ALOMORF NASALISASI DAN NASAL PENAMBAH
DALAM BAHASA BIDAYUH-SOMU
Eusabinus Bunau
Jurusen Pendidiken Bahasa dan Seni FKIP Unten, Pontianale
Email: eussbunau@yehoo com
Abstract
This 1s a research on linguistics field that is Nasaltzation Process of Bidayuit-Somu
language. Nasaltzation 1s ts a process of affixation as one of word formation processes
The Nasaitzation is one of processes to dertve verb, that is transttive verb. Result of the
research shows, the Nasaltcatton Process in the Bidayuh-Somu language 1s applied
through affixation of Nasaitzatton morpheme and tts variants comprising allomorphs and
homorgante nasals to root word Analysts on structwe shows, Nasalication in the
Bidayuh-Somm langage applies by replacing and/or adding root word with the
aliomorphs and homorgantc nasals. Therefore, the Nasaltzation in the Bidayuh-Sorm
language functions both as class-maintaining and class-changing. As class-maintaining
the Nasaitcation is preftved to root word that is verbal. Meanwhile as class-changing. the
Nasaitzation i this Bidayuh-Somu language ts prefixed to root word that is nomial
Besides, it was aiso found out that the Nasaltcation is functioned to derive active verb,
that is transtttve verb,
Keywords: Nasalization Process, Morpheme and Nasalization Allomorph, Repalcive
and Additive Nasalication.
PENDAHULUAN
Penelitian ini adalah penelitian tentang
proses nasalisasi, yaitu satu sub-bagian dani
proses pembentukan —kata_—melalut
pengimbuban Dengan demilian, penelitian
ini adalah penelitian tentang morfologi
melalui proses pengimbuhan, dan dibatasi
kepada proses nasalisasi. Proses morfologi,
menurut Raman (1990-15), terdini dant
sekurang-urangnya tiga proses, yaitu
pengimbuhan, penggandean dan
pemajemukan Seterusnya, _pengimbuhan,
termasuk masalisasi, adalah —_proses
menambahlan morfem teriket atau imbuhan
kepada morfem bebas atau kata dasar.
Morfem terikat atau imbuhan tersebut terdiri
dari morfem awalan, morfem akhiran, morfem
sisipan, dan morfem terikat-terbagi (lihat
Harimurti Kridalaksana, 1996:28-29). Lebih
Janjut, pengimbuhan menurut Abdullah
Hassan (2007-132), adalah_—_ proses
pembentuken kata berimbuhan dengan
‘menambahkan imbuhan kepada morfem bebas
atau kata dasar. «Dengan demikian,
berdasarkan kedudukennya, yaitu sebelum
morfem bebas atau kata dasar, nasalisasi
‘merupalan morfem imbuban, yaity awalan.
Namun demilsian, nasalisasi tidale sepenuhnya
dapat dianggap awalan Karena bentulnya
tidale dalam bentuk suluan (lihat Rohani
Mohd Yusof, 1999:105),
Denham dan Lobeck —(2010:147)
mengemukaian bahwa imbuhan adalah
morfem yang diimbuhkan kepada morfem
Jain, yaitu morfem bebas atau kata dasar
melalui suatu proses yang disebut sebagai90 Jurnal Kajian Pembelojaran dan Keilmacan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018
pengimbuban Oleh karena itu, imbuhan
adalah morfem terikat, yaitu awalan, alshiran,
sisipan dan morfem terilaat-terbagi. Dani segi
Kedudukan, morfem awalan adalah sebelum
morfem bebas atau kata dasar, morfem
akhiran adalah sesudah morfem bebas,
morfem sisipan adalah di antara_fonem
Konsonan pertama dan fonem volal kedua
deri morfem bebas, dan morfem terilsat-
terbagi adalah sebelum dan sesudah morfem
bebas atau keeta dasar (lihat Harimurti
Kridalaksana, 1996:28-29) —_Seterusnya,
morfem terikat seperti dinyatakan oleh Kieffer
dan Lesaux (2007) terbagi kepada morfem
infleksi dan derivasi, Namun begitu, untule
penelitian ini morfem terikat tersebut adalah
‘morfem derivasi, yaitu morfem nasalisasi atau
morfem awalan Morfem derivasi adalah
‘morfem imbuhan yang berfungs’ menetapkan
atau mengubah golongan kata atau bermalna
‘menetapkan atau mengubah Kelas kata (Lihat
Kieffer dan Lesaves, 2007137)
Penelitian ini merupakan penelitian
mengenai_pembentulan lata kompleks tale
setara atau kata berlapis dari Bahasa Bidayuh-
Somu, yaitu kata kerja alsif yang terbentule
dengan morfem nasalisast dan alomorf-
alomorfnya. Kata kompleks berdasarlan
struktur, terdiri dari selurang-kurangnya satu
novan eo
‘«—|
kemeavan J =
morfem bebas + satu morfem terileat, satu
‘morfem bebas + satu morfem bebas, atau satu
morfem terikat + satu morfem bebas, atau satu
‘morfem terikat + satu morfem bebas + satu
morfem tenkat (lihat Asmah Haji Omer,
2009:21). Seterusnya untuk penelitian ini,
pembentukan kata Kerja aktif dari Bahasa
Bidayuh-Somu metibatkan morfem nasalisasi
yang terbentuk dengan struktur Nasalisasi +
‘Morfem Bebas
Bahasa Bidayuh-Somu dituturkan oleh
masyarakat Bidayuh-Somu yang tinggal di 44
Kampung di dua Kecamatan, yaitu Kembayan
den Noyan di Kabupaten Sanggau, Provinsi
Kalimantan Barat, Indonesia (Sujami Alloy,
didc, 2008). Kedua kecamatan tersebut berada
sekitar 40 kilometer dari perbatasan
Kalimantan-Indonesia dan Sarawak-Malaysia
(ilahkan lihat peta di baweh) Bahasa
Bidayuh-Somu tersebut dituturkan oleh keira-
ara sebanyak 40,166 orang (sumber: Kantor
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Sanggau, 2014). Seterumnya, secara umum
masyarakat Bidayuh-Somu bekerja sebagai
petani dan pekebun serta terdapat sediksit yang
‘ekerja sebagai pegawai negeri, Keberadaan
masyarakat Bidayuh-Somu penutur Bahasa
Bidayuh-Somu dapat dilihat pada peta di
‘bawah ini
Cambar I. Peta Letak Kecamatan Kembayan dan Noyan, Kabupaten Sanggau, Provinsi
Kalimantan Barat, Indonesia
(Sumber: Kantor Bupati Sanggau, 2014)
Skop penelitian ini adalah pengimbuhan
‘yang melibatkan proses nasalisasi pada bagian
awal morfem bebas atau kata dasar. Kajian ini
dertujuan untule mengidentifikasi morfem
nasalisasi dan alomorf-alomorf atau variasi-
variasinya, dan mendesieipsilan proses
nasalisasi untule membentuk kata kerja aktif
deni pada Bahasa Bidayuh-Somu Rumusan
masalah dan tujuan penelitian ini adalah
alomorf dan nasal yang temasuk morfemJurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018 9
nasalisasi dalam Bahasa Bidayuh-Somu,
alomorf pengganti dan penambah serta nasal
penambah, nasalisasi sebagai penetap dan
pengubah golongan kata
Hasil penelitian ini relevan untule
menambah Khasanah penelitian di bidang
morfologi, khususnya Nasalisasi serta relevan
sebagai sumber atau ryjukan bagi penelitian-
penelitian serupa untule bahasa-bahasa lain di
Nusantara yang belum diteliti Akhimya,
penelitian im relevan sebagai satu upaya
untuk mendokumentasiken atau merekam dan
mempublilasiken — supaya == menjadi
pengetaluan linguistik, Khususnya di bidang
Nasalisasi bagi masyarakat awam, masyaralsat
alcademile pembelajar bahasa dan para peneliti
bahasa yang lain
Teor yang dinyjule untuk penelitian ini
adalah teori struktural, yaitu teori yang
melihat bahwa suatu kata mempunyai struktur
atau rangka tertentu (lihat Bloomfield, 1994).
Struktur atau rangka leata tersebut boleh terdiri
dari pada gabungan atas morfem bebas dan
morfem teriket, atau merupalan gabungan
dari imbuban dan kata dasar atau kata akar
Dengan demilian, berdasarkan strultur atau
mga, kta terdiri dari kata tunggal, yaitu
morfem bebas dan kata ompleks yang terbagi
atas kata berlapis dan kata majmulk (Lihat de
Saussure, 1986, dan Crystal, 1980)
Nasalisasi dalam pembentukan kata
mengacu kepada proses menambah atau
menggantikan fonem pertama lata dasar
dengan fonem yang homorgan atau
homorganik (lihat Asmah Haji Omar, 2013-48
dan Rohani Mohd Yusof, 1999:105). Dalam
hal ini nasalisasi boleh berfings. sebagai
pengganti dan penambah Nasalisasi yang
berfungsi sebagai pengganti adalah proses
yang menggantikan fonem pertama kata dasar
dengan bunyi nasal, sedangkan nasalisasi
yang berfungsi sebagai penambah adalah
proses meletakken bunyi nasal sebelum lata
dasar (lihat Rohani Mohd Yusof, 1999-124
dan 136). Oleh karena itu, nasalisasi berarti
suatu proses mengganti dan/atau menambah
fonem pertama kata dasar dengan fonem nasal
atau merupakan proses peleburan fonem
melalui penyengauan pada fonem pertama
kata aker atau keata dasar Berdasarkan
kedudukannya dalam kata, —_nasalisasi
merupalan imbuhan awalan Walaupun
demilian nasalisasi tidak boleh dianggap
sebagai awalan —sepenuhnya arena
Kehadirannya tidal dalam bentule sulean atau
sul: tata (lihat Rohani Mohd Yusof,
1999-105).
Seterusnya, berdasarkan kata bentukan
yang terbentule dari proses nasalisasi, yaity
kata kerja aktif, maka nasalisasi merupakan
morfem atau awalan verbal. Asmah Haji
Omar (2013:47) menyatakan bahwa nasalisasi
merupalan morfem verbal yang berfungst
baik sebagai penetap maupun pengubah
golongan kata. Oleh Karena itu, nasalisasi
sebagai penetap golongan kata ditambahlean
kepada kata dasar golongan Kerja dan sifet,
sedangkan nasalisasi sebagai pengubah
golongan kata, ditambahkan kepada kata dasar
golongan benda Dengan fungsi penetap,
nasalisasi_menandakan bahwa kata Kerja
adalah lata kerja transitif Seterusnya,
nasalisasi sebagai pengubah golongan kata
menghasilken kata verbal dari kata nominal
(lhat Asmah Haji Omar, 2013:47-48).
Nasalisasi merupakan morfem verbal dan
berfungsi sebagai penetap dan pengubah
golongan kata. Sebagai penetap, nasalisasi
dimbuhkan kepada kata Kerja dan kata sifat
serta menandakan bahwa kata Kerja adalah
kata kerja aktif. Sebagai pengubah, nasalisasi
diimbubkan kepada kata benda atau
menghasilkan kata verbal dari pada kata
nominal (lihat Asmah Haji Omar, 2013:47-
48). Dengan demilian dapat dikataken,
nasalisasi berarti suatu proses mengganti atau
menambah fonem awal dari pada morfem
bebas atau kata dasar menggunakan fonem
nasal
Kaidah atau metode yang digunakan
dalam penelitian ini kaidah penelitian huluan
(ustream research) yang dilakcukan secara
desloiptif (lihat Asmah Haji Omar, 2008-6)
dengan telnile pengumpulan data, yaitu
merekam (recording). Data yang dipilih dan
dibahas dalam penelitian ini adalah data
Bahasa Bidayuh-Somu yang mengandung92 Jurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018
morfem nasalisasi dan variasi-variasinya (lihat
Sudaryanto, 1990) Sumber data penelitian
adalah informan penutur asli Bahasa Bidayuh-
Somu, baile laki-laié maupun perempuan, dan
berumur 35-50 tahun Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
koslitatif (Asmah Haji Omer, 2008)
Memperhatikan bahwa morfem berfungs
sebagai penetap dan pengubah golongan kata,
maka pendelatan Sistemik (Bemy, 1975) juga
digunaican dalam kajian ini. Teknik pemilahan
data adalah telnik elisitasi atau penyortiran
data berdasarkan Kelompok atau golongan
data, misalnya kelompok alomorf pengganti
dan penambah Analisis data dilakuken
dengan telmik deskriptif Analisis deslnptif
bagi penelitian bahasa adalah analisis yang
dilakukan untuk mendesiipsiken suatu
bahasa (lihat Samsuri, 1980:70)
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa
nasalisasi juga terdapat dalam Bahasa
Bidayuh-Somu dan dapat berfungsi sebagai
penetap dan pengubah golongan kata, serta
menghasillkan kata kerja altif Sebagat
penetap golongan ata, naslisasi hadir
bersama kata aker dan golongan kata kerja,
dan sebagai pengubah golongan, nasalisasi
hadir dengan kata akar golongan benda dan
sifat, Fungsi ini bergantung kepada kata alar
‘yang hadir bersama unsur nasal tersebut. Di
samping itu, morfem —nasalisasi ini
mempunyai daftar alomorfnya tersendin,
Karena itu berdasarkan data didapati balwa
morfem nasalisasi dalam Bahasa Bidayuh-
Somu seperti juga dalam bahasa Iban (lihat
Asmah Haji Omar, 2013-45), dapat dibagilan
kepada tiga alomorf, yaitur
1. Alomorf /~2/
2. Alomorf /Ne-/
3. Alomorf /Ni-/
Setiap alomorf di atas mempunyai
peraturannya masing-masing Alomorf / “2/
adalah alomorf yang diwakili oleh bunyi-
bunyi nasal mv, /a/, /%/ dan /%/. Analisis
data memunjukéan bahwa nasal /mJ/, /n/, dan
JNJ boleh merupakan pengganti dan
penambah, sedangkan nasal /''/ hanya
merupaian nasal pengganti. Selanjutnya,
berdasarkan contoh-contoh proses nasalisasi
dari Bahasa Bidayuh-Somu juga menunjukdean
bahwa alomorf /Nes dan alomorf /Ni/
merupakan alomorf penambah Dari analisis
data, yaitu kata-lata dalam Bahasa Bidayuh-
Somu diketahui bahwa alomorf / “2/ yang
diwakili oleh bunyi-bunyi nasal /m/, /n/,
/%/ dan /%/ merupakan bagian dari
morfem-morfem terikat. Morfem-morfem
dengan unsur nasalisasi tersebut te1
dari {kuN-}, {puN-}, {buN-}, dan {niN-
}. Penambahan unsur-unsur voll /i/ dan /e!
untuk alomorf /N-/ menjadi alomorf /Ni-/ dan
alomorf Ne-/ adalah berdasarkan linglungan
atau bunyi-bunyi fonem pertama kata akar
dari Bahasa Bidayuh-Somu, Seterusnya,
nasalisasi dalam Bahasa Bidayuh-Somu
mempunyal -malma-maima —_—tertentu
tergantung pada ciri-ciriIeata ale.
Berdasarkan analisis data, didapati nasalisasi
dari Bahasa Bidayuh-Somu mempunyai
kemiripan dengan nasalisasi dalam Bahasa
Than yang dituturkan di Sarawak (lihat Asmah
Haji Omar, 2013:45)
Nasalisasi sebagai Pengganti
Nasalisasi sebagal pengganti yang
dilambangkan dengan alomorf / “® /
mengacu kepada proses nasalisasi yang boleh
merupakan pengganti, Alomorf / “@ /
tersebut mewakili buny-bunyi /m/, /n/, /8/,
dan /sy/ yang merupakan nasal pengganti
kepada fonem pertama kata akar yang terdiri
dari bunyi-bunyi konsonan yang homorgan.
Pada dasarnya konsonan m/, /n/, /2/, dan
/ss/ menggantiken fonem pertama kata akar
‘yang terdiri dari konsonan bersuara dan tale
bersuara seperti fonem konsonan plosif,
afrikat dan frikatif Dalam proses menggantiJurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018 93
ini akan menyebablen fonem pertama kata
fonem nasal Peraturan ini tergambarkan
aler dihilangkan dan digantikan dengan dalam Tabel 1 berilcut:
Tabel 1: Fonem Pertama Kata Akar dan Alomorf/Nasal Pengganti_
dalam Bahasa Bidayuh-Somu_
Konsonan Fonem Pertama Kata Akar Alomorf/Nasal Pengganti
ph. Tb [ow]
Plosif GAC Inf
1, Ie [7
Ara Fell PsP
is) [x1
Frikatif
" Th] [ef
Tabel 1 di atas_menunjuldan bahwa
nasal /m/ dalam Bahasa Bidayuh-Somu
‘merupaken pengganti kepada fonem plosif /p/
den /b/. Seterusmya nasal /n/ pula adalah
pengganti kepada fonem lata akar yang
diawali oleh fonem plosif fv dan /d/
Selanjutnya, nasal /%/ pula merupakan
pengganti kepada fonem pertama kata akar
yang didahului oleh fonem plosif /ik/ dan /g/
serta fonem ffikatif /iv, sedangkan nasal /
adalah pengganti kepada fonem pertama kata
alar yang dimulai oleh fonem affikat /o! dan
{iJ serta fonem frileatif /s/
11. Alomorf /in-/
Alomorf /m-/ adalah sebagian dari
proses nasalisas. Berdasarkan Ieajian
diketahui, alomorf /m-/ dalam Bahasa
Bidayuh-Somu merupakan penetap (silahkan
ihat contoh nomor 1-5) dan pengubah
golongan kata (silahkan lihat contoh nomor 6-
7), Alomorf ini kemudian boleh ditambabkan
‘kepada kata aksar dari golongan kata kerja dan
kata benda. Alomorf /m-/ ini wujud apabila
‘kata akar dimulai dengan fonem plosif /p/ dan
fol. Dalam hal ini, alomorf /m-/ bersifat
pengganti, Keadaan yang demilian itu
menyebabkan fonem plosif /p/ dan /b/ pada
awal kata akar akan hilang dan digantikan
dengan fonem homorganik /m/. Berdasarkan
fungsi, alomorf /m-/ dalam Bahasa Bidayuh-
Somu boleh berfungsi sebagai penetap dan
pengubah golongan kata. Berikut ini adalah
contoh-contohnya:
a. Alomorf /m-/ sebagai penetap golongan
kata:
1. /poNko?/ =tabrak
/moNko?/ =menabrak
2. Ipiris/ las
/miris/ emilas
3. /pacual/ =lepas, cabut
/macual/ elepas, mencabut
4, [botat/
/motat/
5. /borut/ — =gulung (tikar)
/morut/ jenggulung (tikar)
b. Alomorf /m-/ sebagai pengubah golongan
kata:
6. /botuh/ atu
/motuh/ jembatu
7. Ipokuh/ akis
/mokuh/ jencari pakis
8, /bota/ atang
/mota/ kit keram
Dari contoh-contoh didapati, alomorf
im-/ lebih Kerap berlaku kepada kata akar
golongan kata kerja dibandingkan dengan
golongan kata benda dan kata sifet. Oleh
‘karena itu dapat dikatakan bahwa alomorf /mn/
lebih berfungsi sebagai penetap dibandingkan
fungsi sebagai pengubah golongan kata. Dari
contoh yang diperoleh mempertihatian bahwaa Jurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018
proses nasalisasi dengan alomosf /m-/ ini lebih
kkerap berlaku kepada kata akar dari Bahasa
Bidayuh-Somu yang diawali oleh fonem
Konsonan tak bersuara /p/. Seterusnya
berdasarlan keberadaan obyek dalam kalimat,
pengimbuban alomorf /m-/ kepada kata akar
dalam Bahasa Bidayuh-Somu menghasillan
kata kerja transtif, Di samping itu,
pengimbuban alomorf /m-/ menunjuléan
malna ‘proses menjadi’. Kata kerja transitif
an malma tersebut adalah seperti pada conto
ealimat dani cerita rakyat dalam Bahasa
Bidayuh-Somu berikut
/usa?jeh Adi botuh lobuar', moru jeh
‘motuh kosuh ay ge ?Neh/
(lorem suloh menjadi Kamat, mas sudan
imembatu ann itu juga ma)
‘kama sudah menjadi batu, maka anjing
tersebut juga it membatu/
1.2. Alomorf /n-/
Keberadaan alomorf /n-/ dalam Bahasa
Bidayuh-Somu didapati hadir pada kata akar
yang terdini dari golongan kata Kerja dan kata
benda. Alomorf ini boleh hadir apabila kata
aler didalmlui oleh fonem plosif /t/ dan /d
Oleh karena itu, kehadiran alomorf /n-/ dalam
Bahasa Bidayuh-Somu bersifat sebagai
pengganti dan menyebabkan fonem plosif //
den /d/ pada kata alar hilang Pethatikan
contoh berikut:
a Alomorf /n/ sebagai penetap golongan
kata:
1. ftontal
Inontal
2. Ityjol
Innjo!
3. Idorub/
Inorubi
. Alomorf /n-/ sebagai pengubah golongan
kata:
4. [dodos!
Inodos!
Haikunat yang dsebablan oleh pets dn gm tng
being
5, Idoput!
Jnoput!
6. ftotow!
Inotow!
7. hatey!
Inatey!
Berdasarlan data menununjukkan
‘bahwa alomorf /n-/ dalam Bahasa Bidayuh-
Somu berfungsi sebagai penetap golongan
ata (lihat contoh nomor 1-3) dan pengubah
golongan kata (lihat contoh nomor 4-7)
Seterusnya, pengimbuhan alomorf ini kepada
kata aker menghasilken kata kerja transitif
tergantung pada Kehadiran obyek dalam
ielimat dai Bahasa Bidayuh-Somu,
Berdasarkan analisis didapati, penggantian
fonem yang homorganik dengan nasal /n/
menerbitkan kata kerja transitif serta
menunjukan cin atau malma ‘melalukan
sesuatu’. Perhatikan contoh Kalimat berifut
ini
/yeoa? dege ?noruh onamu?,
mat? Aazva Ja Nen/
(angan sesh memarahianakmu,nantimerjukal ma)
fjangan selalu memarahi anaikmu, nanti
merajuk pula dia!
Alomort /2-/
Berdasarlan analisis didapati, alomorf
/$-/ dalam Bahasa Bidayuh-Somu dapat
diimbubkan kepada kata alar yang terdiri dari
golongan kata kerja dan kata benda
Berdasarkan struktur, alomorf tersebut hadir
di bagian awal kata alar yang didahului oleh
fonem plosif /W/, /g/ dan frilatif /h/. Proses
penggantian fonem awal kata aker dengan
alomorf /N-/ ini menyebabkan hilang atau
tergantinya fonem awal kata akar dengan ciri-
iri yang homorgan Contoh-contohnya, yaitu:
1. Mcaluab/ = sahut
/$aluabl— =menyabut
2. Majoh/ = tebas, potong
ISajoh menebas, memotong
3. Mcolual epung
/$olual ~—- =mengepungJurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018 %
4. Igorat! = =kibas
JSorat/ = mengibas
5. Igolual gulung (tali)
J$olval = menggulung (tali)
6. sgocoh) = =pulkul, tinju
J&ocoh) = =memuleal, meninju
7. feosub) — =anjing
J&osuh/ = berburu (dengan anjing)
8. Mrondas sepeda motor
J%ondal — =mengendarai sepeda motor
Berdasarlan contoh-contoh di atas
didapati, nasalisasi pengganti yang terjadi
dengan alomorf /N-/ dalam Bahasa Bidayuh-
Somu dapat berfingsi sebagai penetap
golongan kata dan pengubah golongan kata
Dengan kata lain, sebagai penetap golongan
ata, alomorf /N-/ hadir bersama kata akar
golongan verbal. Sedangkan sebagai
pengubah golongan kata, alomorf ini hadir
bersama kata akar golongan nominal
Berdasarkan jumlah contoh, didapati alomorf
JN-/ lebih Kerap berfungsi sebagai penetap
golongan kata (lihat contoh nomor 1-6)
dibandingken sebagai pengubah golongan
ata (ihat contoh nomor 7-8). Berdasarkan
fungsi nasalisasi, yaitu menerbitkan kata kerja
aleif, alomorf /N-/ ini menerbitkan kata kerja
tak transitif dan menandakan makna
‘melalculan sesuatu’. Perhatikcan Kealimat yang
bersumber dari cerita rakyat Bahasa Bidayuh-
Somu berikut
/osik sonta Nate2p, oji narut datNeh, Nosuh
no ?uta2maNkey'/
(tabi mim yanea, perp berburu merela, berburu di hulu
rmaNtey)
/nabis musim panen, mereka pergi berburu
ke hulu maNkey/
13. Alomorf /s-/
Analisis terhadap kata dalam Bahasa
Bidayuh-Somu menunjuldan, alomorf /%-/
dapat menggantikan fonem kata aker yang
‘Nua texpat di antara aman Sebudih dan kamping,
semua
terdiri dari golongan verbal dan nominal.
Karena itu pula, alomorf tersebut merupakan
penetap (silahkan lihat contoh nomor 1-8) dan.
pengubah golongan kata (silahkan lihat
contoh nomor 9-12). Analisis terhadap
alomorf /-/ memperlihatkan, alomorf ini
dapat ditambahkan kepada kata akar yang
diawali dengan fonem aftikat /c/ dan jj/ dan
fnkatif /s// Penambahan alomorf tersebut
kepada kata akar dari Bahasa Bidayuh-Somu_
mengakibatkan fonem afrikat /c/ dan jj/ dan
fnkatif /s/ dalam kata akar hilang atau
digantikan oleh alomorf /J-/._ Contoh-
contohnya adalah sebagai berikut:
a. Alomorf /)-/ sebagai penetap golongan
kata:
1. /cocap/ =rasa
‘/ssocap/ =merasa
2. /soman/ =sakit
‘/Ssoman/=menderita sakit
3. /ciNap/ = habis (napas)
‘/siNap/ =habis napas
4. /jigat/ = diri
‘/Ssigat/_ =mendirikan
5. fjalat/ =jalan
(/salat/ =menjalankan
6. jodi) =jadi
Jsodi/ = menjadi
7. /sobu/ = rumput
/Sobu/ =merumput
8. /sara?/ = cerai
/ssara?/ = menceraikan
b. Alomorf //-/ sebagai pengubah golongan
kata:
9. /sarih/ =lantai
/sarih/ = memasang lantai
10,/saley/ = salai
/svaley/ = menyalat
11/samal/_=sambal
/samal/ =menyambal
12.,/cokas/ = pakis merah
/sokas/ = mencari pakis merah96 Jurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018
Data Bahasa Bidayuh-Somu di atas
memperlihatkan, poses nasalisasi dengan
alomorf //-/ lebih sering terjadi dengan kata
‘akar dari golongan kata kerja. Oleh karena
itu, nasalisasi dengan alomorf /)-/ lebih kerap
berfungsi sebagai penetap _golongan
dibandingkan sebagai pengubah golongan
kata. Berdasarkan fonem awal kata akar
menandakan, proses nasalisasi alomorf //-/
lebih sering terjadi dengan fonem afrikat /c/
dan /j/ dibandingkan fonem frikatif /s/.
Berdasarkan fungsi pula, alomorf /)-/- ini
menerbitkan kata kerja transitif. Seterusnya,
analisis menunjukkan bahwa —alomorf
tersebut — memiliki
sesuatu’. Lihat kalimat berikut:
/nESEK balo puraNkono torut 4 Sigat
romin/
(eesek banyak bahan/amuan di hutan untuk mendirkan
rumah
/geseklah banyak bahan/ramuan di hutan
untuk mendirikan rumah/
makna —‘melakukan
2. Nasalisasi sebagai Penambah
Dalam proses nasalisasi terdapat suatu
fonem nasal yang berfungsi sebagai pengganti
den penambah kepada fonem awal sesuatu
kata aler (silahkan meryjuk Asmah Haji
Omar, 1981-48). Oleh Karena itu, selain
sebagai pengganti, nasalisasi dalam BBS
boleh berfingsi sebagai penambah Secara
‘mum, nasalisasi akan berfungsi sebagai
penambah apabila berlaku pada alomorf /Ne/
dan Nil. Alomorf /Ne/ merupakan
penambah fonem awal kata akar dwisuku
yang dimulakan oleh konsonan liquida,
Sedangkan alomorf /Ni-/ adalah penambah
kepada fonem awal kata akar ekasuku yang
didahului oleh konsonan afrikat /c/ dan
konsonan liquida. Bagaimanapun data
memperlihatkan, dalam Bahasa Bidayuh-
Somu terdapat juga fonem nasal dengan ciri
iri penambah pada bagian awal kata akar.
Fonem nasal berkenaan terdiri dari /m-/, /n-/
dan /N-/. Berdasarkan contoh-contoh yang
diperoleh, nasal /m-/, /n-/ dan /N-/ adalah
penambah kepada fonem pertama kata akar
yang diawali fonem konsonan homorgan dan
vokal
‘Nasal penambah /m-/
Berdasarlan proses nasalisasi_ dengan
nasal penambah dalam Bahasa Bidayuh-Somu
didapati, nasal /m-/ memasuki kata akar yang
terdiri dari golongan verbal dan nominal
Dengan demikian, nasal tersebut dapat
erfungsi sebagai penetap dan pengubah
golongan kata. Penelitian yang dilalukan
techadap Bahasa Bidayuh-Somu
‘memperlihatkan bahwa nasal /m-/ bisa hadir
sebelum kata akar yang didalmlui oleh fonem
plosif jp/ dan fo! dan lV. Seterusnya,
penambahan nasal ini bisa terhadi pada kata
aker yang pada struktumya terdapat sistem
vokal harmoni. Contoh:
@. Nasal penambah /m-/ sebagai penetap
golongan kata:
1. /polak/
/mpolak
2. /pola/ =makan (hanya nasi saja)
‘/mpola/ =makan nasi tak berlauk
3, flaher/ =lahir
/mlaher/ =melahirkan
4, /lasah/ =pukul (dengan rotan)
/mlasah/ = memukul (dengan rotan)
b. Nasal penambah /m-/ sebagai pengubah
golongan kata:
5. /poriat/ =luka
‘/mpojiat/=menutup luka
6. /pidal/ = padat
‘/mpidal/ = menjadi padat
7. [paNey/ =menara
/mpaNey/ =bermenara
8, /bunsik/ = arang
/mbunsik/= mencoret muka (dengan
abu/arang)Jurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018 7
9. /bidat/ = bidan
/mbidat/ = membidani
Berdasarkan contohdi_—alas
mempertihatkan, nasal /m-/ dalam Bahasa
Bidayuh-Somu merupakan penetap golongan
kata (lihat contoh 1-4) dan pengubah
golongan kata (lihat contoh 5-9), Seterusnya,
dani analisis, memunjuldan —bahwa
pengimbuban nasal penambah /m-/ kepada
kata alar dalam Bahasa Bidayuh-Somu
menghasiian kala kerja transtif yang
menandalan makma ‘melaleukan sesuatu’
Contohnya adalah seperti dalam kalaimat
yang bersumber dari Bahasa Bidayuh-Somu
‘erie ini
/man mpola modas, Arp laok/
(alan mala tak beri, ads Bu
/makannya makan nasi saja, tak berlauk/
Nasal penambah /n-/
Data Bahasa «—Bidayuh-Somu
‘memperlihatkan bahwa nasal penambah /n-/
dalam bahasa ini dapat ditambahkan kepada
eta akar dari golongan nominal dan verbal
Dengan demilcan, nasal berkenaan bisa
‘erfungsi sebagai penetap dan pengubah
golongan kata. Analisis yang dilakukan
techadap data Bahasa Bidayuh-Somn
‘menunjudan bahwa nasal /n-/ ini merupalan
penambah kepada kata akar yang dimulai oleh
fonem plosif // dan /d/, fonem affikat /c/ dan
fl, dan frikatif Js! Contoh proses
pengimbuhan nasal penambah /n-/ kepada
kota akar Bahasa Bidayuh-Somu, yaitu
@. Nasal penambah /n-/ sebagai penetap
golongan kata
1. /tusa?/
/ntusa?/
2. /tulah/
/ntulah/ = mengutuk
3. /sarat/
Insarat/ =terkejar
4, /earo/ =bahas
Incaro/=membahas
5. /jilo/ acau
/njilo! —=menngacau
b. Nasal penambah /n-/ sebagai pengubah
golongan kata:
6. /cilak/ =celak (mata)
‘Incilak/ =mencelakkan mata
7. ftudo?/ =tengah
‘/ntudo?/ =berdiri (di tengah)
8, /tadu/ = ayam jantan
Intadu/ =berkokok
9. /jukat/ =pantangan
‘Injukat/ =berpantang
10,/sido%/ =manis
Insido?/ =merasa manis
Analisis yang dilalukan terhadap
contoh-contoh di atas menunjulekan, nasal
penambah /n-/ merupaken penetap (Lihat
contoh 1-5) dan pengubah golongan kata
(lihat contoh 6-10). Di samping itu, contoh-
contoh pula memperlihatkan —bahwa
pengimbuhan nasal /n-/ kepada lata alear yang
didahului oleh konsonan homorganik /t/ dan
/d/ dapat terjadi apabila di dalam struktur kata
alar tersebut terdapat sistem vokal harmoni
Selain itu, didapati bahwa nasalisasi dengan
nasal penambah /n-/ dalam Bahasa Bidayuh-
Somu berfings' menerbitian lata kerja
transitif dan menunjulken makna ‘mampu’
Pethatikan contoh kalimat yang bersumber
deri Bahasa Bidayuh-Somu berikut
/omat di?sinih, moru nsarat datNeh kane
omEY
{vatbupun yang betatangan, akira terkear juga mereta
oleh tami
Fwalaupun (kami) belakangan tetapi terkejar
juga mereka oleh kami /
Nasal penambah /N-/
Berdasarken analisis yang dilakukan
techadap nasalisasi dengan penambah
didapati, nasal /N-/ dalam Bahasa Bidayuh-98 Jurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018
Somu dapat diimbublan kepada kata akar
‘yang terdiri dari golongan verbal dan nominal
Oleh karena itu, nasal /N-/ ini boleh berfungsi
sebagai penetap dan pengubah golongan kata
Seterusnya, contoh-contoh pula
‘memperiihatkan bahwa nasal /N-/ dalam
bahasa ini boleh ditambahkan kepada kata
akar yang didahului oleh fonem plosif fd, /g/,
den fonem volal. Contolr
Nasal penambah /N-/ sebagai penetap
golongan:
1. /goyuat/ =berjalan (lambat)
/Sgoyuat/ =berjalan (lambat)
2. /kuri?/ =pergi (pulang hari)
/Skuri?/ = pergi (pulang hari)
3. /kota?/ = pergi (cepat)
/Skota?/ = mempercepat
b, Nasal penambah /N-/ sebagai pengubah
golongan:
4, fabuh/ =abu dapur
/Sabuh/ =menaburkan (abu dapur)
5. fobor/ =bor
/2obor/ =mengebor
6. /untal/
/Suntal/ =meratah daging
7. [imey/=roh
/Simey/ = menjadi roh
Berdasarlan contoh-contoh datas,
didapati nasal /N-/ merupakan penetap
golongan lata (lihat contoh 1-3) dan
pengutah golongan kata (lihat contoh 4-7)
Penelitian yang dilakukan terhadap contoh-
contoh tersebut | menunjukan —bahwa
nasalisasi dengan penambah nasal /N-/ dapat
diimbublan kepada kata aker yang pada
struktumya terdapat sistem voll harmoni dan
didaubului oleh konsonan homorganik /t/ dan
Id. Seterusnya, proses nasalisasi sebagai
penambah dengan nasal /N-/ dalam Bahasa
Bidayuh-Somu menghasilkan kata kerja
transitif dengan iri ‘melalukan sesuatu’,
vita:
/bunoniah d&g? Nuntal siop yoh, mat?
Ap £74 man/
(mengapa meluhumeratah daging ayam tu, namtitlakada
‘bei Bukuntukorang matan/
/mengapa (kamu) terus meratah daging
ayam itu, nanti orang makan tidak berlauk/
Alomorf penambah /Ne~/
Dani contoh-contoh nasalisasi dengan
penambah menunjukkan, alomorf /Ne-/ dalam
Bahasa Bidayuh-Somu terdapat pada kata
akar yang terdiri dari golongan verbal dan
nominal. Dengan demikian, alomorf /Ne/
dalam ini bisa berfungsi sebagai penetap dan
pengutah golongan kata Sebagai penetap
golongan kata, alomorf tersebut hadir bersama
kata aker dari golongan verbal. Sedangkan
sebagai pengubah golongan Ista, alomorf
INe/ ini hadir bersama kata aker dari
golongan nominal. Dari kajian yang dilakukan
techadap proses nasalisasi dalam Bahasa
Bidayu-Somu didapati, alomorf /Ne ini
dapat diimbuhlan kepada kata akar dwisulcu
yang dimulai oleh Konsonan liquida, Contoh-
contoh, diantaranya:
a. Alomorf /Ne-/ sebagai penetap golongan:
1. /labi/
/Selabi/
2. /ronap/ = rendam
/Seronap/——-=merendam
3. /ranap/ = pekik
/Seranap/ = memekik
b. Alomorf /Ne/ sebagai pengubah
golongan:
4, /raNko/ =kayu
/SeraNko/ = mengolah (jadi
Papan)
5. /rentes/ =rintisan
/Serentes/ — =merintis
6. /lansa?/ =parang, mandau
/Melansa?/ = memotong
(men ggunakan parang, mandau)
7. flobut/ = popok bayi
/Selobut/ =menyelimuti (bayi)Jurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018 99
Berdasarkan contoh-contoh di atas
mempertihatkan bahwa alomorf /Ne/ dalam
Bahasa Bidayuh-Somu hadir bersama kata
aler dwisulu dari golongan kata benda dan
fata sifat. Seterusnya berdasarkan penelitian
yang dilakukan terhadap nasalisasi dengan
alomorf /Ne/ ini menunjukkan bahwa
alomorf /Ne-/ ini berfungsi menerbitkan kata
kerja transitif dengan ini atau makna
‘melaloulan sesuatu’. Perhatikan contoh
kalimat berileut:
/onu at yoh jeh bua ?boyok, 99? kay Nelobut
‘ayo yoh/
(hart tesebutsudah lencare, jangan titakmenyeimuti
anak perempuan lect
Mhani itu mulai berangin kencang, jangan lupa
menyelimuti anak perempuan kecil itu/
Alomorf penambah /Ni-/
Kajian yang dilalculan terhadap kata
Bahasa Bidayuh-Soms —memperlihatken,
alomorf /Ni-/ merupalan pengubah golongan
kata. Alomorf ini biasanya hanya dapat
ditambehkan kepada kata akar golongan kata
nama, Dari contoh-contoh yang diperoleh,
alomorf /Ni-/ ini bisa ditambahkan kepada
ata akar ekesulu yang dimulai oleh fonem
afrikat /c/, lateral //, dan getaran itl
Berdasarkan pengamatan, alomorf /Ni/ ini
lebih sering terjadi pada kata akar yang
dimulai oleh fonem afrikat tale bersuara /cl
Berikut ini adalah diantara contoh-contoh
penggunaan alomorf /Ni-/ dalam kata Bahasa
Bidayuh-Somu:
1. /eap/ = cap
/Sicap/ jengecap
2. /cas/ si (tenaga)
/Sicas/—_ =mengisi (tenaga)
3. /cat/ seat
/Sicat/ = mengecat; mewarnai
4, /lap/ lap (Iantai)
> Sebutaalpanggilan untuk anak kecil yang perempuan.
Abang adalah sebutan/parggilan untuk anak kee laki-
lala.
/xilap/ = mengelap (lantai)
5. /las/ = sambungan pada
besi
/Silas/_ = menyambung besi (dengan
dibakar)
6. /lem/ lem
/Silem/ = mengelem
7. rem/ em
/Sirem/ = mengerem
Berdasarkan proses _pengimbuhan
dalam Bahasa Bidayuh-Somu, didapati
alomorf /Ni-/ ini hanya berfungsi sebagai
pengubah golongan kata (perhatilan contoh 1-
7 di atas), Berdasarkan fungsi atau kehadiran
objec dalam kelimat, didapati alomorf /Ni-/
dalam bahasa ini berfungsi menghasillan lata
kerja transitif dan menunjukken makna
“melaloulen sesuatu’. Lihat contoh kalimat
berikut:
/opi PLN taput pojap, moru moka-malak
kurija Nilas pigo bosi/
(epiPtn tas padam abi terbergtalspeteraan menges
car best
/gara-gara listrik mati, alshimya terbenglalai
kegiatan mengelas pagar besi/
Berdasarkan analisis terhadap contoh-
contoh proses nasalisasi yang berfungsi dalam
Bahasa Bidayuh-Somu menunjukken bahwa
proses ini dapat memberikan makna
tersendiri, seperti makna-malma: Melalcukan
sesuatu, Saling melalukan —_perbuatan
(Resiprokal), Mampu, Menuju dan Memilile
KESIMPULAN
Analisis yang dilallan terhadap
contoh-contoh memperlihatkan, proses
nasalisasi dalam Bahasa Bidayuh-Somu
berfungsi sebagai pengganti dan penambah.
Berdasarlan fungsi pengimbuhan didapati,
proses nasalisasi tersebut merupaken penetap
dan pengubah golongan kata. Sebagai penetap
golongan kata, nasalisasi dalam Bahasa100 Jurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018
Bidayuh-Somu boleh diimbuhkan kepada kata
aler dari golongan kata Kerja. Sedangkan
sebagai pengubah golongan kata, nasalisasi
dalam Bahasa Bidayuh-Somu —_ dapat
diimbuhkan kepada kata aker dari golongan
kata benda dan kata sifat. Seterumnya pula
berdasarkan kehadiran obyel dalam kelimat
menunjuklan, nasalisasi dalam Bahasa
Bidayuh-Somu secara umum menerbitlan
ota Kerja transitif dan menunjuldan malma-
smaima terterntu
Walaupun pada umumnya proses
nasalisasi tejadi pada lata aker (berlaitan
dengan kasus ini, silahkan meryjule Asmah
Haji Omar, 1991:32), tetapi hasil analisis data
menunjuklan bahwa di dalam Bahasa
Bidayuh-Somu terdapat dua kata akar yang
‘mengalami proses nasalisasi_ dengan
penambah nasal /m-/ pada tingkat morfem
Proses nasalisasi dari kedua contoh tersebut
adalah seperti berieut:
1. furi?/ = obat
Ipuri/ jengobati
/mpuri?/ = mengobati
2. Jule?/ sap (di dahi)
/pule?/ _=mengusap (di dahi)
/mpule?/ =mengusap (di dahi)
Proses nasalisasi kedua kata akar tersebut
adalah seperti berilut:
1. {put} + /uri?/ > /puri?/, vokal
rangkap /u/ gugur.
Jen] + /puri?/ > /mpuri?/
2. {puN-} + /ule?/ > /pule?/, vokal
rangkap /u/ gugur.
/m/ + /pule?/ > /mpule?/
Kedua contoh di atas mempertihatkan
‘bahwa proses nasalisasi tersebut terjadi pada
tingkat morfem, yaitu morfem (puN-) atau
alomorf /pu-/ dengan peluluhan fonem vokal
‘tv pada alomorf /pu-/ menjadi alomorf /p/
DAFTAR PUSTAKA.
Abdullah Hassan 2007. Linguaisttit Am. Kuala
Lumpur PTS Profesional
Asmah Haji Omar 2008. Kaedalt
Penyeltdian Bahasa dt Lapangen. Kuala
Lumpur Dewan Bahasa dan Pustalca
Asmah Haji Omar. 2009 Nain Melayu
‘Mitakiit (edisi kelima). Kuala Lumpur
Dewan Bahasa dan Pustalca
Asmah Haji Omar. 2013. The Iban Language
of Sarawak: A Grammatical Description.
Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan
Pustalca
Beny, Margaret. 1975. An Introduction to
Systemic Linguistics. London BT.
Batsford.
Bloomfield, Leonard. 1994. Language. Delhi
Motilal Banarsidass
Crystal, David. 1980. Linguistics
Hammondsworth, Middlesex, England:
Penguin Books
de Saussure, Ferdinand 1986. Course in
General Linguistic. Translated and.
annotated by Roy Haris. La Salle IIL
Open Court
Denham, Kristin dan Lobeck, Anne 2010.
Linguistics for Everyone: an
Introduction.” Boston’ — Wadsworth
Cengage Leaming
Harimurti Kridalalesana. 1996, Pembentuken
Kata Daiam Bahasa Indonesia (edisi
kedva), Jakarta’ Gramedia Pustaka
Utama,
Kieffer, Michael J, dan Lesaux, Nonie K.
“Breaking down words to build meaning:
Morphology, vocabulary, and reading
comprehension in the urban classroom’
dalam The reading teacher 61, no. 2
(2007): 134-144
Ramlan, 1990. Morfiogt? Suate Tiajanan
Desiriptif Yogyakarta: UP. Karyono.
Rohani Mohd Yusof 1999. Perbandingan
Morfologt Bahasa Melayu dan Bahasa
Iban, Tesis Untuk Memenuhi Keperluan
Ijazah Doktor Falsafah Jabatan PengajianJurnal Kejian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 Mo. 2, Oktober 2017- Maret 2018 101
‘Melayu Falalti Sastera dan Sains Sosial Sujami Alloy, dik 2008. Mosatit Davai
Universiti Malaya Kuala Lumpur. Keberagaman Subsuia dan Bahasa
Samsun. 1980, Analisa Bahasa Memaheani Deyak dt Kalimentem Barat. Jon Bamba
Bahasa Secara Iimiah (cetakan kedua), (editor). Pontianak: Institut Dayakolog.
Jakarta: Enlangea
Sudaryanto. 1990. Aneka Konsep Kedatac
Lingual Dalam Linguistik. Yogyakarta:
Duta Wacana University Press