You are on page 1of 24

E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097

doi https://doi.org/10.20886/jppdas.2020.4.1.79-102

APLIKASI METODE SIDIK CEPAT JASA LINGKUNGAN PADA DAS MIKRO


(Rapid assessment method of environmental services in the micro catchment)

Anang Widicahyono1, San Afri Awang2, Ahmad Maryudi2, dan M. Anggri Setiawan3
1Program Doktor Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
2Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Jl. Agro No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta, 55281


3Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara Jalan Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta, 55281


4Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS, Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti Blok 1 Lt.13 Jl. Gatot Subroto-Jakarta 10270
Email:anangwidi09@gmail.com

Diterima: 11 September 2018; Direvisi: 15 Juni 2020; Disetujui: 22 Juni 2020

ABSTRACT

Watershed areas are used for a variety of environmental services that become a basic framework for
watershed management activities. This study aims to develop and apply the rapid identification and
assessment of environmental services at micro catchment level at Cebong Sub-watershed, Wonosobo
Regency. This study uses three basic principles: (i) spatial and inter-regional relationships, (ii) causal
relationship mechanism, and (iii) potential and impact values. This method is a combination of
spatial analysis using Geographic Information Systems, causal relationship analysis using systems
thinking, and economic valuations. The results indicated that the diversity of environmental services
in the Cebong Sub-watershed are in the forms of: 1) provision services for food and water sources; 2)
regulatory services for carbon stocks, and erosion and sedimentation control, 3) habitat services for
biodiversity, and 4) cultural services for tourism. As food supply services, potato farming provides the
highest benefit value although generate other potential environmental services. As cultural services,
tourism share lower value of direct benefits, but support the sustainable use of environmental
services in the watershed. This is an initiative research to develop a technical guide in managing the
micro catchment based on environmental services.

Keywords: rapid assesment method; environmental services; micro-catchment

ABSTRAK

Wilayah DAS terbagi habis oleh ekosistem dengan keragaman jasa lingkungan yang dapat
dijadikan sebagai kerangka dasar kegiatan pengelolaan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan serta mengaplikasikan metode sidik cepat identifikasi dan penilaian jasa
lingkungan pada level DAS mikro di Sub DAS Cebong, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini
menggunakan tiga prinsip dasar: (i) spasial dan hubungan antar wilayah, (ii) mekanisme
hubungan sebab akibat, serta (iii) nilai potensi dan dampak. Metode sidik cepat jasa

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 79
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa ……......…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

lingkungan merupakan kombinasi analisis spasial dengan pemanfaatan Sistem Informasi


Geografis, analisis hubungan sebab akibat dengan metode system thinking, serta valuasi
ekonomi. Hasil identifikasi sidik cepat menunjukkan keragaman jasa lingkungan di Sub DAS
Cebong berupa: 1) jasa penyediaan dengan jasa utama sumber makanan dan air domestik,
2) jasa regulasi dengan jasa utama cadangan karbon dan pengendalian erosi sedimentasi, 3)
jasa habitat dengan jasa utama biodiversitas, dan 4) jasa budaya dengan jasa utama
pariwisata. Jasa penyediaan makanan dalam bentuk pertanian kentang memberikan nilai
manfaat paling tinggi, namun memunculkan penurunan potensi jasa lingkungan lainnya.Jasa
budaya berupa pariwisata, meskipun nilai manfaat langsungnya lebih rendah, namun dapat
mendukung keberlanjutan pemanfaatan jasa lingkungan di dalam DAS. Penelitian ini
menjadi sebuah inisiasi petunjuk teknis rencana pengelolaan DAS mikro berbasis jasa
lingkungan.

Kata kunci: metode sidik cepat; jasa lingkungan; DAS Mikro

I. PENDAHULUAN fisik DAS dengan kondisi sosial, ekologi


DAS. Sudah saatnya kebijakan
Konsep Daerah Aliran Sungai (DAS)
telah menjadi salah satu instrumen dalam pengelolaan DAS betul-betul dipahami
pembangunan nasional yang dan diterapkan pada level yang lebih kecil
yaitu DAS Mikro (<5000 Ha) (Marshall&
berkelanjutan (Paimin et al., 2012; Ratna
Bayliss, 1994).
Reddy et al., 2017). Penerapan
Pengelolaan DAS bukan semata
pengelolaan DAS di Indonesia memiliki
mengelola sumberdaya, namun lebih
beberapa tantangan dan kesulitan dalam
kepada mengelola aktivitas manusia
penerapannya. Permasalahan tersebut
karena akan berdampak pada kelestarian
mencakup kompleksitas permasalahan
sumberdaya yang tersedia (Salampessy &
kondisi DAS seperti peningkatan erosi,
Lidiawati, 2017). Pada level desa,
sedimen, banjir, longsor, dan pencemaran
masyarakat telah mendapatkan dan
air (Karuniasa & Prambudi, 2019). Potensi
terlibat langsung pada kegiatan-kegiatan
DAS yang belum dimanfaatkan secara
kolaboratif pengelolaan DAS, namun pada
berkelanjutan. Millennium Ecosystem
kenyataannya mereka hanya melihat
Assessment (MEA) menyimpulkan dua
bentuk sosialisasi hingga bantuan
pertiga (2/3) jasa lingkungan yang terkait
infrastruktur yang didapat tanpa
dengan kesejahteraan manusia sedang
memahami peranannya secara langsung
mengalami degradasi atau dimanfaatakan
pada proses pengelolaan DAS (Jariyah,
secara tidak berkelanjutan (MEA, 2005)
2014; Napitupulu et al., 2014).
Pengelolaan DAS membutuhkan suatu
Pendekatan yang digunakan dalam
pendekatan spatial-temporal yang
pengelolaan DAS masih terlalu
interaktif dengan analisis pengelolaan
berorientasi pada keberadaan dan
dimulai dari skala regional menuju skala
intensitas masalah. Penentuan sebuah
detail. Untuk mengatasi masalah tersebut
DAS masuk kategori “dipertahankan”
diperlukan pendekatan kolaboratif kondisi
ataupun “dipulihkan” didasarkan pada

80 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

berbagai indikasi degradasi ataupun 2013; Haines-Young & Potschin, 2013;


kebencanaan. Konsekuensi logisnya Mustajoki et al., 2020). Paradigma
adalah kebijakan pengelolaan DAS selalu pengelolaan DAS seharusnya berlaku
diarahkan untuk mengatasi berbagai secara proposional dari sisi pengendalian
dampak yang ditimbulkan oleh masalah masalah dan optimalisasi potensi jasa
lingkungan erosi (Setiawan, 2012; Paimin lingkungan DAS (Dasrizal et al., 2012;
et al., 2012, Sihite, 2001), banjir Indrawati, 2016).
(Sudaryono, 2012), tanah longsor Perkembangan penelitian terkait jasa
(Halengkara et al., 2012), kekeringan lingkungan sudah banyak dilakukan (Groot
(Legowo, 2005; Falah & Purwanto, 2018), et al., 2017). Pada umumnya penilaian
hingga lemahnya fungsi kelembagaan jasa lingkungan selalu dikaitkan dengan
(Ulya et al., 2017). Implementasi kerangka imbal jasa lingkungan sebagai
pengendalian permasalahan tersebut mekanisme untuk mempromosikan
seringkali banyak mengalami kendala praktik penggunaan lahan, sarana
karena harus berbenturan dengan konservasi yang ramah lingkungan dan
kebutuhan pemenuhan ekonomi dan efisien (Garcia-Amando et al., 2011;
sosial budaya masyarakat (Ulya et al., Kaplowitz et al., 2012; Wegner, 2016). Di
2017). Sebagai contoh, program Indonesia,belum banyak penelitian yang
rehabilitasi hutan lahan pada area mengkaitkannya secara langsung untuk
pertanian intensif sebagai sumber erosi dasar pengelolaan DAS mikro. Penelitian
dan limpasan, tidak berjalan optimal ini memiliki tujuan utama untuk
karena harus berhadapan dengan pola mengembangkan serta mengaplikasikan
tanam masyarakat lokal (Hafizi et al., sebuah metode sidik cepat untuk
2016). identifikasi dan penilaian jasa lingkungan
Pada kenyataannya, komponen dari pada level DAS mikro.
DAS tidak hanya berisi “masalah”, namun Metode yang dikembangkan dalam
juga memiliki sisi “potensi” (Ulya et al., penelitian diterapkan pada sebuah DAS
2017). Potensi DAS berupa ekosistem mikro yang terletak pada salah satu DAS
yang menyimpan berbagai sumberdaya yang memiliki variasi jenis ekosistem dan
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pemanfaatan lahan. Di dalam penelitian
lokal. Ekosisitem dalam DAS bervariasi ini, beberapa prinsip dasar digunakan
dalam hal kompleksitas, ukuran, dan untuk merumuskan tahapan metode dan
fungsinya yang digunakan manusia kerangka analisis yang sistematis.
melalui pemanfaatan jasa lingkungan Keberadaan metode sidik cepat ini
(TEBB, 2010). Ekosistem menyediakan merupakan sebuah inisiasi penting untuk
berbagai layanan jasa lingkungan yang sinkronisasi konsep pengelolaan DAS
dapat dikategorikan sebagai penyediaan, dalam proses pembangunan desa yang
pengaturan, dan layanan budaya (CICES, berkelanjutan.

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 81
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa ……......…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

II. BAHAN DAN METODE B. Bahan dan Alat


A. Waktu dan Lokasi penelitian Bahan dan alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner, alat tulis,
Penelitian ini dilakukan pada bulan
kamera, recorder, laptop, perangkat lunak
Januari sampai dengan September tahun
Arc Gis, peta rupa bumi Indonesia tahun
2017. Lokasi penelitian dilakukan di Sub
2017, citra google earth/ citra Sas Planet
DAS Cebong (104,49 ha) yang terletak di
dan data DEM SRTM.
Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar
Kuisioner digunakan sebagai pedoman
Kabupaten Wonosobo (Gambar 1). Secara
wawancara selama pengambilan data di
astronomis, Sub DAS Cebong terletak
lapangan. Kamera dan recorder digunakan
antara 7o14’29,85” LS - 7o14’33,78” LS dan
untuk dokumentasi dan perekaman data
109o55’30,31”BT-109o54’51,99” BT.
melalui wawancara mendalam. Peta rupa
Wilayah ini merupakan bagian hulu dari
bumi Indoensia, citra google earth, dan
DAS Serayu yang telah ditentukan sebagai
DEM SRTM digunakan untuk membuat
DAS Prioritas Nasional (RPJMN Tahun
peta lokasi penelitian dan untuk
2015-2019 & SK Menhut No
SK.328/MenhutII/2009). menganalisis tutupan lahan di lokasi
kajian. Laptop dan software arcGIS
Dibandingkan dengan daerah lainnya
digunakan untuk mengolah data yang
di dalam DAS Serayu, Sub DAS Cebong
telah dikumpulkan.
memiliki keragaman ekosistem yang lebih
lengkap terdiri dari hutan lindung, lahan C. Metode
pertanian, danau, dan permukiman.Di Kajian jasa lingkungan yang bertujuan
samping itu, kawasan hutan lindung yang untuk menyediakan data yang
dikelola Perum Perhutani saat ini telah komprehensif pada level DAS mikro tidak
dikelola bersama masyarakat menjadi cukup hanya dibatasi pada upaya
salah satu ikon obyek wisata yang cukup
penyediaan data terkait besaran nilai
terkenal di Dieng, yaitu Golden Sunrise di manfaat ekonomi. Prinsip utama yang
Gunung Sikunir. perlu diperhatikan di dalam kajian jasa
lingkungan pada suatu DAS mikro antara
lain: i) spasial dan hubungan antar
wilayah, ii) hubungan sebab akibat antara
proses dan hasil proses pemanfaatan jasa
lingkungan, dan iii) nilai manfaat dan
dampak. Keberadaan ketiga prinsip
tersebut dapat menjadi data dasar dalam
pembangunan yang berkelanjutan di
dalam cakupan DAS yang dikaji.
Gambar (figure) 1. Lokasi DAS Mikro Cebong, Desa Prinsip spasial dan hubungan antar
Sembungan, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo. wilayah akan memberikan gambaran
Sumber (Source): BPDASHL Serayu Opak Progo, secara utuh mengenai keberadaan dan
2017. karakteristik DAS mikro yang dilihat pada

82 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

skala regional (misalnya: posisi terhadap 2. Identifikasi tipologi jasa lingkungan


DAS utama, iklim, genesis bentukahan, pada wilayah DAS mikro (dilakukan
material batuan ataupun tanah, dengan analisis peta tutupan lahan
administrasi, hingga sosial budaya) meliputi jenis, batas, luas, aransemen/
ataupun skala detail di dalam DAS mikro distribusi);
(jenis, batas, luas, jumlah, hingga 3. Analisis mekanisme pemanfaatan jasa
distribusi dari jasa lingkungan). lingkungan (dilakukan dengan survei
Penggunaan prinsip yang kedua dan lapangan dan wawancara mendalam
ketiga didasarkan pada bahwa setiap terhadap para pemangku kebijakan);
proses dan hasil proses pemanfaatan jasa 4. Penilaian jasa lingkungan dan
lingkungan selalu muncul sebagai dampaknya (dilakukan dengan analisis
mekanisme hubungan sebab akibat. nilai manfaat ekonomi dengan
Hubungan sebab akibat antara manusia pendekatan market price);
dan lingkungan di setiap cakupan wilayah 5. Analisis keberlanjutan pemanfaatan
cenderung kompleks dan mempunyai ciri jasa lingkungan (dilakukan dengan
yang khas tergantung dari ketersediaan analisis secara deskriptif menggunakan
jasa lingkungan. Informasi terkait perbandingan/matriks nilai manfaat
hubungan sebab akibat pemanfaatan jasa dan dampak yang dapat ditimbulkan
lingkungan pada DAS mikro akan dapat dari pemanfaatan jasa lingkungan).
digunakan sebagai dasar penilaian Metode sidik cepat ini secara teknis
berbagai manfaat dan dampak yang memanfaatkan teknologi Sistem Informasi
muncul baik yang bersifat langsung Geografis dan analisis manfaat ekonomi
ataupun tidak langsung. secara komprehensif untuk mendukung
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut proses analisis. Tabel 1 menguraikan
maka penelitian ini merumuskan tahapan
secara lebih spesifik berbagai metode
metode sidik cepat jasa lingkungan pada sidik cepat nilai manfaat langsung ataupun
DAS mikro yang tersusun dan dikaji secara tidak langsung. Secara umum metode
urut yaitu: pengambilan data yang dipakai di
1. Pemahaman wilayah DAS kajian lapangan yaitu menggunakan sidik cepat
terhadap sistem lanskap regional sehingga mendapatkan hasil langsung
(Analisis data sekunder dan spasial dilapangan. Perhitungan yang digunakan
terkait posisi terhadap DAS utama dan yaitu berbatas pada jasa lingkungan saja;
kondisi geomorfologis, iklim, tanah, belum menghitung shadow price dan
administrasi, hingga sosial budaya); valuasi ekonomi imbal jasa lingkungan.

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 83
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa ……..................................................................................................................…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

Tabel (Table)1: Fungsi jasa lingkungan di Sub DAS Cebong (The function of environmental services in The Cebong Micro-Catchment).

Fungsi jasa
Jasa utama
lingkungan Deskripsi Metode survei dan analisis Keterangan
(Main
(Environmental (Description) (Survey method and analysis) (Explanation)
services)
services function)
Sumber Purposive sampling (wawancara dengan pengepul kentang di Pengepul kentang adalah orang yang membeli kentang langsung
Kentang
Makanan Desa Sembungan) dari para petani dan menjualnya kepada calo.
Purposive sampling (wawancara dengan pengepul carica di Desa Pengepul carica adalah orang yang membeli carica dari petani
Carica
Penyediaan Sembungan) untuk dijual kepada home industy carica
(Provision) Air Minum Purposive sampling (wawancara dengan masyarakat tiap KK Wawancara 24 KK (yang memiliki 99 angota keluarga) warga
Sumber Air
Domestik yang menggunakan air bersih dari sumur) Desa Sembungan yang memiliki Sumur
Purposive sampling (wawancara dengan petani yang Pendekatan dilakukan dengan biaya swadaya yang dikeluarkan
Air Irigasi
menggunakan air Telaga untuk pertanian) petani untuk pengerukan Telaga Cebong
Biomassa 0,11 x x D2,62 Ketterings, et al., 2001
Pengukuran cadangan
Biomassa (Jenis yang tidak karbon dilakukan dengan
0,118 x D2,53 Hairiyah dan Rahayu, 2007
diketahui spesiesnya) melakukan sampling
Morikawa, 2003., Usmadi, et al., berdasarkan kerapatan
Kandungan Serapan CO2 C x 3,67
2011 tanaman yang ada di Sub
karbon pada Karbon Tersimpan Biomassa x 0,46 Yuliasmara and Wibawa, 2007 DAS Cebong. Sampling
Pengikat dan tanaman Kemeterian Lingkungan Hidup,
Harga Karbon 5 US$/ton vegetasi dibagi untuk
Pengaturan Cadangan semusim dan 2012 (Nilai 1 US$ = Rp14.537,-) mendapatkan data
(Control) karbon semua tipe
Keterangan: biomassa jenis pohon,
tanaman yang
ρ Kerapatan Pohon (g/cm3) tiang, pancang, semai.
terdapat di
D diameter tanaman (cm) Jumlah sampel Jenis Pohon
hutan
Jenis Tanaman Semai Y=(0,11ρ D2.62)/4 173, pancang 7, tiang 27
Jenis Tanaman Pancang Y=(0,11ρ D2.62)/2.5 Winastuti, 2017 dan semai sama dengan
luas tegalan yang ditanami
Jenis Tanaman Tiang Y=(0,11ρ D2.62)/10
kentang
Jenis Tanaman Pohon Y=(0,11ρ D2.62)/40
Berbagai satwa
Habitat (Habitat) Biodiversitas di hutan Sikunir Data Sekuder dari Perum Perhutani Kedu Utara
dan sekitarnya
Data dari Perum
Budaya (Culture) Wisata Perhutani Kedu Data Sekunder hasil penjualan tiket kujungan ke Gunung Sikunir
Utara

84 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pramono, 2013). Sub DAS Cebong terletak
di pegunungan Dieng Jawa Tengah yang
A. Pemahaman Wilayah Sub DAS Cebong
secara fisiografis termasuk pada sistem
Terhadap Sistem Lanskap Regional
Pegunungan Serayu Utara (Jariyah &
Pemahaman jasa lingkungan DAS mikro Pramono, 2013). Secara genesis regional
dari sisi skala regional akan dapat wilayah Sub DAS Cebong terbentuk dari
memberikan informasi awal terkait serangkaian proses vulkanik Gunung Api
potensi jasa lingkungan serta sekaligus Dieng periode kaldera dan paska kaldera
menunjukkan arti penting posisi dan yang dibuktikan dengan keberadaan
pengaruh jasa lingkungan yang terdapat di Gunung Api Sikunang, Gunung Api
dalamnya terhadap keberlanjutan DAS Pakuwaja, Gunung Api Prambanan,
utama (Mustajoki et al., 2020). Artinya Gunung ApiSikunir dan Gunung Api Seroja
kajian jasa lingkungan pada DAS mikro (Gambar 2). Proses vulkanisme yang
seharusnya dimulai dari pemahaman skala intensif membentuk material dasar Sub
regional ke skala yang lebih detail. DAS Cebong berupa material vulkanik
Sub DAS Cebong merupakan DAS mikro hasil letusan gunungapi yang berumur
yang merupakan bagian dari sistem DAS kwarter (Sartohadi, 2004).
Serayu. Posisi Sub DAS Cebong yang Kondisi tanah di Sub DAS Cebong
terletak di bagian hulu DAS Serayu berasal dari proses pelapukan intensif
tentunya akan memberikan pengaruh pada material piroklastik dari aktivitas
terhadap dinamika lingkungan DAS Serayu vulkanik. Menurut Sartohadi (2004)
di bagian tengah hingga hilir (Jariyah &

Gambar (Figure) 2. Posisi Sub DAS Cebong pada bentuklahan DAS Serayu(Cebong Sub-Watershed position in
the Serayu Watershed landsystem).
Sumber (Source): Analisis (Analysis result), 2020 dimodifikasi dari Sartohadi (Modified from Sartohadi), 2004.

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 85
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa …..........(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

satuan tanah tingkat ordo yang terdapat memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri
pada satuan bentuklahan asal vulkanik sebagai destinasi wisata. Kawasan wisata
adalah andisols pada kawasan dengan budaya yaitu sebuah atraksi wisata yang
ketinggian diatas 900 mdpl. Selain andisol mengangkat kebudayaan masyarakat
alfisol umumnya terdapat pada bagian Desa Sembungan Sub DAS Cebong.
yang umur batuannya relatif tua seperti di Kebudayaan Desa Sembungan Sub DAS
kompleks Gunungapi Sindoro dan Cebong yang mampu menjadi atraksi
Sumbing. Kondisi elevasi Sub DAS Cebong seperti Tarian Ludrak, Tarian Imo-Imo, dan
yang berada sekitar 2.260 mdpl memiliki Ruwatan Gimbal serta wisata religi makam
suhu antara 7oC -10o C dengan curah Joko Sembung (Budiani et al., 2018).
hujan mencapai lebih dari 3000 Kekayaan wisata budaya tersebut diikuti
mm/tahun. dengan keramahan, sopan santun dan
Pola sistem aliran air tanah Desa budaya masyarakat yang masih baik.
Sembungan Sub DAS Cebong mengalir Berdasarkan analisis regional lanskap,
dari daerah utara yang merupakan daerah Sub DAS Cebong memberikan jasa
imbuhan menuju ke arah barat daya yang lingkungan yang cukup beragam terhadap
merupakan daerah lepasan dengan mata keberadaan dan keberlanjutan DAS Serayu
air (Putri et al., 2018). Kondisi akuifer di dan pemerintah daerah Kabupaten
Desa Sembungan Sub DAS Cebong Wonosobo. Jasa lingkungan penyediaan
merupakan akuifer bebas dengan yang utama adalah: i) penyediaan bahan
ketebalan akuifer jenuh 3-7,8 m. pangan yang berkualitas (didukung oleh
Akuifer yang mendominasi tersebut material tanah vulkan andisol dengan
terdiri atas lapisan lempung, air tanah, kesuburan tanah yang baik dan kondisi
andesit basalt, dan endapa tuffan alterasi iklim yang khas) dan ii) penyediaan air
(Risanti et al., 2018). Sub DAS Cebong bersih untuk kebutuhan domestik
memiliki mata air yang digunakan dan masyarakat hilir (posisi sub das cebong di
dimanfaatkan masyarakat untuk hulu menjadi area imbuhan air tanah).
kebutuhan domestik, pertanian, dan Keberadaan fungsi hutan lindung yang
pariwisata. Sub DAS Cebong menyimpan masih terdapat di sekitar Sub DAS Cebong
berbagai potensi pariwisata. Berbagai menentukan jasa lingkungan berupa
wilayah yang sudah dikembangkan yaitu pengendalian i) perlindungan dari
wisata alam Sikunir yang dikelola bersama kejadian bencana tanah longsor dan
LSM dengan Kelompok Sadar Wisata banjir, ii) cadangan karbon, dan iii)
(Pokdarwis) di Desa Sembungan atas pengendalian terhadap erosi serta jasa
seizin Perum Perhutani KPH Kedu Utara. lingkungan penyangga sistem/habitat bagi
Secara garis besar pariwisata di Desa berbagai biodiversitas endemik. Sub DAS
Sembungan Sub DAS Cebong dapat Cebong juga memiliki beberapa aset
dikelompokkan menjadi wisata alam, potensi wisata yang muncul sebagai jasa
wisata buatan, wisata budaya, dan wisata lingkungan budaya untuk pembangunan
edukasi (Budiani et al., 2018). Masing- ekonomi.
masing wisata tersebut

86 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

B. Identifikasi Tipologi Jasa Lingkungan di dapat digunakan sebagai dasar dalam


Dalam Sub DAS Cebong menyusun kebijakan, keputusan dan
membantu proses perencanaan hingga
Jasa lingkungan secara sederhana
monitoring evaluasi untuk mengatur
dapat dijelaskan sebagai manfaat yang
strategi pembangunan wilayah daerah
diambil oleh manusia dari ekosistem
aliaran sungai dan menjaga keberlanjutan
(Kasim et al., 2015; Nyongesa et al., 2016;
ekosistem (Chintantya& Maryono, 2017;
Subramanian & Jana, 2019). Konsep jasa
Khairiah et al., 2016).
lingkungan mencakup pemanfaatan
Gambar 3 menunjukkan peta hasil
penyampaian, penetapan, produksi,
interpretasi tutupan dan pemanfaatan
perlindungan, atau pemeliharaan dari
lahan di Sub DAS Cebong yang terdiri dari
kumpulan barang dan jasa penting bagi
area permukiman, telaga, tempat wisata,
manusia yang berasal dari
hutan lindung, dan tegalan (tanaman
lingkungan(Martin-Ortega et al., 2019).
holtikultura). Keempat tutupan lahan ini
Sifat jasa lingkungan secara terbuka
menggambarkan secara cepat variasi
digunakan untuk umum; mengakibatkan
ketersediaan jasa lingkungan Sub DAS
jasa lingkungan cenderung tidak memiliki
Cebong. Telaga dan hutan lindung dapat
hak kepemilikan namun dikenakan biaya
memiliki potensi jasa lingkungan yang
transaksi yang mahal dan cenderung
lengkap dari jasa penyediaan, pengaturan,
mangalami perubahan (Khairiah et al.,
habitat sekaligus jasa budaya.
2016). Data hasil valuasi jasa lingkungan
berupa nilai ekologi, sosial, dan ekonomi

Gambar (Figure) 3. Peta sebaran jasa lingkungan di Sub-DAS Cebong. (Environmental services distribution map
in the Cebong Sub-Watershed).
Sumber (Sources): Hasil analisis (Analysis result), 2020.

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 87
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa …..........(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

Tabel (Table) 2. Luasan fungsi jasa lingkungan di Sub-DAS Cebong (The area of environmental services function
in Cebong Sub Watershed)

Informasi tutupan lahan Jasa lingkungan Luas area (area)


No
(Land cover information) (Environmental Services) (Ha)
1 Lahan Tegalan (dry land) Penyediaan (sumber pangan, air bersih) 69,26 (65,11%)

Penyediaan(air bersih)
Regulasi (pengendalian erosi sedimentasi,
23,38 (24,10%)
2 Lahan hutan (Forest) cadangan karbon)
Habitat
Wisata

Lahan terbangun untuk permukiman 9,79


3 Budaya (wisata)
dan wisata (settlement and tourism) (10,77%)
Total 104,49
Sumber (Sources): Hasil analisis (Analysis result), 2020.

Di sisi lain, lahan tegalan menunjukkan CICES, 2013). Meski demikian, hasil
dominasi pemanfaatan jasa penyediaan analisis tipologi jasa lingkungan ini masih
pangan (Tabel 2). Aktivitas pertanian yang tentatif dan belum dapat secara rinci
intensif di Sub DAS Cebong dapat menjelaskan intensitas pemanfaatan,
berlangsung karena dukungan kesuburan sehingga membutuhkan analisis yang
tanah dan kondisi iklim yang telah lebih detail terkait proses dan hasil proses
dijelaskan pada sub bab sebelumnya. pemanfaatan jasa lingkungan di Sub DAS
Adanya luasan lahan pertanian yang Cebong pada sub bab selanjutnya.
dominan di sekitar ekosistem alami telaga C. Analisis Mekanisme Pemanfaatan Jasa
dan kawasan hutan yang posisinya Lingkungan
menempati bagian hulu DAS Serayu telah
mengindikasikan ketidakseimbangan dari Kondisi keberagaman jasa lingkungan
pemanfaatan jasa lingkungan di Sub DAS yang ditemukan di Sub DAS Cebong dapat
Cebong. Keberadaan lahan terbangun dipengaruhi oleh kondisi komponen
berupa permukiman yang mengelompok ekosistem. Semakin lengkap komponen
dan lahan pertanian yang luas suatu ekosistem, maka akan semakin baik
menunjukkan adanya akses air (untuk kualitas jasa lingkungannya dan
kebutuhan domestik ataupun pertanian) begitupula sebaliknya (Ulya et al., 2017).
yang mencukupi di Sub DAS Cebong (jasa Jasa lingkungan di Sub DAS Cebong
penyediaan air bersih). sebagian besar dimanfaatkan oleh
Hasil analisis spasial detail di dalam Sub manusia untuk kelangsungan hidup.
DAS Cebong dapat memberikan gambaran Manusia dalam hal ini bersifat sebagai
secara utuh terkait variasi jenis, luasan, pengguna jasa lingkungan. Jasa lingkungan
dan susunan keruangan dari setiap jasa yang tersedia di Sub DAS Cebong
lingkungan. Hasil ini penting sebagai data berdasarkan fungsi dan jasa utamanya
kuantitatif pendukung analisis manfaat dapat dilihat pada Tabel 3.
dan dampak (Mustajoki et al., 2020;

88 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

Tabel (Table) 3. Jasa lingkungan di Sub DAS Cebong (Environmental services in Cebong Sub Watershed)

Fungsi jasa lingkungan Jasa utama Keterangan


(Environmental services function) (Main services) (Explanation)
Penyediaan (Provision service) Sumbermakanan Kentang
Carica
Air domestik Air bersih
Regulasi(Regulatingservice) Cadangankarbon Kandungan karbon pada tanamansemusim dan
semua tipe tanaman yang terdapat di hutan
Air telaga Sarana irigasi
Habitat(Habitatorsupportingsyste Biodiversitas/ Berbagai satwa di Hutan Sikunir dan sekitarnya
m) keragaman jenis
Religi/Sosial budaya (Cultural Wisata Pendapatan tiketwisatawan
service)
Sumber (Sources): Hasil Analisis (Analysis result), 2020

Berdasarkan Tabel 3, jasa lingkungan pengelolaan kawasan hutan. Pemanfaatan


utama yang dimanfaatkan oleh jasa lingkungan hutan sebagai penyedia
masyarakat adalah sumber makanan, karbon dihutan kemudian mengalami
berupa tanaman kentang dan carica, air perkembangan sebagai penyedia jasa
domestik, caadangan karbon, air telaga, wisata. Pemanfaatan jasa wisata
biodiversitas dan wisata. Mekanisme berkembang seiring berjalannya waktu
pemanfaatan jasa lingkungan dianalisis karena menyediakan keindahan alam
dan diuraikan dengan menggunakan Bukit Sikunir. Aktifitas pemanfaatan jasa
system thingking yang dihasilkan pada lingkungan di Sub DAS Cebong diikuti oleh
Gambar 4. berbagai kalangan masyarakat lokal
Berdasarkan Gambar 4 diketahui dengan menyediakan jasa penyedia
bahwa mekanisme pemanfaatan jasa penginapan dan tempat makan.
lingkungan di Sub DAS Cebong diawali dari Perkembangan mekanisme pemanfaatan
pemanfaatan lahan sebagai pertanian lahan ini akibat adanya potensi lain dari
untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi. lahan selain untuk kegiatan pertanian.
Jasa lingkungan berupa penyedia Aktifitas ekonomi pertanian dan non
makanan menjadi sumberdaya utama pertanian seperti pariwisata muncul
masyarakat Desa Sembungan Sub DAS sebagai bentuk tumbuh dan
Cebong. meningkatnya kesejahteraan masyarakat
Pemanfaatan lahan kemudian (Sharma et al., 2012; Pramanik &
berkembang dengan keterlibatan Ingkadijaya, 2017).
parapemangku kepentingan dalam

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 89
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa …..........(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

Gambar (Figure) 4. Mekanisme pemanfaatan jasa lingkungan di Sub DAS Cebong (Environmental services
utilization mechanism in Cebong Sub Watershed).
Sumber (Source): Widicahyono et al., 2018.

1. Fungsi Penyediaan penyediaan makanan. Harga pasar ini


Fungsi jasa lingkungan penyediaan dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari
jumlah permintaan masyarakat, musim
merupakan jasa utama yang menyediakan
atau iklim serta panjangnya proses
sumber makanan dan air domestik yang
pendistribusian dari petani hingga ke
ada di Sub DAS Cebong. Sumber makanan
tangan masyarakat (Gambar 5).
utama di Sub DAS Cebong yaitu kentang
dan carica. Tanaman kentang merupakan 2. Fungsi Regulasi
tanaman budidaya yang menjadi tanaman Cadangan karbon dan air telaga
unggulan masyarakat di Desa Sembungan
merupakan jasa utama dari fungsi jasa
Sub DAS Cebong dan intensif dilakukan lingkungan Regulasi. Cadangan karbon
sejak 1985 (Arbangiyah, 2012). diidentifikasi dari tersedianya hutan
Berdasarkan Gambar 3, jasa lingkungan dengan berbagai vegetasi sebagai
berupa sumber makanan kentang dan penyedia karbon utama. Hutan di Sub Das
carica tersebar di berbagai wilayah yang Cebong tersebar di wilayah utara hingga
merupakan area dengan penggunaan timur pada Bukit Sikunir. Air telaga
lahan berupa tegalan. Area tegalan menyediakan sumberdaya air yang
merupakan lahan pertanian kering yang berlimpah untuk sarana irigasi bagi
digunakan masyarakat untuk menanam masyarakat Desa Sembungan. Keberadaan
kentang dan carica. Penanaman kentang Telaga Cebong berada di tengah Sub DAS
dilakukan pada teras dengan pemanenan Cebong dan merupakan outlet DAS.
dua kali dalam satu tahun, sedangkan Persentase fungsi jasa lingkungan regulasi
carica dapat dipanen sebanyak satukali memiliki luasan wilayah sebesar 24,1%
dalam satu tahun. dari seluruh wilayah Sub DAS Cebong
Kontrol harga pasar digunakan untuk (Tabel 4).
menilai harga jasa lingkungan dari fungsi

90 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

Gambar (Figure) 5. Proses distribusi kentang dari petani hingga masyarakat (Potatoes distribution process).
Sumber (Sources): Analisis lapangan (field analysis), 2019.

Tabel (Table) 4: Persentase nilai jasa lingkungan di Sub DAS Cebong (Environment services percentage value in
Cebong Sub Watershed)

Fungsi jasa lingkungan Nilai Persentase


(Environmentalservicesfunction) (Value) (Percentage)

Penyedia- makanan (Provision-food) Rp.2.220.000.000,00 53,80


Penyedia-air bersih (Provision-clean water) Rp.175.989.860,00 4,26
Regulasi-cadangan karbon (Regulation-carbon stock) Rp.280.137.810,00 6,78
Regulasi-air telaga (Regulation-lake water) Rp.500.000.000,00 13,21
Sosial budaya-wisata (Social culture-tourism) Rp.905.000.000,00 21,93
Sumber (Sources): Hasil analisis (Analysis result),2020.

3. Fungsi Habitat tutupan lahan hutan memberikan fungsi


Fungsi habitat menyediakan jasa utama pengendali limpasan permukaan dan
bahaya bencana erosi, pengikat karbon
yaitu keragaman jenis satwa di hutan
dan habitat bagi satwa-satwa liar.
Sikunir. Adanya hutan lindung di Sub DAS
Cebong menyediakan jasa lingkungan 4. Fungsi Religi/ Sosial Budaya
utama yang mendukung kehidupan baik Fungsi jasa budaya meliputi
dari segi ekologis maupun ekonomis. pemanfaatan lahan Perum Perhutani
Dalam mendeliniasi fungsi habitat pada untuk kegiatan ekowisata. Selain itu Desa
peta jasa lingkungan, fungsi habitat tidak Sembungan merupakan lokasi wisata desa
dapat berdiri sendiri melainkan termasuk tertinggi di Pulau Jawa yang menyediakan
dalam sistem hutan di Sub DAS Cebong berbagai tempat penginapan, sarana dan
dantidak dapat dipisahkan. Hutan prasarana wisata. Hutan lindung bukit
memiliki peranan penting bagi Sikunir juga merupakan area yang
keberagaman jenis satwa di Sub DAS dimanfaatkan masyarakat untuk tujuan
Cebong. Dari segi ekologis, keberadaan

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 91
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa …..........(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

ekowisata. Kondisi sosial masyarakat desa Tarian Imo-Imo, dan Ruwatan Gimbal
Sembungan memiliki berbagai budaya serta wisata religi makam Joko Sembung
yang dapat dimanfaatkan sebagai fungsi (Budiani et al., 2018).
sosial budaya. Budaya di Desa Sembungan Sub DAS
Pengelola wisata dikelola oleh Cebong tergolong masih cukup kental. Hal
Pokdarwis Desa Sembungan. Pemanfaatan ini dapat dilihat dari adat yang masih
wisata Bukit Sikunir masuk dalam fungsi dilakukan di Desa Sembungan. Adat yang
jasa lingkungan wisata. Pendekatan untuk masih dilestarikan hingga saat ini yaitu
melihat pemanfaatan dari jasa lingkungan berupa upacara ruwat rambut gimbal.
ini pembayaran pajak retribusi (pajak dari Upacara ini merupakan acara tahunan
tiket wisata). yang berisikan upacara ruwatan untuk
Berbagai kelompok sosial di Desa anak-anak yang berambut gimbal.
Sembungan Sub DAS Cebong yaitu seperti Upacara ruwat rambut gimbal ini sudah
adanya kelompok tani, gabungan diangkat menjadi salah satu ciri khas di
kelompok tani dan kelompok wanita tani. Kawasan Dataran Tinggi Dieng, bahkan
Jumlah kelompok Tani di Desa Sembungan juga turut ditampilkan pada saat event
Sub DAS Cebong sebanyak 3 kelompok Dieng Culture festival yang merupakan
dengan jumlah anggota sebanyak 161 event terbesar tahunan di Kawasan
orang. Sedangkan jumlah kelompok tani Dataran Tinggi Dieng.
wanita sebanyak 1 kelompok dengan D. Nilai Jasa Lingkungan di Sub DAS
jumlah anggota sebanyak 21 orang. Usaha Cebong
sektor industri rumah tangga di desa
Sembungan Sub DAS Cebong sebanyak 6 Nilai jasa lingkungan di Sub DAS
lokasi. Cebong merupakan estimasi nilai jasa
Selain wisata alam Sikunir yang lingkungan dengan pendekatan sidik cepat
terkenal, terdapat berbagai potensi wisata untuk mendukung analisis dalam peran
di Desa Sembungan Sub DAS Cebong yang jasa lingkungan. Nilai jasa lingkungan juga
masih dapat dikembangkan lagi Secara menjelaskan sebesar apa jasa lingkungan
garis besar pariwisata di Desa Sembungan apabila dihitung dengan nilai rupiah
Sub DAS Cebong dapat dikelompokkan sehingga dapat diketahui seberapa besar
menjadi wisata alam, wisata buatan, persentase jasa lingkungan yang
wisata budaya, dan wisata edukasi dimanfaatkan oleh masyarakat lokal.
(Budiani et al., 2018). Masing-masing Penilaian jasa ekosistem dan
wisata tersebut memiliki keunikan dan ciri keanekaragaman hayati dapat menjadi
khas tersendiri sebagai destinasi wisata. sarana dalam membuat kebijakan yang
Kawasan wisata budaya merupakan menyebabkan keluarnya biaya bagi
atraksi wisata yang mengangkat masyarakat (TEBB, 2010). Berdasarkan
kebudayaan masyarakat Desa Sembungan Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai jasa
Sub DAS Cebong. Kebudayaan Desa lingkungan yang memiliki nilai paling
Sembungan Sub DAS Cebong yang mampu tinggi yaitu penyedia makanan (kentang
menjadi atraksi seperti Tarian Ludrak, dan carica) dengan persentase 53,8%.

92 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

Nilai fungsi jasa lingkungan dengan dengan luas lahan pertanian kentang 68
persentase terbanyak kedua yaitu sosial ha dan dengan harga jual mencapai Rp.
budaya dengan pariwisatanya yang 5.000,00/kg. Dari harga tersebut
mencapai 21,93%. Nilai tersebut diperolehnilai jasa lingkungan sebesar
menunjukkan bahwa jasa lingkungan Rp.6.800.000.000,00/tahun. Nilai ini
berupa penyediaan makanan dan jasa merupakan pendapatan bersih (Tabel 5).
sosial budaya berupa wisata menyediakan Selain untuk kentang, petani lokal juga
nilai jasa lingkungan dan keuntungan yang memanfaatkan lahannya untuk menanam
tinggi kepada masyarakat. tanaman carica di sela-sela lahan
pertanian kentang. Tanaman carica
1. Penyediaan Sumber Makanan dan Air
merupakan tanaman yang telah
Bersih
beradaptasi di kawasan Gunung Api Dieng
Jasa penyediaan bahan pangan di Sub yang memiliki daya tahan yang lebih baik
DAS Cebong dihitung berdasarkan hasil terhadap cuaca ekstrem. Tanaman carica
pertanian kentang dan tanaman carica. ditanam sebagai tanaman sela pada
Jumlah produksi kentang yang berada di tanaman hortikultura. Carica hampir tidak
Desa Sembungan tahun 2017 sebesar 10 memerlukan biaya perawatan seperti
ton/ha dalam sekali panen. Jumlah untuk perawatan tanaman kentang.
produksi tersebut didistribusikan untuk Tanaman carica juga memiliki nilai
dijual ke berbagai wilayah di kota Solo, ekonomi yang tinggi sebagai makanan
Tasikmalaya, Bandung dan Jakarta. khas Dataran Tinggi Dieng. Hasil
Berdasarkan data yang telah dihimpun perhitungan imbal jasa lingkungan untuk
dari wawancara masyarakat di Desa produksi carica mentah (bukan olahan)
Sembungan (Gambar 6), bahwa mereka mencapai Rp.1.440.000.000,00/tahun
sekali panen mendapatkan keuntungan (Tabel 5).
bersih 20 juta rupiah. Nilai tersebut Nilai jasa lingkungan air bersih dihitung
dikurangi dengan biaya produksi baik berdasarkan kebutuhan yang diperoleh
untuk biaya bibit, pupuk (kandang, TSP, masyarakat dari penggunaan air domestik.
Urea), obat-obatan (pestisida, fungisida), Penyediaan air domestik dihitung dari
plastik, mulsa, tenaga (cangkul, penggunaan sebanyak 241 rumah x Rp.
pemanenan, pengobatan, dan penyiraman 2000,00 (harga per m3) = Rp.
maupun panen) yang mencapai Rp 40 482.164,00/hari. Apabila dikalkulasikan
juta. selama satu tahun maka penggunaan air
Nilai jasa lingkungan yang diperoleh bersih memiliki jasa lingkungan senilai Rp.
masyarakat dari hasil jumlah produksi 175.989.860,00
penjualan per panen sebesar 10 ton/ha

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 93
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa …......................................................................................................................…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

Tabel (Table) 5. Perhitungan nilai imbal jasa lingkungan di Sub DAS Cebong, Kec Kejajar Kab. Wonosobo (Environmental services calculation value in the Cebong Sub-
watershed, Wonosobo District).

Harga jasa
Satuan produksi/
lingkungan
Pelayanan Nilai penggunaan Harga/nilai Keterangan
(Environmental
(Services) (Value) (Production unit/ (Cost) (Explanation)
services
usage)
value)(Rp)
Satuan Luas Harga Satuan Total Satuan
Makanan
a. Kentang
Ada risiko gagal panen (harga
Keuntungan kotor 10 Ton/ha 68 7.000 Per kg 4.760.000.000 Per 5 bulan 9.520.000.000
kotor)
Keuntungan Keuntungan bersih dg
10 Ton/ha 68 5.000 Per kg 3.400.000.000 Per 5 bulan 6.800.000.000
bersih pertimbangan (BEP Rp 5000)
Keuntungan a. Carica 30 Ton/bulan 4.000 Per kg 456.320.000 Per bulan 1.440.000.000 Tidak ada risiko gagal panen
ekonomi Air
(Economic Kebtuhan air 167,771 l/hr
a. Air domestik 241 m3/hari 2.000 Per m3 482.164 Rp/hari 175.989.860
benefits) darijumlah penduduk 1437 jiwa
Biaya pengerukan Telaga
b. Air pertanian 500.000.000
Cebong
Harga Carbon 5 US$/ton dan
Karbon total $5 Per Ton 3.854,14 Ton/ha 280.137.810 kurs dollar-rupiah (Tahun 2018
bulan Desember) Rp 14.537
a. Hutan 18,22 62.869.116
b. Tegalan 67,53 6.210.983
Kerugian erosi
Regulasi akibat
500.000.000 ***
(Regulation) pendangkalan
telaga
Sumber (Source): Hasil analisis (Analysis result), 2020.
Keterangan:
***: Kerugian erosi akibat pendangkalan Telaga Cebong diambil dari jumlah biaya swadaya masyarakat Desa Sembungan untuk mengeruk Telaga Cebong dan
dibandingkan dengan terakhir kali waktu pengerukan telaga sebelumnya
a : Biaya swadaya masyarakat Tahun 2015 untuk pengerukan Telaga Cebong : Rp. 500.000.000,00
b : Tahun 2009 dilakukan pengerukan Telaga Cebong yang dibantu oleh PT. Geodipa Energy

94 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

Gambar (Figure) 6. a).Wawancara Petani Kentang(Interview with Potatoes Farmer), b). Wawancara dengan
pemilik rumah produksi carica(interview with carrica production house owner),c). Cemara
Hutan di Sikunir(Forest Pine in Sikunir),d).Pertanian/ hortikultura di sekitar Danau
Cebong(Farming/horticultural around Lake Cebong).
Sumber (Source): Dokumentasi (Documentation), 2017.

2. Fungsi Regulasi 3. Sosial Budaya


Fungsi regulasi yang menghasilkan Dari segi sosial budaya, hutan lindung
cadangan karbon dihitung pada dua di Sub DAS Cebong yang termasuk dalam
tutupan lahan yang berbeda, yakni pada lingkungan area Bukit Sikunir
hutan memiliki cadangan karbon senilai dimanfaatkan dan difungsikan oleh
141,83 ton/ha dan serapan karbon yang masyarakat lokal sebagai daerah tujuan
mencapai 400,57 ton/ha. Cadangan ekowisata. Pendapatan yang dihasilkan
karbon pada tegalan memiliki nilai37,96 dari pengelolaan kawasan ekowisata ini
ton/ha dan serapan karbon mencapai berasal dari tiket masuk dan pemanfaatan
139,31 ton/ha. Nilai harga cadangan toilet. Dengan jumlah pengunjung
karbon apabila dijumlahkan dan mencapai 90.500 orang pertahun di tahun
dirupiahkan akan menunjukkan nilai jasa 2016.Pembukaan kawasan wisata Sikunir
lingkungan mencapai angka Rp. telah menghasilkan nilai jasa lingkungan
280.137.810,49 (Perhitungan dapat dilihat sebesar Rp. 905.000.000,00 dari penjualan
pada Tabel 5). Fungsi regulasi yang lain tiket masuk dan Rp. 4.445.300,00 dari
yaitu nilai dari air Telaga Cebong yang pemanfaatan toilet.
digunakan untuk sarana irigasi masyarakat E. Peran dan Manfaat Nilai Jasa
di Desa Sembungan. Apabila dirupiahkan Lingkungan dalam Perencanaan di Sub
yaitu dengan mengestimasi biaya yang DAS Cebong
dikeluarkan apabila terjadi pendangkalan
telaga Cebong. Data yang diperoleh dari Jasa lingkungan di Sub DAS Cebong
hasil wawancara dengan pihak Desa merupakan komponen yang tidak dapat
Sembungan diketahui biaya pengerukan dipisahkan dari masyarakat di Desa
sebesar Rp. 500.000.000,00/tahun. Sembungan. Variasi nilai jasa lingkungan

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 95
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa ….........…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

Tabel (Table) 6. Analisis manfaat, potensi dan dampak dalam penggunaan jasa lingkungan (Analysis of benefits,
potential and impacts in the use of environmental services)

Jasa lingkungan
utama (Main Manfaat Potensi Dampak
environmental (Benefits) (Potency) (Impact)
services)
Sumber Sebagai pendapatan Peningkatan kualitas Ketergantungan masyarakat tinggi
makanan perekonomian produk olahan sehingga dapat menyebabkan kerusakan
(Foodsources) masyarakat meningkatkan harga jual lingkungan seperti erosi dan
degradasi lahan
Air domestik Sebagai Sarana Sebagai pemenuhan Penggunaan yang berlebihan dapat
(Water pemenuhan kehidupan kebutuhan masyarakat menyebabkan kelangkaan air
domestics) sehari-hari lokal maupun wisatawan bersih

Cadangan Sebagai penyedia Sebagai hutan lindung Pembukaan lahan dan ekspansi
karbon oksigen dan penyerap yang mampu mengatur lahan dapat menyebabkan
(Carbonstock) karbon lingkungan berkurangnya luasan lahan hutan
sehingga penyerapan karbon
rendah
Air telaga (Lake Sebagai sarana irigasi Sebagai sarana Permasalahan pendangkalan
water) pariwisata baru telaga muncul sebagai dampak dari
sedimentasi. Pencemaran air
telaga juga dapat terjadi apabila
kegiatan pariwisata tidak
disediakan fasilitas kebersihan
Biodiversitas Sebagai estetika Sebagai sarana edukasi Ancaman perburuan dapat
(Biodiversity) mengakibatkan berkurangnya
jumlah keanekaragaman hayati
Wisata Sebagai pendapatan Dapat dikembangkan Degradasi lingkungan seperti erosi
(Tourism) perekonomian dengan berbagai paket antropogenik dapat terjadi,
masyarakat perjalanan dan jasa ekspansi lahan baru dapat memicu
wisata lain menyempitnya lahan hutan.
Sumber (Source): Hasil analisis (Analysis result), 2020

di Sub DAS Cebong menggambarkan Rp.1.440.000.000,00 dengan persentase


keragaman lingkungan biofisik DAS Mikro paling tinggi yaitu 53,8% (Tabel 4).
yang memiliki karakteristik geomorfologi Tingginya persentase dan nilai jasa
yang kompleks. Jasa lingkungan secara lingkungan penyedia makanan
langsung maupun tidak langsung memiliki menunjukkan bahwa kondisi
peran dan manfaat bagi kehidupan perekonomian masyarakat bergantung
masyarakat desa Sembungan. pada lingkungan yang menyediakan bahan
Berdasarkan hasil analisis Tabel 5 bahwa makanan. Perkembangan wisata ini
nilai jasa lingkungan untuk penyedia berada di tengah pemanfaatan lahan
makanan berupa kentang dan carica pertanian holtikultura intensif yang sudah
ketika panen masing-masing sebesar berjalan selama beberapa generasi. Sub
Rp.6.800.000.000,00 dan DAS Cebong memiliki luasan yang tidak

96 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

besar namun memiliki potensi dan al., 2016). Pembayaran kerugian akan
permasalahan lingkungan yang beragam. mengalami penurunan apabila
Analisis peran dan manfaat nilai jasa penggunaan jasa lingkungan mengarah
lingkungan dalam perencanaan di Sub DAS kepada keberlanjutan lingkungan. Hal ini
Cebong dianalisis secara tabulasi dapat dilakukan dengan adanya program
kualitatifdan dijelaskan secara kualitatif. jasa lingkungan seperti rehabilitasi hutan
Tabel 6 menunjukkan bahwa jasa dan lahan yang ditekankan pada penyedia
lingkungan harus dimanfaatkan secara jasa ekosistem, habitat dan spesies yang
bijak dan berkelanjutan untuk terancam mengalami degradasi (Aguilar et
meminimalisir dampak yang ditimbulkan. al., 2018). Dari hasil penelitian (Duong &
Kerugian dan akibat dampak yang De Groot, 2020) diketahui bahwa
ditimbulkan akan membuat nilai jasa keberlanjutan melalui program jasa
lingkungan tersebut turun baik dari segi lingkungan melalui konservasi dapat
kualitas maupun kuantitasnya. Penilaian menciptakan karakter masyarakat untuk
jasa lingkungan dapat digunakan sebagai melindungi hutan.
pembayaran untuk mengganti kerugian
IV. KESIMPULAN
yang ditimbulkan akibat kerusakan
lingkungan. Pembayaran dapat berupa Sidik cepat inventarisasi jasa
upaya konservasi. Tindakan pencegahan lingkungan terbukti dapat digunakan
pendangkalan telaga dilakukan dengan sebagai informasi dasar dalam rencana
melakukan pengerukan sedimen telaga pengelolaan DAS mikro. Inventarisasi jasa
Cebong. Upaya konservasi merupakan lingkungan harus dimulai dari pemahaman
cara untuk mempertahankan jasa spasial secara regional (untuk mengetahui
lingkungan. secara umum kaitan jasa lingkungan DAS
Perlindungan dan pengelolaan seperti mikro terhadap DAS utama) dan secara
perlindungan telaga, perlindungan mata detail (untuk melihat jenis, luas, serta pola
air, peningkatan kapasitas masyarakat susunan setiap jasa lingkungan di dalam
dapat dilakukan untuk melindungi jasa DAS mikro). Analisis spasial terhadap
penyediaan sumber air (Rismunandar et keragaman jasa lingkungan harus
dilengkapi dengan analisis hubungan Sub DAS Cebong merupakan contoh DAS
sebab akibat dalam proses dan hasil mikro yang mengalami
proses pemanfaatan jasa lingkungan ketidakseimbangan pemanfaatan jasa
untuk mendapatkan berbagai nilai lingkungan. Fungsi jasa penyediaan
manfaat dan dampak setiap jasa makanan jauh lebih intensif dibandingkan
lingkungan. Penilaian ekonomi dari dengan keberadaan jasa lingkungan
manfaat langsung berdasar harga pasar lainnya. Tanaman kentang memberikan
bisa digunakan dalam proses sidik cepat nilai manfaat langsung yang sangat tinggi
asalkan dilengkapi dengan informasi bagi masyarakat, namun mengganggu
berbagai dampak pemanfaatan jasa keberlangsungan jasa lingkungan regulasi
lingkungan. dan habitat secara signifikan. Optimalisasi

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 97
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa ….........…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

jasa budaya berupa aktivitas ekowisata di kaitannya dengan pengelolaan DAS


Sub DAS Cebong dapat memberikan (Studi kasus di Sub DAS Pengkol,
manfaat langsung yang cukup tinggi tanpa Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah).
Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi
harus merusak jasa lingkungan yang lain.
Kehutanan, 11(1), 59–69.
Kajian ambang batas pemanfaatan jasa https://doi.org/10.20886/jsek.2014.1
lingkungan budaya di Sub DAS Cebong 1.1.59-69
perlu dilakukan untuk antisipasi Arbangiyah, R. (2012). Perubahan pola
pembangunan fasilitas wisata yang pertanian rakyat di Desa Sembungan
Dataran Tinggi Dieng (1985-1995).
berlebihan dan menjadi masalah baru.
Skripsi. Universitas Indonesia.
Metode sidik cepat jasa lingkungan perlu
Brown, S. (1990). Guideline for
diuji pada variasi kondisi lanskap DAS
inventorying and monitoring carbon
mikro yang berbeda sebagai contoh di offsets in forest-based projects.
karst, gambut, pesisir. World Bank, (September).
UCAPAN TERIMA KASIH Budiani, S.R., Wahdaningrum, W., Yosky,
D., Kensari, E., Pratama, H.S.,
Terima kasih kepada Rizal Faozi Malik,
Malandari, H., Iskandar, H.T.,
Riha Ali Muhammad, Bayu Bima Yusufa, Alphabettika, M., Maharani, N.,
Alzanea Ulya Rusmidi yang telah Febriani, R.F., Kusminati, Y. (2018).
membantu selama pengambilan data di Analisis potensi dan strategi
lapangan dan masyarakat desa pengembangan pariwisata
Sembungan Kecamatan Kejajar Kabupaten berkelanjutan berbasis komunitas di
Desa Sembungan Wonosobo Jawa
Wonosobo yang bersedia diwawancarai
Tengah. Majalah Geografi Indonesia
dan berdiskusi tentang produksi kentang, Vol. 32, No.2, September 2018 (170-
carica, dan penggunaan air bersih di 176).
lingkungan tersebut. CICES, (2013). The CommonInternational
Classification of Ecosystem Services
DAFTAR PUSTAKA
(CICES) V4.3. January 2013.
Aguilar, F. X., Obeng, E. A., & Cai, Z. http://cices.eu/.
(2018). Water quality improvements Chintantya, D. & Maryono, M. (2017).
elicit consistent willingness-to-pay Peranan jasa ekosistem dalam
for the enhancement of forested perencanaan kebijakan publik di
watershed ecosystem services. perkotaan. Proceeding Biology
Ecosystem Services, 30, 158–171. Education Conference Volume 14 (1),
https://doi.org/10.1016/j.ecoser.201 144- 147
8.02.012 Dasrizal., Ansofino., Juita, Erna., Jolianis.
Ainun Jariyah, N. & Pramono, B. (2013). (2012). Model sistem pembayaran
Kerentanan sosial dan biofisik di DAS jasa lingkungan dalam kaitannya
Serayu: Collaborative management. dengan konservasi sumberdaya air
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi dan lahan: Studi kasus pada Batang
Kehutanan Vol.10 No. 3 September Anai Sumatera Barat. Economica,
2013, Hal. 141-156. Jurnal Program Studi Pendidikan
Ainun Jariyah, N. (2014). Karakteristik Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat
masyarakat Sub DAS Pengkol dalam Vol. 1 No. 1, Oktober 2012

98 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

Duong, N. T. B., & De Groot, W. T. (2020). informasi geografis.Majalah Geografi


The impact of payment for forest Indonesia Vol 26, No. 2 September
environmental services (PFES) on 2012 (149-173).
community-level forest management Indrawati, D.R., Awang, S.A., Faida, L.R.W.,
in Vietnam. Forest Policy and & Maryudi, A. Pemberdayaan
Economics, 113 (December 2019), masyarakat dalam pengelolaan DAS
102135. Mikro: Konsep dan implementasi.
https://doi.org/10.1016/j.forpol.202 (2016). Kawistara, Vol. 6, No. 2,
0.102135 Agustus 2016: 175-187.
Falah. F., & Purwanto. (2018). IPCC. (2000). IPCC Special report on
Kelembagaan mitigasi kekeringan di emissions scenarios: A special report
Kabupaten Grobogan. Jurnal of Working Group III of the
Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran
Intergovernmental Panel in Climate
Sungai. Change. Emissions Scenarios, 608.
https://doi.org/10.20886/jppdas.201
8.2.2.151-172 Kaplowitz, M. D., Lupi, F., & Arreola, O.
(2012). Local markets for payments
García-Amado, L. R., Pérez, M. R., Escutia, for environmental services: Can small
F. R., García, S. B., & Mejía, E. C. rural communities self-finance
(2011). Efficiency of payments for watershed protection? Water
environmental services: Equity and
Resources Management, 26(13),
additionality in a case study from a 3689–3704.
biosphere reserve in Chiapas, https://doi.org/10.1007/s11269-012-
Mexico. Ecological Economics, 0097-y
70(12), 2361–2368.
https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2 Karuniasa, M., & Prambudi, P.A. (2019)
011.07.016 Transition of primary forest to
secondary forest and impact for
Hafizi, M.Z., Golar., & Sudhartono, A. water resources conservation.
(2016). Pola pemberdayaan
Journalof Environmental Science and
masyarakat di Hulu Sub Daerah Sustainable Development, 2(1) 15-25.
Aliran Sungai Miu (Kasus Penerapan https://doi.org/10.7454/jessd.v2i1.3
Program SCBFWM di Desa Winatu 4
Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi
Provinsi Selawesi Tengah). Warta Ketterings, Q. M., Coe, R., Noordwijk, M.
Rimba. Volume 4, Nomor 1 Juni 2016. v., Ambagau,Y., & Palm, C. A. (2001).
Reducing uncertainty in the use of
Hairiyah, K., & Rahayu, S., (2007). allometric biomass equations for
Measurement of carbon stored in use predicting above-ground tree
various land. Bogor: World biomass in mixed secondary forest.
Agroforestry Centre. ISBN 978-979- Forest Ecology and Management,
319853-8. 146: 199-209.
Halengkara, Listumbinang, Totok Khairiyah, R.N., Prasetyo, L.B., Setiawan,
Gunawan, & Setyawan Purnama. Y. Kosmaryandi, N., (2016).
(2012). Analisis kerusakan lahan
Minitoring model of payment for
untuk pengelolaan daerah aliran Environmental Service (PES)
sungai melalui integritasi teknik implementation in Cidanau
penginderaan jauh dan sistem

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 99
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa ….........…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

Watershed with stands density Influence of local wisdom to prevent


approach. Procedia Environmental disappearance of Cebong Lake in
Sciences 33 (2016) 269-278. Sembungan Village Wonosobo
District. Proceedings of International
Legowo., (2005). Konsep teknologi
Confrence on Appropriate
pengendalian banjir dan mengatasi
Technology Development, pp.165-
kekeringan. Seminar Pengelolaan
168.
DAS Citarum dalam rangka
pengendalian banjir dan mengatasi Nurviana, Vina. (2016). Analisis biaya
kekeringan. Aula Pusdiktek, 26 Mei manfaat pengelolaan hutan di Sub
2005. Cicaheum Bandung. DAS Prambanan Kecamatan Kejajar,
Marshall, D.C.W., & A.C., Bayliss. (1994). Kabupaten Wonosobo, Provinsi awa
Flood estimation for small Tengah.Tesis.Sekolah Pasca Sarjjana
catchments. Institute of Hydrology Fakultas Geografi: Universitas
Oxford.
Gadjah Mada.
Mawahan, Annazili & Soedarjanto. (2019)
Model pengelolaan terbaik untuk Permen No P.61/Menhut-II/2014 tentang
keberlanjutan Daerah Aliran Sungai Monitoring dan evaluasi
(DAS) Pada Sub DAS Ciliwung Hulu. pengelolaan daerah aliran sungai
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Permen No P.67/Menhut-II/2014 tentang
Aliran Sungai. Doi Sistem informasi pengelolaan
https://doi.org/10.20886/jppdas.201 daerah aliran sungai
9.3.1.79-88
Putri, M.A., Risanti, A.A., Cahyono, K.A.,
MEA (Millenium Ecosystem Assessment). Latifah, L., Rahmawati, N., Ariefin,
(2005). Ecosystem and human well- R.F., Prameswari, S., Waskita, W.A.,
being. Island Press. Washington, DC. Adjie, T.N., & Cahyadi, A. (2018).
Mustajoki, J., Saarikoski, H., Belton, V., Sistem aliran dan potensi air tanah
Hjerppe, T., & Marttunnen, M. di Sebagian Desa Sembungan
(2020). Utillizing ecosystem services Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan
classificacions in multi-criteria Kualitas. Majalah Geografi-
decision analysis-experiences of Indonesia Vol. 32, No.2, September
peat extraction case in Finland. 2018 (155-161).
Ecosystem Services. 41 (2020) Pramanik, P.D., & Ingkadijaya, R. (2017)
101049. The impact oftourism on village
Napitupulu, D. F., Asdak, C., & Budiono, B. society and its environmental. IOP
(2014). Mekanisme imbal jasa Conf. Series: Earth and
lingkungan di Sub DAS Cikapundung Environmental Science 145 (2018)
(Studi kasus pada Desa Cikole dan 012060.
Desa Suntenjaya Kabupaten https://doi.org/10.1088/1755-
Bandung Barat). Jurnal Ilmu 1315/145/1/012060
Lingkungan, 11(2), 73. Risanti, A.A., Cahyono, K.A., Latifah., Putri,
https://doi.org/10.14710/jil.11.2.73- M.A., Rahmawati, N., Ariefin, R.F.,
83 Prameswari, S., Waskito, W.A.,
Nurfahmi, Putri, Rizal Faozi Malik, Ratih Adjie, & T.N., Cahyadi, A. (2018).
Paniti Sari, & Afid Nurkholis. (2015). Hidrostratigrafi akuifer dan estimasi
potensi air tanah bebas guna

100 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 79-102

mendukung kebutuhan air Desa pembangunan berkelanjutan.Jurnal


Sembungan. Majalah Geografi Teknologi Lingkungan, Vol.3, No. 2,
Indonesia Vol. 32, No.1, Maret 2018 Mei 2002: 153-158.
(108-114). SK Menhut No SK.328/MenhutII/2009
Ratna Reddy, V., Saharawat, Y.S., & tentang Penetapan Daerah Aliran
George, B. (2017) Watershed Sungai (DAS) prioritas dalam rangka
management in South Asia: A Rencana Pembangunan Jangka
Synoptic Review. Journal of Menengah (RPJM) Tahun 2010-
Hydrology 551 (2017) 4-3 2014.
Rismunandar, Kusmana, C., & Syaufina, L. TEBB. (2010). The Economics of
(2016). Strategi kebijakan jasa ecosystems and biodiversity.
lingkungan secara berkelanjutan di Ecological and Economic
Taman Nasional Gunung Ciremai Foundations. United Nations
Kuningan - Jawa Barat (Policy Environmnetal Programme. New
strategy for sustainable water York.
environment services management Ulya, Nur Arifatul, Efendi Agus Waluyo,
at Mount Ciremai National Park Adi Kunarso, & Tubagus Angga
Kuningan-West Java). Jurnal Anugrah Syabana. (2017)
Penglolaan Sumber Daya Alam Dan .Bagaimana imbal jasa lingkungan
Lingkungan, 6(2), 187–199.
dalam pengelolaan DAS secara
Sartohadi, J. (2004). Geomorfologi tanah terpadu dan meningkatkan
DAS Serayu Jawa Tengah. Majalah kesejahteraan masyarakat? Fakta
Geografi Indonesia. Volume 18 dan potensi DAS Musi. Prosiding
Nomor 2 September 2004. Fakultas Seminar Nasional Pengelolaan
Geografi Universitas Gadjah Mada, Daerah Aliran Sungai Secara
Bulaksumur. Yogyakarta. Terpadu. LPPM Universitas Riau.
Setiawan, M.A. (2012). Integrated soil rsk Widicahyono, A., Awang, S.A., Maryudi,
management. PhD Thesis. University A., Setiawan, M.A., Rusmidi, A.U.,
of Innsbruck, Austria. Handoko, D., & Muhammad, R.A.
(2018). Achieving sustainable ese of
Sihite, Jamartin. (2001). Evaluasi dampak
environment: a Framework for
erosi tanah model pendekatan
payment for protected forest
ekonomi lingkungan dalam
perlindungan DAS: kasus Sub-DAS ecosystem service. IOP Conf. Series:
Earth and Environmental Science
Besai DAS Tulang Bawang Lampung.
148(2018) 012019.
Disertasi. Pasca Sarjana Intitut
https://doi.org/10.1088/1755-
Pertanian Bogor.
1315/148/1/012019
Sharma, A., & Kukreja, S. (2012) Economic
Winastuti, R. (2017). Analisis cadangan
contribution of tourism industry
carbon atas permukaan pada kebun
towards society. International
campuran di DAS Bompon dengan
Journal of Scientific & Engineering
pendekatan sistem dinamik. Skripsi.
Research, Volume 3, Issue 10,
Fakultas Geografi: Universitas
October-2012.
Gadjah Mada.
Sudaryono. (2012). Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (DAS) terpadu konsep

@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 101
Aplikasi Metode Sidik Cepat Jasa ….........…(Anang Widicahyono, San Afri Awang,, Ahmad Maryudi, dan M. Anggri Setiawan)

Wegner, G. I. (2016). Payments for Yuliasmara, F., and Dignity, A. (2007).


ecosystem services (PES): a flexible, Measurement of carbon stored in
participatory, and integrated cocoa pantation biomass plant
approach for improved conservation approach. Warta The research
and equity outcomes. Environment, center Indonesian Coffee and Cocoa,
Development and Sustainability, 3.pp. 149-158.
18(3), 617–644.
https://doi.org/10.1007/s10668-
015-9673-7.

102 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.

You might also like