You are on page 1of 9
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN ATAS AIR PAKET PENGADAAN __| Pembangunan Jembatan Atas Air PPK Nur Aini Wardana | ID RUP 39015397 | ‘SPESIFIKASI FUNGS! UMUM Menghasilkan jembatan beton atas air. Spesifikasi kinerja konstruksi Jembatan Melakukan tes mutu beton Fc’ 41,1 MPa Melakukan tes mutu beton Fc’ 25 MPa Melakukan tes mutu beton Fo’ 15 MPa Melakukan tes slump beton 10£2 cm Melakukan PDA (Pile Driving Analyzer) 480 KN Melakukan tes kuat tarik besi baja Fy Min 280 MPa, Fy Maks 405 MPa, Fu Min 350 MPa 2aren ai A. Uraian Spesifikasi Teknis 1. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi ‘© Struktur Beton untuk Tiang Pancang menggunakan Beton Fc’41,5 MPa dibuat sesuai desain yang ditetapkan ukuran 40x40 cm. Panjang Tiang pancang 28 meter. Tiang pancang terdiri dari 3 bagian (bagian atas 8 meter, bagian tengah 8 meter, bagian bawah 10 meter). Kepala Tiang (Pile Cap) menggunakan Beton Fc'25 MPa, Plat Jembatan menggunakan Beton Fc’25 MPa, Trotoar Beton Fc'15 MPa,Sandaran beton 15 MPa, Pipa Galvanis @2” dengan Tulangan Utama BJTS-280 dan Tulangan Begel BJTP-280 * Semen Semen Portiand Type I Komposisinya: 46% (C3S), 29% (C2S), 6% (C3A), 11% (C4AF), 2,9% (MgO), 2,5% (803). Semen Portiand tipe Il dipergunakan untuk bangunan tepi laut, bendungan, dan irigasi, atau beton masa yang membutuhkan panas hidrasi rendah dan kondisi permukaan yang banyak terpapar sulfat. © Agregat Halus Agregat halus berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus olahan adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari batuan atau terak tanur tinggi. + Agregrat kasar menurut SNI 1969:2008, agregat kasar adalah agregat yang mempunyai ukuran butir antara No. 4 (4,75 mm) sampai 40 mm (1,5 inch) * Secara umum, pengujian dilakukan dengan menggunakan PDA-PAX untuk mengumpulkan data dari sensor tersebut. Sensor ditempatkan pada jarak minimum, 1.5 x diameter tiang dari kepala tiang yang berfungsi untuk menghindari area yang mengalami tegangan akibat pukulan hammer saat pengujian. Kepala tiang harus bersih dari material yang mengganggu pengujian seperti beton kotor, permukaan tidak rata ataupun sisa tulangan yang belum dibersihkan. Pada pelaksanaan pengujian dinamik tiang, diperlukan hammer yang mampu memobilisasi daya __dukung ultimit.sebesar 480 kN, Pemilihan hammer untuk tipe diesel dan hidrolik Letak Sensor Strain Transduser dan Accelerometer Transduser (Sumber dapat dilakukan dengan menggunakan analisis persamaan gelombang (Wave Equation Analysis Program - WEAP) dan untuk drop hammer dapat mengambil hammer dengan berat yang dapat menghasilkan energi potensial sebesar 1 % dari daya dukung ultimit yang diharapkan. Pada pelaksanaan pengujian pondasi, ahi geoteknik harus hadir dalam pelaksanaan pengujian dan menandatangani laporan hasil pengujian pondasi. Selain itu, konsultan perencana harus merekomendasikan berat hammer dan tinggi jatuh pada pengujian PDA test. came surroets “Steaee cose 2 ERLEROMETER? RLS accerenomerte 2 STRAIN GAGE? sam TYP. peer FoR A HOLES Sheers \ DIA HOLES FOR FFIPANDIBLE Ges DIA nore ‘ancton STUDS VP Oppostte sir AND FoR Sm duweter tote CABLE SUPPORT HOLES) fan repace Som Suis wth San Ineaded inser (by STM D-4945- 1996) Dalam hal pelaksanaan Kontruksi Jembatan Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk berdasarkan peraturan yang standar yaitu: ‘Agregat: (SNI03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium), (SNI 03-4141- 96 Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam Agregat), Beton: (SNI 1972: 2008 Cara Uji Slump Beton), (SNI 1974: 2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton), (SNI 4431: 2011 Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal Dengan Dua Titik Pembebanan), (SNI 03-6969-2003 Metode pengujian untuk pengukuran panjang beton inti hasil pengeboran), Hammer test. Baja Tulangan (SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton), (SNI 03-6816-2002 Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton), «© Jika a akan da pengujian terbaru yang tidak tercantum diatas maka pihak pelaksana mengkaji / merundingkan bersama dengan direksi pekerjaan sesuai peraturan (SNI) yang berlaku. 2. Spesifikasi Peralatan Konstruksi ‘ALAT UTAMA KONSTRUKSI No. URAIAN HP | _KAPASITAS | Jumlah | Status Kepemilikan +_[ Dump Truck 4 Ton 134[ 4 [Ton 2 unit Milik/Sewa 2_| Concrete Batching Plant 120 | 25 | Maam | 1 set Milik/Sewa 3_| Ponton 80 | 40 | ToniJam | 3 unit Milik/Sewa 4 | Concrete Pump 150 [100 | Maiam_| 1 unit Milik/Sewa 5_| Pile Driver + Hammer 25 [25] Ton unit Milik/Sewa 6 | Crane On Track 35 Ton 425 | 35 |__Ton unit MilikiSewa ALAT PENDUKUNG KONSTRUKS! No. URAIAN KAPASITAS Status qe Kepemilikan 7 | Compressor 4000-6500 75 5,000.00 | CPM/(Lim) | 1 unit | Milik/Sewa 2 4 : 4 Ton | Tunit | MiikiSewa 3__| Generator Set 135 | KVA unit | Milik/Sewa 4 [Concrete Vibrator 25 = Tunit_ | Mili/Sewa 5 | Water Tanker 3000- 135 [4,000.00| Liter | Tunit | Milik/Sewa 45001. saecee eae 6 | Dump Truck Tronton 70 217 10 Ton | Tunit |~ MilkiSewa Ton : area Be [Truk Mixer 2548 [5 —M3__| tunit_|~ MiiidSewa | 8 | Mesin Las sere [area 2 Kw ‘unit_| MilikiSewa 9 | Concrete Cutter 130 13 39.62 | MiMenit [1 unit |~ MilikiSewa s Feet/Mnt 40__|Mobile Crane 1 Ton 790) aa Ton | Tunit | MiikiSewa 3. Spesifikasi Proses/Kegiatan Selama Konstruksi Ruang lingkup pekerjaan ini sudah memperhitungkan Laporan Keselamatan Kerja Konstruksi (K3); Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, system perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut; Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya; Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli Keselamatan Konstruksi; Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut. Selain itu, tahapan kegiatan selama konstruksi dijabarkan sebagai berikut: * Melakukan MCO yaitu mengecek lokasi kondisi yang sekarang, melakukan survey topografi ulang dengan total station (untuk penentuan elevasi), melakukan perhitungan ulang volume dengan kondisi yang sekarang * Melakukan rapat koordinasi dengan Instansi Terkait, seperti Kelurahan, Kecamatan, dil. Patok Titik 0 dan Titik Tiang Pancang dengan menggunankan alata total station. Mobilisasi alat kerja, bahan material, dll Penyediaan Tiang Pancang sesuai desain yang ditetapkan (400 mm x 400 mm) Mobilisasi Tiang Pancang menggunakan ponton. Patok Titik Tiang Pancang dan Pengukuran Elevasi Tiang Pancang dengan menggunakan alat total station. Pamancangan Tiang Pancang dengan alat pile driver+hammer. Melakukan Kalendering Tiang dan PDA (Pile Driving Analyzer) Test. Pemasangan bekisting untuk Kepala Tiang dan Persiapan pembesian (melakukan uji kuat Tarik baja Tulangan) Pengecoran kepala Tiang. Pemasangan bekisting dan pengecoran Tiang Pancang (Pile Square) dan Kepala Tiang (Pile Cap) Pembesian utntuk balok memanjang dan melintang serta plat jembatan. Pemasangan bekisting dan pengecoran untuk balok memanjang dan melintang | serta plat jembatan. + Melakukan uji kuat Tarik baja tulangan dan kuat tekan beton serta slump test sesuai dengan yang ditetapkan dalam spesifikasi umum bina marga tahun 2018 rev. 2. + Pengeoran pada trotoar dan tiang sandaran serta Pemasangan Sandaran. + Tahap akhir yaitu pembersihan & perapian pekerjaan 4. Spesifikasi Metode Pelaksanaan dalam konstruksi sebagai berikut: + Metode pelaksanaan mengacu pada Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Rev. 2). + Metode ponton dalam pekerjaan Jembatan Atas Air meliputi pengadaan kapal ponton (ponton transport, ponton pancang dan ponton pengeruk) dan beberapa alat berat yang bekerja di atas ponton. Pada proses pekerjaan tersebut diperlukan beberapa faktor penunjang, yaitu faktor manajemen proyek yang aplikasinya berupa ketepatan dan efisiensi sumber daya pada proses pelaksanaan dalam penyusunan jaringan kerja secara keseluruhan. Secara garis besar kegiatan yang dikerjakan sebagai berikut: Ne”. 4 _ > Gambar pendistribusian tiang pancang 4 > Gambar pendistribusian Tiang Pancang dan Alat Pancang Alat |_ponton _ Fungsi Ponton1 | Khusus untuk Mobilisasi Material Ponton2 | Ada Pile Driver + Hammer Untuk Pemancangan Ponton 3__| Tempat Material Tiang Pancanng Pembuatan jalan kerja untuk jalannya ponton Pekerjaan pemancangan tiang pondasi jembatan pratekan, dan Material. Pekerjaan pembetonan dan penulangan pile cap, pilar dan pier head jembatan pratekan dan anjungan Pekerjaan pile head/cross head Pekerjaan ereksi precast slab on pile Pekerjaan pembetonan dan penulangan pelat lantai & pelat injak jembatan Pekerjaan struktur beton pelengkung anjungan FREE FRE Gambar Metode Pemancangan di laut menggunakan ponton Pekerjaan Bekisting Pemasangan bekisting kayu digunakan sebagai cetakan beton pada pelat maupun kolom. Pekerjaan bekisting dapat dilepas dari beton +28 hari setelah pengecoran dilakukan. Pekerjaan Pengecoran Pengecoran dalam metode pelaksanaan dilakukan setelah pekerjaan bekisting dan pekerjaan pembesian selesai dilaksanakan. Pekerjaan pengecoran dapat dilakukan setelah mendapat permit/persetujuan dari pengendali lapangan maupun konsultan supervisi * Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan tethadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan | persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja; © Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator yang terlatih; © Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja; = Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji_efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator, * Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5meter atau lebih, mutiak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun. * Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung- jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahii terkait yang independen. Spesifikasi Jabatan Kerja Personil Manajerial: Jabatan dalam : ; No | pekerjaan yang akan | Pe"galaman | Jumiah | Sertifikat Kompetensi dilaksanakan 7 - 7 | Manajer Pelaksanaani ‘tahun | Torang | SKA Madya Ahli Jembatan Proyek 2_| Manajer Teknik ‘tahun | torang | SKA Madya Ahli Geoteknik 3_| Manajer Keuangan ‘tahun | torang | Tidak dipersyaratkan 4 | Ahli K3 Konstruksi/Ahii | 3tahun | torang | SKA Madya Ahli K3 | Keselamatan Konstruksi Konstruksi Ahi BIE | Keselamatan Konstruksi Personil Pendukung: Jabatan dalam | pencalaman No| pekerjaan yang fe ria Jumlah Sertifikat Kompetensi Kerja akan dilaksanakan 1_| Teknisi Geoteknik 3 tahun 4 orang | SKTK Teknisi Geoteknik (TS 065) _| 2 | Pelaksana Pekerjaan | 3tahun | 2orang | SKTK Pelaksana Pekerjaan ___| Jembatan Jembatan (TS 043) 3 | Teknisi Survey Btahun | 2orang | SKTK Teknisi Survey Teknik Sipil Teknik Sipil ___| crs 043) @ | Juru Ukur Btahun | 2orang | SKTK Juru Ukur (TS 004) 5 | Juru Gambar- Sipil Stahun | Torang | SKTK Juru Gambar — Sipil (TS 003) 6 | Tukang Cor Beton Stahun | 3orang | SKTK Tukang Cor Beton (TS 013) 7 | Operator Crawler B3tahun | orang | SKTK Operator Crawler Crane (TM Crane 010) 8 | Operator Pile Stahun | orang | SKTK Operator Pile Hammer (TM lammer | | tS) 9 | Tukang Las/Welder | 3tahun | 2orang | SKTK Tukang Las / Welder/ Gas & | Gas & Electric | | Electric Welder (TM 028) | Welder | Ketentuan: a) Sesuai dengan ketentuan maka tenaga terampil diatas harus memiliki sertifikat SKT dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae serta ijazah. Pengalaman melampirkan Daftar Riwayat Hidup atau Referensi Kerja, dan memiliki pengalaman pada pekerjaan jalan dan Jembatan. b) Kualifikasi Pendidikan untuk tenaga/personil pendukung adalah minimal SMK/SMA. c) Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang disyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait; d) Setiap tenaga ahli tersebut pada butir c. di atas harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses manajemen isiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang beriaku; ) Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar-gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait; f) Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja; B. Keterangan Gambar Peta Lokasi Layout Potongan memanjang Potongan melintang Detail-detail konstruksi Detail Tiang Pancang Detail Penulangan plat Tiang Sandaran PNOTEONS C. Rencana Keselamatan Konstruksi Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain: Identifikasi bahaya dan Penilaian Resika pada Pelaksanaan Konstruksi Jembatan: No] Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Tingkat resiko Persiapan 7 |Pekerjaan Umum7 | Terhimpit ponton Tertabrak kendaraan pengangkut material dan kendaraan proyek 15 = Resiko besar 15 = Resiko besar pancang) Tertimpa alat auger (penyangga tiang | Tertimpa tiang pancang 2. |Pekerasan Berbutir | Terkena material saat pengecoran 3 = Resiko kecil dan Perkerasan Beton t poi Kejatuhan alat-alat pertukangan 2= Resiko kecil 3 | Pekerjaan Struktur Tertimpa material = 15 = Resiko besar 10 = Resiko sedang 10 = Resiko Sedang Pekerjaan Lain-Lain 4 | Pekerjaan Harian dan | Kejatuhan material Terkena manuver alat berat 3= Resiko kecil _ 5 = Resiko sedang Terluka kena alat potong besi, tertusuk _ | 3 = Resiko kecil besi / paku atau alat pertukangan lainnya 5 | Pekerjaan SPL Analisa | Kejatuhan material 3 = Resiko kecil Tambahan Terkena alat-alat pertukangan 2 = Resiko kecil Segala perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi sudah termasuk dalam harga penawaran dan menjadi kewajiban penyedia jasa. INFORMASI LAINNYA Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender sejak terbit SPMK Balikpapan, Februari 2023 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NUR AINIWARDANA

You might also like