You are on page 1of 11

EPIDEMIOLOGI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT HIPERTENSI


PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAMA
TAHUN 2018

Nursia Aja1

Abstrak

Hasil Riset kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Penyakit terbanyak pada lanjut usia
adalah hipertensi (57,6%), artritis (51,9%), Stroke (46,1%), masalah gigi dan mulut (19,1%),
penyakit paru obstruktif menahun (8,6%) dan diabetes mellitus (4,8%). Sementara itu dengan
bertambahnya usia, gangguan fungsional akan meningkat dengan ditunjukkan terjadinya
disabilitas. Berdasarkan data di Puskesmas Dama Kecamatan Loloda Kepulauan, untuk tiga
tahun terakhir dari 2015 sebesar 123 penderita hipertensi lasia. Sedangkan 2016 sebesar 56
penderita hipertensi lansia, di tahun 2017 sebesar 108 dan tahun 2018 data yang sudah di
rekap oleh tenaga kesehatan dari bulan Januari sampai Februari 43 penderita hipertensi pada
lasia.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain
Cross Sectional Study yang merupakan salah satu study observasional untuk melihat faktor
resiko hipertensi pada lansia. Dimana variable yang diteliti yaitu Pengetahuan, stress, riwayat
keluarga, aktivitas, fisik dengan melakukan koesioner. Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari Sampai Februari 2018, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
hipertensi pada lansia sebesar 43 penderita hipertensi pada lansia.
Hasil uji statistic kepada penderita hipertensi dari empat variable yang diteliti :
Pengetahuan, stress, riwayat keluarga, dan aktivitas fisik. Tidak ada hubungan signifikan
secara statistic dengan tingkat hipertensi pada lansia. di wilayah kerja Puskesmas Dama pada
tahun 2018.

Kata Kunci : Tingkat Hipertensi Pada Lansia

1
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

22
PENDAHULUAN menyebutkan bahwa penduduk lansia
Hipertensi merupakan „‟silent paling banyak adalah perempuan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa harapan
killer‟‟ sehingga menyenyebabkan hidup yang paling tinggi adalah
fonomena gunung es, prevalensi hipertensi perempuan.
meningkat dengan bertambahnya usia Keluhan kesehatan tidak selalu
kondisi patologis ini jika tidak mengakibatkan terganggunya aktivitas
mendapatkan penanganan secara cepat dan sehari-hari, namun terjadinya keluhan
secara dini maka akan memperberat risiko kesehatan dan jenis keluhan yang dialami
hipertensi. oleh penduduk dapat menggambarkan
Yayasan jantung Indonesia (2005) tingkat/ derajat kesehatan secara kasar.
menyatakan bahwa akibat yang terjadi jika Bertambahnya umur, fungsi fisiologis
hipertensi tidak segera ditangani dalam mengalami penurunan akibat proses
otak (menyebabkan stroke). Mata penuaan sehingga penyakit tidak menular
menyebabkan retinobati hipertensi dan banyak muncul pada lanjut usia sehingga
dapat menyimpulkan kebutaan jantung terjadinya hipertensi. Masalah degeneratif
menyebabkan penyakit jantung korener juga menurunkan daya tahan tubuh
termasuk infark jantung dan gagal jantung, sehingga lansia rentan terkena infeksi
ginjal menyebabkan penyakit ginjal penyakit menular.
koronik, gagal ginjal terminal hipertensi Semakin bertambah tua umurnya,
adalah penyakit tiga dari sepuluh penyakit proporsi lansia yang mengalami keluhan
yang mempunyai presentase besar dan kesehatan semakin besar. Sebanyak 37,11
yang sering dijumpai pada usia lanjut persen penduduk pra lansia mengalami
(WHO,1990). Berdasarkan data WHO dari keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir,
50% penderita hipertensi yang diketahui meningkat menjadi 48,39 persen pada
hanya 25% yang mendapatkan pengobatan lansia muda, meningkat lagi menjadi 57,65
dan hanya 12,5%. Yang diobati dengan persen pada lansia, dan proporsi tertinggi
baik. pada lansia tua yaitu sebesar 64,01 persen.
Berdasarkan hasil observasi di Pola yang sama juga terjadi baik menurut
Puskesmas Darul Imarah selama satu tipe daerah maupun jenis kelamin.
minggu, bahwa tingkat kunjungan pasien Riskesdas 2018. Penyakit terbanyak
yang menderita penyakit hipertensi rata- pada lanjut usia berdasarkan Riset
rata usia 60 sampai dengan 75 tahun yang Kesehatan Dasar tahun 2016 adalah
termasuk dalam kategori lansia. Sedangkan hipertensi (57,6%), artritis (51,9%), Stroke
hasil wawancara dengan 10 pasien (46,1%), masalah gigi dan mulut (19,1%),
hipertensi bahwa 8 pasien menyatakan pola penyakit paru obstruktif menahun (8,6%)
hidup yang tidak sehat sehingga tidak dan diabetes mellitus (4,8%). Sementara
dapat mengendalikan hipertensi, itu dengan bertambahnya usia, gangguan
sedangkan 2 pasien lainnya menyatakan fungsional akan meningkat dengan
kurang dukungan dari keluarga dan kurang ditunjukkan terjadinya disabilitas.
melakukan aktivitas fisik sehingga tidak Berdasarkan data di Puskesmas
dapat mengendalikan hipertensi. Dama Kecamatan Loloda
Usia Harapan Hidup di Indonesia Kepulauan, untuk tiga tahun terakhir dari
mengalami peningkatan terjadi dari 69,0 2015 sebesar 123 penderita hipertensi
pada tahun 2008 menjadi 70,8 pada tahun lasia. Sedangkan 2016 sebesar 56 penderita
2015 dan proyeksi tahun 2030-2035 hipertensi lansia, di tahun 2017 sebesar
mencapai 72,2 tahun. Berdasarkan data 108 dan tahun 2018 data yang sudah di
Kementerian Kesehatan rekap oleh tenaga kesehatan dari bulan
RI, Profi Kesehatan Indonesia, 2015

23
Januari Sampai Februari 43 penderita menurut golongan umur pada penderita
hipertensi pada lasia. Hipertensi.
Proporsi ditingkat hipertensi lansia Tabel 1.
yang terdapat pada perempuan yang Distribusi Responden Berdasarkan
mengalami keluhan kesehatan lebih tinggi Golongan Umur Penderita Hipertensi pada
dari pada lansia laki-laki pada semua Lansia di wilayah Kerja Puskesmas Dama
kelompok umur. Kemunduran fungsi organ Pada Tahun 2018
tubuh khususnya pada lansia menyebabkan Umur Frekuansi %
kelompok ini rawan terhadap serangan 60-74 31 72.1
berbagai penyakit kronis, seperti diabetes Tahun
melitus, stroke, gagal ginjal, kanker, 75-90 12 27.9
hipertensi, dan jantung. Adapun jenis Tahun
keluhan kesehatan yang paling banyak Total 43 100
dialami hipertensi lansia adalah keluhan Sumber : Data Primer Tahun 2018
lainnya, yaitu jenis keluhan kesehatan yang
secara khusus memang diderita lansia Berdasarkan tabel 1, bahwa pada
seperti asam urat, darah tinggi, darah kelompok umur 60-74 lebih besar yaitu
rendah, reumatik, diabetes, dan berbagai (72,1%). Dibandingkan dengan kelompok
jenis penyakit kronis yang lainnya. umur 75-90 tahun lebih rendah yaitu
Berdasarkan permasalahan di atas (27,9%).
sesuai dengan data maka penulis tertarik
mengambil judul tentang “Faktor-faktor b. Jenis Kelamin
yang berhubungan dengan tingkat Berdasarkan tabel 2, bahwa pada jenis
hipertensi pada kelamin laki-laki lebih besar yaitu 26
lansia di wilayah kerja Puskesmas Dama p (60.5%). Dibandingkan dengan jenis
ada tahun 2018”. kelamin pada parampuan lebih rendah
yaitu 17 (39.5%).
METODE PENELITIAN Tabel 2.
Jenis penelitian yang digunakan Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
dalam penelitian ini adalah kuantitaif Kelamin Penderita Hipertensi pada Lansia
dengan desain Cross Sectional Study yang di wilayah Kerja Puskesmas Dama Pada
merupakan salah satu study observasional Tahun 2018
untuk melihat faktor resiko hipertensi pada Jenis Frekuansi %
lansia. Dimana variable yang diteliti yaitu Kelamin
Pengetahuan, stress, riwayat keluarga, Laki-Laki 26 60.5
aktivitas, fisik dengan melakukan Perempuan 17 39.5
koesioner. Waktu penelitian dilaksanakan Total 43 100
pada bulan Januari Sampai Februari 2018, Sumber : Data Primer Tahun 2018
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien hipertensi pada lansia c. Tingkat Pendidikan
sebesar 43 penderita hipertensi pada lansia. Berdasarkan tabel 3, bahwa pada
tingkat pendidikan Tamat SD sebesar yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN 11 (25.6%). Sedangkan pada tingkat
1. Analisis Univariat pendidikan tamat SMP yaitu 6 (14.0%),
a. Umur sedangkan tingkat tamat SMA yaitu 16
Berdasarkan jumlah umur (37.2) dan tingkat pendidikan Perguruan
penderita yang diteliti maka ditetapkan Tinggi (PT) yaitu 10 (23.3%).
distribusi penderita hipertensi pada lansia

24
Tabel 3. Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Distribusi Responden Berdasarkan
Pendidikan Penderita Hipertensi pada Penderita Hipertensi pada Lansia di
Lansia di wilayah Kerja Puskesmas Dama wilayah Kerja Puskesmas Dama Pada
Pada Tahun 2018 Tahun 2018
Tingkat Frekuansi % Hipertensi Frekuansi %
Pendidikan Hipertensi 38 88.4
Tamat SD 11 25.6 Tidak 5 11.6
Tamat SMP 6 14.0 Hipertensi
Tamat 16 37,2 Total 43 100
SMA Sumber : Data Primer Tahun 2018
PT 10 23.3
Total 43 100 2. Bivariat
Sumber : Data Primer Tahun 2018 a. Hubungan pengetahuan, Stres,
Riwayat Keluarga, Aktivitas Fisik
d. Pekerjaan dengan Tingkat Hipertensi pada
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 4. Dama
Distribusi Responden Berdasarkan
Pekerjaan Penderita Hipertensi pada Berdasarkan hasil uji statistic kepada
Lansia di wilayah Kerja Puskesmas Dama tingkat pengetahuan yang menderita
Pada Tahun 2018 hipertensi dan pengetahuan baik yaitu
Pekerjaan Frekuansi % 68,4%, sedangkan pada tingkat
Tidak 4 9.3
pengetahuan kurang yaitu 31,6%.
Bekerja
PNS 12 27.9 Sedangkan tidak menderita hipertensi
Wirasuwasta 16 37.2 pada tingkat pengetahuan baik yaitu 60.0%
IRT 11 25.6 dibandingkan pada tingkat pengetahuan
Total 43 100 kurang yaitu 40.0%. secara uji statistic
Sumber : Data Primer Tahun 2018 tidak signifikan antara hipertensi pada
lansia. Dan p- value (1.000)
Berdasarkan tabel 4, bahwa pada
pekerjaan tidak bekerja sebesar 4 (9.3%), Berdasarkan hasil uji statistic kepada
sedangkan pekerjaan PNS sebesar 12 penderita hipertensi yang stres yaitu
(27,9%), sedangkan wirasuwasta sebesar 61.1%, sedangkan yang tidak stres yaitu
16 (37.2%) dan pekerjaan ibu rumah
38.9%. dibandingkan dengan stres yang
tangga yaitu 11 (25.6%).
tidak menderita 80.0%, dan tidak stress
e. Hipertensi yaitu sebesar 20.0%. secara uji statistic
tidak signifikan dengan p- value (0.636)
Berdasarkan tabel 5, bahwa penderita antara stress dengan hipertensi pada lansia.
hipertensi pada lansia yaitu 38 (88.4%),
dibandingkan dengan yang tidak hipertensi Berdasarkan hasil uji statistic kepada
pada lansia yaitu 5 (11.6%). riwayat keluarga yang kurang yaitu 52.6%,
sedangkan riwayat keluarga yang baik
yaitu 47.4% dibandingkan yang tidak
menderita hipertensi kepada riwayat

25
keluarga yang baik yaitu 60.0%, sedangkan mengatasi dengan efektif. Stres diduga
riwayat keluarga yang kurang baik yaitu melalui aktivitas syaraf simpatis (syaraf
40.0%. secara statistic tidak signifikan p- yang bekerja saat beraktivitas).
Peningkatan aktivitas syaraf simpatis
value sebesar (0.664) dengan hipertensi
mengakibatkan tekanan darah secara
pada lansia . intermitten (tidak menentu).
Hasil uji statistic kepada penderita
Berdasarkan hasil uji statistic kepada
hipertensi yang stres yaitu 61.1%,
aktivitas fisik dengan menderita hipertensi sedangkan yang tidak stres yaitu 38.9%.
yang baik yaitu 78.9%, dibandingkan dibandingkan dengan stres yang tidak
aktivitas kurang yaitu 21.1% dibandingkan menderita 80.0%, dan tidak stres yaitu
yang tidak menderita hipertensi 80.0%, sebesar 20.0%. secara uji statistic tidak
sedangkan aktifitas kurang yaitu 21.1%. signifikan dengan p- value (0.636) antara
dari hasil uji statistic tidak signifikan yang stres dengan hipertensi pada lansia di
wilaya kerja Puskesmas Dama pada tahun
bermakna yaitu dengan nila p- value
2018.
sebesar 1.000 antara hipertensi pada lansia. Penelitian yang dilakukan Sugiharto
2007 pada masyarakat Karanganyar
PEMBAHASAN menunjukan bahwa riwayat keluarga
Pengetahuan adalah proses kegiatan merupakan faktor resiko kejadian
mental yang dikembangkan melalui proses hipertensi. Seorang yang memiliki orang
belajar dan di simpan dalam ingatan, akan tua (ayah, ibu, kakek, nenek) dengan
digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk hipertensi beresiko sebesar 4,04 kali untuk
ingatan. Pengetahuan merupakan hasil dari menderita hipertensi dibandingkan seorang
tahu, dan ini terjadi setelah orang yang memiliki orang tua tidak hipertensi.
melakukan penginderaan terhadap sesuatu Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
objek tertentu. Penginderaan terjadi faktor keturunan memiliki peran penting
melalui panca indera manusia, yakni indera dan menjadi penentu seberapa besar
penglihatan, pendengaran penciuman, rasa kecenderungan orang untuk menderita
dan raba. Sebagian besar pengetahuan hipertensi, namun bila dibiarkan secara
manusia diperoleh melalui mata dan alamiah tanpa iterfensi apapun, maka
telinga (Juanda, 2015). bersama lingkungannya akan
Hasil uji statistic kepada tingkat menyebapkan hipertensi hingga
pengatahuan yang menderita hipertensi dan menimbulakan tanda dan gejala. Sharing
pengetahuan baik yaitu 68,4%, sedangkan exposure atau pembagian paparan dari
pada tingkat pengetahuan kurang yaitu kebiasaan anggota keluarga lain yang
31,6%. Sedangkan tidak menderita secara tidak disadari dapat mempertinggi
hipertensi pada tingkat pengetahuan baik resiko kejadian hipertensi. Memngetahui
yaitu 60.0% dibandingkan pada tingkat memiliki orang tua hipertensi sebaiknya
pengetahuan kurang yaitu 40.0%. secara rutin memeriksakan tekanan darah dan
uji statistic tidak signifikan antara menghindari gaya hidup yang dapat
hipertensi pada lansia. Dan p- value meningkatkan tekanan darah. (Asriati,
(1.000) di wilayah kerja Puskesmas Dama 2014)
pada tahun 2018. Hasil uji statistic kepada riwayat
Stres merupakan Suatu keadaan non
keluarga yang kurang yaitu 52.6%,
spesifik yang dialami penderita akibat
tuntutan emosi, fisik atau lingkungan yang sedangkan riwayat keluarga yang baik
melebihi daya dan kemampuan untuk yaitu 47.4% dibandingkan yang tidak
menderita hipertensi kepada riwayat

26
keluarga yang baik yaitu 60.0%, sedangkan 3. Tidak ada hubungan antara riwayat
riwayat keluarga yang kurang baik yaitu keluarga dengan tingkat hipertensi
40.0%. secara statistic tidak signifikan p- pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Dama pada tahun 2018.
value sebesar (0.664) dengan hipertensi
4. Tidak ada hubungan antara aktivitas
pada lansia di wilayah kerja Puskesmas fisik dengan tingkat hipertensi pada
Dama pada tahun 2018. lansia di wilayah kerja Puskesmas
Dama pada tahun 2018
Menurut Bustan (2007), aktivitas
fisik secara teratur tidak menurunkan SARAN
tekanan darah, juga menyebapkan Berdasarkan dalam hasil penelitian
perubahan yang signifikan. Aktivitas fisik dan pembahasan maka saran yang dapat
meningkatkan aliran darah ke jantung, diberikan oleh peneliti adalah sebagai
kelenturan arteri dan fungsi arterial. berikut :
Bagi masyarakat secara umum
Aktivitas fisik juga melambatkan
hendaknya juga mengetahui pentingnya
arterosklerosis dan menurunkan resiko pengendalian penyakit hipertensi pada
serangan jantung dan stroke. lansia dan selalu control kepada dokter
tentang penyakit hiprtensi agar dapat
Hasil uji statistic kepada aktivitas memberikan motivasi kepada penderita
fisik dengan menderita hipertensi yang hipertensi di lingkungan sekitarnya untuk
baik yaitu 78.9%, dibandingkan aktivitas melakukan pengendalian hipertensi melalui
kurang yaitu 21.1% dibandingkan yang pengaturan pola makan dengan
tidak menderita hipertensi 80.0%, mengurangi konsumsi makanan asin,
makanan pengawet, konsumsi cemilan,
sedangkan aktifitas kurang yaitu 21.1%.
mengurangi penggunaan bumbu penyedap
dari hasil uji statistic tidak signifikan yang masakan. Meningkatkan konsumsi sayuran
bermakna yaitu dengan nila p- value seperti brokoli, kol, dan wortel; kacang
sebesar 1.000 antara hipertensi pada lansia polong seperti kacang merah, buncis; serta
di wilayah kerja Puskemas Dama pada buah-buahan seperti apel, pisang, jeruk.
tahun 2018.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Abubakar Julaiha, 2016, Faktor-faktor
faktor-faktor yang berhubungan dengan yangn berhubungan dengan
tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kejadian hipertensi di wilayah kerja
kerja Puskesmas Dama pada tahun 2018 puskesmas Galala, skripsi sarjana
penulis dapat menyimpulkan sebagai tidak dipublikasikan Universitas
berikut : Muhammadiyah Maluku utara,
ternate.
1. Tidak ada hubungan antara Adik wibowo, 2015, (kesehatan
pengetahuan dengan tingkat hipertensi masyarakat di Indonesia.Konsep,
pada lansia di wilayah kerja aplikasi dan tantangan) catatan ke-
Puskesmas Dama pada tahun 2018. 1, catatan ke-2, Juni 2015.
2. Tidak ada hubungan antara stres Andria, 2013, Hubungan antara Perilaku
dengan tingkat hipertensi pada lansia Olahraga, Stres dan Pola Makan
di wilayah kerja Puskesmas Dama dengan Tingkat Hipertensi pada
pada tahun 2018. Lanjut Usia di Posyandu Lansia

27
Kelurahan Gebang Putih Diabetes. Jurnals of Diabetes and
Kecamatan Sukolilo Kota Metabolism 7 (1), 1–5.
Surabaya. Jurnal Promkes 1 (2): Prayitno, N. & Anggara, F. H. (2012),
Bustan, M. N. 2007 Epidemiologi Penyakit Faktor faktor yang berhubungan
Tidak Menular, Penerbit : Rineka dengan tekanan darah di
Cipta, Jakarta. Puskesmas Telaga Murni, Cikarang
Chapter,2015, gambaran pasien penyakit Barat tahun 2012.Diperoleh
hipertensi di RSUP Haji Adam tanggal 2 November 2013.
Malik Medan, dipublikasikan Paruntu Olga Lieke, 2015, Hubungan
Universitas Sumatra Utara, Medan. Aktivtas Fisik, Status Gizi Dan
Febb Anggara, Nanang Prayitno, Faktor- Hipertensi Pada Pegawai Di
Faktor Yang Berhubungan Dengan Wilayah Kecmatan Tumohon
Tekanan Darah Di Puskesmas Utara, Jurusan Gizi Poltekkes,
Talaga Murni, Cikarang Barat Manado.
Tahun 2012 Program Studi S1 Riset Kesehatan Dasar Indonesia
Kesehatan Masyarakat Stikes Mh. (RISKESDAS) 2013.Kementerian
Thamrin Kesehatan Republik Indonesia,
Intan Nisa,2010, Khasiat Sakti Tanaman Badan Penelitian dan
Obat Untuk Darah Tinggi Penerbit: Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Dunia Sehat. Sapitri, 2014, faktor- fakto yang berhungan
Junaidi, I. 2014, Hipertensi. Jakarta: PT dengan tingkat hipertensi di
Bhuana Ilmu Populer. wilayah kerja puskesmas Demak II.
Khoirunnisa Winda, 2016,Hubungan Twonsend R. Raymond, 2010, tekanan
Antara Obesitas Dan Aktivitas darah tinggi (Hipertepnsi), PT
Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Indeks, Jakarta
Di Puskesmas Leyangan Ungaran Waloya Rimbawan, 2013, Hubungan
Timur Kabupaten Semarang, Antara Konsumsi Pangan dan
program studi kesehatan Aktifitas Fisik Dengan Kadar
masyarakat sekolah tinggi ilmu Kolesterol Darah Pria dan Wanita
kesehatan ngudi waluyo, Dewasa di Bogor.
UNGARAN. Tesis.Pascasarjana Universitas
Aulia Lisa, stop merokok (sekarang atau Indonesia. Jakarta
tidak sama sekali). Cacatan pertama World Health Organization. 2014,Global
juni 2010, penerbit Garailmu. Status Report on Noncommunicable
Muhammad Zulfikar Wilan, 2017, Faktor Diseases 2014 (Geneva: WHO,
Faktor Yang Berhubungan Dengan 2014).
Kejadian Hipertensi Di Wilayah Widharto.(2007), Bahaya hipertensi.
Kerja Puskesmas Daruba Tahun Jakarta Selatan: Sunda Kelapa
2017, skripsi sarjana tidak di Pustaka.
publikaskan Universitas
Muhammadiyah Maluku Utara,
ternate
Mussa, Abduallah, Y., & Abusnana, S.
2016, Journal of Cetes &
Metabolism Prevalence of
Hypertension and Obesity among
Emirati Patients with Type 2

28
29
30
31
32

You might also like