You are on page 1of 2

Nama : Larasati

Nim : 210903500062
Tugas Pengantar Bisnis

Profil Perusahaan Shopee


Perusahaan shopee adalah salah satu bagian dari Sea Group asal Singapura.

Shopee
Merupakan aplikasi belanja online yang memungkinkan orang berbelanja di mana saja dan kapan
saja.
Ini adalah produk Sea Group yang paling kita kenal di Indonesia.
Shopee hadir di Indonesia pada tahun 2015 lalu, setelah peluncuran di beberapa negara Asia
Tenggara sebelumnya, khususnya di Singapura.
Shopee memang didirikan pada tahun 2015 lalu di Singapura, setelah itu barulah berekspansi ke
berbagai negara lainnya.
Dengan umur yang masih demikian muda dan sudah mencapai kesuksesan seperti sekarang ini di
Indonesia, tentu banyak hal yang bisa kita pelajari dari organisasi shopee.
Awalnya, Shopee memiliki konsep bisnis C2C (Customer to Customer).
Seiring perkembangan waktu dan pengguna, Shopee beralih menjadi Hibrid C2C dan juga B2C
(Bisnis to Customer).
Dengan hadirnya Shopee Mall, maka Shopee sudah tidak murni lagi menjadi bisnis C2C.
Logo ini sangat melambangkan profil dari perusahaan shopee ini sebagai aplikasi marketplace yang
mempertemukan penjual dan pembeli.
Warna utama yang digunakan di shopee adalah warna orange.
Beberapa alasan mengapa akhirnya Chris Feng membuat Shopee:
1. Banyaknya orang yang menggunakan perangkat teknologi.
2. Banyak orang yang berjualan di media sosial seperti facebook, instagram.
3. Sulitnya penjual untuk berjualan di ecommerce yang telah ada.
Shopee hadir diharapkan bisa mengatasi masalah kesenjangan di atas, sehingga orang-orang yang
menggunakan teknologi dapat berjualan dan membeli barang dengan cara yang mudah, seperti
saat ini.

Visi Shopee
“Menjadi mobile marketplace nomor 1 di indonesia”
Misi Shopee
“Mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi para penjual di Indonesia”
Komentar dari perusahaan shoppe

1. Adanya bagian pembeli dan penjual, sehingga terkesan tidak efisien dan rumit.
2. Untuk promo ongkos kirim gratis, syarat yang harus dipenuhi terkesan sulit dan
merepotkan.
3. Tampilan deksripsi produk yang dinilai kurang menarik perhatian para calon pembeli.
4. Pencairan dana ke rekening yang terhitung sangat lama setelah proses transaksi
sukses.
5. Terkadang situs sulit di akses atau bahkan lambat pada jam-jam tertentu.
6. Walupun dapat menginput gambar dalam jumlah yang relatif banyak, namun pada
beberapa kasus terkadang upload gambar tersebut sering gagal.
7. Selain gambar, ketika menginput no resi via aplikasi pun sering gagal.
8. Marketplace online terbaru ini juga tidak menyarankan dropship.

Sebagaimana teori pasar, pada akhirnya konsumen menjadi sangat pemilih dan serba menuntut.
Kebanyakan dari kita akan mulai protes ketika barang yang dipesan di e-commerce atau marketplace
terlambat datang (terlebih jika barang tidak sesuai dengan gambar). Kekuasaan ini menjadi tuntutan
berat bagi pelaku bisnis. Terdapat tekanan untuk bisa memenuhi indikator kinerja tersebut.

Mendapat ulasan maksimal yang ditandai dengan lima bintang adalah keharusan demi kepercayaan
calon pelanggan. Sehingga kontrol ini memaksa diri dan menyebabkan mereka, para pekerja jalur
distribusi, merasakan akibatnya: upah rendah, deskilling, intensifikasi pekerjaan yang monoton, dan
semakin banyak beban pekerja lepas. Apa pun yang dapat menghambat proses bisnis harus mampu
untuk diselesaikan, atau jika memungkinkan dihilangkan.

Masalah klasik lain yang menuntut perusahaan rintisan melakukan efisiensi operasional adalah
membakar uang demi mengakuisisi pengguna baru dan mempertahankan pengguna lama. Dulu,
promo gila-gilaan oleh e-commerce dan marketplace hanya ada pada tanggal 12 bulan 12. Namun,
sekarang Shopee terus berpromosi hampir pada setiap tanggal cantik yang muncul setiap bulan.
Mereka pun menggandeng artis K-Pop sebagai brand ambassador. Upaya semacam itu dapat
dikatakan berhasil, karena mendongkrak ketenaran Shopee.

You might also like