You are on page 1of 3

Nama : Fahmi Ihsan Margolang

Kelas : IH B 21
NIM : 1213050062

Pendaftaran Tanah secara Sistematik dan sporadik

Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang
dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar
dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan.
Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali
mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu
desa/kelurahan secara individual atau massal. massal.
Pendaftaran tanah secara sporadik adalah Pendaftaran tanah yang dilakukan secara individu
ataupun massal dalam suatu desa atau kelurahan. Hal ini dijelaskan dalam PP 24 Tahun 1997
pasal 1 ayat 11 ya Pendaftaran tanah secara sporadik adalah Pendaftaran tanah yang dilakukan
secara individu ataupun massal dalam suatu desa atau kelurahan. Hal ini dijelaskan dalam PP
24 Tahun 1997 pasal 1 ayat 11 yaitu Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah
dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individu/massal. Pendaftaran
ini dilakukan atas kemauan suatu individua atau masyarakat yang mempunyai kemauan untuk
mendaftarkan hak milik atas tanah yang dimilikinya dengan cara dating ke kantor pertanahan
dimana tanah tersebut berada. Pemohon mendaftarkan tanah atas inisiatif sendiri bukan karena
adanya program dari pemerintah yang dalam hal ini pendaftaran tanah secara sistematik
berbeda dengan pendaftaran tanah secara sporadik.
Pendaftaran tanah secara sistematik dan sporadik juga merupakan pendaftaran tanah untuk
pertama kali. Selain itu pendaftaran tanah pertama kali meliputi sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan pengolahan data fisik

Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan kegiatan pengukuran dan
pemetaan kegiatan meliputi:
a. Pembuatan peta daftar pendaftaran.

b. Penetapan batas bidang tanah

c. Pengukuran dan pemetaan bidang bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran.

d. Pembuatan daftar tanah

Daftar tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah dengan
suatu system penomoran. Ketentuan tersebut dimuat dalam peraturan pemerintah No 24 tahun
1997 pasal 1 ayat (16) bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan nomor
pendaftarannya pada peta pendaftaran dibubuhkan dalam daftar tanah. Bentuk, isi, cara
pengisian, penyimpanan dan pemeliharaan daftar tanah diatur oleh Mentri Agraria / Kepala
Badan Pertanahan Nasional.
e. Pembuatan Surat Ukur
Bagi bidang tanah yang sudah diukur atau dipetakan dalam peta pendaftaran, dibuatkan surat
ukur untuk keperluan pendaftaran haknya. Dimana wilayah pendaftaran secara sporadic yang
belum tersedia peta pendaftaran. Surat ukur dibuat dari hasil pengukuran.

Pendaftaran tanah secara sistematik dan sporadik juga merupakan pendaftaran tanah untuk
pertama kali. Selain itu pendaftaran tanah pertama kali meliputi sebagai berikut:
2. Pengumpulan dan pengolahan data fisik

Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan kegiatan pengukuran dan
pemetaan kegiatan meliputi:
a. Pembuatan peta daftar pendaftaran.

b. Penetapan batas bidang tanah

c. Pengukuran dan pemetaan bidang bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran.

d. Pembuatan daftar tanah

Daftar tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah
dengan suatu system penomoran. Ketentuan tersebut dimuat dalam peraturan pemerintah No
24 tahun 1997 pasal 1 ayat (16) bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan
nomor pendaftarannya pada peta pendaftaran dibubuhkan dalam daftar tanah. Bentuk, isi,
cara pengisian, penyimpanan dan pemeliharaan daftar tanah diatur oleh Mentri Agraria /
Kepala Badan Pertanahan Nasional.
e. Pembuatan Surat Ukur

Bagi bidang tanah yang sudah diukur atau dipetakan dalam peta pendaftaran, dibuatkan surat
ukur untuk keperluan pendaftaran haknya. Dimana wilayah pendaftaran secara sporadic yang
belum tersedia peta pendaftaran. Surat ukur dibuat dari hasil pengukuran.

Resume Sistem Publikasi, apakah di Indonesia menganut yang positif/negative pasal 32


PP/1997
Dalam sistem pendaftaran tanah yang ada di Indonesia, sebagaimana berdasar pada UUPA,
PP No 10 Tahun 1961 maupun PP No 24 Tahun 19997, sistem publikasi kita adalah sistem
publikasi negatif yang mengandung unsur positif. Disini maksudnya yaitu, sistemnya bukan
negatif murni, karena pendaftarannya tanah mengahasilkan surat-surat tanda bukti hak, yang
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Hal ini mengandung arti, bahwa pemerintah
sebagai penyelenggara pendaftaran tanah harus berusaha, agar sejauh mungkin dapat
mensajikan data yang benar dalam buku tanah maupun dalam peta pendaftaran. Sehingga
selama tidak dapat dibuktikan yang sebaliknya, data yang disajikan dalam buku tanah dan
peta pendaftaran tanah harus diterima sebagai data yang benar. Dengan kata lain, keterangan-
keterangan yang tercantum dalam data tersebut mempunyai kekuatan hukum dan harus
diterima sebagai keterangan yang benar selama dan sepanjang tidak ada alat pembuktian yang
membuktikan sebaliknya.
Selain itu, sistem publikasi dalam sistem pendaftaran tanah di Indonesia disebut sebagai
sistem negatif yang mempunyai unsur positif ini diketahui dengan adanya ketentuan dalam
pasal 19 UUPA. Di dalam pasal itu menyatakan bahwa pendaftaran meliputi “pemberian
surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat”. Dalam pasal
23,32 dan 38 UUPA pun juga dinyatakan bahwa “pendaftaran merupakan alat pembuktian
yang kuat”. Pernyataan yang demikian tidak akan terdapat dalam peraturan pendaftaran tanah
dengan sistem publikasi yang negatif murni.

You might also like