Professional Documents
Culture Documents
Cindelaras
Cindelaras
Dahulu kala di sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Jenggala hiduplah seorang raja yang bernama
Raden Putra. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi,
selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu
yang buruk kepada permaisuri.
Permaisuri : Ah baginda bisa saja. Mungkin ini bawaan bayi yang sedang saya kandung.
Selir : Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Sudah tahu aku lebih cantik, lebih smart, lebih okey
lah. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri.
Selir : Aku mempunyai rencana untuk menyingkirkan permaisuri dari kerajaan ini.
Selir : Aku akan berpura-pura sakit parah kemudian aku akan memanggilmu dan engkau harus
mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minumanku yaitu permaisuri.
Selir : Raja, badanku terasa tidak enak. Enggan rasanya tubuh ini untuk bangkit dari tempat tidur.
Aduh……
Raja : Apa yang terjadi padamu Selir? Muka kamu juga terlihat pucat sekali.
Tabib : Ada seseorang yang telah meracuni minuman Selir. Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda
sendiri, Dewi Limaran.
Tidak lama kemudian raja memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.
Permaisuri : Jangan baginda, hamba tidak tahu apa-apa. Hamba tidak pernah berusaha meracuni Selir.
(Permaisuri diseret oleh patih, dan memohon kepada Raja dengan suara memelas)
Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan belantara. Tapi, patih
yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda.
Patih :Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah
hamba bunuh
Raja : Patih, apakah engkau telah melaksanakan apa yang aku perintahkan?
Patih :Iya Baginda Raja, saya telah menjalankan tugas dari Baginda.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya nama
Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Suatu hari, ketika sedang
asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur.
Cinde Laras : Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku.
Setelah 3 minggu, telur itu menetas tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat. Tapi ada
satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan
Ayam : Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya
Raden Putra…
Cinde Laras : Ibu, ayamku berkokok aneh sekali. Ia mengatakan bahwa kau adalah putra dari Raden
Putra. Apakah benar yang dikatakan ayamku?
Permaisuri : Benar anakku, kau adalah putra dari Raden Putra, Raja Kerajaan Jenggala.
Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang
yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam.
Penyabung : Ayamku, hari ini kau sudah kuberi nutrisi lengkap empat sehat lima sempurna. Jadi kamu
jangan malu-maluin aku ya. Kamu harus menang melawan ayam lain ya.
Rakyat 2 : Ayo… siapa takut! Aq pilih ayam Cindelaras. Pasti dia yang menang. Lihatlah… ayamnya besar
dan kelihatan tangguh.
Rakyat 1 : Oke… Aku pilih lawannya. Jangan remehkan yang kecil. Biar kecil, besar tenaganya. Kecil-kecil
cabe rawut. Eh maksud saya cabe rawit.
Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia
dapat mengalahkan lawannya. Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden
Putra pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang
Cindelaras.
Raja : Aku dengar ayammu sangat tangguh, sekarang aku akan mengujinya sendiri.
Cinde Laras : Baiklah kalau baginda menghendaki seperti itu, tapi saya mengajukan satu syarat. Jika
ayamku kalah maka aku bersedia kepalaku dipancung, tetapi jika ayamku menang maka setengah
kekayaan Baginda menjadi milikku.
Rakyai 1 : Oh tidak bisa…. Ayam cindelaras sudah capek. Sudah melakukan perjalanan jauh men...
Penyabung : Woohhh… what’s up….Santai Brow...Lihat ajalah siapa nanti yang menang jo padu dewe’.
Dan akhirnya secara singkat ayam cindelaras mengalahkan ayam dari Raja.
Raja : Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak
muda?
Ayam : Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya
Raden Putra…
Cinde Laras : Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda
Raja : Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku. Aku akan buang dia ke hutan.