SURAT PERNYATAAN,
Dengan ini kami menyatakan bahwa artikel dengan judul “Yoghurt Probiotik dengan Starter Kering”
telah diterbitkan di WARTA Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dengan susunan penulis.
Kontributor Utama: Widaningrum, STP,MSi
Juniawati, STP, MSi
Miskiyah, SPLMP
Para kontributor mengakui bahwa hak kepengarangan terikat dengan tanggung jawab publik dan
bertanggung jawab terhadap keseluruhan isi artikel.
Bogor, 18 November 2019
Yang menyatakan
\ ti
Miskiyah, SPt, MP
ey
Juniawati, STP, MSime
. ‘
Ch 4 iy .*
Volume 38 Nomor 2 Tahun 2016 ISSN 0216-4427
i RTA
Penelitian dan aM Pertanian
EXC eM unica UN eeu int eae earn
; Cerra Curtiss Tienes
Co au aaaWarta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Volume 38 No. 2, 2016
Wereng cokelat merupakan salah satu hama
utama tanaman padi. Hama ini telah berulang
kali mengancam produksi, bahkan menyebabkan
ISSN 0216-4427
Padi Tahan Wereng Cokelat dan
Pengelolaannya di Lapangan
tanaman puso. Penggunaan varietas tahan Pengembangan Padi Margasari 3
merupakan salah satu cara pengendalian yang di Lahan Pasang Surut
Gianjurkan karena murah. Artikel padi tahan
wereng cokelat dan pengelolaannya di lapangan Antisipasi Serangan Tikus Sawan 6
mengawali Warta Litbang nomor ini. Kemudian
dirangkal dengen artikel pengembangan padi (Cendawan Pengendali Kutu Loncat 8
unggul lahan rawa dan pengendalian hama tikus Jeruk
yang juga merupakan hama penting tanaman padi
Balitbangtan telah menghasilkan formula Hydraulic LiftJambu Mete 10
cendawan parasit untuk mengendalikan kutu
loncat penyebar penyakit CVPD pada tanaman
jeruk. Hydraulic ift jambu mete juga telah ditelit
Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering
Limbah sayuran yangmenumpuk di pasar dapat
cimantaatkan sebagai pakan xelici, Demikian pula
bulu ayam dapat menjadi bahan pakan ternak
Tuminansia setelah melalui pengolahan. Artikel
Warta Litbang nomor ini ditutup dengan teknik
membuat yoghurt probiotk dengan starter kering
dan gambaran ketahanan pangan masyarakat.
Redaksi
Meningkatkan Produktivitas Lahan
Kering
Limba Sayuran Pasar untuk Pakan
Hidrolisat Bulu Ayam, Pakan Ternak
Ruminansia
Yoghurt Probiotik dengan Starter Kering
Penguatan Kedaulatan Pangan Menuju
Ketahanan Pangan Nasional
7
‘Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian diterbitkan enam kali dalam setahun oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Pengarah: Gayatri K. Rana; Tim Penyunting: Mohammad Takair Mulyaci,
Sulusi Prabawati,Sofyan Iskandar, Sri Utami, Syahyuti, Hermanto, Wiwik Hartatk, Miskiyah, M, Djazul, Achmad.
‘Subaedi, Tri Puji Priyatno, Nuning Nugrahani; Penyunting Pelaksana: Endang Setyorini, Enok Nurhayati,
Ujang Sahali; Tanda Terbit: No. 635/SK/DITJEN PPGISTT/ 1979; Alamat Penyunting: Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No, 20, Bogor 16122, Telepon: (0251) 8337922, Faksimile:
(0251) 8326561, E-mail pustaka@litbang pertaniah.go.id. Selain dalam bentuk tercetak, Warta tersedia dalam
bentuk elektronis yang dapat diakses secara on-line pada http:/www.pustaka Iitbang.pertanian.go.id
menerima artikel tentang hasil penelitian serta tinjauan, opini, ataupun gagasan berdasarkan hasil
ian terdahulu dalam bidang teknik, rekayasa, sosial ekonomi, dan jasa serta berita-berita aktual tentang
kegiatan Badan Penolitian dan Pengembangan Pertanian. Artikel disajikan dalam bentuk ilmiah populer.
Jumlah halaman naskah maksimum enam halaman ketik dua spasi.
Tanaman jambu mete meriiki kemampuan hidraulic itt
|Yoghurt Probiotik
dengan Starter Kering:
Yoghurt yang dihasitkan dengan starter kering memiliki karakteristik
yang baik dan memenuhi syarat mutu yoghurt berdasarkan
SNI01-2981-1992. Yoghurt berbentuk cairan kental hingga semipadat
dengan aroma normal khas yoghurt, rasa asam khas,
dan homogen,
usu berperan penting dalam
Imeningkatkan konsumsi
protein masyarakat sehingga
mengonsumsi susu turut ber-
kontribusi terhadap peningkatan
pola pangan harapan (PPH).
Sekitar 80% masyarakat Indonesia
mengonsumsi susu olahan, 5%
dan 15%
lengonsums! produk ola!
meminum susu segar,
ga dan Keju.
Yoghurt merupakan sa
Produk olahan susu ber-
manfaat bagi kesehatan dan cita
asanya menyegarkan. Olahan
susu fermentasi i
i dibuat
dengan menggunakan starter
Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus untuk
mempercepat proses lermentasi
Starter menentukan mutu yoghurt
yang dihasilkan,
Usaha kecil pengolah susu
umumnya membuat yoghurt
dengan menggunakan starter
cair arena starter kering (dalam
bentuk bubuk) sulit diperoleh di
Pasaran dan harganya cukup
mahal karena masih diimpor.
Namun, penanganan starter cair
memerlukan tenaga dan biaya
yang lebih tinggi dibandingkan
dengan starter kering. Starter
cair juga mudah terkontaminasi
sehingga kualitas yoghurt yang
dihasilkan menjadi tidak konsisten.
Volume 36 No. 2, 2016
‘Teknik Pengawetan Starter
Yoghurt
Syarat utama starter yoghurt
ialah bebas dari kontaminan,
pertumbuhannya cepat, meng-
hasilkan cita rasa yoghurt yang
khas dengan tekstur dan bentuk
yang bagus, serta tahan terhadap
pakteriofage tibiotik
International Dairy Federation
(IDF) menetapkan populasi bakteri
aktif dalam produk akhir minimal
10” CFU/g.
ter yang disimpan atau
diawetkan dalam jumlah kecil
disebut sebagai kultur stok
Sebelum digunakan untuk mem-
buat yoghurt, kultur starter ini
harus direaktivasi atau disubkultur
terlebih dahulu. Batasan maksimum
‘Starter kering dan yoghurt yang aihasikan.
Fete copys
Kost Salon
untuk melakukan subkultur starter
yoghurt yaitu 15-20 kali, Subkultur
bertujuan untuk mempertahankan
rasio antara coccus dan bakteri
bentuk batang dan menekan
mutasi mikroorganisme.
Starter yoghurt dapat di-
awetkan melalui pengeringan
untuk mempertahankan daya
hidup dan sifat-sifat utama bakter
seperti aktivitas membentuk
asam, memproduksi aroma,
membentuk tekstur, dan sebagai
probiotik. Namun, pengaruh
panas selama proses pengeringan
kering dapat
aktivitas bab
itu, kondisi asam,
an penyimp
menyebabka
hilang. Selain
kekurangan nutrisi
jotik dan stres oksidas
akan memengaruhi performa
starter, Oleh ki
pengeringan harus seminimal
mungkin menurunkan daya hidup
bakteri asam laktat (BAL) dalam
starter,
Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen
seria stres
na itu, proses
15* Pertanian Balitbangtan telah (2) kontak antara partikel hasil dengan starter komersial. Satu
memproduksi starter kering atomisasi dengan udara pe- sachet starter kering probiotik
yoghurt yang diperkaya dengan —_ngering, (3) penguapan air dari dilarutkan ke dalam 50 misususapi
bbakteri asam laktat (BAL) probiotik. —_bahan, dan (4) pemisahan bubuk —segar/susu skim cair, kemudian
Starter dalam bentuk kering _kering dengan aliran udara yang _disimpan pada suhu ruang selama
memiliki umur simpan yang labin membawanya. Suhu proses 4 24 jam. Setelah mengental
Panjang dan viabilitasnya tetap — pengeringan adalah 170-200°C _ starter dimasukkan ke dalam 1 liter
tinggi (populasi minmal 10 CFU/g) untuk produk susu. Kondisi proses _susu sapi segar/susu skim cair dan
selama penyimpanan, Starter selama pengeringan starter 5% gula pasir. Bila menggunakan
ering yoghurt yang diperkayaBAL yoghurt harus disesuaikan — susu skim, 10-12% susu skim
Probiotik menghasilkan yoghurt sedemikian rupa sehingga suhu —_ilarutkan dalam 4 liter air matang
yang jauh lebih berkhasiat bagi produk tidak melebihi 80°C dan —_hangat, lalu ditambahkan starter
kesehatan. kelembapan residu (sisa) 10%. _kering dan 5% gula pasir kemugian
Pada pembuatan starter kering —_disimpan pada suhu ruang = 24
yoghurt probiotik, kondisi suhu jam. Yoghurt yang dihasikan dapat
Produksi Starter Kering inlet 150°C dengan laju alir umpan menjadi kultur stok untuk membuat
25 miimenit yoghurt berikutnya. Caranya yaitu
Starter kering dibuat dengan cara Sebelum dikeringkan, BAL menambehkan 3-5% kultur stok ke
mencampurkan bakteri asam laktat salut dengan bahan yang cocok —_ dalam susu sapi segar atau susu
Streptococcus thermophilus dan dan mampu melindunginya dari skim cai
Lactobacillus bulgaricus dengan pengaruh lingkungan, misainya
bakteri probiotik Lactobacillus panas, dingin, tekanan, dan
caseidan Bitidobacterium longum, —_kontaminasi. Susu skim dipilih — Mutu Yoghurt dengan Starter
dilanjutkan dengan pengeringan. sebagai bahan penyalut (dan —_Kering
Agar BAL tidak rusak, proses _juga bahan pengisi) karena dapat
Pengenngan harus singkatdengan —_melindungi sel-sel BAL probiotik Yoghurt yang dihasilkan memilix
menggunakan alat spray dryer. dan mempertahankan jumlah BAL karakteristik yang baik dan
Spray drying merupakan tetap tinggi selamapenyimpanan. — memenuhi syarat mutu yoghurt
teknik enkapsulasi yang telah —_Karakteristik starter kering yoghurt berdasarkan SNI 01-2981-1992
banyak digunakan. Teknik probiotik disajikan pada Tabel1. Yoghurt berupa cairan kental
ini dinilai paling murah karena sampai semipadat, bau normal
peralatannya telah tersedia di khas yoghurt, rasa asam khas,
pasaran dan produksi kapsul Cara Penggunaan Starter dan homogen, Total BAL probiatik
dapat dilakukan secara kontinu — Kering dalam yoghurt cukup tinggi, yaitu
dalam jumlah besar. Dalam spray 1,64 x 10CFU/m! yoghurt. Starter
arying, bahan aktif diemulsikan Cara penggunaan starter kering _kering yoghurt probiotk ini sudah
ke dalam bahan pengapsul, _hasil penelitian hampir sama _ikenalkan ke beberapa kelompok
kemudian dikeringkan dengan Pengolah susu (yoghurt) di Jawa
ray dr n Ki
Spray crying. Bahan disemprotkan ss suntan pakteri asam iextat — BAtat dan Jawa Tengah dengan
melalui nozzle atau atomizer dan (campuran) dalam kultur starter —_‘hasil yang cukup memuaskan.
pada saat bersamaan diembuskan fering yoghurt dengan banan
udara panas sehingga terbentuk Pengisi skim basis 500 mi,
Tinea Meee Tolalkoloni BAL Widaningrum, Juniawati,
menghasilkan bubuk kapsul (CFU) dan akan
yang halus dan umumnya bahan Bonga 585 x10" Balai Besar Peneitian dan
pengapsul larut dalam air. L casel 3,05 x 10° Pengembangan Pascapanen Pertanian
Pengeringan behan dengan & tharmophivs 4,50 x 108 Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114
alat pengering semprot melalui pees Sani “epon Higeas eae t7e2
Pengering semp lui utr campuran 7.10.10" as
empat tahapan, yaitu: (1) pe- (mixed Faksiml: (251) 921762
nyemprotan bahan melalui alat Sarerkeringyeonut saoxros ——Falsin
penyemprot atau atomisasi, pe bb_pascapanen@litbang.pertanian.go.id
16 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian