You are on page 1of 23

SISTEM PENJUALANKREDIT

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Dosen Pengampuh : ULFA NURHAYANI, SE., M.Si

Disusun Oleh :
1. Anisa Septia Harahap
2. Rama Dani Silaban

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehigga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini berjudul “SISTEM PENJUALAN KREDIT”. Tujuannya


makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih adanya
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik dari para pembaca agar
kedepannya penulis dapat lebih baik. Harapan penulis makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi sumber referensi.
Terimakasih.

Medan,18 Maret 2023

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Sistem akuntansi merupakan salah satu subsistem dalam sistem
informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengorganisasikan formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk
menjalankan perusahaan. Salah satu sistem akuntansi yang penting
adalah sistem akuntansi penjualan. Sistem akuntansi penjualan
terdiri dari dua proses transaksi yaitu penjualan secara tunai dan
penjualan secara kredit.
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih
dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli,
kemudian setelah uang diterima perusahaan barang lalu diserahkan
kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat
oleh perusahaan (Mulyadi, 2001 : 455).
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli
dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan
kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya
piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang
pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau
tidaknya pembeli tersebut diberi kredit (Mulyadi, 2001 : 210). Sistem
akuntansi penjualan merupakan bagian yang penting dalam sistem
akuntansi perusahaan yang harus dikelola dengan baik dan benar.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan?
2. Bagaimana sistem penjualan kredit?
3. Bagaimana sistem retur penjualan?
4. Bagaimana kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur
penagihan?
BAB II
PEMBAHASAN

PENJUALAN KREDIT DENGAN KARTU KREDIT PERUSAHAAN


Sistem penjualan dengan menggunakan kartu kredit ini biasanya
digunakan oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan
(company credit cards) ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk
para pelanggannya. Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan
setelah melalui seleksi berdasarkan kemampuan membayar kredit
dan karakternya. Pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini
untuk membeli barang hanya pada perusahaan yang menerbitkan
kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu
perusahaan menagih jumlah barang yang dibeli oleh pemegang kartu
kredit selama jangka waktu tertentu yang telah lewat.

Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Penjulan Kredit dengan Kartu


Kredit Perusahaan adalah:
a. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab atas pemeberian kartu kepada
pelanggan yang terpilih. Fungsi kredit melakuakn pengumpulan

5
informasitentang kemepuan keuangan calon anggota dengan
meminta fotocopy rekening koran bank, keterangan gaji atau
pendapatan calon anggota dari perusahaan tempat ia bekerja.

b. Fungsi Penjualan

6
Fungsi ini bertangung jawab melayani kebutuhan barang
pelanggan. Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kredit
untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman
melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Fungsi ini menyediakan barang yang diperlukan oleh pelanggan
sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan
kartu kredit yang diteriam dari fungsi penjualan.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang
kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai denganyang
tercantum dalam tembusanfaktur penjualan kartu kredit yang
diterima dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga bertanggung
jawab untuk memperoleh tanda tangan dari pelanggan diatas
faktur penjualan kredit sebagai bukti telah diterimanya barang
yang dibeli oleh pelanggan.
e. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transakasi
bertambahnya piutang kepada pelanggan ke dalam kartu
piutang berdasarkan faktur penjualan kartu kredit yang diterima
dari fungsi pengiriman.
f. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertangung jawab untuk membuat surat tagihan
secara periodik kepada pemegang kartu kredit.

Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari transaksi


penjualan dengan kartu kredit adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selam jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transakasi penjualan kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu

7
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualn
7. Otorisasi pejabat yang berwenang

Dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan


kredit dengan kartu kredit perusahaan adalah:
1. Faktur Penjualan Kartu Kredit
Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan kredit
2. Surat Tagihan
Surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya
dibagi menjadi dua bagian: bagian atas merupakan dokumen
yangharus disobek dan dikembalikan bersama cek oleh
pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi
rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam
periode waktu tertentu.

Catatan Akuntansi Yang Digunakan


Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit
dengan kartu kredit adalah:
1. Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi merupakan buku pembantu yang berisi
rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu Gudang
Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan catatan
akuntansi. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan
hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan digudang
beserta mutasinya.

8
Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan dengan kartu kredit
adalah:
a. Prosedur Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order
dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur
penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada berbagi
fungsi yang lain untu memungkinkan fungsi tersebut memberikan
kontribusinya dalam melayani order dari pembeli.
b. Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang kepada
pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur
penjualan kartu kredit yang diteriam dari fungsi gudang. Pada
saat penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan
penerimaan barang pemegang kartu kredit diatas faktur penjualan
kartu kredit.
c. Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur
penjualan kartu kredit kedalam kartu piutang.
d. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan
kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara
periodik fungsi penagihan membuat surat tagihan dan
mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan,
dilampiri dengan faktur penjualan kredit.
e. Prosedur Pencatatn Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tansaksi penjualan
kartu kredit kedalam jurnal penjualan.

9
SISTEM PENJUALAN KREDIT
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit adalah:
- Fungsi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menerima surat order dari pembeli mengedit order dari
pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada
surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan
tanggal pengiriman dan dari gdang mana barang yang akan
dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini
bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat
diketahui tidak tersedianya persediaan untuk mematuhi order
dari pelanggan.
- Fungsi kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti
status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian
kredit kepada pelanggan.
- Fungsi gudang, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan
barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan,
serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
- Fungsi pengiriman, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang
diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung
jawab untuk menjamin bahwa tidak ada berang yang keluar dari
perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.

1
- Fungsi penagihan, dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini
bertanggug jawab untuk membuat dan mengirimakan faktur
penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur
bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualn oleh fungsi
akuntansi.
- Fungsi akuntansi, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat
piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan
membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para
debitur, serta membuat laporan penjualan.

Informasi yang diperlukan manajemen pada penjualan kredit


sama dengan informasi yang diperlukan manajemen pada penjualan
kredit dengan kartu kredit perusahaan. Sedangkan dokumen yang
digunakan pada penjualan kedit adalah surat order pemebelian yaitu:
a. surat order pengiriman dan tembusannya
b. faktur dan tembusannya
c. rekapitulasi harga pokok penjualan
d. bukti memorial

Contoh-contoh dokumen tersebut seperti surat order


pengiriman, tembusan kredit (credit copy), surat pengakuan
(acknowledgement copy), surat muat (bill of loading), slip
pembungkusan (packing slip), tembusan gudang (warehouse copy),
arsip pengendalian pengiriman (sales rder follow-up copy), arsip
index silang(cross-index file copy), faktur penjualn (customer
copies), tembusan piutang (account receivable copy), tembusan
jurnal penjualan (sales journal copy), tembusan analisis (analysis
copy), tembusan wiraniaga (salesperson copy).

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit ini


memiliki kesamaan antara penjualan kredit dengan kartu kredit

1
perusahaan, hanya saja pada penjualan kredit ini catatan yang
digunakan ditambahkan dengan:
a. kartu persediaan, dimana catatan ini merupakan buku pembantu
yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
b. jurnal umum, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi
tertentu.

Jaringan prosedur. Sedangkan pada jaringan prosedur yang


membentuk sistem penjualan kredit ini, sama dengan sistem
penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit perusahaan,
hanya saja jaringan prosedur penjualan kredit ini juga mengalami
penambahan prosedur yaitu:
1. Prosedur distribusi penjualan, dalam prosedur ini, fungsi
akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi
yang diperlukan oleh manajemen.
2. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan, dalam prosedur ini,
fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok
produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

1
Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan

SISTEM RETUR PENJUALAN


Fungsi yang terkait dalam melalksanakan transaksi retur penjualan adalah:
1. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan
mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli.
2. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan barang
berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang
diterima dari fungsi penjualan.

1
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpan kembali barang
yang diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut
diperiksa oleh fungsi penerimaan
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur
penjualan kedalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan
pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan
akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan.

Informasi yang digunakan oleh manajemen dari transaksi retur penjualan


adalah:
1. Jumah rupiah retur penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah berkurangnya piutang karena retur penjualan
3. Jumlah harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan
oleh pembeli
7. Otorisasi pejabat berwenang

Dokumen yang digunakan, dua dokumen penting yang digunakan


dalam transaksi retur penjualan adalah:
1. Memo Kredit, memo kredit merupakan dokumen sumber
(source document) sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut
kedalam kartu piutang dan jurnal retur penjualan. Dokumen
ini dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang memberi perintah
kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang yang
dikembalikan oleh pembeli.
2. Laporan Penerimaan Barang, laporan penerimaan barang
merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo

1
kredit. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penerimaan
sebagai laporan telah diterima dan diperiksanya barang yang
diterima oleh pembeli.

Catatan akuntansi yang digunakandalam transaksi retur penjualan adalah:


1. Jurnal Umum dan/atau Jurnal Retur Penjualan
Berkurangnya pendapatan penjualan dan piutang dagang
akibat transaksi retur penjualan dicatat dalam juranal umum,
atau jika perusahaan menggunakan jurnak khusus, dicatat
dalam jurnal penjualan.
2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang yang
dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang kepada debitur tertentu akibat dari
transaksi tersebut.
3. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu persediaan
yang dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk
mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu
akibat dari transaksi tersebut.
4. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakanoleh bagian gudang untuk
mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu
akibat dari transaksi retur penjualan.

Jaringan prosedur dalam sistem retur penjualan adalah sebagai berikut:


a. Prosedur pembuatan memo kredit
Fungsi penjualan membuat memo kredit yang memnerikan
perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang
dari pembeli tersebut dan kepada fungsi akuntansi untuk
mencatat pengurangan piutang kepada pembeli
b. Prosedur penerimaan barang

1
Atas penerimaan barang tersebut fungsi penerimaan membuat
laporan penerimaan barang untuk melampiri memo kredit
yang dikirim ke fungsi akuntansi.
c. Prosedur pencatatan retur penjualan
Dalam prosedur ini transaksi berkurangnya piutang dagang
dan pendapatan penjualan akibat dari transaksi retur penjualan
oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum atau jurnal retur
penjualan dan kedalam buku pembantu piutang.

KOMBINASI PROSEDUR ORDER PENGIRIMAN


DAN PENAGIHAN
Kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur
penagihan dapat digolongkan sebagai berikut:
1 Prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan terpisah ( separate
order and billing procedure)
Dalam prosedur ini, pembuatan faktur penjualan dan tembusannya
dilakukan secara terpisah dari pembuatan surat order pengiriman dan
tembusannya. Dengan demikian dokumen-dokumen berikut ini dibuat oleh dua
fungsi yang terpisah dan pada saat berlainan:
- Fungsi Penjualan:
 surat order pengiriman
 tembusan krdit
 surat pengakuan
 surat muat
 slip pembungkus
 arsip pengendalian pengiriman
 arsip index silang

- Fungsi Penagihan:
 faktur penjualan

1
 tembusan piutang
 tembusan jurnal
 tembusan untuk analisis kegiatan pemasaran
 tembusan bagi wiraniaga

Kondisi Yang Cocok Untuk Prosedur Order Pengiriman Dan Penagihan


Terpisah:
a. Jika perusahaan perlu mencantumkan berbagai macam informasi teknis
yang bersangkutan dengan produk di dalam surat order pengiriman,
namun tidak menginginkan informasi tersebut tercantum dalam faktur
penjualan.
b. Jika perusahaan seringkali menghadapi masalah back order. Back order
adalah bagian dari order dari pelanggan yang tidak dapat dipenuhi pada
saat sekarang, biasanya karena tidak tersedianya barang di gudang. Dalam
hal terjadinya back order, perusahaan akan membuat faktur untuk barang
yang telah dikirimkan kepada pelanggan.

Prosedur Order Pengiriman Satuan (unit shipping order


procedure)
prosedur ini merupakan modifikasi dari prosedur penagihan yang terpisah.
Dalam prosedur ini, setiap barang yang tercantum dalam order dari pelanggan
oleh fungsi penjualan dibuatkan satu surat order pengiriman.

Kondisi yang cocok untuk pengunaan prosedur order pengiriman satuan:


a. Jika dikehendaki untuk menyediakan informasi bagi setiap departemen
dengan menggunakan surat order pengiriman yang hanya mencakup unsur
yang bersangkutan dengan departemen tersebut.
b. Jika barang-barang yang dipesan oleh pelanggan mempunyai
tanggalpengirian yang berbeda-beda, sesuai dengan jadwal pengiriman
yang disanggupi oleh perusahaan
c. Jika perusahaan menghadapi masalah back-order

1
d. Jika perusahaan memerlukan analisis pesanan yang diterima menurut
jenis produk.

Prosedur Pra-Penagihan Lengkap ( complete pre-belling procedure)


Dalam prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat secara
lengkap bersamaan dengan pembuatan surat order pengiriman dan tembusannya.

Kondisi yang cocok untuk penerapan prosedur pra-penagihan lengkap.


a. Karena surat order pengiriman dan faktur penjualan dibuat pada saat yang
sama, semua informasiyang akan dicantumkan didalam faktur harus sudah
dapat diketahui oleh fungsi penjualan pada saat surat order pengiriman
dibuat. Informasi tersebut meliputi rute pengiriman, berat atau jumlah
barang yang dikirim dan harga jual per satuan.
b. Kondisi persediaan harus memungkinkan pengiriman barang ke pelanggan
sejumlah yang tertulis didalam surat order pengiriman. Jika seringkali
perusahaan mengalami back order, prosedur pra-penagihan lengkap tidak
cocok digunakan

Prosedur Pra Penagihan Tidak Lengkap (incomplete pre-belling procedure)


Prosedur ini hampir sama dengan prosedur pra-penagihan lengkap. Dalam
prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat oleh fungsi
penjualan bersamaan dengan pembuatan surat order pengiriman, namun faktur
penjualan belum diisi dengan informasi yang lengkap oleh fungsi tersebut.
Perbedaanya hanyalah terletak di fungsi penagihan yang perlu ditambah dengan
kegiatan manual untuk menambahkan informasi kedalam faktur penjualan
mengenai kuantitas barang yang sesungguhnya dikirim oleh fungsi pengiriman,
perkalian harga satuan dengan kuantitas, dan harga total barang.

Kondisi yang cocok untuk penerapan prosedur pra-penagihan tidak


lengkap:
a. Pada saat surat order pengiriman dibuat oleh fungsi penjualan, informasi

1
yang harus tercantum didalam faktur penjualan belum dapat diketahui
seluruhnya. Informasi mengenai nama pelanggan dan alamatnya serta
nama barang yang akan tercantum baik pada surat order pengiriman
maupun faktur pebjualan diisikan oleh fungsi penjualan pada saat
pembuatan order penjualan.
b. Jika terjadi back order atau produk harus diproduksi lebih dahulu untuk
memenuhi pesanan dari pelanggan.

SISTEM PENJUALAN DALAM LINGKUNGAN PENGOLAHAN DATA


ELEKTRONIK

Jika komputer digunakan dalam pengolahan data, pembagian tugas fungsional seperti
yang telah diuraika di atas perlu disesuaikanPeran pengolahan data berpindah ke
Departemen Pengolahan Data Elektronk yang memiliki struktur organisasi seperti
tercantum pada Gambar 6.6

Dalam sistem penjualan dengan menggunakan komputer, dokumen pengiriman (surat


order pengiriman dan tembusannya) dan faktur beserta tembusannya dapat dihasilkan
dengan komputer. Arsip pengendalian pengiriman dan arsip indeks silang tidak berupa
arsip hard copy, namun dalam bentuk arsip dalam komputer yang dapat dipanggil dan
ditayangkan dalam monitor komputer setiap saat ja diperlukan.

Bagan alir dokumen sistem penjualan dalam lingkungan pengolahan data elektronik
disajika pla Gambar 7.20Dalam bagan alir dokumen tersebut hanya diperlihatkan
prosedur pembuatan faktu penjualan dan pencatatannya dengan komputerDalam sistem
pengolahan data elektronik, faktur penjualan, jurnal penjualan, buku pembantu
persediaan, dan buku pembantu piutang dihasilkan dengan komputer. Prosedur
pengendalian manual yang pokok dalam sistem penjualan tersebut adalah (1)pembuatan
batch totals oleh Bagian Penagihan, (2) verifikasi dan pemasukan log oleh Grup
Pengawas (lihat struktur organisasi Departemen Pengolahan Data Elektronik pada
Gambar 6.6), dan (3) keying dan verifikasi dita oleh Konversi Data. Seperti terlihat dalam
bagan alir dokumen tersebut, terdapat dua kali computer runt: (1) run 1 dan (2) run 2

1
Run 1Dalam rig ini, arsip transaksi penjualan (yang berupa pita magnetik) diurutkan
menurut nama pelanggan dan kemudian divalidasi dengan menggunakan edit check
routine yang terdiri dari completeness validity, dan reasonableness tests. Hasil run
program ini adalah arsip transaksi penjualan yang valid dan laporan yang menunjukkan
control totals dan daftar transaksi penjualan yang ditolak oleh komputer Laporan ini
dikirim ke Grup Pengawas, yang kemudian akan membandingkan control totals tersebut
dengan logged totalsGrog Pengawas juga bertanggung jawab atas (1) apakah transaksi
yang ditolak oleh komputer telah dikoreksi oleh departemen yang melakukan kesalahan
tersebut, dan (2) apakah data yang telah dikoreksi telah diserahkan kembali kepada
operator komputer untuk diolah lagi

Run 2. Dalam run ini, dengan menggunakan arsip induk harga jual, arsip transaksi
penjualan yang valid digunakan untuk memutakhirkan (update) arsip induk piutang.
Keluaran dari run 2 ini adalah arsip induk piutang dagang yang telah dimutakhirkan
(updated accounts receivable master file)faktur penjualanjurnal penjualan dan laporan
penyimpangan dan control totalsSetiap keluaran tersebut kemudian diserahkan ke Grup
PengawasGrup Pengawas membandingkan control totals yang dihasilkan oleh komputer

2
dengan control totals dan log yang dibuat oleh Grup Pengawas, dan mendistribusikan
keluaran yang lain sebagai berikut

2
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli
dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan
kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya
piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang
pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau
tidaknya pembeli tersebut diberi kredit Informasi yang diperlukan
manajemen pada penjualan kredit sama dengan informasi yang
diperlukan manajemen pada penjualan kredit dengan kartu kredit
perusahaan. Transaksi penjualan memberikan kontribusi yang besar
dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Oleh karena itu, dengan
adanya sistem akuntansi penjualan yang terorganisir dengan baik
dan benar, diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan transaksi
penjualan yang efektif.

2
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2016. SISTEM AKUNTANSI.edisi 4 . Jakarta Selatan :


Salemba Empat

You might also like