You are on page 1of 80

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UNIT KESEHATAN KERJA

(UKK) CV. BERKAH SOLUSI MANDIRI (BSM) HOT JELETOT DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEMPAKA ARUM
KELURAHAN RANCANUMPANG
KECAMATAN GEDE BAGE
TAHUN 2020

LAPORAN AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners Stase
Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh :

NIM Nama
191 FK 04002 Abdhan Firdaus N, S.Kep
191 FK 04005 Aprillia Nurarifah, S.Kep
191 FK 04009 Bobi Akbar, S.Kep
191 FK 04012 Dina Fauziyatin N., S.Kep
191 FK 04022 Gina Nuruliani, S.Kep
191 FK 04024 Imas Nurjanah, S.Kep
191 FK 04024 Intan Junike W., S.Kep
191 FK 04036 Neng Elsa, S.Kep
191 FK 04038 Nurmala Dwi A., S.Kep
191 FK 04041 Resa Anggaresta, S.Kep
191 FK 04043 Riska Tresnawati, S.Kep
191 FK 04044 Roni Apriyana, S.Kep
191 FK 04055 Tita Kartika, S.Kep
191 FK 04062 Wulan Ayu Utami, S.Kep
191 FK 04066 Zulfa Alfareza, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas karunia
dan hidayah-Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran sehingga dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Unit
Kesehatan Kerja (Ukk) Cv. Berkah Solusi Mandiri (Bsm) Hot Jeletot Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cempaka Arum Kelurahan Rancanumpang Kecamatan Gede
Bagetahun 2020”.
Dalam laporan ini, tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan, masukan dan bimbingan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. H. Mulyana, S.Pd., S.H., M.Pd., MH.Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna
Kencana Bandung.
2. Dr. Entris Sutrisno, MH.Kes., Apt. selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana
Bandung.
3. Rd. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Bandung.
4. dr. Vicci Puspa Iriani. Selaku kepala UPT Puskesmas Cempaka Arum yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berpraktik di wilayah kerja
UPT Puskesmas Cempaka Arum
5. Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
dan Profesi Ners Universitas Bhakti Kencana Bandung dan selaku
pembimbing akademik stase Keperawatan Komunitas
6. Imam Abidin, S.Kep., Ners. Selaku pembimbing akademik stase Keperawatan
Komunitas
7. Taufiq Andri Hidayat, S.Kep. Selaku Pembimbing Lapangan (CI) UPT
Puskesmas Cempaka Arum
8. Ujang, selaku kepala cabang CV. Berkah Solusi Mandiri
9. Teman-teman angkatan XIII program studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Bandung khususnya untuk kelompok RW 04
Kelurahan Cimincrang
Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda
dari Allah S.W.T kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan laporan ini dan
semoga bermanfaat bagi semua yang berkepentingan.

Penulis

Kelompok RW 04 Cimincrang
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 3
2.1 Teori dan Model Keperawatan Komunitas ....................................... 4
2.2 Ruang Lingkup Kesehatan Kerja ...................................................... 4
2.3 Kapasitas, Beban, dan Lingkungan .................................................. 5
2.4 Penyebab Kecelakaan Kerja ............................................................. 5
2.5 Model Sistem Manajemen ................................................................ 6
2.6 Ruang Lingkup Kesehatan Kerja ...................................................... 7
2.7 Penyakit yang disebabkan oleh K3 ................................................... 8
2.8 Potensial Hazard ............................................................................... 10
2.9 Alat Pelindung Diri ........................................................................... 12
2.10 Penerapan Konsep Pencegahan Penyakit ....................................... 13
2.11 Fungsi dan Tugas Perawat .............................................................. 14
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 15
3.1 Gambaran Lokasi dan Sejarah .......................................................... 15
3.2 Jumlah Tenaga Kerja ........................................................................ 16
3.3 Proses Pembuatan dan Produksi ....................................................... 17
3.4 Kelengkapan Fasilitas Home Industri ............................................... 18
3.5 Kuisioner Karyawan ......................................................................... 19
3.6 Analisa Da5a ..................................................................................... 28
3.7 Masalah Keperawatan ....................................................................... 31
3.8 Planing of Action .............................................................................. 32
3.9 Implementasi..................................................................................... 35
3.10 Evaluasi........................................................................................... 39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 41
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 42
4.2 Saran ................................................................................................. 33
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diera globalisasi tahun 2020, kesehatan kerja merupakan salah satu prasyarat
yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
Negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggotanya, termasuk bangsa
Indonesia. Untuk mengantispasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan
masyarakat pekerja Indonesia dimasa depan, yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bertemu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kejadian
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja suatu perusahaan atau tempat kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
yang telah mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi kembali gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sesuatu yang baru dan berbeda memberikan nilai tambah barang dan jasa agar bisa
menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. Di Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal

1
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan. Dari sini muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan
(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang
sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Home industry adalah bagian dari sistem ekonomi kota dan desa yang belum
mendapatkan bantuan ekonomi dari pemerintah. sebagai penyedia lapangan
pekerjaan baru dan mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. Tenaga
kerja dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda membuat
pelaku bisnis harus mempunyai manajerial yang baik dalam mengelola dan
mengolah kegiatan produksi. Karena jumlah penyerapan tenaga kerja dari unit
perusahaan besar dengan usaha kecil lebih tinggi usaha kecil, sehingga
keberadaann home industri perlu diperhitungkan dengan baik dan diperhatikan
oleh pemerintah. Dari penyerapan tenaga kerja dengan seleksi yang baik dan
bermutu akan menimbulkan banyak wirausaha baru yang mempengaruhi pula
perilaku berwirausaha. Home industri adalah industri rumah tangga yang dikelola
sendiri oleh suatu keluarga. Banyaknya home industri saat ini mulai dari home
industri besar, menengah sampai industri kecil. Biasanya home industri ini
bergelut dalam bidang makanan yang seperti tahu, tempe, dll. Dan yang lebih
menarik lagi semua hasil makanan ini adalah tahu jeletot yang artinya hot dan
pedas. Kelompok tertarik mengambil home industry ini karena dalam naungan
Puskesmas Cempaka Arum dan paling dekat dengan wilayah Puskesmas serta
mudah terjangkau dengan pegawai total 17 orang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya, yaitu:
1. Apa yang dimaksud Kesehatan Kerja?
2. Apa yang dimaksud Home Industri?

2
3. Bagaimana manajemen Unit Kesehatan Kerja di CV. BSM (Berkah Solusi
Mandiri)?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Diperolehnya pengetahuan atau gambaran tentang Kesehatan Kerja
dan Home Industri
1.3.2 Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian pada ketua dan pegawai karyawan yang
ada di Home Industri.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan tentang Kesehatan Kerja
dan Home Industri
1.4.2 Bagi Home Industri
Dapat memberikan asuhan keperawatan Kesehatan Kerja dan Home
Industri pada ketua dan karyawan
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai bahan bacaan diperpustakaan dan bahan acuan perbandingan pada
penanganan kasus keperawatan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori dan model keperawatan komunitas


Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Upaya ksehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dam
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-Undang Kesehatan 1992).
Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi
permasalahn, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari pekerja
itu sendiri. (Efendi & Makhfudli, 2009).
2.2 Ruang lingkup kesehatan kerja
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fidsk maupun psikis dalam hal cara atau
metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di
semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun
kesejahteraan sosialnya;
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya;
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan;
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.

4
2.3 Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja
Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama
dalam kesehatan kerja. Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan
gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja
dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi awal seseorang untuk bekerja
dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat-zat kimia, dan
lain-lain) dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan
tersebut secara sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau
penyakit akibat kerja.
2.4 Penyebab kecelakaan kerja
A. Penyebab Dasar
1) Faktor manusia atau pribadi karena kurangnya kemampuan fisik, mental,
dan psikologis karena kurang atau lemahnya pengetahuan dan
keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang tidak cukup.
2) Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan/atau pengawasan, pembelian atau
pengadaan barang, perawatan, alat-alat, perlengkapan, dan barang-barang
atau bahan-bahan, standar-standar kerja, serta berbagai penyalahgunaan
yang terjadi di lingkungan kerja.
B. Penyebab Langsung
1) Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar), yaitu tindakan yang
akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan pengaman,
pelindung, atau riuntangan yang tidak memadasi atau tidak memenuhi
syarat; bahan dan peralatan yang rusak; terlalu sesak atau sempit;
system-sistem tanda peringatan yang kurang memadai; bahaya-bahaya
kebakaran atau ledakan; kerapian atau tata letak yang buruk; lingkungan

5
berbahaya atau beracun (gas, debu, asap, uap, dan lainnya); bising;
paparan radiasi; serta ventilasi dan penerangan yang kurang (B. Sugeng,
2003).
2) Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar), yaitu tingkah laku,
atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya
mengoprasikan alat tanpa wewenang; gagal untuk member peringatan
dan pengamanan; bekerja dengan kecepatan yang salah; menyebabkan
alat-alat keselamatan tidak berfungsi; memindahkan alat-alat
keselamatan; menggunakan alat yang rusak; menggunakan alat dengan
cara salah; serta kegagalan memakai alat pelindung atau keselamatan
diri secara benar (B. Sugeng, 2003).
2.5 Model Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Plan (Perencanaan)
Menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai
dengan kebijakan K3 organisasi.
2. Do (Pelaksanaan)
Melaksanakan proses yang sudah dirancang.
3. Check (Pemeriksaan)
Memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan, sasaran,
peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 Iainnya serta melaporkan
hasilnya.
4. Act (Tindakan)
Mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan.

Pada tahun 1990, silabus keperawatan kesehatan kerja dikembangkan


dengan menggunakan kerangka model ‘Hanasaari’, Finlandia. Model ini dibuat
untuk memungkinkan keluwesan praktik keperawatan kesehatan kerja. Model ini
disajikan dalam uraian berikut :

6
1. Konsep lingkungan total
Sistem lingkungan umum yang mencapai aspek kesehatan dan
keselamatan di tamoilkan oleh lingkaran luar besar atau satu konsep global.
Didalam lingkaran luar tersebut, pengaruh yang memberikan efek global,
yang selanjutnya memberikan efek pada kesehatan, mucul dalam bentuk
faktor ekonomi, politik, sosial, ekologi, dan organisasi.
2. Konsep manusia, kerja, dan kesehatan
Diwakili oleh segitiga manusia, kerja dan kesehatan, dan
berlangsung didalam lingkungan total, aspek- aspek lingkungan total yang
mempunyai efek nyata pada kesehatan ditempat kerja. Sebagai contoh,
kebijakan politik dan sosial akan memperluas atau mempersempit
pengembangan kesehatan kerja. Budaya dan strategi organisasi dapat
dipengaruhi segitiga manusia, pekerja, dan kesehatan secara langsung dan
lebih kuat. 3. Interaksi keperawatan kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja, disajikan di tengah- tengah model tersebut.
Interaksi dipakai untuk menggambarkan bidang- bidang yang dikenal oleh
kelompok- kelompok sebagai peranan perawat kesehatan kerja.
2.6 Ruang Lingkup Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja


dengan pekerjaan dan lingkungan kerjana baik fisik maupun psikis dalam hal cara
atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujan untuk:

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di


semua lapangan kaerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun
kesejahteraan sosialnya
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekarja yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjan di dalam ekerjaanya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan

7
4. Menempatlkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya (Efendi, 2009).

Ruang Lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990)


:
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat
kerja dan usaha yang dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam kesehatan kerja meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan penkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggung jawab atas keberhasilan usaha kesehatan kerja.
2.7 Penyakit yang disebabkan oleh Kesehatan, Keselamatan, Kerja

Penyakit Yang Timbul Akibat hubungan Kerja antara lain:

1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut


(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang
silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).

8
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbul atau persenyawaannya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya
yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.

9
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi
atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat
tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

Adapun akibat yang muncul atas kecelakaan kerja atau penyakit yang
ditimbulkan oleh hubungan kerja dapat berupa :

1. Tidak mampu bekerja untuk sementara cacat sebagian untuk selama-


lamanya
2. Cacat total untuk selama-lamanya
3. Cacat kekurangan fungsi organ
4. Meninggal dunia
2.8 Potensial Hazard
Hazard adalah sumber bahaya potensialyang dapat menyebabkan kecelakaan
atau kerusakan. Hazard dapat berupa : bahan-bahan, bagian-bagian mesin, bentuk
energi, metode kerja atau situasi kerja. Jenis-jenis potensi hazard :
1. Physical hazard
Meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara,
vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara dan lain-lain.
2. Chemical hazard
Berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda-benda padat.
3. Electrical hazard

10
Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik (pembebanan lebih,
kebocoran isolasi, dan lain-lain)
4. Mechanical hazard
Bahaya timbul dari konstruksi, alat-alat bergerak, mesin dan instalasi
5. Physiological hazard
Bahaya yang timbul karena waktu kerja yang lama, tekanan atasan, hubungan
yang kurang baik dengan rekan kerja, trauma.
6. Biological hazard
Bahaya dari jazad renik, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga atau hewan
lain ditempat kerja, berbagai macam penyakit yang timbul seperti, infeksi,
alergi dan sengatan atau gigitan binatang yang dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit.
7. Ergonomic
Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan
kerja yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan tenaga kerja, ruangan sempit,
mengangkat, mendorong, dsb. sebenarnya ergonomi tidak hanya melingkupi
hal-hal ini karena ergonomi sebenarnya adalah prinsip atau azas K3 secara
keseluruhan, namun karena istilah ergonomi mulai dikenal dari ranah postur
kerja, beban kerja, MSD dan sejenisnya maka bisa dimaklumi jika hal-hal
seperti ini lebih erat dengan istilah ergonomi.
8. Behavioral hazard Tidak mematuhi peraturan, kurangnya keterampilan kerja.
9. Environmental hazard
Cuaca buruk, api, bekerja di tempat tidak rata.

Segala macam potensial hazard tersebut harus diidentifikasi.


Untuk mempermudah pengidentifikasian, ada beberapa macam metode yang
dapat digunakan seperti What-If Analysis, Energy Barrier Analysis, dan lainnya.
Setelah hazard teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai sejauh mana
pengaruhnya terhadap keselamatan karyawan dan keseluruhan operasi. Penilaian

11
ini umumnya menggunakan dua parameter, yaitu : konsekuensi dari suatu hazard
dan kemungkinan frekuensi kejadian.

Bahaya-bahaya (hazard) di tempat kerja tersebut harus ditangani dengan


prinsip ergonomi yakni menyesuaikan kerja dengan keterbatasan atau kapasitas
manusia (fit the task to the worker). Misalnya kebisingan harus dikontrol karena
manusia mempunyai batasan paparan, zat-zat kimia korosif harus dikontrol karena
tubuh manusia tidak mampu kontak dengan zat tersebut.desain control dan display
mesin harus disesuaikan dengan karakteristik kognitif manusia sehingga
mengurangi eror, shift kerja disesuaikan dengan kapasitas beban kerja manusia.
semua itu dilakukan melalui tiga cara yakni :engineering control, work practice
control dan alat pelindung diri (APD).

2.9 Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah
melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Adapun bentuk dari alat
tersebut adalah:
1. Safety helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang mengenai kepala secara
langsung.
2. Sabuk keselamatan
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika mengunakan alat transportasi ataupun
peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).
3. Sepatu karet
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
4. Sepatu pelindung

12
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
5. Sarung tangan
6. Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
7. Tali pengaman
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
8. Penutup telinga Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat
yang bising.
9. Kacamata pengaman
Berfungsi sebagai peindung mata ketika bekerja.
10. Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk.
11. Pelindung wajah
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja.
12. Jas hujan
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja

Semua APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang


benar benar sesuai dengan standar keselamatan kerja.

2.10 Penerapan Konsep Lima Tingkatan Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit


(five level of prevention diseases) pada penyakit akibat kerja:

1. Peningkatan kesehatan (health promotion) misalnya pendidikan kesehatan,


meningkatkan gizi yang baik, pengembangan kepribadian, perusahaan yang

13
sehat dan memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan
perkawinan dan pendidikan seksual, konsultasi tentang keturunan dan
pemeriksaan kesehatan periodik.
2. Perlindungan khusus ( specific protection), misalnya imunisasi, higiene
perorangan,sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan
kecelakaan kerja.
3. Diagnosis dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt
treatment ), misalnya diagnosis dini setiap keluhan dan pengobatan segera
serta pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation), misalnya: memeriksa
dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja
secara sempurna dan pendidikan kesehatan.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan
mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat
mungkin perusahaan mencoba menempatkan karyawan-karyawan cacat di
jabatan-jabatan yang sesuai.
2.11 Fungsi dan Tugas Perawat dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fungsi dan tugas perawat dalam usaha keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
diindustri adalah sebagai berikut (Nasrul Effendy, 1998)
1. Fungsi perawat
a. Mengkaji masalah kesehatan.
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja.
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja.
d. Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
2. Tugas perawat
a. Mengawasi lingkungan pekerja.
b. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan.
c. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja.
d. Melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja.

14
e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di
rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah
kesehatan.
f. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja.
g. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja.
h. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan
keluarganya.
i. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja.
j. Mengoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3.

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Lokasi dan Sejarah


Nama Home Industri : CV. Berkah Solusi Mandiri
Alamat : Jl. Rancanumpang Rt/Rw; 001/002
a. Sejarah Pendirian :
CV. Berkah Solusi Mandiri merupakan perusahan yang bergerak di
bidang makanan, dimana produk yang dihasilkan adalah Tahu Jeletot, Cireng
Isi dan Baso Isi. Tempat yang dilakukan pengkajian merupakan tempat untuk
memproduksi Tahu Jeletot, pemilik utama adalah bapak yadi beliau adalah
seorang karyawan di Alfamart namun, beliau memiliki impian untuk merintis
usaha mandiri. Awal berdiri CV ini yaitu di Adipura. Awalnya hanya
membuat beberapa dan ternyata banyak yang menyukainya sehingga, CV ini
berkembang dan terus berkembang. CV ini terdiri dari beberapa cabang,
cabang Cempaka Arum hanya bangian penggorengan tahu, setelah tahu
digoreng disini tahu akan di transfer ke Adipura untuk proses penggisian, di
Adipura, tahu yang sudah digoreng diisi oleh bumbu pedas dan sayuran,
selanjutnya di transfer ke outlet yang terdiri dari 19 outlet yang tersebar di
Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor. Sedangkan cabang Garut ditambah
dengan produksi pembuatan tahu , penggorengan, dan pengisian isi tahu.
Asal mula nama dagang “Tahu Jeletot” karena memang rasa dari tahu
tersebut pedas. Berdasarkan penuturan pak Usep koordinator, untuk surat izin
berada di pemilik CV namun, produk yang dihasilkan sudah disetujui oleh
LPPOM MUI dan bersetifikasi “Halal”.
3.2 Jumlah Tenaga kerja:
Jumlah tenaga kerja terdiri dari 14 orang dibagian penggorengan dan 3 orang
PJ atau pembimbing lapangan.

16
A. Identitas Karyawan

No Nama Umur JK Jabatan Lama Kerja


1. Angga 25 Thn L Karyawan 6 Thn
2. Toni H 21 Thn L Karyawan 1 Thn
3. Sanjaya 25 Thn L Karyawan 8 Thn
4. Iyang 31 Thn L Karyawan 1 Thn 2 bln
5. Toni 26 Thn L Karyawan 3 Thn
6. Iwan 30 Thn L Karyawan 2 hari
7. Jajang 31 Thn L Karyawan 13 bln
8 Sandi setiawan 18 Thn L Karyawan 8 bln
9. Rian 31 Thn L Karyawan 8 bln
10. Asep 45 Thn L Koordinator 2 Thn
11. Jejen 50 Thn L Karyawan 1,5 Thn
12. Juju 49 Thn L Karyawan 1,6 Thn
13. Ujang 32 Thn L Karyawan 6 Thn
14. Muklis 22 Thn L Karyawan 4,8 Thn
15. Andri 32 Thn L Karyawan 1,5 Thn
16. Bandi 32 Thn L Karyawan 2 Thn
17 Dede 33 Thn L Karyawan 3 Thn

3.3 Proses Pembuatan Dan Produksi


1. Alat : terdiri dari 14 wajan, 14 kompor, tabung gas, serokan, meja , 3 kipas
angina, saringan, box, 4 APAR.
2. Bahan : minyak 21 karton/ hari, tahu mentah.
3. Proses pembuatan : tahu awalnya di bawa dari Cibuntu dalam keadaan mentah,
yang selanjutnya digoreng dan ditiriskan dengan bantuan kipas angina sebelum
di packing, packing tahu di kemas rapih kedalam box yang selanjutnya di akan
di angkut ke Adipura untuk proses penggisian tahu jeletot.

17
4. Proses produksi : tahu akan digoreng pada pukul 07.00 – 14.00, tahu digoreng
sesuai orderan yang masuk, orderan biasanya muncul pada sore hari.

3.4 Kelengkapan Fasilitas Home Industri


Pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungan industri berupa
terdapatnya pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Cempaka Arum yang berjarak
± 200 meter dari lingkungan industri
Alat pelindung diri yang tersedia di ruang lingkup industri hanya berupa
masker, penutup kepala dan sepatu boot. Dalam hal penyediaan masker, pihak
perusahaan sudah menyediakan masker, tetapi pegawai ada yang memakai adapun
yang tidak. Sementara itu dalam hal penyediaan sepatu boot pihak perusahaan sudah
menyediakannya. Tersedianya perlengkapan P3K didalam lingkungan industri
sudah ada dimana terdapat kotak P3K dikantor. Isi kotak P3K berisi obat-obatan
warung, salep, betadin, dan kassa. Tidak ada asuransi kesehatan khusus bagi pekerja
tetapi bila Terdapat karyawan yang sakit lalu pergi ke Rumah sakit disertai terdapat
surat keterangan sakit dari dokter dan bukti pembayaran/kwitansi biaya pengobatan
akan di ganti oleh pihak CV.
Ketersediaan pembuangan limbah telah disediakan oleh pihak perusahaan,
dimana limbah sisa air dari pencucian tahu megalir ke sungai, Sebelum air limbah
di alirkan ke sungai, limbah di saring terlebih dahulu untuk memisahkan antara
genangan air dengan minyak kemudian air limbah langsung di alirkan ke sungai
sedangkan untuk minyak yang menggumpal akan di angkut. Terdapat tempat
pembuangan sampah berupa drum berukuran besar.
Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan dalam menunjang produktifitas
pekerja yaitu tersedianya 1 toilet dimana posisi jamban ada di luar ruangan dan
selang air dengan kondisi air cukup bersih tetapi terkadang berwarna kuning,
terdapatnya alat pemadam kebakaran, terdapat penerangan yang cukup banyak di
ruangan yaitu berupa atap yang di ganti dengan atap berbahan bening yang
kemudian cahaya matahari masuk ke ruangan sehingga didalam ruangan sangat

18
terang dan waktu kerja hanya dilakukan pada pagi-siang hari sehingga untuk malam
hari tidak perl banyak penerangan. Sementara itu didalam ruangan hanya terdapat
sedikit ventilasi sehingga didalam ruangan terasa pengap karena kurangnya
ventilasi dan ditambah dengan uap penggorengan yang panas. Halaman di sekitar
industry di manfaatkan untuk tempat parkir kendaraan. Pencemaran lingkungan :
air limbah yang dibuang langsung ke sungai menyebabkan air sungai tercemar oleh
air limbah, pencemaran makanan : di samping pabrik terdapat unggas yang
memungkinkan untuk bisa mencemari tahu yang sedang di produksi.
3.5 Kuesioner Karyawan Home Industry
A. Identitas Karyawan

No Nama Umur JK Jabatan Lama Keja


1. Angga 25 Thn L Karyawan 6 Thn
2. Toni H 21 Thn L Karyawan 1 Thn
3. Sanjaya 25 Thn L Karyawan 8 Thn
4. Iyang 31 Thn L Karyawan 1 Thn 2 bln
5. Toni 26 Thn L Karyawan 3 Thn
6. iwan 30 Thn L Karyawan 2 hari
7. Jajang 31 Thn L Koordinator 13 bln
8. Sandi setiawan 18 Thn L Karyawan 8 bln
9. Rian 31 Thn L Karyawan 8 bln

10. Asep 45 Thn L Koordinator 2 Thn


11. Jejen 50 Thn L Karyawan 1,5 Thn
12. Juju 49 Thn L Karyawan 1,6 Thn
13. Ujang 32 Thn L Karyawan 6 Thn
14. Muklis 22 Thn L Karyawan 4,8 Thn
15. Andri 32 Thn L Karyawan 1,5 Thn
16. Bandi 32 Thn L Karyawan 2 Thn
17 Dede 33 Thn L Karyawan 3 Thn

19
1. Usia
No. Usia Jumlah Presentase (%)

1 17 – 20 Tahun 1 7,69

2 20 – 50 Tahun 12 92,31

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa hampir


seluruh pekerja yaitu 12 orang ( 92,31 %) berusia dewasa yaitu pada
rentang usia 20 – 50 tahun.

2. Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1 Laki-Laki 13 100

2 Perempuan 0 0

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa seluruh


pekerja yaitu 13 orang (100 %) berjenis kelamin laki-laki.
3. Lama Bekerja
No. Usia Jumlah Presentase (%)

1 <3 Tahun 7 53,85

2 >3 Tahun 6 46,15

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa sebagian


besar pekerja yaitu 7 orang ( 53,85 %) telah bekerja >3 tahun.

20
B. Aspek Pertanyaan
1. Gangguan Kesehatan Kerja
No. Gangguan Kesehatan Jumlah Presentase (%)
Kerja
1 Ya 13 100

2 Tidak 0 0

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa seluruh


pekerja yaitu 13 orang (100 %) memiliki gangguan kesehatan.
2. Jenis Gangguan Kesehatan
No. Gangguan Kesehatan Jumlah Presentase (%)
Kerja
1 Gatal-Gatal 0 0

2 Sesak 1 7,69

3 Batuk 0 0

4 Trauma Fisik 0 0

5 Lecet 5 38,46

6. Lebih Dari 1 7 53,85

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa sebagian


besar pekerja yaitu 7 orang ( 53,85 %) memiliki lebih dari 1 keluhan
kesehatan.
3. Upaya Menangani Gangguan Kesehatan Kerja

21
No. Upaya Menangani Jumlah Presentase (%)
Kesehatan Kerja
1 Pelayanan Kesehatan 8 61,54

2 Diam 0 0

3 Obat Tradisional 1 7,69

4 Klinik/dokter 4 30,77

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa sebagian


besar pekerja yaitu 8 orang (61,54 %) menangani gangguan kesehatanm
kerja ke pelayanan kesehatan.
4. Pemeriksaan Rutin Mengenai Kesehatan Kerja
No. Pemeriksaan Rutin Jumlah Presentase (%)

1 Ya 1 7,69

2 Tidak 12 92,31

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa hampir


seluruh pekerja yaitu 12 orang (92,31 %) tidak melakukan pemeriksaan
rutin.
5. Jenis Pemeriksaan
No. Jenis Pemeriksaan Jumlah Presentase (%)
Kesehatan
1 Rontgen 0 0

2 Lab 1 100

22
1 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa 1 orang ( 100


%) melakukan pemeriksaan penunjang.

6. Rata-Rata Jam Kerja dalam Sehari


No. Lama Jam Kerja Jumlah Presentase (%)

1 <8 Jam 1 7,69

2 >8 Jam 12 92,31

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa hampir


seluruh pekerja yaitu 12 orang (92,31 %) memiliki durasi bekerja > 8 jam
perhari.

7. Posisi Dalam Bekerja


No. Posisi Dalam Bekerja Jumlah Presentase (%)

1 Duduk 0 0

2 Berdiri 13 100

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa seluruh


pekerja yaitu 13 orang (100 %) berdiri selama bekerja.
8. Pergantian Posisi
No. Pergantian Posisi Jumlah Presentase (%)

1 <3 Jam 0 0

23
2 >3 Jam 13 100

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa seluruh


pekerja yaitu 13 orang (100 %) melakukan pergantian posisi >3 jam.
9. Keluhan Posisi Selama Bekerja
No. Keluhan Posisi Bekerja Jumlah Presentase (%)

1 Pegal 7 53,85

2 Sakit Pinggang 2 15,38

3 Kesemutan 1 7,69

4. Lain-Lain 1 7,69

5. > 1 Keluhan 2 15,38

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa sebagian


besar pekerja yaitu 7 orang ( 53,85 %) memiliki keluhan akibat posisi
bekerja berupa pegal-pegal.

10. Pemakaian APD


No. Pemakaian APD Jumlah Presentase (%)

1 Selalu 4 30,77

2 Sering 0 0

3 Kadang-Kadang 5 38,46

4. Jarang 0 0

24
5. Tidak Pernah 4 30,77

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa hampir


setengah pekerja yaitu 5 orang (38,46 %) kadang-kadang memakai APD..
11. Penggunaan Masker Saat Bekerja
No. Penggunaan Masker Jumlah Presentase (%)

1 Selalu 1 7,69

2 Sering 1 7,69

3 Kadang-Kadang 4 30,77

4. Jarang 2 15,38

5. Tidak Pernah 4 30,77

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa hampir


setengah pekerja yaitu 4 orang (30,77 %) tidak pernah menggunakan
masker.

12. Penggunaan Sarung Tangan


No. Penggunaan Masker Jumlah Presentase (%)

1 Selalu 0 0

2 Sering 0 0

3 Kadang-Kadang 0 0

25
4. Jarang 0 0

5. Tidak Pernah 13 100

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa seluruh


pekerja yaitu 13 orang (100 %) tidak pernah menggunakan sarung tangan
selama bekerja.
13. Penutup Kepala
No. Penggunaan Masker Jumlah Presentase (%)

1 Selalu 4 30,77

2 Sering 1 7,69

3 Kadang-Kadang 0 0

4. Jarang 2 15,38

5. Tidak Pernah 6 46,15

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa hampir


setengah pekerja yaitu 6 orang (46,15 %) Tidak menggunakan penutup
kepala selama bekerja.

14. Penggunaan Celemek


No. Penggunaan Masker Jumlah Presentase (%)

1 Selalu 0 0

26
2 Sering 0 0

3 Kadang-Kadang 0 0

4. Jarang 0 0

5. Tidak Pernah 13 100

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa sekluruhnya


yaitu 13 orang (100 %) tidak pernah menggunakan celemek saat bekerja.
15. Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah
No. Penggunaan Masker Jumlah Presentase (%)

1 Selalu 9 69,23

2 Sering 2 15,38

3 Kadang-Kadang 2 15,38

4. Jarang 0 0

5. Tidak Pernah 0 0

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa sebagian


besar pekerja yaitu 9 orang (69,23 %) Selalu melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah bekerja.
16. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
No. Penggunaan Masker Jumlah Presentase (%)

1 Selalu 0 0

2 Sering 0 0

27
3 Kadang-Kadang 0 0

4. Jarang 7 53,85

5. Tidak Pernah 6 46,15

13 100

Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa sebagian


besar pekerja yaitu 7 orang ( 53,85 %) jarang melakukan kesehatan rutin.
3.6 Analisa Data

No Data Masalah
1. DS: Resiko peningkatan penyakit
- Para karyawan mengatakan “tidak akibat kerja
memakai APD pada saat bekerja”
- “Karyawan mengeluh sesak”
- “Klien mengatakan terkadang terkena
minyak panas saat menggoreng tahu”
DO:
- Terlihat para karyawan tidak
menggunakan APD yang lengkap
- Terlihat kulit karyawan melepuh dan
merah
- Lantai licin
- Toilet tampak kotor
- Hampir rata-rata pekerja merokok
- Tidak terdapat pelayanan kesehatan
yang khusus untuk para karyawan
- Berdasarkan data menunjukan bahwa
sebagian besar pekerja yaitu 7 orang

28
( 53,85 %) memiliki keluhan akibat
posisi bekerja berupa pegal-pegal.
- Berdasarkan data yang disebutkan
diatas, menunjukan bahwa sebagian
besar pekerja yaitu 7 orang ( 53,85
%) memiliki lebih dari 1 keluhan
kesehatan.
- Berdasarkan data yang disebutkan
diatas, menunjukan bahwa sebagian
besar pekerja yaitu 7 orang ( 53,85
%) jarang melakukan kesehatan rutin.
- Terlihat para karyawan tidak
menggunakan masker
- Dari hasil kuesioener 7 orang pekerja
mengatakan memiliki lebih dari 1
keluhan termasuk sesak
- Tidak terdapat pelayanan kesehatan
yang khusus untuk para karyawan
2 DS : Resiko peningkatan kecelakaan
- Para karyawan mengatakan “tidak kerja
memakai APD pada saat bekerja”
- “Klien mengatakan terkadang terkena
minyak panas saat menggoreng tahu”

DO:
- Terlihat para karyawan tidak
menggunakan APD yang lengkap

29
- Terlihat kulit karyawan melepuh dan
merah
- Lantai licin
- Berdasarkan data yang disebutkan
diatas, menunjukan bahwa
sekluruhnya yaitu 13 orang (100 %)
tidak pernah menggunakan celemek
saat bekerja.
- Berdasarkan data yang disebutkan
diatas, menunjukan bahwa hampir
setengah pekerja yaitu 5 orang (38,46
%) kadang-kadang memakai APD.
- Berdasarkan data yang disebutkan
diatas, menunjukan bahwa hampir
setengah pekerja yaitu 4 orang (30,77
%) tidak pernah menggunakan
masker.
- Berdasarkan data yang disebutkan
diatas, menunjukan bahwa seluruh
pekerja yaitu 13 orang (100 %) tidak
pernah menggunakan sarung tangan
selama bekerja.
- Berdasarkan data yang disebutkan
diatas, menunjukan bahwa hampir
setengah pekerja yaitu 6 orang (46,15
%) Tidak menggunakan penutup
kepala selama bekerja.

30
3.7 Masalah
1. Resiko peningkatan penyakit akibat kerja
2. Resiko peningkatan kecelakaan kerja

31
3.8 POA (Planning Of Action)

Dx Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Waktu Tempat Dana Penanggung


Jawab
1 Karyawa Setelah Penyuluhan Primer : Menyesuaikan CV. BSM Mahasiswa Imas
n pabrik tindakan kesehatan pada 1. Lakukan pendidikan Cempaka Profesi Nurjanah,
di CV. keperawatan pemilik usaha kesehatan mengenai Arum Ners Tita
BSM selama 3 hari dan karyawan Penyakit Yang Dapat Universitas Kartika,
Cempaka diharapkan C.V BSM Terjadi Di Area Bhakti Nurmala
Arum tidak terjadi Lingkup Udara Panas Kencana Dwi
gangguan Pada Saat Bekerja Bandung Anggiana
kesehatan pada 2. Lakukan pendidikan
karyawan Kesehatan mengenai
dampak posisi terlalu
lama berdiri dan cara
pencegahannya
3. Lakukan penkes
mengenai bahaya
merokok

32
Sekunder :
1. Anjurkan untuk
mempertahankan
asupan cairan yang
cukup
2. Fasilitasi Penyediaan
Tempat Duduk Untuk
Karyawan Saat
Bekerja
Tersier :
1. Berikan terapi dalam
mengurangi nyeri
punggung (Low Back
Pain) akibat posisi
bekerja (Senam Low
Back Pain)
2 Karyawa Setelah Penyuluhan Primer : Menyesuaikan CV. BSM Mahasisw N. Elsa<
n pabrik tindakan kesehatan pada 1. Berikan pendidikan Cempaka a Profesi Nurmala
di CV. keperawatan pemilik usaha kesehatan tentang Arum Ners

33
BSM selama 3 hari dan karyawan pentingnya Universita Dwi
Cempaka diharapkan C.V BSM penggunaan APD s Bhakti Anggiana
Arum tidak terjadi kepada karyawan Kencana
peningkatan Sekunder : Bandung
angka 1. Anjurkan pemilik
kecelakaan untuk memperbaiki
kerja sistem sanitasi seperti
penambahan fasilitas
WC yang penting
untuk para pekerja
2. Fasilitasi Penyediaan
APD
Tersier :
1. Anjurkan jika terjadi
kecelakaan kerja agar
segera memeriksakan
diri ke pusat
pelayanan terderkat

34
35
3.9 Implementasi

Hari/Tanggal No.Dx Kegiatan Paraf


Senin, 09 I&2 - Melakukan pendidikan Kesehatan Kelompok 1
Maret 2020
mengenai gangguan kesehatan
akibat kerja dengan suhu udara
yang panas dan pentingnya
penggunaa APD
Hasil : Karyawan mampu
menyebutkan contoh-contoh
gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh udara panas, cara
identifikasi seseorang kekurangan
cairan dan penatalaksanaan serta
pencegahan untuk meminimalkan
resiko yang terjadi termasuk
penggunaan APD (Alat
Perlindungan Diri)

- Memfasilitasi Penyediaan APD


II
berupa masker kain dan sarung
tangan plastik
Hasil : pihak PT. BSM menerima
APD tersebut dan mengucapkan
terimakasih

- Memberikan inventaris berupa


I
kursi plastik sebagai sarana untuk
beristirahat dan agar bisa berganti
posisi diwaktu istirahat

36
Hasil : pihak PT. BSM menerima
inventaris tersebut dan
mengucapkan terimaksih

- Menganjurkan untuk
I
mempertahankan asupan cairan
yang adekuat
Hasil : terdapat gallon isi ulang
khusus yang disediakan untuk
minum, klien mengatakan sering
minum karena udara panas

II - Menganjurkan pihak pabrik untuk


melakukan penambahan fasilitas
Hasil : Terdapat pembangunan
toiled baru di depan pabrik

- Menganjurkan para karyawan jika


II
terjadi kecelakaan kerja agar
segera memeriksakan diri ke pusat
pelayanan terderkat seperti ke
Puskesmas Cempaka Arum
Hasil : Karyawan mengatakan
Insya Allah

Minggu, 15 I - Melakukan pendidikan kesehatan Kelompok 1


Maret 2020
mengenai posisi kerja dan akibat
yang ditimbulkan ketika posisi kerja
statis dalam waktu yang lama serta

37
pencegahan agar menghindari
resiko yang terjadi
Hasil : Karyawan mampu
Menyebutkan akibat yang
ditimbulkan dari posisi kerja statis
yang terlalu lama terutama posisi
berdiri, dan pencegahannya

II - Melakukan penkes mengenai


bahaya merokok
Hasil : Menyebutkan kandungan
rokok dan bahaya dari asap rokok
untuk kesehatan dan perbedaan
rokok dengan pave

- Mendemonstasikan senam LBP


(Low Back Pain)
I
Hasil : Terdapat salah satu pekerja
memperagakan ulang gerakan
senam low back Pain dan

- Memberikan cendramata berupa


piagam penghargaan ucapan tanda
terimaksih
Hasil : pihak PT. BSM menerima
cendramata tersebut dan
mengucapkan terimaksih

38
- Memberikan inventaris berupa
I
spanduk senam LBP
Hasil : Spanduk senam langsung
ditempel di depan kantor pabrik
tersebut

3.10 Evaluasi

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi Paraf


Minggu, 15 I S : Para karyawan mengatakan Kelompok 1
Maret 2020 mengerti dengan materi yang
dijelaskan saat penkes yaitu
mengenai penyakit akibat
udara panas, posisi berdiri yang
terlalu lama, dan bahaya
merokok
O:
- Karyawan terlihat aktif dan
mendengarkan
- Karyawan dapat menjawab
pertanyaan dengan baik
- Salah satu karyawan dapat
mempraktekan senam Low
Back Pain
- Namun masih ada karyawan
yang masih merokok
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Anjurkan para pekerja untuk
berhenti merokok
Minggu, 15 II S : pihak BSM mengatakan akan Kelompok 1
Maret 2020 ada penambahan fasilitas
berupa WC/Toilet,
Para karyawan mengatakan
mengerti tentang pentingnya
APD
O : sebagian karyawan terlihat
memakai APD berupa penutup
kepala, Masker, dan Sepatu
Karet

39
A : Masalah teratasi sebagian
P : Anjurkan pihak pabrik untuk
menyarankan kepada
karyawannya menggunakan
APD dengan baik

40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam
kesehatan kerja. Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi
oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang terlalu
berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat-zat kimia, dan lain-
lain) dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja. Penggunaan APD sangat penting
dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja.
CV. Berkah Solusi Mandiri merupakan perusahan yang bergerak di bidang
makanan, dimana produk yang dihasilkan adalah Tahu Jeletot, Cireng Isi dan Baso Isi.
Tempat yang dilakukan pengkajian merupakan tempat untuk memproduksi Tahu
Jeletot, pemilik utama adalah bapak yadi beliau adalah seorang karyawan di Alfamart
namun, beliau memiliki impian untuk merintis usaha mandiri. Awal berdiri CV ini
yaitu di Adipura. Awalnya hanya membuat beberapa dan ternyata banyak yang
menyukainya sehingga, CV ini berkembang dan terus berkembang. CV ini terdiri dari
beberapa cabang, cabang Cempaka Arum hanya bangian penggorengan tahu, setelah
tahu digoreng disini tahu akan di transfer ke Adipura untuk proses penggisian, di
Adipura, tahu yang sudah digoreng diisi oleh bumbu pedas dan sayuran, selanjutnya di
transfer ke outlet yang terdiri dari 19 outlet yang tersebar di Bandung, Cianjur,
Sukabumi, Bogor. Sedangkan cabang Garut ditambah dengan produksi pembuatan
tahu , penggorengan, dan pengisian isi tahu.

41
Asal mula nama dagang “Tahu Jeletot” karena memang rasa dari tahu tersebut
pedas. Berdasarkan penuturan pak Usep koordinator, untuk surat izin berada di pemilik
CV namun, produk yang dihasilkan sudah disetujui oleh LPPOM MUI dan bersetifikasi
“Halal”.
Berdasarkan hasil pengkajian terdapat 2 masalah yang terjadi pada CV ini yaitu
Resiko peningkatan penyakit akibat kerja, Resiko peningkatan kecelakaan kerja karena
hamper mayoritas para pekerja tidak menggunakan APD dengan lengkap untuk itu
kami mahasiswa memberikan beberapa penyuluhan kepada karyawan tersebut guna
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
4.2 Saran
1. Untuk Pihak Cv smoga dapat lebih memperhatikan kondisi lapangan agar
karyawan dapat nyaman dalam menggunakan APD dan fasilitasi asuransi
kesehatan jika memungkinkan
2. Untuk pihak puskesmas semoga para pekerja dapat difasilitasi untuk
pemeriksaan kesehatan secara rutin

42
Lampiran 1 : Laporan Keuangan
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA UNIT KESEHATAN KERJA

No Deskripsi Value Ket Harga Jumlah


UKK

1 Masker Kain 17 Buah Rp 5.000 Rp 85.000


2 Laminating leafleat 3 Lembar Rp 5.000 Rp 15.000
3 Plakat 1 Buah Rp 50.000 Rp 50.000
4 minum 1 Dus Rp 18.500 Rp 18.500
5 Snack 20 Dus Rp 5.000 Rp 100.000
6 sarung tangan plastik 1 Dus Rp 10.000 Rp 10.000
7 Proposal 1 Buah Rp 5.000 Rp 5.000
8 Kursi Plastik 6 Buah Rp 25.000 Rp 150.000
JUMLAH Rp 433.500

LAPORAN KEUANGAN UNIT KESEHATAN KERJA

No Deskripsi Value Ket Harga Jumlah


UKK
1 Sertifikat 1 Buah Rp 5.000 Rp 5.000
2 Bingkai Foto A4 1 Buah Rp 25.000 Rp 25.000
3 Spanduk senam LBP 1 Buah Rp 15.000 Rp 15.000
4 Snack 16 Box Rp 5.500 Rp 88.000
5 tambahan aqua gelas 12 Gelas Rp 500 Rp 6.000
6 Goodmood 1 Paket Rp 35.000 Rp 35.000
7 Hand Glop 2 Pack Rp 9.500 Rp 19.000
8 Print SAP 1 Paket Rp 25.000 Rp 25.000
9 Masker Kain 17 Buah Rp 4.000 Rp 68.000
10 Kursi Plastik 5 Buah Rp 28.000 Rp 140.000
JUMLAH Rp 426.000
Lampiran 2 :
PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI GANGGUAN KESEHATAN
PADA PEKERJA DENGAN UDARA PANAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga

Disusun Oleh

NIM Nama
191 FK 04002 Abdhan Firdaus N, S.Kep
191 FK 04005 Aprillia Nurarifah, S.Kep
191 FK 04009 Bobi Akbar, S.Kep
191 FK 04012 Dina Fauziyatin N., S.Kep
191 FK 04022 Gina Nuruliani, S.Kep
191 FK 04024 Imas Nurjanah, S.Kep
191 FK 04024 Intan Junike W., S.Kep
191 FK 04036 Neng Elsa, S.Kep
191 FK 04038 Nurmala Dwi A., S.Kep
191 FK 04041 Resa Anggaresta, S.Kep
191 FK 04043 Riska Tresnawati, S.Kep
191 FK 04044 Roni Apriyana, S.Kep
191 FK 04055 Tita Kartika, S.Kep
191 FK 04062 Wulan Ayu Utami, S.Kep
191 FK 04066 Zulfa Alfareza, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : Penatalaksanaan Kesehatan Keseleamatan Kerja

Sub Tema : Gangguan Kesehatan Kerja Akibat Paparan Udara Panas

Sasaran : Pekerja CV. BSM Hot Jeletot

Hari/Tanggal : Senin, 9 Maret 2020

Waktu : 30 Menit (12.00 – 12.30)

Tempat : CV. BSM Hot Jeletot

Penyuluh : 1. Roni Apriyana : Pemateri


2. Imas Nurjanah : Moderator
3. Neng Elsa : Fasilititator 1
4. Tita Kartika : Fasilitator 2
5. Nurmala Dwi A : Fasilitator 3
6. Dina F : Fasilitator 4
7. Resa A : Fasilitator 5
8. Gina Nuruliani : Fasilitator 6
9. Bobi Akbar : Fasilitator 7
10. Abdhan Firdaus :Dokumentasi

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 60 menit diharapkan pekerja
mampu memahami gangguan kesehatan kerja akibat paparan udara panas.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan 1 kali pertemuan, diharapkan
pekerja dapat :
1. Menjelaskan tentang konsep gangguan kesehatan kerja akibat paparan udara
panas

2. Menjelaskan jenis-jenis gangguan kesehatan kerja akibat paparan udara panas


3. Menjelaskan cara mengatasi gangguan kesehatan kerja akibat paparan udara
panas

C. Materi
(Terlampir)

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

E. Media
Pamflet

F. Setting Tempat

1 2
4

5
9

Keterangan :

: Para Pekerja

: Tim Penyuluhan
G. Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan Respon Sasaran

1. 5 menit Pembukaan : Menjawab Salam,


a. Mengucapkan salam dan mendengarkan dan
menanyakan kabar memperhatikan
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan penkes
d. Menyebutkan materi atau
pokok bahasan yang akan
disampaikan :
Gangguan Kesehatan Akibat
Paparan Udara Panas
e. Penyamaan Persepsi
(Apersepsi)

2. 45 menit Pelaksanaan : Memperhatikan


a. Menjelaskan materi materi yang
penyuluhan secara teratur dijelaskan
dan berurutan
- Bagaimana Paparan
Panas Mempengaruhi
Tubuh
- Jenis-Jenis Gangguan
Kesehatan Pekerja
- Cara Mengatasi

3. 10 menit Evaluasi :
Menjawab
a. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk pertanyaan yang
bertanya diberikan, dan
b. Memberikan pertanyaan
antusias untuk
berkaitan dengan materi
yang sudah dijelaskan bertanya jika ada

hal yang tidak

dimengerti.

4. 5 Menit Penutup : Mendengarkan


a. Menyimpulkan hasil
dan
penyuluhan
memperhatikan,
b. Mengakhiri dengan salam
dan menjawab

salam

H. Evaluasi
1. Diharapkan karyawan dapat menjelaskan gangguan kesehatan kerja akibat
paparan udara panas

2. Diharapkan karyawan dapat menyebutkan 2 dari 5 jenis-jenis gangguan


kesehatan kerja akibat paparan udara panas
3. Diharapkan karyawan dapat menyebutkan 1 dari 2 mengatasi gangguan
kesehatan kerja akibat paparan udara panas
I. Sumber Pustaka

World Health Organization. Management of heat-related illnesses. Yangon: World


Health Organization; 2016.

World Health Organization. Climate and Health Country Profile Indonesia 2015

Jakarta: World Health Organization; 2015.


Kjellstrom T, Holmer I, Lemke B. Workplace heat stress, health and productivity-an
increasing challenge for low and middle-income countries during climate
change. J Glob Health Action. 2009;2(1):46–52
Materi Penkes :

GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT UDARA PANAS

A. Konsep Kesehatan Pada Pekerja Dengan Udara Panas

Risiko kelainan kondisi medis terkait paparan panas merupakan salah


satu masalah yang dihadapi akibat perubahan iklim saat ini. Peningkatan
masalah kesehatan yang berhubungan dengan panas umumnya terjadi selama
gelombang panas (heat wave). Penyakit terkait paparan panas terjadi ketika
tubuh terpapar gelombang panas dan atau menghasilkan panas lebih banyak
daripada yang dapat hilang, dan suhu inti tubuh meningkat. Peningkatan suhu
inti tubuh dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
kerusakan neurologis, kegagalan multi-organ, bahkan kematian. Secara
umum, gejala yang muncul pada penyakit terkait paparan panas adalah
dehidrasi, kelelahan, kram, berkeringat berat, nadi yang lebih cepat dan lebih
lemah. Gejala-gejala tersebut bermanifestasi dalam berbagai bentuk patologis
di bawah ini.
1. Heat edema, atau pembengkakan tangan dan atau kaki, adalah bentuk
paling ringan dari penyakit terkait paparan panas. Hal ini disebabkan oleh
terkumpulnya darah di ekstremitas selama periode yang lama duduk atau
berdiri di lingkungan yang panas.
2. Heat cramps adalah kejang otot-otot lengan, kaki atau perut, dan
merupakan tanda peringatan terjadinya stres panas.

3. Heat syncope adalah pusing yang terjadi ketika tiba-tiba bergerak dari
duduk ke berdiri, atau dari berdiri lama atau berolahraga tanpa terlebih
dahulu menjadi terbiasa dengan panas.
4. Heat exhaustion terjadi sebagai akibat dari berkurangnya air atau garam
ketika tubuh mengalami lebih banyak panas daripada yang dapat
ditangani, biasanya dalam situasi suhu tinggi dengan kelembapan tinggi.
Gejalanya termasuk haus yang intens, kelemahan, kecemasan, pusing,
pingsan, sakit kepala, dan keringat berlebih. Suhu inti tubuh mungkin atau
mungkin tidak berada di luar kisaran normal, dan fungsi neurologis tidak
terkena dampak serius.
5. Heat stroke adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa yang
terjadi ketika penumpukan panas menjadi lebih dari yang dapat ditangani
oleh tubuh. Gejalanya meliputi semua hal di atas termasuk kelelahan,
dilatasi pupil, konsentrasi menurun, gangguan penilaian, dan
kebingungan. Suhu inti tubuh jauh di atas normal.
Dampak negatif lain yang tampak secara langsung adalah penuruan
produktivitas kerja. Diketahui bahwa kapasitas kerja dengan intensitas berat
menurun sampai 20%. Jika suhu rata-rata global meningkat 4 derajat, sekitar
23% dari jam kerja harian harian diperkirakan akan hilang pada pekerja yang
melakukan pekerjaan berat (misalnya pertanian, konstruksi dan beberapa
pekerja industri). Risiko terganggunya kesehatan kerja dan menurunnya
produktivitas kerja yang terjadi berhubungan dengan pengeluaran energi
yang lebih besar dan panas di tempat kerja.Dampak lebih jauh adalah
peningkatan morbiditas pekerja pertanian karena penyakit terkait paparan
panas yang telah disebutkan. Peningkatan morbiditas tentunya juga akan
mengurangi waktu produktif kerja dari para pekerja. Penyakit terkait paparan
panas ini pada dasarnya dapat dicegah dan diobati, namun bisa menjadi fatal
jika gejala tidak ditangani tepat waktu, hingga yang paling buruk dapat
menyebabkan kematian.
Selain peningkatan morbiditas, tingkat mortalitas akibat penyakit terkait
paparan panas ini juga cukup mengkhawatirkan. Mortalitas akibat heat
stroke, yang merupakan manifestasi penyakit terkait paparan panas yang
terberat, berjumlah antara 10-20% setiap tahun di Amerika Serikat.
Hal tersebut dapat dicegah dan diobati jika didukung dengan
dijalankannya strategi penanggulangan dan pemahaman yang baik mengenai
penyakit terkait paparan panas pada pekerja, pengusaha dan pembuat
kebijakan kesehatan kerja. Bagi para pekerja, perlu adanya perubahan
perilaku mengenai cara mengkonsumsi cairan di lapangan (hidrasi yang
memadai), penjadwalan pekerjaan sehingga pekerjaan dilakukan mulai pagi
hari, pekerja harus diberikan kesempatan untuk mendinginkan kulit mereka
dengan kain basah dalam cuaca yang sangat panas dan lembab, dan
penggunaan pakaian yang sesuai.
PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI BAHAYA MEROKOK DAN
AKIBAT YANG DITIMBULKAN KETIKA POSISI KERJA STATIS
DALAM WAKTU YANG LAMA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga

Disusun Oleh

NIM Nama
191 FK 04002 Abdhan Firdaus N, S.Kep
191 FK 04005 Aprillia Nurarifah, S.Kep
191 FK 04009 Bobi Akbar, S.Kep
191 FK 04012 Dina Fauziyatin N., S.Kep
191 FK 04022 Gina Nuruliani, S.Kep
191 FK 04024 Imas Nurjanah, S.Kep
191 FK 04024 Intan Junike W., S.Kep
191 FK 04036 Neng Elsa, S.Kep
191 FK 04038 Nurmala Dwi A., S.Kep
191 FK 04041 Resa Anggaresta, S.Kep
191 FK 04043 Riska Tresnawati, S.Kep
191 FK 04044 Roni Apriyana, S.Kep
191 FK 04055 Tita Kartika, S.Kep
191 FK 04062 Wulan Ayu Utami, S.Kep
191 FK 04066 Zulfa Alfareza, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : Penatalaksanaan Kesehatan Keseleamatan Kerja


Sub Tema : Bahaya Merokok & Akibat yang ditimbulkan ketika posisi kerja
statis dalam waktu yang lama
Sasaran : Pekerja CV. BSM Hot Jeletot
Hari/Tanggal : Minggu, 15 Maret 2020
Waktu : 30 Menit (12.10 – 12.40)
Tempat : CV. BSM Hot Jeletot
Pemateri : Bobi Akbar, S.Kep
Riska Tresnawati, S.Kep

J. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan pekerja

mampu memahami Bahaya Merokok & Akibat yang ditimbulkan ketika posisi

kerja statis dalam waktu yang lama dan memilih tindakan yang harus dilakukan

agar mencegah resiko tersebut dengan benar.

K. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan 1 kali pertemuan,

diharapkan pekerja dapat :

1. Tentang Bahaya Merokok

- Menjelaskan kandungan yang terdapat dalam rokok

- Menjelaskan bahaya dari merokok

2. Tentang Akibat Posisi statis dalam waktu yang lama

- Menjelaskan akibat yang ditimbulkan dari posisi statis dalam waktu

yang lama
- Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah akibat yang

ditimbulkan

L. Materi

(Terlampir)

M. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

N. Media

Pamflet

O. Setting Tempat

1 2
4

5
9

Keterangan :
: Pekerja

: Tim Penyuluhan
P. Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan Respon Sasaran

1. 5 menit Pembukaan : Menjawab Salam,

f. Mengucapkan salam dan mendengarkan dan

menanyakan kabar memperhatikan

g. Memperkenalkan diri

h. Menjelaskan tujuan penkes

i. Menyebutkan materi atau

pokok bahasan yang akan

disampaikan yaitu Akibat

yang ditimbulkan ketika

posisi kerja statis dalam

waktu yang lama & Bahaya

Merokok

j. Penyamaan Persepsi

(Apersepsi)
2. 30 menit Pelaksanaan : Memperhatikan

a. Menjelaskan materi materi yang

penyuluhan secara teratur dijelaskan

dan berurutan

Materi 1 : Posisi Kerja

- Posisi Ergonomis

- Akibat yang

ditimbulkan ketika

posisi kerja statis dalam

waktu yang lama

- Pencegahan yang bisa

dilakukan untuk

mencegah akibat

yang ditimbulkan

Materi 2 : Bahaya Merokok

- Kandungan yang

terdapat pada rokok

- Bahaya yang

ditimbulkan dari

Merokok
3. 5 menit Evaluasi :
Menjawab
c. Memberikan kesempatan
pertanyaan yang
kepada peserta untuk
diberikan, dan
bertanya
antusias untuk
d. Memberikan pertanyaan
bertanya jika ada
berkaitan dengan materi
hal yang tidak
yang sudah dijelaskan dimengerti.

4 5 Menit Penutup : Mendengarkan


dan
c. Menyimpulkan hasil
memperhatikan,
penyuluhan dan menjawab
d. Mengakhiri dengan salam salam

Q. Evaluasi

1. Tentang Bahaya Merokok

- Diharapkan para pekerja dapat menjelaskan kandungan yang terdapat

dalam rokok

- Diharapkan para pekerja dapat menyebutkan bahaya dari merokok

2. Tentang Akibat Posisi statis dalam waktu yang lama

- Diharapkan para pekerja dapat menyebutkan akibat yang ditimbulkan

dari posisi statis dalam waktu yang lama

- Diharapkan para pekerja dapat menyebutkan cara pencegahan yang bisa

dilakukan untuk mencegah akibat yang ditimbulkan


Lampiran Materi : Bahaya Merokok

A. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan pada
organ tubuh.

B. Zat-zat yang terkandung dalam rokok


1. Nikotin
Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya hormone
adrenalin dan horman non adrenalin, yaitu hormon yang mengakibatkan
naiknya frekuensi denyut jantung dengan sendirinya akan menaikkan
kebutuhan energi.
2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan dengan cara
distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang
menyebabkan kanker paru-paru. Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang
dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan sistem pernapasan sehingga
menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emfisema, dan dalam beberapa
kasus dapat menyebabkan kanker paru-paru.

C. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok


1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan
terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.
2. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya
protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A,
terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput
terutama disekitar bibir dan mata.
3. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang
kadang- kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok mengakibatkan
meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai
bahwa perokok berisiko menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis
kanker yang meninggalkan bercak merah pada kulit 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan non perokok
4. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan
batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan
kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan
terjadi penumpukan lender sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri
dan kesulitan bernafas.
5. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.
Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit
ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat
racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22
kali lebih besar dariyang tidak merokok.
6. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat
pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari
pada oksigen sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun
15% pada perokok. Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya
menjadi lebih mudah patah atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama.
Perokok jiga menjadi lebih rentan terhadap masalah tulang punggung.
Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang punggung.
Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih
banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.
7. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang penyakit
membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit kardiovaskuler
yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-negara maju membunuh
lebih dari
600.000 orang setiap tahun. Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih
cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko terjadinya
hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya menyebabkan serangan
jantung dan stroke.
8. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
yang meninggalkan warna coklat kekuningan.
9. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan berbagai
komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok selama
masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan BBLR dan
masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil atau abortus terjadi 2-3
kali lebih besar pada wanita perokok. Angka yang sama berlaku juga untuk
kelahiran atau kematian karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta
yang menjadi abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan
Nikotin dalam asap rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden
Infant Death) juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan
pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.
10. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada
DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan
bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak
yang berbakat kanker. Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan
infertilitas banyak terjadi pada perokok.
Lampiran Materi : Akibat yang ditimbulkan dari posisi statis dalam waktu yang lama

1. Pengertian Posisi Kerja

Posisi kerja adalah postur yang dibentuk secara alamiah oleh tubuh pekerja yang

berinteraksi dengan kebiasaan kerja maupun fasilitas yang digunakan dalam

sebuah pekerjaan

2. Akibat yang ditimbulkan

a. Resiko Varises

Bekerja sambil berdiri terlalu lama akan membuat tubuh menjadi jauh lebih

lelah. Selain itu beban berat badan yang terus menerus terjadi pada kaki bawah

menyebabkan pembentukan varises dan juga masalah peredaran darah. kondisi

ini akan menyebabkan masalah penyakit yang lebih serius seperti jantung.

b. Melemahkan Sistem Motorik

Aktivitas berdiri terlalu lama bisa menyebabkan sistem kerja motorik halus

dalam tubuh akan berkurang dan menyebabkan kelelahan otot hingga stroke.

Hal ini bisa terjadi karena syaraf dan motorik tidak mendapatkan latihan

beraktivitas yang baik seperti ketika sedang duduk. Gangguan yang paling

sering terjadi adalah sistem motorik untuk tangan dan leher.

c. Merusak Postur Pergelangan Tangan

Melakukan berbagai pekerjaan sambil berdiri juga bisa menyebabkan masalah

postur pergelangan tangan. Masalah ini akan menjadi lebih parah ketika sudah

tua dan kemampuan tulang menurun drastis. Hampir semua orang yang bekerja

sambil berdiri akan mengalami resiko ini dan akibatnya bisa sangat fatal seperti
tidak bisa melakukan beberapa pekerjaan yang sempurna dengan tangan.

Masalah berkepanjangan bisa menyebabkan arthritis.

d. Penyakit Tungkai

Berdiri terlalu lama tidak hanya menyebabkan tubuh Anda jauh menjadi lebih

lelah. Berdiri otomatis akan membuat semua beban tubuh tertumpu pada

bagian tungkai. Tungkai Anda bekerja lebih kuat dan tekanan menyebabkan

tungkai menjadi lebih lemah. Akibatnya maka adalah penyakit pada tungkai

yang lebih sering terjadi pada usia senja. Keluhan sakit ini akan menyebabkan

tubuh menjadi tidak nyaman dan tidak bisa bekerja dengan baik. Bahkan dalam

kasus penyakit tungkai yang parah bisa menyebabkan kematian.

e. Resiko Penyakit Jantung

Masalah peredaran darah menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi

pada orang yang bekerja atau beraktivitas dengan berdiri. Tekanan yang terjadi

pada semua bagian tubuh, organ tubuh dan sistem peredaran darah bisa memicu

gangguan tekanan darah yaitu hipertensi. Gangguan tekanan darah tinggi

sering menyebabkan komplikasi yang lebih cepat yaitu penyakit jantung.

Berdiri dengan postur yang sama secara terus menerus akan menyebabkan

resiko penyakit jantung, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh bahaya duduk

terlalu lama.

f. Menurunkan Sistem Kekebalan Tubuh

Orang yang bekerja atau beraktifitas sambil berdiri memiliki resiko mudah

terkena penyakit. Hal ini disebabkan karena ketika tubuh berdiri lama maka

sistem metabolisme dan peredaran darah tidak berjalan dengan baik. Kedua
gangguan ini akan membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap serangan

penyakit. Bahkan orang yang sebelumnya sudah sakit maka penyakitnya

menjadi lebih parah.

g. Penyakit Penguncian Sendi

Ketika posisi tubuh berdiri terlalu lama maka bisa menyebabkan tekanan yang

kuat secara terus menerus pada bagian sendi. Beberapa sendi yang akan

mengalami masalah biasanya sendi pada bagian lutut dan panggul. Kondisi ini

bisa menyebabkan penguncian sendi karena berdiri lama akan menurunkan

produksi pelumas sendi yang berfungsi untuk mempermudah gerakan sendi.

Gejala yang paling sering terasa seperti nyeri sendi dan nyeri panggul.

3. Cara Mencegah atau mengurangi dampak yang ditimbulkan

a. Menggunakan alas kaki yang nyaman serta tidak mengubah bentuk kaki. Jika

memang harus menggunakan sepatu bertumit sebaiknya pilihlah tinggi sepatu

yang kecil atau dibawah 5 cm.

b. Usahakan untuk duduk disela-sela waktu kerja atau setidaknya ketika ada

waktu istirahat

c. Melakukan peregangan secara teratur misalnya 30 menit atau 1 jam,

peregangan dilakukan untuk mengurangi tekanan pada kaki, bahu, dan, leher

serta kepala.

d. Mengubah posisi kerja secara teratur, sehingga seseorang hanya melakukan

satu posisi dalam jangka waktu pendek.


Lampiran 3 :

LAPORAN HASIL KEGIATAN UNIT KESEHATAN KERJA

PT BERKAH SOLUSI MANDIRI (BSM)

SENIN , 9 MARET 2020

A. Laporan Persiapan Kegiatan


1. Pada tanggal 22 Februari 2020 pukul 10.00 WIB dilakukan pencarian Unit Kesehatan kerja
yang kira-kira tepat untuk di jadikan lahan praktik, dan memang masih ruang lingkup
Puskesmas Cempaka Arum. Beberapa orang dari mahasiswa menemui Bapak Ujang selaku
kordinator di pabrik tersebut untuk meminta persetujuan. Dan beliaupun menyetujui
2. Pada tanggal 23&25 Februari 2020 pkl. 13.00 WIB dilakukan pengkajian menyeluruh
mengenai lingkungan pabrik dan wawancara dengan Bapak Asep yang menjadi kordinator
sama seperti Bapak Ujang
3. Pada tanggal 26 Februari 2020 pkl. 12.00 WIB dilakukan presentasi hasil pengkajian

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


- Kegiatan dilaksanakan pada
Hari : Senin

Tanggal : 9 Maret 2020

Tempat : PT. BSM (Berkah Solusi Mandiri)

Pukul : 11.30 – 12.30 WIB

2. Jalannya kegiatan:

a. Moderator oleh Imas Nurjanah , S.Kep


menjelaskan tentang susunan acara yang dilaksanakan

b. Pemateri oleh Roni Apriyana, S.Kep


Menjelaskan mengenai gangguan kesehatan akibat kerja dengan suhu udara yang panas
dan pentingnya penggunaa APD
c. Bapak Imam Abidin, S.Kep., Ners. Selaku perwakilan akademik dari Universitas
Bhakti Kencana Bandung
d. Ibu Nova dan Bapak Taufik Selaku Perwakilan dari Puskesmas Cempaka Arum.

C. Laporan Hasil Kegiatan


1. Karyawan mampu menyebutkan contoh-contoh gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
udara panas, cara identifikasi seseorang kekurangan cairan dan penatalaksanaan serta
pencegahan untuk meminimalkan resiko yang terjadi termasuk penggunaan APD (Alat
Perlindungan Diri)
2. Karyawan aktif dalam mengikuti kegiatan Pendidikan Kesehatan aktif bertanya dan juga
aktif menjawab

D. Upaya Tindak Lanjut


Untuk Penggunaan APD menyarankan kepada koordinator Pabrik tersebut untuk lebih
ditekankan lagi dan untuk difasilitasi

Bandung, 09 Maret 2020

Mengetahui,

Penanggung Jawab UKK Notulen

Imas Nurjanah Neng Elsa


LAPORAN HASIL KEGIATAN UNIT KESEHATAN KERJA

PT BERKAH SOLUSI MANDIRI (BSM)

MINGGU , 15 MARET 2020

A. Laporan Persiapan Kegiatan


1. Pada tanggal 22 Februari 2020 pukul 10.00 WIB dilakukan pencarian Unit Kesehatan kerja
yang kira-kira tepat untuk di jadikan lahan praktik, dan memang masih ruang lingkup
Puskesmas Cempaka Arum. Beberapa orang dari mahasiswa menemui Bapak Ujang selaku
kordinator di pabrik tersebut untuk meminta persetujuan. Dan beliaupun menyetujui
2. Pada tanggal 23&25 Februari 2020 pkl. 13.00 WIB dilakukan pengkajian menyeluruh
mengenai lingkungan pabrik dan wawancara dengan Bapak Asep yang menjadi kordinator
sama seperti Bapak Ujang
3. Pada tanggal 26 Februari 2020 pkl. 12.00 WIB dilakukan presentasi hasil pengkajian

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


- Kegiatan dilaksanakan pada
Hari : Minggu

Tanggal : 15 Maret 2020

Tempat : PT. BSM (Berkah Solusi Mandiri)

Pukul : 12.00 – 12.45 WIB

C. Jalannya kegiatan:

a. Moderator oleh Wulan Ayu Utami , S.Kep


Menjelaskan tentang susunan acara yang dilaksanakan

b. Pemateri oleh

- Riska Tresnawati, S.Kep


Menjelaskan tentang posisi kerja dan akibat yang ditimbulkan ketika posisi kerja
statis dalam waktu yang lama serta pencegahan agar menghindari resiko yang
terjadi
- Bobi Akbar, S.Kep
Menjelaskan mengenai Merokok, Kandungan yang terdapat dalam rokok, Bahaya
merokok dan perbedaan rokok dengan Pave
- Intan Junike W dan Roni Apriyana
Menjelaskan dan mendemonstrasikan senam Low Back Pain untuk mencegah
terjadinya nyeri punggung akibat kerja

D. Laporan Hasil Kegiatan


• Karyawan mampu :
• Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari posisi kerja statis yang terlalu lama
terutama posisi berdiri, dan pencegahannya
• Menyebutkan kandungan rokok dan bahaya dari asap rokok untuk kesehatan dan
perbedaan rokok dengan pave
• Terdapat salah satu pekerja memperagakan ulang gerakan senam low back Pain
• Karyawan aktif dalam mengikuti kegiatan Pendidikan Kesehatan aktif bertanya dan juga
aktif menjawab

E. Upaya Tindak Lanjut


Kami memfasilitasi tempat duduk berupa kursi plastik serta spanduk yang berisi gerakan
senam low back paindan diharapkan bisa dipergunakan dengan baik dan karyawan bisa
mempraktekan senam LBP di rumah.
Bandung, 09 Maret 2020

Mengetahui,

Penanggung Jawab UKK Notulen

Imas Nurjanah Neng Elsa


Lampiran 4

DOKUMENTASI KEGIATAN
Pengkajian Lahan Praktik 23 & 25 Februari 2020
wawancara dengan kordinator karyawan Wawancara dengan karyawan

Tungku Penggorengan Bagian Pengemasan

Gas Cadangan Penyediaan Air Minum

Fasilitas Mushola Fasilitas WC


Loker karyawan Tempat Parkir

Sertifikasi MUI Tempat Pembuangan Limbah

Ventilasi Udara Pencahayaan


Gudang

Persentasi Laporan Pengkajian

ImPlementasi Seni, 09 maret 2020


Penyerahan Fasilitas Berupa APD dan Kursi

Implementasi, 15 Maret 2020


Penkes Bahaya Rokok Penkes Low Back Pain
Demonstrasi Senam Low Back Pain Salah satu pekerja mencoba mempraktekan

Penyerahan Sertifikat dan Spanduk Penambahan Fasilitas

You might also like