You are on page 1of 5
LAPORAN KEGIATAN EDUKASI PMBA DAN ISI PIRINGKU UPT PUSKESMAS CARINGIN ‘Tanggal : 14 OKTOBER 2022 A. Latar Belakang Pelatihan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) berisi materi tentang standar emas pemberian makan pada bayi dan anak. Komponen pelatihan ini bertujuan Mempersiapkan lan desa dengan pengetahuan teknis mengenai praktekpraktek pemberian makanan pendamping dan pemberian ASI yang direkomendasikan untuk anak usia 0-24 bulan, meningkotkan keterompilan konseling, pemecahan masalah dan nogosiaci (moncapai kesepakatan), dan mempersiapkan mereka untuk memanfaatkan alat bantu dan alat konseling terkait secara efektif. Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar Tahun 1945 dan Perjaniian Internasional seperti Konvensi Hak Anak (Komisi Hak Azasi Anak PBB, 1989, Pasal 24), yakni memberikan makanan yang terbaik bagi anak usia di bawah 2 tahun. Untuk mencapai hal tersebut, Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI_merekomendasikan pemberian makanan yang baik dan tepat ba} (ait (2) pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan; ayi dan anak 0-24 bulan adalah: menyusu dini segera setelah lahir minimal selama 1 jam; (3) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-AS1) mulai usia 6 bulan; (4) meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih World Health Organization (WHO) dalam Resolusi World Health Assembly (WHA) nomor 55.25 tahun 2002 tentang Glohal Strategy of Infant and Young Child Feeding melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Menyusui secara eksklusif selama 6 bulan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka penurunan angka kematian bayi di Indonesia. Kebutuhan gizi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sampai usia 6 bulan cukup dipenuhi hanya dari ASI saja karena ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang, dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi selama 6 bulan kehidupan. Berdasarkan pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009- 2011, cakupan pemberian ASI cksklusif pada scluruh bayi dibawah 6 bulan (0-Gbulan) meningkat dari 61,3% pada tahun 2009 menjadi 61,5% pada tahun 2010 tetapi sedikit menurun menjadi 61,1% tahun 2011. Pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan berdasarkan hasil Susenas tahun 2012 sebesar 63,4%, sedangkan cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan sebesar 34,3% pada ‘tahun 2009 menurun menjadi 33,6% pada tahun 2010 dan sedikit meningkat menjadi 38,5% pada tahun 2011 dan menurun lagi menjadi 37,9% di tahun 2012. Pemberian makan yang terlalu dini dan tidak tepat mengakibatkan banyak anak yang menderita kurang gizi. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan sejak lahir secara rutin dan berkesinambungan. Fenomena “gagal tumbuh” atau growth faltering pada anak Indonesia mulai terjadi pada usia 4-6 bulan ketika bayi diberi makanan colain ASI dan teruc memburuk hinge usia 18-24 bulan, Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan 19,6% balita di indonesia yang menderita gizi kurang (BB/U <-2 Z-Score) dan 37,2% termasuk kategori pendek (TB/U <. 2 zscore). MP-ASI mulai diberikan sejak bayi berumur 6 bulan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak selain dari ASI. MP-ASI yang diberikan dapat berupa makanan. berbasis pangan lokal. Pemberian MP-ASI berbasis pangan lokal dimaksudkan agar keluarga dapat menyiapkan MP-ASI yang sehat dan bergizi seimbang bagi bayi dan anak 6-24 bulan di rumah tangga sekaligus sebagai media penyuluhan. Setiap keluarga yang mempunyai bayi dan anak usia 6-24 bulan hendaknya mempunyai pengetahuan tentang Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), agar mampu memberikan AS! ekstusif dan menyiapkan MP-ASI yang secuai di masing-masing koluarga. Pondampingan oleh orang yang terdekat dalam hal ini termasuk keder posyandu sangat penting. Untuk itu kader posyandu perlu dilatih agar mempunyal pengetahuan tentang ASI ekslusif dan MP-ASI serta keterampilan pemantauan pertumbuhan dan keterampilan memberikan konseling, Peranan tenaga kader posyandu terampil sangat besar terhadap keberhasilan Pemberian makanan bayi dan Anak (PMBA), peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta peningkatan kualitas makanan bayi dan anak yang akan meningkatkan status gizi balita. Oleh Karena itu keberadaan kader posyandu perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk melatih kader yang tersebar diseluruh desa i Indonesia agar menjadi seorang konselor PMBA yang balk, maka perlu dilakukan pelatihan berjenjang. Hal ini dapat dimulai dengan melatih pelatih Konscling PMBA kadcr tingkat Propinsi/Kabupaten dilanjutkon dengon melatih pelatih PMBA kader tingkat Puskesmas yang diharapkan dapat melatih bidan desa dan kader posyandu didaerahnya. Pelatihan pelatih Konseling PMBA kader diperoleh melalui suatu proses pelatihan dengan menggunakan standar kurikulum atau modul yang baku yaitu modul pelatihan Konseling pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Gizi Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA tahun 2014. Seiring dengan era desentralisasi dimana setiap daerah dimungkinkan untuk melaksanakan pelatihan konseling PMBA maka untuk menjamin kualitas pelatihan yang optimal diperlukan standarisasi penyelenggaraan pelatihan yang berbasis kompetensi, baik pelatihan konseling PMBA maupun pelatihan pelatih konseling PMBA. Berdasarkan kepentingan tersebut maka disusun Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling PMBA dan Pelatihan Pelatih Konseling PMBA. Tujuan 1. Tujyan Umum Memberi Edukasi PMBA dan isi piringku kepada kader agar mampu menerapkan di lingkungan sekitarnya terutama di posyandu-posyandu. 2. Tujuan Khusus a, Memahami prosedur penyelenggaraan pelatihan Edukasi PMBA dan isi piringku. b. Menyelenggarakan pelatihan konseling PMBA dan isi piringku sesuai standar. c, Memperoleh tenaga konselor dan fasilitator PMBA vane berkualitas tinggi C. Sasaran / peserta yang hadir Peserta yang hair sebanyak 105 orang , Terairi aan siswa aan siswi SU yang ada di wilayan kerja UPTD Puskesmas Caringin D. Waktu dan tempat Polatinan Kader PMBA dilaksanakan pada : Hari /Tanggal_ : Jumat / 14 Oktober 2022 Waktu + Jam 09.00 3/d Selesai Tempat ‘Aula UPTD Puskesmas Caringin , JI. Caringin No. 103 bandung, E jaan Sumber : BOK UPT Puskesmas Caringin TA 2022 F. Pembahasan Topik Pembahasan Proses pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan prinsip pembelajaran orang dewasa yang menempatkan peserta sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pemberian ASI, MP-ASI dan Pemantauan pertumbuhan, Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah aset yang harus digal jalam proses pembelajaran. Pelatihan ini berbasis kompetensi yang memungkinkan peserta untuk mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu melaksanakan Konseling PMBA. G. Masalah dan tindak lanjut Masalah yang dihadapi selama pelatihan berlangsung: 1. Kader kurang Fokus karena terlalu banyak peserta pelatihan 2. Media/ alat peraga msh terbatas Tindak lanjut dari masalah atau kogiatan PMBA diantaranya akan diadakan pelatihan rutin bagi yang belum ikut pelatihan dan akan di cosialisasikan lintas sector. H. Penutup Laporan ini dibuat sebagai hasil Pelatihan PMBA yang telah dlilaksanakan UPTO Puskesmas Caringin tanggal 14 Oktober 2022 1. Lampiran ~ Materi Pelatihan ~ Surat Undangan - Daftar Hadir ~ Dokumentasi kegiatan Mengetahui, Kepalo UPTD Puskesmas Cai Polakeana kegistan, drg. Sri Widiawati, MKM Dewi Rahayu Ratnawati, S.Gz NIP. 19730214 200501 2.004 NIP. 19791122 200901 2.003 DOKUMENTASI KEGIATAN PROGRAM GIZI EDUKASI PMBA DAN ISI PIRINGKU JUMAT, 14 OKTOBER 2022 Di UPTD PUSKESMAS CARINGIN KOTA BANDUNG

You might also like