You are on page 1of 14

Machine Translated by Google

Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

KERTAS DISKUSI

MASALAH KUNCI
UNTUK ANAK-ANAK
DENGAN CACAT
IN INDONESIA

1
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG ................................................. .............................................. 4

Pendidikan ................................................. .............................................. 9

Kesehatan ................................................. ............................................... 12

Nutrisi ............................................................... ............................................... 13

Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH) .................................... 15

Perlindungan anak ................................................ .......................... 17

Perlindungan sosial ................................................ ........................... 17

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:

JALAN KE DEPAN MENUJU KEBIJAKAN YANG LEBIH INKLUSIF DAN

PROGRAM UNTUK ANAK-ANAK DISABILITAS

IN INDONESIA ......................................................................................... 18

Kebijakan dan Program Horizontal dan Vertikal

Koordinasi ................................................. ................................... 19

Pendidikan ................................................. .............................................. 19

Kesehatan dan Nutrisi ............................................... ...................... 21

Perlindungan anak ................................................ .......................... 21

Air, Sanitasi dan Higiene (WASH) .................................... 22

Perlindungan sosial ................................................ ........................... 22

Data dan Penelitian ............................................... ........................ 23

Makalah diskusi ini tersedia melalui tautan berikut: www.unicef.org/indonesia/reports/key-is sues-for-children-with-


disabilities-in-Indonesia

© UNICEF/UN0473708/Ijazah

2 3
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

KERTAS DISKUSI

ISU UTAMA BAGI ANAK-ANAK


PENYAKIT DISABILITAS DI INDONESIA
FEBRUARI 2023

Tujuan dari makalah diskusi ini adalah untuk menyoroti data utama, tantangan, dan peluang untuk mendukung anak
penyandang disabilitas di Indonesia. Makalah ini menyajikan data yang dikumpulkan dan disintesis oleh UNICEF Indonesia, © UNICEF/UN0368227/Ijazah

Altamont Group, dan Lembaga Penelitian SMERU di Jakarta,1 dan diselaraskan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Gambar 1. Persentase anak penyandang disabilitas menurut wilayah dan Indonesia
dan laporan UNICEF tahun 2021 Terlihat, Terhitung, Termasuk:

Menggunakan data menjelaskan kesejahteraan anak penyandang disabilitas .2


16
14
12

LATAR BELAKANG 10
8
6
Di seluruh dunia, diperkirakan ada 240 juta anak, usia 0–17 tahun, penyandang disabilitas. Asia Timur dan Pasifik adalah 4
2
rumah bagi 43,1 juta anak penyandang disabilitas, nomor dua setelah Asia Selatan dengan 64,4 juta.3 0 9
5,4 7,8 9,9 10,2 10,4 10,5 13,1 14,9 10,1 1,1 0, 3 ,4

C Afrika 8 8
Afrika Dunia
Pasifik
sia
& Amerika Utara
Karibia Asia Selatan
Eropa & Asia Tengah
Di Indonesia, menurut RISKESDAS 2018, 3,3 persen anak (usia 5–17 tahun) menyandang disabilitas.4 Ada proporsi yang Selatan
Timur
&
201Indonesia
Indonesia
Susenas
Indonesia
201 Susenas
2021
Riskesdas
Amerika
& Afrika Barat & Tengah
Tengah
Timur
Utara
&

sama untuk anak penyandang disabilitas di antara perempuan dan laki-laki, serta di daerah perkotaan dan pedesaan. Survei Timur A

SUSENAS pada tahun 2018 dan 2021 menemukan bahwa persentase anak (usia 2–17 tahun) penyandang disabilitas di Latin

Indonesia bahkan lebih rendah, masing-masing sebesar 1,1 dan 0,6 persen.5 Perkiraan ini jauh lebih rendah daripada rata-
rata di wilayah tersebut pada 8 persen dan 10 persen di tingkat global (Gambar 1). Source: UNICEF, 20217 and SUSENAS 2018 and 2021, and RISKESDAS 2018

Jika dipilah berdasarkan provinsi, perbedaan tingkat prevalensi anak penyandang disabilitas menjadi cukup mencolok. Hal
ini terlihat pada Gambar 2 dan Ilustrasi 1 dengan angka prevalensi tertinggi tercatat di Sulawesi Tengah lebih dari 7 persen
Tantangan dalam memperkirakan populasi anak penyandang disabilitas secara akurat tidak hanya terjadi di Indonesia, karena
dan terendah di Jambi (1,4 persen).
rintangan serupa juga ditemui di kawasan Asia-Pasifik.6

Gambar 2. Persentase anak penyandang disabilitas (5–17 Tahun) di Indonesia menurut provinsi

8
7
6

2
1
Sumber data primer meliputi SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional Rumah Tangga) 2018-2021 dan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) di 1
2018, serta wawancara informan kunci lintas organisasi pemerintah dan non-pemerintah termasuk organisasi penyandang disabilitas. 0
3,3 2,9 1,6 1,4 2,6 2,8 4,9 5,0 Bali 2,7 2,7 3,6 5,4 7,1 3,4 1,4 3,4 3,1
1,8
Aceh 5,0 Riau
1,4 2,9 3,8 4,8 2,1 3,2 3,5 3,4 2,5 4,1 3,3 5,3 5,4 4,6 2,7
Jambi Papua
Banten
Maluku

2 Dana Anak PBB, Terlihat, Terhitung, Termasuk: Menggunakan data untuk menjelaskan kesejahteraan anak-anak penyandang
disabilitas , UNICEF, New York, 2021. Bengkulu Lampung
Gorontalo

Barat
Jawa Timur
Jawa
Jakarta
DKI

Papua
Barat

Tengah
Jawa

Maluku
Utara
Yogyakarta
DI

3 Dana Anak PBB, Terlihat, Terhitung, Termasuk: Menggunakan data untuk menjelaskan kesejahteraan anak-anak penyandang
disabilitas , UNICEF, New York, 2021. Sumatera
Utara Sumatera
Barat

Kepulauan
Babel
Kepulauan
Riau

Kalimantan
Barat
Sulawesi
Utara Sulawesi
Barat

Kalimantan
Timur Kalimantan
Utara Sulawesi
Tengah Sulawesi
Selatan

Sumatera
Selatan
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan Tenggara
Sulawesi

Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
Nusa

4 Catatan kehati-hatian harus diperhatikan dengan statistik ini, karena RISKESDAS belum sepenuhnya menerapkan modul fungsi anak UNICEF/Washington
Group yang didukung oleh semua badan PBB dan badan bantuan bilateral. Sebaliknya, survei tersebut menggunakan model fungsi anak Washington Group,
tetapi hanya untuk mereka yang berusia 5-17 tahun. Pemahaman fungsional tentang disabilitas harus sejalan dengan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas
(CRPD) dalam mendefinisikan disabilitas melalui lensa biopsikososial dari gangguan dalam interaksi fungsional dengan lingkungan sosial dan fisik. Modul khusus
Propinsi Rata-rata nasional
usia harus diterapkan untuk masing-masing kelompok usia, 2–4 dan 5–17 tahun.

5 Survei SUSENAS 2018 di Indonesia mengadopsi rangkaian pertanyaan singkat Washington Group dan menerapkannya untuk semua penduduk berusia 2 tahun ke atas. Source: RISKESDAS 2018

6 UNFPA (2021). Apakah penyandang disabilitas termasuk dalam upaya ketertinggalan? Pemetaan data disabilitas dalam pembangunan di Asia dan Pasifik tidak ada orangnya .

Kantor Regional Asia-Pasifik UNFPA. https://asiapacific.unfpa.org/en/publications/are-persons-disabilities-included-effort-leave-no-one-behind. 7 Dana Anak PBB, Terlihat, Terhitung, Termasuk: Menggunakan data menjelaskan kesejahteraan anak-anak penyandang disabilitas , UNICEF, New York, 2021.

4 5
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

Ilustrasi 1. Sebaran Persentase Penyandang Disabilitas Anak (5-17 Tahun) di Indonesia. Meskipun undang-undang ini tidak khusus untuk anak penyandang disabilitas, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) dan Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki peraturan dan kebijakan khusus yang
disesuaikan dengan kelompok rentan ini (Tabel 1).

Tabel 1. Daftar kebijakan dan peraturan khusus untuk anak penyandang disabilitas di Indonesia

KEBIJAKAN DAN PERATURAN KHUSUS


BAGI ANAK-ANAK DISABILITAS DI INDONESIA

Kementerian • Peraturan Menteri Pendidikan No.70/2009 – Pendidikan Inklusif


Pendidikan, Kebudayaan, untuk Siswa Berpotensi

Penelitian, dan • Peraturan Pemerintah No.13/2020 – Akomodasi yang Layak untuk


Siswa Penyandang Disabilitas
Teknologi
1,4% 7,1% • Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.394/P/2019 – Kriteria

dan Alat Akreditasi Sekolah Dasar Luar Biasa Luar Biasa


Source: RISKESDAS 2018
SMP, dan SMA Luar Biasa • Panduan Belajar bagi Siswa
Penyandang Disabilitas Selama COVID-19
Memperhatikan tantangan dalam data disabilitas di Indonesia, pada Gambar 3 kategorisasi disabilitas fungsional lebih
Pandemi
lanjut digambarkan oleh RISKESDAS tentang kategori batasan fungsional yang hampir setara berdasarkan modul anak
• Jaminan Sosial Penyandang Disabilitas – Kartu Indonesia Pintar • Master Plan
dari kuesioner UNICEF/Washington Group.
Pembangunan Nasional Pendidikan Inklusif 2019–2024
tion
Gambar 3. Persentase anak (usia 5-17 tahun) penyandang disabilitas di Indonesia menurut provinsi 8
Kementerian Sosial • Peraturan Menteri Sosial No.13/2015 – Dinas Sosial untuk
urusan Anak-anak Penyandang Disabilitas
Kesulitan dalam Belajar Keterbatasan Fungsional di Keterbatasan Fungsional di Fungsional
Konsentrasi Rutin Keterbatasan dalam • Program Kesejahteraan Sosial Anak
Bermain

Kementerian Wanita •UU Perlindungan Anak (UU No. 35/2014) – tidak khusus untuk disabilitas, tetapi

Pemberdayaan dan memberikan hak atas perlindungan, kesehatan, kesejahteraan, kewarganegaraan,

Perlindungan anak dan hak lainnya untuk semua anak

Menteri Kesehatan • Peta jalan untuk layanan kesehatan inklusif (tidak eksklusif untuk anak dengan
0,9 0,8 0,5 disabilitas) •
1.2 Pedoman pelayanan kesehatan bagi anak penyandang disabilitas •
Keterbatasan Fungsional di
Fungsional Keterbatasan Fungsional di
Mengontrol Perilaku
Peraturan tentang penyedia layanan kesehatan yang ramah disabilitas, antara lain
Keterbatasan Fungsional di Keterbatasan dalam Penglihatan

Mengingat Pembicaraan akreditasi


• Asuransi Kesehatan Nasional yang mencakup alat bantu untuk anak-anak
0,4
penyandang cacat (setidaknya sebagian)
Fungsional Batas
Keterbatasan dalam Fungsional.
Sedang berjalan di Mendengar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) mengarah pada Undang-
1.0 0,9 0,5 0,2 0,2 Undang Perlindungan Anak (UU No. 35/2014), yang tidak khusus untuk disabilitas, tetapi hak-hak perlindungan, kesehatan,
kesejahteraan dan kewarganegaraan, antara lain, dapat diasumsikan untuk semua anak.
Source: RISKESDAS 2018
Meskipun memiliki kebijakan dan undang-undang yang memadai untuk memastikan akses dan pemerataan terhadap
layanan esensial, seperti pendidikan dan kesehatan, masih terdapat banyak tantangan terkait implementasi
UU Disabilitas diundangkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2016. Dengan diterbitkannya lebih lanjut Peraturan kebijakan dan pengawasan bagi anak penyandang disabilitas. Kesenjangan antara bahasa kebijakan dan implementasi/
Pemerintah tentang Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak efek kebijakan perlu dipelajari lebih lanjut.
Penyandang Disabilitas pada tahun 2019, hak-hak umum orang penyandang disabilitas di Indonesia dilindungi
dengan kerangka hukum yang sejalan dengan norma internasional. Dalam hal belanja sosial pemerintah (kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial) sebagai persentase dari PDB pada
tahun 2020, Indonesia berada di bawah rata-rata regional dan dunia (Gambar 4).

8 Source: RISKESDAS, 2018.

6 7
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

Gambar 4. Perbandingan belanja layanan esensial pemerintah sebagai persentase dari PDB menurut wilayah dan Seperti kebanyakan negara, pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak penyandang disabilitas di
Indonesia (2020)9 Indonesia. Tidak hanya anak-anak penyandang disabilitas yang berisiko lebih tinggi mengalami peningkatan komplikasi
kesehatan karena tertular virus, tetapi akses ke pendidikan dan layanan kesehatan juga dibatasi untuk semua anak
16 dan ini secara tidak proporsional memengaruhi mereka yang memiliki disabilitas. Sebagian besar sekolah di Indonesia
2,2
14 ditutup total selama 18 bulan, apalagi pendidikan online berbasis jarak jauh juga menjadi tantangan tersendiri.
1,5
12 Menyusul pembukaan kembali sekolah secara bertahap sejak September 2021, anak-anak penyandang disabilitas
1,5 secara tidak proporsional meninggalkan sekolah atau, bahkan, tidak pernah kembali. Selama periode ketika sekolah
10 4,9
1,5 1,0
8
1,5 4,8 ditutup dan pembelajaran jarak jauh menjadi norma, anak-anak penyandang disabilitas mengalami kesulitan yang
0,7 ekstrim dalam menavigasi pembelajaran daring, yang seringkali tidak dapat diakses dengan dukungan inklusif yang
6 1,0 4,5
4,5 4,5
2,8
terbatas, yang disesuaikan dengan kebutuhan sosial dan kesejahteraan anak-anak penyandang disabilitas.11
4 4,6
7,2
3,4 5,5
2 3,8
2,9 3,1 3,1
1,0
1,8 PENDIDIKAN
0
Indonesia Asia Timur & Asia Selatan Eropa & Sub-Sahara Timur Tengah & Amerika Latin Dunia
Pasifik Asia Tengah Afrika Afrika Utara & Karibia
Kemendikbud memiliki beberapa kebijakan dan pedoman untuk mendukung pendidikan inklusif, seperti disebutkan

Kesehatan Pendidikan Asisten sosial sebelumnya. Selain itu, ada beberapa inisiatif yang akan datang, seperti penyusunan pedoman teknis untuk guru di
sekolah inklusif dan Rencana Induk Pembangunan Nasional Pendidikan Inklusif 2019–2024, yang selanjutnya mendorong
Sumber: Data Terbuka Bank Dunia (2020) pendidikan pengarusutamaan inklusif, bukan sekolah luar biasa, untuk semua anak. penyandang disabilitas di Indonesia.

Meskipun pengeluaran Indonesia untuk layanan penting yang berdampak pada kehidupan anak-anak penyandang
disabilitas relatif rendah, dibandingkan dengan negara-negara tetangganya dan secara global, pengeluaran Pemerintah
Indonesia untuk secara langsung mendukung anak-anak penyandang disabilitas telah meningkat sejak 2015. Seperti Anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia berpartisipasi dalam lingkungan pendidikan arus utama pada tingkat yang

yang terlihat pada Gambar 5, kementerian terkait seperti Kemendikbud, Kemensos dan Kemen PPPA telah meningkatkan lebih rendah daripada anak-anak non-penyandang disabilitas, dan partisipasi mereka menurun di setiap tingkat

pengeluaran secara signifikan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tampaknya tidak meningkatkan pengeluarannya. pendidikan. Gambar 6 menunjukkan perbedaan angka partisipasi kasar antara anak dengan dan tanpa disabilitas
menurut tingkat pendidikan.
Hal ini dapat dijelaskan dengan tidak adanya pemilahan pengeluaran untuk anak penyandang disabilitas.

Gambar 6. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Bersih (APM) di Indonesia tahun 2021 menurut

Gambar 5. Pertumbuhan belanja anak penyandang disabilitas oleh Pemerintah Indonesia 2015–201910 tingkat sekolah yang membandingkan anak-anak dengan dan tanpa disabilitas

120
350%
100
300%

80
250%

60
200%

40
150%

20
100% 106.2 97.6 97.9 84.4 92.9 64.1 80.8 49.7 85.4 51.6 61.9 27.9

0
50%
114,2% 282,2% 300,0% 191,6%
GER Primer APM Pratama APM Junior APM Junior APM Senior APM Senior

0% Anak-anak tanpa cacat Anak-anak penyandang disabilitas


Kemendikbud Kementerian Sosial MoWECP Total
Source: UNICEF estimation (2022), based on SUSENAS 2021
Sumber: UNICEF (2022)
Penting untuk dicatat bahwa seiring dengan kemajuan tingkat pendidikan, terdapat peningkatan tingkat kesenjangan
pendaftaran antara anak-anak dengan dan tanpa kecacatan. Anak-anak penyandang disabilitas yang memiliki
9 Sumber: Data Terbuka Bank Dunia (https://data.worldbank.org); Bloch, C. 2020. Pengeluaran sosial di Asia Selatan: ikhtisar pengeluaran pemerintah untuk keterbatasan fungsional yang lebih parah jauh lebih mungkin putus sekolah sama sekali: 20 per
kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial. Laporan Penelitian No. 44. Brasília dan Katmandu: Pusat Kebijakan Internasional untuk Pertumbuhan Inklusif dan Kantor
Regional UNICEF untuk Asia Selatan.
11 UNICEF (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pembelajaran Anak di Indonesia. https://
10 UNICEF (2022), dihitung dari Laporan Keuangan Audited Kementerian (Dirjen Anggaran – database Kementerian Keuangan, 2015 dan 2019). www.unicef.org/indonesia/media/15231/file/Issue%20Brief%20-%20The%20Impact%20of%20the%20COVID-19%20Pandemic%20on%20Children%27s%20Learning%20in%
20Indonesia.pdf

8 9
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

persen tidak bersekolah di sekolah dasar apa pun dan 68 persen tidak bersekolah di sekolah menengah. Di Indonesia, Gambar 8. Indikator Prasekolah di Indonesia yang Membandingkan Anak Difabel dan Non Disabilitas
sekolah luar biasa masih dianggap sebagai tempat pilihan bagi anak-anak dengan keterbatasan fungsional yang lebih parah,
meskipun kebijakan baru, seperti Rencana Induk Pembangunan Nasional Pendidikan Inklusif, bertujuan untuk mempromosikan
pendidikan pengarusutamaan inklusif. Pada tahun 2020–2021, terdapat 595 SLB negeri dan 1.655 SLB swasta. Dilihat dari
Persentase Kehadiran Pendidikan Prasekolah, 2018-2021 Persentase Kehadiran Pendidikan Prasekolah, 2021
sebaran, SLB paling banyak berada di Jawa Timur (438) dan Sumatera Barat (152), dengan jumlah paling sedikit di
Kalimantan Utara (5) dan Papua Barat (5).12 Mencoba mencari data terkait jumlah jumlah anak penyandang disabilitas di
sekolah umum dan sekolah luar biasa terbukti menantang. Pada tingkat agregat, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Pria, 25,6 37,8
39,5
427.000 anak penyandang disabilitas (dari 1,6 juta total anak penyandang disabilitas) bersekolah di semua jenis sekolah.13 36,9 Pedesaan, 25,5 37,4

10,8 Tidak miskin, 25,4 39,8


Dari perkiraan 427.000 (26,6 persen) anak penyandang disabilitas, 128.000 (8 persen) bersekolah di Sekolah Luar Biasa 15,1 13,8
15,5
Total, 24,8 38,7
(SLB) dan 299.000 (18,7 persen) terdaftar di sekolah umum inklusif. 29,7
Perkotaan, 24,3 39,7
21,4
Wanita, 23,9 39,5

Buruk, 21,0 31,1

Gambar 7. Tingkat kehadiran di sekolah dan jenis sekolah yang dihadiri anak penyandang disabilitas
Anak Tanpa Disabilitas Anak Tanpa Disabilitas
(Total N =1,6 juta)
Anak Penyandang Disabilitas Anak Penyandang Disabilitas

8,0% Persentase Kehadiran Pendidikan Prasekolah Menurut Wilayah, 2019-2021 Persentase Pendidikan Prasekolah menurut Jenis Fungsi
Dan Jumlah Disabilitas, 2021

18,7% 36,9
27,7
Menghadiri Sekolah Pembelajaran Khusus 23,2

Terdaftar di Sekolah Utama Inklusif 22,0


19,3
Tidak Bersekolah 19,0
17,9

73,7% 13,5
12,4
11,9
6,6

Anak Tanpa Disabilitas

Anak Penyandang Disabilitas

Source: UNICEF estimation (2022), based on SUSENAS 2021


Source: UNICEF estimation based on SUSENAS 2018–2021

Transisi di tahun-tahun awal dan di tingkat prasekolah sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh sistem pendidikan
Indikator SDG penting di bawah SDG 4 tentang pendidikan berkualitas terkait pandemi COVID-19 dan hasil negatifnya bagi
dipandang memiliki kegunaan dan fungsi di seluruh siklus hidup. Untuk anak-anak penyandang disabilitas pra-sekolah dasar
anak penyandang disabilitas adalah 4.4.1(a), Persentase sen Remaja (usia 5–17 tahun) dengan Teknologi Informasi dan
di Indonesia, kesenjangan antara anak-anak penyandang disabilitas dan non-disabilitas di prasekolah telah meningkat
Komunikasi (TIK). Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9, anak-anak penyandang disabilitas memiliki keterampilan
dari waktu ke waktu, dengan disparitas pada berbagai indikator yang terkait dengan pendidikan (Gambar 8).
TIK yang jauh lebih sedikit (40,6 persen) dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak memiliki disabilitas (69,1
persen), yang membantu menjelaskan mengapa anak-anak penyandang disabilitas terkena dampak negatif ketika
Seperti disebutkan sebelumnya, anak-anak penyandang disabilitas yang seharusnya mengenyam pendidikan tingkat
pembelajaran daring menjadi norma. selama puncak pandemi.
atas lebih cenderung putus sekolah dan tidak berpartisipasi dalam bentuk pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan (NEET)
lainnya. Ini adalah kesempatan yang terlewatkan bagi Indonesia untuk tidak hanya menumbuhkan warga negara dari
semua kemampuan yang berkontribusi secara ekonomi yang akan meningkatkan produktivitas negara,14 tetapi juga
untuk menggambarkan kepada orang tua dan masyarakat pada umumnya, bahwa sistem pendidikan memiliki arti penting,
kegunaan, dan fungsi untuk anak-anak penyandang cacat. kecacatan yang dapat mengarah pada hasil kehidupan dewasa
yang positif. Transisi dari pendidikan ke pekerjaan memerlukan perhatian yang lebih besar, karena partisipasi dalam angkatan
kerja masih sangat rendah bagi penyandang disabilitas.15

14
Banks, LM & Polack, S. (2015. Biaya Ekonomi Pengecualian dan Keuntungan Inklusi Penyandang Disabilitas. CBM. https://www.cbm.org/fileadmin/user_upload/Publications/Costs-
12
SUSENAS, 2021. of-Exclusion-and -Laporan-Keuntungan-Inklusi.pdf

13
Hati Bahagia Indonesia. (2019). Akses Pendidikan bagi Anak Disabilitas: Hak yang Terlupakan. https://happyheartsindonesia.org/education-for-chil 15 Gunawan, T. & Rezki, JF (2022). Memetakan Pekerja Penyandang Disabilitas di Indonesia: Saran dan Rekomendasi Kebijakan. Organisasi Buruh Internasional. https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/

dren-dengan-cacat/ wcms_836028.pdf

10 11
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

Gambar 10. Indikator Cakupan Imunisasi Anak Penyandang Disabilitas dan Tanpa Disabilitas di Indonesia
(persen)

71,0

69,6

68,6

3 68,5

68,5

65,4

61,9

Anak Tanpa Disabilitas Anak Penyandang Disabilitas

Sumber: Estimasi UNICEF (2022), berdasarkan RISKESDAS 2018

Berdasarkan data SUSENAS, kesenjangan cakupan imunisasi rutin pada anak penyandang disabilitas semakin
© UNICEF/UN0353444/Wilander menyempit, namun masih terdapat kesenjangan yang signifikan di berbagai kelompok terpilah, terutama bagi mereka
yang tinggal di pedesaan dan masyarakat miskin. Khusus untuk vaksinasi COVID-19, hanya sedikit anak penyandang
Gambar 9. Persentase remaja di Indonesia (5–17 Tahun) dengan keterampilan TIK oleh anak-anak dengan
disabilitas (usia 6–17) yang divaksinasi dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak memiliki disabilitas. Hanya 9.000
dan tanpa disabilitas
anak penyandang disabilitas yang divaksinasi penuh dengan tiga dosis vaksin COVID-19.16 Selama puncak pandemi,
penyandang disabilitas dari segala usia berisiko lebih tinggi tertular COVID-19.17

Saat membandingkan akses ke layanan kesehatan dan pengetahuan tentang fasilitas layanan kesehatan terdekat, tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistik saat membandingkan rumah tangga dengan dan tanpa anak penyandang
disabilitas. Namun, ketika membandingkan kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk layanan kesehatan, anak-anak
penyandang disabilitas lebih cenderung tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan saat dibutuhkan. Itu juga diekstrapolasi
dari estimasi UNICEF berdasarkan data SUSENAS 2021 bahwa hampir 7,8 persen anak penyandang disabilitas memiliki
kebutuhan perawatan kesehatan yang tidak terpenuhi, dibandingkan dengan 4,3 persen anak tanpa disabilitas.
1 Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami alasan di balik perbedaan ini.

Penelitian ini sangat penting untuk menentukan layanan kesehatan mana yang harus disediakan di sekolah untuk anak
penyandang disabilitas yang memiliki kebutuhan perawatan kesehatan kronis dan/atau kompleks, dan juga untuk menyaring
dan mengidentifikasi pada usia dini untuk memastikan anak penyandang disabilitas menerima sumber daya pendidikan
tambahan dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan yang teridentifikasi.
Remaja Penyandang Disabilitas Dengan Keterampilan TIK Remaja Tanpa Disabilitas Dengan Keterampilan TIK

Remaja Penyandang Disabilitas Tanpa Keterampilan TIK Remaja Tanpa Disabilitas Tanpa Keterampilan TIK
NUTRISI18

Source: UNICEF estimation (2022), based on SUSENAS 2021 Setiap anak berhak untuk bertahan hidup dan berkembang, yang menjadikan nutrisi bagi anak sebagai isu utama. Meskipun
tidak selalu signifikan secara statistik, anak-anak penyandang disabilitas di awal kehidupan menerima lebih sedikit ASI
Temuan ini tidak mengherankan mengingat ketidaksetaraan yang lebih besar dan lebih umum dalam sistem pendidikan
dan konsumsi keragaman makanan secara keseluruhan (Gambar 11). Lebih penting lagi, anak-anak penyandang
Indonesia dalam hal akses dan hasil bagi anak penyandang disabilitas.
disabilitas di Indonesia lebih kekurangan gizi daripada anak-anak tanpa disabilitas, dengan tingkat stunting, wasting, dan
berat badan kurang yang semuanya ditandai dengan perbedaan yang signifikan secara statistik (Gambar 12). Kondisi
KESEHATAN
ini dapat menyebabkan kecacatan kronis, atau juga menjadi indikasi kecacatan bawaan. Anak penyandang disabilitas
yang ibu dan ayahnya berpendidikan rendah memiliki prevalensi yang lebih tinggi
Kementerian Kesehatan telah memberlakukan berbagai inisiatif terkait anak penyandang disabilitas, termasuk peraturan
terkait penyedia layanan kesehatan yang ramah disabilitas dan inklusif (tidak eksklusif untuk anak penyandang 16
Vaksin Dashboard: Vaksinasi COVID-19 Provinsi , 2022. https://vaksin.kemkes.go.id/#/provinces
Depkes,

disabilitas). Sebagai bagian dari respons pandemi nasional, pedoman untuk melindungi anak-anak penyandang disabilitas
17 Luthfi Azizatunnisa (2022). Dampak dari Pandemi covid-19 ke penyandang disabilitas di Indonesia . Konferensi Internasional Keenam tentang Disabilitas dan
dari penularan virus dirilis dan kampanye vaksinasi inovatif untuk anak-anak penyandang disabilitas diluncurkan. Namun, Pembangunan. https://www.lshtm.ac.uk/sites/default/files/2022-06/Day%201%20Plenary%20-%20Introduction%20to%20the%20conference%20slides.pdf

angka imunisasi secara keseluruhan menunjukkan kesenjangan yang signifikan secara statistik antara anak-anak dengan
18 Data disabilitas pada bagian ini didasarkan pada RISKESDAS (2018) dan menggunakan variabel cacat lahir, karena modul fungsi anak dalam survei hanya difokuskan pada anak usia
dan tanpa disabilitas di berbagai pemilahan (Gambar 10). 5-17 tahun.

12 13
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

Anak Tanpa Disabilitas Anak Penyandang Disabilitas

Prevalensi Berat Badan Kurang, 2018

© UNICEF/UNI358854/Ijazah

dari stunting dan wasting. Anak laki-laki penyandang disabilitas memiliki persentase tertinggi untuk berada di bawah berat badan
dibandingkan dengan teman sebayanya (Gambar 12).

Gambar 11. Pemberian makan bayi dan balita di Indonesia membandingkan anak dengan dan tanpa disabilitas (persen)

Anak Tanpa Disabilitas Anak Penyandang Disabilitas

Prevalensi Wasting, 2018

58,3 50,0 12,3 10,1 93,0 89,8 46,2 34,3

Cacat Cacat Cacat Cacat


Cacat Cacat Cacat Cacat

Dengan
Anak Dengan
Anak Dengan
Anak Dengan
Anak

Tanpa
Anak Tanpa
Anak Tanpa
Anak Tanpa
Anak

Inisiasi Dini dari Eksklusif Pernah Keanekaragaman Makanan

Menyusui Menyusui Menyusui Konsumsi

Sumber: Estimasi UNICEF (2022), berdasarkan RISKESDAS 2018 Anak Tanpa Disabilitas Anak Penyandang Disabilitas

Gambar 12. Prevalensi stunting, wasting dan underweight di Indonesia dibandingkan anak dengan
dan tanpa disabilitas Sumber: Estimasi UNICEF (2022), berdasarkan RISKESDAS 2018

Prevalensi Stunting, 2018 AIR, SANITASI, DAN KEBERSIHAN (WASH)

Setiap anak berhak atas lingkungan yang aman dan bersih. Banyak organisasi menyoroti perbedaan dalam WASH antara anak-anak
penyandang disabilitas dan mereka yang tidak memiliki segala usia. Sebuah studi oleh UNICEF dan Organisasi Kesehatan
Dunia, misalnya, menemukan bahwa akses ke fasilitas WASH yang memadai jauh lebih sedikit bagi penyandang disabilitas.19
Kolaborasi antara berbagai organisasi lokal dan internasional, termasuk UNICEF telah memulai proyek untuk berupaya menutup
kesenjangan ini. 20 Pembentukan Kelompok Kerja WASH in Schools (WinS) di Kementerian Pendidikan telah meningkatkan
visibilitas masalah ini di tingkat kebijakan. Namun, ada beberapa tantangan ketika

19 UNICEF & WHO. (2022). Catatan Pembelajaran: Memperbaiki air, sanitasi, dan kebersihan di fasilitas kesehatan tingkat primer selama pandemi COVID-19
di Indonesia. https://www.unicef.org/indonesia/media/13811/file/Learning%20Note%20WASH%20FIT.pdf

Anak Tanpa Disabilitas Anak Penyandang Disabilitas 20 BAPPENAS & UNICEF (2022). Kolaborasi untuk Pemulihan dan Ketahanan Melalui Akses WASH yang Lebih Baik untuk Semua: Ringkasan Praktik Terbaik
WASH di Indonesia. https://www.unicef.org/indonesia/media/14501/file/Compendium%20of%20Wash%20Best%20Practices%20in%20Indonesia.pdf

14 15
Prevalensi Berat Badan Kurang, 2018
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

itu datang untuk mengamankan air bersih untuk sekolah. Program Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah
PERLINDUNGAN ANAK
(UKS), telah memberikan kesempatan untuk mengintegrasikan lebih banyak pembelajaran WASH dan Manajemen
Kebersihan Menstruasi (MKM) ke sekolah.
Semua anak di Indonesia diberi hak berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak (UU No. 35/2014).26 Namun,
anak-anak penyandang disabilitas cenderung tidak terdaftar saat lahir oleh Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan
Meskipun ada beberapa langkah maju, kemajuan yang dicapai masih terbatas untuk memastikan fasilitas WASH cocok
(Disdukcapil).27 Di antara anak-anak di bawah 5 tahun, hanya 78,7 persen penyandang disabilitas yang terdaftar
bagi anak perempuan penyandang disabilitas untuk mengelola menstruasi. Menurut House, S dan Dirgan tara (2022),
saat lahir, dibandingkan dengan 84,5 persen lainnya.
bahkan di Sekolah Luar Biasa dan Inklusif (SLB), WASH masih belum sepenuhnya dapat diakses, dengan 73 persen
SLB di pedesaan dan 56 persen di perkotaan, masih menawarkan layanan sanitasi terbatas untuk siswa penyandang
Data yang dikumpulkan tidak meyakinkan dalam menyoroti masalah kekerasan, pelecehan, eksploitasi, dan
cacat. Cakupan layanan SLB dasar di perdesaan masih tertinggal dibandingkan di perkotaan dengan cakupan tertinggi
penelantaran sehubungan dengan anak-anak penyandang disabilitas. Meskipun kekurangan data yang akurat28, media
di tingkat SLB di perkotaan sebesar 86 persen, dan tingkat tidak terlayani sebesar 10 persen di perdesaan. Ini setara
nasional melaporkan banyak kasus pelecehan, penganiayaan, dan kekerasan terhadap anak penyandang disabilitas.
dengan 28 dari 275 SLB di pedesaan yang tidak memiliki fasilitas sanitasi sama sekali.21
Situasi ini semakin menegaskan bahwa diperlukan penelitian tambahan untuk memahami sepenuhnya dan memberikan
gambaran yang akurat tentang pengalaman hidup anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia.

Selain itu, sekolah memiliki persentase terendah dari toilet yang dapat diakses dalam survei nasional dari semua
fasilitas WASH bila dibandingkan dengan institusi lain.22 Anak perempuan dan laki-laki bersekolah di Madrasah, termasuk
PERLINDUNGAN SOSIAL
siswa harian dan asrama, namun lembaga ini menerima dana operasional dan kesehatan yang lebih sedikit
dibandingkan sekolah lain, menyebabkan kesenjangan terus-menerus dalam penyediaan fasilitas WASH.23 Selain
Anak-anak penyandang disabilitas lebih cenderung hidup dalam kemiskinan, dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak memiliki
akses ke fasilitas WASH, kemudahan penggunaan, kenyamanan dan keamanan fasilitas seringkali dipengaruhi oleh
disabilitas (Gambar 14).
kondisi iklim. Rumah tangga yang salah satu anggota keluarganya menyandang disabilitas merasa kurang nyaman dengan
penyediaan sanitasinya dibandingkan dengan rumah tangga lain, terutama selama musim kemarau dan banjir24 (Gambar 13).
Gambar 14. Persentase anak penyandang disabilitas dan non disabilitas yang hidup dalam kemiskinan di
Indonesia
Gambar 13. Perubahan kenyamanan dengan bahaya dan anggota keluarga dengan beberapa atau tanpa
kesulitan fisik 25
20

100% 18 17.2
Sepenuhnya Nyaman
80%
Aman dan Nyaman
16
14.2
13.2 13.7
60% Di suatu Tempat yang Nyaman 14
Aman dan Nyaman

40% 12 12.8 12.5


Kurang nyaman
11.6
10 11.3
20%
Tidak nyaman,

0% Menyebabkan Stres Ringan,


8
TIDAK Beberapa TIDAK Beberapa TIDAK Beberapa TIDAK Beberapa Kegelisahan dan Kecemasan

Kesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan


6
(n=224) (n=114) (n=114) (n=48) (n=93) (n=51) (n=29) (n=22)
4
Kondisi normal Kering Diperpanjang Curah Hujan Lebat dan Permukaan Laut Tinggi dan
Periode Banjir Gelombang Badai
2

0
Sumber; UTS-ISF, UI dan UNICEF (2021)
2018 2019 2020 2021

Anak Tanpa Disabilitas Anak Penyandang Disabilitas

21
House, S. & Dirgantara, E. (in print) Penilaian inklusi gender dan disabilitas terhadap fasilitas dan layanan WASH institusional di Indonesia, Ringkasan Re
pelabuhan, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia dan UNICEF. Source: UNICEF estimation (2022), based on SUSENAS 2018-2021

22 Institusi lainnya adalah: fasilitas kesehatan primer, tempat umum, kantor pemerintah dan tempat kerja lainnya, lembaga kemanusiaan, serta komunitas dan orang-orang yang memiliki kerentanan tertentu. House, S. & Dirgantara, E. (in print) Asesmen inklusi

gender dan disabilitas fasilitas dan layanan WASH institusional di Indonesia, Laporan Ringkasan, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia dan UNICEF.

26 Komisi Nasional Penyandang Disabilitas (KND) memiliki program yang disebut “Suara Anak” dan “Suara Orang Tua” untuk memastikan bahwa anak penyandang disabilitas menyadari hak-hak sipil dan kebebasan mereka untuk mencapai aspirasi mereka.
23
House, S. & Dirgantara, E. (in print) Penilaian inklusi gender dan disabilitas terhadap fasilitas dan layanan WASH institusional di Indonesia, Ringkasan Re
pelabuhan, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia dan UNICEF.

27 Jika diminta, Dinas Catatan Sipil dan Demografi langsung melibatkan penyandang disabilitas untuk membantu mereka mendapatkan KTP jika berusia di atas 17 tahun dan Kartu Tanda Penduduk Anak (KIA) jika berusia di bawah 17 tahun.
24
UTS-ISF, UI dan UNICEF (2021) Sanitasi perkotaan yang tahan iklim di Indonesia: Bahaya, dampak dan tanggapan di empat kota.

25 28
UTS-ISF, UI dan UNICEF (2021) Sanitasi perkotaan yang tahan iklim di Indonesia: Bahaya, dampak dan tanggapan di empat kota. Secara khusus, data perkawinan anak dan pekerja anak tidak akurat.

16 17
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

Situasi ini menjadi akut selama pandemi, dengan lebih banyak anak penyandang disabilitas yang hidup di bawah hak-hak anak penyandang disabilitas atas standar layanan esensial tertinggi yang dapat dicapai, termasuk
garis kemiskinan selama 2020–2021. Meskipun hal ini menunjukkan bahwa keluarga yang terkena dampak krisis perlindungan anak penyandang disabilitas dan keluarganya dari diskriminasi dalam penyediaan layanan tersebut.
kesehatan dengan anak-anak penyandang disabilitas lebih parah, tidak ada data yang cukup untuk membuat
korelasi ini. Menurut data SUSENAS, jumlah rumah tangga yang menerima bantuan sosial – seperti bantuan
pangan nontunai (BPNT), skema bantuan tunai bersyarat (PKH), dan kartu perlindungan sosial (KPS) – lebih tinggi Berdasarkan data yang tersedia, rekomendasi yang diuraikan di bawah ini memberikan peluang penting dan
jika rumah tangga tersebut memiliki anak dengan disabilitas29 (Gambar 15). Namun, arah sebab akibat tidak jalan ke depan menuju Indonesia yang lebih inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas. Rekomendasi berikut
dapat ditentukan dengan data yang tersedia. Memang, hubungan disabilitas-kemiskinan signifikan di seluruh selaras dengan draf Kebijakan dan Strategi Inklusi Disabilitas UNICEF 2022–203031 dan berfokus pada beberapa
dunia, dan seringkali sebab-akibatnya tidak dapat ditentukan dengan rapi.30 bidang utama dalam konteks Indonesia. Penting juga untuk mengembangkan rekomendasi ini melalui konsultasi
dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan rekomendasi tersebut komprehensif dan disesuaikan
Menurut SUSENAS, pada tahun 2021 hanya 20 persen rumah tangga penyandang disabilitas anak yang dengan kebutuhan lokal.
menerima bantuan sosial disabilitas, yang secara riil berjumlah 82.185 rumah tangga. Persentase rumah
tangga yang menerima bantuan sosial disabilitas meningkat sebesar 14 persen dibandingkan tahun 2018. Namun, KEBIJAKAN DAN KOORDINASI PROGRAM HORIZONTAL DAN VERTIKAL
jumlah absolut rumah tangga yang menerimanya turun dari 109.246 pada tahun 2018.
Visi UNICEF – yang secara aktif dipromosikan kepada pemangku kepentingan pemerintah – adalah bahwa semua
anak, terutama penyandang disabilitas, hidup dalam komunitas yang bebas hambatan dan inklusif di mana mereka

Gambar 15. Rumah tangga berpenghasilan rendah yang menerima bantuan sosial di Indonesia membandingkan dirangkul dan didukung, sepanjang siklus hidup, untuk menyadari dan mempertahankan hak-hak mereka dan untuk

anak dengan dan tanpa disabilitas (persen) mencapai pemenuhan dan partisipasi yang efektif.32 Kesempatan paling signifikan untuk mengikutsertakan
anak penyandang disabilitas dalam layanan esensial terletak pada peningkatan koordinasi kebijakan di semua
tingkat lembaga pemerintahan untuk mempromosikan pendekatan sistem lintas bagian. Selain itu, penting untuk
memperkuat kapasitas di antara kementerian pemerintah, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian
Pendidikan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Kementerian Perencanaan
Nasional (Bappenas) dan pemerintah daerah untuk mengkoordinasikan kebijakan dan intervensi program. agar
35,3
39,4 anak penyandang disabilitas terlindungi dengan baik dan didukung untuk berkembang secara setara dengan teman
33,9
30,4
25,4 25,2 28,8
22,8
sebayanya tanpa disabilitas.
32,5 33,5 19,6 20,0
30,1 29,6 29,4 18,4
24,0 22,1
19,5 19,5 17,3 16,4
Selaras dengan prinsip-prinsip Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, keterlibatan organisasi penyandang
disabilitas akan sangat penting, untuk rancangan anggaran nasional dan strategi inklusi disabilitas. Penciptaan
kemitraan baru, termasuk dengan peneliti disabilitas, perwakilan sektor swasta, organisasi masyarakat sipil dan
aktor lainnya, akan sangat penting untuk keberhasilan pengembangan kebijakan dan implementasi program.
Rumah Tangga Tanpa Anak Disabilitas Rumah Tangga Dengan Anak Disabilitas

Source: UNICEF estimation (2022), based on SUSENAS 2018-2021


PENDIDIKAN

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: JALAN KE DEPAN MENUJU LEBIH TERMASUK


Penelitian dan diskusi dalam makalah ini menyoroti bahwa akses yang buruk, kebijakan yang terputus-putus,
SIVE KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAGI ANAK DISABILITAS DI INDONESIA
dan layanan intervensi yang tidak memadai untuk anak-anak penyandang disabilitas menyebabkan sebagian
besar dari mereka tertinggal dalam situasi berisiko dan kurang terlayani. Hidup dengan kecacatan seringkali
Makalah Diskusi ini menyoroti data utama, tantangan, dan peluang untuk mendukung anak-anak penyandang
berlangsung seumur hidup, tetapi kondisi kecacatan dapat terjadi pada berbagai tahap perjalanan hidup. Ada
disabilitas di Indonesia dalam enam pilar utama: pendidikan, kesehatan, nutrisi, perlindungan anak, perlindungan
kebutuhan akan layanan esensial bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk menyediakan perawatan
sosial, dan air, sanitasi, dan kebersihan (WASH). Analisis menemukan bahwa, meskipun kebijakan dan
berkelanjutan. Ini sangat penting selama masa transisi, dari kelahiran hingga anak usia dini, pendidikan dasar dan
peraturan sudah ada untuk melindungi hak-hak anak penyandang disabilitas untuk mendapat manfaat dari layanan
menengah, pendidikan pasca sekolah menengah, pelatihan dan pekerjaan. Sangat penting untuk mempromosikan
sosial, kebijakan saat ini tidak dilaksanakan dengan baik dan anak penyandang disabilitas mengalami ketidakadilan
koordinasi lintas sektoral dengan kementerian terkait, termasuk Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial,
dibandingkan dengan anak non-penyandang disabilitas baik dalam hal akses ke dan penggunaan pelayanan
untuk mengembangkan program pemantauan dan penyaringan perkembangan berbasis sekolah universal dan
sosial di Indonesia. Penting untuk mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mengakui
jalur rujukan untuk identifikasi dan dukungan yang berpusat pada keluarga dan anak serta intervensi.

29
Menurut SMERU, persentase rumah tangga penyandang disabilitas anak yang menerima bantuan sosial relatif kecil (di bawah 40 per
persen), artinya masih banyak anak miskin penyandang disabilitas yang belum menerima bantuan sosial. Pengumpulan data juga tidak akurat karena beberapa
kuesioner menggunakan istilah 'cacat', yang mengecualikan berbagai kesulitan fungsional.
31 Mengacu pada versi draf 27/07/2022 Kebijakan dan Strategi Inklusi Disabilitas UNICEF 2022-2030, menunggu ketersediaan versi final
30
Dalal, AK (2010). Nexus Disabilitas–Kemiskinan: Hambatan Psiko-Sosial terhadap Pembangunan Partisipatif. Psikologi dan Masyarakat Berkembang, 22(2),
409–437. https://doi.org/10.1177/097133361002200208 32 Mengacu pada versi draf 27/07/2022 Kebijakan dan Strategi Inklusi Disabilitas UNICEF 2022-2030, menunggu ketersediaan versi final.

18 19
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

disabilitas direalisasikan, terutama bagi anak putus sekolah, untuk memungkinkan mereka (kembali) diterima sebagai
mahasiswa dan transisi ke pendidikan, pelatihan, atau pekerjaan lebih lanjut. Dalam konteks ini, model komunitas multi-
sektor yang komprehensif untuk mendukung anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia direkomendasikan.36 Penting agar
hasil pasca sekolah menjadi bagian dari pembicaraan tentang anak-anak penyandang disabilitas di segala usia.

Untuk mendorong partisipasi sekolah dan pengembangan keterampilan, orang tua dan anak penyandang disabilitas mereka
perlu merasa bahwa bersekolah akan membuat perbedaan positif dalam kehidupan mereka. Orang tua harus diberikan
kesempatan untuk pengembangan keterampilan dalam kaitannya dengan merawat anak-anak cacat serta diberdayakan untuk
bekerja sama dengan sekolah atas nama anak-anak mereka. Hal ini sangat tepat waktu untuk memperkuat layanan berkualitas
yang disesuaikan untuk mengatasi perkembangan yang dipicu pandemi dan hilangnya pembelajaran bagi anak-anak
penyandang disabilitas.

KESEHATAN DAN NUTRISI

Anak-anak penyandang disabilitas seringkali memerlukan perawatan medis khusus yang terkait langsung dengan gangguan
khusus dan kondisi kesehatan yang mendasarinya, selain layanan perawatan kesehatan umum. Penting untuk memastikan
bahwa mereka dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang sama dengan anak-anak lain, terutama pada kontak awal
© UNICEF/UN0368230/Gelar
dengan sistem perawatan kesehatan melalui layanan perawatan kesehatan primer. Bagian penting dari hak atas kesehatan

Untuk membantu mendukung upaya inklusif di tingkat lokal, layanan penting dan komprehensif untuk anak penyandang adalah layanan perawatan kesehatan berkualitas yang tepat waktu, dapat diakses, dan terjangkau dan ini harus diberikan

disabilitas harus tersedia di tingkat pemerintah daerah dengan dukungan pemangku kepentingan lokal. kepada setiap anak di seluruh layanan dukungan yang diperlukan.

Untuk memastikan sistem perawatan kesehatan lebih responsif terhadap anak penyandang disabilitas, pemerintah perlu

Di Indonesia, ada juga kebutuhan khusus untuk fokus pada inklusi disabilitas di tingkat sekolah. Ini berarti meningkatkan meningkatkan rencana dan anggaran sektor kesehatan untuk memasukkan pendekatan inklusi disabilitas.

tingkat inklusi di sekolah melalui fleksibilitas, akomodasi, aksesibilitas, titik masuk-keluar alternatif, desain universal untuk Ini berarti memberikan bantuan praktis untuk membuat fasilitas kesehatan dapat diakses oleh anak-anak penyandang

pembelajaran (UDL)33, ruang ramah anak, sistem dukungan bertingkat dan layanan transisi.34 Guru di Indonesia disabilitas, termasuk menyediakan fasilitas MCK, alat bantu teknologi dan membangun keterampilan dan pengetahuan tentang

mengindikasikan bahwa mereka berusaha menjadi lebih inklusif, tetapi kekurangan pelatihan dan sumber daya untuk inklusi disabilitas di kalangan profesional kesehatan.

mencapainya.35 Temuan ini harus mendorong pemerintah untuk mengembangkan perubahan pendidikan guru (dalam masa
jabatan dan pra-jabatan) yang memungkinkan guru untuk memperkuat kapasitas dalam pedagogi inklusif, termasuk bekerja Pemerintah perlu meningkatkan rencana dan anggaran sektor kesehatan
dalam tim multidisiplin pada rencana pendidikan individu, mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan, menilai pembelajaran, untuk memasukkan pendekatan inklusi disabilitas
dan mengadaptasi pengajaran dan pembelajaran sejalan dengan UDL. Disarankan agar pelatihan guru lebih lanjut dan
sumber daya kurikulum dikhususkan untuk UDL. Sumber daya yang sering diabaikan untuk inklusi disabilitas, tetapi Meskipun tidak ada data yang tepat yang dapat diperoleh untuk mengkarakterisasi situasi anak penyandang disabilitas

salah satu yang paling penting, adalah orang tua dan anak penyandang disabilitas sendiri diberi kesempatan untuk masukan dalam keadaan darurat di Indonesia (selain terkait dengan status vaksinasi COVID-19 dan risiko kesehatan terkait COVID),

dan umpan balik ke dalam proses reformasi tersebut. penting untuk memastikan keberlanjutan disabilitas- layanan kesehatan dan gizi inklusif di seluruh hubungan kemanusiaan
dan pembangunan dengan mendukung kesiapsiagaan darurat inklusif disabilitas, pengurangan risiko bencana, dan aksi
kemanusiaan. Penelitian dan penilaian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami tantangan yang dihadapi oleh anak-anak

Meskipun merekomendasikan ketenagakerjaan dalam makalah tentang anak-anak mungkin berlawanan dengan intuisi, penyandang disabilitas dalam situasi darurat di Indonesia.

kebijakan yang mendukung dan memberikan insentif ketenagakerjaan inklusif dan transisi dari sekolah ke dunia kerja
untuk anak penyandang disabilitas memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di semua tingkatan.
Dengan demikian, disarankan agar jalur pendidikan yang berganda dan fleksibel bagi peserta didik dengan PERLINDUNGAN ANAK

Kurangnya data berkualitas dan kesenjangan dokumentasi yang dicatat menyoroti kebutuhan untuk memperkuat pemantauan
33 UDL adalah pendekatan pengajaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa di kelas dengan menawarkan cara belajar yang berbeda melalui beragam tindakan, berbagai
cara representasi dan berbagai metode keterlibatan (teknologi dan pedagogis) dengan siswa. Lihat juga International Disability Alliance, 'Universal Design for Learning (UDL) and its Role in program, pemilahan data dan menghasilkan bukti perlindungan anak yang inklusif disabilitas. Ini termasuk mengintegrasikan
Assuring Access to Inclusive Education for All: A Technical Paper by IDA', IDA, 2021, <www.internationaldisabilityalliance.org/content/universal-design- learning-udl-and-its-role-ensuring-access-
inclusive-education-all-technical>, diakses 27
penggunaan Modul Berfungsi Anak ke dalam pemantauan dan evaluasi program. Sistem pengumpulan dan pemantauan data
Juni 2022.
yang kuat merupakan elemen penting dan hasil utama dari sistem perlindungan anak yang kuat.
34
Schuelka, MJ (2018). Melaksanakan pendidikan inklusif. Laporan Helpdesk K4D. Institut Studi Pembangunan & Departemen Pembangunan Internasional
pilihan. https://assets.publishing.service.gov.uk/media/5c6eb77340f0b647b214c599/374_Implementing_Inclusive_Education.pdf

35
Azizah, N., Andriana, E. & Evans, D. (2022). Mengkonseptualisasikan Inklusi dalam Konteks Indonesia. Dalam MJ Schuelka & S. Carrington (Eds.), Global Direc 36 Indra Yohanes Kiling, Clemence Due, Dominggus Elcid Li & Deborah Turnbull (2022) Model komunitas untuk mendukung anak-anak penyandang disabilitas di Indone sia, Disability & Society, 37:9,
dalam Pendidikan Inklusif (hlm. 81–98). Routledge. 1523-1534, DOI: 10.1080/09687599.2021.1889979.

20 21
Machine Translated by Google
Isu-isu kunci bagi anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia

Penting untuk memperkuat inklusivitas sistem perlindungan anak, termasuk sistem pencatatan sipil dan keadilan, Potensi transfer tunai inklusif disabilitas progresif, termasuk tunjangan anak, tunjangan keluarga, tunjangan disabilitas
untuk mencegah dan menanggapi kekerasan, eksploitasi, penyalahgunaan, penelantaran, dan praktik berbahaya dan tunjangan pengasuh untuk anak-anak dan orang dewasa penyandang disabilitas dan keluarga mereka harus
lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk terus memperkuat layanan kesejahteraan dan perlindungan anak dievaluasi. Hal ini membutuhkan bukti mengenai pendekatan yang ada untuk rancangan, cakupan dan kecukupan
termasuk, layanan sosial, seperti kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial sebagaimana telah diuraikan pada transfer tunai terkait disabilitas untuk memungkinkan usulan kebijakan lebih lanjut.
saat membahas rekomendasi layanan komprehensif, termasuk dukungan untuk orang tua, dan koordinasi lintas sektor. Penting juga bagi pemerintah untuk mengembangkan kapasitas dalam menilai implikasi pembiayaan perlindungan
sosial terkait disabilitas, termasuk skema bantuan tunai dan kasus investasi yang terkait dengan inklusi, untuk
mengamankan sumber daya yang memadai dan berkelanjutan untuk perlindungan sosial inklusif, juga dalam konteks

AIR, SANITASI DAN KEBERSIHAN (WASH) darurat. .

Pengumpulan bukti sistematis untuk menilai hambatan yang dihadapi anak-anak penyandang disabilitas dalam DATA DAN PENELITIAN
mengakses layanan air dan sanitasi agak terbatas baik di tingkat layanan maupun program.
Dengan demikian, dampak program WASH terhadap penyandang disabilitas tampaknya tidak terukur, karena Makalah ini mengidentifikasi masalah keterbatasan kualitas data dan kesenjangan informasi tentang anak-anak
proses pemantauan sektoral biasanya tidak dirancang untuk mengumpulkan data terkait disabilitas. Data program penyandang disabilitas dan kendala yang dihasilkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang status anak-
tersebut harus berfokus pada identifikasi hubungan antara disabilitas atau kebutuhan WASH khusus disabilitas yang anak ini dan masalah mendasar terkait dengan akses mereka ke layanan esensial di Indonesia. Tanpa bukti kuat,
akan menghasilkan program WASH yang dirancang lebih baik dan inklusif disabilitas. Pada pertemuan tingkat tinggi pengembangan kebijakan berbasis data dan implementasi program masih kurang. Rancangan pengumpulan data
Menteri Sanitasi & Air untuk Semua Sektor di Jakarta yang diadakan pada Mei 2022, Pemerintah Indonesia membuat disabilitas harus dikoordinasikan secara terpusat, sehingga kementerian, lembaga, organisasi, dan sektor yang berbeda
komitmen untuk memperkuat pemantauan berbasis ekuitas, yang menghadirkan peluang untuk lebih menginformasikan tidak saling tumpang tindih dalam upaya mereka atau saling bekerja sama melalui metode, definisi, dan konseptualisasi
investasi sektor WASH yang bermanfaat bagi semua. disabilitas yang berbeda. Direkomendasikan agar modul lengkap untuk pertanyaan-pertanyaan Washington Group/
UNICEF diadopsi untuk Indonesia.
Meskipun relatif baru, tantangan yang dihadapi rumah tangga penyandang disabilitas dalam mengakses fasilitas
WASH selama bencana alam didokumentasikan. Penyandang disabilitas cenderung kurang terwakili di semua Prakarsa untuk meningkatkan data anak penyandang disabilitas ini juga harus memperhatikan kebutuhan akan
tingkat program WASH dan perubahan iklim serta penyediaan layanan. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat hubungan yang lebih kuat di seluruh sektor layanan penting yang relevan – seperti kesehatan, pendidikan, dan sistem
program interseksional dan multisektoral tentang perubahan iklim dan aksi iklim inklusif disabilitas yang layanan sosial lainnya – dalam hal penilaian, identifikasi, dan rujukan anak penyandang disabilitas. ke layanan dukungan
memperhitungkan kebutuhan anak-anak penyandang disabilitas serta memungkinkan mereka untuk terlibat dalam yang relevan.
keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.
Berbagai metrik modul anak penyandang disabilitas harus diterapkan di seluruh sistem informasi sektoral, seperti
sistem informasi manajemen pendidikan (EMIS), sistem pemantauan perlindungan anak, dan data bantuan sosial dan
Pemerintah daerah di perkotaan harus didukung untuk melakukan
kesehatan lintas negara. Bersamaan dengan data statistik, juga penting untuk mengumpulkan data yang terkait
perencanaan dan penganggaran yang inklusif melalui dialog dengan pengalaman hidup anak penyandang disabilitas itu sendiri, dan upaya harus dilakukan untuk berbicara
kebijakan dan bantuan teknis dengan sampel yang representatif untuk memahami pengalaman mereka.

Sanitasi Inklusif Seluruh Kota adalah pendekatan untuk meningkatkan akses yang aman, merata, dan berkelanjutan
ke layanan sanitasi yang inklusif dan dikelola dengan aman di daerah perkotaan. Terlepas dari pentingnya pendekatan Analisis paralel terhadap alokasi dan belanja anggaran nasional dan daerah serta sistem pengelolaan keuangan
ini untuk menegakkan hak asasi semua orang atas sanitasi di daerah perkotaan, berbagai hambatan untuk mengakses publik dari perspektif inklusif disabilitas mungkin tepat untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kesetaraan
hak ini, pengalaman anak-anak penyandang disabilitas, tidak cukup diperhatikan dalam konteks ini. Untuk lebih pemanfaatan sumber daya publik untuk inklusi.
memperkuat prinsip keadilan dan inklusi, pemerintah daerah di perkotaan harus didukung untuk melakukan perencanaan Demikian juga, penting untuk mengembangkan kerangka pemantauan dan evaluasi dengan indikator sektoral khusus
dan penganggaran yang inklusif melalui dialog kebijakan dan bantuan teknis. yang mengukur akses ke teknologi pendukung, akses ke layanan berkualitas, dan inklusi dan kesejahteraan anak
penyandang disabilitas di seluruh layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan penting lainnya yang relevan. sektor.

PERLINDUNGAN SOSIAL
Akhirnya, diskusi multi-stakeholder diharapkan akan berlangsung seputar agenda penting bagi anak-anak penyandang
Untuk benar-benar mengintegrasikan anak-anak penyandang disabilitas dan keluarganya ke dalam tatanan masyarakat disabilitas dan cara-cara mengembangkan masyarakat inklusif di Indonesia. Mendukung advokasi, keterlibatan
Indonesia, dukungan perlindungan sosial di seluruh tahapan kehidupan sangatlah penting. Kolaborasi lintas sektor antara masyarakat dan perubahan perilaku sosial adalah cara mempromosikan permintaan di antara anak-anak penyandang
perlindungan sosial dan sektor kesehatan, gizi, pendidikan, WASH dan perlindungan anak sangat penting untuk disabilitas, pengasuh mereka, dan masyarakat untuk memperkuat 'suara' mereka, untuk mendapatkan dukungan
mengembangkan layanan perlindungan dan perawatan sosial terkait disabilitas bagi keluarga anak-anak penyandang dari pemerintah dan penyedia layanan untuk membuat layanan penting lebih inklusif dengan meruntuhkan hambatan
disabilitas. yang menghambat pemerataan akses.

22 23
Machine Translated by Google

UNICEF Indonesia
World Trade Center 2, lantai 22
Jl. Jend. Sudirman kav.31
Jakarta 12920 Indonesia

Telp. : +62 21 5091 6100

Email : jakarta@unicef.org
Website : www.unicef.or.id

Februari 2023

24

You might also like