sesuai dengan standard yang ditentukan dikalangan para model. Hal inilah yang
ada namun terkadang hal tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan makan.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap 5 model di salah satu
9
Komunitas Model Kota Kupang. Menunjukan 4 dari 5 model berusaha sebisa
mungkin untuk menyesuaikan diri dengan standard yang sudah ditentukan, tiga
penampilan yang ideal bahkan ketika mereka makan dengan porsi kalori yang
berkepanjangan.
Kupang”.
1.2 Keaslian
luar maupun dalam negeri. Adapun penelitian yang diusung oleh peneliti dengan
judul “Pengaruh Citra Tubuh terhadap Gangguan makan pada salah komunitas di
Salah satunya jurnal dengan judul “Exploring Changes In Body Image, Gangguan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik
pengambilan data dalam penelitian ini adalah wawancara kepada beberapa remaja
akhir dengan usia 18-20 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
peningkatan terhadap perubahan dalam perilaku makan, citra tubuh dan pada
10
tingkat yang lebih rendah secara signifikan assosiasi-ated dengan tekanan
Selain itu, jurnal dengan judul “Body Image and Depression in Emerging
Adulthood Women” (Lubalu, Lerik, & Benu, 2022). Penelitian ini menggunakan
teknik kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah
cluster random sampling kepada wanita dewasa di Kota Kupang dengan usia 18-
body image memiliki kategori sangat tinggi dan variabel depresi berada pada
tingkat depresi. Sehingga memiliki hubungan positif antara body image dan
depresi.
Dimediasi Harga Diri pada Remaja Putri” (Mourina, 2016). Penelitian ini
yaitu purposive sampling sehingga diperoleh 155 partisipan dengan usia 17-21
tahun. Hasil penelitian ini adanya pengaruh langsung dan signifikan antara
variabel citra tubuh dengan body dismorphic disorder. Para remaja akan
melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan tampilan fisik yang ideal sehingga
terlihat menarik.
penelitian berupa data kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif untuk
menguatkan penjelasan proses terapi, khususnya dari sisi subjek. Subjek adalah
11
remaja perempuan sekolah menengah atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara skor
EDI-2 pada saat post test dibandingkan dengan saat pretest peningkatan skor
sebesar 17,62 dan p = 0,000 (p < 0,05), sedangkan pada kelompok kontrol tidak
penelitian ini adalah apakah citra tubuh mempengaruhi risiko gangguan makan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kupang.
12
b. Mendeskripsikan risiko gangguan makan pada komunitas model Kota
Kupang.
1. Bagi Partisipan
penanganannya.
13
2. Bagi Masyarakat
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dipersepsi oleh individu dengan bentuk tubuh yang menurutnya ideal akan
Citra tubuh adalah konsepsi dan sikap terhadap penampilan fisik seseorang
(Berk, 2012). Thompson dan Altabe (1990) mengatakan bahwa citra tubuh
sebagai penilaian mengenai fisiknya sendiri seperti ukuran tubuh, berat badan,
Citra tubuh adalah gambaran mental, persepsi, dan penilaian orang lain
terhadap dirinya, Honigman dan Castle (Januar & Putori, 2007). Sejalan pula
dengan pendapat Arthur dan Emily (Supriadi, 2015) yang menyebutkan citra
15
Citra tubuh itu sendiri didefinisikan sebagai gambaran seberapa jauh
fisik secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh persepsi individu itu sendiri,
penampilan fisik secara menyeluruh seperti ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan
1) Orientasi penampilan
yang merasa tidak sesuai dengan standar tubuh ideal masyarakat akan
16
2) Perbandingan ukuran tubuh
orang lain, serta reaksi yang muncul saat orang lain menilai dirinya.
fisiknya.
kepuasan terhadap penampilan fisik yang dimiliki serta daya tarik fisik
17
1) Usia
2) Konsep diri
3) Jenis kelamin
pria. Moore & Franko (Cash & Pruzinsky, 2002) menjelaskan bahwa
4) Media Massa
18
Pruzinsky,2002), menyatakan bahwa media memberikan gambaran
seseorang.
banyak perempuan merasa tidak puas dengan dirinya. Dari segi tingkah
laku, perempuan ingin memiliki tubuh yang kurus seperti para model di
media, mereka rela melakukan diet atau cara lain untuk mengurangi
berat tubuh.
5) Hubungan Interpersonal
6) Kepribadian
citra tubuh berdampak pada harga diri yang lebih rendah daripada
19
remaja perempuan yang lain. Penelitian dari Siegel (Rice &Dolgin,
dan medis yang serius. Gangguan makan, seperti anorexia nervosa (AN),bulimia
gangguan makan ini masih bersifat kompleks yang artinya belum ada alasan yang
pasti, tapi gangguan makan ini bisa timbul dari kombinasi faktor psikologis,
bisa dilihat dari faktor kebahagian mereka selain dari faktor kesehatan. Penderita
gangguan makan bisa dengan mudah tertolong bila gejala ini diketahui sedini
mungkin karena gangguan makan pada umumnya ditandai dengan diet yang
normal Selain itu, remaja perempuan adalah kelompok yang paling berisiko
tinggi yang menjalankan diet dan berakhir pada gangguan makan dibanding
20
Gejala lain yang merupakan faktor dari timbulnya gangguan makan ini
adalah ejekan yang berhubungan dengan berat badan yang tidak lazim
kasus bully yang terjadi dikalangan remaja ini mayoritas tentang frekuensi ejekan
Gangguan makan adalah suatu gejala gangguan pola makan yang tidak
tiga jenis gangguan makan menurut DSM–5 (Diagnostic and Statistical Manual
Of Mental Disorder, 2013) yaitu: Anorexia nervosa, Bulimia nervosa dan binge
gangguan makan.
memiliki kepercayaan diri yang rendah, perasaan tidak berdaya, dan perasaan
makanan dan diet sebagai cara untuk mengatasi masalah- masalah dalam hidup.
gangguan pencer- naan, malnutrisi dan gangguan pertumbuhan. Perlu kerja sama
21
2.2.2 Jenis – Jenis Gangguan Makan
(DSM-5). Bila mengacu pada DSM-5, ada lima jenis gangguan makan yang
utama. Berikut ini adalah kelima jenis gangguan makan tersebut, seperti
1) Anoreksia nervosa
yang sangat kecil. Tak jarang orang dengan anoreksia nervosa menimbang
berat badan mereka berulang kali. Beberapa tanda dan gejala lain dari
anoreksia nervosa adalah indeks massa tubuh (BMI) yang sangat rendah,
menyakini diri sendiri gemuk walaupun memiliki berat badan yang normal
atau kurus, dan ketakutan berlebih terhadap kenaikan berat badan. Tak jarang
makan dan memiliki masalah fisik seperti merasa pening, rontok, dan kulit
kering.
atau anak-anak dan orang dewasa. Akan tetapi, kondisi ini kebanyakan
22
dan pembuluh darah, masalah otak dan saraf, masalah ginjal atau usus, sistem
2) Bullimia nervosa
berulang kali. Mereka tak memiliki kemampuan untuk mengontrol diri ketika
keinginan ini muncul. Namun setelah makan dalam jumlah yang sangat besar,
lain dari bullimia nervosa adalah ketakuan akan penambahan berat badan,
terlalu bersikap kritis terhadap berat badan dan bentuk tubuh diri sendiri, dan
seperti rasa lelah dan lemas, masalah gigi, kulit dan rambut kering, kuku
rapuh, pembengkakan kelenjar, kram otot, serta masalah jantung, ginjal, usus,
atau tulang.
23
3) Binge Eating Disorder (BED)
adalah makan dengan sangat cepat, makan sampai terlalu kenyang dan tidak
nyaman, makan meski tidak lapar, serta makan sendirian atau sembunyi-
sembunyi. Selain itu, mereka biasanya akan merasa depresi, bersalah, malu,
depresi.
24
Penderita OSFED biasanya menolak konsumsi makanan tertentu,
takut makan di dekat orang lain, makan berlebih, atau menunjukkan perilaku
minum terlalu banyak air putih, menyembunyikan bentuk tubuh dengan baju
signifikan secara klinis seperti gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau
hal penting lain. Akan tetapi, mereka tidak memenuhi kriteria lengkap untuk
antaranya adalah situasi di mana tidak terdapat informasi yang cukup untuk
25
2.2.4 Faktor – Faktor Gangguan Makan
gangguan makan terjadi bila beberapa faktor yang berpengaruh terjadi dalam
1) Genetik
2) Jenis Kelamin
26
perempuan (Davison, dkk, 2010). Berdasarkan hasil tersebut diperoleh
laki-laki.
seseorang.
4) Faktor Sosio-Kultural
5) Faktor psikologis
27
3) Merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan
selain diet.
individual.
6) Faktor keluarga
masalah pernikahan.
7) Faktor biologis
28
8) Aspek – Aspek Gangguan Makan
lebih baik.
individu.
29
2.3 Temuan yang Relevan
“Hubungan antara Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri pada Remaja Perempuan”
product moment dengan bantuan SPSS 22.0 for windows, metode ini dipilih
kepercayaan diri. Hasil analisis data menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.315
(r hitung > r tabel) dengan interval antara 0.21-0.40, hal tersebut berarti terdapat
hubungan yang rendah dengan arah positif antara citra tubuh dan kepercayaan
dengan judul ”Hubungan perilaku makan dan citra tubuh status gizi remaja
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan antara perilaku makan dan
citra tubuh dengan status gizi pada remaja putri. Penelitian dilakukan di SMAN
30
merupakan remaja putri berusia 14-18 tahun dengan total 119 orang yang
checklist, citra tubuh dengan kuesioner BSQ-34, dan status gizi berdasarkan
IMT/U. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Terdapat 5,8% yang
memiliki perilaku makan tidak baik dan 79,8% memiliki citra tubuh positif.
Sebagian besar subjek memiliki status nutrisi normal yaitu 75,6%, diikuti
dengan status gizi gemuk (15,1%), obesitas (5,9%), dan kurus (3,4%).
dengan status nutrisi remaja putri. Hasil penelitian menunjukan individu dengan
perilaku makan tidak baik dan dan citra tubuh negatif memiliki risiko lebih
menjadi referensi dalam penelitian ini salah satunya “Persepsi tubuh dan
sectional study pada mahasiswa baru Program Studi Sarjana Ilmu Gizi di
31
Hasil studi menunjukkan proporsi subjek dengan status gizi normal 84.5%,
kegemukan 11.7%, obes 1.9%, dan kurus 1.9%. Sebagian besar subjek
memiliki persepsi tubuh positif (48.5%), yang terdiri dari 44.7% subjek tidak
berisiko gangguan makan dan 3.9% subjek memiliki risiko lebih gangguan
makan. Hanya 3.9% subjek memiliki persepsi tubuh negatif dan 7.8% subjek
keinginan untuk makan terus-menerus dan tidak dapat berhenti makan (2—3x
beberapa database yaitu Semantic, Google Scholar, Garuda, ERIC, Doaj, dan
jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi. literature review rata-rata memiliki
responden remaja dengan rentang usia antara 14-16 tahun, dan perempuan
orangtua dan media massa. Namun, empat dari enam penelitian menyebutkan
32
Vol 18 no 2 September 2022 468 paling berpengaruh terhadap perilaku makan
tubuh diri sendiri yang dibentuk oleh pikiran. Dalam penelitian lain, Shilder juga
dalam pikiran menurut dirinya sendiri. Hoyt (Supriyadi, 2015) menyebutkan citra
tubuh adalah sikap individu terhadap ukuran, bentuk, dan estetika tubuhnya
Citra tubuh sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu individu yang merasa
kekurangan yang ada pada tubuhnya merupakan individu yang memiliki citra
tubuh positif. Sedangkan individu yang tidak puas dengan penampilan dan
terdapat perbedaan antara citra tubuh yang nyata dan citra tubuh ideal merupakan
individu yang memiliki citra tubuh negatif (Safitri & Rizal, 2020). Kondisi citra
sehingga akan membentuk citra tubuh rendah sehingga para model akan
melakukan diet yang dapat meningkatkan risiko gangguan makan (Hurst, Dittmar,
33
Menururt Poerwandari (2000), gangguan makan adalah kondisi yang
yang tidak rasional yang bisa membahayakan pengidapnya bahkan lebih parahnya
dengan perilaku ekstrim penderitanya untuk mencapai tujuan yang mereka anggap
benar meski faktanya bisa membawa mereka pada kondisi kritis. Keyakinan itu
bisa menjadi salah satu penyebab gangguan makan mereka yang sulit untuk
seseorang dalam hal kebiasaan makan yang berupa kelebihan atau kekurangan
keadaan patologis seseorang yang dilihat dari berbagai macam sudut pandang
atau multidimensi, seperti distorsi hubungan antar individu, bentuk tubuh (body
34
2.4.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel yang Diteliti
Citra Tubuh:
Resiko Gangguan
1) orientasi Makan Positif
penampilan
Komunitas
Model 2) perbandangan
ukuran tubuh
3) Kepuasan
Bentuk Tubuh Resiko Gangguan
Makan Negatif
Keterangan :
: Variabel X
: Variabel Y
35
2.5 Hipotesis
dalam penelitian ini, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari citra tubuh
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Citra Tubuh dan variabel
penilaian mengenai fisiknya sendiri seperti ukuran tubuh, berat badan, dan
b. Gangguan Makan
37
3.2 Partisipan
3.2.1 Populasi
variabel, konsep, atau fenomena. Kita dapat meneliti setiap anggota populasi
3.2.2 Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini
langsung didapatkan dari sumber dan diberi kepada pengumpul data atau
peneliti. Ada pula pendapat menurut Sugiyono, sumber data primer adalah
pengamatan langsung.
38
3.4 Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa skala Likert. Skala
Likert terdiri dari empat tanggapan, antara lain: sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala ini berisi beberapa
pertanyaan yang akan disebarkan peneliti melalui google form kepada salah
menggunakan skala eating attitude test (EAT) dan skala citra tubuh.
Skala sikap citra tubuh mengikuti skala model Likert yang disajikan
tubuh terdiri dari 33 aitem dibuat oleh Faza Maulida (2015) dengan
yang dilakukan oleh Maulida (2020) R= 0,880 dan V= 0,3 sehingga dapat
dinyatakan valid dan reliabel. Aspek yang dibahas dalam skala ini adalah
39
Tabel 1. Distribusi aitem skala citra tubuh
penampilan 24 22
tubuh
TOTAL ITEM 17 16 33
40
EAT-26 tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa Eating
(Koenig & Wasserman dalam Zainab, 2013). Reliabilitas dari tes ini
adalah α =.79.
TOTAL ITEM 26
41
3.5 Uji Asumsi
Peneliti melakukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas, linearitas,
1. Uji normalitas
apakah pada suatu model regresi, suatu variabel independen dan variabel
Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji
2. Uji lineritas
3. Uji multikolinearitas
mengetahui jika pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
42
3.6 Uji Statistik
dan variabel dependen yaitu risiko gangguan makan .Jenis analisis regresi
43
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Berk. (2012). Development Through The Lifespan “Dari Dewasa Awal Sampai
Menjelang Ajal” Edisi Kelima, Jilid 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cash, Thomas. Pruzinky. (2006). Body Image a Hand Book of Theory, Research, and
Clinical Practic. London: The Guilford
Davison SN. (2010). Chronic Kidney Disease Psychosocial Impact of Chronic Pain
Journal of Geriatrics. 62(2) 17-23.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8).Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Husein, Umar. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Edisi 11.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ice, FP dan Dolgin, KG. (2002). The Adolescent Development, Relationship, and
Culture 12th Ed. Pearson Education, Inc. USA.
Kusuma, M.R.H. And Krianto, T., (2018). ‘Pengaruh Citra Tubuh, Perilaku Makan
Dan Aktivitas Fisik Terhadap Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Remaja: Studi
44
Kasus Pada Sma Negeri 12 Dki Jakarta’, Perilaku Dan Promosi Kesehatan:
Indonesian Journal Of Health Promotion And Behavior, 1(1), 23–31.
Setiawan, A. (2007). Yuk jadi model udah beken, tajir, lagi!.Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Stuart, G.W, (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa Stuart Buku 2 : Edisi
Indonesia, Elseiver, Singapore
Suparyadi. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Ud. Andi Offset.
Wardlaw G & Hampl J., (2007). Perspective in Nutrition Seventh Edition. New York:
McGraw-Hill.
45