Professional Documents
Culture Documents
Buku PRA Niccc!!
Buku PRA Niccc!!
Buku PRA Niccc!!
PENDAHULUAN
Laporan FGD
A. PRA-ACARA
B. ACARA
Nama Bunar sendiri berasal dari bahasa Sunda yaitu beneur yang berarti baik atau
bagus. Kata beneur ini jika di ibaratkan biji padi yaitu sebagai biji padi yang gemuk
yang menghasilkan beras yang berisi dan bagus.
Selanjutnya menurut pemaparan dari sesepuh di kampung bunar yaitu bapak Nata
mengatakan bahwa asal muasal kata Beuneur dari kisah seseorang yang bernama Ki
Buyut Jagakaraya yang berasal dari daerah Banten dan beliau pesantren di Banjar.
Beliau merupakan anak buah atau murid dari Mama Banjar yang memiliki nama asli
Syarif Hidayatullah. Ki Buyut Jagakaraya merupakan seorang yang bekerja sebagai
tukang masak di pesantren tersebut, namun kegiatan belajar dan mencari ilmu di
pesantren ia terapkan dalam kehidupannya dan memanfaatkan ilmun bagi kehidupannya
meskipun beliau hanya sebagai tukang masak dan bukan seorang santri yang rutin
belajar di pesantren tersebut.
Dari gambar sketsa kebun diatas terlihat jika kebun yang ada di kampung Bunar ini
berada di dekat rumah-rumah warga. Dimana ada sawah yang berada tepat diantara
tempat tinggal warga dan kebun-kebun milik warga. Bila diperhatikan dari gambar diatas,
ada beberapa kebun yang dijadikan sebagai sketsa kebun karena dianggap sebagai kebun
yang bisa mewakili keadaan kebun-kebun yang lain pada umumnya di kampung Bunar
ini. Berikut ini pemaparan dari beberapa kebun tersebut:
Kebun duren atau durian ini milik Pak Ajat rt 2 rw 3 Bunar dengan luas 8 Ha. Di
kebun ini terdapat beberapa tanaman lain selain duren yaitu ada pisang dan singkong.
Duren menjadi mayoritas di kebun ini, dengan pohon pisang di beberapa bagian dan
singkong yang ada di sekeliling kebun tersebut.
Duren ini bisa dipanen 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan januari dan juni.
Sedangkan masa panen dari pisang yaitu 3 bulan setelah di tanam dan yang kita ketahui
bahwa pisang hanya bisa sekali berbuah. Masa panen singkong yaitu 7 bulan setelah
ditanam.
kebun timun ditanam ketika musim sedang panas, karena timun membutuhkan suhu dan
kelembapan yang pas sehingga tanaman tidak akan mati, permasalahan penyakit dan
hama tidak ada sehingga ketika panen menghasilkan kualitas yang bagus.
3. Sketsa Kebun milik Isep dan Ukon kampung Bunar -Desa Bunar
Kebun rambutan pada gambar diatas merupakan milik Pak Isep dengan luas 8 m2. Sama
seperti kebun-kebun yang lain, di kebun ini juga tidak hanyak di tanami satu tanaman
saja, namun beberapa tanaman seperti rambutan, tebu dan pisang dan letak dari setiap
tanamannya tidak beraturan.
Masa panen dari ketiga tanaman diatas berbeda-beda. Rambutan dipanen pada bulan
november sampai febuari, pisang dipanen 3 bulan setelah penanaman, dan tebu dipanen
sekali dalam setahun dengan masa tanam sekitar 11-12 bulan agar menghasilkan tingkat
kematangan yang sempurna.
Pohon rambutan sudah ditanam sejak 2008, kendala yang dihadapi ketika panen adalah
rambutan suka dimakan oleh tupai, dalam 1 pohon tupai bisa mamakan banyak rambutan.
Selanjutnya yaitu ada kebun milik Pak Ukon dengan luas 3 m 2. Di kebun ini terdapat
empat macam tanaman yaitu ada jambu, mangga, pisang dan singkong. Mayoritas dari
tanaman yang ada di kebun ini yaitu jambu dengan masa panen 4 bulan sekali dalam
setiap tahunnya. Selanjutnya ada mangga yang juga dipanen 3 sampai 4 bulan dalam
kurun waktu satu tahun. Minoritas tanaman di kebun ini yaitu pisang dan singkong
dengan masa panen yang sudah disebutkan sebelumnya.
Di desa bunar pohon jambu sudah ditanam sejak 2014 dan pohon mangga sejak 2010,
pohon jambu biasanya panen setiap tahun dan pohon mangga sekitar bulan september
sampai november. Kendala yang dihadapi ketika jambu dan mangga panen adalah
dimakan oleh kelelawar.
Kebun kacang tanah ini milik Pak Sadna dengan luas 30 m2 . di kebun ini selain kacang
tanah juga terdapat tanaman pisang, singkong, dan tebu di beberapa bagiannya. Singkong
di kebun ini terdapat di pinggiran dan tebu hanya terdapat ditengah-tengah kebun ini saja.
Sedangkan pisang hanya terdapat di beberapa bagian kebun ini dengan jumlah yang
sedikit.
Kacang tanah ini dipanen ketika sudah mencapai umur 90 hari setelah di tanam. Alasan
dari penanaman kacang ini agar lahan tidak kosong saja dan ketika panen pun bisa ada
yang di nikmati dan bisa juga untuk di jual agar dapat penghasilan lebih.
Di daerah bunar sendiri kebun kacang tanah ditanam pada pertengahan november
sehingga pada bulan febuari kacang tanah sudah siap panen, untuk permasalahan seperti
penyakit dan hama tanaman kacang tanah tidak memiliki permasalahan sehingga ketika
panen kacang tanah dapat menghasilkan kualitas yang baik.
Kebun pisang ini milik Pak Asep dengan luas 2 Ha. Kebun ini berdekatan dengan rumah
pemiliknya. Pisang dipilih sebagai tanaman yang di menempati kebun dengan alasan
karena perawatannya yang gampang dan dengan masa panen yang tidak terlalu lama.
Penanaman ini membutuhkan sekitas 80-100 hari untuk siap panen ketika sudah
berbunga tetapi tergantung varietas. Kebun pisang biasa ditanam setiap hari atau bisa
dibilang ketika pohon pisang sudah selesai panen maka akan langsung ditanam kembali
pohon pisang tersebut.
Kendala yang ada pada penanaman pohon pisang ini adalah ketika pisang ingin panen
pisang tersebut suka dimakan oleh kelelawar dan burung-burung, terkadang dalam satu
pohon pisang 4-5 buah pisang sudah dalam keadaan rusak karena dimakan burung dan
kelelawar.
Kebun kesemek memiliki luas 60 M2, dalam penanaman ini membutuhkan 190 hari untuk
siap panen ketika sudah berbunga tetapi ketika ingin panen juga dilakukan visualisasi
terhadap keadaan buah pohon. Pohon kesemek sendiri sudah ditanam sejak tahun 2012
dan biasanya panen pada bulan Juli. Kendala yang dihadapi adalah ketika ingin panen
buah kesemek ini suka dimakan oleh kelelawar dan tupai, terkadang dalam satu pohon ini
buah yang dalam keadaan rusak 5-7.Kepemilikan kebun kesemek ini bernama bapak
Enjang.
Pada dasarnya PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua
pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung (dimana
pengalaman mereka sendiri sebagaipersoalan) dalam upaya melakukan perubahan dan
perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk itu mereka harus melakukan refleksi kritis
terhadap konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, geografis, dan konteks-konteks
lain yang terkait. Yang mendasari mengapa PAR dilakukan adalah kepentingan untuk
mendapatkan perubahan seperti apa yang dibutuhkan.
Selanjutnya kami peneliti menggunakan pendekatan PAR ini karena setelah
melihat kondisi social yang terjadi PAR dinilai sangat mendukung dalam proses
pemberdayaan yang akan dilakukan dengan subyek masyarakat kampung Bunar.
Berikut beberapa tahapan dan metode yang kami lakukan dalam proses menemukan
data.
Kami angkatan 2017 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam kelas 5 A,
mengadakan sebuah penelitian untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi
Riset Aksi Partisipatif (PRA). Pada tanggal 2 Desember kami tiba di Desa Bunar,
tepatnya di kampung Bunar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Sebagai
pemetaan awal, kami mengawali kedatangan kami dengan berkeliling kampung dan
saling menyapa dengan penduduk sekitar, tujuannya tak lain ialah untuk membangun
sebuah kepercayaan. Dalam hal ini pula kami menggunakan teknik observasi.
Kampung Bunar bisa terbilang desa yang cukup padat, karena penempatan
rumah-rumah warga saling berdekatan. Ketika saya disana, saya jarang menemukan
selokan di area rumah-rumah warga, selokan yang paling besar ada di depan
persimpangan jalan yaitu di sisi-sisi jalan besar. Kampung Bunar ini juga masih
memiliki area persawahan dan bukit-bukit di belakang rumah warga, dari persawahan
ini kita bisa melihat banyaknya pohon sawit yang menjulang.
Di Kampung Bunar, memiliki sungai yang cukup dimanfaatkan oleh warga.
Biasanya ibu-ibu disana mencuci pakaian hingga mandi disana. Setiap pagi dan siang
hari banyak ibu-ibu beserta anaknya menghabiska waktu di sungai untuk mencuci dan
mandi. Sungai disana benar-benar menjadi bagian dari kehidupan warga Desa Bunar
khusunya kampung Bunar, kampung Kadaka, dan kampung yang dekat dengan aliran
Sungai tersebut.
Kelompok kami mendapat tugas untuk menggali informasi mengenai teknik
jadwal sehari – hari dan teknik pembuatan bagan urutan. Teknik jadwal sehari – hari
dalam metode PAR digunakan dengan tujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk
mengadakan sebuah FGD (Forum Group Discussion) dengan warga setempat untuk
mencari solusi bersama terkait permasalahan yang sedang dialami.
Teknik yang selanjutnya adalah teknik pembuatan bagan urutan, Tujuan dari
teknik ini adalah mencari prioritas masalah dan memilih alternatif pemecahan
masalah terbaik dengan potensi yang ada. Alternatifnya bisa berupa program,
kegiatan, atau teknologi.
Dalam penelitian ini, kami mengamati secara langsung ke desa dan kampung
yang kami tuju. Dengan teknik ini kita bisa mengamati langsung, bagaimana kondisi
geografis, sosiokultural masyarakat sekitar. Selanjutnya kami menggunakan teknik
wawancara.
Penelitian yang kami lakukan memiliki pendekatan yang bersifat kualitatif, sangat
mengandalkan pada data lapangan yang diperoleh melalui informan, responden, dan
observasi pada setting sosial yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Kami
mengamati secara langsung responden. Teknik pengamatannya dapat dilakukan
dengan percakapan, wawancara terstruktur dan dengan beberapa kombinasi teknik
sesuai dengan kondisi permasalahan yang diteliti.
Pada penelitian lapangan akan sering terjadi kontak antara peneliti dengan
responden untuk memahami realitas sosial yang lebih dalam. Sering menyita banyak
waktu dan menguras fisik serta pikiran, bahkan tak jarang mengundang bahaya.
Beberapa teknik dalam menemukan data, kami menggunakan beberapa teknik.
Pertama, kami menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik interview atau
biasa disebut dengan teknik wawancara. Teknik ini didasarkan pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi, oleh karena itu sifat dari metode pengumpulan data ini bersifat
kualitatif karena jawaban yang kami peroleh bisa sewaktu – waktu berubah (tidak
menyesuaikan dengan naskah wawancara) tergantung pada jawaban narasumber. Hal
ini dikenal dengan teknik snowball.
Kemudian teknik selanjutnya adalah teknik sampling tujuan yang kami inginkan
tak lain adalah memperoleh gambaran secara deskriptif tentang karakteristik unit
observasi yang termasuk ke dalam sampel, dan untuk melakukan generalisasi serta
memperkirakan parameter populasi. Hal ini karena kami selaku peneliti tidak akan
mampu mengadakan pengamatan secara mendalam kepada seluruh unit atau individu
yang berada dalam populasi penelitian. Beberapa hambatan tentu menjadi alasan
penggunaan teknik ini sebagai contoh, akses yang terbatas terhadap beberapa
populasi penelitian dan keterbatasan anggaran dalam melakukan penelitian.
Teknik sampling yang kami gunakan ialah non-probabilitas yang bersifat
kualitatif. Untuk menjawab permasalahan khusus yang sulit diungkap dan tidak
mudah dianalisis secara statistik. Teknik non-probabilitas ini pula bertujuan untuk
mengidentifikasi hal yang sifatnya belum jelas , memberi gambaran tentang
kumpulan unit observasi yang kemudian dijadikan landasan bagi penerapan sampel
probabilitas yang lebih tepat dan akurat.
Sebelum turun ke lapangan untuk menggali data yang ada pada
masyarakat,terlebih dahulu kita mencoba membangun kepercayaan sebelum kita
meminta data dan informasi, dengan cara mengobrol santai dalam rangka menjalin
sebuah ikatan yang lebih kuat, sehingga nantinya kami lebih mudah dalam menggali
informasi. Dengan cara ini, biasanya warga akan lebih kooperatif dalam memudahkan
memperoleh informasi. Selain itu, pertama kami meminta izin terlebih dahulu ke
ketua RT dan beberapa tokoh masyarakat untuk meminta izin dan pendampingan
dalam menemukan informasi yang ada di masyarakat.
Setelah melakukan observasi dan mengadakan beberapa komunikasi secara
terbuka kepada masyarakat kampung Bunar, keesokan harinya barulah kami memulai
penggalian data dengan mendatangi beberapa rumah penduduk yang akan menjadi
sampel dalam laporan kami. Keenam narasumber yang kami wawancarai bernama
bapak Sofyan, bapak Endih, ibu Ertin, ibu Tita, ibu Teti dan bapak Nata.
Sebelum kami bertemu dengan narasumber kami, terlebih dahulu kami bertemu
dengan seorang stakeholder yang ada di kampung Bunar, untuk mendapat
pendampingan dalam menggali data. Beliau bernama bapak Endih atau akrab disapa
kang Endih/ ustaz Endih. Beliau seorang guru agama dari pondok pesantran Manba’ul
Ulum yang masih berada di kawasan kampung Bunar, sehingga banyak penduduk
kampung Bunar yang menganggap beliau adalah salah satu tokoh masyarakat yang
berada di kampung Bunar.
Dalam hal ini kami telah mempersiapkan jenis pertanyaan yang nantinya diajukan
kepada narasumber yang akan kami temui. Jumlah narasumber yang kami jadikan
sampel berjumlah enam orang, untuk menghindari laporan yang bersifat bias gender,
maka tiga diantara narasumber kami adalah laki – laki dan tiga lainnya perempuan.
Selama proses menggali data kami juga banyak mencari informasi tentang penduduk
di sekitar kampung Bunar. Tujuan kami tersebut pertama, untuk melakukan
triangulasi data, hal ini diperlukan sebagai acuan untuk menyajikan laporan secara
akurat dan teliti. Kedua, memastikan warga manakah yang sekiranya bisa untuk
diwawancarai, mengingat setiap individu memiliki urusan pribadi yang tidak bisa
diganggu oleh orang lain termasuk tim peneliti.
Dalam menggunakan metode triangulasi memanglah memiliki banyak resiko,
yaitu prosesnya yang menguras waktu dan uang, sebagai contoh untuk mendatangi
narasumber yang bekerja sebagai pedagang, kurang rasanya apabila kami hanya
datang dan mengadakan wawancara saja, maka untuk menggali data lebih dalam kami
harus merogoh kocek kepada setiap pedagang yang kami datangi.
Waktu yang terkuras pun juga cukup banyak, dengan proses penggalian data yang
relatif harus dilakukan secara cepat, kami harus rela menunggu beberapa jam untuk
menemukan narasumber, karena pada saat itu menunjukkan siang hari, dimana warga
setempat sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing.
Meskipun terdapat kendala yang cukup menyulitkan kami selaku tim peneliti,
pada akhirnya kami dapat memperoleh beberapa data dari narasumber berkat bantuan
dari kang Endih. Karena beliau adalah seorang tokoh masyarakat setempat, sehingga
banyak masyarakat yang bersedia membantu kami untuk memperoleh data.
B. TEKNIK JADWAL SEHARI-HARI
A. Data diri : Uhin Sofian
TTL : Bunar, 01 April 1968
Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor , Jawa Barat, Indonesia
Pekerjaan : Buruh
No Waktu Kegiatan
1. 07.00 – 12.00 Bekerja di pabrik kusen
2. 12.00 – 13.00 Istirahat
3. 13.00 – 17.00 Kembali bekerja
4. 18.00 – 20.00 Istirahat sholat Maghrib dan Isya
5. 20.00 – 21.00 Istirahat menonton televisi atau berkegiatan
lainnya & Tidur malam
Bapak Uhin Sofian adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai buruh. Beliau
mempunyai istri bernama Suci. Pada saat Bapak Uhin sedang bekerja, Ibu Suci lah yang
mengurusi semua kebutuhan rumah tangga. Sepasang suami istri ini rutin bangun pukul
04.30 pagi. Kemudian sholat berjamaah dengan satu anak laki-lakinya yang bernama
Roni. Setelah sholat berjamaah Bapak Uhin masih melanjutkan membaca Al-Quran, Ibu
Suci melanjutkan membuat sarapan pagi, sedangkan Roni bersiap-siap mandi untuk
berangkat sekolah. Pada pukul 06.00 pagi mereka melakukan sarapan pagi. Pada pukul
06.30 pagi Roni bergegas untuk berangkat ke sekolah dan pukul 07.00 pagi Bapak Uhin
juga bergegas untuk berangkat ke tempat beliau kerja.
Setelah suami dan anaknya sudah berangkat melakukan aktivitasnya, Ibu suci
melanjutkan untuk beres-beres rumah, nyuci, dan masak sampai pukul 11.00 pagi.
kemudian pada pukul 12.00 siang Bapak Uhin sudah pulang ke rumah untuk Ishoma
sampai pukul 13.00 siang. Setelah Ishoma Bapak Uhin kembali lagi ke tempat pekerjaan
nya. pada pukul 14.00 siang, Roni sudah pulang dari sekolahnya dilanjutkan makan,
nonton tv, dan pukul 15.00 sore bersiap-siap berangkat untuk mengaji sampai pukul
16.30 sore. Pada pukul 17.00 sore Bapak Uhin dan Roni sudah sampai di rumah. Dan Ibu
Suci bergegas menyiapkan untuk makan sambil mengobrol-ngobrol mengenai aktivitas
yang hari itu dilakukan sampai pukul 18.00 petang.
No Waktu Kegiatan
1. 07.00 – 12.00 Berkebun di tanah milik kerabat
2. 12.00 – 15.00 Istirahat sholat Zuhur & Tidur siang
3. 15.00 – 16.30 Mengajar ngaji di Masjid Al-Ading Bunar
4. 16.30 – 17.30 Istirahat
5. 17.30 – 20.30 Merapihkan rumah orangtua
6. 20.30 – 00.00 Meronda di Pos Kamling RT.02/RW.01
Bapak Endih adalah kepala keluarga yang bekerja berkebun. Dan mempunyai istri
bernama Aminah. Di rumah mereka hanya tinggal berdua. Dan belum mempunyai anak.
Pada pukul 04.30 pagi bersama-sama bangun untuk melakukan sholat berjamaah dan
mengaji sampai pukul 05.30. kemudian Ibu Aminah masak sarapan pagi sampai pukul
06.30 pagi. Lanjut sarapan bersama-sama sampai pukul 07.00. Dan Bapak Endih
bergegas untuk berangkat kerja. Ibu Aminah beres-beres rumah, nyuci, dan masak sampai
pukul 10.00 pagi. setelah itu mandi dan pergi ke rumah tetangga untuk berbincang santai
sampai pukul 11.00 pagi. kembali ke rumah pada pukul 12.00 siang. Begitupun dengan
Bapak Endih pulang dari berkebun pukul 12.00 siang. kemudian mandi, sholat Dzuhur
berjamaah dengan Ibu Aminah sampai pukul 12.30 siang dan dilanjut melakukan makan
siang bersama.
Pada pukul 14.00 Bapak Endih melanjutkan aktifitasnya untuk mengajar ngaji anak-
anak sampai pukul 16.30 sore. Ibu Aminah mengikuti pengajian dari jam 16.00 sore
sampai pukul 17.00. Pulang kerumah dan istirahat nonton tv bersama Ibu Aminah sampai
pukul 17.30. Kemudian pada pukul 18.00 sholat maghrib berjamaah sampai pukul 18.30.
lanjut Bapak Endih bergegas untuk berangkat ke rumah orangtua nya untuk memberi
makanan dan membantu kebutuhan di rumah orangtua nya sampai pukul 20.30 malam.
Dilanjut ngeronda sampai pukul 00.00 malam. Kemudian Ibu Aminah di rumah pada
pukul 20.00 malam sampai pukul 21.30 malam istirahat, nonton tv. Dan pukul 22.00
malam bergegas untuk tidur.
Ibu Ertin sebagai ibu rumah tangga yang juga memiliki kegiatan lain sebagai
pedagang makanan yang dilakukan di depan halaman rumahnya. Beliau juga memiliki
seorang suami yang bernama Joni. Pak Joni sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai
seorang petani, beliau biasa melaksanakan aktivitas berkebun sejak pagi hari, mulai dari
subuh jam 04.10 beliau memulai hari dengan kegiatan sholat subuh di Masjid yang
terletak di sebrang jalan masuk menuju rumahnya. Dilanjutkan pada pukul 05.00 pagi
berangkat menuju perkebunan miliknya yang berada pada 500 meter dari rumahnya.
Beliau bekerja sebagai petani ladang mulai dari jam 05.00 pagi sampai jam 13.00 siang,
selesai berkebun ia beristirahat sampai sore menjelang Ashar jam 03.00, selepas sholat
Ashar beliau memiliki waktu santai sampai jam 17.00 kemudian setelahnya ia bergegas
bersih – bersih diri untuk bersiap melaksanakan sholat Maghrib. Pak Joni memiliki waktu
luang sekitar pukul 18.30 sampai waktu menjelang Isya. Setelah sholat Isya beliau
beristirahat sampai pukul 21.00 barulah setelah itu beliau tidur malam.
Ibu Ertin dan Pak Joni juga memiliki dua orang anak, laki – laki dan perempuan. Anak
perempuan bernama Suji sebagai anak pertama dan sudah sebagai juru parkir di RSCM,
dia juga sudah melakukan migrasi out. Sedangkan anak kedua bernama Restu masih
bersekolah di SMP Negeri 1 Cigudeg yang letaknya sekitar 2 KM dari rumahnya.
Restu anak kedua dari bapak Joni dan Ibu Ertin melaksanakan aktivitas mulai dari
pukul 04.10 sholat subuh, dilanjutkan pukul 05.00 membantu orang tua menyiapkan
dagangannya, merapihkan rumah, dan membersihkan diri, kegiatan tersebut berakhir
sampai pukul 06.00, setelah itu ia bersiap berangkat sekolah pukul 06.30 naik angkutan
umum.
Sepanjang hari dihabiskannya waktu di sekolah sampai jam 15.00. sepulang sekolah
ia beristirahat dirumah, membersihkan diri dan pergi berangkat ke masjid untuk mengaji,
aktivitasnya sepulang sekolah mulai dari pukul 15.00 sampai pukul 16.00. setelah itu
dilanjutkan dengan mengaji sampai pukul 17.30 menjelang maghrib. Di sela – sela waktu
maghrib sampai Isya ia menghabiskan waktu dengan mengerjakan tugas sekolahnya. Jika
tidak memiliki pekerjaan rumah, biasanya dia bersantai seperti menonton televisi. Setelah
sholat Isya pukul 19.30 ia kembali ke rumah dan melanjutkan tugas sekolahnya sampai pukul
21.00. seluruh kegiatannya berakhir sampai pukul 21.00.
Rahmi Rahmidiani adalah anak perempuan dari sepasang suami istri ini yaitu
seorang pelajar, setiap hari Rahmi bangun tidur pada pukul 06.00 dan menyiapkan
keperluan untuk sekolah. Pada pukuk 07.00 Rahmi diantar oleh Ibu Tita dan Bapak Roni
untuk kesekolah, pada pukul 12.00 Rahmi pulang dari sekolah dan melanjutkan tidur
siang hingga pukul 14.30, setelah itu ia pergi bermain bersama teman teman hingga pukul
16.00 dan melanjutkan aktivitas dengan pergi mengaji hingga pukul 18.00. pada pukul
18.00 hingga isya ia melaksanakan sholat berjamaah di masid, setelah pukul 20.00, ia
pulang kerumah, belajar dan pada pukul 21.00 ia kembali beristirahat.
Ibu Teti mempunyai suami bernama Bapak Jajat. Seterusnya sampai waktu
magrib tiba Pak Jajat kembali untuk istirahat dan makan, terutama sholat. Setelah sholat
magrib Pak Jajat biasanya akan bertadarus hingga waktu isya. Untuk warungnya sendiri
buka sejak pukul setengah delapan pagi hingga jam delapan malam. Letak warungnya
sendiri tidak jauh dan masih berdekatan dengan rumahnya. Saat waktu istirahat biasanya
Pak Jajan di gantikan oleh anak perempuannya yg bernama Delvi dan Sabila, mereka
masih pelajar, Delvi sudah kelas 3 SMA sementara adiknya Sabila masih kelas 2 SMP,
keseharian mereka adalah bersekolah dan menggantikan ayahnya berjaga warung saat
istirahat. Itupun ketika saat mereka sudah pulang sekolah biasanya saat waktu asar dan
juga magrib, selebihnya mereka bermain. Waktu malam hari di gunakan untuk belajar,
mengerjakan tugas dan juga mengaji. Pukul 21.00 malam mereka semua bersiap-siap
untuk tidur.
Pak Jajat memilki seorang istri yg setia bernama Ibu Teti, Beliau yg mengurus
rumah tangga keluarga Bapak Jajat, setiap pagi beliau membangunkan anak-anaknya
untuk bersekolah sekaligus membantu untuk bersiap siap dan membuatkan sarapan
walapun hanya sekedar makanan-makanan rebus, itu sudah menjadi hal yang biasa
bahkan cukup istimewa. Setiap sebelum zuhur beliau akan mengantarkam makanan untuk
istrinya yang sedang berjaga warung dan tak jarang beliau juga membantu pak Jajat
untuk berjaga warung terutama saat ishoma, waktu sore harinya di gunakan untuk
mengaji di pengajian ibu-ibu setempat hingga jam 5 sore. Sama seperti pak jajat beliau
juga membaca Qur’an di ba’da magrib hingga waktu isya tiba. Selebihnya Ibu Teti
mengurus pekerjaan rumah tangga di bantu dengan kedua putrinya dan juga tentunya Pak
Jajat.
Abah nata sekarang tinggal berdua bersama istrinya di rumah yang terletak di
kampung Bunar tepatnya di RT 01. Anak-anak beliau semua sudah berumah tanga dan
sekarang sudah tinggal di luar daerah. Sebagai seorang ibu rumah tangga, umi (Istri Abah
Nata) sesekali sering membantu abah pergi ke sawah atau ke ladang setelah pekerjaan di
rumah selesai. Biasanya saat musim panen umi bersama abah pergi ke ladang untuk
memanen buah-buahan seperti campedak, durian, manggis dll. Atau sesekali umi sering
membantu abah untuk mengambil air di tempat mata air. Sebagai seorang petani abah
bekerja tidak terikat oleh waktu, jadi waktu kerja abah lebih fleksibel. Hal itu menjadikan
waktu berkumpul umi dan abah menjadi semakin sering. Biasanya abah pulang ke rumah
sekitar dzuhur dari setelah duhur sampai malam abah biasanya ada di rumah. Kegiatan
umi yang lainnya selain pekerjaan rumah tangga dan membantu abah ke sawah atau
ladang, umi sering ikut pengajian di majlis talim bersama ibu-ibu.