You are on page 1of 5

NAMA : LEO SUMANTRI

NIM : 042979039

1. Jelaskan tentang teori Reinforcment !

Jawab :

Teori motivasi Reinforcement menjelaskan peranan balasan dalam


membentuk perilaku tertentu. Teori ini mengatakan bahwa jika suatu perilaku
akan diberi balasan yang menyenangkan (rewarding) maka akan diulangi
pada masa mendatang. Sebaliknya, jika suatu perilaku diberi hukuman
(balasan yang tidak menyenangkan atau punishment) maka perilaku tersebut
tidak akan diulangi dimasa mendatang. Atau sebuah perilaku akan diulangi
jika menyenangkan dan tidak akan diulangi jika menghasilkan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Proses reinforcement dapat digambarkan sebagai
berikut.

stimulus ==> respons ==> konsekuensi ==> respons masa mendatang

Ada stimulus tertentu (misalnya perintah dari atasan) yang kemudian


mendorong perilaku (misal bawahan menjalankan perintah tersebut).
Kemudian, karena menjalankan perintah dengan baik, ada balasan tertentu
(misal baik seperti kenaikan gaji). Karena balasan yang diterima orang
tersebut menyenangkan, di masa mendatang dia akan mengulangi respons
yang sama.
Ada 4 jenis perlakuan (Reinforcement) :

- Reinforcement positif

Memperkuat perilaku dengan memberikan konsekuensi / balasan yang


menyenangkan.

- Hukuman

Memperlemah perilaku dengan memberikan balasan yang tidak


menyenangkan.

- Penghindaran

Memperkuat perilaku dengan menghindari balasan yang tidak


menyenangkan.

Skedul waktu pemberian perlakuan ada 4 yaitu sebagai berikut.

- Interval tetap

Perlakuan diberikan dengan jangka waktu yang tetap, tanpa melihat


frekuensi perilaku.

- Rasio tetap

Perlakuan diberikan sesudah frekuensi tertentu yang tetap, tanpa melihat


waktu.

- Interval variabel

Perlakuan diberikan berdasarkan frekuensi perilaku tertentu secara berubah-


ubah.
2. Apakah ada kritik terhadap teori ini?

Jawab :

Teori reinforcement tampak terlalu sederhana. Sekilas tampak mirip dengan


teori motivasi klasik (jika kita menggunakan uang sebagai perlakuan positif)
meskipun teori tersebut lebih dari sekadar teori klasik. Perubahan perilaku
manusia mempunyai kesan negatif dan dikhawatirkan dapat digunakan dengan
salah oleh orang-orang yang “salah”. Akan tetapi, teori tersebut tampak lebih
praktis karena manajer tinggal memberi konsekuensi positif terhadap perilaku
yang baik dengan harapan perilaku tersebut akan terulang. Manajer tidak dapat
mempelajari semua karakteristik karyawan yang sangat sulit dilakukan.
Manajer tinggal menetapkan perilaku yang diinginkan atau yang tidak
diinginkan dengan jelas, kemudian menetapkan balasan terhadap perilaku-
perilaku tersebut dengan jelas dan adil.

3. Jelaskan tipe-tipe konflik ! Apakah anda pernah mengalaminya? Jelaskan


dengan Bahasa sendiri pengalaman ini!

Jawab :

Tipe-tipe konflik

- Konflik Interpersonal

Konflik interpersonal adalah konflik antar orang-orang yang berada dalam


suatu organisasi. Konflik ini muncul karena ada perbedaan pandangan atau
pendapat antar individu dalam suatu organisasi.

- Konflik Intragroup
Konflik ini adalah konflik yang terjadi dalam kelompok, tim, atau
departemen tertentu. Sebagai contoh, dalam departemen keuangan muncul
pertentangan pendapat. Satu orang menginginkan pinjam ke bank, sementara
yang lain menginginkan pinjaman dikurangi dan diganti dengan penerbitan
saham baru.
- Konflik Intergroup
Konflik ini adalah konflik yang terjadi antar departemen, kelompok, atau
tim. Sebagai contoh, pada saat terjadinya resesi ekonomi, departemen
keuangan menginginkan pengetatan anggaran dengan memotong anggaran
promosi, sementara departemen pemasaran menginginkan penambahan
anggaran promosi karena melihat resesi sebagai kesempatan untuk
melakukan penetrasi pasar pada saat pesaingnya sedang lesu karena resesi.
- Konflik Interorganisasional
Konflik adalah konflik yang terjadi antar organisasi. Sebagai contoh, suatu
perusahaan berkonflik dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) bidang
lingkungan. LSM menuduh perusahaan melakukan perusakan lingkungan,
sementara perusahaan berargumen sudah melakukan tindakan yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan lingkungan.

Pengalaman pribadi dalam organisasi masyarakat

Saya pernah mengalaminya ketika dalam organisasi, konflik ini


muncul karena ada perbedaan pandangan atau pendapat antara saya dengan
anggota organisasi yang lain saat musyawarah atau rapat membahas
sosialisasi yang akan diadakan oleh organisasi masyarakat. Pembahasan
dalam musyawarah, saya menyarankan untuk bersosialisasi kepada keluarga
kurang mampu di daerah sekitar organisasi kami. Sedangkan salah satu
anggota menyarankan melakukan sosialisasi di bidang keagamaan atau
pengkajian pada masyarakat. Dan didalam musyawarah dirundingkan untuk
pengkajian keagamaan sudah rutin diadakan, sedangkan kami akan
mengadakan sosialisasi di bidang yang lain. Maka diputuskanlah melakukan
sosialisasi pada keluarga kurang mampu yang ada di masyarakat dengan
dana yang sudah ada.

Sumber referensi : EKMA4116, http://repository.uin-malang.ac.id/

You might also like