Professional Documents
Culture Documents
G0121008 - Ajeng Lailatun Nisyiyah
G0121008 - Ajeng Lailatun Nisyiyah
WAWANCARA MOTIVASI
Disusun oleh:
Proses menua adalah suatu proses alami pada semua makhluk hidup. Menjadi tua
merupakan bagian kehidupan yang pasti akan dialami oleh seseorang jika seseorang panjang
umur. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dikutip dari situs resmi
Kementerian Sosial (2011), Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai
usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lansia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan
lansia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60
-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Untuk perkembangan penduduk lansia di Indonesia sendiri menarik untuk diamati.
Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Saat ini penduduk Indonesia tengah
mengalami perubahan struktur umur dimana penduduk semakin mengarah ke penduduk
tua. Data Badan Pusat Statistik (2006) menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia
yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah penduduk lansia pada tahun 2006
sebesar kurang lebih 19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 diperkirakan
sebesar 23,9 juta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020
diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Di
Surakarta pertumbuhan lansia lumayan besar , pada tahun 2014 pemkab Surakarta
merilis dari
510.077 jiwa penduduk kota Surakarta, 50.747 jiwa diantaranya adalah lansia.
Situs resmi Kementerian Sosial (2007), sebenarnya semakin meningkatnya usia
harapan hidup akan menyebabkan semakin meningkatnya pula jumlah penduduk lansia.
Beberapa Provinsi di Indonesia yang sudah memasuki penduduk tua yaitu Yogyakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali dan Jawa Barat. Peningkatan usia harapan hidup adalah salah satu
gambaran keberhasilan pembangunan manusia, tetapi jika usia harapan hidup ini tidak
dibarengi dengan kualitas lansia maka lansia akan menjadi beban pada pembangunan. Hal
ini dapat disebabkan akibat proses penuaan, kondisi fisik maupun non fisik mengalami
penurunan sehingga menyebabkan lansia tidak produktif lagi. Kondisi tersebut dapat
menyebabkan permasalahan yang tidak ringan, sementara kebutuhan hidup pada lansia
tetap perlu dipenuhi. Hal tersebut didukung oleh data dari Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (2014), yang melaporkan bahwa penduduk lansia di Indonesia yang berstatus
Bekerja pada tahun 2012 sebanyak 8.557.581 jiwa meningkat hingga 1,73 % pada tahun
2013 menjadi 8.704.827 jiwa.
Menurut Kooij dkk (2008), faktor usia sangatlah penting dalam memahami motivasi
pekerja yang lebih tua untuk terus bekerja. Dalam penelitian Catsouphes dan Smyer (2005)
menyebutkan bahwa, lansia di Amerika masih bekerja karena mereka beranggapan bahwa
bekerja merupakan kegiatan untuk meningkatkan jaminan financial, bekerja untuk menjaga
kesehatan dan keaktifan, bekerja sebagai kegiatan yang menyenangkan, dan bekerja
sebagai strategi membantu bertanggung jawab pada keluarga.
1.2 Tujuan
Tujuan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai motivasi
kerja pada seorang lansia. Wawancara ini juga untuk memahami dan menguasai
kegiatan wawancara untuk memenuhi tugas Psikodiagnostika II.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motivasi Kerja Lansia
Motivasi kerja memiliki peranan penting bagi individu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Motivasi kerja merupakan keadaan dalam diri individu yang mendorong individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Lanjut usia yang
berdagang tentu tidak lepas dari adanya dorongan atau motivasi kerja. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling dan teknik pengambilan data menggunakan
observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat beberapa
alasan yang membuat lansia masih aktif bekerja diantaranya adalah merasa masih sehat dan
mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Motivasi kerja
yang kedua adanya pemanfaatan waktu luang, sehingga lansia merasa terhibur dan lebih
produktif.
Motivasi kerja Responden dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal dapat dimaknai lansia seperti merasa senang dan bersemangat saat bekerja,
sedangkan faktor eksternal dimaknai lansia sebagai kegiatan bersosialisasi dengan orang-
orang yang berada di lingkungan pasar, dapat disimpulkan bahwa lansia yang mempunyai
kegiatan produktif untuk menghasilkan uang dan memanfaatkan waktu luang dapat
membuat lansia hidup mandiri dan merasakan kesejahteraan dalam hidupnya.
Adapun beberapa pengertian motivasi kerja menurut para ahli yaitu sebagai berikut.
Motivasi kerja menurut Franco dkk. (2004 dalam Harsuko 2011), adalah derajat
kerelaan individu dalam menggunakan dan memelihara upaya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Motivasi merupakan proses 26 yang berhubungan dengan psikologi yang
mempengaruhi alokasi pekerja terhadap sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
tersebut.
Menurut Luthans (2006) motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang
melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah
suatu dorongan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Motivasi adalah kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah tujuan (Kuswadi,
2004 dalam Harsuko 2011).
Menurut Terry dan Rue (dalam Suharto dan Cahyono, 2005) mengatakan bahwa
motivasi adalah “…getting a person to exert a high degree of effort…” yang artinya adalah
“motivasi membuat seseorang untuk bekerja lebih berprestasi”.
Gibson 1985 (dalam Suwarto 2010) motivasi adalah suatu konsep yang
menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri karyawan yang memulai dan
menggerakkan perilaku.
Sedangkan menurut Robbins (2001) motivasi adalah kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.
Menurut Wexley dan Yulk (dalam As’ad 2000) menjabarkan motivasi kerja adalah
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Menurut Syafri dan Hubeis (2007 dalam Mahesa 2010) motivasi kerja adalah
dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk melakukan
sesuatu, seperti mengelola karyawan, tanpa adanya motivasi baik dari manajer maupun dari
karyawan.
Menurut Winardi (2001) motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada
seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Menurut Hasibuan (2003) motivasi merupakan pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif
dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasaan.
Menurut Siagian (1995) mendefinisikan motivasi sebagai daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengarahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan
kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ditentukan sebelumnya.
Menurut Sondang P. Siagian (2008:138)
Motivasi Kerja merupakan daya pendorong yang mengakibatkan seorang karyawan
mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam membentuk keahlian dan
keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya.
Indikator Motivasi Kerja
Kekuatan motivasi kerja karyawan untuk bekerja/berkinerja secara langsung
tercermin pada seberapa jauh upayanya bekerja keras untuk menghasilkan kinerja yang
lebih baik demi mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan definisi Motivasi Kerja menurut Sondang P. Siagian (2008:138), terdapat
8 indikator motivasi kerja yang terdiri dari :
1. Daya Pendorong
Daya pendorong adalah semacam naluri, yang berupa suatu dorongan kekuatan
untuk menggerakkan seseorang dalam berperilaku guna mencapai tujuan.
Namun, cara-cara yang digunakan berbeda-beda dari tiap-tiap individu menurut
latar belakang kebudayaannya masing-masing.
2. Kemauan
Kemauan adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena
terstimulasi/terpengaruh dari luar (orang lain atau lingkungan). Kemauan mengindikasikan
adanya reaksi tertentu sebagai akibat adanya tawaran dari orang lain.
3. Kerelaan
Kerelaan adalah suatu bentuk persetujuan atas permintaan orang lain agar dirinya
mengabulkan permintaan tersebut tanpa merasa adanya keterpaksaan (ikhlas).
4. Membentuk Keahlian
Membentuk keahlian adalah proses penciptaan atau pembentukkan, proses
mengubah kemahiran seseorang dalam suatu bidang ilmu tertentu.
5. Membentuk Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pola-pola tingkah
laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil/prestasi tertentu.
Membentuk keterampilan bukan hanya mencakup gerakan motoriknya saja,
melainkan juga pada penguasaan fungsi mental yang bersifat kognitif.
Seseorang yang mampu mendayagunakan/menggunakan orang lain secara tepat
juga dianggap sebagai orang terampil.
6. Tanggung Jawab
Tanggung jawab berarti suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik
berupa hak dan kewajiban ataupun kekuasaan.
Tanggung jawab diartikan secara umum sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu
atau berperilaku menurut cara tertentu.
7. Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atas sesuatu yang dibebankan
kepadanya. Misalnya dalam bidang kerja, Anda akan diberikan tugas-tugas yang harus
diselesaikan.
8. Tujuan
Tujuan merujuk pada pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana
perusahaan bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan di
waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk
mengembalikannya.
Cara Meningkatkan Motivasi Kerja
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan motivasi
Anda dalam bekerja :
1. Anda Harus Mempunyai Tujuan yang Akan Dicapai
Ketika rasa penat dan jenuh mulai melanda, pastinya Anda akan menjadi malas dan
kurang bersemangat dalam bekerja. Saat itulah, coba ingat-ingat kembali tujuan Anda
bekerja.
Jika Anda mencoba mengingat kembali tujuan tersebut, lalu ambil napas dalam-dalam dan
ucapkan dalam hati “saya pasti bisa,” maka semangat dan motivasi kerja Anda pasti akan
kembali muncul secara perlahan.
2. Berpikir Positif dan Bersyukur
Menghadapi rutinitas kerja yang sama setiap hari pasti sangat membosankan. Saat
Motivasi Kerja Anda menurun, memunculkan pikiran-pikiran positif yang dapat memberi
Anda kekuatan.Yakinkan pada diri Anda sendiri, bahwa Anda mampu mengerjakan setiap
pekerjaan dengan baik. Berpikir positif akan memotivasi diri untuk tetap bertahan dan
bangkit dengan semangat baru. Hilangkan pikiran-pikiran negatif dari diri Anda dan selalu
bersyukur atas rezeki yang diperoleh.
3. Beri Penghargaan Pada Diri Sendiri
Banyak orang lupa waktu, mengabaikan diri sendiri hanya untuk bekerja, bekerja,
dan bekerja. Namun, ketika sudah kelelahan, barulah dampaknya terasa. Malas dan kurang
bergairah karena badan dan pikiran terus diforsir untuk bekerja. Berarti Anda kurang
memberi penghargaan untuk diri sendiri.
Maksud penghargaan di sini adalah memanjakan atau menyenangkan diri sendiri dengan
berbagai kegiatan yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi baru.
4. Cintai Pekerjaan Anda
Dengan mencintai pekerjaan Anda tidak akan membuatnya menjadi beban. Jadi
belajarlah untuk mencintai pekerjaan Anda dengan segala tugas-tugas dan tanggung
jawabnya. Melakukan pekerjaan dengan senang hati dapat memberikan hasil terbaik dan
meningkatkan kinerja Anda. Karier Anda pun akan meningkat.
5. Jangan Takut dan Ragu
Motivasi dan semangat kerja bisa mengendur karena rasa takut dan ragu yang
berlebihan. Jika hal ini terjadi akan merugikan diri sendiri dan mengakibatkan performa
Anda kurang maksimal di tempat kerja.
Lawanlah rasa takut dan ragu dalam diri Anda, terus bekerja dengan maksimal,
tunjukkan kemampuan dan keahlian Anda. Cara mengatasi rasa takut dan ragu yang
berlebihan bisa dipraktekkan dengan berkumpul bersama teman, dan melakukan kegiatan
lain.
BAB III
A. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur.
B. Identitas Wawancara
Nama : S
Profesi : Pemilik warung
makan Jenis kelamin :
Perempuan
Umur : 61 tahun
C. Pelaksanaan wawancara
Hari,tanggal : Minggu, 13 November 2022
Waktu : 09:00 - 09:30 WIB
Durasi : 20-30 menitan.
Tempat : Solo, Jawa tengah
Interviewee Interviewee sambil Iya mbak. Nama Ibu S. Saya asli solo mbak, umur
tersenyum saya tua mbk 61 tahun.
Interviewer iya bu, kalau boleh tau Ibu disini tinggal sama siapa
saja Bu?
Interviewee Interviewee Saya disini tinggal sama anak dan cucu saya,
wajahnya terlihat soalnya suami saya sudah meninggal mbak.
sedih tapi tetap
senyum tipis
Interviewee Tersenyum lebar Tidak mbak saya tidak keberatan sama sekali.
Interviewer Okey baik bu, karena dari ibu tidak ada pertanyaan
jadi kita mulai ya bu?
Interviewee Menatap interviewer Motivasi saya bekerja di umur saya yang sudah
dan menaikkan alis lansia ini simpel mbk, karena saya masih sehat dan
seakan lagi berpikir masih punya tenaga untuk bekerja dan saya juga
tidak mau terlalu merepotkan anak, menantu dan
cucu saya. Jadi saya masih kuat untuk mencari uang
sendiri dengan membuka warung makan seperti ini
saya bisa meringankan beban anak, menantu dan
cucu saya supaya mereka tidak terlalu terbebani di
masalah finansial karena harus merawat saya. Di
warung ini saya juga ga kerja sendiri. Di sini saya di
bantu dengan 1 tetangga saya.
Interviewee Menatap dan Saya buka warung makan ini sudah sekitar 10
melakukan gerakan tahunan lebih mbak. Karena saya orangnya suka
tangan memasak jadi saya memutuskan untuk membuka
warung ini.
Interviewee Menatap dan Tidak ada mbk. Saya tidak membuka cabang
tersenyum tipis dimanapun. Karena ini saya sendiri yang
mengelolanya.
Interviewee Menggelengkan Tidak mbak, karena dulu saya cuma menjadi ibu
kepala dan rumah tangga saja. Dan setelah suami saya
mengerutkan meninggal saya baru membuka warung makan ini.
dahinya
Interviewee Nada suaranya Iya benar sekali mbak. Ya karena itu tadi sesuai
lebih keras motivasi kerja saya karena saya tidak mau
merepotkan anak, menantu dan cucu saya mbak.
Interviewee Menatap interviewer Ya karena saya butuh orang untuk membantu saya
memasak dan menjaga warung ini mbak. Saya tidak
kuat kalau harus bekerja sendirian menjaga warung
ini di usia saya yang tua ini.
Interviewee Menjawab dengan Cukup banyak mbak untuk makanan saya jual nasi
mengingat-ingat dan ayam kremes, nasi goreng, magelangan, nasi
sedikit tersenyum penyet, nasi telur, dan aneka macam mie mbak.
Kalo untuk minuman juga macam-macam mbak
mulai dari es teh, teh hangat, es jeruk, jeruk
hangat, pop ice, es susu, es milo, dan aneka
kopi-kopian mbak.
Interviewee Menatap interviewer Wah untuk modalnya berapa ya mbak dulu, saya
dan mengerutkan sudah lupa mbk. Maklum faktor usia.
dahi
Interviewee Intonasi suara lebih Mungkin semenjak ada cafe dengan fasilitas wifi
rendah dan gratis maka semua pelanggan khususnya anak
ekspresi wajah agak muda lebih memilih untuk nongkrong
sedih dengan difasilitasi wifi gratis.
Interviewee Menatap dan Kalau bagi saya itu harus cukup mbk. Buat bayar
tersenyum tetangga saya yang membantu saya berjualan dan
untuk biaya kehidupan saya sehari-harinya.
Interviewer Berarti ada ya bu, saya kira cuma berdua saja sama
tetangga ibu yang bantuin masak itu.
Interviewee Intonasi suaranya Sikap optimis itu wajib bagi seorang pedagang,
keras mbk. Kalau tidak bisa bersikap optimis, ya, lebih
baik mencari pekerjaan lain saja.
Interviewee Menjawab dengan Karena saya tidak mau terlalu merepotkan anak
cepat dan nada saya. Dan saya memang orangnya ga suka kalau
suaranya keras diam saja tidak melakukan pekerjaan mbak, malah
kalau saya diam saja di rumah badan saya terasa
sakit semua. Saya tetap bisa bertemu dengan cucu
saya di rumah. Jadi saya tetap ada waktu bekerja
dan main atau membantu menantu saya mengurus
cucu saya.
Interviewee Membenarkan posisi Kalau saya pribadi sih lebih menjaga pola makan,
duduk minum air putih yang banyak dan tetap
berolahraga. Kalau dirasa badan terasa capek
sebaiknya istirahat terlebih dahulu jangan terlalu
memaksakan untuk lanjut bekerja.
Interviewee Muka terkejut Wah… sudah selesai mbak? Tidak terasa sekali ya
sambil senyum mbak. Seru saya berasa cerita-cerita gitu eh
ternyata sudah selesai aja.
KURNIA SARI, E. K. A., Hertinjung, W. S., & Psi, S. (2017). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Motivasi Kerja Pada Lansia (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Mangkuprawira, Tb. Syafri dan Aida Vitayala Hubeis. 2007. Manajemen Mutu
Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia. Jakarta.
SARI, E. K. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MOTIVASI KERJA.
Hasibuan, S. M. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 71-80.