You are on page 1of 16

Profil Perusahaan

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) didirikan berdasarkan peraturan dan


perundang-undangan di Indonesia pada tanggal 28 Desember 2015 untuk
mengelola sejumlah wilayah kerja migas eks-terminasi di wilayah Kalimantan.
Kehadiran kami melanjutkan kemitraan dengan masyarakat setempat yang telah
berlangsung selama lebih dari satu abad melalui penemuan minyak di Lapangan
Louise-1 Sanga-Sanga pada 1897.

PHI berada di bawah Subholding Upstream Pertamina - PT Pertamina Hulu


Energi (PHE), yang bertugas untuk mengelola seluruh aset dan kegiatan usaha
hulu migas Pertamina di wilayah Kalimantan yang terdiri dari 3 Zona yaitu
Zona 8, Zona 9, dan Zona 10.
Operasi Migas yang
Berkelanju
tan Melalui
Inovasi & Teknologi

Berbagai inovasi dan aplikasi teknologi kami terapkan untuk menemukan


sumber migas baru dan memaksimalkan produksi dari lapangan-lapangan yang
sudah mature untuk mendukung pencapaian target produksi migas nasional.

Kami terus berinvestasi untuk menemukan cadangan migas baru dan


memaksimalkan produksi dari lapangan-lapangan migas onshore dan offshore
di wilayah Kalimantan. Berbagai ide dan gagasan baru berdasarkan penelitian,
pembelajaran bersama dengan para ahli di Pertamina, serta pengalaman panjang
di industri migas terus diciptakan untuk menghasilkan beragam inovasi
teknologi.

PHI menerapkan berbagai metode dan inovasi untuk mempercepat pengerjaan


pengeboran sekaligus mengurangi biaya secara signifikan. Salah satunya
melalui penggunaan Hydraulic Workover Unit (HWU) sebagai teknologi yang
pertama di Pertamina Group dan di Indonesia untuk mengurangi penggunaan rig
pengeboran. HWU telah digunakan untuk pengeboran lebih dari 5 sumur delta
di Wilayah Kerja (WK) Mahakam yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu
Mahakam (PHM) dan terbukti mampu menghemat hingga rata-rata 37% biaya
pengeboran yang menggunakan rig konvensional.
Proses Menejemen PT. Pertamina Hulu Indonesia

Penandatanganan bersama Risk Control Matrix (rcm) Internal Control over Financial Reporting (ICoFR)

PT Pertamina Hulu Indonesia Terus Tingkatkan Kemampuan Risk


Management Perusahaan

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai Subholding Upstream Regional 3


Kalimantan menggelar seremoni Penandatanganan Bersama Risk Control
Matrix (RCM) Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) di Graha
Elnusa (1/11). Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut penandatanganan
Traktat, Kick-Off, Upskilling, dan Workshop bersama para Business Process
Owner sebagai Preparer, Reviewer, dan Approver pada aplikasi IMS yang telah
dimulai sejak bulan Juni sampai dengan September 2021.

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim, beserta
seluruh jajaran manajemen yang berperan sebagai Approver terkait Entity Level
Control (ELC) dan Activity Level Control (ALC) pada aplikasi ICoFR
Management System (IMS). Penandatanganan RCM menjadi milestone project
implementasi ICoFR sesuai konsep The Three Lines Model (3LOD).
Dengan penandatanganan RCM ICoFR tersebut, jajaran manajemen sebagai
Business Process Owner yang berperan sebagai Risk Owner dan Control Owner
memperkuat sistem ICoFR berbasis three lines model dengan mendukung
pelaksanaan Control Self Assessment (CSA) Sertifikasi ICoFR dalam rangka
mewujudkan pelaksanaan ICoFR untuk mendukung surat pernyataan direksi
atas pengendalian internal pada Laporan Keuangan.

Pada kesempatan ini Chalid Said Salim menyampaikan bahwa seluruh jajaran
manajemen PHI harus memahami konsep risk management & IcoFR sehingga
dapat memberikan komitmen, support dan partisipasi aktif sebagai business
process owner, risk owner, dan control owner atas bisnis proses, sehingga risk
management, dan ICoFR dapat berjalan efektif. “Saya berharap seluruh
manajemen di PHI dapat memahami konsep three lines of defense, risk
management, dan ICoFR,” tambahnya.

Sementara itu, Vice President (VP) Business Support PHI, Satya Nugraha,
menyampaikan bahwa setiap fungsi bersinergi untuk mencapai tujuan bersama.
“Implementasi risk management & ICoFR menjadi sebuah proses bersama yang
dirancang dan dilaksanakan untuk memberikan keyakinan yang memadai
berkaitan dengan compliance terhadap hukum dan ketentuan yang berlaku,
operasi yang efektif dan efisien, serta financial reporting yang dapat
diandalkan,” ujar Satya Nugraha.
PT Pertamina Hulu Indonesia Optimistis Kejar
Target 2022

Aktivitas PT Pertamina Hulu Mahakam (handout PT Pertamina Hulu Indonesia)

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menyampaikan optimisme perusahaan


dalam mencapai target 2022. Pernyataan itu disampaikan pada acara Bincang
Asik Soal Migas Bareng PHI (BASO IGA PHI 2.0), Kamis 18 Agustus 2022.

Dalam acara yang digelar secara daring dan diikuti hampir 100 orang jurnalis,
dipaparkan pencapaian kinerja perusahaan pada triwulan II 2022 serta strategi
dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.

Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim, yang hadir
sekaligus membuka secara resmi acara ini mengapresiasi para jurnalis yang
hadir dan keinginan perusahaan untuk terus berkolaborasi dengan media dalam
menyampaikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai perusahaan
dan industri hulu migas.

Menurut Chalid, kolaborasi tersebut akan dapat membangun dukungan


pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional serta
tercapainya visi perusahaan, yaitu Menjadi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
Kelas Dunia.
Chalid pun menyampaikan tantangan pengelolaan industri hulu migas di
Kalimantan. Salah satunya, lapangan-lapangan migas mature yang rata-rata
telah beroperasi lebih dari 50 tahun. Hal tersebut memiliki konsekuensi pada
penurunan laju produksi alamiah yang tinggi, masalah air dan pasir,
integritas/keandalan fasilitas produksi, kondisi keekonomian aset, dan biaya
operasi serta produksi yang tinggi.

“Kami berharap melalui pertemuan ini akan terjadi kerja sama dan kolaborasi
yang lebih berkualitas antara PHI dan rekan-rekan media di Kalimantan untuk
memastikan semua pihak dapat menjalankan kegiatan bisnis secara kontinyu
dan berkelanjutan,” kata Chalid dalam pernyataannya dikutip niaga.asia Kamis.

Sementara Manager Communication, Relations & CID PHI Dony Indrawan


menyampaikan pemaparan tentang profil dan kinerja Perusahaan, termasuk
langkah-langkah strategis untuk memastikan keekonomian aset, sehingga dapat
terus memberikan manfaat dan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.

“Tantangan operasi dan bisnis disikapi positif oleh perusahaan dengan


mengembangkan beberapa program strategis, yaitu eksplorasi yang agresif,
optimasi baseline dan development, sinergi borderless operation, optimasi
biaya, optimasi portfolio komersial, dan menjaga kehandalan fasilitas
produksi,” kata Dony.

Menurutnya, capaian produksi gas PHI pada triwulan kedua ini berada di atas
target, yakni sebesar 639,09 juta standar kaki kubik gas per hari. Sementara
untuk produksi minyak PHI mencapai kisaran 57.180 barel minyak per hari.

Dalam strategi pengelolaan lapangan-lapangan mature di regional 3


Kalimantan, Dony menjelaskan perusahaan menjalankan beragam proyek
strategis, antara lain proyek Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil
Recovery (EOR) di Zona 8, Zona 9 dan Zona 10. Proyek ini dilaksanakan
melalui berbagai upaya seperti optimasi dan stimulasi,
hingga water flood seperti yang dijalankan di Lapangan Handil Zona 8, dan
Tanjung untuk Zona 9. Kinerja di triwulan I untuk proyek IOR dan EOR
berjalan baik dengan realisasi sebesar 2,60 MBOEPD.

Dalam aspek keselamatan, Dony menjelaskan komitmen dan keyakinan


perusahaan untuk menempatkan keselamatan menjadi prioritas utama dalam
setiap kegiatan operasi dan bisnis perusahaan.

“Pada tanggal 31 Juli 2022, PHI berhasil mencapai 100 juta jam kerja aman
tanpa insiden terhitung sejak November 2020 yang mencakup kegiatan operasi
perusahaan di Kantor Pusat PHI, Zona 8, Zona 9, Zona 10, Eksplorasi, dan JOB
Simenggaris. Kami ingin memastikan bahwa setiap pekerja dan mitra kerja akan
datang bekerja dan pulang kepada keluarganya dengan selamat,” pungkasnya.

Dengan strategi yang dipaparkan pada kegiatan ini serta kolaborasi yang
dijalankan dengan media dan pemangku kepentingan lainya, PHI optimis bahwa
Perusahaan dapat mengejar target-target bisnis yang sudah ditetapkan untuk
Tahun 2022.

PHI merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina yang mengelola


wilayah kerja dan aset hulu migas Regional 3 Kalimantan. Tahun 2021 lalu,
PHI berkontribusi sekitar 14% dan 26% produksi minyak dan gas Pertamina
yang sangat penting dalam menyediakan kebutuhan energi bagi Indonesia.

Keberlanjutan operasi dan bisnis migas PHI akan memberikan dampak positif
bagi pemenuhan energi nasional dan menciptakan nilai bagi seluruh pemangku
kepentingan, terutama pemerintah dan masyarakat Indonesia. PHI berkantor
pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia dengan mengakses .
Langkah – Langkah dalam Perencanaan Capai Target Produksi

hingga Akhir 2022

Insentif yang diberikan pemerintah kepada PHM melecut perusahaan untuk menaikkan produksi.
Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu
Indonesia (PHI), yang termasuk dalam Zona 8 Regional Kalimantan
Subholding Upstream Pertamina, terus mendorong langkah-langkah
strategis dalam mempertahankan produksi serta menahan laju
penurunan produksi alamiah pada lapangan-lapangan migas yang
sudah mature  di Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Hal ini dijalankan untuk
mewujudkan komitmen terhadap target produksi migas nasional dan
pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.

Menurut Krisna, General Manager PHM, langkah-langkah strategis yang


dilakukan PHM untuk mendukung upaya mempertahankan dan
meningkatkan produksi. Selain itu, menahan laju penurunan produksi
alamiah, antara lain penerapan berbagai inovasi dan teknologi guna
meningkatkan recovery rate  dari sumur-sumur migas, maintain baseline,
penambahan sumur baru dan massive well interventions.
“Kami juga meminimalkan shutdown  dan meningkatkan integritas
fasilitas produksi serta menetapkan dan memonitor drilling
sequence  serta identifikasi awal hal-hal yang dapat mengganggu jadwal
pemboran,” ujar Krisna dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia
Energi, Senin (7/11/2022).

Krisna menambahkan, PHM terus memastikan Project


Construction/Modification Project dilakukan dengan On Time, On
Budget, On Spec, On Return (OTOBOSOR), meningkatkan kompetensi
teknikal dan HSSE bagi pekerja PWTT, TKJP. PHM juga meningkatkan
Contract Service melalui berbagai sertifkasi, pelatihan HSSE mandatory,
HSSE meeting, safety stand down, dan upskilling serta memperkuat
kolaborasi dari berbagai fungsi yang ada di PHM.

PHM, lanjut Krisna, berencana pemboran 95 sumur pengembangan


(eksploitasi) dan satu sumur eksplorasi. PHM pun berhasil merealisasi
sumur tajak pada triwulan pertama tahun ini sebanyak 24 sumur. “Target
pengeboran ini diharapkan mampu mendorong tambahan produksi rata-
rata tahunan di tahun 2022 sebesar 3951 BOPD untuk minyak dan 133
MMSCFD untuk gas,” ujarnya.

Krisna mengatakan, kenaikan produksi PHM tentunya tidak lepas dari


kontribusi proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) yang on stream
pada 20 Mei 2022 silam. Sedangkan produksi gas dari proyek ini
diperkirakan sebesar 45 MMSCFD dan kondensat 710 BCPD (barel
kondensat per hari).

Terkait hal ini, Krisna menjelaskan produksi yang cukup besar dari
Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas
nasional saat ini dan masa mendatang sekaligus menjadi penggerak
roda perekonomian Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur.

Menurut Krisna, PHM menerapkan berbagai inovasi dan aplikasi


teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas
yang ada sehingga dapat terus menghasilkan energi yang selamat,
andal, patuh, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan
menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam operasi produksi,
drilling, well intervention/ well connection, maintenance/inspection
works didukung dengan implementasi SUPREME dalam memelihara dan
meningkatkan keandalan fasilitas operasi dan produksi PHM.” ujar
Krisna.

Krisna menambahkan langkah-langkah strategis tersebut juga dilakukan


untuk memenuhi target WP&B 2022 yang diberikan oleh SKK Migas yaitu
untuk capaian produksi Gas 550 MMscfd dan produksi Minyak 19,5
Kbbld.

Menurutnya, pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia awal 2021


membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja
pengembangan WK Mahakam secara ekstensif termasuk program
eksplorasi sumur-sumur baru.

Chalid Said Salim, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia,


mengatakan kenaikan produksi PHM didukung oleh keberhasilan
perencanaan dan pelaksanaan program peremajaan instalasi yang
dilakukan oleh PHM sejak Mei hingga Juni 2022.

“Program peremajaan dan inspeksi instalasi yang dimajukan


memungkinkan start up sumur-sumur baru Sisi Nubi dengan
berkelanjutan sehingga menyumbang gas yang signifikan untuk
pencapaian laju alir wellhead gas diatas 550 MMscfd. Program
pemeliharaan dilakukan optimal sehingga berhasil mengurangi potensi
kehilangan produksi atau LPO (Loss of Production Opportunity) sebesar
1.4 BCF,” ujar Chalid.

Tahun ini, pencapaian di area offshore PHM yang disatukan dalam


inovasi OPTIDRILL berhasil membukukan pengeboran tercepat di area
Mahakam dengan cost efficiency lebih dari 55%. Inovasi ini
menggunakan optimasi persiapan side track dari semen sumur lama
secara rigless dengan Hydraulic Workover Unit, optimasi komplesi
sumur rigless dan optimasi akusisi data reservoir tanpa Drill Pipe. (RA)
STRUKTUR ORGANISASI PT PERTAMINA HULU INDONESIA
Perkuat Pengawasan Internal, Pertamina Terapkan SMAP &
WBS
 

PT Pertamina (Persero) semakin memperkuat pengawasan internal melalui


Sistem Manejemen Anti Suap (SMAP) sebagaimana yang tertuang dalam ISO
37001-2016 dan Whistle Blower System (WBS) sebagai saluran pengaduan atas
dugaan pelanggaran yang dilakukan pihak Pertamina maupun mitra kerjanya.

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan


penerapan SMAP menjadi perhatian manajemen untuk dijalankan di lingkungan
Pertamina, baik di kantor pusat atau holding maupun di unit operasi dan anak
perusahaan. 

“Penerapan sistem anti suap yang sesuai dengan standar international pada unit
operasi dan anak usaha ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan
kehati-hatian manajemen dalam mengelola seluruh bisnis, khususnya proses
pengadaan yang rentan terhadap penyalahgunaan, “ ujarnya.

Fajriyah menambahkan, sejumlah unit bisnis dan anak usaha telah memperoleh
Sertifikat ISO 37001-2016 yakni Procurement Share Service, Procurement
Marketing Operation Region (MOR) III, Procurement Refinery Unit VI
Balongan, Upstream Business Activities, PT Pertamina Hulu Mahakam, PT
Elnusa, Tbk, dan PT Pertamina EP Cepu.  

“Manajemen akan memastikan proses sertifikasi seluruh unit operasi dan anak
usaha terus berlangsung untuk menjamin penerapan ISO telah berjalan di
seluruh proses bisnis Pertamina,” imbuhnya.

Kendati sudah menerapkan SMAP, menurut Fajriyah, Pertamina juga masih


membuka saluran pengaduan dari publik, bila masyarakat menemukan adanya
prilaku atau tindakan yang melanggar kode etik dan prilaku yang dilakukan di
lingkungan bisnis Pertamina. Pengaduan dapat dilakukan melalu telepon nomor
(021) 3815909 / 3815910 / 3815911 atau SMS dan WhatsApp (WA) di nomor
+628118615000 atau Fax (021) 3815912. Pengaduan masyarakat juga dapat
disampaikan melalui email ke pertaminaclean@tipoffs.com.sg atau website
http://pertaminaclean.tipoffs.info dan Mail Box ke Pertamina Clean PO Box
2600 JKP 10026.

“Sistem pengaduan melalui WBS ini sudah diterapkan sejak 2008 dan
merupakan salah satu parameter dalam penilaian Good Corporate Government
yang ditetapkan Pemerintah. Kami membuka diri menerima pengaduan publik.
Masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengadukan pelanggaran yang dilihat
atau didengar secara langsung, karena setiap pelaporan dapat dilakukan secara
anonym tanpa publikasi identitas pelapor,” pungkasnya.**

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi PT Pertamina


Hulu Energi Menggunakan Framework COBIT 4.1 Fokus
Domain Plan and Organise (PO) dan Acquire and
Implement (AI) Khusus pada Implementasi Enterprise
Achitecture

Aplikasi Enterprise Architecture (EA) dikembangkan sebagai salah satu


wujud implementasi tata kelola teknologi informasi (TI) perusahaan
yang baik. Pengembangan EA pada perusahaan bertujuan untuk misi
peningkatan secara berkelanjutan atau continuous improvement pada
divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Manajemen Data (ICT
& DM) PT. Pertamina Hulu Energi. Pengembangan aplikasi EA
berdasar dari hasil rekomendasi penilaian Audit TI tahun
sebelumnya. Audit TI yang membuahkan sugesti untuk pelaksanaan
implementasi aplikasi EA perusahaan masih minim hasil
rekomendasi. Evaluasi diperlukan untuk memberikan kegiatan
rekomendasi yang diperlukan. Evaluasi adalah kegiatan yang dimulai
dari observasi objek, kemudian dianalisa hingga menghasilkan
keluaran yang sifatnya merubah objek semula. Evaluasi
menggunakan kerangka kerja Control Objective for Information and
Related Technology  (COBIT) 4.1 untuk mengukur tingkat kematangan
proses TI. Kerangka kerja dipilih karena sesuai dengan
kebutuhan stakeholder  dan untuk melanjutkan penilaian yang sudah
dilakukan di tahun sebelumnya.  Data untuk evaluasi didapatkan dari
beberapa instrumen seperti kuesioner dan wawancara dengan
narasumber. Domain penilaian berupa Plan and Organise (PO)
dan Acquire and Implement (AI). Domain dipilih berdasarkan daftar
kebutuhan bisnis stakeholder perusahaan. Domain tersebut mewakili
aspek aplikasi EA yang sedang diimplementasikan. Fungsi ICT & DM
sudah mencapai tingkat kematangan level 3 (Defined Process) pada
hasil penilaian tahun sebelumnya. Hasil penilaian ketika penelitian
masih berada di level 3 dengan detail skor sejumlah 3,466 untuk
domain PO dan 3.642 untuk domain AI. Hal ini bermakna
perusahaan sudah memiliki beberapa proses yang dilakukan secara
berkala dan terdefinisi dengan baik namun belum terkelola
seutuhnya termasuk aspek implementasi aplikasi EA.

You might also like