You are on page 1of 24
Penuntun Praktikum KIMIA ANALITIK I TIM PENULIS:11M KIMIA ANALITIK«Ilt OO PENDDIKAN KIM JURUSAN PENDIDIKAN MIP! Ff FAKULTAS KEGURUAN DANILMUPE DIDIKA Ris TeKDICTI UNIVERSITAS RIAU 2018 untun Praktikum KIMIA ANALITIKI = (Terintegrasi) Mn’ oh ie “a! to! “p TIM PENULIS:TIM KIMIA ANALITIK Ill LABORATORIUM PRODI PENDIDIKAN KI SD) JURUSANPENDIDIAN MPA 5 Vee. a pve] |FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA STEKDIT) Say PA ERSTIAS RIAU KA’ PENGANTAR Buku penuntun praktikum Kimia Analitik Il (Terintegrasi) ini disusun untuk keperluan ‘mata Kuliah Kimia Analitik If mahasiswa pendidikan Kimia jurusan PMIPA Fakultas Ki dan Iimu Pendidikan Universitas Riau, Penuntun praktikum ini disusun berdasarkan mata kulish 2014 dimana praktikum kimia analisa instrumen , SKS nya bergabung dengan mata kuliah Kimia Analitik (4 SKS), Judul-judul yang ada pada penuntun praktikum ini sesuai dengan materi yang diajarkan pada mata kuliah kimia analisa instrumen. penuntun praktikum Kimia Analitik Il ini ‘mengacu pada berbagai penuntun serta buku-buku Kimia Analitik II bahan ajar, juga disesuaikan dengan bahan dan alat-alat yang tersedia dilaboratorium Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNRI, Penuntun praktikum ini merupakan perbaikan/koreksi atas penuntun-penuntun di tahun sebelumnya, Penuntun praktikum terdiri dari 8 judul percobaan. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sesama dosen serta semua pihak yang telah membantu dalam menyusun buku penuntun praktikum sederhans ini Kami menyadari bahwa penuntun praktikum ini belum sempurna. Tetapi diharapkan penuntun Praktikum ini dapat memberikan bekal yang cukup unfuk latihan ketrampilan mahasiswa di laboratorium khususnya di bidang Kimia Analitik Il. Segala kritik dan saran yang positif sangat ami harapkan dari anda semuanya yang mengambil manfaat atau sekedar membaca buku. ‘Terima kasih, Pekanbaru, Oktober 2018 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i . i TATA TERTIB. : ah ii DAFTAR ISL...... iv PERCOBAANI — EKSTRAKSI......... 1 PERCOBAAN Il PENENTUAN Kd. sy 4 PERCOBAAN III KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS (KLT), a PERCOBAAN IV KROMATOGRAFI KERTAS, 10 PERCOBAAN V_— KROMATOGRAFI KOLOM.......00:sss000 3 PERCOBAAN VI DESTILASI SEDERHANA. 15 PERCOBAAN VII PEMISAHAN CAMPURAN YANG TIDAK SALING BERCAMPUR. 5 ” PERCOBAAN VIIL_ PERCOBAAN MANDIRL...s.essssseseeesssseseeen a DAFTAR PUSTAKA. i 22 9, 10, i 12 13, PERATURAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum adalah mahasiswa yang tcl KRS untuk mata Kuliah praktikum, Scluruh praktikan wajib menggunakan jas praktikum yang berwama putih selama rmelaksanakan praktikus Seluruh praktikan waji tangani daftar hair Seluruh praktikan wajib menyerahkan Laporan Pendahuluan atau Jural Praktikum, yang ditulis tangan (d-afi penulisan terlampir). Setelah mengikuti tes awal (responsi) Laporan Pendahuluan atau Jurnal Praktikum dapat diminta kembali kepada asisten. Seluruh praktikan wajib mengikuti responsi sebelum percobaan dilakukan sampai dosen pengampu mata kuliah praktikum atau asisten yang bertanggung jawab menilai bahwa yang bersangkutan pantas dan mampu melaksanakan percobean yang telah ditentukan. Apabila praktikan tidak mengikuti responsi, maka praktikan dinyatakan GUGUR, Responsi berlangsung selama 15-30 menit. Seluruh praktikan wajib mencatat semua hasil pengamatan dari percobean yang. dilakukan di dalam Laporan Pendahuluan atau Jurnal Praktikum, Pada akhir percobaan, semua hasil pengamatan harus diketahui dan ditanda tangani oleh dosen pengampu atau asisten. Laporan praktikum ditulis tangan (draft penulisan terlampir) dan harus sudah diserahkan kepada asisten | minggu setelah praktikum. Keterlambatan penyerahan ‘akan dikenai sanksi, yaitu tidak boleh mengikuti praktikum selanjutnye Sebelum meninggalkan laboratorium, praktikan harus membersihkan meja kerja dan alat-alat praktikum serta mengatur kembali letak bahan praktikum, Penggunaan alat-alat dan pemakaian bahan kimia harus hati-hati, tidak boleh sampai ada peralatan pecah atau rusak dan bahan kimia tercecer atau tumpah. Kesalahan kerja atau kelalaian praktikan sehingga terjadi kerusakan alat atau bahan yang terbuang, wajib diganti dengan alat atau bahan yang sama. Bersikap sopan kepada petugas laboratorium dan asisten, Ketidakhadiran praktikan pada waktu yang telah dijadwalkan mendapatkan sanksi, yaitu dinyatakan GUGUR, kecuali ada alasan kuat atau musibal/kemalangan yang tak terhindarkan, Ketentuan lulus praktikum adalah sebagai berikut Telah mengikuti responsi untuk setiap percobaan praktikum. Telah melaksanakan seluruh percobaan dan telah dinilai oleh asisten. Dinyatakan lulus ujian akhir praktikum oleh dosen pengampu dan asisten. mengisi hadir 45 menit sebelum praktikum dimulai dan menanda PERCOBAAN I EKSTRAKSI TUJUAN Mengekstraksikan konstituen non polar pala menggunakan suatu pelarut non polar (eter) yang tidak selektif. PRINSIP DASAR Hukum distribusi : suatu zat akan terdistribusi masing —masing antara dua pelarut yang tidak tercampurkan, sehingga perbandingan dari dalam ‘masing ~masing pelarut tetap pada suhu konstan. TEORI Proses pemisahan suatu senyawa dalam larutan biasanya dilakukan ‘melalui eksteraksi dengan dengan suatu pelarut yang tak tercampurkan ‘Seeara khas suatu larutan air dikocok dengan suatu pelarut organik yang tak tercampur dengan air dan lapisan — lapisan diiarkan memisah. Zatterlarut ‘akan terdistribusi masing — masing diantara lapisan air dalam zat organik sesuai dengan kelarutannya Dalam percobaan ini akan dieksteraksi Konstituen trimiristin dari pala ‘menggunakan pelarut non polar (eter) dan pelarut polar (metanol). Struktur dari trimiristin adalah CHa ~ CO; (CH) ! (CH ~CO2 (CH2)2CHs | CH ~CO2 (CHs)2CHs ALAT DAN BAHAN 1. Alat yang digunakan + Erlenmeyer ~ Lumpang dan Alu = Stirer Gelas ukur 50 mL + Buchner Batang pengaduk - Neraca Analitik 2. Bahan - Buah pala + Dietil Eter - Etanol + Kertas saring PROSEDUR Masukkan 20 gram pala giling kedalam labu Erlenmeyer 200 MI Kemudian perlahan tambahkan 50 mL. etil eter. Tutup labu secara longgar dengan gabus , dan putar — putar selama lebih kurang 1, jam. Dekantasi ekstrak eter itu dengan penyaring gravitasi dilengkapi dengan kertas saring bergalur. Setelah itu pindahkan kertas saring labu yang mengandung pala tadi. Tambahkan SO mL. eter segar kedalam labu, tutup secara longgar, dan ulangi ekstraksi selama lebih kurang 30 menit Dekantasi ekstrak eter kedua dalam kertas saring bergalur dengan penyaring gravitasi yang sama. Bilas labu dengan 10 mL eter segar dan dekantasi dengan penyaring. Kurangi pelarut lebih kurang 50 mL dengan penangas air (gunakan boiling chips). Dinginkan larutan itu dan secara perlahan tambah 100 mL. metil alkohol sambil diaduk dengan batang gelas. Tutup beaker dan biarkan sampai terjadi endapan. Selama proses pengendapan siapkan corong buchner untuk penyaringan. Keringkan trimiristin diudara terbuka. Tempatkan trimiristin pada kertas saring tebal dan keringkan, Timbang dan tentukan rendemennya berdasarkan kepada pala yang dipakai VI. PERTANYAAN 1. Kenapa Trimiristin dapat diekstrak dengan eter? 2. Apa kegunaan me ik alkohol dalam percobaan datas? Jelaskan alasannya! IL PERCOBAAN IL PENENTUAN Kd (Koefisien Distribusi) TUJUAN | Mahasiswa terampil melakukan ekstraksi 2. Mahasiswa dapat menentukan harga Kd TEORI Mungkin masalah yang umum dihadapi oleh seorang ahli kimia ‘memisahkan suatu senyawa tunggal dari suatu campuran. Teknik dasar pemisahan dan pemumian yang umum digunakan meliputi ckstraksi rekristalisasi, destilasi, sublimasi dan kromatografi, Kemurnian dapat dij dengan menentukan titik leleh, ttik didih, kromatografi lapisan tipis dan kromatografi gas, Ekstraksi pelarut merupakan metode pemisahan yang baik dan populer, karena dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metoda ini didasarkan pada adistribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling tercampur. Ekstraksi pelarut biasanya dilakukan dalam corong pisah, tapi dapat juga dilakukan dalam alat yang lebih rumit misalnya Counter curren creis. Menurut hukum distribusi Nemst pada keadaan keseimbangan x] Kay [Xi] =Koefisien zat terlarut dalam fasa L pa] Koetisien zat terlarut dalam fasa 2 Kd = Koefisien distribusi, yang harganya tidak tergantung pada koefisien konsentrasi total senyawa X. Bila konsentrasi total senyawa X diperhitungkan, maka digunakan istilah perbandingan distribu. IV. si zat pada fasa organik Konsentrasi zat pada fasa air ALAT DAN BAHAN 1. Alat—alat + Corong pemisah = Pipet gondok = Kaca arloji ~ Neraca analitik + Corong pisah + Ball pipet - Buret ~ Bobot semprot ~ Ring, klim dan statip ~ Labu erlenmeyer + Gelas kimia 2. Bahan kimia = Iodium = Naz8:03 (0,1 N) + Kloroform + Indikator amilum, (kanji) = Aquadest PROSEDUR Timbang dengan telti 0,05 — 0,06 gram I Masukkan I2 kedalam corong pisah Masukkan 25 ml kloroform kedalam corong pisah yang telah berisi Ip dan tambahkan 25 ml aquadest Kocok sampai I Jarut selurubnya dan diamkan sampai terbentuk dua Tapisan Ukur suhu eairan dalam corong pisah Tuangkan lapisan sebelah bawah kedalam erlenmeyer melalui kran pembuka Lapisan fasa organik dititrasi dengan tiosulfat 0,1 M sampai wana ungu hilang. Larutan fasa air dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N dengan indikator larutan amilum (kanji) Lakukan duplo Hitung barga Kd untuk fodium 1m. PERCOBAAN IIL KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS (KLT) TUJUAN Melatih’ menggunakan analisa kualitatif dengan metode Kromatografi Lapisan Tipis (KL). PRINSIP Pemisahan senyawa berdasarkan distribusi senyawa antara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. TEORI Kromatografi Lapisan Tipis (KLT) merupakan jenis kromatogeafi adsorbs. Metode ini dikembangkan oleh Stahl. Fasa diam berupa lapisan tipis adsorben ditempelkan pada suatu penyokong (misalkan lempengan ‘kaca), Pemisahan terjadi karena adanya perbedsan daya adsorbs komponen komponen zat yang dilarutkan dalam suatu pelarut atau eluen yang bergerak melalui fasa diam. KLT mempunyai sistem fisika yang bersamaan dengan kromatografi kkolom serapan, dan mempunyai Kesamaan teknik eksperimen dengan kromatografi kertas. Kelebihan dari KLT antara lain adalah = Membutuhkan penyerap dan cuplikan dalam jumlah yang sedikit = Setelah pemisahan mudah diperoleh diperolch senyawa ~ senyawa yang terpisah secara individu, yaitu dengan jalan mengeruknya = Membutuhkan waktu lebih cepat = Memberikan hasil pemisahan yang lebih baik, karena penyerap dalam KLT mempunyai kapasitas yang lebih besar = Dapat digunakan untuk memisahkan senyawa — senyawa yang sifatnya hidrofob seperti lipid dan hidrokarbon. Iv. ALAT DAN BAHAN ‘lat ala = Botol eluen + Gelas ukur $0 ml = Botol scmprot - Kaca objek = Cawan penguap ~ Kertas saring = Corong saring = Pipa kapiler + Corong pemisah, = Lempeng porselen Bahan kimia = Aseton + Ekstrak tumbuh ~tumbuhan/ zat pewarna makanan + Silika gell = NaySOs kering = Petroleum eter PROSEDUR A. Pembuatan ekstrak daun 1 Daun dilris — iris halus, kemudian diblender Pindahkan kedalam tabung reaksi tertutup, tambah 4 ml aseton, tutup dan kocok selama 10 detik. Biarkan selama 10 menit, kemudian tambahkan 6 —7 ml air dan kocok ‘Tambahkan 3 ml petroleum eter, kocok dan pisahkan dengan sentrifus. Lapisan yang berwama hijau dipipet dan dikeringkan dengan NaxSOs selama lebih kurang 15 menit. Tuangkan larutan yang telah dikeringkan kedalam cawan penguap, uapkan scbentar supaya lebih ekat. Larutan yang telah pekat dituangkan kedalam tabung reaksi, tutup rapat, dan siapkan dikromatografi B, Pembuatan kromatogram |. But eluen yang terdici dari campuran etil asetat dan petroleum eter dlengan perbandingan (5 : 5) Jenuhkan camber’ bejana dengan cara melapisi dinding hagian dalam bejana yang telah berisi pelarut dengan kertas saring (sekurang — kurangnya setengah dari fingkaran bejana), Selama penjenuhan bejana ditutup dengan kaca arloj. 3. Buat garis batas bawah (start) dan garis batas atas (font) masing ~ ‘masing 1 em dati pinggir kaca, dengan menggunakan pensil. 4. Teteskan dengan pipa kapiler sedikit ekstrak daun/ zat warna makanan siatas lapisan KLT pada garis start, Biarkan pelarutnya mengering. Masukkan plat KLT kedalam bejana yang berisi eluen dengan bagian yang ditetesi sebelah bawah. Bagian yang ditetesi sampel jangan sampai tercelup kedalam eluen, 6. Sctelah cairan eluen naik sampai keujung atas plat KLT, angkat dan keringkan diudara terbuka, 7. Catat dan beri tanda warna yang terpisah, hitung harga Rf masing — Jarak komponen dari tempat penetesan Jarak batas eluen dari tempat penetesan nL. PERCOBAAN IV KROMATOGRAFI KERTAS. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui prinsip pemisahan dengan kromatografi kertas 2. Melatih keterampilan mahasiswa melakukan pemisahan campuran senyawa dengan kromatogeafi kertas. TEORI Kromatografi kertas merupakan kromatografi cair ~ cair dan disebut juga dengan kromatografi partisi. Sebagai fasa diam (absorben) adalah Japisan tipis air, yang diserap dari kelembaban udara oleh kertas atau lapisan tipis selulosa. Lapisan selulosa harus dicetak atau dibeli khusus. Panaing serabut pada kertas lebih panjang dari pada serabut pada lapisan selulosa yang lazim, menyebabkan lebih banyak terjadi difusio kesamping ddan bercak lebih besar. Lapisan selulosa lebih rapat dan pelarut lebih cenderung mengalir melaluinya lebih cepat dan menghasilkan pemisahan lebih tajam. Kromatografi kertas pada mulanya dilakukan dengan mengggunakan kertas whattmann no 1 dan sampai saat ini masih sering digunakan, Namun demikian jenis kertas whattmenn dengan berbagai nomor yang banyak digunakan karena semuanya dibuat dengan komponen yang lebih tinggi dan ketebalan yang lebih merata. Fase gerak biasanya terdiri atas satu komponen organik yang utama, air dan berbagai tambahan seperti asam — asam, basa atau pereaksi kompleks untuk besar atau mengurangi Kelarutan dan beberapa senyawa. Pelarut hharus sangat mudah menguap dan kecepatan geraknya tidak mudah dipengaruhi sub. Vv. Metode identifikasi_ yang paling mudah adalah berdasarkan pada Kedudukan noda relat tethadap permukaan pelarut yang dinyatakan dengan nia RE ALAT DAN BAHAN 1. Alat—alat + Kertas saring whatimen no 1 ~ Kaca penutup chamber + Chamber/ bejana ~ Kapile = Kertas saring biasa 2. Bahan kimia + 3jenis pewama makanan (merah, hija, kuning) = Btanol 95 9% + Butanol -1 + NHOH2M = Aquadest PROSEDUR KERJA 1. Larutkan zat warna hijau, merah dan kuning masing ~ masing 1 % berat dalam air. 2. Pada wadah lain campurkan 2 tetes zat warna hijau dan 2 tetes zat wama kuning dari zat warna yang telah dilarutkan tadi. Buat ‘campuran dari Ketiga warna zat diatas (masing - masing campurkan 2tetes) 3. Buat campuran pelarut yang terdiri dari Etanol 95% , Butanol-1 dan HOH 2 M dengan perbandingan 1:1 :1 4, Jenuhkan chamber! bejana dengan pelarut, Buat potongan kertas saring whattmenn no 1 dengan ukuran 5 x 10 cm (pegang kertas pada ujungnya). 6. Buat garis batas bawah (start) dan garis batas (finish) masing — masing 1 cm dan pinggir kertas. " 7, Totolkan campuran zat wama tadi pada garis start dengan ‘menggunakan pipa kapiler, Beri jarak 1.5 em untuk totolan yang ‘mengandung campuran berbeda. Biarkan mengering. 8. Masukkan kertas saring whattmenn yang sudah ditotol tadi Kedalam nejana dengan bagian yang ditotol pada sebelah bawah. Totolan jangan tercelup oleh pelarut 9. ‘Tutup chamber dan biarkan pelarut naik hingga gars finish. Angkat kertas dan keringkan dindara terbuka. 10. Lingkari noda ~noda yang terbentuk. Hitung Rf masing — masing. n ML. PERCOBAAN V KROMATOGRAFI KOLOM TUJUAN |. Mahasiswva mengetahui aplikasi kromatografi kolom sebagai dasar pemisahan, Mabhasiswa memahami proses yang terjadi pada pemisahan metode kromatografi kolom, 3. Mahasiswa terampil menggunakan alat ~ alat untuk kromatografi kolom, TEORI Kromatografi kolom makro merupakan metode kromatografi terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar (lebih dari 1 gr). Biasanya digunakan untuk pemisahan dan pemurnian senyawa dalam skala Preparativ. Prinsip pemisahannya hamper sama dengan KLT, yaitu perbedaan daya serap komponen — komponen zat pelarut Pada pelaksanaannya fasa gerak dibiarkan mengalir melalui kolom arena adanya gaya pravitasi. Untuk mengetahui eluen ~eluen yang cocok ddan komposisi yang tepat, digunakan sistem KLT, dengan syarat bahwa adsorben (fasa diam) pada kedua kromatografi ini adalah sama, ALAT DAN BAHAN 1. Alat—alat a. Kolom kromatografi 4. Erlenmeyer b. Statip dan klim €. Pipet tetes ©. Batang pengaduk 2. Bahan kimia a Kenas saring 4. Silika gell b. Btanol ©. Ekstrak wortel/ekstrak € Glass woll ddaun’ zat pewarna rmakanan PROSEDUR 1. Pasang kolom (buret) tegak lurus pada statip. Masukkan sedikit glass woll atau kapas yang telah dibasahi/ direndam dengan pelarut (eluen), dengan menggunakan batang pengaduk atau lid 3. Masukkan bubur silika gell sctinggi 15 em perlahan ~ lahan sanbil diketuk ~ ketuk, 4. Masukkan kertas saring yang dibulatkan diatas permukaan penyerap. 5. Masukkan sampel yang berupa larutan secara hati — hati (bisa ‘menggunakan pipet tetes). Tuangkan pelarut atau cluen, jaga jangan sampai diatas permukaan penyerap kering, 6, ‘Tunggu beberapa lama, akan diperoleh pita ~ pita berwarna, wara yang berbeda menunjukkan komponen yang berbeda. 7. Untuk memisahkan Komponen yang berbeda turunkan melalui keran buret kemudian tampung dengan Erlenmeyer setiap komponen dengan wama yang berbeda, (Catatan :Eluen terus ditambahkan untuk menghindari kolom tidak kering. PERTANYAAN 1, Jelaskan kenapa terjadi pe 2. Jelaskan kemungkinan penyebab hasil percobaan tidak memuaskan, than zat warna seperti percobaan di atas? 4 U. mL. PERCOBAAN VI TILASI SEDERHANA DE TUJUAN Memisahkan dan memurnikan campuran cairan menjadi komponen komponennya, PRINSIP Berdasarkan Hukum Raoult : “Tekanan uap suatu senyawa dari suatu Jarutan pada subu tertentu adalah sama dengan tekanan uap mumi zat itu dikalikan dengan fraksinya” TEORI Destilasi adalah suatu metode paling penting untuk memurnikan eairan- cairan yang didasarkan pada perbedaan titik didihnya. Umumnya destlasi menyangkut pemisahan cairan dari gas dimana perbedaan tekanan uap diambil sebagai keuntungan untuk memisahkan materi itu. Jenis-jenis destilasi yang biasa digunakan adalah : 1. Destilasi sederhana (Simple distiation) 2. Destilasi terftaksi (Fractional distilation) 3. Destilasi vakum (Vacuum distilation) 4, Destilasi uap (steam distillation) Destilasi sederhana dapat di gunakan untuk memurnikan cairan-cairan yang didih mereka dari pengotor-pengotor non volatile tidak terurai pada ti ‘atau untuk memisahkan cairan-cairan yang mempunyai perbedaan titik (td 1840C) secara didih paling sedikit antara 70 ~ 800C. Misalnya at mudah dapat dipisahkan dari eter (td 35 oC) dengan des 15 ALAT DAN BAHAN 1. Alatalat &. Labu destiasi e. Pembukar bunsen b. Adapter dest f. Kondensorlieb ©. Termometer 8. Klem dan stati 4. Kaki tiga, kasa bh, Erlenmeyer 2. Bahan kimia ‘Sampel ditentukan oleh asisten dan dosen PROSEDUR Cairan yang tidak muri atau campuran cairan (yang akan dipisah) diisikan dalam labu destlasisampai sekitarsetengah labu. Beberapa potongan porselen (porous chips) dtambahkan. Panaskan dengan suatu nyala bunsen. Apabila proses destilasi mulai berlangsung Iaju pemanasan diatur sedemikian rupa, schingga proses pemisahan berjalan tetapi secara tetap (steady). Cairan yang keluar ditampung dengan cara yang biasa pada rentang suhu yang tetap. ‘Adapter penampung harus mempunyai lubang terbuka keatmosfer, Catat su saat tetesan pertama destilat, PERTANYAAN 1. Tuliskan persamaan hukum Roult yang berhubungan dengan proses pemisahan dengan destilasi 2. Gambarkan grafik pemisahan dengan destiasi menurut hulsira Roult ! 3. Bagaimana sifat komponen yang ditampung sebagai dest PEMISAHAN CAMPURAN YANG TIDANG SAL I. PERCOBAAN VII ING BERCAMPUR TUSUAN PERCOBAAN Memiahami fenomena perpindshan massa di antara dua cairan yang tidak saling campur dan memahami sifat-sifit kelarutan senyawa-senyawa onganik, TINJAUAN PUSTAKA Ekstrasi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu larutan(biasanya dalm air) dibuat bersentuban dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada hakiketnya tidak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut Golut) ke dalam pelarut kedua itu. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fasa tidak tercampurkan a dan , hukum distribusi (tau partisi)Nemst menyatakan bahwa asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah konstan : Aa KD oefisien Dimana ko adalah sebuah tetapan, yang dikenal sebag distribusi (atau koefisien partisi)(Basset, 1999), suatu zat terlarut Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan, terdistribusi antara dua pelarut yang tidak tercampur, maka pada suatu termperatur yang Konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang Konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini tidak tergantung pada spesi molekul Iain apapun 7 yang mungkin ada. Harga angka banding berubah dengan sifat dasar zat terlarut, dan temperatur(Svehla, 1990). Hukum ini dalam bentuk yang sederhana, tidak berlaku bila spesi yang didistribusikan ini mengalami disosiasi atau asosiasi dalam satu fasa tersebut...Pada penerapan ekstra pelarut ini, erutama kalu kita perhatikan fraksi zat terlarut total dalam fasa yang satu atau yang lainnya, tidak peduli bagaimanapun cara disosiasi, asosiasi atau interaksinya dengan spesi-spesi lain yang terlarut. Untuk memudahkan, diperkenalkan istlah angka banding distribusi D (atau koefisien ekstrasi E). CAorg CA air Dimana lambang CA menyatakan konsentrasi A dalam semua bentuknya seperti yang ditetapkan secara analitis(Basset, 1994) Patrisi zat ~zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur ‘menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan anaitis, Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat campur, ada hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fasa dalam kesetimbangan, Suatau zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tidak dapat campur. Sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada temperatur fertent. wpa att aaa Disini a menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fasa 1 dan a adalah aktivitas zat terlarut A dalam fasa 2. Tetapan kp disebut koefisien distribusi dari spesies A (Underwood, 1998), Ekstrasi meliputi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak dapat campur, Pelarut umum dipakai adalah air dan pelarut organik lain 18 mm. WV. ‘yang dapat larut dalam air bisa dipisahka ke dalam air lari pelarut yang kurang polar. Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan beulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil dari pada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001). ALAT DAN BAHAN A. ALAT ‘Alat —alat yang digunakan pada percobaan ini adalah corong pisah 250 ml, erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 50 mi, pipet ukur 25 ml, buret 50 ml B. BAHAN ‘Bahan ~ bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat 2M, benzene*heksana, Kloroferm, NaOH 2M, Cli, indikator pp, dan akuades. PROSEDUR KERJA 1, Memasukkan 30 ml CH:COOH ke dalam erlenmeyer, tambahkan indicator pp tiga tetes, kemudian titrasi dengan NaOH 2 N. Catat volume awal dan akhir titra 2, Memasukkan 30 ml CHsCOOH kedalam corong pisah 250 ml, tambahkan 20 ml Kloroform, kocok dan diamkan sampai terbentuk 2 Japisan, Masukkan bagian yang merupakan lapisan air ke dalam erlenmeyer dan encerkan hingga 100 ml dan tambahkan indikator pp Titrasi dengan NaOH 2.N. Catat volume awal dan akhir titrasi. 3. Ulangi percobaan ini kembali, mengganti kloroform dengan benzene atau heksana. 4, Masukkkan 30 ml CHsCOOH ke dalam corong pisah 250 ml, tambahkan 10 ml Kloroform, mengocok dan mendiamkan sampai terbentuk dua Japisan, kemudian pisahkan,

You might also like