Buku PRA Niccc!!

You might also like

You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan FGD

A. PRA-ACARA
B. ACARA

LAPORAN TEKNIK PENELUSURAN ALUR SEJARAH BUNAR DAN PEMBUATAN


SKETSA KEBUN
BAB II
PEMBAHASAN

Hasil pengambilan data Kampung Bunar

1. Laporan Teknik Penelusuran Alur Sejarah Kampung Bunar Dan Pembuatan


Sketsa Kebun
A. PROSES PENGAMBILAN DATA
Proses pendekatan kami dengan masyarakat dimulai dari sapaan hangat kepada
mereka, memperkenalkan diri sebagai mahasiswa yang ingin bersilaturrahmi selain untuk
melaksanakan tugas serta menanyakan kegiatan apa saja yang biasa dilakukan warga
pada sehari-harinya. Kami sekaligus memberikan informasi bahwasannya kedatangan
kami antara lain untuk mencari berbagai informasi mengenai kampung Bunar ini. Selain
itu, karena hal ini sebagai bentuk tindakan nyata dari prodi pengembangan masyarakat
islam dimana kami selalu melibatkan masyarakat untuk mencari informasi serta data
penting yang diperlukan.
Masyarakat disana cukup terbuka terhadap kehadiran kami sehingga berbincang
dan dalam proses pengakraban diri bersama masyarakat disana berjalan lancar. Untuk di
tempat kami menginap khususnya tempat tinggal untuk perempuan, kami saling berbicara
dengan pemilik rumah, serta bertanya-tanya mengenai bagaimana kabarnya, menanyakan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan serta bentuk basa-basi lainnya. Lalu berhubung
tempat tinggal untuk wanita digunakan juga sebagai tempat untuk memasak, kami
terutama perempuan nya membantu pemilik rumah unuk menyiapkan makanan-makanan
untuk seluruh mahasiswa/i PMI makan. Selain setiap hari kami bertegur sapa dengan
masyarakat, untuk lebih dekat dengan mereka kami ikut dalam acara yang masyarakat
kampus Bunar adakan seperti pengajian yang dilaksanakan tiap sore hari.
Tempat diadakannya pengajian tersebut yaitu di dekat masjid terdekat dimana
sebelah kanan dari mesjid terdapat majelis untuk tempat diadakannya pengajian, selain
itu terdapat sebuah pondok pesantren untuk menimba ilmu agama masyarakat sekitar.
Selain itu, di kampung Bunar juga terdapat sebuah aliran sungai yang masih bisa
digunakan oleh masyarakat, sehingga ini menjadi kesempatan kami untuk mencoba lebih
dekat dengan mereka dengan mendatangi sungai tersebut, ikut berbaur dengan
masyarakat yang sedang beraktivitas di sekitar Sungai tersebut dan kami saling
mengobrol dengan mereka agar lebih dekat dengan masyarakat yang ada disana.
Hari rabu 4 Desember 2019 pukul 09.00 WIB kelompok 1 ingin mengetahui
sejarah dari Bunar serta kejadian-kejadian apa saja yang pernah terjadi disana juga ingin
mengetahui pemilik dan kebun apa saja yang ada di desa Bunar. Kami berkumpul dahulu
di tempat kediaman perempuan lalu mencari sesepuh atau tokoh desa tersebut untuk
mencari tahu sejarah desa dengan berjalan kaki. Kami mendapat informasi dari
stakeholder di bunar yaitu pak Jajat yang merupakan ketua RT 2 RW 3 Bunar jika ingin
menanyakan mengenai sejarah desa bisa bertanya kepada abah Nata selaku sesepuh
disana. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kami bergegas untuk ke kediaman abah
Nata.
Narasumber yang kami temui semuanya berjumlah sembilan orang, dimana dari
kesembilan narasumber tersebut terdiri dari bermacam-macam profesi, seperti petani,
buruh harian lepas, pedagang, bahkan beberapa diantaranya ada yang berprofesi sebagai
pejabat atau orang penting atau dalam bahasa lainnya merupakan stake holder yang ada
di Bunar yaitu sebagai ketua RT, ketua RW serta bekerja sebagai aparat desa.
Narasumber-narasumber yang berprofesi sebagai petani dan berkebun diantaranya
ada abah Nata, pak Soleh, pak Sutisna, pak Makmur, pak Asep, dan pak Enjang. Namun,
dari beberapa narasumber tersebut juga merangkap sebagai orang yang di tuakan atau
sesepuh seperti abah Nata. Selain itu juga ada yang merangkap sebagai ketua RW 3 yaitu
pak Soleh, sebagai ketua RT 1 RW 3 yaitu pak Sutisna, dan sebagai aparatur desa yaitu
pak Makmur. Narasumber lainnya berprofesi sebagai buruh harian lepas yaitu ada pak
Ishep serta adapula yang berprofesi sebagai pedagang yaitu pak Ajat. Pemilihan dari
narasumber-narasumber tersebut selain dari rekomendari warga beberapa diantaranya
bersifat random.
Pencarian informasi yang pertama yaitu mengenai sejarah Bunar serta kejadian-
kejadian penting yang pernah ada di Bunar. Tujuan utama kami yaitu pergi ke tempat
abah Nata, yang menurut informasi berada di belakang persawahan dan dekat dengan
perkebunan sawit. Di kediaman abah Nata, beliau memberikan berbagai informasi yang
berkaitan dengan sejarah dan beberapa kejadian penting yang terjadi di Bunar, salah
satunya yaitu kejadian mengenai wabah penyakit cacar pada tahun 1975.
Setelah dari kediaman abah Nata untuk mengetahui sejarah desa yang kami rasa
informasi yang di dapatkan sudah cukup, kami melanjutkan perjalanan untuk mengetahui
kebuh-kebun yang ada di Bunar dengan berjalan-jalan melihat dan mewawancarai
pemilik kebun yang ada di desa Bunar untuk dijadikan sketsa kebun. Pertama kami pergi
melewati sawah dan melihat sebuah kebun campuran yang berisi tanaman kacang,
pisang, singkong dan tebu dengan luas 30m2 dan pemiliknya bernama bapak Sadna. Kami
menuju rumahnya yang berada di dekat warung.
Ketika kami sampai dan melihat si pemilik kebun sedang bersiap-siap untuk pergi
ke kebunnya. Disana kami menanyakan tanaman apa saja yang ditanam, luas kebun,
kapan mulai panen dan masalah apa yang dihadapi ketika sedang berkebun. Setelah
diwawancarai bapak Sadna menjawab agar lahan tidak kosong saja dan ketika panen bisa
dinikmati keluarga dan dijual untuk menambah uang. Panen setiap 90 hari setelah
ditanam. Setelah mewawancarai bapak Sadna kami pun langsung berpamitan dan lanjut
berkeliling untuk melihat apakah terdapat kebun yang lainnya.
Setelah kami berjalan sekitar 20 meter kamipun melihat sebuah kebun lagi dan
mencari siapa pemilik kebun tersebut. Kami bertemu seorang warga dan menanyakan
siapa pemilik kebun dan tinggal dimana pemilik kebun tersebut. Warga tersebut
menjawab rumahnya tidak jauh dari sini dan menunjuk ke arah rumah yang berdekatan
dengan warung. Setelah kami mengetahui kepemilikan kebun tersebut kami berpamitan
dengan warga yang tadi kami tanyakan dan bergegas menuju rumah bapak Makmur.
Setelah jalan sekitar 100 meter akhirnya kami sampai di rumah bapak makmur. Kami
melihat bapak Makmur sedang duduk dan bersantai, kami pun menghampirinya dan
memperkenalkan diri lalu mewawancarai.
Kami menanyakan tanaman apa yang ditanam, luas kebun, setiap kapan mulai
panen dan masalah apa yang dihadapi ketika sedang berkebun. Luas kebun bapak
Makmur adalah 16m2 berisi timun dan singkong dan panen sekitar 1 sampai 1,5 bulan
setelah ditanam. Setelah diwawancarai bapak Makmur menjawab bahwa berkebun untuk
mencari uang tambahan dan dijual ke pasar. Setelah mewawancarai bapak Makmur kami
pun langsung berpamitan dan lanjut berkeliling untuk melihat apakah terdapat kebun
yang lainnya.
Kami pun berjalan kembali sekitar 150 meter dan melihat sebuah kebun lagi dan
melihat pemilik kebun sedang menyirami kebunnya. Kami pun menyapa dan ingin
mewawancarai bapak tersebut dan diperbolehkan. Kami menanyakan luas kebun,
tanaman yang ditanam, setiap kapan mulai panen dan masalah apa yang dihadapi ketika
sedang berkebun. Bapak Asep menjawab menanam pisang ini dikarenakan perawatannya
yang mudah dan panen yang tidak lama dan panen sekitar 80 sampai 100 hari setelah
berbunga. Luas kebun sekitar 2 Ha dan kendala yang dihadapi adalah ketika mulai panen
pisang suka dimakan oleh kelelawar dan burung. Setelah mewawancarai bapak Asep
kami pun langsung berpamitan dan lanjut berkeliling untuk melihat apakah terdapat
kebun yang lainnya.
Kami berjalan kembali sekitar 50 meter dan melihat sebuah kebun yang berada di
belakang rumah dan melihat pemilik kebun sedang diluar merokok. Kami pun menyapa
dan meminta ingin mewawancarai bapak tersebut dan diperbolehkan. Kami menanyakan
luas kebun, tanaman yang ditanam, setiap kapan mulai panen dan masalah apa yang
dihadapi ketika sedang berkebun. Bapak Enjang menanam buah kesemek dan pisang
tetapi lebih dominan buah kesemek. Kebun ini memiliki luas 60 M2dan alasan berkebun
ini karena untuk menambah uang dan panen setiap bulan Juli. Masalah yang dihadapi
adalah ketika mulai panen buah suka dimakan oleh kelelawar dan tupai. Setelah
mewawancarai bapak Enjang kami pun langsung berpamitan dan lanjut berkeliling untuk
melihat apakah terdapat kebun yang lainnya.
Kami berjalan sekitar 300 meter dan melihat sebuah kebun berdempetan dan
melihat warga lalu kami menghampiri, menyapa dan menanyakan pemilik kebun,
ternyata warga yang sedang beristirahat adalah pemilik kebun yang bernama bapak Isep
dan bapak Ukon. Kami menanyakan luas kebun, tanaman yang ditanam, setiap kapan
mulai panen dan masalah apa yang dihadapi ketika sedang berkebun. Bapak Isep
memiliki kebun seluas 8m2 dan bapak Ukon memiliki kebun seluas 3m 2, kebun bapak
Isep berisi pohon rambutan, tebu dan pisang sedangkan pak Ukon memiliki pohon jambu,
mangga, pisang dan singkong. Panen di kebun bapak Isep pada bulan Oktober sampai
febuari pada buah rambutan, pisang 80 sampai 100 hari setelah berbunga, tebu satu tahun
sekali sedangkan bapak Ukon panen jambu setiap 4 bulan sekali, mangga 3 sampai 4
bulan dan pohon pisang dan singkong setiap 3 bulan sekali. Kendala yang dihadapi
adalah ketika panen suka dimakan oleh kelelawar dan tupai.Setelah mewawancarai bapak
Isep dan bapak Ukon kami pun langsung berpamitan dan lanjut berkeliling untuk melihat
apakah terdapat kebun yang lainnya.
Kami pun berjalan kembali sekitar 100 meter dan menemukan sebuah kebun lagi
dan menanyakan kepada sebuah warga siapa pemilik kebun durian ini. warga tersebut
menjawab bernama bapak Ajat dan mengantarkan kami kepada pemiliknya. Kami
menghampiri dan ingin mewawancarai. Kami menanyakan luas kebun, tanaman yang
ditanam, setiap kapan mulai panen dan masalah apa yang dihadapi ketika sedang
berkebun. Bapak Ajat menjawab bahwa kebun ini 8 Ha, kebun ini berisi pohon durian,
pisang dan singkon tetapi dominan durian. Panen pohon durian ini setiap pada bulan
januari dan Juni, pohon pisang panen setiap 3 bulan sekali setelah berbuah dan singkong
tiap 7 bulan. Kendala yang dihadapi adalah setiap panen yang seharusnya mendapatkan
hasil yang banyak namun ternyata ada beberapa buah duren yang hilang, pisang
dimakan oleh kelelawar dan burung. Setelah mewawancarai bapak Ajat kami pun
langsung berpamitan dan lanjut berkeliling untuk melihat apakah terdapat kebun yang
lainnya.
Setelah berkeliling ternyata kebun durian lah kebun terakhir yang kami dapat,
karena kebun-kebun tersebut dirasa sudah cukup untuk mewakili keadaan kebun-kebun
yang ada di Bunar maka kami pun memutuskan untuk pulang dan beristirahat.
B. LAPORAN TEKNIK PENELUSURAN ALUR SEJARAH KAMPUNG BUNAR
Tahun Kejadian
1930 (jaman Belanda )  Wilayah ini masih di jajah Belanda
 Keadaan penduduk masih chaos
 Wilayah Bunar masih banyak dikelilingi
a) Asal nama
hutan dengan sedikit jumlah rumah
Bunar
penduduk
 Masih ada kerja rodi
1948 Seorang tokoh bernama Ki Buyut Jagakaraya di
makamkan di Bunar
1960 Ada kejadian meninggalnya sepasang pengantin
di jembatan Bunar dan menjadikannya sebagai
mitos agar tidak ada warga yang malam-malam
melintas disana atau pendatang jangan bermain
air disana.
1965 Terjadi kemarau panjang selama 7 bulan
1975 Ada wabah penyakit cacar yang menyerang
anak-anak di Bunar
1980  Sawah warga dipaksa untuk di jual
 Keadaab di pinggiran rumah warga
masih berupa persawahan
1990  Beberapa lahan mulai dijadikan jalan
raya
 Sebagian lahan sawah mulai dijadikan
rumah oleh warga
2000 Terdapat perbaikan infrastruktur
2014  Ada pembangunan tower didekat rumah
warga
 Ada pembangunan lapangan

Nama Bunar sendiri berasal dari bahasa Sunda yaitu beneur yang berarti baik atau
bagus. Kata beneur ini jika di ibaratkan biji padi yaitu sebagai biji padi yang gemuk
yang menghasilkan beras yang berisi dan bagus.

Selanjutnya menurut pemaparan dari sesepuh di kampung bunar yaitu bapak Nata
mengatakan bahwa asal muasal kata Beuneur dari kisah seseorang yang bernama Ki
Buyut Jagakaraya yang berasal dari daerah Banten dan beliau pesantren di Banjar.
Beliau merupakan anak buah atau murid dari Mama Banjar yang memiliki nama asli
Syarif Hidayatullah. Ki Buyut Jagakaraya merupakan seorang yang bekerja sebagai
tukang masak di pesantren tersebut, namun kegiatan belajar dan mencari ilmu di
pesantren ia terapkan dalam kehidupannya dan memanfaatkan ilmun bagi kehidupannya
meskipun beliau hanya sebagai tukang masak dan bukan seorang santri yang rutin
belajar di pesantren tersebut.

b) Kejadian penting yang ada di Bunar


Pada tahun 1965 di Bunar pernah terjadi kemarau panjang dengan kurun waktu
selama 7 bulan. Kemarau panjang itu menyebabkan kekeringan pada lahan warga, namun
untuk air minum tidak kesusahan karena warga mempunyai sumber air minum dari
sumber mata air yang terdapat di Bunar yang letaknya tidak jauh dari pemukiman warga.
Sedangkan pada tahun 1975 hampir semua anak-anak di rumah warga terkena penyakit
cacar atau dalam bahasa Sunda di sebut denga kuris yang tidak diketahui awal mulanya
dan penyebabnya. Pada saat wabah cacar ini menyerang anak-anak banyak warga
mengobati dengan cara tradisional karena pada tahun ini masih jarang adanya dokter dan
kebanyakan hanya paraji.
c) Keadaan Bunar dulu dan sekarang
Keadaan di Bunar dulu dan sekarang pastilah jauh berbeda. Dilihat dari padatnya
penduduk Bunar sekarang karena banyaknya lahan-lahan yang dulunya dijadikan kebun
dan sawah namun sekarang dijadikan rumah dan sebagai pemukiman. Di Bunar juga di
bangun sebuah lapangan bola oleh warga untuk dijadikan tempat berkumpul ataupun
dijadikan tempat untuk acara oleh warga sendiri.
Seperti penuturan sesepuh di Bunar yaitu Bapak Nata yang mengatakan bahwa dulu di
pinggiran rumah warga masih berupa lahan persawahan, namum sekarang sudah berubah
menajdi jalanan dan rumah-rumah yang dipakai warga. Juga pada lima tahun terakhir di
bangunnya sebuah tower untuk memudahkan komunikasi di Bunar.

C. PEMBUATAN SKETSA KEBUN

Dari gambar sketsa kebun diatas terlihat jika kebun yang ada di kampung Bunar ini
berada di dekat rumah-rumah warga. Dimana ada sawah yang berada tepat diantara
tempat tinggal warga dan kebun-kebun milik warga. Bila diperhatikan dari gambar diatas,
ada beberapa kebun yang dijadikan sebagai sketsa kebun karena dianggap sebagai kebun
yang bisa mewakili keadaan kebun-kebun yang lain pada umumnya di kampung Bunar
ini. Berikut ini pemaparan dari beberapa kebun tersebut:

1. Sketsa Kebun milik Ajat kampung Bunar - Desa Bunar

Kebun duren atau durian ini milik Pak Ajat rt 2 rw 3 Bunar dengan luas 8 Ha. Di
kebun ini terdapat beberapa tanaman lain selain duren yaitu ada pisang dan singkong.
Duren menjadi mayoritas di kebun ini, dengan pohon pisang di beberapa bagian dan
singkong yang ada di sekeliling kebun tersebut.

Menurut penuturan pemilik, dengan menanam pojon duren memiliki masalah


seperti di setiap panen yang seharusnya mendapatkan hasil yang banyak namun ternyata
ada beberapa buah duren yang hilang. Misal, dalam 15 pohon yang dimiliki ada sekitar 7
pohon yang hasil buahnya berkurang.

Duren ini bisa dipanen 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan januari dan juni.
Sedangkan masa panen dari pisang yaitu 3 bulan setelah di tanam dan yang kita ketahui
bahwa pisang hanya bisa sekali berbuah. Masa panen singkong yaitu 7 bulan setelah
ditanam.

2. Sketsa Kebun milik Makmur kampung Bunar - Desa Bunar


Kebun timun ini milik Pak Makmur dengan luas 16 m2. Di kebun ini tidak hanya
di tanami timun, namun juga di tanami singkong. Bisa dilihat dari gambar, di sepanjang
pinggiran kebun ditanami dengan singkong sedangkan di bagian dalamnya di tanami
oleh timun. Penanaman timun ini bisa di panen dalam kurun 1 sampai 1,5 bulan
sebanyak lima kali panen dan banyak nya timun yang dihasilkan tergantung dari
banyaknya pohon yang ditanam.

kebun timun ditanam ketika musim sedang panas, karena timun membutuhkan suhu dan
kelembapan yang pas sehingga tanaman tidak akan mati, permasalahan penyakit dan
hama tidak ada sehingga ketika panen menghasilkan kualitas yang bagus.

3. Sketsa Kebun milik Isep dan Ukon kampung Bunar -Desa Bunar

Kebun rambutan pada gambar diatas merupakan milik Pak Isep dengan luas 8 m2. Sama
seperti kebun-kebun yang lain, di kebun ini juga tidak hanyak di tanami satu tanaman
saja, namun beberapa tanaman seperti rambutan, tebu dan pisang dan letak dari setiap
tanamannya tidak beraturan.
Masa panen dari ketiga tanaman diatas berbeda-beda. Rambutan dipanen pada bulan
november sampai febuari, pisang dipanen 3 bulan setelah penanaman, dan tebu dipanen
sekali dalam setahun dengan masa tanam sekitar 11-12 bulan agar menghasilkan tingkat
kematangan yang sempurna.
Pohon rambutan sudah ditanam sejak 2008, kendala yang dihadapi ketika panen adalah
rambutan suka dimakan oleh tupai, dalam 1 pohon tupai bisa mamakan banyak rambutan.
Selanjutnya yaitu ada kebun milik Pak Ukon dengan luas 3 m 2. Di kebun ini terdapat
empat macam tanaman yaitu ada jambu, mangga, pisang dan singkong. Mayoritas dari
tanaman yang ada di kebun ini yaitu jambu dengan masa panen 4 bulan sekali dalam
setiap tahunnya. Selanjutnya ada mangga yang juga dipanen 3 sampai 4 bulan dalam
kurun waktu satu tahun. Minoritas tanaman di kebun ini yaitu pisang dan singkong
dengan masa panen yang sudah disebutkan sebelumnya.
Di desa bunar pohon jambu sudah ditanam sejak 2014 dan pohon mangga sejak 2010,
pohon jambu biasanya panen setiap tahun dan pohon mangga sekitar bulan september
sampai november. Kendala yang dihadapi ketika jambu dan mangga panen adalah
dimakan oleh kelelawar.

4. Sketsa Kebun milik Sadna kampung Bunar -Desa Bunar

Kebun kacang tanah ini milik Pak Sadna dengan luas 30 m2 . di kebun ini selain kacang
tanah juga terdapat tanaman pisang, singkong, dan tebu di beberapa bagiannya. Singkong
di kebun ini terdapat di pinggiran dan tebu hanya terdapat ditengah-tengah kebun ini saja.
Sedangkan pisang hanya terdapat di beberapa bagian kebun ini dengan jumlah yang
sedikit.
Kacang tanah ini dipanen ketika sudah mencapai umur 90 hari setelah di tanam. Alasan
dari penanaman kacang ini agar lahan tidak kosong saja dan ketika panen pun bisa ada
yang di nikmati dan bisa juga untuk di jual agar dapat penghasilan lebih.
Di daerah bunar sendiri kebun kacang tanah ditanam pada pertengahan november
sehingga pada bulan febuari kacang tanah sudah siap panen, untuk permasalahan seperti
penyakit dan hama tanaman kacang tanah tidak memiliki permasalahan sehingga ketika
panen kacang tanah dapat menghasilkan kualitas yang baik.

5. Sketsa Kebun milik Asep kampung Bunar - Desa Bunar

Kebun pisang ini milik Pak Asep dengan luas 2 Ha. Kebun ini berdekatan dengan rumah
pemiliknya. Pisang dipilih sebagai tanaman yang di menempati kebun dengan alasan
karena perawatannya yang gampang dan dengan masa panen yang tidak terlalu lama.
Penanaman ini membutuhkan sekitas 80-100 hari untuk siap panen ketika sudah
berbunga tetapi tergantung varietas. Kebun pisang biasa ditanam setiap hari atau bisa
dibilang ketika pohon pisang sudah selesai panen maka akan langsung ditanam kembali
pohon pisang tersebut.
Kendala yang ada pada penanaman pohon pisang ini adalah ketika pisang ingin panen
pisang tersebut suka dimakan oleh kelelawar dan burung-burung, terkadang dalam satu
pohon pisang 4-5 buah pisang sudah dalam keadaan rusak karena dimakan burung dan
kelelawar.

6. Sketsa Kebun milik Enjang kampung Bunar - Desa Bunar

Kebun kesemek memiliki luas 60 M2, dalam penanaman ini membutuhkan 190 hari untuk
siap panen ketika sudah berbunga tetapi ketika ingin panen juga dilakukan visualisasi
terhadap keadaan buah pohon. Pohon kesemek sendiri sudah ditanam sejak tahun 2012
dan biasanya panen pada bulan Juli. Kendala yang dihadapi adalah ketika ingin panen
buah kesemek ini suka dimakan oleh kelelawar dan tupai, terkadang dalam satu pohon ini
buah yang dalam keadaan rusak 5-7.Kepemilikan kebun kesemek ini bernama bapak
Enjang.

2. Metode Penelitian Aktif Partisipatif


Teknil Jadwal Sehari-hari dan Bagan Urutan (Matriks Ranking)
A. PROSES PENGAMBILAN DATA

Pada dasarnya PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua
pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung (dimana
pengalaman mereka sendiri sebagaipersoalan) dalam upaya melakukan perubahan dan
perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk itu mereka harus melakukan refleksi kritis
terhadap konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, geografis, dan konteks-konteks
lain yang terkait. Yang mendasari mengapa PAR dilakukan adalah kepentingan untuk
mendapatkan perubahan seperti apa yang dibutuhkan.
Selanjutnya kami peneliti menggunakan pendekatan PAR ini karena setelah
melihat kondisi social yang terjadi PAR dinilai sangat mendukung dalam proses
pemberdayaan yang akan dilakukan dengan subyek masyarakat kampung Bunar.
Berikut beberapa tahapan dan metode yang kami lakukan dalam proses menemukan
data.
Kami angkatan 2017 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam kelas 5 A,
mengadakan sebuah penelitian untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi
Riset Aksi Partisipatif (PRA). Pada tanggal 2 Desember kami tiba di Desa Bunar,
tepatnya di kampung Bunar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Sebagai
pemetaan awal, kami mengawali kedatangan kami dengan berkeliling kampung dan
saling menyapa dengan penduduk sekitar, tujuannya tak lain ialah untuk membangun
sebuah kepercayaan. Dalam hal ini pula kami menggunakan teknik observasi.
Kampung Bunar bisa terbilang desa yang cukup padat, karena penempatan
rumah-rumah warga saling berdekatan. Ketika saya disana, saya jarang menemukan
selokan di area rumah-rumah warga, selokan yang paling besar ada di depan
persimpangan jalan yaitu di sisi-sisi jalan besar. Kampung Bunar ini juga masih
memiliki area persawahan dan bukit-bukit di belakang rumah warga, dari persawahan
ini kita bisa melihat banyaknya pohon sawit yang menjulang.
Di Kampung Bunar, memiliki sungai yang cukup dimanfaatkan oleh warga.
Biasanya ibu-ibu disana mencuci pakaian hingga mandi disana. Setiap pagi dan siang
hari banyak ibu-ibu beserta anaknya menghabiska waktu di sungai untuk mencuci dan
mandi. Sungai disana benar-benar menjadi bagian dari kehidupan warga Desa Bunar
khusunya kampung Bunar, kampung Kadaka, dan kampung yang dekat dengan aliran
Sungai tersebut.
Kelompok kami mendapat tugas untuk menggali informasi mengenai teknik
jadwal sehari – hari dan teknik pembuatan bagan urutan. Teknik jadwal sehari – hari
dalam metode PAR digunakan dengan tujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk
mengadakan sebuah FGD (Forum Group Discussion) dengan warga setempat untuk
mencari solusi bersama terkait permasalahan yang sedang dialami.
Teknik yang selanjutnya adalah teknik pembuatan bagan urutan, Tujuan dari
teknik ini adalah mencari prioritas masalah dan memilih alternatif pemecahan
masalah terbaik dengan potensi yang ada. Alternatifnya bisa berupa program,
kegiatan, atau teknologi.
Dalam penelitian ini, kami mengamati secara langsung ke desa dan kampung
yang kami tuju. Dengan teknik ini kita bisa mengamati langsung, bagaimana kondisi
geografis, sosiokultural masyarakat sekitar. Selanjutnya kami menggunakan teknik
wawancara.
Penelitian yang kami lakukan memiliki pendekatan yang bersifat kualitatif, sangat
mengandalkan pada data lapangan yang diperoleh melalui informan, responden, dan
observasi pada setting sosial yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Kami
mengamati secara langsung responden. Teknik pengamatannya dapat dilakukan
dengan percakapan, wawancara terstruktur dan dengan beberapa kombinasi teknik
sesuai dengan kondisi permasalahan yang diteliti.
Pada penelitian lapangan akan sering terjadi kontak antara peneliti dengan
responden untuk memahami realitas sosial yang lebih dalam. Sering menyita banyak
waktu dan menguras fisik serta pikiran, bahkan tak jarang mengundang bahaya.
Beberapa teknik dalam menemukan data, kami menggunakan beberapa teknik.
Pertama, kami menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik interview atau
biasa disebut dengan teknik wawancara. Teknik ini didasarkan pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi, oleh karena itu sifat dari metode pengumpulan data ini bersifat
kualitatif karena jawaban yang kami peroleh bisa sewaktu – waktu berubah (tidak
menyesuaikan dengan naskah wawancara) tergantung pada jawaban narasumber. Hal
ini dikenal dengan teknik snowball.
Kemudian teknik selanjutnya adalah teknik sampling tujuan yang kami inginkan
tak lain adalah memperoleh gambaran secara deskriptif tentang karakteristik unit
observasi yang termasuk ke dalam sampel, dan untuk melakukan generalisasi serta
memperkirakan parameter populasi. Hal ini karena kami selaku peneliti tidak akan
mampu mengadakan pengamatan secara mendalam kepada seluruh unit atau individu
yang berada dalam populasi penelitian. Beberapa hambatan tentu menjadi alasan
penggunaan teknik ini sebagai contoh, akses yang terbatas terhadap beberapa
populasi penelitian dan keterbatasan anggaran dalam melakukan penelitian.
Teknik sampling yang kami gunakan ialah non-probabilitas yang bersifat
kualitatif. Untuk menjawab permasalahan khusus yang sulit diungkap dan tidak
mudah dianalisis secara statistik. Teknik non-probabilitas ini pula bertujuan untuk
mengidentifikasi hal yang sifatnya belum jelas , memberi gambaran tentang
kumpulan unit observasi yang kemudian dijadikan landasan bagi penerapan sampel
probabilitas yang lebih tepat dan akurat.
Sebelum turun ke lapangan untuk menggali data yang ada pada
masyarakat,terlebih dahulu kita mencoba membangun kepercayaan sebelum kita
meminta data dan informasi, dengan cara mengobrol santai dalam rangka menjalin
sebuah ikatan yang lebih kuat, sehingga nantinya kami lebih mudah dalam menggali
informasi. Dengan cara ini, biasanya warga akan lebih kooperatif dalam memudahkan
memperoleh informasi. Selain itu, pertama kami meminta izin terlebih dahulu ke
ketua RT dan beberapa tokoh masyarakat untuk meminta izin dan pendampingan
dalam menemukan informasi yang ada di masyarakat.
Setelah melakukan observasi dan mengadakan beberapa komunikasi secara
terbuka kepada masyarakat kampung Bunar, keesokan harinya barulah kami memulai
penggalian data dengan mendatangi beberapa rumah penduduk yang akan menjadi
sampel dalam laporan kami. Keenam narasumber yang kami wawancarai bernama
bapak Sofyan, bapak Endih, ibu Ertin, ibu Tita, ibu Teti dan bapak Nata.
Sebelum kami bertemu dengan narasumber kami, terlebih dahulu kami bertemu
dengan seorang stakeholder yang ada di kampung Bunar, untuk mendapat
pendampingan dalam menggali data. Beliau bernama bapak Endih atau akrab disapa
kang Endih/ ustaz Endih. Beliau seorang guru agama dari pondok pesantran Manba’ul
Ulum yang masih berada di kawasan kampung Bunar, sehingga banyak penduduk
kampung Bunar yang menganggap beliau adalah salah satu tokoh masyarakat yang
berada di kampung Bunar.
Dalam hal ini kami telah mempersiapkan jenis pertanyaan yang nantinya diajukan
kepada narasumber yang akan kami temui. Jumlah narasumber yang kami jadikan
sampel berjumlah enam orang, untuk menghindari laporan yang bersifat bias gender,
maka tiga diantara narasumber kami adalah laki – laki dan tiga lainnya perempuan.
Selama proses menggali data kami juga banyak mencari informasi tentang penduduk
di sekitar kampung Bunar. Tujuan kami tersebut pertama, untuk melakukan
triangulasi data, hal ini diperlukan sebagai acuan untuk menyajikan laporan secara
akurat dan teliti. Kedua, memastikan warga manakah yang sekiranya bisa untuk
diwawancarai, mengingat setiap individu memiliki urusan pribadi yang tidak bisa
diganggu oleh orang lain termasuk tim peneliti.
Dalam menggunakan metode triangulasi memanglah memiliki banyak resiko,
yaitu prosesnya yang menguras waktu dan uang, sebagai contoh untuk mendatangi
narasumber yang bekerja sebagai pedagang, kurang rasanya apabila kami hanya
datang dan mengadakan wawancara saja, maka untuk menggali data lebih dalam kami
harus merogoh kocek kepada setiap pedagang yang kami datangi.
Waktu yang terkuras pun juga cukup banyak, dengan proses penggalian data yang
relatif harus dilakukan secara cepat, kami harus rela menunggu beberapa jam untuk
menemukan narasumber, karena pada saat itu menunjukkan siang hari, dimana warga
setempat sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing.
Meskipun terdapat kendala yang cukup menyulitkan kami selaku tim peneliti,
pada akhirnya kami dapat memperoleh beberapa data dari narasumber berkat bantuan
dari kang Endih. Karena beliau adalah seorang tokoh masyarakat setempat, sehingga
banyak masyarakat yang bersedia membantu kami untuk memperoleh data.
B. TEKNIK JADWAL SEHARI-HARI
A. Data diri : Uhin Sofian
 TTL : Bunar, 01 April 1968
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor , Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Buruh

No Waktu Kegiatan
1. 07.00 – 12.00 Bekerja di pabrik kusen
2. 12.00 – 13.00 Istirahat
3. 13.00 – 17.00 Kembali bekerja
4. 18.00 – 20.00 Istirahat sholat Maghrib dan Isya
5. 20.00 – 21.00 Istirahat menonton televisi atau berkegiatan
lainnya & Tidur malam

Bapak Uhin Sofian adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai buruh. Beliau
mempunyai istri bernama Suci. Pada saat Bapak Uhin sedang bekerja, Ibu Suci lah yang
mengurusi semua kebutuhan rumah tangga. Sepasang suami istri ini rutin bangun pukul
04.30 pagi. Kemudian sholat berjamaah dengan satu anak laki-lakinya yang bernama
Roni. Setelah sholat berjamaah Bapak Uhin masih melanjutkan membaca Al-Quran, Ibu
Suci melanjutkan membuat sarapan pagi, sedangkan Roni bersiap-siap mandi untuk
berangkat sekolah. Pada pukul 06.00 pagi mereka melakukan sarapan pagi. Pada pukul
06.30 pagi Roni bergegas untuk berangkat ke sekolah dan pukul 07.00 pagi Bapak Uhin
juga bergegas untuk berangkat ke tempat beliau kerja.

Setelah suami dan anaknya sudah berangkat melakukan aktivitasnya, Ibu suci
melanjutkan untuk beres-beres rumah, nyuci, dan masak sampai pukul 11.00 pagi.
kemudian pada pukul 12.00 siang Bapak Uhin sudah pulang ke rumah untuk Ishoma
sampai pukul 13.00 siang. Setelah Ishoma Bapak Uhin kembali lagi ke tempat pekerjaan
nya. pada pukul 14.00 siang, Roni sudah pulang dari sekolahnya dilanjutkan makan,
nonton tv, dan pukul 15.00 sore bersiap-siap berangkat untuk mengaji sampai pukul
16.30 sore. Pada pukul 17.00 sore Bapak Uhin dan Roni sudah sampai di rumah. Dan Ibu
Suci bergegas menyiapkan untuk makan sambil mengobrol-ngobrol mengenai aktivitas
yang hari itu dilakukan sampai pukul 18.00 petang.

Kemudian pada saat adzan berkumandang mereka bersiap-siap untuk melakukan


sholat maghrib berjamaahb + wirid sampai pukul 19.00 malam. Dilanjut melakukan
sholat isya berjamaah. Setelah sholat isya berjamaah pada pukul 19.30 Ibu Suci beres-
beres di dapur sampai pukul 20.00 malam, kemudian istirahat dengan Bapak Uhin sambil
nonton tv, dan Roni Mengerjakan tugas dari sekolahnya. Pada pukul 21.00 malam
berbarengan untuk tidur.

A. Data diri : Endih


 TTL : Bunar, 18 Agustus 1978
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor , Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Pengajar / Serabutan

No Waktu Kegiatan
1. 07.00 – 12.00 Berkebun di tanah milik kerabat
2. 12.00 – 15.00 Istirahat sholat Zuhur & Tidur siang
3. 15.00 – 16.30 Mengajar ngaji di Masjid Al-Ading Bunar
4. 16.30 – 17.30 Istirahat
5. 17.30 – 20.30 Merapihkan rumah orangtua
6. 20.30 – 00.00 Meronda di Pos Kamling RT.02/RW.01
Bapak Endih adalah kepala keluarga yang bekerja berkebun. Dan mempunyai istri
bernama Aminah. Di rumah mereka hanya tinggal berdua. Dan belum mempunyai anak.
Pada pukul 04.30 pagi bersama-sama bangun untuk melakukan sholat berjamaah dan
mengaji sampai pukul 05.30. kemudian Ibu Aminah masak sarapan pagi sampai pukul
06.30 pagi. Lanjut sarapan bersama-sama sampai pukul 07.00. Dan Bapak Endih
bergegas untuk berangkat kerja. Ibu Aminah beres-beres rumah, nyuci, dan masak sampai
pukul 10.00 pagi. setelah itu mandi dan pergi ke rumah tetangga untuk berbincang santai
sampai pukul 11.00 pagi. kembali ke rumah pada pukul 12.00 siang. Begitupun dengan
Bapak Endih pulang dari berkebun pukul 12.00 siang. kemudian mandi, sholat Dzuhur
berjamaah dengan Ibu Aminah sampai pukul 12.30 siang dan dilanjut melakukan makan
siang bersama.

Pada pukul 14.00 Bapak Endih melanjutkan aktifitasnya untuk mengajar ngaji anak-
anak sampai pukul 16.30 sore. Ibu Aminah mengikuti pengajian dari jam 16.00 sore
sampai pukul 17.00. Pulang kerumah dan istirahat nonton tv bersama Ibu Aminah sampai
pukul 17.30. Kemudian pada pukul 18.00 sholat maghrib berjamaah sampai pukul 18.30.
lanjut Bapak Endih bergegas untuk berangkat ke rumah orangtua nya untuk memberi
makanan dan membantu kebutuhan di rumah orangtua nya sampai pukul 20.30 malam.
Dilanjut ngeronda sampai pukul 00.00 malam. Kemudian Ibu Aminah di rumah pada
pukul 20.00 malam sampai pukul 21.30 malam istirahat, nonton tv. Dan pukul 22.00
malam bergegas untuk tidur.

C. Data Diri : Ertin Martini


 TTL : Bogor, 31 Agustus 1958
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor , Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan mempunyai sampingan dagang masakan

No. Waktu Kegiatan


1. 05.30 Bangun pagi
2. 05.30 – 06.00 Shalat Subuh & Wirid
3. 06.00 – 10.00 Merapihkan rumah (menyapu,mencuci,memasak)
4. 10.00 – 15.00 Berjualan makanan ringan
5. 15.00 – 18.00 mengaji di majelis ta’lim Ponpes Manba’ul Ulum
6. 18.00 – 20.00 Sholat Maghrib, Mengaji, Sholat Isya
7. 20.00 – 22.00 Istirahat
8. 22.00 Tidur malam

Ibu Ertin sebagai ibu rumah tangga yang juga memiliki kegiatan lain sebagai
pedagang makanan yang dilakukan di depan halaman rumahnya. Beliau juga memiliki
seorang suami yang bernama Joni. Pak Joni sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai
seorang petani, beliau biasa melaksanakan aktivitas berkebun sejak pagi hari, mulai dari
subuh jam 04.10 beliau memulai hari dengan kegiatan sholat subuh di Masjid yang
terletak di sebrang jalan masuk menuju rumahnya. Dilanjutkan pada pukul 05.00 pagi
berangkat menuju perkebunan miliknya yang berada pada 500 meter dari rumahnya.
Beliau bekerja sebagai petani ladang mulai dari jam 05.00 pagi sampai jam 13.00 siang,
selesai berkebun ia beristirahat sampai sore menjelang Ashar jam 03.00, selepas sholat
Ashar beliau memiliki waktu santai sampai jam 17.00 kemudian setelahnya ia bergegas
bersih – bersih diri untuk bersiap melaksanakan sholat Maghrib. Pak Joni memiliki waktu
luang sekitar pukul 18.30 sampai waktu menjelang Isya. Setelah sholat Isya beliau
beristirahat sampai pukul 21.00 barulah setelah itu beliau tidur malam.

Ibu Ertin dan Pak Joni juga memiliki dua orang anak, laki – laki dan perempuan. Anak
perempuan bernama Suji sebagai anak pertama dan sudah sebagai juru parkir di RSCM,
dia juga sudah melakukan migrasi out. Sedangkan anak kedua bernama Restu masih
bersekolah di SMP Negeri 1 Cigudeg yang letaknya sekitar 2 KM dari rumahnya.

Restu anak kedua dari bapak Joni dan Ibu Ertin melaksanakan aktivitas mulai dari
pukul 04.10 sholat subuh, dilanjutkan pukul 05.00 membantu orang tua menyiapkan
dagangannya, merapihkan rumah, dan membersihkan diri, kegiatan tersebut berakhir
sampai pukul 06.00, setelah itu ia bersiap berangkat sekolah pukul 06.30 naik angkutan
umum.

Sepanjang hari dihabiskannya waktu di sekolah sampai jam 15.00. sepulang sekolah
ia beristirahat dirumah, membersihkan diri dan pergi berangkat ke masjid untuk mengaji,
aktivitasnya sepulang sekolah mulai dari pukul 15.00 sampai pukul 16.00. setelah itu
dilanjutkan dengan mengaji sampai pukul 17.30 menjelang maghrib. Di sela – sela waktu
maghrib sampai Isya ia menghabiskan waktu dengan mengerjakan tugas sekolahnya. Jika
tidak memiliki pekerjaan rumah, biasanya dia bersantai seperti menonton televisi. Setelah
sholat Isya pukul 19.30 ia kembali ke rumah dan melanjutkan tugas sekolahnya sampai pukul
21.00. seluruh kegiatannya berakhir sampai pukul 21.00.

D. Data Diri : Tita Rosyita


 TTL : Bogor, 13 Oktober 1985
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor , Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan mempunyai sampingan dagang seblak + otak-otak

No. Waktu Kegiatan


1. 04.30 Bangun pagi, Sholat subuh di rumah
2. 05.00 – 07.00 Merapihkan rumah
3. 07.00 – 07.30 Mengantar anak sekolah
4. 07.30 – 09.00 Mencuci pakaian
5. 09.00 – 20.00 Berjualan di warung depan rumah
6. 20.00 – 23.00 Istirahat dan mempersiapkan dagangan
7. 23.00 Tidur malam
Ibu Tita mempunyai suami bernama Bapak Roni yang memiliki pekerjaan sebagai
Tukang ojek biasanya memulai aktivitas pada pukul 05.00 yang diawali dengan bangun
pagi dan sholat subuh lalu pada pukul 06.00 melanjutkan aktivitas dengan mengantar
anakke sekolah pada pukul 06.30, dan berangkat bekerja pada pukul 07.00, lalu pada
pukul 16.00 Bapak Roni kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitas apapun yang bisa
dikerjakan dirumah, dan setelah itu atau pada pukul 18.00 Bapak Roni pergi ke Masjid
untuk melakukan sholat berjamaah hingga Isya, dan pada pukul 20.00 kembali kerumah
dan istirahat.

Rahmi Rahmidiani adalah anak perempuan dari sepasang suami istri ini yaitu
seorang pelajar, setiap hari Rahmi bangun tidur pada pukul 06.00 dan menyiapkan
keperluan untuk sekolah. Pada pukuk 07.00 Rahmi diantar oleh Ibu Tita dan Bapak Roni
untuk kesekolah, pada pukul 12.00 Rahmi pulang dari sekolah dan melanjutkan tidur
siang hingga pukul 14.30, setelah itu ia pergi bermain bersama teman teman hingga pukul
16.00 dan melanjutkan aktivitas dengan pergi mengaji hingga pukul 18.00. pada pukul
18.00 hingga isya ia melaksanakan sholat berjamaah di masid, setelah pukul 20.00, ia
pulang kerumah, belajar dan pada pukul 21.00 ia kembali beristirahat.

E. Data Diri : Teti Sumiati


 TTL : Bogor, 11 Februari 1993
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor , Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Sukarelawan / IRT / Pedagang

No. Waktu Kegiatan


1. 04.00 Bangun pagi
2. 04.00 – 06.00 Shalat Subuh dan mengaji
3. 06.00 – 07.00 Membantu anak mempersiapkan diri menuju
sekolah
4. 07.00 – 07.30 Mengantar anak sekolah
5. 07.30 – 10.00 Merapihkan rumah (mencuci)
6. 10.00 – 10.30 Menjemput anak sekolah
7. 10.30 – 11.30 Memasak
8. 11.30 – 13.00 Menjual gorengan
9. 13.00 – 18.00 Mengantar warga ke kantor Dukcapil
10. 18.00 – 19.30 Mengaji di rumah
11. 19.30 – 22.00 Istirahat
12. 22.00 Tidur malam

Ibu Teti mempunyai suami bernama Bapak Jajat. Seterusnya sampai waktu
magrib tiba Pak Jajat kembali untuk istirahat dan makan, terutama sholat. Setelah sholat
magrib Pak Jajat biasanya akan bertadarus hingga waktu isya. Untuk warungnya sendiri
buka sejak pukul setengah delapan pagi hingga jam delapan malam. Letak warungnya
sendiri tidak jauh dan masih berdekatan dengan rumahnya. Saat waktu istirahat biasanya
Pak Jajan di gantikan oleh anak perempuannya yg bernama Delvi dan Sabila, mereka
masih pelajar, Delvi sudah kelas 3 SMA sementara adiknya Sabila masih kelas 2 SMP,
keseharian mereka adalah bersekolah dan menggantikan ayahnya berjaga warung saat
istirahat. Itupun ketika saat mereka sudah pulang sekolah biasanya saat waktu asar dan
juga magrib, selebihnya mereka bermain. Waktu malam hari di gunakan untuk belajar,
mengerjakan tugas dan juga mengaji. Pukul 21.00 malam mereka semua bersiap-siap
untuk tidur.

Pak Jajat memilki seorang istri yg setia bernama Ibu Teti, Beliau yg mengurus
rumah tangga keluarga Bapak Jajat, setiap pagi beliau membangunkan anak-anaknya
untuk bersekolah sekaligus membantu untuk bersiap siap dan membuatkan sarapan
walapun hanya sekedar makanan-makanan rebus, itu sudah menjadi hal yang biasa
bahkan cukup istimewa. Setiap sebelum zuhur beliau akan mengantarkam makanan untuk
istrinya yang sedang berjaga warung dan tak jarang beliau juga membantu pak Jajat
untuk berjaga warung terutama saat ishoma, waktu sore harinya di gunakan untuk
mengaji di pengajian ibu-ibu setempat hingga jam 5 sore. Sama seperti pak jajat beliau
juga membaca Qur’an di ba’da magrib hingga waktu isya tiba. Selebihnya Ibu Teti
mengurus pekerjaan rumah tangga di bantu dengan kedua putrinya dan juga tentunya Pak
Jajat.

F. Data Diri : Abah Nata


 TTL : Bogor, 06 Juli 1951
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor , Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Petani Ladang

No. Waktu Kegiatan


1. 04.30 Bangun pagi
2. 04.30 – 05.00 Shalat Subuh dan Mengaji
3. 05.00 – 08.00 Membaca koran
4. 08.00 – 12.30 Pergi meladang ke sawah yang terletak di
depan rumahnya
5. 12.30 – 15.00 Istirahat/ Tidur siang
6. 15.00 – 16.00 Menimba Air dari sungai ciracas atau dari
sumur milik sendiri
7. 16.00 – 18.00 Istirahat dan mengurus cucu
8. 18.00 – 20.00 Sholat maghrib dan Isya di Masjid Al-Ading
Bunar, disela – sela itu beliau mengaji
9. 20.00 Tidur malam

Abah nata sekarang tinggal berdua bersama istrinya di rumah yang terletak di
kampung Bunar tepatnya di RT 01. Anak-anak beliau semua sudah berumah tanga dan
sekarang sudah tinggal di luar daerah. Sebagai seorang ibu rumah tangga, umi (Istri Abah
Nata) sesekali sering membantu abah pergi ke sawah atau ke ladang setelah pekerjaan di
rumah selesai. Biasanya saat musim panen umi bersama abah pergi ke ladang untuk
memanen buah-buahan seperti campedak, durian, manggis dll. Atau sesekali umi sering
membantu abah untuk mengambil air di tempat mata air. Sebagai seorang petani abah
bekerja tidak terikat oleh waktu, jadi waktu kerja abah lebih fleksibel. Hal itu menjadikan
waktu berkumpul umi dan abah menjadi semakin sering. Biasanya abah pulang ke rumah
sekitar dzuhur dari setelah duhur sampai malam abah biasanya ada di rumah. Kegiatan
umi yang lainnya selain pekerjaan rumah tangga dan membantu abah ke sawah atau
ladang, umi sering ikut pengajian di majlis talim bersama ibu-ibu.

B. BAGAN URUTAN (MATRIKS RANKING)


Berdasarkan sampel yang kami dapatkan terdapat beberapa orang yang bekerja
sebagai petani ladang dan memiliki hasil bumi yang dialokasikan ke beberapa bagian,
antara lain:

Kayu Pakan Bahan


No Jual Konsumsi Pupuk Jumlah Rank
Api Ternak Bangunan
Pisang √ √ 2 III
Durian √ √ 2 III
Cempeda
√ √ 2 III
k
Nangka √ √ √ 3 II
Sengon √ √ √ 3 II
Padi √ √ √ √ √ 5 I
Rambutan √ √ 2 III
Manggis √ √ 2 III

Tabel Hasil Pertanian Masyarakat Kampung Bunar.


Sampel yang kami peroleh menurut masyarakat yang bekerja sebagai petani
ladang, mayoritas hasil tani dan ladang berupa Pisang, Durian, Cempedak, Nangka,
Sengon, Padi, Rambutan, dan Manggis. Hasil bumi yang telah disebutkan dialokasikan
untuk beberapa jenis bahan pemenuhan kebutuhan.
Menempati urutan pertama tanaman Padi sebagai tanaman yang paling banyak
dialokasikan untuk beberapa jenis pemenuhan kebutuhan. Tanaman padi di kampung
Bunar menjadi tanaman yang paling banyak ditanam dan dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup.

Teknik Matriks Ranking Berdasarkan Pekerjaan Jumlah Ranking


Buruh 12 2
Petani 10 3
Karyawan Swasta 7 5
Pedagang 5 7
Wiraswasta 18 1
Perawat 3 9
Tukang Jahit 2 10
Guru 8 4
Juru masak 6 6
Polri 1 11
Mekanik 4 8

Tabel Profesi dan Pekerjaan Penduduk Kampung Bunar


Berdasarkan sampel yang kami peroleh, mayoritas penduduk kampung Bunar
bekerja sebagai Wiraswasta, barang yang diperdagangkan beraneka macam, mulai dari
pakan ternak, sembako, makanan ringan, sayur dan buah – buahan. Beberapa warga yang
berjualan buah – buahan biasanya bergantung pada musim panen buah yang ada.
Menempati urutan kedua, yaitu penduduk yang bekerja sebagai Petani. Meskipun,
populasi penduduk yang bekerja sebagai petani kian berkurang dari tahun ke tahun, akan
tetapi jumlah petani yang ada di kampung Bunar hanya turun satu ranking dari
sebelumnya.
Beberapa penduduk yang bekerja sebagai petani diantaranya juga bekerja sebagai
pedagang. Biasanya seorang kepala keluarga yang bertani dan istrinya bekerja sampingan
dengan berjualan.

You might also like