You are on page 1of 86

.

TUGAS AKHIR – TL 184834

PENGARUH PENAMBAHAN MALEIC


ANHYDRIDE POLYPROPYLENE PADA
KOMPOSIT POLYPROPYLENE DENGAN FILLER
NANOSELULOSA TERHADAP MORFOLOGI,
SIFAT FISIK, DAN SIFAT MEKANIK

PANDU PADANTYA
NRP. 02511740000055

Dosen Pembimbing
Ir. Moh. Farid, DEA
Diah Susanti, S.T., M.T., P.hD.

DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2021
HALAMAN JUDUL

TUGAS AKHIR – TL 184834

PENGARUH PENAMBAHAN MALEIC ANHYDRIDE


POLYPROPYLENE PADA KOMPOSIT POLYPROPYLENE
DENGAN FILLER NANOSELULOSA TERHADAP
MORFOLOGI, SIFAT FISIK, DAN SIFAT MEKANIK

PANDU PADANTYA
NRP. 025117400000055

Dosen Pembimbing
Ir. Moh. Farid, DEA
Diah Susanti, S.T., M.T., P.hD.

DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2021

i
SEMINAR TUGAS AKHIR
ii DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

ii
FINAL PROJECT – TL 184834

EFFECT OF ADDITIONAL MALEIC ANHYDRIDE


POLYPROPYLENE ON POLYPROPYLENE COMPOSITE
USING NANOCELLULOSE FILLER ON MORPHOLOGY,
PHYSICAL PROPERTIES, AND MECHANICAL
PROPERTIES

PANDU PADANTYA
NRP. 02511740000055

Supevisors
Ir. Moh. Farid, DEA
Diah Susanti, S.T., M.T., P.hD.

MATERIALS AND METALLURGICAL ENGINEERING


DEPARTMENT
Faculty of Industrial Technology and System Engineering
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2021

iii
SEMINAR TUGAS AKHIR
iv DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

iv
PENGARUH PENAMBAHAN MALEIC ANHYDRIDE
POLYPROPYLENE PADA KOMPOSIT POLYPROPYLENE
DENGAN FILLER NANOSELULOSA TERHADAP
MORFOLOGI, SIFAT FISIK, DAN SIFAT MEKANIK

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada
Bidang Studi Material Inovatif
Program Studi S-1 Departemen Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:
PANDU PADANTYA
NRP 02511740000055

Disetujui Oleh Tim Penguji Tugas Akhir:


1. Ir. Moh. Farid, DEA…………………………….(Pembimbing I)
2. Diah Susanti, S.T., M.T., P.hD...…………...…(Pembimbing II)

SURABAYA
Agustus 2021

v
SEMINAR TUGAS AKHIR
vi DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

vi
PENGARUH PENAMBAHAN MALEIC ANHYDRIDE
POLYPROPYLENE PADA KOMPOSIT POLYPROPYLENE
DENGAN FILLER NANOSELULOSA TERHADAP
MORFOLOGI, SIFAT FISIK, DAN SIFAT MEKANIK
ABSTRAK
Nama : Pandu Padantya
NRP : 02511740000055
Departemen : Teknik Material dan Metalurgi
Dosen Pembimbing : Ir. Moh. Farid, DEA
Co-pembimbing : Diah Susanti, S.T., M.T., P. hD

Abstrak
Seiring berkembangnya zaman, komposit berpenguat nanoselulosa
alam sering digunakan sebagai green material. Namun komposit
ini mempunyai kelemahan pada kompatibilitas permukaan sifat
hidrofilik dari serat alam sebagai filler dan sifat hidrofobik dari
matriks polimernya. Penggunaan Maleic Anhydride
Polypropylene (MAPP) sebagai coupling agent dapat
meningkatkan sifat adhesi permukaan matriks dan filler.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
penambahan MAPP pada komposit polypropylene/nanoselulosa
terhadap morfologi, sifat mekanik, dan sifat fisik. Besar fraksi
massa MAPP yang akan digunakan sebesar 2%, 4%, dan 6%.
Pengujian yang dilakukan adalah fotomikrografi, densitas, dan
kekuatan tarik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penambahan MAPP menyebabkan porositas pada permukaan
sampel semakin sedikit, densitas sampel meningkat seiring dengan
%MAPP yang digunakan, densitas tertinggi dimiliki oleh sampel
6%MAPP sebesar 0,943 ± 0,015. Hasil uji tarik menunjukkan tren
kenaikan pada kekuatan tarik seiring dengan %MAPP yang
ditambahkan, dengan kekuatan tertinggi pada sampel dengan
penambahan 6%MAPP senilai 0,67 ± 0,007 MPa.
Kata Kunci: MAPP, Polypropylene, Kekuatan Tarik,
Nanoselulosa

vii
SEMINAR TUGAS AKHIR
viii DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

viii
EFFECT OF ADDITIONAL MALEIC ANHYDRIDE
POLYPROPYLENE ON POLYPROPYLENE COMPOSITE
USING NANOCELLULOSE FILLER ON MORPHOLOGY,
PHYSICAL PROPERTIES, AND MECHANICAL
PROPERTIES
ABSTRACT
Nama : Pandu Padantya
NRP : 02511740000055
Department : Materials Engineering
Supervisor : Ir. Moh. Farid, DEA
Co-Supervisor : Diah Susanti, S.T., M.T., P. hD

Abstract
Natural nanocellulose-reinforced composites are often used as
green materials. However, this composite has weaknesses in its
surface compatibility because of the hydrophilic nature of natural
fibers used as fillers and the hydrophobic nature of the polymer
matrix. The use of Maleic Anhydride Polypropylene (MAPP) as a
coupling agent can improve the surface adhesion of the matrix and
filler. This study aims to analyze the effect of adding MAPP to
nanocellulose-reinforced polypropylene composites on its
morphology, mechanical properties, and physical properties. The
MAPP mass fraction to be used is 2%, 4%, and 6%. The results of
this study indicate that the addition of MAPP causes fewer porosity
on the surface of the sample, the addition of MAPP also causes the
density of the sample to increase along with the %MAPP used,
where the highest density is owned by the 6% MAPP sample by
0.943 ± 0.015. The results of the tensile test showed an increasing
trend in tensile strength along with the addition of %MAPP, with
the highest strength in the sample with the addition of 6%MAPP
worth 0.67 ± 0.007 MPa.

Keywords: MAPP, Polypropylene, Tensile Strength,


Nanocellulose

ix
SEMINAR TUGAS AKHIR
x DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan


karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
tugas akhir dengan judul “Pengaruh Penambahan Maleic
Anhydride Polypropylene pada Komposit Polypropylene dengan
Filler Nanoselulosa terhadap Morfologi, Sifat Fisik, dan Sifat
Mekanik” untuk memenuhi mata kuliah Tugas Akhir yang
menjadi salah satu syarat kelulusan di Departemen Teknik Material
dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Selama proses penulisan, penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada penulis, di antaranya adalah:
1. Bapak Ir. Moh. Farid, DEA dan Bu Diah Susanti, S.T., M.T.,
Ph.D selaku dosen pembimbing penulis yang telah
membimbing dan memberikan banyak ilmu kepada penulis
dalam pengerjaan Laporan Tugas Akhir
2. Bapak Sigit Tri Wicaksono, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Kepala
Departemen Teknik Material dan Metalurgi FT-IRS ITS
Surabaya
3. Kedua Orang Tua dari penulis yang telah membimbing dan
memberi semangat penulis selama masa perkuliahan.
4. Seluruh dosen dan karyawan yang telah membimbing penulis
hingga laporan ini dapat tercipta.
5. Rekan-rekan mahasiswa Departemen Teknik Material dan
Metalurgi FT-IRS ITS Surabaya.
6. Seluruh pihak yang belum dapat dituliskan satu per satu oleh
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka pada
saran dan kritik terkait penulisan ini. Penulis berharap bahwa
laporan Tugas Akhir ini akan dapat bermanfaat bagi banyak orang.

xi
SEMINAR TUGAS AKHIR
xii DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Surabaya, 4 Agustus 2021


Penulis

Pandu Padantya

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i


ABSTRAK ................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................xv
DAFTAR TABEL .................................................................... xvii
1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................19
1.1 Latar Belakang .............................................................19
1.2 Rumusan Masalah ........................................................20
1.3 Batasan Masalah ..........................................................20
1.4 Tujuan Penelitian .........................................................20
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................20
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................23
2.1 Material Komposit .......................................................23
Pengertian Material Komposit ........................................23
Klasifikasi Material Komposit........................................24
Matriks............................................................................25
Reinforce (Penguat) ........................................................26
2.2 Nanoselulosa ................................................................26
2.3 Polypropylene ..............................................................28
2.4 Maleic Anhydride Polypropylene (MAPP) ..................29
2.5 Hukum Pencampuran ...................................................30
2.6 Sifat Mekanik ...............................................................32
2.7 Penelitian Terdahulu ....................................................33
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................41
3.1 Diagram Alir ................................................................41
3.2 Metode Penelitian ........................................................41
Pembuatan Cetakan ........................................................42
Pengolahan Matriks ........................................................42
Pembuatan Spesimen Uji Komposit ...............................42
3.3 Bahan dan Peralatan Penelitian ....................................43
Bahan Penelitian .............................................................43

xiii
SEMINAR TUGAS AKHIR
xiv DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Peralatan Penelitian ....................................................... 47


3.4 Pengujian yang Dilakukan .......................................... 50
Uji Digital Microscope .................................................. 50
Uji Kekuatan Tarik ........................................................ 50
Uji Densitas ................................................................... 51
4 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............. 53
4.1 Hasil Pengujian Fotomikrografi .................................. 53
4.2 Hasil Pengujian Densitas Komposit ............................ 56
4.3 Hasil Pengujian Tarik.................................................. 58
5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................. 65
5.1 Kesimpulan ................................................................. 65
5.2 Saran ........................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 67
LAMPIRAN ............................................................................... 71
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................... 81
BIODATA PENULIS ................................................................. 83

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Klasifikasi Komposit6 ..........................................24


Gambar 2. 2 Hasil SEM Komposit UPR/Nanoselulosa23 (a)
0% nanoselulosa, (b) 2% nanoselulosa, (c) 4%
nanoselulosa, dan (d) 6% nanoselulosa ................34
Gambar 2. 3 Hasil SEM dari komposit SiR/Nanoselulosa25
(a). 0% (b). 6% (c). 8%.........................................35
Gambar 2. 4 Hubungan IFSS serat Jute dan Hemp dengan
MAPP-PP dengan variasi MAPP yang
berbeda26 ...............................................................36
Gambar 2. 5 Hasil morfologi SEM terhadap komposit
polypropylene dan serat batang padi27: (a)
untreated (b) alkaline MAPP treated, dan (c)
struktur lumen dari fiber .......................................37
Gambar 2. 6 Kekuatan Tarik dari Berbagai Spesimen
Komposit27 ............................................................37
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ........................................41
Gambar 3. 2 Proses Pemanasan Xylene .....................................42
Gambar 3. 3 Proses Pengadukan Spesimen ...............................43
Gambar 3. 4 Nanoselulosa .........................................................44
Gambar 3. 5 Xylene....................................................................45
Gambar 3. 6 Silicon Rubber .......................................................46
Gambar 3. 7 Hardener ...............................................................47
Gambar 3. 8 Cetakan Pengujian Kekuatan Tarik.......................47
Gambar 3. 9 Hot Plate dan Magnetic Stirrer.............................48
Gambar 3. 10 Digital Microscope .............................................49
Gambar 3. 11 Universal Testing Machine .................................49
Gambar 3. 12 Dimensi Spesimen Uji Kekuatan Tarik6 .............51
Gambar 4. 1 Pengujian Digital Microscope pada sampel (a)
PP/6%Nanoselulosa, (b)
PP/6%Nanoselulosa/2%MAPP, (c)
PP/6%Nanoselulosa/4%MAPP, (d)
PP/6%Nanoselulosa/6%MAPP. ...........................53

xv
SEMINAR TUGAS AKHIR
xvi DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Gambar 4. 2 Grafik Porositas pada Sampel Komposit


Polypropylene/6%Nanoselulosa .......................... 55
Gambar 4. 3 Grafik Pengaruh Penambahan MAPP
Terhadap Densitas Komposit
Polypropylene/6%Nanoselulosa .......................... 57
Gambar 4. 4 Grafik Hasil Pengujian Tarik Terhadap
Kekuatan Tarik Komposit
Polypropylene/6%Nanoselulosa .......................... 59
Gambar 4. 5 Trendline Penambahan MAPP pada Komposit
PP/6%Nanoselulosa Terhadap Kekuatan
Tarik..................................................................... 60
Gambar 4. 6 Grafik Pengaruh Penambahan MAPP
Terhadap Modulus Young Komposit
Polypropylene/6%Nanoselulosa .......................... 61

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Dimensi Cellulose Nanocrystal17 ....................28


Tabel 2. 2. Tabel Sifat Mekanik Polypropylene19.......................29
Tabel 2. 3 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................39
Tabel 4. 1 Tabulasi Porositas Sampel .........................................54
Tabel 4. 2 Nilai Densitas Pengujian Densitas Komposit ............56
Tabel 4. 3 Nilai Pengujian Tarik Komposit PP/Nanoselulosa
..............................................................................62

xvii
SEMINAR TUGAS AKHIR
xviii DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

xviii
1BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan komposit dengan serat alam telah banyak
diteliti dan dipelajari sebagai bahan aplikasi dan pengembangan
yang ramah lingkungan mengingat kesadaran lingkungan di
seluruh dunia sedang meningkat. Komposit dengan serat alam
mempunyai beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, emisi
CO2 yang rendah, renewability, dan biodegradability.
Namun, kekurangan utama dari komposit adalah tingkat
kompabilitas yang rendah antara sifat hidrofilikk dari serat alam
yang digunakan sebagai filler dan sifat hidrofobik dari matriks
polimernya. Kompabilitas dan kekuatan adhesi antar permukaan
yang rendah akan menyebabkan sifat-sifat mekanik dari komposit
menurun.
Maka dari itu studi tentang cara-cara untuk menambahkan
sifat adhesi pada interfacial surface telah dilakukan di beberapa
tahun ini, cara paling umum yang digunakan adalah dengan
menambahkan Maleic Anhydride Polypropylene (MAPP). MAPP
adalah sebuah coupling agent yang digunakan pada proses
fabrikasi komposit. Penggunaan coupling agent dapat
meningkatkan kecocokan dari kedua material tersebut dengan cara
meningkatkan karakteristik difusivitas pada setiap komponen,
selain itu maleic dapat meningkatkan sifat mekanik suatu
komposit1.
Oleh karena itu, pada penelitian kali ini, akan dibuat
komposit poypropylene berpenguat serat nanoselulosa dan dengan
menambahkan material MAPP harapannya dapat meningkatkan
kekuatan adhesi permukaan dari kedua material tersebut sehingga
sifat mekanik dari komposit meningkat. Perhatian utama pada
penelitian ini ditujukan pada pengaruh penambahan MAPP
terhadap sifat mekanik, morfologi, dan sifat fisik.

19
SEMINAR TUGAS AKHIR
20 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh penambahan MAPP terhadap
morfologi komposit polypropylene/nanoselulosa?
2. Bagaimana pengaruh penampahan MAPP terhadap densitas
komposit polypropylene/nanoselulosa?
3. Bagaimana pengaruh penambahan MAPP terhadap kekuatan
tarik komposit polypropylene/nanoselulosa?

1.3 Batasan Masalah


Supaya diperoleh hasil akhir yang baik serta tidak
menyimpang dari permasalahan, maka batasan masalah pada
pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Kadar uap air serta gas yang ada pada atmosfer beaker
glass pada saat pengadukan dianggap tidak berpengaruh.
2. Pada saat curing time, pelarut dianggap sudah menguap
secara sempurna.

1.4 Tujuan Penelitian


Dengan adanya rumusan masalah di atas, maka dapat ditarik
tujuan sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh penambahan MAPP terhadap
morfologi komposit polypropylene/nanoselulosa.
2. Menganalisis pengaruh penambahan MAPP terhadap
densitas komposit polypropylene/nanoselulosa.
3. Menganalisis pengaruh penambahan MAPP terhadap
kekuatan tarik dari komposit polypropylene/nanoselulosa.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Menciptakan produk material komposit baru dengan
menggunakan polypropylene yang berpenguat MAPP
dengan filler nanoselulosa.

BAB I PENDAHULUAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
21

2. Memberikan pengetahuan mengenai morfologi, sifat fisik,


dan sifat mekanik komposit polypropylene berpenguat
MAPP dengan filler nanoselulosa.
3. Sebagai acuan penelitian yang berkaitan di masa
mendatang.

BAB I PENDAHULUAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
22 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB I PENDAHULUAN
2BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Komposit


Pengertian Material Komposit
Material komposit adalah material yang terdiri dari dua atau
lebih komponen yang memiliki sifat berbeda dan batas-batas yang
jelas berbeda diantara keduanya2.
Kebutuhan material dengan kombinasi sifat-sifat khusus
diluar sifat-sifat yang tersedia di material tunggal mendorong
pengembangan material komposit3.
Kategori pertama mencakup komposit yang dikenal sebagai
"filled material". Kehadiran material fundamental atau matriks
yang sifatnya ditingkatkan dengan mengisinya dengan partikel atau
filler merupakan ciri utama material tersebut. Dalam material
semacam itu, fraksi volume matriks biasanya lebih besar dari 50%,
dan sifat material, yang secara alami dimodifikasi oleh pengisi,
diatur terutama oleh matriks. Kategori material komposit yang
kedua adalah yang disebut sebagai "reinforced material". Serat
panjang dan tipis dengan kekuatan dan kekakuan tinggi adalah
komponen yang mendasari bahan ini. Serat disatukan oleh bahan
matriks dengan fraksi volume kurang dari 50% dalam komposit.
Serat mengontrol sifat utama dari komposit ini, yang menyebabkan
komposit ini mempunyai penggunaan yang luas di dalam bidang
teknik2.
Komposit juga bias diartikan sebagai suatu material yang
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih konstituen yang masing-
masingnya memiliki sifat mekanik yang berbeda-beda. Kedua
konstituen ini adalah reinforce (penguat) dan matriks. Penguat
biasanya adalah merupakan serat atau partikulat yang lebih kuat
daripada matriks, dan matriks sendiri merupakan material atau
bahan yang bersifat lebih ductile sebagai penyusun dan
mempunyai kekuatan yang lebih rendah4.
Tujuan dari komposit adalah untuk memungkinkan material
baru menggabungkan kekuatan keduanya, seringkali menutupi

23
SEMINAR TUGAS AKHIR
24 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

kelemahan material aslinya. Komposit berbeda dari paduan karena


menggabungkan partikel, elemen, dan zat sedemikian rupa
sehingga tidak mungkin untuk membedakan satu sama lain5.
Klasifikasi Material Komposit
Komposit secara umum dapat diklasifikasikan seperti skema
pada Gambar 2.1

Gambar 2. 1. Klasifikasi Komposit6

Berdasarkan jenis matriksnya, komposit dapat dibedakan


menjadi tiga5 yaitu:
1. Metal Matrix Composite (MMC)
Komposit ini menggunakan material logam sebagai matriks
dan penguatnya menggunakan serat. Contohnya adalah
penggunaan Aluminium sebagai matriks dan penguatnya
menggunakan silikon karbida.
2. Ceramic Matrix Composite (CMC)
Komposit ino menggunakan material keramik sebagai
matriks dan penguatnya menggunakan suatu serat pendek atau
whiskers seperti boron nitrit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
25

3. Polymer Matrix Composite (PMC)


Komposit ini menggunakan suatu polimer sebagai matriks
dan penguatnya menggunakan suatu jenis serat seperti aramid
fibre, kaca, dan karbon.
Berdasarkan jenis reinforce atau penguatnya, komposit juga
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Laminated Composite (Komposit Lapis)
Komposit lapis terdiri dari beberapa lapisan serat yang
berorientasi, baik secara acak dan tidak, yang diikat bersama oleh
matriks di mana setiap lapisan serat memiliki karakteristik sifat
tersendiri. Pada umumnya komposit ini terdiri dari lapisan yang
diperkuat oleh resin. Contohnya adalah seperti plywood, dan
laminated glass7.
2. Particulate Composite (Komposit Partikel)
Komposit partikel terdiri dari matrix dan bahan penguat
berupa partikel atau serbuk. Karena beban yang diterima akan
didistribusikan oleh matriks ke partikel penguat, maka dari itu
bahan penguat berperan besar terhadap sifat-sifat mekanik dari
komposit, dimana ukuran, dan bentuk partikel adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi sifat mekanik dari komposit partikel8.
3. Fibrous Composite Material (Komposit Serat)
Komposit serat adalah komposit yang terdiri dari serat dan
matriks yang difabrikasi. Komposit serat adalah jenis komposit
yang hanya terdiri dari satu lamina atau lapisan dan diperkuat
dengan serat. Serat yang digunakan bisa pendek, panjang, atau
kontinyu.
Matriks
Matriks dari sebuah komposit terdiri dari bahan polimer atau
logam. Persyaratan paling dasar dari matriks agar bisa digunakan
sebagai bahan komposit adalah harus mampu meneruskan beban
sehingga serat dapat melekat ke matriks dan matriks dan serat harus
cocok. Sebuah matriks mempunyai karakteristik utama seperti ulet
dan mempunyai kekuatan yang lebih rendah daripada penguatnya9.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
26 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Reinforce (Penguat)
Reinforce (bahan penguat) biasa ditambahkan ke matriks
sebagai peningkat sifat mekanik pada komposit finalnya. Pada
umumnya, terdapat dua jenis reinforcement yaitu serat sintetis dan
serat alam. Apabila sifat mekanik dirasa perlu untuk ditingkatkan
lebih jauh, maka bahan penguat kedua bisa ditambahkan lagi,
apabila terdapat dua atau lebih bahan penguat dalam sebuah
komposit, maka komposit tersebut dinamakan hybrid composite 10.

2.2 Nanoselulosa
Sumber daya alam sebagian besar digunakan sebagai
alternative dari bahan sintetis sebagai akibat dari peningkatan
populasi manusia. Penggunaan serat alam sebagai reinforce dalam
komposit telah mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini. Serat
alam memiliki sejumlah keunggulan khusus dibandingkan dengan
serat sintetis. Serat alam pada umumnya dapat dibedakan menjadi
tiga kategori berdasarkan asalnya, yaitu mineral, tanaman, dan
hewan. Karena komposit yang dibuat dari serat alam umumnya
membutuhkan sedikit biaya, kapabel untuk memproduksi sifat
spesifik yang diinginkan, biodegradable, dan mudah dipisahkan,
komposit jenis ini mendapat perhatian dari banyak peneliti. Serat
alam juga sangat mudah untuk ditangani dan mempunyai sifat
mekanik spesifik yang diinginkan 11.
Berbagai komposit yang bersifat ringan, berkekuatan tinggi,
mempunyai modulus yang tinggi dapat dibuat dari berbagai serat
sintetik, seperti glass fibre, dan serat alam, seperti karbon,
graphite, aramid fibre, dan polimer. Komposit yang menggunakan
polimer seringkali diperkuat menggunakan serat alam. Serat alam
yang sering ditemukan di tanaman biasa, yang sering disebut
dengan lignocellulosic fibres, dapat diperoleh dari tanaman-
tanaman seperti rami, kapok, pisang, bamboo, kayu, dll.
Keuntungan utama dari serat alam ini adalah mereka bersifat
biodegradable, mudah didapatkan, ekonomis, dan menawarkan
sifat-sifat yang setara dengan serat sintetik12. Namun, serat-serat
tersebut pada umumnya tidak tahan terhadap temperature tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
27

Maka dari itu, polimer digunakan sebagai matriks agar fabrikasi


komposit dapat dilakukan pada temperature rendah13.
Selulosa adalah suatu komponen structural yang penting dari
dinding sel utama seperti di sayur-sayuran, tumbuhan, alga, dan
beberapa bacteria. Selulosa merupakan polimer glukosa yang
berbentuk rantai yang linier dan dihubungkan oleh ikatan β-(1-4)
glikosidik. Selulosa bersifat kristalin dan tidak mudah larut
dikarenakan ikatannya yang linier, selain itu selulosa juga tidak
mudah didegradasi secara kimia maupun mekanis. Selulosa dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu alami dan modifikasi. Selulosa
alami dan modifikasi memiliki perbedaan yang signifikan pada
jumlah kristalisasi dan ikatan hidrogennya14.
Material dengan dimensi kurang dari 100nm dengan specific
area yang tinggi, mempunyai porositas tinggi dengan pore
interconnectivity yang baik, dan memiliki sifat biodegradability
tinggi dapat disebut dengan nanoselulosa15.
Nanoselulosa merupakan material yang fleksibel dalam
aplikasinya seperti pada bidang farmasi, makanan, kimia, dan lain-
lain. Beberapa kajian telah mengkaji tentang proses isolasi
nanoselulosa, seperti pada dimensi skala nanometer, tinggi surface
area, dan tinggi kekuatan spesifik dan modulus16.
Crystal Nanocellulose (CNC) adalah salah satu jenis
nanomaterial yang terbuat dari selulosa, polimer alami yang paling
banyak ditemukan. Sifat magnetik, sifat optik, sifat kimia, dan sifat
mekanik dari nanomaterial ini telah menarik perhatian dan minat
banyak orang. Crystal nanocellulose, yang terutama dibuat dari
bahan alam selulosa, yang bersifat biodegradable dan dapat
terbarui di alam, membuat mereka menjadi bahan yang cocok
untuk berbagai macam aplikasi. Meskipun nanocrystal ini bersifat
hidrofilik, permukaan mereka dapat difungsikan untuk berbagai
hal seperti penciptaan nanocomposite dengan polimer hidrofobik17.
Tabel 2.1 menunjukkan gambaran umum dimensi crystal
nanocellulose tergantung pada sumber dan metode pembuatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
28 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Tabel 2. 1 Tabel Dimensi Cellulose Nanocrystal17

2.3 Polypropylene
Plastik pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu
termoseting dan termoplastik. Termoseting adalah polimer yang
membentuk struktur permanen setelah di proses (irreversible)
walaupun dibawah pengaruh panas dan tekanan. Plastik
termoseting telah membentuk ikatan yang kuat dan berebentuk tiga
dimensi yang membuatnya tidak bisa kembali ke bentuk semula
setelah proses polimerisasi. Termoplastik adalah material yang
sensitive terhadap panas dan berwujud solid pada temperature
kamar seperti logam pada umumnya. Pemberian panas pada plastik
termoplastik akan membuatnya lunak dan menjadi cair pada
akhirnya.
Polypropylene (PP) merupakan salah satu jenis termoplastik
yang telah dimodifikasi atau dikembangkan secara khusus untuk
mendapatkan karakteristik tertentu seperti biaya produksi yang
rendah, densitas yang rendah, sifat fisik yang fleksibel dan
serbaguna, high heat distortion temperature (HDT)18. Sifat
mekanik dari polypropylene dapat dilihat di Tabel 2.2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
29

Tabel 2. 2. Tabel Sifat Mekanik Polypropylene19


Sifat Nilai
Kekuatan Tarik 31 – 38 MPa
Modulus Fleksural 1170 – 1730 MPa
Berat Jenis 0.89 – 0.92 g/cm3
Heat Distortion Temperature
107o – 121o C
455 kPa
Temperatur Transisi Gelas -35o – 26o C
Temperatur Leleh 160o – 170o C
Mold Shrinkage 0.015 – 0.025 cm/cm

Sebagai bahan matriks dalam suatu komposit, polypropylene


memiliki beberapa karakteristik yang sangat cocok untuk fabrikasi
komposit, karakteristik tersebut merupakan karakteristik yang
berguna seperti transparansi, kestabilitas dimensi, high heat
distortion temperature, dan high impact strength, hal – hal ini
memperluas polypropylene dalam penerapannya. Selain itu,
polypropylene juga sangat cocok untuk proses filling, reinforcing,
dan blending20.

2.4 Maleic Anhydride Polypropylene (MAPP)


Kelemahan utama dari penggunaan komposit adalah tingkat
kompabilitas yang rendah antara sifat hidrofilikk dari polar bio-
filler yang digunakan dan sifat hidrofobik dari non-polar matriks
polimernya. Bio-filler tidak dapat menyebar secara merata didalam
polimer termoplastik seperti polypropylene. Hal ini dikarenakan
terdapat ikatan hidrogen intermolekul yang sangat kuat didalam
bio-filler yang kerap menggumpal pada saat proses penggabungan
dengan matriks polimer. Kompabilitas yang rendah dan adhesi
antarmuka yang tidak kuat pada komposit menyebabkan
penurunan pada sifat mekanik dan sifat thermal pada produk
akhirnya1.
Penggunaan coupling agent pada proses fabrikasi komposit
dapat merubah permukaan bio-filler menjadi hidrofobik sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
30 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

mampu mengikat polimer matriks dengan baik. Ikatan yang


terbentuk antara gugus hidroksil di serat alam, silanyl pada matriks,
dan kelompok alkoxyl coupling agent mengakibatkan ikatan
antarmuka pada serat dan matriks meningkat dan menunjukkan
pengikatan pada sifat kekerasan dan kekuatan.
Maleic Anhydride grafted Polypropylene (MAPP) adalah
sebuah coupling agent yang digunakan pada proses fabrikasi
komposit. Material ini disintesis dengan mereaksikan grafting
polypropylene ke maleic anhydride (MAH). Dengan adanya
komponen maleic berat molekul dan kejenuhan dari material dapat
meningkat yang menyebabkan pembentukan film dengan sifat
adhesi yang lebih baik. Penggunaan coupling agent diantara dua
material yang di blend dapat meningkatkan kecocokan dari kedua
material tersebut dengan cara meningkatkan karakteristik
difusivitas pada setiap komponen blend1.
Maleic juga dapat meningkatkan sifat mekanik sebuah
material, diantaranya adalah sifat fleksibilitas, ketahanan terhadap
goresan, dan ketahanan impak.

2.5 Hukum Pencampuran


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sifat – sifat
komposit pada umumnya, seperti jenis komposit, rasio
perbandingan, daya lekat, bentuk geometris dan struktur, proses
pembuatan dan orientasi bahan penguat bahan penyusun9.
Vc merupakan volume komposit yang didalamnya
mengandung volume serat (vf) dan volume matriks (vm), dan dapat
dilihat di persamaan 2.1.

𝑣𝑐 = 𝑣𝑓 + 𝑣𝑚 (2.1)

Persamaan 2.2 menunjukkan perhitungan dari fraksi volume


serat Vf dan fraksi volume matriks Vm
𝑣𝑓 𝑣𝑚
𝑉𝑓 = 𝑣𝑐
; 𝑉𝑚 = (2.2)
𝑣𝑐

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
31

Persamaan 2.3 menunjukkan perhitungan dari berat komposit


yang didalamnya mengandung berat serat (wf) dan berat matriks
(wm).

𝑤𝑐 = 𝑤𝑓 + 𝑤𝑚 (2.3)

Persamaan 2.4 menunjukkan perhitungan dari Wf yang


merupakan fraksi berat serat dan Wm yang merupakan fraksi berat
matriks
𝑤𝑓 𝑤𝑚
𝑊𝑓 = ; 𝑊𝑚 = (2.4)
𝑤𝑐 𝑤𝑐

Dengan mengetahui densitas dari komposit, serat dan matriks,


maka dapat diperoleh konversi dari fraksi volume ke fraksi berat,
seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 2.5, Persamaan 2.6 dan
Persamaan 2.7 berikut:
𝑤𝑓 𝜌𝑓 𝑣𝑓 𝜌𝑓
𝑊𝑓 = = . = . 𝑉𝑓 (2.5)
𝑤𝑐 𝜌𝑐 𝑣𝑐 𝜌𝑐

𝜌𝑓
𝑊𝑓 = . 𝑉𝑓 (2.6)
𝜌𝑐

𝜌𝑚
𝑊𝑚 = . 𝑉𝑚 (2.7)
𝜌𝑐

Densitas komposit ditentukan dari Persamaan 2.8 dan


Persamaan 2.9 berikut:

𝜌𝑐 = 𝜌 𝑓 . 𝑉 𝑓 + 𝜌𝑚 . 𝑉 𝑚 (2.8)

1
𝜌𝑐 = 𝑊𝑓 𝑊𝑚
(2.9)
( ⁄𝜌 )+( ⁄𝜌 )
𝑓 𝑚

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
32 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

2.6 Sifat Mekanik


Beragam keperluan teknik yang membutuhkan material
dengan sifat tertentu tentunya membutuhkan pemilihan bahan yang
mempunyai sifat-sifat mekanik yang tepat. Sifat-sifat mekanik itu
antara lain adalah kekuatan tarik, kekuatan impact, atau kekerasan
yang berfungsi sebagai parameter dalam pemilihan bahan agar
sesuai dengan aplikasinya. Bahan yang berbeda memiliki sifat
yang berbeda untuk memenuhi spesifikasi dalam aplikasinya.
Berikut adalah berbagai contoh sifat mekanik penting yang
dapat mempengaruhi pemilihan material untuk aplikasi tertentu:
1. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Kekuatan tarik atau tensile strength adalah tegangan yang
dapat ditahan oleh sebuah material ketika material tersebut ditarik
dan sebelum material tersebut akhirnya patah. Ketika ditarik atau
diregangkan bahan atau material dikategorikan menjadi dua, yaitu
material yang patah tanpa mengalami deformasi, atau disebut
material yang bersifat getas (brittle) dan material yang mengalami
deformasi sebelum akhirnya patah, atau disebut material yang
bersifat elastis (ductile). Kekuatan tarik dapat diukur dengan
melakukan uji tarik. Dari pengujian tersebut didapatkan kurva
tegangan – regangan yang menunjukkan kekuatan dari material.
Titik tertinggi dari kurva tegangan – regangan merupakan kekuatan
tarik maksimum (ultimate tensile strength)
2. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan atau hardness adalah ukuran ketahanan material
terhadap deformasi plastis yang disebabkan oleh indentasi mekanis
atau abrasi/goresan. Kekerasan makroskopik umumnya dicirikan
oleh ikatan antarmolekul yang kuat. Terdapat tiga metode yang
umum digunakan dalam pengujian kekerasan, yaitu uji kekerasan
Brinell, uji kekerasan Rockwell, dan uji kekerasan Vickers.
3. Keuletan (Ductility)
Keuletan atau ductility adalah kemampuan material untuk
diregangkan sebelum akhirnya patah. Keuletan merupakan sifat
mekanik yang mengukur kemampuan material untuk mengalami
sebuah deformasi plastis sebelum akhirnya material tersebut patah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
33

4. Kekuatan Impact (Impact Strength)


Kekuatan impact atau impact strength adalah kemampuan
sebuah material untuk menahan beban yang diaplikasikan secara
mendadak atau tiba – tiba. Impact strength dapat diukur dengan uji
impact dengan metode Izod atau uji impact dengan metode Charpy.
5. Densitas (Density)
Densitas atau massa jenis atau density adalah ukuran dari
massa material per satuan volume material21.

2.7 Penelitian Terdahulu


Telah banyak penelitian mengenai pengaplikasian komposit
dengan menggunakan nanoselulosa yang terbuat dari serat alam.
Menurut Saba dan Jawaid22, nanoselulosa terutama tipe CNC
(crystallized nanocellulose) mempunyai sifat kekakuan, kekuatan,
dan sifat optik yang baik dan penggunaannya sering terlihat di
komposit. Nanoselulosa juga sering digunakan sebagai green
nanofiller untuk meningkatkan dan memodifikasi berbagai
komposit polimer.
Hal yang serupa juga dapat ditemukan di penelitian Rahmasita
dan Farid23. Rahmasita meneliti tentang penggunaan material
nanoselulosa dari serat tandan kosong kelapa sawit pada komposit
unsaturated polyester resin. Persen nanoselulosa yang digunakan
sebesar 2%, 4%, dan 6%. Dari hasil penelitian Rahmasita,
komposisi pada pembuatan spesimen komposit sangat
mempengaruhi morfologi dari spesimen tersebut yang dilihat dari
porositasnya. Menurut hasil pengamatan Rahmasita menggunakan
SEM, penambahan persen berat nanoselulosa pada komposit
UPR/Nanoselulosa menyebabkan pori yang tidak beraturan karena
kecenderungan nanoselulosa untuk menggumpal dan massa jenis
komposit berkurang seiring dengan penambahan persen berat
nanoselulosa karena munculnya pori24.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
34 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Gambar 2. 2 Hasil SEM Komposit UPR/Nanoselulosa23 (a) 0%


nanoselulosa, (b) 2% nanoselulosa, (c) 4% nanoselulosa, dan (d)
6% nanoselulosa

Gambar 2.2 menunjukkan hasil pengujian SEM dari ke-empat


spesimen komposit UPR/Nanoselulosa. Pada penambahan persen
berat nanoselulosa sebesar 2%, 4%, dan 6% terdapat perbedaan
morfologi. Penambahan 4% dan 6% nanoselulosa menunjukkan
penggumpalan nanoselulosa dan pori yang tidak beraturan.
Semakin banyak penambahan persen berat, semakin banyak
nanoselulosa yang menggumpal dan menyebabkan persebaran pori
yang tidak merata.
Namun dapat dilihat di gambar 2.3 yang merupakan hasil
penelitian Farid dkk25 menggunakan komposit Silicon Rubber
berpenguat nanoselulosa. Penambahan nanoselulosa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
35

dikombinasikan dengan matriks SiR dapat menghasilkan komposit


polimer dengan porositas tertentu.

Gambar 2. 3 Hasil SEM dari komposit SiR/Nanoselulosa25 (a).


0% (b). 6% (c). 8%.

Di sisi lain, penambahan MAPP dapat meningkatkan sifat


mekanik suatu komposit1. Hal ini ditunjukkan pada penelitian Hee
So Kim dkk1, yang mana menyebutkan bahwa berat molekul dan
persentase graft MA dalam suatu komposit dapat mempengaruhi
sifat mekaniknya. Berat molekul yang rendah dapat menyebabkan
MAPP tidak cukup berdifusi dan terjerat dengan matriks PP. Berat
molekul MAPP yang terlalu tinggi dapat berdampak pada coupling
agent yang tidak muncul di interphase antar matriks PP dan
MAPP. Graft MA yang rendah dari MAPP dapat menyebabkan
interaksi tidak cukup dan ikatan hidrogen antara kelompok
anhidrida MAPP dan filler. Graft MA yang terlalu tinggi dari
MAPP dapat menyebabkan coupling agent menjadi lebih dekat
terhadap permukaan hydrophilic dan tidak cukup interaksi dengan
continous matrix phase. Kekuatan tarik, impact dan kekuatan
flexural komposit yang diberi perlakuan MAPP meningkat secara
signifikan dibandingkan dengan komposit yang tidak diberi
perlakuan MAPP.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Joung Man Park
dkk26 membuktikan bahwa bertambahnya kandungan MAPP
dalam campuran PP, maka Interfacial Shear Stress (IFSS)
meningkat. Hal ini dapat terjadi karena jumlah gugus kutub yang
dimasukkan ke dalam matriks meningkat dan dengan demikian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
36 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

meningkatkan IFSS antara permukaan serat dan matriks PP. IFSS


juga meningkat setelah bereaksi dengan serat alami dengan larutan
alkali dan zat silane coupling agent. Grafik peningkatan IFSS
seiring dengan meningkatnya MAPP dapat dilihat di Gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Hubungan IFSS serat Jute dan Hemp dengan


MAPP-PP dengan variasi MAPP yang berbeda26

Berdasarkan penelitian Jayamani27 yang menggunakan serat


batang jerami dengan polypropylene sebagai matriks yang
ditambahkan MAPP sebesar 2% serta fraksi serat yang digunakan
adalah 10, 15, 20, 25%. Sifat mekanik dan stabilitas termal
meningkat saat spesimen ditambahkan MAPP. Morfologi dari
permukaan komposit polypropylene dan serat batang jerami padi
yang tidak diberi treatment dan diberi treatment Alkali MAPP
dapat dilihat di Gambar 2.5. Komposit yang diberi treatment Alkali
MAPP menunjukkan peningkatan adhesi interface matriks serat
yang mana menunjukkan apabila adhesi interface yang lebih baik
maka akan mendukung sifat mekanik untuk meningkat. Hasil dari
SEM mengkonfirmasi modifikasi kimia dan pengaruhnya dalam
aspek morfologi serat. Dengan adanya modifikasi kimiawi, sifat
mekanik dan termal sangat dipengaruhi. Karena perlakuan basa,
impurities yang ada di permukaan serat dihilangkan dan untaian
serat dipisahkan. Penghilangan impurities dan pemisahan untai ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
37

menciptakan permukaan yang kasar dan mempengaruhi sifat


mekanik dari komposit.

Gambar 2. 5 Hasil morfologi SEM terhadap komposit


polypropylene dan serat batang padi27: (a) untreated (b) alkaline
MAPP treated, dan (c) struktur lumen dari fiber

Gambar 2. 6 Kekuatan Tarik dari Berbagai Spesimen Komposit27

Gambar 2.6 menjelaskan hasil dari kekuatan tarik komposit


dengan serat yang diberi perlakuan alkali-MAPP lebih tinggi
sebesar 4% sampai 5% dibandingkan kekuatan tarik komposit
dengan serat yang tidak diberi perlakuan. Karena interface
mempunyai peran penting dalam penentuan sifat fisik dan mekanis
sebuah komposit berserat alam, hal tersebut adalah mengindikasi
bahwa perawatan permukaan dan coupling agent mengakibatkan
adhesi matriks serat menjadi lebih baik, serta memungkinkan
tegangan untuk ditransfer secara lebih efisien antara polimer dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
38 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

serat alami. Sifat adhesive dari permukaan serat juga ditingkatkan


dengan perlakuan Alkaline MAPP yang menghilangkan impurities.
Hal tersebut menghasilkan permukaan yang kasar menunjukkan
sifat tarik yang lebih baik daripada komposit yang tidak diberi
perlakuan.
Namun pada Gambar 2.6 juga dapat dilihat bahwa
penambahan serat juga menimbulkan kekuatan tensile dari
komposit menurun, hal yang serupa juga dialami oleh Demir dkk28.
Dimana komposit dengan serat alam yang diberi MAPP ataupun
tidak akan mengalami penurunan saat penambahan fraksi serat
diperbanyak, hal ini dikarenakan saat penambahan serat yang lebih
banyak akan menyebabkan interfacial area juga bertambah dan
akan mengurangi ikatan antar permukaan matriks dan serat yang
menyebabkan kekuatan tensile menurun.
Penelitian yang serupa oleh Basyarahil dan Farid29 juga
membuktikan bahwa penambahan MAPP sebagai coupling agent
dapat memperbaiki gaya adhesi antara matriks dan serat sehingga
pori yang dimiliki semakin kecil, spesimen yang digunakan adalah
komposit polypropylene berpenguat serat dendrocalamus asper.
Tabel terkait beberapa penelitian terdahulu yang telah
diabahas dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
39

Tabel 2. 3 Tabel Penelitian Terdahulu


Nama Hasil
Matriks Filler
Peneliti Penelitian
Penambahan
MAPP
Joung Man berhasil
Serat Rami
Park, dkk Polypropylene menunjukkan
dengan MAPP
(2006) peningkatan
IFSS sebesar
33,3%
Tensile
Strength
Hee-So Bio-filler
meningkat
Kim, dkk Polypropylene dengan 5 jenis
dengan MAPP
(2007) MAPP
jenis G-3003
sebesar 40%
Meningkatnya
interfacial
Jayamani, Serat Jerami adhesion dan
Polypropylene
dkk (2015) dengan MAPP tensile
strength
sebesar 38%
Sampel yang
diberi MAPP
Zulfa Serat
menunjukkan
Basyarahil, Polypropylene dendrocalamus
lebih
(2017) asper
sedikitnya pori
yang terbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR TUGAS AKHIR
40 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


3BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Adapun diagram alir penelitian yang ditunjukkan pada Gambar
3.1 berikut.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

3.2 Metode Penelitian


Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:

41
SEMINAR TUGAS AKHIR
42 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Pembuatan Cetakan
1. Cetakan dibuat dari silicon rubber yang diberi hardener
sebagai katalis.
Pengolahan Matriks
1. Polypropylene dalam bentuk butiran dimasukkan dalam
suatu wadah, lalu ditimbang sesuai perhitungan masing –
masing spesimen menggunakan timbangan digital.
Pembuatan Spesimen Uji Komposit
1. Dry blending atau pencampuran kering dilakukan terhadap
polypropylene, MAPP, dan nanoselulosa secara mekanik
tanpa ada pelelehan. Proses ini bertujuan untuk menjadikan
distribusi campuran lebih homogen. Pencampuran dilakukan
selama 1 menit untuk setiap formula.
2. Hasil dari dry blending dimasukkan ke dalam wadah.
3. Xylene sebanyak 300 ml dipanaskan hingga mencapai
temperature 220oC dalam kondisi diaduk dengan kecepatan
400 rpm. Proses pemanasan dapat dilihat melalui Gambar
3.2 berikut.

Gambar 3. 2 Proses Pemanasan Xylene

4. Hasil dry blending dimasukkan kedalam xylene dan diaduk


selama 1 jam untuk proses pelarutan. Proses pengadukan
dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
43

Gambar 3. 3 Proses Pengadukan Spesimen

5. Setelah polypropylene dan MAPP larut, dilakukan


penambahan nanoselulosa dan diaduk selama 5 menit
hingga larut seluruhnya.
6. Larutan dituang kedalam cetakan.
7. Setelah spesimen mengering dan mengeras, cetakan
dibongkar dan spesimen diambil.

3.3 Bahan dan Peralatan Penelitian


Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Nanoselulosa
Nanoselulosa digunakan sebagai reinforced pada komposit.
Nanoselulosa didapat dari pembelian di Blue Goose
Biorefineries inc. Canada yang ditunjukkan pada Gambar
3.4 di bawah ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
44 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Gambar 3. 4 Nanoselulosa

2. Polypropylene Pellet
3. Maleic Anhydride Polypropylene (MAPP)
4. Xylene
Xylene yang digunakan sebagai pelarut pada saat proses
pembuatan komposit seperti pada Gambar 3.5 diperoleh dari
UD Sumber Ilmiah Persada Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
45

Gambar 3. 5 Xylene

5. Silicone Rubber
Silicone Rubber seperti pada Gambar 3.6 adalah Silicon
Rubber RTV 497 yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan cetakan pengujian tarik didapatkan dari UD
Sumber Ilmiah Persada Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
46 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Gambar 3. 6 Silicon Rubber

6. Hardener
Hardener yang ditunjukkan pada Gambar 3.7 digunakan
sebagai katalis untuk silicon rubber dalam pembuatan
cetakan pengujian kekuatan tarik seperti pada Gambar 3.8
yang didapatkan dari UD Sumber Ilmiah Persada Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
47

Gambar 3. 7 Hardener

Gambar 3. 8 Cetakan Pengujian Kekuatan Tarik

Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Hot Plate dan Magnetic Stirrer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
48 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Hot plate dan magnetic stirrery ang digunakan seperti pada


Gambar 3.9 merupakan milik Laboratorium Inovasi
Material Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS.

Gambar 3. 9 Hot Plate dan Magnetic Stirrer

2. Timbangan Digital
Timbangan digital berfungsi untuk menimbang filler dan
polypropylene yang digunakan.
3. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong spesimen sesuai
dimensi yang diinginkan.
4. Alat Uji Digital Microscope
Alat uji digital microscope yang digunakan seperti pada
Gambar 3.10 merupakan milik Laboratorium Metalurgi dan
Manufaktur di Departemen Teknik Material dan Metalurgi
ITS.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
49

Gambar 3. 10 Digital Microscope

5. Mesin Universal Testing Machine (UTM)


Mesin UTM digunakan untuk uji tarik dari komposit milik
Laboratorium di Departemen Teknik Material dan Metalurgi
ITS ditunjukkan pada Gambar 3.11.

Gambar 3. 11 Universal Testing Machine

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
50 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

3.4 Pengujian yang Dilakukan


Pengujian Mikroskop Digital
Pengujian Mikroskop Digital merupakan perpaduan antara
mikroskop optik dengan kamera digital yang bisa menghasilkan
gambar yang bisa tersimpan di dalam komputer, sehingga
memudahkan penggunanya dalam melakukan serangkaian
penelitian. Mikroskop jenis ini terhubung dengan kamera yang
akan menunjukkan output gambar pengamatan pada monitor atau
proyektor. Di samping itu, mikroskop digital tidak lagi
mengharuskan pengguna dalam melihat objek pengamatan
langsung dengan mata melalui lensa pengamat. Mikroskop digital
sudah bisa melakukan pengamatan otomatis karena gambar
difokuskan pada sirkuit digital dan seluruh gambar dirancang
untuk gambar monitor, bukan gambar visual mata manusia.
Mikroskop Digital memiliki fungsi untuk melakukan
perbesaran pada objek kecil mikroskopik yang tidak akan mungkin
terlihat oleh mata telanjang. Mikroskop ini cocok digunakan untuk
penelitian di laboratorium maupun tujuan pendidikan di sekolah
maupun universitas. Mikroskop digital terhubung dengan
komputer, sehingga hasil pengamatan yang dilakukan bisa lebih
detail.
Mikroskop Digital memiliki hasil perbesaran yang lebih
besar daripada mikroskop optik jenis lainnya. Dikarenakan
mikroskop digital menghasilkan gambar atau hasil pengamatan
yang ditentukan oleh ukuran monitor tempat gambar ditampilkan.
Selain itu, mikroskop digital sudah memiliki sumber cahaya sendiri
sehingga tidak lagi membutuhkan cahaya matahari.

Pengujian Kekuatan Tarik


Kekuatan tarik (tensile strength) merupakan tegangan
maksimum yang dapat ditahan oleh material benda uji sebelum
patah atau rusak, besarnya beban maksimum dibagi luas
penampang lintang awal benda uji. Adapun pengujian tarik diambil
berdasarkan spesimen yang mengalami kerusakan dengan kondisi
pengujian pengujian statis dan hasil yang didapat berupa kekuatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
51

tarik, regangan tarik dan modulus elastisitas tarik. Pengujian


mengacu pada standar ASTM D638 dengan bentuk dan ukuran
spesimen seperti pada Gambar 3.12 di bawah ini.

Gambar 3. 12 Dimensi Spesimen Uji Kekuatan Tarik6

Pengujian Densitas
Uji densitas dilakukan sesuai standar ASTM D792. Untuk
menghitung massa jenis digunakan spesimen yang sama dengan
spesimen pengujian kekuatan tarik. Perhitungan uji densitas
dimulai dari mencari specific gravity terlebih dahulu dengan
menggunakan Persamaan 3.1.

sp gr = a / (a + w - b) (3.1)

dimana,
a : Massa spesimen, tanpa wire atau sinker di udara
b : Massa spesimen, saat tercelup semua ke dalam air
atau larutan lain
sp : Specific Gravity
w : Massa total sinker atau wire yang tercelup

setelah mendapat specific gravity, menghitung densitas


dengan perhitungan pada Persamaan 3.2.

D, kg/m3 = sp gr 23/23°C x 997.5 (3.2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
52 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


4BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Fotomikrografi


Morfologi dari komposit polypropylene/nanoselulosa/MAPP
ditunjukkan dengan gambar yang diambil dari digital microscope.
Pengujian ini dilakukan pada permukaan melintang sampel atau
permukaan potongan sampel. Pengambilan gambar dilakukan pada
perbesaran 150x.

a.) b.)

300 μm 300 μm

c.) d.)

300 μm 300 μm

Gambar 4. 1 Pengujian Digital Microscope pada sampel (a)


PP/6%Nanoselulosa, (b) PP/6%Nanoselulosa/2%MAPP, (c)
PP/6%Nanoselulosa/4%MAPP, (d)
PP/6%Nanoselulosa/6%MAPP.

Gambar 4.1 menunjukkan morfologi permukaan pada


komposit polypropylene yang diperkuat dengan nanoselulosa dan
MAPP. Pada Gambar 4.1. Pada permukaan sampel dapat dilihat
bahwa seiring penambahan %MAPP yang lebih besar maka
permukaan sampel akan terlihat semakin rata dan persebaran
porinya makin rata.

53
SEMINAR TUGAS AKHIR
54 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Dapat dilihat pada sampel PP/6%Nanoselulosa memiliki


permukaan yang paling tidak rata dan ukuran pori yang tidak
beraturan, hal ini disebabkan karena penambahan nanoselulosa
menyebabkan terbentuknya pori secara tidak merata. Pada sampel
PP/6%Nanoselulosa/2%MAPP terlihat bahwa penambahan MAPP
menyebabkan interfacial adhesion antara matriks polypropylene
dan filler nanoselulosa semakin kuat.
Hal yang serupa juga dapat terjadi pada sampel
PP/6%Nanoselulosa/4%MAPP danPP/6%Nanoselulosa/6%MAPP
dimana pada permukaan sampel mulai lebih terlihat secara jelas
bahwa penambahan %MAPP yang semakin besar menyebabkan
semakin sedikit dan berkurangnya celah/pori karena gaya adhesi
antar matriks dan filler semakin kuat.
Porositas dari sampel ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan Gambar
4.2 di bawah ini, porositas dari sampel dianalisis melalui aplikasi
ImageJ.

Tabel 4. 1 Tabulasi Porositas Sampel


Sampel Porositas (%)
PP/6%Nanoselulosa 46,745
PP/6%Nanoselulosa/2%MAPP 44,71
PP/6%Nanoselulosa/4%MAPP 35,06
PP/6%Nanoselulosa/6%MAPP 30,89

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
55

60

50
Porositas (%)

40

30

20

10

0
0 2 4 6
MAPP (%) y = -5,7215x + 53,655
R² = 0,944
Gambar 4. 2 Grafik Porositas pada Sampel Komposit
Polypropylene/6%Nanoselulosa

Berdasarkan Gambar 4.2, porositas tertinggi dimiliki oleh


sampel PP/6%Nanoselulosa yang tidak diberi MAPP dan porositas
terendah dimiliki oleh sampel dengan penambahan 6% MAPP.
Dapat dilihat pula bahwa nilai % porositas dari setiap sampel
menunjukkan tren linear yang menurun seiring dengan seberapa
besar penambahan MAPP pada sampel tersebut. Komposit yang
diberi MAPP akan mempunyai ikatan interfacial adhesion yang
jauh lebih baik daripada komposit yang tidak diberi MAPP. Zulfa
dkk29 pada penelitiannya juga mengatakan bahwa penambahan
MAPP akan menyebabkan semakin sedikit dan berkurangnya
pori/celah pada komposit, hal ini disebabkan karena gaya adhesi
antar matriks dan filler semakin kuat. Hee Soo Kim1 pada
penelitiannya juga mengatakan bahwa penambahan MAPP pada
polimer maupun komposit dapat meningkatkan gaya adhesi dan
sifat wetting yang baik, yang membuat porositas dari komposit
tersebut akan berkurang dan semakin tersebar secara merata.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
56 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

4.2 Hasil Pengujian Densitas Komposit


Pengujian densitas komposit dilakukan sesuai dengan standar
ASTM D792 dengan media air. Tabel 4.2 menunjukkan nilai
densitas pada komposit polypropylene berpenguat nanoselulosa
dan MAPP.

Tabel 4. 2 Nilai Densitas Pengujian Densitas Komposit


Spesimen Densitas (gr/cm3)

Polypropylene Murni 0,920 ± 0,026

Polypropylene + 6%
0,908 ± 0,009
Nanoselulosa

Polypropylene + 6%
0,914 ± 0,010
Nanoselulosa + 2% MAPP

Polypropylene + 6%
0,926 ± 0,017
Nanoselulosa + 4% MAPP

Polypropylene + 6%
0,943 ± 0,015
Nanoselulosa + 6% MAPP

Tabel 4.2 menunjukkan densitas polypropylene murni sebesar


0,920657 gr/cm3, komposit polypropylene + 6% Nanoselulosa
sebesar 0,908 gr/cm3, komposit polypropylene + 6% Nanoselulosa
+ 2% MAPP sebesar 0,914 gr/cm3, komposit polypropylene + 6%
Nanoselulosa + 4% MAPP sebesar 0,926 gr/cm3, polypropylene +
6% Nanoselulosa + 6% MAPP sebesar 0,943 gr/cm3.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
57

0,95 0,943351906

0,94
0,926969952
0,93
Densitas (g/cm3)

0,92

0,91
0,914151008
0,908359245
0,9

0,89

0,88
0 2 4 6
MAPP (wt%)
y = 0,0118x + 0,8938
0 2 4 6 R² = 0,9604

Gambar 4. 3 Grafik Pengaruh Penambahan MAPP Terhadap


Densitas Komposit Polypropylene/6%Nanoselulosa

Gambar 4.3 menunjukkan pengaruh penambahan MAPP dan


filler nanoselulosa terhadap komposit polypropylene/nanoselulosa
dan regresi linearnya. Seiring dengan penambahan % MAPP maka
nilai densitas semakin meningkat, namun pada Tabel 4.2 dapat
dilihat bahwa terjadi penurunan nilai densitas pada polypropylene
murni setelah ditambahkan filler nanoselulosa. Tren linearistik
pada Gambar 4.2 menunjukkan persamaan linear y = 0,0118x +
0,8938 dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9604 yang
berarti variabel x (penambahan MAPP) berpengaruh terhadap
variabel y (nilai densitas) sebesar 96,04%, sedangkan 3,96%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan regresi ini
atau variabel yang tidak diteliti. Penambahan nanoselulosa dapat
menyebabkan nilai densitas menurun, hal ini disebabkan karena
penambahan nanoselulosa dapat meningkatkan porositas, sehingga
membuat nilai densitas menjadi lebih rendah23. Di sisi lain,
penambahan MAPP pada sebuah polimer atau komposit dapat
meningkatkan gaya adhesi dan sifat wetting yang baik, oleh karena
itu peningkatan nilai densitas pada komposit polypropylene yang
menggunakan MAPP terlihat mengalami kenaikan1, hal ini

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
58 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

disebabkan karena gaya adhesi antar matriks dan filler menjadi


semakin baik yang menyebabkan porositas pada sampel menjadi
semakin kecil sesuai dengan jumlah % MAPP yang digunakan.

4.3 Hasil Pengujian Tarik


Pengujian tarik dilakukan dilakukan dengan mengacu pada
ASTM D638. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat
Universal Testing Machine (UTM) pada Laboratorium Inovasi
Material Teknik Material dan Metalurgi FT-IRS ITS.
Pada pengujian tarik ini didapatkan sifat mekanik seperti
kekuatan tarik maksimal, modulus Young, dan elongasi dari setiap
sampel komposit polypropylene/nanoselulosa dengan variasi
penambahan MAPP.
Penambahan MAPP dapat mempengaruhi sifat mekanik
material. MAPP dapat meningkatkan interfacial adhesion antara
matriks dan filler dari sebuah material. Semakin banyak
penambahan %MAPP dalam suatu material akan menyebabkan
peningkatan pada sifat mekaniknya, hal ini disebabkan karena
semakin banyak %MAPP yang digunakan, maka akan semakin
banyak area interfacial yang memiliki sifat adhesi yang baik.
Salah satu dari sifat mekanik yang ditingkatkan adalah
kekuatan tarik. Kekuatan tarik merupakan tegangan maksimal
yang dapat dimiliki oleh suatu material ketika material tersebut
ditarik sampai material tersebut patah. Gambar 4.3 menunjukkan
grafik dari hasil pengujian tarik terhadap kekuatan tarik komposit
polypropylene/6%nanoselulosa dan polypropylene murni.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
59

0,8
0,675
0,7
Tensile Strength (MPa)

0,6 0,54 0,535


0,5 0,43
0,4 0,315
0,3
0,2
0,1
0
Polypropylene 0 2 4 6
Murni
MAPP (%)

Gambar 4. 4 Grafik Hasil Pengujian Tarik Terhadap Kekuatan


Tarik Komposit Polypropylene/6%Nanoselulosa

Dapat dilihat pada Gambar 4.4 di atas bahwa penambahan


filler nanoselulosa menyebabkan penurunan pada kekuatan tarik
dari sampel polypropylene murni, hal ini disebabkan karena
nanoselulosa menyebabkan pembentukan pori sehingga dapat
menurunkan kekuatan tarik dari material tersebut. Nanoselulosa
tidak dapat menyebar secara merata didalam polimer termoplastik
seperti polypropylene. Hal ini dikarenakan terdapat ikatan
hidrogen intermolekul yang sangat kuat didalam nanoselulosa
sebagai bio-filler yang kerap menggumpal pada saat proses
penggabungan dengan matriks polimer. Kompabilitas yang rendah
dan interfacial adhesion yang tidak kuat pada sampel
PP/6%Nanoselulosa menyebabkan penurunan terhadap kekuatan
tariknya.
Di sisi lain, pada sampel lain yang ditambahkan MAPP sebagai
bahan penguat menunjukkan tren kenaikan secara linear terhadap
kekuatan tariknya. Gambar 4.5 menunjukkan tren linear untuk
penambahan MAPP sebesar 2%, 4%, dan 6% pada komposit

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
60 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

polypropylene yang diperkuat dengan nanoselulosa terhadap


kekuatan tarik dari komposit.

0,8
0,7
Tensile Strength (MPa)

0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6
y = 0,1185x + 0,1925 MAPP (%)
R² = 0,9963
Gambar 4. 5 Trendline Penambahan MAPP pada Komposit
PP/6%Nanoselulosa Terhadap Kekuatan Tarik

Dapat dilihat pada Gambar 4.5 bahwa sampel dengan


penambahan MAPP sebesar 6% mempunyai kekuatan tinggi
terbesar dengan nilai 0,67 ± 0,007 MPa, dan nilai kekuatan tarik
menurun seiring dengan penambahan %MAPP yang digunakan
pada sampel. Hal ini dikarenakan interfacial adhesion dari sampel
dengan %MAPP yang lebih rendah akan semakin buruk sehingga
kekuatan tarik dari sampel tersebut akan turun.
Selain itu, sifat mekanik lain yang dihasilkan dari pengujian ini
adalah modulus Young. Modulus Young merupakan suatu
pengukuran dari kekakuan bahan elastis. Gambar 4.6 menampilkan
grafik dari pengaruh penambahan MAPP pada komposit
polypropylene yang diperkuat dengan nanoselulosa terhadap nilai
modulus Young.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
61

5
Modulus Young (MPa)
4

0
2 4 6
MAPP (%) y = 1,6864x - 1,2422
R² = 0,9956
MAPP (%) Linear (MAPP (%))

Gambar 4. 6 Grafik Pengaruh Penambahan MAPP Terhadap


Modulus Young Komposit Polypropylene/6%Nanoselulosa

Gambar 4.6 menunjukkan sampel dengan penambahan MAPP


sebanyak 6% mempunyai nilai modulus Young terbesar dengan
nilai 15,37 ± 3,88 MPa, dan sampel menunjukkan tren kenaikan
secara linear terhadap nilai modulus Young seiring dengan
penambahan % MAPP yang digunakan. Hal ini menunjukkan
bahwa penambahan filler nanoselulosa dan MAPP sebagai
coupling agent dapat meningkatkan sifat mekanik modulus Young
dari sebuah material.
Semakin tinggi nilai modulus Young menandakan semakin
tinggi kekakuan dari sampel, hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan nilai modulus Young dari setiap sampel yang berarti
bahwa gaya yang dibutuhkan untuk mendeformasi material
tersebut semakin besar. Penambahan MAPP yang menyebabkan
persebaran pori semakin merata dan membuat ikatan antar
permukaan dari polypropylene sebagai matriks dan nanoselulosa
sebagai filler semakin kuat akan menyebabkan material tersebut
semakin kaku. Kekakuan dari sampel meningkat karena distribusi
stress semakin merata. Hal ini dibuktikan dengan sampel yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
62 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

menggunakan variasi terkecil yaitu 2% MAPP, dimana % MAPP


yang kecil membuat MAPP tidak cukup berdifusi dan terjerat
dengan matriks PP. Setelah ditambahkan % MAPP yang semakin
banyak maka MAPP akan cukup berdifusi dan terjerat dengan
matriks sehingga interaksi dari MAPP dan filler meningkat yang
membuat interfacial adhesion semakin baik dan sifat mekanik
meningkat.
Adapun Tabel 4.3 yang menyajikan tabulasi dari kekuatan tarik
serta modulus Young dengan penambahan MAPP pada komposit
PP/Nanoselulosa.

Tabel 4. 3 Nilai Pengujian Tarik Komposit PP/Nanoselulosa


Modulus
Kekuatan
Sampel Young
Tarik (MPa)
(MPa)
Polypropylene Murni 0,54 9,56
PP/6%Nanoselulosa 0,31 ± 0,035 11,57 ± 0,66
PP/6%Nanoselulosa/2%MAPP 0,43 ± 0,141 9,88 ± 0,50
PP/6%Nanoselulosa/4%MAPP 0,53 ± 0,077 10,56 ± 2,00
PP/6%Nanoselulosa/6%MAPP 0,67 ± 0,007 15,37 ± 3,88

Berdasarkan Gambar 4.5, Gambar 4.6, dan Tabel 4.3 di atas,


sampel dengan %MAPP terbesar yaitu
PP/6%Nanoselulosa/6%MAPP memiliki kekuatan tarik dan
modulus Young tertinggi dengan nilai sebesar 0,67 ± 0,007 MPa
dan 15,37 ± 3,88 MPa secara berurutan. Akan tetapi, terjadi
penurunan kekuatan tarik pada sampel PP/6%Nanoselulosa dan
pada sampel selanjutnya mengalami kenaikan yang signifikan.
Dapat dilihat bahwa pada sampel yang ditambahkan nanoselulosa
tanpa penambahan MAPP mempunyai kekuatan tarik yang lebih
rendah daripada sampel polypropylene murni, hal ini dikarenakan
penambahan filler berupa nanoselulosa dapat menyebabkan
peningkatan pori30, sehingga kekuatan tarik dari material tersebut
menurun. Demir28 juga mengatakan pada penelitiannya bahwa
penambahan % filler yang menyebabkan kekuatan tarik dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
63

komposit menurun yang disebabkan oleh interfacial adhesion yang


lemah antara filler yang bersifat hidrofilik dan polypropylene yang
bersifat hidrofobik.
Di sisi lain, pada saat sampel ditambahkan variasi MAPP
sebesar 2%, 4%, dan 6%, terlihat tren yang menunjukkan kenaikan
pada kekuatan tarik secara linear, hal ini menandakan bahwa
MAPP menyebabkan terjadinya adhesi antar permukaan dari
matriks dan filler yang baik, yang dapat membuat persebaran stress
pada matriks dan filler juga merata dan berujung ke nilai kekuatan
tarik yang lebih baik. Hal yang sama juga terlihat pada penelitian
Jayamani27 yang menyatakan bahwa kekuatan tarik dari sebuah
komposit yang diberi MAPP akan lebih baik daripada komposit
yang tidak diberi MAPP. MAPP juga dapat meningkatkan sifat
interfacial adhesion, yang menyebabkan peningkatan pada sifat
Tensile, Impact, dan Flexural dari sebuah komposit1. Penambahan
sifat mekanik ini juga dapat dipengaruhi oleh seberapa besar %
MAPP yang digunakan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


SEMINAR TUGAS AKHIR
64 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


5BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan melalui penelitian ini
adalah:
1. Penambahan MAPP berpengaruh pada morfologi permukaan
dari komposit polypropylene/nanoselulosa. Penambahan
MAPP menyebabkan porositas pada permukaan sampel
berkurang seiring dengan %MAPP yang ditambahkan.
Sampel dengan variasi penambahan 6% MAPP mempunyai
porositas yang paling sedikit sebesar 30,89%.
2. Penambahan MAPP juga berpengaruh pada densitas dari
komposit polypropylene/nanoselulosa. Penambahan MAPP
menyebabkan nilai densitas pada sampel naik seiring dengan
penambahan %MAPP yang digunakan. Densitas tertinggi
dimiliki oleh sampel dengan variasi 6% MAPP sebesar 0,9433
g/cm3.
3. Penambahan MAPP berpengaruh pada sifat mekanik dari
komposit polypropylene/nanoselulosa. Penambahan MAPP
menyebabkan peningkatan pada kekuatan tarik sampel seiring
dengan variasi % MAPP yang digunakan. Sampel dengan
kekuatan tarik tertinggi adalah sampel dengan variasi
penambahan 6% MAPP sebesar 0,67 ± 0,007 MPa.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini
adalah:
1. Melakukan pengujian tekan dan impak dalam upaya untuk
menganalisis lebih lanjut terkait sifat mekanik sebagai acuan
untuk aplikasi material penyerap suara.
2. Melakukan variasi pada % nanoselulosa yang berbeda sesuai
tren yang ada dalam upaya untuk mencari sifat mekanik yang
lebih bagus.

65
SEMINAR TUGAS AKHIR
66 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA

1. Kim, H. S., Lee, B. H., Choi, S. W., Kim, S. & Kim, H. J.


The Effect Of Types Of Maleic Anhydride-Grafted
Polypropylene (MAPP) On The Interfacial Adhesion
Properties Of Bio-Flour-Filled Polypropylene Composites.
Compos. Part A Appl. Sci. Manuf. 38, 1473–1482 (2007).
2. Valsiliev, V. V. & Morozov, E. V. Mechanics and Analysis
of Composite Materials. First Edition. Elsevier (2001).
3. Lewis, J. Introduction To Polymer Capacitors. Electronic
Products vol. 55 (2013).
4. Rijswijk, K. Van & Brouwer, W. D. Application of Natural
Fibre Composites in the Development of Rural Societies.
(2001).
5. Park, S. J. & Seo, M. K. Intermolecular Force. Interface
Science and Technology vol. 18 (2011).
6. Gibson, R. F. Principles of Composite Material Mechanics.
Princ. Compos. Mater. Mech. (2011) doi:10.1201/b14889.
7. Christian, S. J. Natural fibre-reinforced noncementitious
composites (biocomposites). Nonconventional and
Vernacular Construction Materials (Elsevier, 2016).
doi:10.1016/b978-0-08-100038-0.00005-6.
8. Pereira, C. M. C. & Martins, M. S. S. Flame Retardancy of
Fiber-Reinforced Polymer Composites Based on Nanoclays
and Carbon Nanotubes. Polymer Green Flame Retardants
(Elsevier B.V., 2014). doi:10.1016/B978-0-444-53808-
6.00017-2.
9. Sulistijono. Mekanika Material Komposit. (ITS Press,
2012).
10. Ajith, S. et al. Mechanical Properties of Fiber Reinforced
Polymer Composites. Int. J. Recent Technol. Eng. 8, 264–
267 (2019).
11. Alam, M. M., Maniruzzaman, M. & Morshed, M. M.
Application and Advances in Microprocessing of Natural
Fiber (Jute)-Based Composites. Comprehensive Materials

67
SEMINAR TUGAS AKHIR
68 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Processing vol. 7 (Elsevier, 2014).


12. Chand, N. & Fahim, M. Tribology of natural fiber polymer
composites. Tribology of Natural Fiber Polymer
Composites (Elsevier Ltd, 2008).
doi:10.1533/9781845695057.
13. Van De Velde, K. & Kiekens, P. Thermoplastic Pultrusion
Of Natural Fibre Reinforced Composites. Compos. Struct.
54, (2001).
14. Mudgil, D. The Interaction Between Insoluble and Soluble
Fiber. Dietary Fiber for the Prevention of Cardiovascular
Disease: Fiber’s Interaction between Gut Micoflora, Sugar
Metabolism, Weight Control and Cardiovascular Health
(Elsevier Inc., 2017). doi:10.1016/B978-0-12-805130-
6.00003-3.
15. Ilyas, R. A. et al. Nanocellulose/Starch Biopolymer
Nanocomposites: Processing, Manufacturing, and
Applications. Advanced Processing, Properties, and
Applications of Starch and Other Bio-Based Polymers
(Elsevier Inc., 2020). doi:10.1016/b978-0-12-819661-
8.00006-8.
16. Habibi, Y., Lucia, L. A. & Rojas, O. J. Cellulose
Nanocrystals: Chemistry,Self-Assembly, and Applications.
Chem. Rev. 110, 3479–3500 (2010).
17. George, J. & Sabapathi, S. N. Cellulose Nanocrystals:
Synthesis, Functional Properties, And Applications.
Nanotechnol. Sci. Appl. 8, 45–54 (2015).
18. Zaferani, S. H. Introduction of polymer-based
nanocomposites. Polymer-based Nanocomposites for
Energy and Environmental Applications: A volume in
Woodhead Publishing Series in Composites Science and
Engineering (Elsevier Ltd., 2018). doi:10.1016/B978-0-08-
102262-7.00001-5.
19. Mokhtar, M., Rahmat, A. R. & Hassan, A. Characterization
and Treatment of Pineapple Leaf Fibre Thermoplastic
Composite for Construction Application. 3, (2007).

DAFTAR PUSTAKA
SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
69

20. Alam, A. K. M. M. et al. Preparation And Characterization


Of Natural Silk Fiber-Reinforced Polypropylene And
Synthetic E-Glass Fiber-Reinforced Polypropylene
Composites: A Comparative Study. J. Compos. Mater. 45,
2301–2308 (2011).
21. Kakani, S. . & Kakani, A. Material Science. New Age
International vol. 4 (New Age International, 1392).
22. Saba, N. & Jawaid, M. Recent advances in nanocellulose-
based polymer nanocomposites. Cellulose-Reinforced
Nanofibre Composites: Production, Properties and
Applications (Elsevier Ltd, 2017). doi:10.1016/B978-0-08-
100957-4.00004-8.
23. Rahmasita, M. E. & Farid, M. Rekayasa Komposit Poliester
Berpenguat Nanoselulosa dari Serat Tandan Kosong
Kelapa Sawit dengan Metode Spray Untuk Aplikasi
Penyerap Suara. (2017).
24. Svagan, A. J., Jensen, P., Dvinskikh, S. V., Furó, I. &
Berglund, L. A. Towards Tailored Hierarchical Structures
In Cellulose Nanocomposite Biofoams Prepared By
Freezing/Freeze-Drying. J. Mater. Chem. 20, 6646–6654
(2010).
25. Farid, M. et al. Effect Of Nanocellulose On Acoustical And
Thermal Insulation Properties Of Silicone Rubber
Composite. Mater. Sci. Forum 964 MSF, 156–160 (2019).
26. Park, J. M., Quang, S. T., Hwang, B. S. & DeVries, K. L.
Interfacial Evaluation Of Modified Jute And Hemp
Fibers/Polypropylene (PP)-Maleic Anhydride
Polypropylene Copolymers (PP-MAPP) Composites Using
Micromechanical Technique And Nondestructive Acoustic
Emission. Compos. Sci. Technol. 66, 2686–2699 (2006).
27. Jayamani, E., Hamdan, S., Rahman, M. R. & Bakri, M. K.
Bin. Study Of Sound Absorption Coefficients And
Characterization Of Rice Straw Stem Fibers Reinforced
Polypropylene Composites. BioResources 10, 3378–3392
(2015).

DAFTAR PUSTAKA
SEMINAR TUGAS AKHIR
70 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

28. Demir, H., Atikler, U., Balköse, D. & Tihminlioǧlu, F. The


Effect Of Fiber Surface Treatments On The Tensile And
Water Sorption Properties Of Polypropylene-Luffa Fiber
Composites. Compos. Part A Appl. Sci. Manuf. 37, 447–456
(2006).
29. Basyarahil, Z. I. & Farid, M. Karakterisasi Dan Proses
Manufaktur Komposit Polypropylene Berpenguat Serat
Dendrocalamus Asper Untuk Aplikasi Ruang Mesin
Otomotif. (2017).
30. Purwaningsih, H., Si, S., Si, M. & Pratiwi, V. M. Pengaruh
Penambahan Nanoselulosa Dari Serat Tandan Kosong
Kelapa Sawit Pada Komposit Poliuretan Untuk Insulasi
Termal Dan Absorbsi Suara Pada Interior Mobil. (2017).

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Lampiran 1: Threshold Porositas Aplikasi ImageJ


1. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa

2. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa/2%MAPP

71
SEMINAR TUGAS AKHIR
72 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

3. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa/4%MAPP

4. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa/6%MAPP

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
73

Lampiran 2: Tabulasi Pengujian Tarik


1. Kekuatan Tarik

Kekuatan
Rata- Standar
Sampel Tarik
Rata Deviasi
(MPa)
Polypropylene Murni 0,54 0,54 0
0,29
PP/6%Nanoselulosa 0,315 0,035
0,34
PP/6%Nanoselulosa/2% 0,59
0,43 0,141
MAPP 0,48
PP/6%Nanoselulosa/4% 0,59
0,535 0,077
MAPP 0,48
PP/6%Nanoselulosa/6% 0,68
0,675 0,007
MAPP 0,67

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
74 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

2. Modulus Young

Modulus
Rata- Standar
Sampel Young
Rata Deviasi
(MPa)
Polypropylene Murni 9,56 9,56 0
11,1
PP/6%Nanoselulosa 11,57 0,664
12,04
PP/6%Nanoselulosa/2% 9,52
9,88 0,509
MAPP 10,24
PP/6%Nanoselulosa/4% 11,98
10,565 2,001
MAPP 9,15
PP/6%Nanoselulosa/6% 18,12
15,375 3,882
MAPP 12,63

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
75

Lampiran 3: Grafik Pengujian Tarik


1. Sampel Polypropylene Murni

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
76 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

2. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
77

3. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa/2%MAPP

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
78 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

4. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa/4%MAPP

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
79

5. Sampel Polypropylene/6%Nanoselulosa/6%MAPP

LAMPIRAN
SEMINAR TUGAS AKHIR
80 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Lampiran 4: Perhitungan Densitas Komposit

PP
Spesimen PP/6N PP/6N/2M PP/6N/4M PP/6N/6M
Murni

0,2052 0,2173 0,2273 0,2588 0,2906


Massa di
Udara (g)
0,2427 0,2124 0,2428 0,2769 0,2281

0,2649 0,2118 0,1725 0,2512 0,1786

0,1837 0,1992 0,2063 0,236 0,2703


Massa di
Air (g)
0,2245 0,1912 0,2252 0,2624 0,2157

0,2513 0,1938 0,1577 0,2332 0,1717

0,8952 0,9167 0,9076 0,9119 0,9301


Specific
Gravity
0,9250 0,9002 0,9275 0,9476 0,9456

0,9487 0,9150 0,9142 0,9283 0,9614

0,8930 0,9144 0,9053 0,9096 0,9278


Densitas
(g/cm3)
0,9227 0,8979 0,9252 0,9453 0,9433

0,9463 0,9127 0,9119 0,9260 0,9590


Densitas
Rata-rata 0,9207 0,9084 0,9142 0,9270 0,9434
(g/cm3)
Standar
Deviasi
0,0267 0,0091 0,0101 0,0178 0,0156

LAMPIRAN
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam mengerjakan laporan penelitian Tugas Akhir (TA) ini,


penulis juga mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu.
Diantaranya:
1. Keluarga besar penulis yang tak henti-hentinya memberikan
doa dan semangat.
2. Kedua orang tua dan adik penulis yang selalu mendoakan,
memberi semangat dan motivasi selama pengerjaan Tugas
Akhir.
3. Valensia Artha Kusuma yang senantiasa memberi semangat
dan doa selama penulis menyusun laporan ini.
4. Azis Bagas W., M. Rafi Setyawan, Alwi Arafat, Daniel Pascal
dan M. Naufal Hibatullah sebagai tim “TA Militer Komkay”
yang telah saling membantu dan berjuang bersama selama
penelitian.
5. PSDM HMMT 18/19 dan PSDM HMMT 19/20 yang
memberikan pengalaman organisasi yang penuh warna selama
di kepengurusan HMMT.
6. Keluarga besar MT19 yang selalu memberikan semangat
selama perkuliahan dan pengerjaan Tugas Akhir.
7. Mas Mbak MT16, MT17, MT18 dan adik-adik MT20, MT21
yang memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama
perkuliahan

81
SEMINAR TUGAS AKHIR
82 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

UCAPAN TERIMA KASIH


BIODATA PENULIS

Penulis lahir di Magelang pada 24 Agustus


1999. Penulis merupakan anak pertama dari
pasangan Achmad Budilaksana dan Aryani.
Penulis menempuh pendidikan formal dari
SD Anak Saleh Malang pada 2005 – 2011,
MTs Negeri 1 Malang pada 2011 – 2014,
SMAN 3 Malang pada 2014 – 2017.
Kemudian penulis meneruskan kuliah di
Departemen Teknik Material dan Metalurgi
FT-IRS Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Selama berkuliah,
penulis menjadi bagian pengurus dari Himpunan Mahasiswa
Teknik Material dan Metalurgi (HMMT) FTI-ITS. Penulis
memiliki pengalaman Kerja Praktik (KP) pada tahun 2020 di
Departemen Teknik Material dan Metalurgi FT-IRS Institut
Teknologi Surabaya dengan proyek akhir berjudul “Pengaruh
Optimasi dan Artificial Intelligence pada Bidang Material
Engineering”. Dalam menyelesaikan pendidikan S1, penulis
menyusun penelitian pada bidang Inovasi Material (Komposit
Serat Alam) dengan judul “Pengaruh Penambahan Maleic
Anhydride Polypropylene pada Komposit Polypropylene dengan
filler Nanoselulosa Terhadap Morfologi, Sifat Fisik, dan Sifat
Mekanik”. Penulis dapat dikontak melalui email:
padantyagroup@gmail.com

83
SEMINAR TUGAS AKHIR
84 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BIODATA PENULIS

You might also like