Professional Documents
Culture Documents
Konsep Kepemimpinan Dalam Reformasi Birokrasi - Hayat PDF
Konsep Kepemimpinan Dalam Reformasi Birokrasi - Hayat PDF
Abstract
Abstrak
1 Naskah diterima pada 15 Januari 2014, revisi pertama pada 15 Maret 2014, disetujui terbit pada 14 April 2014
Hayat
reformasi birokrasi menunjukkan bahwa pelayanan publik masih lemah. Hal ini
dipengaruhi oleh struktur birokrasi yang gemuk dan jumlah pegawai yang
berlebih, sehingga terjadi tumpang tindih fungsi dan wewenang. Tingginya
angka Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dilakukan oleh oknum
birokrat juga menjadi pemicu lambannya pencapaian tujuan reformasi
birokrasi. Peran pemimpin juga berpengaruh terhadap lemahnya kinerja
birokrasi diberbagai tingkatan dan level. Sementara itu, pemimpin yang
kompeten dan profesional belum banyak. Masih berkembangnya model
patrimonialisme (dimana pemimpin harus dilayani dan bukan melayani,
memunculkan pegawai yang bekerja atas dasar keinginan pemimpin dan bukan
kesadaran dari dalam dirinya), akan berdampak terhadap lemahnya pelayanan.
Peran pemimpin sebagai agen perubahan yaitu harus mampu mengembalikan
kepercayaan masyarakat terhadap manajemen dan pengelolaan birokrasi. Peran
ini dilakukan melalui transparansi, akuntabilitas, kompetensi, dan kualitas
sumber daya manusia yang dimilikinya. Kepemimpinan seperti ini bertujuan
menciptakan organisasi birokrasi yang adil dan baik sebagai aktualisasi
pemimpin dalam penguatan kapasitas lembaga negara terhadap tujuan
pemerintahan, yaitu good governance.
Hayat
2 M. Yusuf A.R. Fenomena Kepemimpinan Politik Jokowi. Jurnal GaneÇ Swara. Vol. 7 (1), Maret 2013. Hal. 26. (26-31).
3 http://www.pikiran-rakyat.com/node/272075. Diakses tanggal 12 Maret 2014.
Hayat
4 Abdul Hamid Tome. Reformasi Birokrasi dalam Rangka Mewujudkan Good Governance Ditinjau Dari Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010. Jurnal Hukum Unsrat. Vol. XX (3), April-Juni
2012. Hal. 138 (132-147)
5 Nina Rosa Riana. Reformasi Birokrasi Dalam Pelayanan Publik Di Kabupaten Jembrana. https://www.academia.edu/4814137/.
Diakses tanggal 12 Maret 2014.
Hayat
6 Moh. Ilham A. Hamudy. Negosiasi dalam Reformasi Pemerintahan Daerah, Bisnis & Birokrasi. Jurnal Administrasi dan
Organisasi, Volume 17, Nomor 1, Januari-April 2010. Hal. 52 (52-60)
7 Erni Kusumawati, Djumadi, dan Bambang Irawan. 2013. Peran Kepemimpinan Dalam Birokrasi Di Dinas Kehutanan Kabupaten
Kutai Timur. eJournal Administrative Reform, 2013, Vol. 1 (2). Hal. 487. (485-498). http://ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2013/09/01_format_artikel_ejournal _mulai_hlm_ganjil%20(09-03-13-04-50-33).pdf. Diakses tanggal 12
Maret 2013.
Hayat
8 Eko Prasojo dan Teguh Kurniawan. Reformasi Birokrasi dan Good Governance: Kasus Best Practice dari Sejumlah Daerah di
Indonesia. Dipresentasikan dalam The 5th International Symposium of Journal Antropolgi Indonesia. Banjarmasin, 22-25 Juli
2008. Hal. 1-2
9 Ibid. Hal. 9-11
10 Dede Mariana. Reformasi Birokrasi Pemerintahan Pasca Orde Baru. Jurnal Sosiohumaniora, Vol. 8 (3), November 2006. Hal.
243-244 (240-254).
Hayat
11 Hayat. Profesionalitas dan Proporsionalitas; Pegawai Tidak Tetap dalam Kinerja Pelayanan Publik. Civil Service, Jurnal
Kebijakan dan Manajemen PNS, Vol. 7 (2), November 2013. Hal. 32 (24-39)
Hayat
yang telah dihasilkan dan menjadi ikon Secara prinsip, kinerja yang baik dari
penting bagi rakyatnya (umatnya) bawahan dapat dilakukan dengan
dalam keteladanannya, antara lain; (1) penegakan keadilan bagi pemimpin
mampu menegakkan rasa keadilan; (2) dalam memberikan sebuah keputusan.
memiliki rasa cinta, empati, dan Cinta, empati, dan simpati bagi
simpati yang ditujukan kepada sesama pemimpin adalah rasa yang harus
umat manusia; (3) memegang teguh ditumbuhkembangkan kedalam jiwa
prinsip kejujuran; (4) menjunjung dan aplikasi kedalam perbuatan dan
tinggi prinsip amanah; (5) memiliki perilaku yang menyertainya. Jiwa
kecerdasan dalam dimensi intelektual, sebagai sumber dari segala bentuk
emosional, dan spiritual; (6) bersikap perbuatan manusia dalam bekerja,
transparan dalam setiap pelaksanaan bertindak dan bersikap. Sebagai
tugas dan tanggungjawabnya.12 seorang pemimpin, rasa kebaikan
Penegakan keadilan bagi adalah sebuah keharusan terhadap
seorang pemimpin adalah mempunyai seluruh bawahannya dengan kepekaan
karakter kepemimpinan yang baik terhadap jiwa sosial menjadi sebuah
mempunyai implikasi terhadap kharisma bijak dari seorang pemimpin
keputusan yang akan diambil dalam yang dituntut untuk lebih bersikap
setiap kebijakan sebagai wewenang agresif terhadap bawahan. Dengan
didalamnya. Keadilan ditentukan oleh cinta, simpati, dan empati yang dimilik
rasa adil seorang pemimpin yang oleh seorang pemimpin, maka menjadi
muncul dari hati nurani dan kejernihan sebuah perlindungan bagi bawahan
pikirannya dengan memberikan sebagai penerimaan rasa aman yang
substansi kebenaran perbuatan. dimilikinya.
Keadilan seorang pemimpin Kejujuran bagi seorang
mempunyai ruang yang lebih besar pemimpin tidak bisa ditawar dalam
dalam tindakan dan perbuatannya penyelenggaraan organisasi, karena
terhadap bawahannya. dalam kebohongan seorang pemimpin,
Keadilan tidak diimplisitkan didalamnya akan menciptakan
hanya kepada perimbangan yang bawahan yang tidak jujur. Jujur dalam
diberikan, akan tetapi lebih kepada sikap, perilaku, dan tindakan menjadi
kenyamanan dan keberpihakan poin penting dalam pengelolaan
terhadap satu sama lain terhadap organisasi sebagai koneksivitas bagi
tindakan yang dilakukan serta tidak ada bawahan dalam berinovasi dan
rasa diskriminasi diantara elemen yang berkreasi untuk meningkatkan kinerja
ada dalam organisasi. Kecemburuan yang lebih baik.
sosial dalam sebuah organisasi adalah Organisasi yang dikelola dengan
faktor rasa ketidakadilan yang kejujuran pasti akan menghasilkan
ditunjukkan oleh pemimpin. Oleh sumber daya manusia yang berkualitas
karena itu segala bentuk perbuatan dan akuntabel. Implikasi dari sebuah
pemimpin secara otomatis akan kejujuran pemimpin adalah kebenaran,
berdampak terhadap bawahannya. kepercayaan dan keyakinan dari
12 Pusat Kajian Manajemen Pelayanan: Deputi II Bidang Kajian Manajemen Kebijakan dan Pelayanan. Standar Pelayanan Publik;
Langkah-Langkah Penyusunan. (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara: 2009), Hal. 30, Ed. Revisi.
Hayat
13 Anies Baswedan. (Reformasi dan Mantra Perubahan). Pemimpin dan Reformasi Birokrasi; Catatan Inspiratif dan Alat Ukur
Kepemimpinan dalam Implementasi Reformasi Birokrasi. (Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi: 2013) Hal. 9-12, Cet. I.
Hayat
Hayat
14 Frince Ayomi, dkk. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Pemimpin Terhadap
Kemampuan Melaksanakan Tugas. Jurnal Pelopor, Vol. VII (3), Tahun 2013, Hal. 79, (77-86)
Hayat
15 Jefri Maikel Suweni, dkk. Analisis Pengaruh Faktor Kemampuan Manajerial Pemberian Insentif dan Komunikasi Pemimpin
Terhadap Prestasi Kerja. Jurnal Pelopor, Vol. VI (2), Tahun 2013. Hal. 12-13 (11-21)
Hayat
16 Nasruddin Umar. (Pemimpin, Gagasan Reformasi Birokrasi, dan Bahasa Agama: Sebuah Perspektif). Pemimpin dan Reformasi
Birokrasi; Catatan Inspiratif dan Alat Ukur Kepemimpinan dalam Implementasi Reformasi Birokrasi. (Jakarta: Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: 2013). Hal. 43. Cet. I.
Hayat
17 Lili Romli. Masalah Reformasi Birokrasi. Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS, Vol. II (2), Tahun 2008.
http://bkn.go.id/attachments/084_jurnalvol2nov2008.pdf. Diakses tanggal 13 Maret 2014.
Hayat
Hayat
Hayat
sebagai abdi Negara. Setiap kebijakan bidang ekonomi, politik, dan iptek.
pemimpin harus mengindikasikan dan IPM Indonesia saat ini berada pada
berimplikasi terhadap perbaikan- urutan ke 111 dari 182 negara. Hal ini
perbaikan internal lembaga menjadi tantangan pemerintah dalam
pemerintahan dengan satu visi yang mengembangkan konsep pemerintahan
diharapkan secara bersama disertai yang baik dan professional.
action nyata untuk memberikan Keberadaan IPM sebagai
pelayanan yang terbaik bagi evaluasi bagi penyelenggara negara
masyarakat yang dilayaninya. untuk meningkatkan kualitas dan
Perbedaan persepsi terhadap reformasi menaikkan angka IPM yang lebih baik.
birokrasi menjadi hal yang sangat Tentu, hal ini perlu dilakukan sebuah
prinsip untuk pengambilan kebijakan konsensus penyelenggaraan
bagi pimpinan dan pegawai dalam pemerintahan dengan pelayanan publik
mengimplementasikan kebijakan yang prima dan professional sebagai
pimpinan yang berafiliasi terhadap langkah konkrit menuju good
tujuan reformasi birokrasi. governance.
Keberadaan reformasi birokrasi Tu n t u t a n m a s y a r a k a t .
harus terus dipupuk dan digalangkan Masyarakat sebagai bagian terpenting
dalam rangka pencapaian tujuan dalam pemerintahan mempunyai hak
tatanan pemerintahan yang baik dan dalam partisipasi dan kebijakan publik
dipahami secara substantif terhadap yang dilakukan oleh pemerintah
aspek-aspek peneyelenggaraannya sebagai konsekuensi penerimaan
oleh seluruh negara secara konsisten terhadap public service secara realistis
dan komitmen yang kuat. Penguatan dan profesional. Segala bentuk kritikan
terhadap tujuan utama pemerintahan dan masukan serta rekomendasi yang
menuntut para penyelenggara negara diberikan oleh masyarakat dalam
untuk memenuhi kewajibannya secara pembangunan dan pengembangan
professional dan akuntabel. Ada empat tatanan pemerintahan terhadap
tuntutan yang dibutuhakan dalam berbagai persfektif, menjadikan
menjalankan reformasi birokrasi evaluasi bagi pemerintah untuk
terhadap tujuan yang ingin dicapai, melakukan kajian-kajian sebagai
yaitu; (1) tuntutan daya saing; (2) media transformasi bagi terciptanya
tuntutan masyarakat; (3) tuntutan reformasi birokrasi yang transparan,
19
hukum; dan (4) tuntutan ekonomi. akuntabel dan profesional.
Tuntutan daya saing. Tantangan Transaparansi penyelenggaraan
terhadap kemajuan dari sebuah negara negara terhadap setiap kebijakan yang
menjadi tuntutan yang harus terus dilakukan menjadi kunci utama dalam
dilakukan agar tidak tertinggal dengan proses reformasi birokrasi, karena hal
negara-negara lain, mengingat itu mampu memberikan efek trust
perkembangan suatu negara semakin terhadap kebijakan yang dilakukan
cepat dan pesat perkembangan dan oleh pemerintah. Sehingga, dapat
pembangunannya, terutama dalam menciptakan sebuah akuntabilitas yang
19 Meiliana. Menyongsong Reformasi Birokrasi Tahap Kedua Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Borneo
Administrator, Vol. 7 (1), Tahun 2011. Hal. 25-26 (24-44)
Hayat
tinggi dengan integritas yang melekat melalui para pelaku bisnis, baik yang
sebagai bagian dari sukses reformasi dikelola oleh pemerintah seperti
birokrasi. Ketika akuntabilitas menjadi BUMN atau BUMD maupun swasta.
implementation power bagi pejabat Terutama di daerah yang diberikan
publik, maka dapat dipastikan segela kebebasan untuk mengelola ekonomi
bentuk kinerja pemerintahan akan daerahnya sebagai implikasi dari
berpengaruh terhadap profesionalitas otonomi daerah yang sudah menjadi
kinerja yang mengantarkan kepada rule bagian dari asas reformasi birokrasi.
governance dan good governance. Arus deras para investor untuk
Tuntutan hukum, menjadi bagian menanamkan usahanya di daerah
yang tak terpisahkan dalam konteks menjadi keharusan untuk dilakukan
pencapaian tujuan pemerintahan yang sebuah penataan secara proporsional
baik. Peraturan dan etika dalam dan terintegrasi terhadap kebutuhan
perundang-undangan menjadi bagian dan ketentuan pemerintah daerah itu
terpenting dalam penataan dan sendiri. Keteraturan yang dimaksud
penetiban perencanaan, pelaksanaan, adalah pemberian izin usaha secara
dan evaluasi dari setiap kebijakan proporsional dan bijak sesuai dengan
pemerintah. Asas-asas umum fungsi keberadaan usaha ekonominya
pemerintahan yang baik mengharapkan dengan tidak melanggar ketentuan
bagi pejabat publik untuk berlaku adil hukum yang mengikat dan mempunyai
dalam menjalankan ketentuan hukum tujuan untuk kemaslahatan dan
yang berlaku. kesejahteraan masyarakat yang
Prinsip hukum berlaku kepada berimplikasi kepada pembangunan
siapapun dan dimanapu sebagai pemerintah daerah.
pencegahan terhadap penyalahgunaan, Perhatian pemerintah terhadap
penyelewengan dan pelanggaran atas tuntutan-tuntutan di atas harus terus
sesuatu yang menjadi ketentuan dilakukan secara bersama-bersama
peraturan yang melekat dalam pejabat antara penguasa, pengusaha dan
publik. Pemimpin dalam menjalankan masyrakat. Reformasi birokrasi tidak
peraturan perundang-undangan hanya menjadi sebuah slogan tanpa
menjadi contoh dan implikasi yang adanya action nyata untuk bertindak.
baik bagi pegawainya, sehingga Realitas adalah bukti riil untuk
keteraturan hukum dapat berdampak melakukan sebuah perubahan, tidak
kepada ketaatan dan kepatuhan secara hanya pada konteks memperbaiki
otomatis bagi bawahan. Disadari atau internal organisasi, akan tetapi butuh
tidak, aturan adalah sebagai garis kerjasama yang baik semua pihak
pembatas atas sesuatu yang tidak boleh dalam melakukan sebuah perubahan
dilakukan dan yang boleh dilakukan, dan perbaiakan untuk tercapainya
sehingga pencapaian tujuan sesuai tujuan bangsa dan negara seperti yang
dengan harapan. diamanatkan oleh UUD 1945 sebagai
Tuntutan ekonomi, sebagai roda pilar kebangsaan.
penggerak pelaksanaan pemerintahan Secara prinsip, reformasi
Hayat
20 Bambang Harymurti. (Faktor Kepemimpinan dalam Reformasi Birokrasi). Pemimpin dan Reformasi Birokrasi; Catatan
Inspiratif dan Alat Ukur Kepemimpinan dalam Implementasi Reformasi Birokrasi. (Jakarta: Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: 2013). Hal.15-18. Cet.I.
21 Tedi Sudrajat. Perwujudan Good Governance Melalui Format Reformasi Birokrasi Publik Dalam Perspektif Hukum Administrasi
Negara. Jurnal Dinamika Hukum. Vol. 9 (2), Mei 2009. Hal. 120-121 (118-125).
Hayat
Hayat
Mengontrol
Birokrasi Rakyat
Agen Prinsipal
Sumber: Dwiyanto (2009), Pusat Kajian Manajemen Pelayanan (2009), dalam Hayat, 2013: 29
Gambar 1.
Pola Ideal Hubungan Antara Birokrasi dengan Warga
Hayat
Hayat
Hayat
Hayat
Hayat