You are on page 1of 9

MAKALAH FENOMENA KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

DI NEGARA KOREA SELATAN

Disusun Oleh :
ANA ZUHROTUN NISA (5210003)
Prodi : PGMI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) PEMALANG


(Jumlah kata : 1.574)
Daftar Isi :
Hal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Motivasi
C. Pemberian Devinisi Konsep
D. Struktur Makalah

ISI
A. Data –data Kondisi terkini tentang korupsi di negara Korea Selatan
1. Angka kasus Korupsi di Korea Selatan
2. Faktor Penyebab terjadinya
3. Dampak
B. Apa saja upaya pemberantasan Korupsi di negara Korea Selatan
1. Upaya Pemerintah
2. Upaya Pencegahan
3. Upaya Pemberantasan

KESIMPULAN
A. Ringkasan
B. Referensi
1. Anti Corruption and Transparancy : South Korean’s pathway to preeminence in the Asia
Pasific US, Korea Institute at SAIS : 2010.
2. Mahendra Gading, Membangun Integritas Nasional melalui Pemberantasan Korupsi di
Korea Selatan.
3. CSRC, Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi, Jakarta : 2011

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anti korupsi cenderung hanya sebagai sarana untuk menenangkan keramaian
publik atas pelayanan pejabat yang korup. Selain itu, rezim otoriter sebelumnya
menggunakan inisiatif anti korupsi sebagai alat untuk menyingkirkan lawan – lawan
politik dari arena politik. Untuk itu menarik bagi kita membahas bagaimana langkah –
langkah anti korupsi yang dijalankan oleh pemerintah Korea selatan.
B. Motivasi
Motivasi saya dalam membuat makalah ini yaitu untuk menambah wawasan
tentang fenomena korupsi di negara Korea Selatan dan melihat perbandingan antara
korupsi di negara Indonesia dan di negara Korea Selatan.
C. Pemberian Definisi Konsep
ACRC (Anti Corruptions and Civil Rights Commission) merupakan lembaga anti
korupsi Korea Selatan yang didirikan pada 28 Februari 2008 oleh Perdana Menteri Korea
Selatan sebagai bentuk pengimplementasian Undang – undang Anti Korupsi dan
pembentukan serta pengoperasian Komisi Anti Korupsi dan Hak Sipil.
D. Struktur Makalah

ISI

A. Data – data kondisi terkini tenteng korupsi yang terjadi di negara Korea Selatan
1. Angka Kasus Korupsi
Korupsi di Korea Selatan tergolong moderat dibandingkan dengan kebanyakan
Negara di Asia Pasifik dan Komunitas Internasional yang lebih luas bahkan pada
tahun 2002 Korea Selatan merupakan salah satu negara terkorup. Namun dalam
waktu tujuh tahun Korea Selatan berhasil mengubah posisinya menjadi negara yang
berhasil dalam memberantas korupsi di negaranya. Menurut indeks persepsi korupsi
skor dan peringkat Korea Selatan masing – masing meningkat dua poin dan enam
tingkat dari tahun 2019. Peringkat naik selama empat tahun berturut – turut dari
peringkat ke- 52 pada tahun 2016, peringkat ke- 51 pada tahun 2017, peringkat ke- 45
pada tahun 2018, peringkat ke- 39 pada tahun 2019 dan kemudian menjadi peringkat
ke- 33 pada tahun 2020 yang dirilis pada tanggal 28 Januari oleh Transparency
International (TI). Korea Selatan memperoleh rekor skor tinggi 61 dari skor
sempurna 100 dan menduduki peringkat ke- 33 dari 180 negara dan wilayah,
bergabung dengan group dengan kinerja lebih baik di 30an teratas dunia.

2. Faktor Penyebab terjadinya korupsi di Korea Selatan


a. Pemusatan Penguasaan Aset Ekonomi
Pembangunan ekonomi di Korea Selatan bertumpu pada akselerasi
pertumbuhan dengan lokomotif dan konglomerat (chaeboi) yang di tunjuk
pemerintah. Kebijakan Pemerintah sehubungan dengan chaiboi ini berpusat
disekitar konsep ekonomi kapitalis terpimpin (crony capitalism). Dimana
segelintir pengusaha, atas nama efisiensi, diberikan hak berbagai macam hak
monopolistik dan mereka juga mendapatkan proteksi dari pemerintah untuk
menjalankan bisnis dan diberikan ruang yang sangat luas dan independen untuk
menjalankan bisnis dengan empat isu pokok yaitu : Konsentrasi Kepemilikan,
Diversifikasi Usaha, Internal Trading dan Interafiliasi Perusahaan Pendukung,
dan pengaruh kendali kuluarga pada managemen Perusahaan.

b. Pembelokan Budaya Konfusionaisme


Secara geografis dan geo – kultural, Korea Selatan atau Korea pada
umumnya adalah suatu negara atau wilayah yang berdekatan dengan Cina.
Sedangkan kebudayaan secara umum dijiwai oleh ajaran Konfusius yang
menekankan harmoni sosial. Ajaran ini menyebar samapai ke Jepang dan juga
Asia timur di sepanjang semenanjung Korea. Jadi tidak mengherankan jika
Konfusianisme memiliki posisi yang berpengaruh dalam tradisi bangsa Korea
Selatan.

c. Pengaruh Metode Prioritas Pembangunan


Tidak dapat dipungkiri bahwa kapitalisme dan pragmatisme telah
berkontribusi besar dengan tumbuhnya korupsi di Korea. Tuntutan untuk
melaksanakan pembangunan secara efektif dan cepat, menyebabkan Korea
memilih metode crony capitalism yakni kapitalis terpimpin yang bertumpu pada
segelintir orang dalam pengelolaan ekonomi negara.

d. Ketidak adilan Sosial dan Distribusi Kekayaan


Mengerucutnya kekuasaan politik dan penguasaana aset ekonomi
menyebabkan timbulnya kesenjangan sosial yang tinggi di Korea selatan.
Konsentrasi ekonomi mengerucut kepada beberapa gelintir orang yang
mengendalikan proses – proses politik untuk kepentingan kelompok terbatas.
Permasalahan ini terlihat menonjol diantaranya dalam masalah penguasaan tanah
yang kemudian menjadi pemicu munculnya gerakan dari Citizen Coalition for
Economic Justice (CCEJ). Dalam konteks tanah ini para birokrat / politisi
berkolaborasi dengan pengusaha menjadi Elit Kertel untuk membuat
perencanaan tata guna tanah/wilayah secara rahasia yang menyebabkan terjadinya
banyak spekulan tanah yang merugikan publik.

e. Kelemahan Lembaga Anti Korupsi


Pengawasan memiliki fungsi yang vital dalam mengendalikan korupsi.
Cyrille Fijnout dan Leo Huberts (2002) dalam buku mereka yang berjudul
Corruption, Integrity and Law Enforcement memberikan gambaran tentang
pentingnya lembaga Independen. Free Standing Agencies yang memiliki peran
penting dalam peran melawan korupsi. Melalui pendirian KICAC ( Korea
Independent Commission Against Corruption) Korea telah berusaha untuk
membentuk institusi semacam itu pada tahun 2002. Dengan segala kondisi yang
anda KICAC pernah menjadi lembaga anti korupsi yang independen dan
disegani. Akan tetapi, atas tekanan chaibol dan politisi, peran dan eksistensi
KICAC telah dilemahkan, di kebiri bahkan pada akhirnya dibubarkan (digabung
dengan ACRC) pada tahun 2008. Walaupun ACRC juga telah berusaha
menerapkan strategi seperti mengkoordinasi kebijakan – kebijakan anti korupsi
negara memonitor dan mendeteksi praktik korupsi, melindungi dan memberi
penghargaan kepada Whistle Blowers (pengadu), menggalakan voluntary
partnership serta mempromosikan gerakan melawan korupsi secara aktif sehingga
secara garis besar, pada dasarnya ACRC dapat dikatakan telah memenuhi
“standar kinerja”, akan tetapi dalam hal transparansi dimana ACRC tidak
memberikan penjelasan detail mengenai kasus – kasus yang terjadi baik dalam
laporan tahunan maupun dalam tab ‘News and Publication yang dicantumkan di
laman resminya. ACRC lebih menekankan pada laporan statistik dan
menitikberatkan pada kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam upaya
pemberantasan korupsi.

3. Dampak Korupsi bagi Negara Korea Selatan


Korupsi tidak hanya berdampak pada satu aspek kehidupan saja. Korupsi
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara,
yaitu :
a. Dampak Korupsi di bidang Ekonomi
 Penurunan Produktivitas
Seperti pada kasus korupsi yang dilakukan oleh mantan presiden Korea
Selatan Park Geun – Hye pada tahun 2018 yt juga melibatkan Lee – Jae –
Yong yang ang menjabat sebagai CEO perusahaan konglomerat samsung
group. Dan perisriwa ini merupakan pukulan besar bagi perusahaan
tersebut karena mungkin tidak mempengaruhi produksi jangka pendek
atau jalannya perusahaan, namun mungkin ada implikasi jangka panjang.
 Menurunnya pendapan negara dari sektor pajak
 Meningkatnya utang negara
 Menurunnya pertumbuhan ekonomi dan investasi
 Meningkatkan kemiskinan

b. Dampak korupsi di bidang pemerintahan


 Hilangnya Fungsi Pemerintah
 Etika sosial yang mati
 Birokrasi tidak efisien

c. Dampak Korupsi di bidang Hukum


 Peraturan perundang – undangan tidak efektif
 Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap negara

d. Dampak Korupsi di bidang Politik


 Publik tidak lagi percaya demokrasi
 Menguatnya Plutokrasi
 Kedaulatan rakyat hancur

e. Dampak Korupsi di bidang Pertahanan dan Keamanan


 Garis batas negara yang lemah
 Kekerasan dalam masyarakat

f. Dampak Korupsi di bidang Lingkungan Hidup


 Kualitas lingkungan rendah
 Kualitas hidup menurun

B. Apa saja upaya pemberantasan Korupsi di negara Korea Selatan


1. Upaya yang dilakukan Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah korea Selatan melakukan berbagai kebijakan seperti :
kebijakan politik dan undang – undang.
Sejumlah peraturan dan lembaga telah dibuat untuk memperbaiki keadaan. Regulasi
dan lembaga anti korupsi yang tercatat pernah dimiliki Korea Selatan yaitu :
a. Real Name Financial Transaction System (1993)
b. Registration and Declaration of Public Offical Assets (1993)
c. Publik official Election Act (1994)
d. Administrative Procedures Act (1996)
e. Official Information Disciosure (1996)
f. Financial’s Transaction Report Act (2001)
g. Korea Independence Comission Against Corruption (2002)
h. Korea Financial Intelligent Unit (2002)
i. Anti corruption and civil Right Commision (2008)
j. Anti – Corruption Act (2001)
 Upaya pemberantasan Korupsi oleh Non – Pemerintah
Peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi,
diwujudkan dalam bentuk antara lain : mencari, memperoleh, memberikan data
dan informasi tentang tinadak pidana korupsi,dan hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggung jawab terhadap pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
2. Upaya pencegahan korupsi
 Upaya yang dilakukan yaitu :
 Membangun pendidikan moral sejak dini
 Menerapkan integrity assesment aset
 Penanaman nilai dan prinsip anti morupsi sejak mdini
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang hukum
 Melakukan sosialisasi anti korupsi baik secara langsung oleh Narasumber
maupun melaluimedia seperti : Iklan layanan masyarakat.
 Menegakkan hukum tanpa tebang pilih

3. KESIMPULAN
Seperti negara Jepang dan Chna, korupsi di Korea Selatanjuga erat kaitanya
dengan budaya tersebut, bahkan Korea Selatan pernah menjadi negara terkorup di
kawasan Asia Pasifik. Korupsi di Korea Selatan umumnya dilakukan oleh pengusaha
– pengusaha dalam rangka memperoleh kontrak dengan pemerintah. Upaya
pemberantasan korupsi oleh pemerintah Korea Selatan bisa dijadikan contoh bagi
negara – negara lain karena bisa dikatakan berhasil mengurangi tindakan korupsi dan
bahkan dalam kurun waktu tujuh tahun Korea Selatan berhasil memberantas korupsi
di negaranya. Diantara upaya tersebut adalah dengan mendirikan lembaga.lembaga
anti korupsi seperti : dibentuknya KICAC kemudian menjadi ARCR. Kebijakan –
kebijakan anti korupsi berupa pencegahan korupsi juga diterapkan oleh pemerintah
Korea selatan diantaranya menerapkan itegrity assesment terhadap lembaga publik
yang mendapatkan dana dari pemerintah serta dilakukan assesment juga terhadap
Para pegawai negeri atau pejabat publik serta menanamkan pendidikan anti korupsi
sejak dini

REFERENSI

1. Anti Corruption and Transparancy : South Korean’s pathway to preeminence in the Asia
Pasific US, Korea Institute at SAIS : 2010.
2. Mahendra Gading, Membangun Integritas Nasional melalui Pemberantasan Korupsi di
Korea Selatan.

3. CSRC, Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi, Jakarta : 2011


DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/rezayudhalaksana/reza-spkpaper-pemberantasan-korupsi-di-korea

http://mochamad-arya-seta-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-216340-Politik%20Anti
%20Korupsi-AntiCorruptions%20&%20Civil%20Rights%20Commission%20(ACRC)
%20sebagai%20Instrumen%20Pemberantasan%20Korupsi%20Korea%20Selatan%20dan
%20Lesson%20Learned%20bagi%20Indonesia.html

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20170825145950-113-237266/bos-samsung-
divonis-penjara-lima-tahun-karena-korupsi

You might also like