You are on page 1of 53
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA (MKB 205, 4 SKS) DAFTAR ISI GARIS-GARIS BESAR PROG; . 3ATUAN ACARA PENGAJARAN PENGAJARAN 3AB I PENGERTIAN DAN KE) A. Definisi. a B. Pengertian a C. Cakupan penggunaan istil 1. Istilah hukum pidana mai Error! Bookmark not defined, - Error! Bookmark not defined. DUDUKAN terial dan hukum pidana formal... 2. Istilah hukum pidana umum dan hukum pidane khuses 3. __Istilah is poenale dan ius puniendi.. D. 1. 2 3. Ke 9 dil Kepentingan-kepentingan yang dilinc a Hubungan Hukum Pidana dengan Bidang. 1 Hukum pidana sebagai wltimum remedium 2. Asas subsidaritas dalam tindak pida BS: na lingkungan hidu Hubungan hukum dana dengan hukum pend HUKUM PIDANA..... = Pagans dan Obyek fima Hukumt Pidana L Pengertian ilmu hukum pidana... BABI ILMU HUKUM PIDANA 0) Perdata..... ‘A. Pengertian dan Obyek Tina i 1. ""Pegstan i tn pans an i 2 Obyek tm atum Pe a 2 3 mu Cima) Ram uaa aah ans B, Tuas ile hake pidana, “ A Penman Hulu dan tala Piss 1. ""Pengerian don metade pone cum pada ume i 2 Penemuan hukum dalam hukum pidana, sort pada unions B ‘D. Hmu Hukum Pidana dan Kriminologi. 3 1, ~ Pengertian kriminologi., 3 2. Hobungan ils hukum an deen ins ‘BAB IIT SUMBER-SUMBER HY mk eed UKUM PIDANA INDONESIA ‘A. Sumber Hukum dalam Arti Formal un iM 3B. Sara am Pana done unt Pane nde osnan 3 (C. Sejarai KUHPidana, “ 16 D. Sistematika KUHPidana, a 2 Td idan Ot aa Pana i F. Pasa! 109 KUHPidana : &._ Det Adat 2 BAB [V STRUKTUR TINDAK PIDANA. a) ‘A Ita dan ets =a 1 ah : a 2 Defi : eI 1 Kons Peyatan dan emis ean Phan dan Patanzgiwabn Pian B 1.” Kons Renyatuan PerbatnFdan dan Fertangrngowaban Pian. 25, 2 —Kansep Pekan Perbuatan Pana dan Peranggugjaban Pang 26 3 Offence, dts Rea dan Mens Re data Sto Canon Le 2” cc Unowr Tindal Pana fa ©. _Jenisjonis Rumusan Deli <8 E_Subyek TindakPidana = BAB VUNSUR PERBUATAN x ‘A Asas Legals 4. Sejarah asas legalitas 2. Pengertian asas legalitas B. Pengertian Perbuatan. “0 ©. Unsur Perbuatan. a D. Kausalitas “ E.Unsur melawan Hukum Melawan huk Baw UngiRneovan ham eras RTAt io lan material. 4 ‘A. Asas Tiada Pigg nCCUNGJAWABAN PIDANA 5 Bo Pengertian moans Tampa Kesatah a - _ ee 1. Definisi Kesalahan.... mee 48 2 Kesatahan paiioeg sa : = C_Unsur-unsur Renner@@ dn sala normatt “ ‘D. Kemampuan Bertanggungjawab = ay BL Recap gtan Bertnezunginwa 2 4. Pengertian. ~ 50 2. Sengaja sebagai maksud 0 3. Sengaja sebagai keharusan ‘s 4. _ Sengaja sebagai kemungkinan oe oY F. Kealpaan.... ws ~ a 1. Pengertian kealpaan... 7 2 2. Culpa lata dan culpa levis... 7 = BAB Vil ALASAN PENGHAPUS PIDANA: ALASAN PEMBENAR. 37 A Pengertian. severasnae witeeeneornsesenee ST B.Pembedaan Alasan Penghapus Pidana 3 C. Konsekuensi Perbedaan Alasan Pembenar dan Alasan Pemaaf. 61 D. Pembelaan Terpaksa........ - v . 6 L ‘Rumusan Pasal 49 avat (1) KUHPidana ... —— are 2. Pembelaan terpaksa sebagai aay! pembenar. Z o : rs 3. Unsur-unsur pembelaan terpaksa.... e Chupa C010 rr i ———) D. Melaksanakan Ketentuan Undang-undag..0-------- 7 E Perintah Jabatan....... seven 4 F. ‘Keadaan Terpaksa... 15 i dangeundang 6. _Alasan Pembenar Di ar Undang-ndana am BAB Vill ALASAN PENGHAPUS PIDANA: ALAS s r i 1 A. Gangguan Jiwa... = oasan Pembey pepe nar Di luar Undang. By }AB Vill ALASAN PEI RANA nnn wD ‘A. Ganggom Fc APUS PIDANA: ALASAN PEMAAE” ° 8 B. Dayapaksa = ~ ‘i eels reeenn rae ieee C. Pembelaan Terpaksa Melampaui Baigg 82 D. Perintah Jabatan Tanpa Wewenana ime mon : 86 E.__ Alasan Pemaaf Di Luar Undang-undang,..” me oe 1. Tidak adanya kesalahan sama sekali 8 2. __Kekeliruan mengenai kenyataan (feitelijke dwaling) am 88 BAB IX PERCOBAAN....._ 0 A. Pengertian Percobaan — ss %0 B. — Teori Obyektif dan Subyektif tentang Percobaan... 90 C, Adanya Miata snnnnnmnnns coon) D. — Adanya Permulaan Pelaksanaan yang Menyatakan Niat._ — dak Selesai. vr E Tidak Selessinya Pelaksanaan Bukan Semata-Hata Karena Kehendakmya ‘ Se aaa a percopaai Yang Tidak Mampi o-oo ~ . 96 BAB X PENYERTAAN wre-oo----~"~ -_ re A. _ Pengertian Penyertaa ciaahe : 7 a B. Klasifikasi oat erbuatan. ee nnn cD Cc. Yang mela Jakukan (doen plegen).. = 7 D. Yang ra smelakokan eee mec ain (uber... 38 E, Yang an orang lain SUF ae z 02 F. Yang mengerlatan (Medepleige a G. Pemba A CRN TINDAK PIDANA en BAB XI PERBARENG® gan Tindak Pi - “02 A. B. 3: 5 c. . Perbus engh tana ttan, BAB Xil PIDANA Dag a2 Pidana dais i ‘A. Pidana ON TINDAKAN. I" Perbarengan i B. Alasan Pembera gig 7 3 la: eorat Pidana se & Alasan Peringan Pigs ts . _Tindakan 5 is BAB XIll HAPUSNY/ ~ PIDANA nS KEWENANGAN tear i A. Hapusnya kewen: langan menu ; Hapusnya kewer wuntut pidana a7 BAG XIV BATAS-BATAS Hg alana pidana 7 A. Teori Tentang Lingkungan in uk UM PIDANA INDONESIA i 8. Berlakunya Hukum Piasna nesss conamanva Hukun at “i menu Waktu Lex temporis delict dan pengecuatianns a m1 Perubahan perundangundangan.... 2 tentuan yang paling menguntun 2 Asas Wilayah (Tertorialitasy ‘orton 13 Pasal 2 KUHPidana lat Wilayah darat. i : ~ ta Wilayah perairan = m Wilayah udara. Ds Pasal 3 KUHPidana: perluasan kewenangan mengadili 135 D. Asas Nasionalitas Aktif atau Asas Personalitas 16 E. _Asas Nasionalitas Pasit wm F. Asas Universalitas. — 18 G. Pembatasan oleh Pasal 9 KUHPidana — ie H. Tempus Deficti.... Se L Locus Delicti...... = — oe aa BAB XV TINDAK PIDANA DALAM KUHPIDANA ...... a A. Delik terhadap Negara ~ B. _ Delik terhadap Masyarakat c. ame 32) Delik terhadap Perseorangan. BABI PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN HUKUM PIDANA PENGANTAR Dalam bab ini dikemukakan definisi dan pengertian hukum pidana (ss: stratec (ngs Gtiminal aw), arti yang berbeda dalam menggunakan ist '@, dan kedudukan hukum pidana sebagai hukur ngecualian berkenaan den, duan, serlaKepentingan Kepentinges gan delik aduan, serta kepentingan-kepenti yang dilindungi dalam hukum pidana, peningenssepentingen MATERI A. Definisi Beberapa definisi hukum pidane: 1. W.P.J. Pompe (1958: 2): hukum pidana adalah keseluruhan peraturan hukum yang menentukan perbuatan-perbuatan apa yang seharusnya dipidana dan pidana apa yang seharusnya dikenakan (als het geheel van rechtsvoorschrifien, dle aangeven, voor welke gedragingen straf behoort toegepast te worden, en waarin de strat behoort te bestaan). 2. G.A. van Hamel (Moeljatno, 1984: 7): hukum pidana adalah semua dasar dan aturan yang dianut oleh suatu negara dalam menyelenggarakan ketertiban hukum (rechfsorde) yaitu dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu nestapa kepada yang melanggar larangan-larangen tersebut. 3. D. Simons (1921: 1): hukum pidana adalah keseluruhan perintah dan larangan, yang pelanggarannya diancam dengan suatu nestapa khusus berupa “pidana” oleh negara atau suatu masyarekat hukum publik lain, keseluruhan peraturan yang menentukan syarat-syarat bagi akibat hukum itu, dan keseluruhan ketentuan untuk mengenakan dan menjalankan pidana tersebut (het geheel van verboden en geboden, aan welker overtreding door den Staat of eenige andere openbare rechtgemeenschap voor den overtreder een bijzonder leed stra” verbonden is, van de voorschriften, door welke de voonwaarden voor dit rechtgevolg worden aangewezen, en van de bepalingen, krachtens welke de straf wordt opgelegd en toegepast). 4. Moeljatno (1984: 1): hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara,.yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk: a. menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sangsi yang berupa pidana tertentu bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut; b. menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana ‘sebagaimana yang telah diancamkan; ©. menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar but. a memiliki cakupan yang luas, yaitu huruf (a) berkenaan dengan perbuatan pidana, huruf (b) berkenaan dengan pectanggundiawaban pidana, sedangkan fhukum pidana formal atau pia seanaken hurut (©) berkenaan dengan #M acara pidana 8. Pengertian Pada dasamya, hukuy wm Didana adalah keseluruhan peraturan hukum fang_beskenaan_dengan pertusion ao cu i jdana_yang dapat _dikenakan rena aaiegae ioane dan mmatetial ni merupakan definisi hukum_pidana Oleh Simons (1921: 1) pidana (stra) dikatakan sebagai nestapa Knesus (oizonder teed). ini karena hukuman pidana ‘morose, ibandingkan dengan hukuman dalam bidang in dalam bidang hukum administrasi negara, Pasal salam KUHPidana, jenisjenis pidana diatur dalam Bult | pada PN, Tear mmenentukan bahwa pidana terdiriatas (Tim Penerjaman BPHN, 1983: 15): = ‘@.pidana pokok: 1. pidana mati; 2. pidana penjara: 3. pidana kurungan; 4. pidana dena; 5. pidana tutupan. . pidana tambahan: 1. pencabutan hak-hal tertentu; 2. perampasan barang-barang tertentu; 3. pengumuman putusan hakim, hukum perdata dan hukumar ‘Selanjutnya, dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 43 KUHPidana diatur’ mengenai tata cara pengenaan pidana-pidana teresa: Contohnya, menurut Pasal 43 KUHPidana apabila hakim memerintahieen supaya putusan diumumkan berdasarkan Kitab undang-undang ini aloo ‘luren-aturan umum lainaya, maka ia harus menelapkan” pula bagaimana cara melaksanakan perintah iu atas biaya terpidana Pengertian perbuatan (Bid: daad) mencakup berbuat Sesuatu (Bld; hhandelen) dan sikap tidak berbuat (Bld nalaten) nya, pembunuhan dapat lakukan oleh seseorang yang menembakkan pistolnya dan juga oleh seorang ibu yang dengan sengaje {idak menyusuinya bayinya selama berhar-hari sehingga mat Sebagian rumusan perbuatan yang dilarang atau diperintahkan ancaman pidana dapat ditemukan dalam KUHPidana Buku I {entang Kejahatan dan Buku Ill tentang Pelanggaran dari KUHPidana Pelaku. Pelaku atau pembuat (Bld,: dader) adalah orang yang Melakukan atau memitki Keteribatan tertentu dalam tindak pidans misainya membantu melakukan wohatpunn pe ila hernung titak 1 fnwnon Neel pan, ok dapat dipiiana karen pada: diya lak ada hee Huanakinan la tidak dipidana Kare nyakit on yay aki neridonit Kata “berkonain deny hukun plana juga dia haku clan plana Contotinya Peveobaan molakukan, Aindak pil Yakni boborapa dl lindak pidana (Pasa 63 apa tindak pidana, dan sebagalnya an, a 71) yoko sat ovary 6, Cakupan penggsnaan tstilah hukun 1 fails hukun pid cum pidana fo Dalam pust un pidana dikenal adanya 4 hukoHn pana material (Bld. motenicle shatecht, Ing: substantive criminal fay), “Vukurn pidana material mernuat kaidalykaidah, yaity aluran-aturan sebagai pedoman untuk bersikap atau bertindak dalam masyarokat. Koidah-kaidah ini borifat perintah (Bk: gebod) atau larangan Bid: verbod), ah, yait. perintat yang terkandung dalam Pasal nwa _barangsiapa Keka imenyaksikan bahwa ada orang yang sedang menghadapi maut tidak memberi pertolongan yang dapat diberikan padanya tanpa selayaknya menimbulkan bahaya bagi dlrinya atau orang lain, diancam, jika kemudian orang itu meninggal, dengan pidana kurungan paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp4.500,-.. Dalam pasal ini terkandung perintah tuntuk menolong orang yang sedang menghadapi maut Contoh larangan, yailu larangan yang terkandung dalam Pasal 362 _KUHPidana bahwa barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya alau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena Pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Rp900,-.. Dalam pasal ini terkandung larangan ‘mencut Biasanya, jika hanya dikatakan hukum pidana, maka yang dimaksudkan yaitu hukum pidana material, ». hukum_pidana_formal (Bld.: formele strafrecht; Ing: criminal procedure law). Hukurn pidana formal adalah apa yang dalam definisi hukum pidana Moeljatno (1984: 1) dikatakan sebagai bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan Jasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut. Istilah yang lebih terkenal untuk hukum pidana formal, yaitu hukum acara pidana. Hukum pidana formal atau hukum acara pidana adalah peraturan-peraturan hukum untuk menjalankan hukum pidana material, yang di dalamnya dimuat tata cara penanganan kasus Cer pare ns 2 pear Marsares sa Te st thers ween ae a ES (1926: 2) yg seme fast gitens seuss Fa Meare Oecara miter Sr thn oe ta Pee me Sa aes tise, rise rt Hers Peer Vie fon Teun oe MO pare amu rege ten se wer ee ee eg secernen awe Grea Sa ee Di Bes Sikes ce cate sumte coe Silom Sena reter RHEM Swaniarys menu Pend ¢ Ao Ba pean are deter er crag yar UO gee EM Seek oie seb 2 Ste, make ctaees treat care warts eens cae Dari Fesef 1 cen 2 WEY nies totes ners otiene milter Sencaen tettussen (emma cuss ete tuna See ou Set bs coset en tc orien Seem puseke lice thera silat etier (AGwiree “57-53 ie pose srinye hukem otters cer te orien eines Suture aca peace. Hukum pidana merupakan hukum publik Karena obyeknya ialah kepentingan-kepentingan “unum dan yang soal- memperahankannya diiakukan oleh pemerintah Jodi, Pemerintah “merit hak. atau wewenang dan dibebani kewajiban untuk mempertahankan hukum pidena. Dalam hal ini, sekalipun korban tindak pidana_ tidak menghendaki dilakukannya penuntutan. tetapi_pemerintah memiiki kewajban untuk menegakkan hukum pidana dengan cara melakukan penuntutan, 2. Delik aduan dalam hukum pidana Walaupun pada umumnya mempertahankan hukum pidana diiakukan oleh pemerintah terlepas dari kehendak korban, tetapi dalam hukum pidana ada sedikit pengecualian, yaitu dalam jenis tindak pidana yang dinamakan delik aduan (Bld.: klachidelic(). Oelik aduan adalah delik yang hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan dari pihak yang berkepentingan. Jadi penuntutan tidak boleh ditakukan jika tidak ada pengaduan. Contoh-contoh: a. Delik overspel dalam Pasal 284 KUHPidana. Menurut Pasal 284 ayat (2), tidak dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan ‘suamifsteri yang tercemar, b. Delik pencurian (Pasal 362) jika pelaku yakni suamifisteri yang tempisah meja dan ranjang atau terpisah harta kekayaan, atau jika pelaku adalah keluarga sedarah atau semenda, balk dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat kedua (Pasal 367 ayat (2) KUHPidana). Delik aduan merupakan pengecualian tethadap sifat hukum publik dari hukum pidana. Alasan keberadaan deli aduan ini yaitu kepentingan. Perseorangan akan lebih dirugikan dibandingkan kepentingan umum, ‘akan diuntungkan jika dilakukan penuntutan yang tidak dikehendaki oleh yang berkepentingan. Dalam delik overspel, rumahtangga cenderung hampir pasti berantakan jika kasus dituntut sehingga terbuka kepada masyarakat luas. Kerugian ini dipandang lebih besar daripada manfaat bagi kepentingan umum sebab kasus ini hakekatnya tidak merugikan orang lain di luar pasangan suamiisteri yang bersangkutan. Dalam delik encurian oleh orang yang memiliki hubungan tertentu, hubungan kekeluargaan dipandang lebih penting untuk dipertahankan dibandingkan dengan kepentingan umum, sebab yang dinugikan hanyalah anggota keluarga sendin. Kepentingan-kepentingan yang dilindungi dalam hukum pidana Ada sejumlah kepentingan hukum yang dilindungi melalui hukum pidana apabila kepentingan itu telah menjadi kepentingan umum Kepentingan-kepentingan hukum yang dilindungi dalam hukum pidana ‘ersebut, biasanya dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu: @. Kepentingan hukum negara; . Kepentingan hukum masyarakat; dan, ©. Kepentingan hukum perseorangan, ts SKS Ses ce ee Sper sungguh dai rang vary myenarve Grapes ae sweat Peta feo lancam ncere Farstwe senez 1m Gkaw Soees Sth Lath euthanese (Inge: macy INS TSP OS ES Renders penyakt yang Nik cecet Geermumas aa Soe Tenderta Kemucien ming Kenacs coker smu isuargana Gan mengakhiri hiduanys. Beden. Perindungas hutum nicens terhadse basen, Aun, ee Yok antara fain dengan mengecemksn nose BTR SSE we jeaattkan penganisyesn (mSrarcsing! Teams Rests ose fenis penganiayaan yang Gate catam Aku # Sat KA NUS vay Pec “Penganieyenn’. yang mencstus Pass SS Senge Goo 358. © Kehomataninama bak. Kehornstan akan sana yang atas haga Gil atu matsbet manasa Trt ace Yang bertalian dengan Kepentngan hukum bene tehommeias sans San tndak pana yorg Grumasan datsm Se I Sas Ave tong “Penghinaan’. Bab ini me ‘Pepahinaan. liput Pas al 310 sampai dengan Pas mana diatur beranes eae tumum (ayat 1), dan 3770 siarkan, dipertunjukkan atau dtempelkan di muka Umum (aya @. Kehomatan Kesusilaan, yeitu kehormatan dalam arti seksual. Untuk Tene ac Petlindungan terhedap kehormatan kesusilaan diadakan delik-delik susiia, sepert perkosaan, e Kemerdekaan, Dalam KUHPidana terdapat bab tersendii yang (rongelur erlindungan terhadap kepentingan hukum yang berupa kemerdekaan, yeitu dalam Buku ll Bab XVIll_ KUHPidana yang berjudul “Kejahatan terhadap Kemerdekaan Orang’. Bab. in mencakup Pasal 324 sampai dengan Pasel 337 ci mena diatur beraneka ragam kejahatan yang berkenaan dengan kemerdekaan seseorang. Ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal dari bab tersebut ‘adalah pasal 324 sampai dengan pasel 327 yang mengatur larangan berkenaan dengan perdagangan budak (slavenhandel) Lima pasal berkuinya, yaitu Pasal 328 — 332, mengenai melarikan orang) atau Penouliken; dua pasal, yaitu Pasel $88 dan 334, mengenai penahanan orang; Pasal 335 mengancamkan pidana terhadap barengsiapa _memaksa orang lain dengan kekerasan. Yang dikenel sebagai pasal perbuatan yang tidak menyenangkan; dan Pasal 338 mengancamken pidana terhadap barengsiapa mengancam dengan” kekerasan ‘erhadap orang. £ Harta benda. Hukum pidana memberikan perindungan terhadap harta bbenda antara lain melalui rumusan tindak pidana pencurian, . Hubungan Hukum Pidana dengan Bidang-bidang Hukum Lain Hukum pidana sebagai ultimum remedium Hukum pidana merupakanultimum remedium atau sarana terakhir. Pengertiannya yakni hukum pidana hanya diadakan apabila ssanksi-sanksi dalam bidang-bidang hukum lain tidak memadai.— Ini arena hukum pidana memiliki jenisjenis sanksi yang lebih berat daripada sanksi-sanksi dalam bidang-bidang hukum lain ‘Asas ini terutama merupakan Suatu asas untuk tahap penyusunan undang-undang. Dalam pembahasan rancangan_ undang-undang, embentuk undang-undang seharusnya _mempertimbangkan apakah tethadap pelanggaran undang-undang ini sudah memadai atau belum memadai dengan pengenaan sanksi perdata dan atau sanksi administrasi. Jika dipandang belum memadai barulah dipertimbangkan Untuk dimasukkannya ketentuan pidana dalam undang-undang yang eerie umurnya, 2808 Ii bikan 28s nk tap seneragan undang-undang. Kita ingat bahwa hukum pidana adalah hukum pubik, sehingga Pemerintah, selain memilki hakiwewenang, juga dibebani kewaiidan untuk menegakkan tumum ini ada pengec, a tindak pidana lingkungan n pidana, aliannya yakni Berupa a " hidup li Indonesia Asas subsidaritas dalam tndak pidana lingkungan hi ingan hidup lioness mem et®.23 Tahun 1997 tentang Pengetolaan Lingkungan Hic Fee basian Penjelasan Umum undang-undang int dikemukakan antara fain bahwas ese Umum undang-undang Pa er Petdevagunaan berbagal Ketentuan hukum, bak aoe arr St@si, hukum perdata maupun hukum phiona, Cals Men cau, Mengetektikan penyelesaian sengkela’ Maines Adee a ieee altemati, yaitu penyelesalan sengkela linckureen hidup di tar pengadi yang bersengketa. Di Giskukannya gugstan perwakian. Dengan cara penyelocaan Senaketa lingkungan hidup tersebut dinarapkan akan meningkation Ketaalan masyarakat terhadap sistem lal tentang belsoa pentingnya pslestarian dan pengembangan kemampuan lingkureon hidup dalam kehidupan manusia masa kini dan Kehidupan mance masa depan, Sebagai_ penunjang hukum administasi, hhukum pidana tetap memperhatikan asas sut hhukum pidane hendaknya didayagunakan apabila sanksi bidang hukum lain, seperti sanksi administrasi dan saksi perdata, dan altematif penyelesaian sengkela lingkungan hidup ‘tidak efokit daniatau tingkat Kesalahan pelaku ‘elatif berat daniatau akibat Perbuatannya relaif besar dan/atau perbuatannya menimbulkan keresahan masyarakat. Dengan mengantisipasi kemungkinan semakin’ munculnya tindak pidana yang dilakukan oleh “suste korporasi dalam Undang-undang ini diatur pula pertanggungjawaban korporasi Dengan demikian, semua peraturan perundang-undangan tersebut di tas dapat terangkum dalam satu sistem hukum lingkungan hidup Indonesia Tethadap pandangan wubsidaritas. dalam berlakunya_ketentuan bsidiaritas, yaitu bahwa Penjelasan Umum tersebut memberi keterangan bahwa dalam Hukum Lingkungan Hidup, hukum pidana berpegang pada asas Subsidaritas, yaitu bahwa hukum pidana hendaknya didayagunakan apabila: @.sanksi bidang hukum lain, seperti sanksi administrasi dan saksi Perdata, dan altematif penyelesaian sengketa lingkungan hidup tidak efektif, danvatau, . tingkat kesalahan pelaku relatif berat, dan/atau, © akibat perbuatannya relatif besar, danvatau, &. perbuatannya menimbulkan keresahan masyarakat Dalam hukum lingkungan hidup, yaitu dalam UU No.23 Tahun 1997 dan berbagai peraturan pelaksanaannya, telah ditentukan adanya Seiuml2h sanksi administrasi dan perdata, yang dapat dipandang sebagai sanksi-sanks| yang lebih efektf dan menguntungkarvoemmantacs bagi lingkungan hidup itu sen sanks! par” MidUP tu sendin dan bagi orang yang diugikan daripede 3. Hubungan hukum pidana dengan hukum perdata pidana aan'Zkli Satu perbuatan sekalgus membawa tenggung jawab mbar bork n@U"9 jawab perdata, sebagaimana dilustraskan ce Sambar berker 22" !2wab perdata, sebagaimar trasikan dalam ‘rang sehingga mati Tanggung jawab pidana TTangaung jawab perdata ] Ps Sos KUHPid: Karena kealpaan | | Perbuatan melaven hukum (Ps | ‘menyebabkan matinya orang 1365 KUHPerdata) | Gambar 1. Satu perbuatan membawa dua macam tanggung jawab Dalam hal satu perbuatan yang membawa sekaligus due macam fanggung jawab, yaitu tanggung jawab pidana dan tanggung jawed erdata, maka pada dasamya pemenuhan salah satu tanggung jawed Saja, yaitu hanya tanggung jawab pidena atau hanya tanggung jawed perdata, tidak menghapuskan tanggung jewab lainnya. Penabtak yang {elah dijatuhi pidana berdasarkan Pasal 359 KUHPidana telap dibebert tanggung jawab perdata apabila ada gugatan perdata das pihak koroan, Demikian sebaliknya, pemenuhan tanggung jawab perdata, beik melalui perjanjian perdamaian maupun putusan pengadilan perdata, tisk ‘menghapuskana tenggung jawab pidana. Hal ini Karena tanggung jawed pidana 'merupakan tanggung jawab tethadap Kepentingan umum, ‘sedangkan tanggung jawab perdata merypakan tanggung jawed tethadap kepentingan perseorangan yang dirugikan, PENUTUP, Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut in: Berikanlah statu definisi hukum pidana yang saudara ketahui ‘Apa yang dimaksudkan dengan hukum pidana material? ‘Apa yang dimaksudkan dengan hukum pidana formaVhukum cara pidana? ‘Apa yang dimaksudkan dengan hukum pidana umum? ‘Apa sajakah yang menurut Moeljaino termasuk hukum pidana khusus? ‘Apa yang dimaksudkan dengan isfilah ius poenale dan ius puniendi? ‘Mengapa hukum pidana digolongkan sebagai hukum publik? ‘Apa yang dimaksudkan dengan delik aduan? Kemukekan dua contoh mengenai delik aduan. 10.Apa sajakah tiga kelompok utama kepentingan hukum yang dilindung dalam hukum pidana? 44.Apa maksudnya bahwa hukum pidana merupakan ultimum remedium? Bani {LMU HUKUM PIDANA PENGANTAR 7 — dlipelajari ole suatu imu yang dinarnakan i hukun Wt. Dalan Han ini dipelajari tentang pengertiar jim seta perbedaan dan haben Te gan antara itn hu yang juga mempelajari kejatntan ia lam imu hukurn pitana, pidana dengan iienu lain itu kriminolog MATER! A. Pengertian dan Obyek timu Hukum Ph ange rar at Obyek mu Hukum Pidana nl ry bar pidana_ vu! hukum pidana adalah imu tentang pengert if dar hukum pidana positi, MeN Nick naar 2. Obyek llmu Hukum Pidana: Kaidah dan Sanksi Menuurut J. Remmelink (2003: 40) obyek stud mu hukum pidana Periama-tama adalah hukum posit, yait. norme-norma dan ‘sarket hhukum pidana yang nyata berlaku, Pengertian kaidah (Bid. norm) dan jenisjenis kaidah yang berupa perintah dan larangan telah dibicarakan dalam kulah sebelumnya Sanksi yang berupa pidana juga telah disinggung dalam kubsh ‘sebelumnya dan akan dibahas lebin lanjut dalam kuliah berikut nant 3. ilmu (imu) hukum pidana dalam arti tuas Istilah ilmu hukum pidana dapat juga digunakan dalam arti yang jauh lebih tuas, sehingga lebih tepat disebut ilmucimu hukum pidena Dalam hal ini hukum pidana dan pelaksanaannya menjadi obyek telach berbagai iimu, yaitu a, limu-iimu_hukum pidana sistematis: 4) imu hukum pidana materia, “Bahan Ajer ini berkenaan dengan ilmu hukum pidana datam art in 2)_ imu hukum pidana formal, », limueiimu hukum pidana empirs: 1) Kriminologi, yaitu imu tentang kejehatan dan sebab-sebabnya; 2) Sosiologi hukum pidana, yait imu yang mempelajari hukum pidana sebagai gejala masyarakat, 3) Penologi, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah, bentuk-bentuk dan ‘manfaat reaksi manusia terhadap kejahatan; 4) Victimology, yaitu ilmu yang khusus mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan korban (victim); 5) limu-ilmu forensik, yaitu ilmuimu yang merupakan penggunaan berbagai ilmu untuk kepentingan peradian: a) Kedokteran forensik; »b) Psikologi forensik; c) Psikiatriforensik; ) Kimia forensik; 18, Tugas ilmu hukum pidana Tugas imu hukum pian mencat 1. Menerangkan. lina haku Seen G. Penemuan Hukum dan Hukum Pidans 1. Pengertan dan metede pene Mukum peeks UES Penemuan hutum (SC: mofsvngeg, meune Pad Sota (1834: 2), adalah “toepessny ven capes oo Ber ar ce ges Seet alleen de wet (penerapan persturan tecracas Sez Sata Ges see Peraturan tersebut hanyaiah yang Gberkas oh nears 1934: 4, 5, 82, 92): «@ Penatsiran (Bid: interpretate), yang teri ans 1) Metode gramatkal (tai2 bahese): 2) Metode sejareh. yang meicut mente salah untangurcane dan metode sejarah hokur: 3) Melode sistematk: yait dengan muitet huturgen aruss sen pasal dengan pasa! fainnys 4) Metode teleolog’s (tyusn), yaits dengan maihat nur Stuns suatu undang-undang . Konstruksi (Bid.: construct), yang terdi atas- 1) Metode anaiogi, yait: mekskukar Gerersisas tetacar sets Peraturan sampai pads daser Sirsr (ase) Gar nee sehingga dapat dcakup ha-ha Sn yey meme sae pikiran yang sama: 2) Motode penghalusan hukum (Gc: eoesetineg, So cen (Scholten, 1834: §2) “eer agemeS eee aT nico uitzondering Deped? (Sats PERRET UTE Sta ae Soot aR Masse agumemtum 2 contac. waite mice ae tae Se Se car anenpe WH pune Ge eee, Go cok Sater Aomen Ee ene ancien sepene en SOK meme Se oa SOREN cont meee TRC cots, SRE EDs Tensy ARS ESE SEP) Sees camer pergreuses Tutu ate: susan Sege Saat M Me caus Gms oe” S So SSh TSA te soem cegater nee. Ste neces ee Seekor SNE Sree wank erg Tec ese” oo SOMME NOME Qeerw any BE TET See Tees A Ser meen eS. me Buku Aone Go= rinses? 3 Fagenen imnneg scmroep koa tule Reet ime ure Nese Sominoeg RBEF me we merweger (een SET ST Se Stee. Chet “wise tcmnceg Stee at eg scumuene perceier See baste sate Ssaraur, 2G Sar Nesta ang eset SET cate ees FORGE DEUTER ooks, GetSE TUT San totes ger Ee SOAAGOKSE TF SSG Ser Reue SOND ALTE Secnecaar ariae ime Aur Soure Senge" emaMGaR, waits aor peure mencten im MOTE SENG EEO rennaan ime eros et Geran tang Fem mee SOLE CONMENG SR ENE ay RARE TENE TSN, SEPA MSeME Tenge teu et Reut SEEN ie cukurm Deere, AQGRERT acUP TERRES ane TRE Ga SSCS GOST NEN TEE Jat Gaetan che Sean jorses wurtis, Car Scie pareany immo, tagratey ABT SStuaun arg 3 SSG GET ANSE lay tqahee, oun Sane Stagg (ree Ssocgs Os eens ast emma Stema> Lge PACKER SEU wg Naar Keane Mut sreangereay Scere Setags cone, Sekatcur Maung Se SUSE TES VEY ROG aes Rear taenm Mur URStara SED Gee aM trong g Inoese neu Deus Bete ANGE AHNET WEY e NSE ae © RSE SSEr TENSES CES SEE b, Sebab-sebab kejahatan (criminal etotogy). F sependapat bahwa sebab-sebad Kejahatan mene kriminologi.Lahimya kriminologi memang Karena Keinginan manus un{uk mencari tahu sebsb-sebab tefjadinya Kejahatan. ¢. Penologi. Penologi secqra hurufigh beract smu Penologi adalah ilmu yang memogiajan sejarah, be manfaat reaksi manusia terhgdap kejshatan, 2. Hubungan ilmu hukum pidana dengan krimotogi Kriminologi_memberikan pemahaman y lebih mendsiem mengenai kejahatan, penjahat, dan pidana. Selain im, peneisies penelitian kriminologi menjadi dasar untuk pembeharusn h PENUTUP Jawablah pertanyaan-pertanyaan beak 1. Apa yang dimaksud dengan ilmu hukum piciana? 2. Kemukakan empat hal yang menjadi tugas iimu hudum piers 3. Metode-metode penemuan hukum apakah yang umum digunsken deem praktek hukum pidana? ‘. Berikan contoh penerapan metode penghalusan hukum daiem hukum pidana, Apa perbedaan antara ilmu hukum pidana dengan Kriminolog® ‘Apa manfaat kriminologi bagi ilmu hukum pidan? BAB ur SUMBER-SUMBER HUKUM PIDANA INDONESIA PENGANTAR eee itl dpelaian sumber-sumber hukum pidana indonese Yeo ungan dengan’, 2a Undang-undang sampai pada dela a Soe rercurn deta ii haus dipelajart Kembali Kutah mengecr sures SS KUT dees eengantar limy Hukum dan sejarah tereamys once ragam hukum Indonesia dalam Pengantar Hukum Indercors MATERI ‘A. Sumber Hukum dalam Arti Formal untuk Hukum Pidana Indonesia Sumber hukum dalam arti formal adalah forum (wadah, bentat) oi mana Kia depat metihat hukum yang berlaku. Pada umumnya. yang dipandang sebagai Sumber hukum dalam arti formal, yaitu undang-undang, kebiasaan, taktat, yurisprudensi, dan doktrin, Undang-undang merupakan sumber hukum dalam arti formal yang tama untuk hukum pidana Indonesia. Indonesia memilki KUHPWana den ‘sejumlah undang-undang pidana di luar KUHPidana, Kebiasaan merupaken sumber hukum dalam ari formal untuk hathal tertentu, Dua hal dapat cikemukekan, yaitu: 1. Kebiasaan setempat memiliki pengaruh untuk defk susila, Pasal 281 KUHPidana mengancamkan pidana terhadap barangsiana dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan. Apekeh suaty perbustan bersifat “melanggar Kesusilaan’ harus diihat dari sudut kebissaan setempat. 2. Sejumlah pengadilan negeri di Indonesia masih berwenang mengadili elk adat. Hel ini diatur dalam UU No. 1/Drv7951, yang akan dibicarakan, anti Traktat, pada umumnya tidsk merupakan sumber hukum dalam art formal untuk indonesia. Traktat yang memuat hukum pidana peu melalui dua tahap untuk membertakukan isinya bagi orang-orang di Indonesia, yaitu 1 Traktat diratifikasi melalui undang-undang. Contoh, dengan UU. No.2 Tahun 1976 diratifkasi Konvensi Tokyo 1983, Konvensi de Hague 1970, dan Konvensi Montreal 1971. Dibuat undang-undang yang lain lagi untuk membertakuken sejumlah isi deri traktat_yang bersangkutan sebagai bagian dai hukum pidena Indonesia, Contoh, dengan UU No.4 Tahun 1976 diiakukan perubshan ‘dan penambahan beberapa pasal dalam KUHPidana bertaian dengan Perluasan berlakunya Kelentuan perundang-undangan dan kejahsten lethadap sarana/prasarana penerbangan. Dengan undang-undang ini sitambahkan sejumiah pasal ke dalam KUHPidana Yurisprudensi, di Indonesia sekarang ini dipandang sumber hukum Gaiam arti formal untuk hukum pidana. Oleh karenanya, secara berkals Mahkamah Agung menerbitkan Yurispsrudensi Indonesia, yang memuat anfara lain putusan perkara pidana dari Pengadilan Negen, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, serta kaidah-kaidah yang ditank dan puitusan putusan tersebut. Doktrin (pencapat atl hukum), juga merupakan sumber hukue dalam ae formal untuk hukum pidana. Ada kalanya hakim mengullp swale loner ani haku dalam putusanrya dan digunakannya kelecangan ahi di ideng pega pen fg, Sejarah Hukum Pidana Indonesia Temyata solain undang-undang, baik KUHPidana maupun undang- undang pidana di luar KUHPidana, indonesia juga memili surnber hukors pasana yang berupa hukum pidana adat, khususnya delikdelk adat Sagamana teradinya Kenyataan ini peru ‘dipelajari dari sejarah hukum Soon indonesia, Sejarah hukum pidana di indonesia pada pokoknya dapat dibagi atas #ga_masa, ait masa sebelum kedatangan bangsa Belanda, masa pendudukan Belanda dan masq kemerdekaan, Inggris dan Jepang pernah menduduki Indonesia, tetapi kaena waktunya singkat dan menetapkan tetap beriakunya hukum pidana yang ada maka pengaruh mereka boleh dikatake ttdak ada terhadap hukum pidana indonesia 1, Masa sebelum kedatangan bangsa Belanda. Pada mulanya, sebelum Kedatangan bangsa Belanda, wilayah yang sekarang dinamakan wilayah negara Republik Indonesia, terpecah atas banyak kerajaan dan kelompok-kelompok masyarakat yang berdiri senditi Karena jauh dati pusat-pusat kerajaan, Kerajaan-kerajaan tersebut hanya sedikit_ membuat_peraturan tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang dan diancam pidana Kelompok-kslompok masyarakat di indonesia kebanyakan "hidup ‘menurut hukum adat mereka masing-masing yang berbeda-beda antara satu masyarekat hukum adat dengan masyarakat hukum adat lainnya, 2 Masa_pendudukan Belanda. Sepanjang masa pendudukan Belanda, tidak ada penyatuan sepenuhnya hukum pidana yang berlaku, Karena Untuk golongan Indonesia tetap diakui berlakunya hukum pidana adat mereka send sekalipun untuk mereka ini ditertapkan juga hukum pidana yang dikodifikasikan. Masa ini dapat dibagi atas beberapa tahap perkembangan sehubungan dengan soal kodifikasi hukum pidana, yaitu: @ prekodifikasi ~ Hukum pidana di masa pra-kodifikasi ini berbeda ‘antara orang Belanda dengan Indonesia. Bangsa Belanda datang dengan membawa hukumnya sendin, gi mana hukum pidana yang berlaku bagi mereka di Indonesia ‘ebelum kodifikasi tahun 1867, yaitu: ') Hukum dalam Statuta Betawi. Pada mulanya oleh VOC dibuat Peraturan-peraturan yang diumumkan dalam palakat-palakat. Tahun 1642 palakat-palakt itu dihimpun dan diumumkan dengan ‘ama Statuten van Batavia (Statuta Betawi). 2) Hukum Belanda yang kuno. Menurut suatu palakat tahun 1625, hakim dan administrasi harus menjalankan hukum Belanda yang ‘uno bila hukum statuta tidak dapat menyelesaikan suatu perkara, 5) Asas-asas hukum Romawi, yang mengatur kedudukan. para budak, 4) Bojan gamovtng valran gianna MZ Nu) nani ge (tanta nat ea Untuk ena Irlooeieas peye eat yong trl ag pan enya Dualistne koaitihevs Tu golonayen bag to Eurepoanon 07) Lebar ydunn totsoreht, sagen uh Hat) Mayan, Candela ars Worden yorebogenyan bare anise), edn nhs Nabian SBT, Nunes bodes ines snoring , q 100 Er beatae hol Wallick van Sao yee Maatsbnd VE Ws ts, soon toot 4 Sona ag golonisn Iedonwsie ta 1) het Wotbook vn Stratiocht yom Iannone en Dassmede Golihgertolden, Stuatsblad E12 Ho bh, ee sridh bein 1 arma 17% Kenitivaeh ink Atetoghan heh poradan Gubeemenien, ys porarstan negara 2) Bagi Kaul dastoh emaprais yan tunduh paris yeraetlan supra dan onan orsng vane tunduk gala genaetlan axa, cetein ibeslabutaan vont yaya Ode aghean beset toneta ade Unitikerl hodishash, Tatin 1918, dus Kerthiand takin gators yore berlin sobelurnny diyantican oleh Welback van Cleatrecht oor Nederlands Indie, Ststsblod 191% Wo 122, yoory sade tata 4 Suni 1918, Fonsitsi yan bmw ini testa untuk sane oraeny oi Indonesia tanga reribedatedsken qolonyan penduduk. Dengan ernition belch dikata telah tercapai unitiasl dalonn Wershieasi beakurn pidana di Indonetia. clapi, bagi qulongan penduduk Indonesia dk sxjuerlah terrpat mati juga dibedakukon hukurn patna adat. Danat hukurrerya, yaite Peratilan ais (inboemnse rechtopraah), staatoblad 1622 No £0, b. Peradilan omapraja (zelibestuur rechtspraak) ot lust Jawa dan Madura berdsction Zelvectuucregelen Ve (staatablad 1928 No529). 001 digest tate 2 Wee hemendehocn Gdelah merdeta, ditaszat UU No.1 Un 1946 tentang Peraturan Hukum Prdon. Pasal 1 undanny undang ini menentutan tatu dengen etipuyp0g spina dari Poratucan Presiden Reputltr Indonesia ‘enanggal 10 Oltcher 1945 Not, monelapkan, bahwa peraturan perahuran hukum pidana yorg sekacorn teraku, ‘alan peraturen Petaluran tairurn pidana yang aa pads Yanna & Maret 1942 Undtang-undang ini pada mularya hanya berlaku untuk Jawa dan Madura, edangian untuk dastobydserah lain akan dierturan Lernuian. Peretintah Hindia Belanda yang menguasei deereh luer Jawa dan Maura tek mecgahut undacn-undiaeg ii. Teta, cacara trate, balk Petretntah Republi idonnia Yogyakarta raugsn Peresrtan Hina teens, recsa-duany rearitian Wadsan tebe pendudukan S09 Sekarang ini, HURON dana yay 3 Aa Una ng 99 ak ait b. Berbagai party nant an Ot lua KUHP Adana, sepert Tidak Pana Ekonomya? PO*ONSLLON, Ponsa Poraxtian \ sourtan «so png $olan buku pana tts, ga m ‘ukan hukum, Pidana adat berdasarkan Pasai § ayat (3) Henyeonggey onan Tinga eats Sementara Unk Menyelenggarakan’ Kesane) ‘Susunan, “Kekuasaan dan ACS Pengadil "Pengaditan Sipi, ° * ©. Sejarah KUHPidana Pada mulanya, kebanyakan hidup menunat Yang pertama kali mendarat di Santen Wwlai membawa penubshan tahun 1596, secara berangsur-angsiy m Belanda yang mulanya datang sebagal oleh Pemerintah Hindia Belanda sop . RUHPidana yang digunakan di Indonece sokarang ubade dasamya adalah koditkasi peninggalan mace Pemerintah Fate rae ks torsebut portama kal Gundanghan cone Sraatsbles anes a dengan nama Wetbosk van Strafecht voor Nees a tngie, yang ™ulai beriaku sejak 1 Januari 1918, Dengan Undang-undang No.1 Tahun 1946 gS Posatatkan Staatsbiad 1915-732. Nant kemucian dengan UU Nos Sane, 58, maka UU No.1 Tahun 1946 dnyatakan beriaku unt cehnis wane Repubik indonesia, ‘ania! dengan berpedoman pada KUHPidana Belanda yang dundaroen atin 1881. KUHPidana Belanda 1861 iti sendid mendanut honen Beta itt Code Penal Perancs karena Perancis oman mech ‘enda dan memberiakukan Code Penal mereka untuk negen Betas ae fcuk emahami bagaimana jwa das KUMPKdans yang sehsang Pent df Indonesia ini peru dketahui bagaimana lahinys Case Perancs tersebut Masala Kenegaraan dan huk para abli hukum melainkan tet mengadili berdasarkan bagel alte elon yea Jane nanan Pata terdakwa tidak erat dasar atau ttk fang dipaneana” Pembelaan ai i deosen Pengadilan, sebat yang spar dang ‘idak boleh dan diancam pidana tergant perahakaa® Pekin. Dengan demikian ton terjadi kesew Tethadap keadaan hukum pida ai banyak mh potOP@ Waktu ity, maka pada’ coon oan i Perancis telah menventone Petuls. Penulsspenuls int Gales karya-karya mereka tie oeena| 7 Di ame wenangan raja dan kebebasan yang terlala i antara i adalah J.J. Rousseau (171272 Pata Penulls itu yang terkenal arta as tolak yang jetas 3b Petbuatan apa lung sepenuhnya: jenang-wenangen ina dan hukum acara pidana yang buruk perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum, Fandangan ini telah mempenganuhi Code Penal Perancis, selanjutnya tar coue Penal mempengaruhi KUHPidana Belanda 1881 kemeadee juga {WS voor Nederlands Incie dan sekarang KUHPidana Indonese, Walaupun RoiFidana telah mengalami sejumiah perubahan, —pencabulor nen Penambahan, tetapi dasar pikran yang menjadi latar belakang KUHPidece tersebut masin tidak berubah, ‘Sebagai bangsa yang telah merdeka, maka Indonesia juga telah mula Petupaya menyusun rancangan KUHPidana Nasional sejak tahun too rage Waktu itu, Karena Indonesia memifki kedekatan dengan Uni Soviet, ‘eleh dibuat suatu rancangan yang mengacu pada kKetentuan ketenes panim dalam hukum pidana Uni Soviet. “Sesudah itu telah disusun pula apa rancangan KUHPidana Nasional, Rancangan yang terakhir yakni ancangan tahun 1999/2000. D. Sistematika KUHPidana - KUHPidana terdiri dari 3 (tiga) bagian yang dinamakan Buku (Bid: boek), yaitu: 1 Buku Kesatu_: Ketentuan-ketentuan Umum (Algemene Bepalingen) Buku Kedua : Kejahatan-kejahatan (Misdrjven) Buku Ketiga : Pelanggaran-pelanggaran (Overtredingen) ku Kesata_dimuat pengerian-pengerian dan asas-asas oaam imnya menjod) dasa sexiun haku pidana post, bai 08 2p dalam KUMP sent maupun Nuk na pst & 310 ur esau edi do 9 (Sembilan) bab. Ca adalah tentang svopa istiah yang dipakai dalam kitab undang-undang. Dalam Bak art bom émasukkan Aluran Penwtup, yakni Pasal 103. ‘ 1K Sempatkannya pengertian-pengertian dan asas-asas hukum pidana satu bagian tersendiri, yaitu dalam Buku Kesatu, mempunyai tujuan c22m atu agar pembentuk undang-undang tidak perlu harus berulang- pe 2butnya dalam merumuskan ketentuan-ketentuan pidana dalam und Tin dan Buku Keiga KUHPidana, rion mengensi hal tersbut yay tentang percabean melakukan tedek pana. Percobaan ciatur dalam Buku Kesatu, Pasal 53 dan 54. vika ‘tidak dicantumkan dalam Pasal 53 dan 54, maka semua rumusan tindak para haus dik’ dengan keltentuan mengenal percobaan, Misalnya rumusan tindak pidana pembunuhan, Pasal 338 KUHPidana, harus diikuti dengan teentuan mengenal percobasn melakukan pernbunuhn, indo E. Tindak Pidana Di Luar KUHPidana ‘Salen tindak pidana dalam KUHPidana, yakni dalam Buku Il dan Buku Hi, juga ada tndak pidana yang diatur dalam undang-undang tersendia di lar KUHPidena. Contoh-contoh Aaitare KUHPidana dengan undang-undar fang_memual tindak Diane lat KUHPidana, oda hubungan yang er. esas, ‘enters keduanya diatur dalam Pasal 103 KUHPidana. i F. Pasa 13 kunPidana sna aie KUMPanadenaanunsang-undang yang memvet pail ee eet Umum oa ‘dalam Pasal 103. yang terletak dalam: a, Ketentuan ‘Umum dalam Buku | KUHPidana, e228 hwbungan mela Kesatu KUHPidana, maka Yyang bertaku dalam juar KUHPidana yaitu ketenes tal nfuan dalam unary sedikit pasal saja sehingga tidak dey Tetapi, dalam Ul beberapa ketentuan yar spat mengatur UY Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ada ing berbeda dengan ketentuan dalam Bab I- Bab Vill aan ana meet taa%2._ Menurut Pasal 15 undangundang in, setap ‘orang yang melakukan perct dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai dengan Pasel 14. In) borboos dengan Ketentuan pidana maksimum untuk percobaan dan pembantuan alam KUHPidana, yaitu maksimum pidana pokok untuk percobaan dan pembantuan dikurangi sepertiga, Dalam hal ini, yang berlaku untuk percobaan dan pembantuan dalam penerapan UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah ketentuan dalam Pasal 15 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu Percobaan dan pembantuan dipidana dengan pidana yang sama dengan deli pokoknya, ‘Apa yang dikemukakan tadi dalam imu hukum dikenal sebagai adagium (pepatah hukum): lex specialis derogat legi general, atau aturan khusus menyampingkan peraturan unum, G. Delik Adat Beberapa pengacilan negeri di Indonesia memiliki wewenang untuk ‘mengadil delk adat. Tidak semua pengadilan negeti di indonesia memiliki ‘wewenang fersebut. Jadi, ada perbedaan wewenang antara satu pengadilan, ‘negeri dengan pengadilan negeri yang lain berkenaan dengan delik adat Dasar hukum wewenang tersebut bagi beberapa pengadilan negeri, yaitu UU Nomor 1/01/1951 tentang Tindakan-tindakan Sementara,uctuk Menyelenggarakan Kesatuan Susunan, Kekuasaan dan-Acara Pengadiian, Pengadilan Sipil, khususnya Pasal § ayat (3) huruf b, Latar belakang dibuatnya undang-undang darurat ini Karena di masa Pemerintah Hindia Belanda telah dibentuk beraneka ragam pengadilan, ai antarenya pengadilan swapraja (Bld: zelfbestuur rechtspreak) dan Pengadian adapribumi (Bld: inheemse rechtspraak). Pengadilan Pengaditan ini masih terus berlanjut beberapa tahun setelah Indonesia merdeka, Pengacilan swapraja terdapat di daerah-daerah swaparaja_yang ‘Mmerupakan daerah yang memiliki pemerintahan sendii berdasarkan erjanjian polit antara Pemerintah Hindia Belanda dengan raja/sultan Selempat. “Dalam pengertian pemerintahan sendiri ini, seringkali juga ‘mencakup memilki pengazdilan sendir, yaitu pengadilan swapraja, Menurut Supomo Pengadiian adat atau pengadiian prbumi (inheemse ‘echispraak) merupakan pengadilan yang diselenggarakan oleh penduduk Pibumi sendin di bawah pengawasan Pemeriniah Hindia “Belanda Pengadilan adat ini hanya ada di luar Pulau Jawa dan Madura. Pada adat diatur dalam berbagal enacatn pen 9 or an disatukan dalam St stl V9 80 (1982: esa, ean eal tea tompat i mana towdapat pangexdan adatipnbar esobatetg_ ala ink yang. melt versa Sigel strut aaa at tra, Nae dan Pada Law Taeees dan wertawal, rotor ab Ko setter war ou Ol; Sf a oo ms Kesutanan Linge Riauw, : Setmantan Bart ddeereh yang langsung oi bawah pernrintah sereren, hr (ou Ko flanatem Flu dan Pasic Garni: {ang (itambah beberapa masyarakat ada) Hace yan lngsung a bawah pernah gubememen (kecualt bu tot Temate, Banda, Ambon dan Kepuiavan Olaser) dan - tonbok rata su yang bedaku ialah hukum spl ada, hukum pidana adat dan ukum cara eda, Melalui UU Nomor 1/DW1951, dilakukan langkab-langkah untuk penyederhanaan pengadiian di Indonesia, di mana untuk perkara perdata dan pidana hanya Pasal 1 ayat (2) Kup Seuk@ kemunakinan bertaky Surutnya xnrall@” Pidana sepanjeng nan itu mengunt XIV.B), MBG! tidak aibotehkan untuk ipoieentuken adanya perbuatan pidana, {etapi_penatsiran eksteneit sabolehkan. Perbedgan na Penatsiran ekstensif, yait walogi dan, tu dalam analogi orang fidak_laai_berpeaang Gatz:keta_undang-undang tapi rece gage 3" Peraturen, sedanc dalam penafsiran eb B. Pengertian Perbuatan Ferbuatan dalam arti luas (da Sempit (handeling) atau perbuat Oleh karenanya, maka menurut Moeljatno (1984: 86): 1) Sikap Jasmani yang or fimasukkan dalam makna kelakuen Umpamanya, dipaksa orang ‘ain untuk mengadakan cap. ‘Jempol di atas surat, tertentu, -Juga gerakan refleks tidak dapat dinamaten kelakuan; sap jnsmani yang ciadakan dalam eadsen tidak sadar 2 ae acta ast beacon Typrowe, orn Keach (rrpok dan sebagainya) juga tidak dapat dinamakan kelakuan aera conchcoreh yong dbertan Molo itu pukan cot aetna aca tatbe insti) make tater naa a ae ak pcan oabeoreh ur Perbuatan C. Uni gurnsur perbuatan pidana menurut Moeljatno (1984: 63), yaitu: a. kelakuan dan akibat (=perbuatan) Hal khwal atau keadaan yang menyertai perbuatan. ¢. Keadaan tambahan yang memiberatkan pidana. <¢. Unsur melawan hukum yang obyektit. fe Unsur melawan hukum yang subyekt Mengenai unsur kelakuan dan akibat dikatakan oleh Moeljatno (1984: ssn a eas apg tama pr a oa sesenen oer, i ftr aml penton oes tal a adn yr ayer spe Monir 0 5 er al Ka rapa ah van ea perbuatan dan yang mengenai di luar diri_si pembuat. Contoh dari yang femam onYory oi ba eae, dat vag tent ned eit ts, pe ag Fatal 15, rl a nt ial ew Sn tak muro pian ana sar, Sanne taal yr wh daar Pasa porheren +harus dilakukan: di tempat unum. 7 cous: how oui onan nen Tz beta an, Moxa se creer a (4 18 evan oi ra scenes a ove san saya it Tentang unsur *melawan hukum yan fiber Moet (150 6a) maa nuke yang obyekt, iberkan contoh oleh aos oes bn eS cm ar “nancy ng sam ch ej Gob ne melawan hukum yang ‘Subyektir ee ma 32 KU hat ‘Sanubari terdakwa sendiri, Misainya d: ieee eto Pa eo oe orang tain, dengan maksixd untik ments melawan buku. Sitat melons dan hakhal abit, tapi KI Darang tersetwit seciata hokumnya pertuatan tktak dnyatahan digantungdan pads mat orang. yan mengambit Rarang fad. Kalau wat hatinya ih bah, misting bec, diambil untuk diterikan pada penniiinya, maka peituintan the tune dilarang, Karena bukan pencurian, Sebaliknya kala nia hale jelek, yaitu barang akan diniliki semi dona tak ata pemiliknya menurut hukum, maka hal ity lana dan yes senmuneey ppencurian, Sifat melawan hukumnya_pertat sikap batinnya terdakwa, tan tergantung daripada bagalmana D. Kausalitas 4. Pengertian kausalitas Jika A hanya sedikit melukai tangan B, kemudian A dalam peyjalanan pulang ke rumah mencuci Iuka kecilnya dengan air kotor sehingga inteksl dan Karena infeksi itu beberapa hari kemudian mati, maka menjadi Pertanyaan: apakah dipandang dari sudut hukum pidana porbuatan A, tersebut merupakan sebab (causa) dari akibat matinya 8? Kausalitas adalah bagian imu hukum pidana’ yang mempelajant hubungan antara sebab dengan akibat dalam huktim pidan 2. Pentingnya kausalitas Karena kausalitas membahas hubungan sebab akibat maka kausalitas, hanya penting sehubungan dengan: a. delik material, kaena delik matetial adalah delik yang nantiselesal dengan timbulnya akibat yang dilarang; b. delik yang dikualifkasi oleh akibatnya. Delik formal tidak memeriukan ajaran kausalitas karena datam delik formal dilakukannya perbuatan saja sudah menyebabkan perbuatan menjadl delik selesai, 3. Teori conditio sine qua non Menurut Von Bur, sebab (causa) adalah setiap perbuatan atay kejadian yang merupakan syarat bagi akibat di mana perbuatan alee elaian itu dak dapat atilangkan tanpa.mengakibatkan Tilak terjadinyas skibat tersebut. Singkatnya, sebab (causa) adalah setiap syarat yarn litek

You might also like