You are on page 1of 22

MAKALAH

BEBERAPA SIFAT TENAGA KESEHATAN MUSLIM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Agama

Dosen Pengampu : Indra jaya, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Lusi Angraeni (2212614045)


2. Muhammad Bintang Permana (2212614053)
3. Tri Putri Amelia Sari (2212614099)

Kelas : 1 c

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI HUSADA BENGKULU

T.A 2021-2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang “Beberapa Sifat

Tenaga Kesehatan Muslim“ dengan lancar.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak kesalahan. Oleh

karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini

dapat lebih baik lagi. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bengkulu, 8 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2

A. Pengertian Akhlak............................................................................2

B. Akhlak Perawat Dalam Menghadapi Klien......................................4

C. Pengabdian Profesi Keperawatan.....................................................8

D. Konsep Sehat Dan Sakit Menurut Pandangan Agama...................12

BAB III PENUTUP...........................................................................................18

A. Kesimpulan.............................................................................................18

B. Saran.......................................................................................................18

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Perawat merupakan unsur utama dalam kegiatan rumagh sakit terytama dalam
perawatan dan pertolongan pasien, merekalah yang palinng ddekat kepada pasien dan
pengunjung rumah sakit. Perawat bertugas dan kewajiaban melaksanakan da’wah
Islamiyah sesuai dengan kemampuannya didalam bidangnya masing-masing. Untuk
menjadi perawat muslim kita harus tahu akhlak-akhlak apa saja yang dilakukan saat
menghadapi pasien.

Akhlak merupakan budi pekerti, adat kebiasaan, perangai ataupun tabiat. Dalam

islam, sebagai sebuah agama yg juga menjadi identitas seorang muslim. Islam di

turunkan ke bumi untuk membenahi & memperindah akhlak manusia.Untuk itu perawat

menggunakan akhlak Akhlak sebagai insan pengabdi kemanusiaan untuk mencari

keridlo’an Allah SWT.

A. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akhlak?

2. Bagaimana akhlak seorang perawat dalam menghadapi klien?

3. Mengapa sifat-sifat akhlak islami wajib di miliki perawat dalam bidang

keperawatan ?

4. Kapan prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan di terapkan ?

5. Siapa yang wajib berakhlak baik dalam menghadapi pasien ?

6. Bagaimana Konsep sehat sakit menurut pandangan agama islam ?

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian akhlak

2. Mengetahui akhlak tenaga kesehatan

3. Mengetahui akhlak seorang perawat dalam menghadapi klien

4. Mengetahui sifat-sifat akhlak islami wajib di miliki perawat dalam bidang

keperawatan

1
5. Mengetahui dimana perawat menerapkan akhlak yang baik dalam menghadapi

pasien

6. Mengetahui tentang pengabdian profesi

7. Mengetahui konsep sehat dan sakit menurut pandang agama Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah perangai / karakter seseorang ketika bertindak dan

berperilaku / aplikasi / penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan

berfokus pada prinsip-prinsip & konsep yang membimbing manusia berpikir dan

bertindak dlm kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.

Sedangkan pengertian berakhlak dalam profesi keperawatan adalah akhlak khusus

yang mengatur tanggung jawab moral para perawat dalam bertingkah laku terhadap

pasien dlm melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kesehatan.

   Realisasi akhlak islam adalah realisasi keimanan seseorang. Dengan motivasi

ibadah, meraih keridhoaan Allah SWT, maka seseorang akan berusaha untuk selalu

memperbaiki dirinya hingga sesuai dengan ketentuan Al-qur’an dan As-sunnah Nabi

Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW pernah ditanya tentang

criteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau menjawab, “Taqwa kepada

Allah & akhlak yg baik.” (HR. Tirmidzi & ahmad). Bahkan orang yang terbaik dilihat

dari factor perilaku akhlaknya, sebagaimana dalam hadist, “Sesungguhnya sebaik-baik

kalian ialahyang terbaik akhlaknya.”(HR. Bukhari-Muslim).

Akhlak islam mulanya telah dicontohkan oleh nabi kita Muhammad

SAW.“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang

baik, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan

dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab:21) dan di ayatnya yang

lain, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yg agung.” (QS. Al- Qalam :4).

Kualitas ibadah beliau sangat cukup tinggi. Management diri dan waktu beliau luar biasa,

3
pada suatu saat menjadi panglima perang, pemimpin Negara yang mumpuni, disaat lain

bisa menjadi ayah yang baik & suami penyayang.

Anas bin Malik ra. Pernah berkata, “Selama sepuluh tahun saya melayani

Rasulullah SAW, belum pernah saya dibentak / di tegur perbuatan saya: mengapa

engkau berbuat ini?/ mengapa engkau tidak mengerjakan 1tu?.” (HR. Bukhari &

Muslim).

B. Akhlak Perawat dalam Menghadapi Klien

Perawat adalah sebuah profesi yang bergerak dibidang jasa kesehatan. Dalam Islam

dikenal dengan nama Ibnu Sina, dialah orang Islam yang pertama yang mengenalkan

konsep kesehatan didaerah Bukit Tursina (Mesir). Oleh karena itu sebagai seorang

perawat muslim kita harus tahu bahwa sebenarnya masalah kesehatan ini juga telah ada

dizaman sahabat Rosululloh. Dan islam sendiri memberikan pengajaran kepada kita

tentang bagaimana sebenarnya memberikan pelayanan kepada pasien secara Islami.

Karena Islam bukanlah agama yang hanya masuk kedalam ruang lingkup ibadah

mahdhoh (wajib) saja, tapi Islam masuk keseluruh aspek manusia . Islam mengajarkan

agar kita dapat bersikap baik dengan sesama,untuk itu seorang perawat muslim

mempunyai akhlak yang baik dalam menghadapi pasien , akhlak seorang perawat sebgai

berikut :

1. Berakhlak kulkarimah : Akhlak yang baik.

2. Tawadduq/rendah hati : Tidak sombong, Tidak ria, Baik sangka, Mau untuk

dikoreksi.

3. Ikhlas dalam bekerja/Mengharapkan Ridho Allah : Amar ma'ruf dan Nahi

Munkar, Disiplin waktu,Sistematik dalam bekerja. Istighfar dan Taubat :

Mengakui kesalahan, Mohon Ampun pada Allah.

4. Istiqomah/teguh pendirian : Berpegang kepada syariat Allah.

4
5. Tawakkal kepada Allah : Bekerja semaksimal mungkin, Berdo'a, Dan

menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.

6. Melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas karena Allah semata , misalnya dengan :

a. Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah).

b. Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal. Karena amal yang

diterima Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan .

c. Tidak mengharapkan balasan atau pujian baik dari pasien maupun orang lain.

d. Selalu optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik.

7. Tenaga kesehatan Muslim harus bersifat penyantun : Orang yang penyantun ialah

yang halus perasaanya, lekas dapat merasakan kesukaran orang lain (empaty), dan

bisa bersikap menyesuaikan diri bila dia berhadapan dengan orang yang ditimpa

musibah, serta cepat memberikan pertolongan, karena mengerti kebutuhan orang

lain yang dihadapinya.

a. Tenaga kesehatan Muslim harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat

kepada orang yang berbuat santun.

b. Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien,

rela dan cepat memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf

kepada orang lain adalah lebih utama dari pada memberi shodaqoh atau

harta benda padanya.

c. Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah yang Maha

Penyantun.

8. Ramah tamah berdasarkan ukhuwah (persaudaraan) dalam pergaulan, kapan dan

dimana ia berada terutama terhadap pasien dan orang-orang yang dho’if

(lemah/miskin)

5
a. Ketahuilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita

sakit adalah merupakan sebagian dari pada pengobatan.

b. Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit,

bukanlah harta benda akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi pekerti

yang baik.

9. Tenaga kesehatan Muslim harus sabar dan tidak cepat marah :

a. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur, yang

sangat penting dipelihara.

b. Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang,

tetapi tidak semua pasien menunjukkan kasih sayang atau menjengkelkan.

Akan tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang terpuji disisi

Allah.

c. Sebaik-baik senjata Tenaga kesehatan Muslim adalah sabar dan berdo’a.

10. Tenaga kesehatan Muslim harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh :

a. Jiwa orang akan sangat membutuhkan ketenangan dan ketentraman, jauh

dari pada suara-suara yang keras, gerakan-gerakan yang hiruk-pikuk dan

gaduh. Karena tugas Tenaga kesehatan Muslim membutuhkan ketenangan

dan perhatian yang sungguh-sungguh.

b. Orang yang melaksanakan pekerjaan dengan tenang dan berhati-hati, Allah

akan memudahkan pekerjan itu baginya dan akan terhindar dari berbagai

kesukaran dan kekeliruan.

11. Tenaga kesehatan Muslim harus cepat, cermat, teliti dan lincah :

a. Pekerjaan Tenaga kesehatan Muslim cukup ruwet dan sulit. Oleh karena itu

Tenaga kesehatan Muslim hendaklah senantiasa teliti dan berhati-hati dalam

menunaikan tugasnya.

6
b. Apabila menghadapi sesuatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas maka

lebih baik ditanyakan lebih dahulu kepada orang yang lebih tahu (ahlinya).

Sebab pekerjaan yang dilakukan dengan ragu-ragu lebih besar kemungkinannya

akan menimbulkan bahaya.

12. Tenaga kesehatan Muslim harus tunduk, patuh dan disiplin :

a. Tenaga kesehatan Muslim harus patuh pada petunjuk atasannya baik lisan

maupun tulisan.

b. Tenaga kesehatan Muslim harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar

bisa terlaksana dengan tertib dan teratur.

c. Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah sekalipun

kurang menyenangkan, selama tidak menyalahi norma agama Islam,

norma-norma kemanusiaan maupun etika profesi dari tenaga kesehatan

berbagai bidang ilmu.

13. Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih dan menjaga kebersihan, rapih, baik

jasmani maupun rohani :

a. Rohani atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih dan

suci dari sifat-sifat : hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong) dan

lain-lain sifat yang tidak baik. Sebab hanya dari jiwa yang bersih dan

sucilah akan memancarkan sifat-sifat yang terpuji, sikap yang baik dan

ucapan yang menyenangkan.

b. Tubuh dan pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih, rapih,

sederhana dan tidak berlebihan dalam bermake up atau memakai perhiasan.

22)

14. Tenaga kesehatan Muslim harus kuat menyimpan rahasia :

7
a. Penyakit itu adalah salah satu ‘aib (noda) bagi orang yang sakit. Ada

beberapa macam penyakit yang merupakan ‘aib, hal ini sangat

dirahasiakan oleh pasien. Agama Islam tidak membenarkan seseorang

membuka ‘aib orang lain. Oleh sebab itu seorang Tenaga kesehatan

Muslim tidak boleh membuka ‘aib pasien kepada orang lain.

b. Orang yang suka mebicarakan ‘aib orang lain, Allah SWT.

mengancamnya dengan siksaan yang sangat pedih, baik di dunia maupun

di akherat kelak.

15. Tenaga kesehatan Muslim harus bersifat jujur dan bertanggung jawab atas segala

tindakannya :

a. Berbahagialah orang yang dapat memelihara amanat dan menepati

janjinya.

b. Tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada Tenaga kesehatan Muslim

adalah amanat yang wajib dilaksanakan.

c. Jujur, dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji, adalah

sifat yang terpuji dan harus dimiliki oleh Tenaga kesehatan Muslim.

Akhlak-akhlak perawat diatas adalah akhlak yang wajib diamalkan disegala waktu

dan tempat. Tidak terbatas hanya pada saat dia melaksanakan tugas, karena akhlak

tersebut merupakan sebagian dari akhlak pribadi muslim.

C. Pengabdian Profesi Keperawatan

Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan


keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi
Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut
nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu
pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena
Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya. Allah

8
berfirman: Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama bil qalam, allamal insana ma lam
ya’lam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia dengan
perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia segala apa yang
tidak diketahuinya. QS al-Alaq: 3-5). Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari
alam semesta beserta segenap organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya dengan
nama dan kemuliaan Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb.
Ini terbukti dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan,
semakin terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya.
Untuk lebih memberikan kesiapan fisik dan mental dalam menekuni profesi

keperawatan, kiranya penting digarisbawahi hal-hal mendasar berikut:

Pertama, hendaklah profesi keperawatan yang disandang dijadikan sebagai profesi yang

sebenarnya. Menurut pakar pendidikan, Ahmad Tafsir (l996), suatu pekerjaan dapat

dipandang sebagai pekerjaan profesional apabila:

1. Memiliki keahlian khusus untuk profesi tersebut, dilengkapi dengan kecakapan

diagnostik dan kompetensi aplikatif untuk membantu klien atau pasien. Ini berarti

para perawat harus terus meningkatkan ilmu, keahlian dan pengalamannya, baik

melalui pembelajaran teoritis maupun praktis. Di tengah semakin majunya dunia

kedokteran dan keperawatan, tentu menuntut setiap orang yang menggelutinya tidak

boleh berhenti untuk menambah ilmu dan skill-nya untuk disumbangkan kepada

masyarakat.

2. Profesi dipilih karena panggilan hidup yang akan dijalani sepenuh waktu, jadi bukan

profesi terpaksa yang akan dijalani sambil lalu. Ketika sudah memantapkan hati

menjadi perawat, haruslah all out menggeluti bidang ini sampai akhir dengan

motivasi yang tulus ikhlas dan penuh pengabdian. Dengan motivasi dan dedikasi

tinggi, tentu jenjang karier dan prospeknya akan terus meningkat.

3. Profesi haruslah untuk kepentingan masyarakat, bukan individu dan golongan. Ini

berarti prinsip yang mendasari profesi keperawatan adalah kepentingan masyarakat

9
yang membutuhkan pertolongan, tanpa boleh membedakan status orang yang

diberikan pelayanan.

4. Profesi juga memiliki organisasi dan kode etik tertentu, ini berarti para perawat

mestilah merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari institusi dan organisasi

yang mewadahinya, sekaligus sadar untuk menaati kode etik yang berlaku.

5. Sebuah profesi pada dasarnya memiliki otonomi, tapi juga tetap terbuka menjalin

kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Ini berarti para perawat, meskipun di satu

sisi yakin akan kemampuannya, tapi untuk efektivitas pekerjaannya, ia harus tertap

terbuka dan proaktif bekerjasama dengan para pihak yang dapat menunjang

kesuksesan layanan keperawatan. Jadi dalam profesi terkandung persyaratan

pemilikan kompetensi personal berupa kepribadian terpuji, kompetensi profesional

berupa keahlian, serta kompetensi sosial berupa semangat pengabdian yang tinggi

untuk masyarakat.

Kedua, dalam menjalankan tugas keperawatan hendaknya dibarengi dengan

kecermatan, kehati-hatian dan kewaspadaan guna meminimalisasi risiko negatif yang

mungkin timbul. Seringnya mencuat kasus malapraktik akhir-akhir ini haruslah

dijadikan pelajaran bagi segenap insan keperawatan, dokter dan paramedis, untuk lebih

hati-hati dan cermat dalam melakukan pekerjaan. Agama menggariskan beberapa sikap

waspada yang perlu direnungi bagi para perawat. Sayyid Sabiq mengatakan, dalam

memberikan perawatan medis, hendaknya paramedis menjalankan tugas sesuai bidang

keahliannya.

Para ulama sepakat, bahwa orang yang memberikan perawatan yang di luar

keahliannya, lalu menimbulkan kecacatan atau risiko yang menambah berat penyakit

pasiennya, maka dia harus bertanggung jawab sesuai kadar bahaya yang

ditimbulkannya, dan risiko tersebut dapat ditebus dengan ganti rugi dari hartanya

10
sendiri, bukan harta negara atau institusi. Tetapi jika paramedis berbuat kekeliruan,

sedangkan ia seorang memiliki ilmu dan keahlian cukup, maka risiko yang timbul, juga

harus dibayarkan kepada korban. Dalam hal ini ada yang berpendapat diambil dari

hartanya, ada pula berpendapat diambil dari harta negara atau institusi tempatnya

bekerja. Imam Malik berpendapat, paramedis tidak perlu dituntut apa-apa, karena

kesalahan itu di luar kemauannya, dan perawatan yang diberikan beserta risikonya

sudah seizin pasien sendiri atau keluarganya.

Adanya keharusan bertanggung jawab tidak lain untuk melindungi jiwa manusia

dan mengingatkan paramedis atau perawat agar lebih cermat dan hati-hati dalam

menjalankan pekerjaannnya, sebab pekerjaannya berkaitan langsung dengan jiwa

manusia. Ketika seorang pasien meninggal, tidak hanya keluarga kehilangan

anggotanya, tapi bisa pula kehilangan pengasuh, pengayom dan pemimpin keluarga,

penopang ekonomi keluarga, kehilangan orang tercinta, kehilangan harapan hidupnya

dan sebagainya.

Ketiga, para perawat hendaknya lebih proaktif ketika mengabdikan dirinya

kepada masyarakat, tidak pasif menunggu orang sakit datang ke rumah sakit saja. Kita

semua mengetahui bahwa UNDP setiap tahun mengukur peringkat kualitas hidup

manusia, human development index (HDI), di mana HDI rakyat Indonedia selalu yang

terendah dibanding bangsa-bangsa di dunia dan di Asia Tenggara. Rendahnya derajat

kesehatan merupakan salah satu indikator kriteria yang digunakan UNDP. Dipastikan

masyarakat yang kualitas kesehatannya rendah tersebut berada pada level ekonomi

menengah ke bawah. Mereka ini baru berobat atau terpaksa datang ke rumah sakit

sesudah penyakitnya parah. Oleh karenanya, para perawat hendaknya proaktif turun ke

lapangan, sehingga potensi penyakit di masyarakat dapat dihindari. Bukankah dalam

pengobatan berlaku prinsip, lebih baik mencegah daripada mengobati.

11
D. Konsep sehat dan sakit menurut pandangan agama

1. Pengertian sehat

Defini konsep sehat sakit secara medis yaitu sehat merupakan sebuah keadaan

yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek

kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, social dan spiritual.

 Dalam pengertian yang paling luassehat merupakan suatu keadaan yang

dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan internal (psikologis, internal, spiritual dan penyakit) dan

eksternal (lingkuan fisik, sisial, dan ekonomi) dalam mempertahankan

kesehatannya.

 Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa keadaan yang

sempurna bai fisik, mental dan social serta tidak hanya bebas penyakit atau

kelemahan (WHO, 1947). UU No.23,1992 TENTANG KESEHATAN

MENYATAKAN BAHWA : Kesehatan adalah sejahtera dari badan, jiwa

dan sosisal yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi

2. Konsep Sehat

Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-Quran dan

sunnah Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia.

Nabi Muhammad s.a.w. bahkan  menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai

nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.

Firman Allah dalam QS Ibrâhîm, 14: 7,

‫وَِإ ْذ تََأ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَِئن َشكَرْ تُ ْم َأل ِزي َدنَّ ُك ْم َولَِئن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

12
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa

menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

ُ ‫اس الصِّ َّحةُ َو ْالفَ َرا‬


‫غ‬ ٌ ‫نِ ْع َمتَا ِن َم ْغب‬.
ِ َّ‫ُون فِي ِه َما َكثِي ٌر ِمنَ الن‬

“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan

dan waktu luang.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Abbas)

Beberapa Hadist yang berkaitan dengan kesehatan


1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan
menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2.   Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah


Shallallahu‘alaihiwasallam
bersabda:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah
menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya
dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau
menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri
menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-
Arnauth atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)

3. Penegasan Rasulullahu’alaihi wa sallam dalam sabdanya:


      “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan
obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap penyakit
ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda`
radhiallahu‘anhu)

4. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Dahulu bila salah


seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit maka beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan tangan kanan
beliau dan membaca:
“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala
petaka, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak
ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau, sebuah
kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-
Bukhari).

5. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi


Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:

13
“Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang
ajalnya, lalu dia bacakan di sisinya sebanyak tujuh kali:
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy
yang besar, semoga menyembuhkanmu,’ niscaya Allah akan
menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR. Abu Dawud, At-
Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-
Adzkar)

6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:


“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengunjungiku (ketika aku
sakit) dan beliau membaca:
“Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d.
Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d.”(HR. Muslim)

7. Hadits Abdullah bin Mas‘ud radhiallahu 'anhu, bahwasanya


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau

lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-

kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-

daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)

3. Konsep Sakit

Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justeru

memiliki kedudukan yang sangat mulia.

‫ب َواَل هَ ٍّم َواَل ح ُْز ٍن َواَل َأ ًذى َواَل َغ ٍّم َحتَّى‬ َ ‫ب َواَل َو‬
ٍ ‫ص‬ َ َ‫صيبُ ْال ُم ْسلِ َم ِم ْن ن‬
ٍ ‫ص‬ ِ ُ‫َما ي‬

ُ‫ال َّشوْ َك ِة يُ َشا ُكهَا ِإاَّل َكفَّ َر هَّللا ُ بِهَا ِم ْن خَ طَايَاه‬

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan

kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya

melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya”. (Hadis Riwayat al-

Bukhari dari Abu Hurairah)

Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia bersabar dan

berikhtiar dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa-dosanya.

‫ق ال َّش َج ِر‬ ْ َّ‫صيبُهُ َأ ًذى ِإاَّل َحات‬


ُّ ‫ت َع ْنهُ خَ طَايَاهُ َك َما تَ َح‬
ُ ‫ات َو َر‬ ِ ُ‫َو َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم ي‬

14
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan

dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana

gugurnya dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin

Mas’ud)Sakit sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan kepada manusia

juga pasti ada maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT kepada hamba-Nya adalah

sebagai ujian dan cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang benar-benar

beriman. Firman Allah SWT :

Artinya : 214- Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum

datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan

bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman

bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya

pertolongan Allah itu amat dekat. (Q.S. Al Baqarah : 214)

Demikianlah Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kebaikan dan

keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan

mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian

Allah SWT juga akan menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin,

agar mereka bersabar dan memohon perlindungan serta berdo'a kepada-Nya.

Amat banyak orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit, sehingga secara

tidak sadar ia menganggap bahwa penyakit yang dideritanya tersebut sebagai

malapetaka atau kutukan Allah yang dijatuhkan kepadanya. Tidak sedikitpun orang

yang tatkala ditimpa penyakit menjadi putus asa, kehilangan pegangan, bahkan

berburuk sangka kepada Allah SWT. Lalu timbul rasa tidak puas kepada Allah SWT,

merasa bahwa dengan sakitnya itu Allah bersikap tidak adil, sehingga ia tidak lagi

15
menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya sebagai hamba Allah. Padahal di waktu sehat,

ia selalu mengucapkan dalam salatnya :

Artinya : "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan

semesta alam" (Q.S. Al An'am : 162).

Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT

kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana

terkandung pahala, ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT.

Aisyah pernah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada musibah

yang menimpa diri seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampai-

sampai sakitnya karena tertusuk duri sekalipun" (H.R. Buchari) Sabda Rasulullah

SAW :

‫وإن هللا تعالى أذا أحب قوما ابتالهم فمن رضي فله الرضاومن فله السخط‬

(‫)رواه ابن ماجه و الترمذى‬

Artinya : Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan

berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan

Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan

Allah SWT. (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi)

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda :

‫ ما يصيب المسلم من نصب وال هم وال حزن‬: ‫ عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬: ‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه‬

)‫(رواه البخارى و مسلم‬ ‫فر هللا بها خطاياه‬: ‫وال أذى والغم حتى شوكة يشاكها إال‬

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang

muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada

dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan

Muslim).Allah SWT menciptakan cobaan antara lain untuk mengingatkan manusia

16
terhadap rahmat-rahmat yang telah diberikan-Nya. Allah SWT memberikan penyakit

agar setiap insan dapat menyadari bahwa selama ini dia telah diberi rahmat sehat yang

begitu banyak. Namun kesehatan yang dimilikinya itu sering kali di abaikan, bahkan

mungkin disia-siakan. Padahal ia mempunyai harga yang sangat bernilai tiada tolak

ukur dan bandingannya.Disamping itu, sakit juga digunakan oleh Allah SWT untuk

memperingatkan manusia atas segala dosa-dosa dan perbuatan jahatnya selama hidup di

dunia. Kalau dahulu seorang insan yang banyak berbuat kesalahan tidak berfikir

tentang dosa dan pahala, maka disaat sakit biasanya manusia teringat akan dosa-

dosanya sehingga ia berusaha untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah

SWT.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan agama islam mengajarkan kita semua menjadi orang yang berakhlak

islam salah satunya dalam keperawatan. Akhlak seorang perawat menurut agama

Islam itu harus : ikhlas, ramah dan santun, belas kasih, sabar dan tak lekas marah,

penampilan yang menyenangkan dan menutupi aurat. Perawat Muslim harus

mempunyai akhlak yang baik dalam mengahadapi klien. Akhlak yang mengatur

tanggung jawab moral para perawat dalam bertingkah laku terhadap pasien dalam

melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kesehatan. Selain itu,seseorang perawat

tetap harus membantu / merawat pasien non muslim tapi harus dalam batasan-

batasan yang dianjurkan agama, memberikan bantuan sesuai yang di butuhkan

pasien.

B. Saran

Perawat Muslim harus mempunyai akhlak yang baik karena akhlak penting untuk

berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.Selain itu,Sebagai perawat kita dapat

berlaku adil terhadap pasien baik itu muslim maupun non muslim dan tidak

membeda-bedakan mereka dalam memberikan layanan kesehatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

www.AnneAhira.com/2011/04/akhlak islam adl tuntunan iman.html

https://www.scribd.com/doc/283711085/Dimensi-Keperawatan-Dalam-Islam

https://www.scribd.com/doc/253831150/makalah-konsep-sehat-sakit-dalam-islam

www.scribd.co.id/2010/02/akhlak islam dalamkeperawatan.html

19

You might also like