You are on page 1of 5

PENANGANAN HIPERTENSI

ESENSIAL
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Dr. Henry R Manalu


PAKKAT NIP. 19801220 200904 1 003

1.Pengertian Hipertensi esensial adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri dan
tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi menjadi masalah karena meningkatnya
prevalensi, masih banyak pasien yang belum mendapat pengobatan, maupun yang
telah mendapat terapi tetapi target tekanan darah belum tercapai serta adanya
penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan hipertensi esensial
3.Kebijakan SK Kapus NO :
4.Referensi KMK 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
5.Prosedur Alat : stetoskop, tensimeter
Bahan : -
6.Langkah- langkah 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala. Keluhan hipertensi antara
lain:
1. Sakit atau nyeri kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Leher kaku
6. Penglihatan kabur
7. Rasa sakit di dada

Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah
dan impotensi.
2. Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:


1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
2. Konsumsi alkohol berlebihan
3. Aktivitas fisik kurang
4. Kebiasaan merokok
5. Obesitas
6. Dislipidemia
7. Diabetus Melitus
8. Psikososial dan stres

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana(Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi komplikasi
hipertensi ke organ lain.
2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan ronki).

4. Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII)

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg


Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage -1 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Hipertensi stage -2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

Diagnosis Banding
White collar hypertension, Nyeri akibat tekanan intraserebral, Ensefalitis
6. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan
terapi farmakologis.

Modifikasi gaya hidup untuk hipertensi

Modifikasi Rekomendasi Rerata penurunan


TDS
Penurunan berat Jaga berat badan ideal 5 – 20 mmHg/ 10 kg
badan (BMI: 18,5 - 24,9 kg/m )

Dietary Diet kaya buah, sayuran, 8 – 14 mmHg


Approaches to produk rendah lemak
Stop Hypertension dengan jumlah lemak total
(DASH) dan lemak jenuh yang
rendah
Pembatasan Kurangi hingga <100 mmol 2 – 8 mmHg
asupan natrium per hari (2.0 g natrium atau
6.5 g natrium klorida atau
1 sendok teh garam perhari)
Aktivitas fisik Aktivitas fisik aerobik yang 4 – 9 mmHg
aerobic teratur (mis: jalan cepat)
30 menit sehari, hampir setiap
hari dalam seminggu
Stop alkohol 2 – 4 mmHg

1. Hipertensi tanpa compelling indication


a. Hipertensi stage1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, atau
pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5-50 mg/hari), atau nifedipin
long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
b. Hipertensi stage2
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu, dapat
diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan
penghambat ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
c. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari
masing-masing antihipertensi diatas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang
diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari. Bila target tidak
tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan obat lain
sampai target tekanan darah tercapai
Obat yang direkomendasikan untuk hipertensi

Indikasi Obat yang direkomendasikan


khusus Diuretik Penyekat Penghambat Antagonis Penghambat Antagonis
beta (BB) ACE (ACEi) reseptor kanal aldosteron
AII (ARB) kalsium
(CCB)
Gagal jantung √ √ √ √ √
Paska infark √ √ √
miokard akut
Risiko tinggi √ √ √ √
penyakit
coroner
DM √ √ √ √ √
Penyakit √ √
ginjal kronik
Pencegahan √ √
stroke
berulang

2. Kondisi khusus lain


a. Lanjut Usia
i. Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
ii. Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
b. Kehamilan
i. Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis kalsium,
vasodilator.
ii. Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan
selama kehamilan.

7. Komplikasi
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
3. Aterosklerosis pembuluh darah
4. Retinopati
5. Stroke atau TIA
6. Gangguan jantung, misalnya infark miokard, angina pektoris, serta gagal
jantung

8. Konseling dan Edukasi


1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan
yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol
tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala
(misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang
digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.
Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga kecukupan
pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang disarankan
meskipun tak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan pengukuran
kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur. Pemeriksaan
komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali.

9. Kriteria Rujukan
1. Hipertensi dengan komplikasi
2. Resistensi hipertensi
3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah sistole >180)

10. Prognosis
Prognosis umumnya bonam apabila terkontrol.
7.Unit terkait - Poli Umum
- Pustu
- Poskesdes

8.Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9.Dokumen Terkait Rekam Medis

10.Rekaman Historis
Perubahan
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

You might also like