22344182 Rendy Indra Jaya
‘ASPEK
JUDUL
LATAR BELAKANG
PMK Nomor 1010 Tahun 2008
Registrasi Obat
1. Dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran obat
yang tidak memenuhi persyaratan, keamanan, mutu dan
kemanfaatan perlu dilakukan penilaian melalui mekanisme
registrasi obat
2. Ketentuan registrasi obat yang telah diataur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
949/Meukes/Pev/VI/2000 perlu disedethanakan dan
disesuaikan dengan perkembangan globalisasi_ dan
kebijakan Pemerintah
DASAR HUKUM.
Ordonansi Obat Keras (Stbl. 1949 No. 419)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
‘Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
wee
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Talun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Keschatan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Talun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun
2006
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XI/2007
KETENTUAN UMUM
Definisi = izin edar, obat, produk biologi, iegistiasi, obat
kontrak, pemberi kontrak, penerima kontrak, obat impor,22344182 Rendy Indra Jaya
penandaan, obat palsu, psikottopika, narkotika, peredaran,
produk, menteri, kepala badan
TUIUAN Melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak
‘memenuhi persyaratan, keamanan, mutu dan kemanfaatan
ASPEK YANG DIATUR | I. Kriteria
a, Khasiat & keamanan terjamin (uji praklinik & Klinik)
b. Mutu (CPOB)
Penandaan menjamin penggunaan obat secara rasional,
4. Psikotropika : Keuuggulan kemanfaatan & keamanan
dari obat standar yang disetujui diindonesia
¢. Kontrasepsi :uji klinik di indonesia
nv
Persyaratan Registrasi
a, Obat produksi dalam negeri
~ dilakuken oleh industri yang memilikiizin dari
menteri
- memenuhi CPOB (sertifikat CPOB oleh KaBPOM)
b. Narkotika
- dilakuken oleh industri yang memiliki izin khusus
produksi narkotika dari menteri
- CPOB (sertifikat CPOB oleh KaBPOM)
c. Obat kontrak
= dilakukan oleh pemberi kontrak (industri farmasi)
melampirkan dokumen kontrak
- memiliki izin industri, 1 fasilitas produksi, CPOB
- _ pemberi Kontrak pbertanggung jawab atas mutu obat
jadi
= penerima obat (industri farmasi yang memiliki izin
industri dan CPOB)
4d. Obat impor
- Dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri yang
mendapat persetajuan tertulis dari industri. Inar
negeri22344182 Rendy Indra Jaya
= Perseftinan tertulis : alih teknologi paling lambat 5
tahun sudah dapat diproduksi di dalam negeri
Kecuali obat paten
= CPOB : dibuktikan dengan dokumen sesuai /
pemeriksaan oleh petugas yang berwenang + data
inspeksi terakhir paling lama 2 tahun yang
dikeluarkan oleh pejabat berwenang setempat
e. Obat khusus ekspor
£
Obat paten
= dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri
pemegang hak paten, atau industri farmasi lain yang
ditunjuk oleh pemegang hak paten
- hak paten dibuktikan dengan sertifikat paten
Tata Cara Memperoleh Izin Edar
Registrasi, diajukan ke KaBPOM
b. Biaya
Evaluasi
- Dibentuk : Komite Nasional Penilai Obat, Panitia
Penila Khasiat-Keamanan, Panitia Penilai Mutu,
‘Teknologi, Penandaan dan Kerasionalan Obat
Pemberian Izin Edar
- Persetnjuan atau penolakan izin edar berdasarkan
rekomendasi yang diberikan oleh pengevatuasi
Pelaksanaan Izin Edar
Evaluasi Kembali
Sanksi
Ketentuan Peralihan
Ketentuan Pemitup
MATERI FARMASI
Definisi obat, produk biologi, psikottopika, narkotika
SANKSI
‘Administratif
ATURAN PERALIHAN
/PENUTUP
1
Bagi yang telah mengajukan permohonan dan melengkapi
dokumen registrasi sebelum diberlakukannya peraturan ini
tetap akan diproses sesuai dengan Peraturan Menteri22344182 Rendy Indra Jaya
Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/VV2000 tentang
Registrasi Obat Jadi
Obat yang telah mendapat izin edar berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/V1/2000
tentang Registrasi Obat Jadi yang habis masa berlakunya
setelah ditetapkannya Peraturan ini, dapat diperpanjang
untuk paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal
ditetapkannya Peraturan ini
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
949/MENKES/PER/V1/2000 tentang Registrasi Obat Jadi
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi22344182 Rendy Indra Jaya
ASPEK
JUDUL
LATAR BELAKANG
PP Nomor 51 Tahun 2009
Pekerjaan Kefarmasian
Untuk melaksanakan Ketentuan Pasal 63 Undang-Undang
Nomor 23 Talnn 1992 tentang Kesehatan, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Pekerjaan Kefarmasian
DASAR HUKUM.
1. Pasal 5 ayat @) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
KETENTUAN UMUM.
Definisi - pekerjaan Kefarmasian, sediaan farmasi, tenaga
kkefarmasian, pelayanan kefarmasian, apoteker, tenaga teknis,
kefarmasian, fasilitas keschatan, fasilitas kefarmasian, fasilitas
produksi, fasilitas distribusi, fasilitas peyalanan kefarmasian,
pedagang besar farmasi, apotek, toko obat, standar profesi,
standar prosedur operasional, standar kefarmasian, asosiasi,
organisasi profesi, surat tanda registrasi, surat izin praltik, surat
izin kerja, rahasia kedokteran, rahasia kefarmasian, menteri
TUJUAN
1. Memberikan perlindingan kepada pasien dan masyarakat
dalam memperoleh dan/atau menetapkan sediaan farmasi
dan jasa kefarmasian
ie
‘Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan
Pekerjaan Kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilu
pengetahuan dan teknologi serta peraturan perundangan-
undangan
3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan
‘Tenaga Kefarmasian
ASPEK YANG DIATUR
1, PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KEFARMASIAN,
a. Pekerjaan Kefarmasian : Pengadaan, Produksi,
Distribusi, Pelayanan
2. TENAGA KEFARMASIAN,
a. Apoteker dan tenaga teknis kefamasian
3. DISIPLIN TENAGA KEFARMASIAN
4, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
5. KETENTUAN PERALIHAN22344182 Rendy Indra Jaya
SANKSI
ATURAN PERALIHAN
/ PENUTUP
6. KETENTUAN PENUTUP
Denda dan penjara
1. Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotik diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
1965 tentang Apotik:
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1990 tentang Masa
Bakti Dan Izin Kerja Apoteker dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku22344182 Rendy Indra Jaya
‘ASPEK
JUDUL
LATAR BELAKANG
DASAR HUKUM
UU Nomor 36 Tahun 2014
Tenaga Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan memiliki peraman penting untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal
Kepada masyarakat
Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan
dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat
3. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh.
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki
etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang
secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya
4. Ketentuan mengenai tenaga kesehatan masih tersebar dalam
berbagaiperafuran perundangundangan dan belum
‘menampung kebutuban bukum masyarakat
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan pasal 34
ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
KETENTUAN UMUM.
Definisi : tenaga Kesehatan, asisten tenaga kesehatan, fasilitas
pelayanan Kesehatan, upaya Kesehatan, kompetensi, uji
Kompetensi, sertifikat kompetensi, sertifikat profesi, registrasi,
surat tanda registrasi, surat izin praktik, standar profesi, standar
pelayanan profesi, standar prosedur operasional, konsil tenaga
Kesehatan indonesia, organisasi profesi, Kolegium, penerima
pelayanan kesehatan, pemerintah pusat, pemerintah daerah,
menteri
TUIUAN
1. Memenubi kebutuhan masyarakat akan Tenaga Kesehatan
2. Mendayagunaken Tenaga Kesehatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
3. Memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam
amenerima penyelenggaraan Upaya Kesehatan22344182 Rendy Indra Jaya
4. Mempertahankan dan meningkatkan nutu penyelenggaraan
Upaya Kesehatan yang d.iberikan oleh Tenaga Kesehatan
Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan
Tenaga Kesehatan
ASPEK YANG DIATUR
1. TANGGUNG JAWAB DAN | WEWENANG
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH,
2. KUALIFIKASI DAN PENGELOMPOKAN TENAGA
KESEHATAN,
3. PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN
PENDAYAGUNAAN
4, KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA,
5. REGISTRASI DAN PERIZINAN — TENAGA
KESEHATAN,
6. ORGANISASI PROFESI
7. TENAGA KESEHATAN WARGA — NEGARA
INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERIDAN TENAGA.
KESEHATAN WARGA NEGARA ASING
8, HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN,
9. PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN
10, PENYELESAIAN PERSELISIHAN
11. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
12, SANKSI ADMINISTRATIE
13, KETENTUAN PIDANA.
14, KETENTUAN PERALIHAN
15. KETENTUAN PENUTUP
MATERI FARMASI Tenaga kefarmasian, pelimpahan pekenjaan kefarmasian,
SANKSI ‘Administratif, denda, penjara
ATURANPERALIHAN | 1. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
/ PENUTUP ‘Tenaga Kesehatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
2. Pasal 4 ayat (2), Pasal 17, Pasal 20 ayat (4), dan Pasal 21
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran dicabut dan dinyatakan tidak berlaku22344182 Rendy Indra Jaya
Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran menjadi sekretariat_Konsil
‘Tenaga Kesehatan Indonesia setelah terbentuknya Konsil
Tenaga Kesehatan Indonesia