You are on page 1of 27

MAKALAH EKONOMI PANGAN

SITUASI PANGAN SAAT PANDEMI COVID-19


IKAN DAN OLAHANNYA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pangan

Dosen Pengampu :
Ir. Enik Sulistyowati, M.Kes.

Disusun Oleh :
Verosa Lilianasari
P1337431220015
Reguler A / Semester 4

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Situasi Pangan Saat Pandemi Covid-19
Ikan Dan Olahannya" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Pangan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kondisi pangan disaat pandemic Covid-19
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Enik Sulistyowati selaku Dosen Mata
Kuliah Ekonomi Pangan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 17 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB Ⅰ ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5
LATAR BELAKANG............................................................................................................ 5
TUJUAN ................................................................................................................................ 7
BAB Ⅱ ....................................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 8
PANDEMI COVID-19 ........................................................................................................... 8
Epidemiologi ...................................................................................................................... 9
Patogenesis ......................................................................................................................... 9
Gejala Klinis ..................................................................................................................... 10
EKONOMI PANGAN ......................................................................................................... 10
KEGIATAN EKONOMI ..................................................................................................... 11
Produksi ............................................................................................................................ 11
Distribusi .......................................................................................................................... 11
Konsumsi .......................................................................................................................... 12
IKAN DAN OLAHANNYA ................................................................................................ 12
Ikan Asap .......................................................................................................................... 13
Abon Ikan ......................................................................................................................... 13
Bakso Ikan ........................................................................................................................ 14
Nuget Ikan ........................................................................................................................ 14
BAB Ⅲ .................................................................................................................................... 15
ISI DAN PEMBAHASAN ..................................................................................................... 15
PRODUKSI IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI ....................................... 15
Sistem Akuaponik............................................................................................................. 16
System Reirkulasi ............................................................................................................. 16
Sistem Bioflok .................................................................................................................. 17
DISTRIBUSI IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI..................................... 18
POLA KONSUMSI IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI .......................... 20
PERMINTAAN IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI ................................ 22
PENAWARAN IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI ................................. 23
BAB Ⅳ .................................................................................................................................... 25
PENUTUP............................................................................................................................... 25
KESIMPULAN .................................................................................................................... 25
SARAN ................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 26

4
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada masa pandemic Covid-19 seperti ini mempengaruhi beberapa faktor
kehidupan dalam kegiatan sehari – hari. Faktor ini meliputi ekonomi, sosial,
pendidikan, dan faktor penting kehidupan lainnya. Hal ini memberikan dampak
negative maupun positif. Namun, pada kondisi seperti ini dampak negative mempunyai
peran besar dalam kehidupan. Contoh salah satunya yaitu menambah presentase
kemiskinan dan penggangguran yang dimana akibat dari pengurangan mobilitas
kehidupan.

Ekonomi merupakan ilmu yang menerangkan cara-cara menghasilkan,


mengdistribusikan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam masyarakat
sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-baiknya. Kegiatan
ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur dalam urusan kekayaan baik yang
menyangkut kepemilikan, pengembangan, maupun distribusi (Sholahuddin, 2007:3).
Perekonomian masyarakat merupakan sistem ekonomi yang berdasar pada kelebihan
ekonomi masyarakat, di mana ekonomi masyarakat adalah ekonomi atau usaha yang
sebagian kegiatan banyak dilakukan oleh masyarakat dengan cara mengelola
sumberdaya yang tersedia yang dapat diusahakan. Dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat dan mensejahterakan perekonomian dalam mencapai
adanya kepuasan dan kemudahan. Maka, terpenuhinya kebutuhan masyarakat
menciptakan masyarakat yang produktif serta kesejahteraan dalam kelangsungan hidup
masyarakat.

Permasalahan dalam ekonomi tidak hanya menyangkut tentang pribadi


seseorang melainkan permasalahan keseluruhan bangsa. Indonesia merupakan negara
yang sistem perekonomiannya berdasarkan pada pancasila serta UUD tahun 1945,
terutama di pasal 33. Yang menjelaskan bahwa ekonomi sebagai usaha yang
berdasarkan azas kekeluargaan dengan tujuan menuju pemerataan serta kesejahteraan
seluruh rakyat (Guistem, 1997:87). Sebagian penduduk Indonesia bertempat tinggal di
daerah perdesaan, dengan sumber daya alam yang berbeda-beda. Adanya teknologi dan

5
komunikasi yang semakin berkembang dan cepat, tidak semua menyebar secara merata.
Fakta bahwa globalisasi mengarah pada perubahaan secara terus menerus, sehingga
terjadinya kesejangan sosial di mana masyarakat mengalami ketidaksiapan. Selain itu
tantangan baru bagi masyarakat menghadapi pandemi yang secara cepat merubah
segala bidang kehidupan masyarakat.

Pada awal tahun 2020 dunia di guncang dengan adanya wabah Covid-19 atau
(Coronavirus Disease That Was Discovered in 2019) yang dilampirkan oleh WHO
(World Health Organization)pada tanggal 11 Februari 2020 (Yuliana, di akses pada 18
Mei 2020:187).Gejala terpaparnya Virus Corona berbeda-beda pada tubuh manusia.
Tetapi, secara umum gejalanya seperti demam, flu, batuk yang menyebabkan sesak
napas. Wabah Covid-19 menjadi pandemi, sebab itu Indonesia menerapkan protokol
kesehatan dan kebijakan seperti social distancing untuk pencegahan penyebaran virus
tersebut. Penerapan physical distancing sangat berdampak terhadap perekonomian
masyarakat. Segala bentuk aktivitas masyarakat sangat terbatas dengan adanya
menerapkan physical distancing. Kecemasan akan tertular virus mengalahkan tuntutan
kebutuhan hidup. Masyarakat menengah ke bawah mau tidak mau tetap beraktivitas
seperti biasa dalam keadaan di tengah pandemi dengan dalih untuk mencari uang.
Diantara mereka banyak yang berpenghasilan dalam seharihanya cukup memenuhi
kebutuhan pokoknya saja. Sehingga, masyarakat memilih alternatif dalam
mengembangkan home industry atau industri rumah tangga untuk tetap bertahan di
masa pandemi.

Masa pandemic ini juga mengakibatkan ekonomi pangan di masyarakat


mengalami penurunan akibat kurangnya mobilitas sebagai dampak social distancing.
Salah satu bahan pangan yang berpangaruh yaitu bahan pangan ikan. Ikan menjadi salah
satu bahan pangan yang menjadi dampak akibat pandemic. Harga yang relative lebih
mahal membuat masyarakat tidak memilih ikan menjadi konsumsian mereka. Hal ini
mengakibatkan masalah gizi baru seperti kekurangan protein. Padahal ikan merupakan
sumber protein utama dari bahan pangan hewani. Memiliki kandungan protein dan
omega yang tinggi membuat ikan sebaiknya untuk dikonsumsi setiap saat.

Indonesia merupakan salah satu negara pengahasil ikan yang tinggi di dunia.
Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai wilayah perairan yang cukup luas, sehingga
6
masyarakat dapat memanfaatkannya sebaik mungkin. Namun faktanya konsumsi ikan
dimasyarakat masih dibilang rendah. Beberapa faktor menjadi penyebab mengapa
konsumsi ikan di Indonesia masih rendah seperti, alergi, bau amis, susah
pengolahannya, dan harga yang mahal. Melimpahnya stok ikan dan minimnya
konsunmsi ikan menjadi masalah baru. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
mengolahnya menjadi bahan pangan setengah jadi dengan tujuan mempunyai daya
simpan yang cukup lama. Sudah banyak home industry yang berdiri selama pandemic
ini berjalan.

Industri adalah salah satu cara dalam meningkatkan kualitas hidup,


kesejahteraan masyarakat, dengan menunjang pemerataan pembangunan, memperluas
lapangan pekerjaan (Rondinelly, 2013). Pada saat ini industrialisasi telah menjadi unsur
utama dalam ideologi pembangunan nasional di beberapa negara, terutama di berbagai
negara-negara yang masih berkembang. Meski begitu, tujuan utama pembangunan
ekonomi bukan hanya industri saja. Melainkan industri hanya menjadi salah satu
strategi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi agar mencapai tingkat pendapatan
yang tertingggi dan berkelanjutan.

B. TUJUAN
1. Mengetahui peran ekonomi pangan ( ikan ) dimasyarakat.
2. Mengetahui kegiatan ekonomi pangan ( ikan ) pada masa pandemic dimasyarakat.
3. Mengetahui dampak masa pandemic pada ketersediaan bahan pangan ikan.
4. Mengetahui produk olahan ikan.

7
BAB Ⅱ

TINJAUAN PUSTAKA

A. PANDEMI COVID-19
Covid-19 merupakan salah satu masalah kesehatan yang diakibatkan oleh
terpaparnya virus yang bernama SARS-CoV-2. Secara resmi, WHO menamakan
penyakit ini Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) dan nama virus tersebut adalah
SARS-CoV-2 (Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2. Virus ini menyerang
semua kalangan usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Covid-19 ini menyebabkan
gangguan kesehatan yaitu seperti gejala umumnya demam, flu, batuk, anosmia, bahkan
menyebabkan sesak nafas hingga kematian. Indonesi menjadi salah satu negara yang
berdampak sangat parah. Masyarakat yang terkena covid-19 dan jumlah kematian
akibat virus ini cukup tinggi. Indonesia, dengan kasus Covid-19 yang semakin
meningkat, menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara.
Bahkan, Indonesia mencatat rekor kematian harian tertinggi di dunia pada hari Minggu,
11 Juli, dengan 1.007 kasus kematian, melampaui India yang berada di urutan ketiga
dengan 720 kasus, Rusia urutan kedua dengan 749 kasus, dan Brasil 597 kasus. Pada
hari sebelumnya, Sabtu 10 Juli, kasus kematian harian di Indonesia berada di posisi
ketiga dengan 826 kasus, kedua India dengan 899 kasus, dan tertinggi Brasil dengan
1.172 kasus kematian (cnnindonesia.com., 12 Juli 2021).

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia pascalebaran tersebut sudah tentu


sangat mengkhawatirkan, karena upaya pemerintah untuk mengatasi pandemi selama
satu tahun lebih, dengan berbagai kebijakan protokol kesehatan dan pengetatan
pergerakan masyarakat, belum terlihat hasilnya. Bahkan sebaliknya, ancaman pandemi
Covid-19 semakin menjadi-jadi di tengah situasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat. Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang
semakin memprihatinkan ini, menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan, apakah
kasus Covid-19 di Indonesia akan berkembang seperti di India? Jawaban atas
kekhawatiran dan pertanyaan itu, sudah tentu, ada pada Indonesia sendiri.

8
a. Epidemiologi
Virus ini muncul pada bulan Desember 2019, pada waktu itu ditemukan lima
kasus pertama pasien pneumonia di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China. ) Lima orang
tersebut dirawat dirumah sakit dengan acute respiratory distress syndrome dan satu
diantaranya meninggal dunia. Setalah ditemukannya kasus di Cina, Thailand menjadi
negara pertama yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 3.135 kasus dan 58 kematian
sejak tanggal 13 Januari 2020 hingga 15 Juni 2020. Penderita ini terus meningkat
hingga bulan Jnuari 2020 terkonfirmasi 7.734 kasus dan 90 kasus pasien poditif
terkonfirmasi Covid-19 yang berasal dari berbagai Negara baik di benua Asia, Eropa,
dan Australia. Pada tanggal 30 Januari 2020 pula, WHO membunyikan alarm darurat
kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian oleh seluruh dunia yaitu Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC).

Di Indonesia sendiri, virus ini pertama kali ditemukan pada bulan Maret 2020
tepatnya pada tanggal 2 Maret. Terkonfirmasi 2 orang positif Covid-19 yang berasal
dari wilayah Jakarta. Kejadian ini terus meningkat hingga pada tanggal 15 Juni 2020,
sebanyak 38.277 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan terkonfirmasi meninggal
sebanyak 2.134 kasus.

b. Patogenesis
Coronavirus atau Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, hasil
anasilis menunjukkan adanya kemiripan dengan SARS.(10) Pada kasus Covid-19,
trenggiling diduga sebagai perantaranya karena genomnya mirip dengan coronavirus
pada kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV2 (91%).(10) Coronavirus disease 2019 Covid-
19 atau yang sebelumnya disebut SARS-CoV2. Covid-19 pada manusia menyerang
saluran pernapasan khususnya pada sel yang melapisi alveoli. (16) Covid-19
mempunyai glikoprotein pada enveloped spike atau protein S. (16) Untuk dapat
meninfeksi “manusia” protein S virus akan berikatan dengan reseptor ACE2 pada
plasma membrane sel tubuh manusia.(16) Di dalam sel, virus ini akan menduplikasi
materi genetik dan protein yang dibutuhkan dan akan membentuk virion baru di
permukaan sel. (16) Sama halnya SARS-CoV setelah masuk ke dalam sel selanjutnya
virus ini akan mengeluarkan genom RNA ke dalam sitoplasma dan golgi sel kemudian
akan ditranslasikan membentuk dua lipoprotein dan protein struktural untuk dapat
bereplikasi.

9
Faktor virus dengan respon imun menentukan keparahan dari infeksi Covid-19
ini. Efek sitopatik virus dan kemampuannya dalam mengalahkan respon imun
merupakan faktor keparahan infeksi virus. Sistem imun yang tidak adekuat dalam
merespon infeksi juga menentukan tingkat keparahan, di sisi lain respon imun yang
berlebihan juga ikut andil dalam kerusakan jaringan.

c. Gejala Klinis
Covid-19 mempunyai masa inkubasi rata – rata 4 hari dengan rentang waktu 2
sampai 7 hari. Masa inkubasi dengan menggunakan distribusi lognoral yaitu berkisar
antara 2,4 sampai 15,5 hari. Hal ini bergantung pada usia dan imunats pasien. Gejala
umum di awal penyakit adalah demam, kelelahan atau myalgia, batuk kering. Serta
beberapa organ yang terlibat seperti pernapasan (batuk, sesak napas, sakit tenggorokan,
hemoptisis atau batuk darah, nyeri dada), gastrointestinal (diare,mual,muntah),
neurologis (kebingungan dan sakit kepala). Namun tanda dan gejala yang sering
dijumpai adalah demam (83-98%), batuk (76-82%), dan sesak napas atau dyspnea (31-
55%).

B. EKONOMI PANGAN
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur
/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh , yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan
tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi pangan gizi ilmu yang mempelajari
bagaimana menyeimbangkan kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan zat gizi
karena pertambahan penduduk dengan jumlah bahan yang dijadikan makanan /yang
menghasilkan zat gizi itu.

10
C. KEGIATAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi merupakan suatu aktivitas yang produktif dalam turut serta
membangun perekonomian masyarakat dalam suatu Negara. Pada bagian ini
pengembangan serta keberlanjutan dalam kegiatan suatu usaha memang terkadang
perlu ada cara khusus yang harus dilakukan dan serta dengan pengaplikasian nilai-nilai
usaha sebagaimana mestinya. Maksutnya adalah, dengan menggunakan metode-metode
yang bisa memberikan suatu efek tersendiri secara positif untuk suatu kegiatan usaha
atau proses operasionalisai yang tengah dijalankan oleh seseorang atau pun kelompok
usaha, instansi pendidikan maupun lembaga pemerintahan dalam menjalankan
operasionalnya.

a. Produksi
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah
yang mencukupi. Agar kegiatan produksi dapat berjalan diperlukan sumber daya.
Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya yang dapat digunakan atau di ubah
secara langsung untuk menjadi barang atau jasa, dengan kata lain sumber daya yang
produktif. Oleh karena itu, dalam kegiatan ekonomi sumber daya untuk produksi
disebut dengan faktor-faktor produksi .

b. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani antara kegiatan
produksi dan kegiatan konsumsi. Pelaku kegiatan distribusi dinamakan distributor.
Barang yang sudah dihasilkan oleh produsen supaya sampai ke tangan konsumen
memerlukan adanya lembaga yang biasa disebut dengan distributor. Meskipun dalam
kenyataan tidak selamanya barang yang dihasilkan produsen untuk sampai ke
konsumen harus melewati distributor. Akan tetapi, dalam perekonomian modern suatu
kegiatan distribusi memegang peranan yang penting. Lebih-lebih dengan makin
majunya teknologi transportasi yang mengakibatkan hubungan antar bangsa menjadi
lebih dekat. Hal ini mengakibatkan peranan distribusi makin penting karena barang
yang ada didalam negeri tetapi juga konsumen yang ada diluar negeri.

11
c. Konsumsi
Nisa (2019) menjelaskan bahwa sebagai makhluk hidup, manusia senantiasa
memiliki kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis atau tingkat. Yang pertama adalah kebutuhan dasar atau
kebutuhan primer, yaitu segala yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat bertahan
hidup dengan layak. Yang termasuk dalam kebutuhan primer adalah makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Yang kedua adalah kebutuhan sekunder, yaitu segala kebutuhan
manusia atas barang-barang pelengkap agar kehidupannya dapat menjadi lebih nyaman
dan mudah. Contoh kebutuhan sekunder adalah listrik, perabotan rumah tangga seperti
sofa, meja dan kursi makan, lemari pakaian, peralatan makan dan minum, dan televisi.
Yang ketiga adalah kebutuhan tersier yaitu kebutuhan akan barang-barang mewah,
yaitu barang-barang yang disamping berfungsi untuk membantu kehidupan manusia
namun juga berfungsi sebagai bagian dari gaya hidup dan status sosial, contohnya
adalah mobil, sepeda motor, komputer, mesin cuci, kulkas, dan sebagainya.

D. IKAN DAN OLAHANNYA


Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan bernafas dengan
insang. Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di
air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan karakteristik
memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan sirip
digunakan untuk berenang. Ikan hampir dapat ditemukan hampir di semua tipe perairan
di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda (Adrim, 2010). Ciri-ciri umum
dari golongan ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan,
mempunyai sirip tunggal atau berpasangan dan mempunyai operculum, tubuh ditutupi
oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan,
dan ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar. Kebanyakan
ikan berbentuk torpedo, pipih, dan ada yang berbentuk tidak teratur (Siagian, 2009).

Ikan sebagai salah satu organisme yang menjadi kajian ekologi, sehingga harus
dijaga kelestariannya. Sebagai langkah awal diperlukan kegiatan identifikasi terhadap
organisme tersebut. Identifikasi adalah menempatkan atau memberikan identitas suatu
individu melalui prosedur deduktif ke dalam suatu takson dengan menggunakan kunci
determinasi. Kunci determinasi adalah kunci jawaban yang digunakan untuk
menetapkan identitas suatu individu. Kegiatan identifikasi bertujuan untuk mencari dan

12
mengenal ciri-ciri taksonomi yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke dalam
suatu takson. Selain itu untuk mengetahui nama suatu individu atau spesies dengan cara
mengamati beberapa karakter atau ciri morfologi spesies tersebut dengan
membandingkan ciri-ciri yang ada sesuai dengan kunci determinasi (Layli, 2006).

Melimpahnya ketersediaan ikan dimasyarakat membuat dan daya simpan yang


relative pendek memnyebakan ikan mempunyai resiko pembusukan yang cepat. Dalah
satu cara untuk menghindari pembusukan ikan dan memperpanjang daya simpan ikan
maka dapat melakukan beberapa hal seperti dibawah ini.

a. Ikan Asap
Pengasapan menjadi salah satu metode pengawetan ikan. Pengasapan adalah
salah satu usaha pengawetan bahan makanan tertentu, terutama daging dan ikan,
bertujuan untuk mendapatkan produk ikan asap yang spesifik antara lain warnanya
coklat, bau dan rasanya spesifik yang berdaya simpan relatif lama. Untuk mendapatkan
ikan asap yang bermutu tinggi maka harus digunakan jenis kayu keras atau sabut dan
tempurung kelapa, sebab kayu-kayu yang lunak akan menghasilkan asap yang
mengandung senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan hal-hal dan bau yang tidak
diinginkan. Demikian pula Seperti halnya dengan cara-cara pengawetan ikan lainnya,
pengasapan tidak dapat menyembunyikan atau menutupi karakteristik-karakteristik dari
ikan yang sudah mundur mutunya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ikan asap yang
bermutu baik harus menggunakan bahan mentah (ikan) yang masih segar.

b. Abon Ikan
Abon merupakan produk olahan yang sudah cukup dikenal luas oleh
masyarakat. Dewan Standarisasi Nasional (1995) mendefinisikan abon sebagai suatu
jenis makanan kering berbentuk khas yang terbuat dari daging yang direbus, disayat-
sayat, dibumbui, digoreng dan dipres. Pembuatan abon menjadi alternatif pengolahan
ikan dalam rangka penganekaragaman produk perikanan dan mengantisipasi
melimpahnya tangkapan ikan di masa panen. Abon ikan merupakan jenis makanan
olahan ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Abon
ikan cocok pula dikonsumsi sebagai pelengkap makan roti ataupun sebagai lauk-pauk.

13
c. Bakso Ikan
Bakso merupakan produk olahan dari daging yang cukup digemari masyarakat.
Pada umumnya bakso dibuat dari daging sapi, tetapi akhir-akhir ini banyak dijumpai di
pasaran bakso dibuat dari daging ikan. Jenis ikan yang sering dipergunakan untuk bahan
pembuatan bakso adalah ikan tengiri. Pada dasarnya, hampir semua jenis ikan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bakso. Ikan hiu dan ikan pari yang berbau tidak
sedap, juga dapat digunakan untuk membuat bakso, dengan cara menghilangkan bau
tidak sedap melalui proses pencucian urea yang ada pada daging ikan tersebut.

E. Nuget Ikan
Nugget ikan adalah jenis makanan yang terbuat dari ikan yang diberi bumbu
dan diolah secara modern. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk persegi, bau
yang khas, awet dan mengandung protein yang tinggi. Ali Khomsan (2004) menyatakan
bahwa keunggulan ikan laut terutama bisa dilihat dari komposisi asam lemak Omega-3
yang bermanfaat untuk pencegahan penyakit jantung. Ada beberapa fungsi asal Omega-
3 . pertama dapat menurunkan kadar kolestrol darah yang berakibat terjadinya
penyumbatan pembuluh darah. Kedua, manfaat lain dari lemak Omega-3 adalah
berperan dalam proses tumbuh kembang otak. (Singgih Wibowo, 2002).

14
BAB Ⅲ

ISI DAN PEMBAHASAN

A. PRODUKSI IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI


Dimasa pandemic seperti ini banyak masyarakat yang terkena pemutusan
hubungan kerja yang mengakibatkan meningkatnya prsentase pengangguran di
masyarakat. Ikan merupakan sumber pangan hewani yang sudah tidak asing lagi di
masyarakat. Jenis ikan merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang relative
murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Disamping menyediakan
protein hewani yang relatif tinggi jumlahnya, ikan juga mengandung asam lemak tak
jenuh, berbagai macam vitamin dan mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh (Suryani
dkk, 2016).

Produksi perikanan tangkap di Pelabuhan perikanan menunjukan tren positif fi


tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ). Aktivitas ini
terus berjalan dengan menerapkan protocol kesehatan guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pelabuhan perikanan menjadi titik penting untuk menunjang sektor
pangan. Produk ikan menjadi salah satu bahan pangan berprotein tinggi untuk menjaga
dan memperkuat daya tahan tubuh masyarakat.

Pembatasan ruang aktivitas pada masyarakat dapat dimanfaatkan dengan


melakukan kegiatan yang bermanfaat, salah satunya dengan membudidayakan ikan.
Masa pandemic Covid-19 ini masyarakat tidak bisa merasakan bebasnya dunia luar,
adanya PPKM dan pembatasan mobilitas menjadikan masyarakat hanya beraktivitas
dilingkungan sekitar rumah. Nah hal ini dapat dimanfaatkan dengan mempunyai
kegiatan membudidayakan ikan. Kegiatan memelihara ikan dapat disesuaikan dengan
sarana dan prasarana yang ada. Pemeliharaan ikan dapat dilakukan ditengah pandemik
COVID-19 secara mandiri di rumah dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang
kecil dan sumber air terbatas. Keterbatasan sumberdaya tersebut dapat disiasati dengan
beberapa alternatif pilihan sistem teknologi budidaya seperti sistem akuaponik,
resirkulasi dan bioflok. Ketiga teknologi tersebut dapat dipilih dan disesuaikan dengan
ketersediaan sarana prasarana yang ada dan tingkat pengetahuan masyarakat dalam
kegiatan budidaya ikan. Berikut adalah ulasan singkat untuk setiap sistem.

15
a. Sistem Akuaponik
System akuaponik adalah salah satu system budidaya ikan yang mengombinasi
kegiatan akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik yaitu memelihara ikan dalam
wadah budidaya dan limbahnya dapat digunakan untuk memelihara tanaman dalam
wadah yang sama atau terpisah. System ini tidak membutuhkan lahan yang luas, bahkan
system ini mampu mempunyai 2 hasil bahan pangan yaitu ikan dan sayur. Pada sistem
akuaponik yang lengkap terdiri dari tiga bagian yaitu wadah budidaya ikan, filter
biologi dan tempat untuk tanaman. Sistem yang lengkap tersebut memerlukan pompa
untuk mengalirkan air dari wadah budidaya ke filter biologi dan ke wadah tempat
tanaman.

b. System Reirkulasi
sistem ini deperlukan wadah yang terpisah antara wadah pemeliharaan ikan dengan
filter. Sehingga sistem ini secara otomatis memerlukan pompa dan aerasi. Proses
sirkulasi air dilakukan dengan cara mengalirkan air dari wadah pemeliharaan ke sistem
filter baik filter fisik maupun biologi dan selanjutnya dipompa kembali ke wadah
pemeliharaan ikan.

16
c. Sistem Bioflok
Sistem bioflok dilakukan dengan cara memanfaatkan limbah budidaya berupa
amoniak dikonversi menjadi flok oleh bakteri heterotrof dengan adanya penambahan
sumber karbon. Sumber karbon yang dapat digunakan adalah molase, tepung, dll. Pada
sistem ini diperlukan pengadukan dengan menambahkan aerasi kedalam sistem
budidaya. Aerasi diperlukan untuk menjaga kadar oksigen tetap sesuai untuk
pemeliharaan ikan dan untuk proses pembentukan flok dari ammonia yang merupakan
hasil metabolisme ikan ataupun dari dekomposisi sisa pakan dan kotoran ikan. Tidak
semua ikan dapat dipelihara dengan sistem ini.

Banyaknya hasil olahan ikan yang diproduksi membuat ketersedian ikan di


masyarakat sangat melimpah. Ikan segar mempunyai daya simpan yang pendek, hal ini
bahan pangann hanya mampu bertahan 2 – 3 hari di suhu ruang sebelum terjadi
kerusakan. Di masa pandemic seperti ini banyak ditemukan home industry yang
berfokus mengolah bahan pangan ikan dengan tujuan memperpanjang masa simpan.
Produk olahan ikan diantaranya yaitu ikan asap, abon ikan, bakso ikan, dan nugget ikan.
Home industry ini berdiri sebagai upaya untuk mengolah bahan makan ikan mentah
menjadi bahan pangan setengah jadi hingga bahan pangan jadi. Produksi olahan ikan
mempunyai peran penting dimasa pandemic Covid-19, selain memanfaatkan
ketersediaan bahan pangan ikan yag melimpah, indutri rumahan ini juga memberikan
lowongan pekerjaan baru bagi penduduk sekitar yang terkena PHK akibat dari
pandemic.

17
Kreativitas pendiri industry menjadi hal penting dalam menghasilkan produk
olahan ikan. Menciptakan produk baru yang sebelumnya tidak ada menjadi daya tarik
sendiri di dalam lingkungan masyarakat. Bahkan produk olahan ikan ini mampu
mempunyai daya simpan yang cukup lama, mulai dari sebulan hingga satu tahun.
Sehingga hal ini dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatan ekonomi di masa
pandemic. Produk ini dapat dikirim luar kota hingga seleuru Indonesia dengan system
frozen food. Frozen food sering dipilih karena bentuknya yang instan dengan cukup
dipanaskan atau digoreng menjadi siap disajikan.

B. DISTRIBUSI IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI


Pemasaran ikan dan olahanya di masa pandemic seperti ini tidak menjadi suatu
halangan untuk menditribusikan ke masyarakat. Sektor perdagangan merupakan salah
satu sektor yang memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan daerah Kota
Makassar. Berbagai sektor perdagangan pada wilayah ini juga akan menimbulkan
berbagai macam aktivitas perdagangan. Beberapa aktivitas perdagangan pada wilayah
ini antara lain departemen store, restoran, Perdagangan souvenir dan pedagang kaki
lima (Idham, 2013). Pedagang ikan yang menjual ikan di pasar salah satu merupakan
bagian yang sangat penting dalam bidang perikanan, karena selain kegiatan menangkap
ikan dialam, membudidaya dan mengolah ikan, komoditi lain perikanan salah satunya
adalah ikan juga perlu dipasarkan baik secara grosir kepada pedagang ikan lain atau
secara enceran kepada konsumen. Selanjutnya ikan juga mempunyai peranan sangat
penting untuk dikonsumsi oleh manusia (Ramadhi, 2014).

Adanya penyakit Corona Virus Disiase(COVID-19) menyebabkan perubahan


terhadap seluruh lini kehidupan tidak terkecuali pedagang ikan segar yang ada di Pasar
lelong rajawali turut merasakan dampak yang di timbulkan oleh pandemi ini baik pada
interaksi sosial, perubahan pendapatan dan daya beli masyarakat terhadap Ikan segar
pada masa pandemi ini. terlebih lagi pemerintah melakukan upaya untuk menekan
jumlah penularan covid-19 dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar yang
dimana pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah saja dan tidak
bepergian ketempat yang ramai apabila tidak terlalu penting, dan harus selalu
menerapkan Physical Distancing dan Mematuhi Protokol COVID-19 .

18
Kerjasama pedagang ikan segar dengan pedagang ikan segar lainnya sangat erat
mereka memiliki anggapan bahwa setiap pedagang memiliki rejeki dan pelanggangnya
masing-masing. Baik sebelum COVID 19 muncul sampai pandemi yang sekarang
masih berlangsung, mereka tidak hanya memperhatikan dagangan mereka saja juga
mereka manaruh kepedulian mereka kepada sesama pedagang agar dapat berjualan
dengan baik. Terdapat beberapa saluran pemasaran yaitu :
a. Saluran Ⅰ : Nelayan – Pedagang Pengumpul - Pedagang Ikan TPI - Konsumen Akhir
Pada Saluran ini dimana Produsen adalah Nelayan sendiri, Pedagang TPI
merupakan pedagang Ecer dan konsumen akhir adalah skala rumah tangga, Saluran
I ini dimulai dari Nelayan yang telah melakukan penangkapan hasil perikanan, dan
menjualnya pada punggawa atau biasa juga dikenal dengan pedagang pengumpul,
setelah itu barulah pedagang pengumpul, memasarkan ikan tersebut kepada
Pedagang ikan segar lalu pedagang ikan akan mendistribusikan / memasarkan ikan
kepada konsumen.

b. Saluran II :Nelayan - Pedagang Pengumpul – Pedagang Ikan TPI – Konsumen


(Rumah Makan)
Saluran Pemasaran berikutnya adalah saluran II dimana pada saluran ini dimulai
dari Nelayan yang telah melakukan penagkapan ikan, lalu menjualnya kepedagang
pengumpul setelah itu pedagang pengumpul , lalu ke pedagang ikan segar yang ada
di TPI , Lalu mendistribusikannya pada rumah makan untuk dijadikan olahan yang
bervariasi.

c. Saluran III :Nelayan - Pedagang Pengumpul - Pedagang Ikan TPI- Pedagang


Keliling
Saluran Pemasaran III ini dimulai dari Nelayan, ke pedagang pengumpul
selanjutnya kepedagang TPI Rajawali yang menggunakan perantara Pedagang
keliling agar sampai ke konsumen akhir.

d. Saluran IV: Pedagang Pengumpul - Pedagang Ikan TPI - Konsumen Akhir


Saluran Pemasaran yang terkhir adalah saluran pemasaran yang berbeda dari
ketiga pemaran diatas, dimana pada Saluran pemasaran ini hanya dimulai dari
pedagang pengumpul saja, setelah itu barulah dijual kepedaganag ikan segar yang
ada di TPI lalu kekonsumen akhir.
19
Dikutip dari monabay.co.id (2020), selama masa awal pandemi di Indonesia,
pemasaran hasil perikanan mengalami penurunan signifikan hingga 50 persen lebih.
Penurunan itu, terlihat dengan penurunan harga yang sangat cepat sampai titik terendah.
Pengetatan mobilitas orang dan distribusi barang juga mengakibatkan terjadi
kelangkaan stok dan meningkatnya biaya logistik produk perikanan. Perdagangan ikan
segar, seperti tuna sangat terdampak akibat kondisi ini yang selama ini mengandalkan
pengiriman melalui kargo pesawat komersil (Adycandra, 2020). Pandemi covid-19
telah menyebabkan menurunnya permintaan dari luar negeri sebanyak 30-40 persen dan
menyebabkan gudang penyimpanan penuh sehingga membuat perusahaan mengurangi
suplai bahan baku. Selanjutnya, pembatasan transportasi dan pekerja di pabrik juga
mengurangi kapasitas penyerapan ikan dari nelayan dan pengurangan output produksi
sekitar 10 persen.

Pada negara berkembang, bisnis perikanan dan mulitflier effect-nya turut


berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dampak kebijakan lockdown
di beberapa negara membuat industri makanan seperti rumah makan dan katering tidak
beroperasional, Oleh karena itu, upaya perlindungan pemerintah dalam setiap tahapan
rantai bisnis perikanan perlu segera dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis pangan
dan ekonomi perikanan secara keseluruhan (Adycandra, 2020). Jika dihubungkan
dengan tingkat konsumsi ikan yang relatif masih rendah, maka akan terjadi kelebihan
pasokan ikan, karena kelebihan ini tidak dapat didistribusikan ke wilayah lainnya diluar
wilayah produksi. Hal ini pula dapat menyebabkan terjadinya penurunan harga yang
pada akhirnya dapat merugikan masyarakat nelayan. Pembatasan sosial yang
mengakibatkan penutupan pasar lokal, supermaket dan rumah makan, membuat
konsumen membatasi interaksi langsung dengan pedagang. Dengan adanya perubahan
tren pemasaran langsung ke konsumen melalui media online saat ini, dianggap akan
semakin memberikan keuntungkan dengan penggunaan teknologi yang semakin
mendekatkan rantai suplai produk perikanan kepada pasar.

C. POLA KONSUMSI IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI


Pola konsumsi meliputi aneka jenis, jumlah konsumsi, frekuensi atau
banyaknya durasi makan secara nilai angka kesemuanya menetapkan kadar tinggi
rendahnya makanan yang disantap dan bisa diartikan sebagai kegiatan makan individu

20
atau perseorang secara berulang-ulang dalam memenuhi kebutuhan makanan. pola
makanan di suatu negara, umumnya berkembang dari panganan lokal atau dari
panganan yang sudah ditanam dalam tenggang yang panjang. Hal ini menunjukkan
bahwa pola konsumsi makanan dapat berubah-ubah karena faktor penentu.

Konsumsi bahan pangan ikan di Indoneis amasih terbilang cukup rendah. Jika
dibandingkan dengan produksi ikan, maka ketersedian ikan di masyarakat sangat
melimpah. Dimasa pandemic seperti ini sebenarnya sangat penting dalam mengonsumsi
ikan. Ikan merupakan komoditi yang menjadi sumber protein yang tinggi, sehingga
mampu menjaga stamina tubuh dalam menghadapi masa pandemic seperti ini. Upaya
peningkatan konsumsi ikan juga berkaitan dengan kebijakan pangan dan gizi yang
ditetapkan Pemerintah. Menurut Hariyadi (2015) angka kurang gizi pada balita masih
memprihatinkan yaitu mencapai 19.6% dan angka balita pendek sebesar 37,2%. Oleh
karena itu dengan meningkatkan konsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yang
kaya gizi diharapkan dapat memperbaiki kualitas gizi masyarakat Indonesia.

Meskipun berbagai program peningkatan konsumsi ikan telah dilakukan namun


konsumsi ikan Indonesia dianggap masih rendah. Rendahnya angka konsumsi ikan di
Indonesia terlihat jika dibandingkan dengan negara lain seperti dikutip dari
Helgilibrary (2013) lima besar negara dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi ditempati
oleh Maldives (166kg/kapita/tahun), Islandia (90,1kg/kap/tahun), Hongkong
(71kg/kapita/tahun), Malaysia (58,8kg/kapita/tahun) dan Macao (58,4 kg/kapita/tahun).
Data lain juga menunjukkan angka konsumsi ikan Indonesia relative lebih rendah
dibandingkan negara ASEAN dimana Indonesia menduduki peringkat ke 6 dari 8
negara (Yee et al., 2017). Dalam mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pola
konsumsi ikan maka dapat digunakan pendekatan model sistem permintaan. Teori
permintaan berlandaskan kepada teori perilaku konsumen yang kemudian menjadi
permintaan. Salah satu model permintaan yang sering digunakan dalam penelitian pola
konsumsi adalah Almost Ideal Demand System (AIDS) yang dikembangkan oleh
Deaton & Muellbauer (1980).

Pola konsumsi ikan dimasyarakat pada masa pandemic Covid-19 mempunyai


banyak perubahan. Pandemi covid-19 adalah salah satu faktor yang membawa berbagai
perubahan dalam hidup manusia termasuk perubahan pola dan gaya hidup yang lebih
21
memprioritaskan kesehatan dengan salah satunya adalah pola makan sehat dan penuh
nutrisi. Sebelum pandemi virus corona, kebiasaan mengkonsumsi makanan olahan
sudah dianggap ide buruk. Dan sekarang ditengah pandemi, jika kamu tetap
mengkonsumsi makanan olahan tentu akan lebih berbahaya.Para ahli kesehatan kini
semakin gencar dengan mengkampanyekan konsumsi makanan sehat selama masa
karantina di tengah pandemi virus corona. Tetapi nyatanya, bagi banyak orang
mengkonsumsi makanan sehat adalah sebuah perjuangan, karena itu berarti mereka
harus menyingkirkan makanan olahan yang telah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Namun, dengan belum ditemukan obat virus corona maupun vaksin virus corona, para
pakar kesehatan mendesak semua orang untuk segera mengurangi konsumsi makanan
olahan. Mereka merekomendasikan untuk menyiapkan makanan yang dimasak di
rumah dengan banyak sayuran, sehingga memberi pasokan kekbalan yang dibutuhkan
selama pandemi.

D. PERMINTAAN IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI


Pandemic Covid-19 mempunyai pengaruh besar terhadap sektor ekonomi
pangan. Pada awal pandemic permintaan ikan dan olahanya mengalami penurunan yang
sangat pesat. Berdasarkan informasi dari Warta Ekonomi (2020), Pandemi covid-19
telah memberikan dampak ekonomi diantaranya masyarakat kehilangan
pekerjaan dan mata pencaharian akibat terkena pemutusahn hubungan kerja (PHK),
tempat kerja yang sudah tidak beroperasi, atau hanya tutup dalam waktu tertentu.
Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap pendapatan yang terus menerus
berkurang. Sektor ekonomi keluarga juga mengalami dampak dari terjadinya wabah
Covid-19. Menteri Keuangan juga menyatakan bahwa wabah Covid-19 akan
memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain ittu sektor rumah
tangga akan mengalami penurunan cukup besar dari sisi konsumsi karena tidak
lagi melakukan aktivitas sehingga konsumsi akan menurun cukup tajam dari 3,22%
hingga 1,60%.

Setelah 2 tahun beralalu, tahun 2022 sudah ditemukan beberapa vaksin untuk
menghadapi Covid-19. Hal ini menjadi kabar baik sebagai angin baru untuk
menghadapi pandemic. Sektor perikanan sampai saat ini masih bisa bertahan ( survive
) hingga saat ini, walaupun diawal pandemic mengalami penurunan permintaan. Saat

22
ini banyak permintaan bahan pangan ikan dan olahannya. Bahkan negara lain
mempunyai presentase permintaan yang tinggi. Tingginya permintaan olahan ikan
ditengahi karena mudahnya dalam menyiapkan atau mensajikan dalam
mengonsumsinya. Tingginya permintaan ekspor secara ritel pun mengerek penjualan.
Karena itu, Howard optimistis realisasi penjualan tahun ini bisa lebih tinggi dari target
yang ditetapkan. Yakni, naik hingga lebih dari Rp 3 triliun.

Permintaan terhadap produk olahan di sektor olahan ikan cenderung semakin


meningkat di tengah pandemic wabah corona. Produk ini banyak diburu pasar karena
untuk memenuhi kebutuhan protein. Stok nasional untuk produk sarden dan makarel
kaleng saat ini berjumlah 35 juta kaleng. Tinggi permintaan di pasar mancanegara
mempunyai dampak positif lainnya yitu membuka lowongan pekerjaan baru. Sektor ini
telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 336 ribu orang. Dengan tidak adanya
kendala supply bahan baku perikanan lokal, maka penyerapan tenaga kerja dapat
dioptimalkan.

E. PENAWARAN IKAN DAN OLAHANNYA DIMASA PANDEMI


Penawaran ikan dan olahanya diawal masa pandemic termasuk rendah.
Sempitnya ruang gerak nelayan dan rendahnya permintaan menjadi salah satu faktor
penyebab. Hal ini menyebabkan harga ikan menjadi melejit naik yang menyebabkan
bertambahnya penurunan permintaan. Ditambah dengan banyaknya masyarakat yang
di PHK sebagai dampak pandemic membuat mereka kehilangan pendapatan. Hal ini
mengakibatkan masyarakat memilih bahan makanan dengan harga yang cukup rendah
seperti tahu dan tempe.

Belakangan ini terdapat system produksi ikan dengan lahan yang sempit. Hal
ini sebagai dampak masyarakat tidak mempunyai gerak ativitas yang sedikit sebagai
akibat adanya PSBB. Banyak masyarakat yang memanfaatkannya sebagai peluang
usaha dengan membuat istilahnya tambak kecil yang mampu memproduksi ikan tidak
kalah banyak seperti tangkap ikan laut. Penawaran pun mulai meningkat dengan harga
ikan yang relative murah. Sehingga, hal ini mampu juga meningkatkan permintaan ikan
di masyarakat. Beberapa olahan ikan dengan olahan terbaru juga mulai muncul yang
membuat permintaan di masyarakat sangat tinggi. Hal ini menandakan bahwa home

23
industry sebagai produksi olahan ikan seperti bakso ikan, nugget ikan, abon ikan, dan
ikan asap akan mulai banyak penwaran di masyarakat. Keadaan pemasaran produk
olahan ikan di masa pandemic C0vid-19 ini sangat mempengaruhiperekonomian dari
sisi penwaran dan permintaan. Akhir – akhir ini sitem perekonomian pangan mulai
membaik, penwaran ikan dan olahannya mulai meningkat dimasyarakat. Bahkan harga
jual bahan pangan ini banyak yang terbilang murah. Sebagi dampak ini, permintaan di
masyarakat sangat meningkat.

Perkembangan Harga 10 Komoditi Ikan Tahun 2020

24
BAB Ⅳ

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pandemic Covid-19 mempunyai banyak pengaruh disemua sektor kehidupan.
Terutama pada sektor ekonomi pangan, terdapat kenaikan dan penurunan di dalam
proses kegiatan ekonomi produksi, distrubusi, dan konsumsi masyarakat. Bahkan
permintaan dan penwaran pada awal pandemic terjadi penurunan yang sangat drastic
diakibatkan beberapa kebijikan pandemic. Kebijakan ini salah satunya yaitu
pembatasan mobilitas yang artinya masyarakat mempunyai sedikit ruang untuk
beraktifitas. Namun, hal ini mampu dimanfaatkan oleh masyarakat yang mempunyai
ide peluang bisnis. Ditemui beberapa masyarakat membuat tambak ikan dengan system
yang hanya membutuhkan lahan tidak terlalu luas.

Belakangan ini sektor ekonomi pangan mulai membaik. Mulai produksi ikan
yang semakin meningkat dengan adanya produksi ikan dengan system baru, ini mampu
membantu dalam pomenuhan kebutuhan masyarakat. Kegiatan distribusi dijumpai juga
mulai ramai, mulai antar wilayah sekitar hingga manca negara. Masa globalisasi ini
selain mempunyai dampak negative juga mempunyai dampak positif seperti contohnya
produsen ikan dan olahannya mampu meneksport hingga ke luar negeri. Tentu saja hal
ini berdampak baik bagi perkembangan perekonomian.

Pada saat ini, pandemic Covid-19 tidak menjadi halangan bagi semua
masyarakat untuk mulai berkembang. Terdapat banyak akses untuk mengembangkan
sektor perikanan. Ikan yang mudah membusuk ( daya simpan pendek ) dapat diolah
menjadi olahan ikan setengah jadi seperti nugget ikan, ikan asap, abon ikan, dan ikan
kaleng yang mampu menjaga daya simpan menjadi jauh lebih lama. Adanya inovasi ini
membuat penawaran dan permintaan menjadi jauh lebih baik dibandingkan dengan
kondisi awal pandemic yang dimana hampir semua kegiatan berhenti.

B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan yaitu pada kondisi seperti ini kebijakan
pemerintah yang menguntungkan masyarakat sangat diperlukan. Dalam artian

25
kebijakan yang mampu membuat sektor ekonomi pangan dimasyarakat dapat
meningkat. Selain itu, peran pemerintah sangat penting dalam menajaga keseimbangan
penawaran dan permintaan bahan pangan ikan dan olahannya di dalam masyarakat.
Dengan demikian tidak terjadi permasalahan ekonomi pangan yang seriu

C. DAFTAR PUSTAKA
Afip, Diki Eka Nuryuli. 2020. Pola Konsumsi Makanan Olahan Di Dalam Kleuarga
Pada Masa Pndemi Covid-19 Di Lampung. Skripsi. Lampung : Universitas
Islam Negeri ( UIN )
Fitrah, Syawal Syah, , Irma Dewiyanti, Thaib Rizwan. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Di
Perairan Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1 ( 1 ) : 66 – 81.
Garsadi, Rachmat Taufik. 2020. Pola Konsumsi Dan Produksi Yang Berkelanjutan Di
Masa Pndemi Covid-19 Di Jawa Barat [ Power Point Slides ].
http://wcu.undip.ac.id/v2/wp-content/uploads/2020/05/Pola-Konsumsi-dan-
Produksi-Berkelanjutan-UNDIPREVISI1.pdf
Levani, Yelvi, Aldo Dwi Prastya, Siska Mawaddatunnadila. 2021. Coronavirus Disease
2019 (COVID-19): Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan. 17 ( 1 ) : 44 – 57.
Muhamad, Simela Victor. 2021. Pandemi Covid-19 Sebagai Persoalan Serius Banyak
Negara Di Dunia. Pusat Penelitian. 13 (13 ) : 7 – 12.
Rahmawati, Fitri. 2012. Aneka Ragam Pengolahan Ikan. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Ramli. 2021. Analisis Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Pengolahan Hasil Perikanan
di Kabupaten Situbondo Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Dinamika. 2 ( 2
) : 81 – 98.
Salsabila, Juwarsi Auliya, Amiluddin, Arie Syahruni Cangara, Aris Baso, Benny Audy
Jaya Gosari. 2021. Analisis Sosial Ekonomi Pedagang Ikan Segar pada Masa
Pandemi Covid-19 di TPI Rajawali Kota Makassar. Jurnal Ponggawa. Vol. 1
(1) May 2021: 15-28.
Suhana, dkk. 2021. Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Era New Normal Pasca
Pandemi Covid-19. Solok : Insan Cendekia Mandiri.

26
Suratman, Denny Jatnika. 2021. Pemasaran Hasil Kelautan Dan Perikanan Di Masa
Pandemi Covid-19. Makalah. Direktorat Jenderal Penguat Daya Saing Produk
Kelautan Dan Perikanan.
Wiyoto. Budidaya ikan selama pandemi COVID-19 dengan ruang dan sumber air
terbatas. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Yuliani, Wiwit. 2019. Peran Pelaku Ekonomi Dalam Kegiatan Ekonomi. E-Modul.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

27

You might also like