You are on page 1of 3

Nama: Dwi Anugrah

Tingkat : II B

NIM: C2114201059

1. Peran Perawat jiwa terdiri atas 5 peran yang terdiri atas :

a. Edukator, perawat memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada individu, keluarga dan
komunitas agar mampu melakukan perawatan pada diri sendiri, anggota keluarga dan
anggota masyarakat lain. Pada akhirnya diharapkan setiap anggota masyarakat
bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa. ( contoh: perawat memberikan sosialisasi
kepada pasien dan keluarganya tentang penyebab seseorang mengalami stress).
b. Advokator, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. ( contoh: perawat
memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan
tindakan yang terbaik dalam pengobatan jiwa baik kepada klien maupun kepada
keluarganya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang
umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan
klien atau maupun membahayakan orang lain).
c. Manager, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya dalam
memberikan terapi dan pengobatan yang terbaik bagi klien. ( contoh: perawat beserta
anggota tim yang terlibat memberikan metode pengobatan yang efektif untuk
memulihkan kesehatan mental).
d. Research, sebagai pelaksana penelitian yaitu perawat mengidentifikasi masalah dalam
bidang keperawatan jiwa dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan
teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa. (contoh:
perawat melakukan pengamatan terhadap kondisi pasien yang menjalani perawatan di
Rumah Sakit Jiwa , tujuannya adalah untuk melihat apakah klien telah menunjukan tanda
membaiknya kesehatan mental dari klien).
e. Pemberi askep, peran tersebut meliputi kemandirian dan kolaborasi diantaranya adalah
yang pertama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan, yaitu perawat memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa kepada individu, keluarga dan komunitas.
(contoh: perawat memberikan pemngobatan melalui terapi dan obat kepada pasien
gangguan jiwa).

2. Pelayanan dan kolaborasi intradisiplin adalah merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun
pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan
menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian khususnya
kepada pasien sakit jiwa. Prinsipnya adalah pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi
pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi
efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Karena dalam hal ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir dengan
nalar dan pikiran yang rasional, maka keluarga pasienlah yang dapat dijadikan pusat dari anggota
tim. Disana anggota tim dapat berkolaborasi dalam menentukan tindakan-tindakan yang telah
ditentukan. Apabila pasien sakit jiwa tidak memiliki keluarga terdekat, maka disinilah peran
perawat dibutuhkan sebagai pusat anggota tim. Karena perawatlah yang paling sering
berkomunikasi dan kontak langsung dengan pasien sakit jiwa. Perawat berada disamping pasien
selam 24 jam sehingga perawatlah yang mengetahui semua masalah pasien dan banyak
kesempatan untuk memberikan pelayanan yang baik dengan tim yang baik. Dalam melakukan
Pelayanan dan kolaborasi intradisiplin tentunya terdapat hambatan dalam melaksanakan tidakan
tersebut. Hambatan tersebut adalah ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim, struktur
organisasi yang konvensional , konflik peran dan tujuan kompetisi interpersonal Status dan
kekuasaan , dan individu itu sendiri. Implementasi dalam keperawatan jiwa adalah seluruh tim
medis (dokter dan perawat) beserta keluarga dan pasien bekerja sama untuk menyembuhkan
penyakit jiwa yang dialami dengan cara memberikan pengobatan, terapi, serta dukungan yang
terbaik bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, L. (2018). Studi Fenomenologi: Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Anggota


Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 4(2).

Misnaniarti, M., & Rayhani, M. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental pada Masyarakat di
Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1)

Niman, S. (2019). Pengalaman Family Caregivers Dalam Merawat Anggota Keluarga Yang
Mengalami Gangguan Jiwa. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(1), 19-26

Keliat, Budi Anna. (2021). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CHMN (Basic Course).
Jakarta: EGC

Kusumawati F, Hartono Y. (2020). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Alfianto, Ahmad Guntur, Ulfa, M. (2021) Buku Praktikum Asuhan Kepereawatan Kesehatan
Jiwa. Batu: Literasi Nusantara.

melisa, Rahmi., Roswendi, Achmad Setya., Wisnusakti, Khrisna., Ayu, Inggrit Restika. (2021).
Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikososial. Edu Publister 2021.

Rahmawati, A. N., Ramadhani, A. S., & Apriliyani, I. (2021). Studi Kasus Harga Diri Rendah
Kronis Pada Klien Skizofrenia. Jurnal Keperawatan Notokusumo, 9(2), 13-23.

You might also like