You are on page 1of 18

MAKALAH DESAIN SISTEM INFORMASI,

PEMASARAN, DAN PENJUALAN DI INDUSTRI


RUMAHAN PEMBUATAN ROTI BAKPIA

Disusun oleh : Ardian Danu Saputra


NIM : 2020105026
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Prodi : S1 Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “AMA”


SALATIGA TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan ridho – nya, sehingga
penyusun mampu menyelesaikan tugas pembuatan makalah Sistem Informasi
Manajemen.

Makalah tentang Desain sistem informasi, pemasaran, dan penjualan ini


disusun untuk melengkapi tugas Sistem Informasi Manajemen. Penyusunan
materi ini diberikan secara sistematis, terstruktur dan dibuat sebaik mungkin guna
meningkatkan Desain sistem informasi, pemasaran dan penjualan dengan
penjelasan yang cukup baik.

Dalam penyusunan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun


hadapi. Namun penyusun memahami bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan berbagai pihak, sehingga kendala – kendala tersebut
bisa teratasi.

Segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh


penyusun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan dan tambahan ilmu kepada pembaca dalam Memahami
Desain sistem Informasi, pemasaran dan penjualan.

Salatiga, 21 Juni 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 5

1.3 Tujuan......................................................................................................... 5

1.4 Manfaat....................................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 6

2.1 UMKM....................................................................................................... 6

2.2 Sistem Informasi Pemasaran....................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................10

3.1 Sistem Informasi Pemasaran Industri Bakpia Pathok Tingkir....................10

BAB IV PENUTUP..............................................................................................15

4.1 Kesimpulan.................................................................................................15

4.2 Saran...........................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini perkembangan teknologi diera industri 4.0 telah mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Sehingga pada penerapannya, setiap
rancangan dan pengoperasian sistem informasi tidaklah mudah. Berdasarkan
hal ini maka sistem informasi sangatlah dibutuhkan antara lain bahwa pemilik
usaha harus berhadapan dengan dunia bisnis yang semakin kompleks.
Kompleksitas ini muncul karena beberapa sebab antara lain karena kebijakan
pemerintah, persaingan pasar, dan perkembangan teknologi.
Sebagaimana pemacu pembangunan ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor mikro, Keberadaan usaha mikro kecil menengah (UMKM)
merupakan bagian terbesar dalam perekonomian nasional, merupakan
partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor kegiatan perekonomian.
UMKM selama ini dapat terbukti sebagai kutup pengaman dimasa krisis,
melalui mekanisme penciptaan lapangan kerja dan nilai tambah, keberhasilan
dalam meningkatkan UMKM berarti memperkokoh bisnis di masyarakat. Hal
ini dapat membantu mempercepat proses pemulihan perekonomian nasional,
dan sekaligus sumber dukungan nyata terhadap pemerintah daerah dalam
pelaksanaan otonomi pemerintahan. perkembangan UMKM merupakan
proses yang sangat baik umtuk membawa suatu bangsa menuju kemakmuran.
Perkembangan UMKM dapat memperluas lapangan kerja dan memanfaatkan
potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia sehingg
meningkatkan perekonomian suatu negara.
Dalam setiap bisnis selalu dijumpai berbagai bidang fungsional yang
harus dikelola untuk mencapai tujuan, rencana, dan sasaran usaha bisnis
tersebut. UMKM mempunyai peran strategis dalam penggerak perekonomian
di Indonesia, karena menyerap tenaga kerja. Krisis ekonomi yang melanda

3
beberapa waktu lalu, menyebabkan banyak UMKM yang mengalami
kerugian atau bahkan sampai harus berhenti aktivitasnya.
UMKM adalah usaha yang saat ini masih dikategorikan bersifat
sederhana, baik dari segi organisasi, pemasaran, penjualan, produksi, dan
teknologi. Produk yang dihasilkanpun merupakan produk sederhana seperti
kerajinan tangan dan barang – barang untuk keperluan konsumsi, seperti
makanan, minuman, dan peralatan rumah tangga. Produk yang dihasilkan
memiliki wilayah penjualan berbeda beda untuk melayani jenis pembeli
tertentu, atau bahkan untuk menargetkan pasar internasional.
Pemasaran produk merupakan kunci sebuah usaha untuk menghasilakn
laba semaksimal mungkin. Karena tanpa adanya sistem pemasaran yang tepat
makan suatu bisnis tidak adakn berkembang pesat. Pemasaran setiap jenis
usaha berbeda beda. Ada yang memakai sistem tradisional yang bisa
dilakukan dengan promosi verbal antar komunitas. Perkembangan teknologi
yang semakin pesat, memberikan gambaran tersendiri bagi para pelaku usaha.
UMKM akan mampu bertahan dan berasing apabila mapu menerapkan
pengelolaan manajemen secar terstruktur dan rapi. Pengelolaan sistem
informasi manajemen mencangkup bidang pemasaran, produksi, sumberdaya
manusi (SDM) dan keuangan. Konsep sistem informasi yang baik adalah
kunci berjalannya suatu usaha.
Sistem pemasaran yang baik adalah cara untuk bertahan dan unggul
dalam persaingan yang terus berlanjut baik untuk usaha yang bergerak
dibidang kuliner, totmotif dan sebagainya. Sistem area pemasaran juga
dipakai dalam menyusun perencanaa usaha secara menyeluruh. Pemasaran
perlu mendapat perhatian khusus oleh para pelaku UMKM. Dimana dalam
sistem informasi pemasaran harus dipikir dengan matang melihat kondisi
persaingan ayng semakin ketat untuk merebut konsumen pasar yang akan
mempengaruhi kelangsungan UMKM itu sendiri. Keadaan ini juga dihadapi
oleh UMKM kue Bakpia Pathok Tingkir Lor, Salatiga. Dimana dalam bisnis
kuliner makanan ringan yang mana persaingannya mulia didominasi oleh
makanan produksi pabrik, sehingga membuthkan sistem informasi pemasarn
dan penjualan yang tepat.

4
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Sistem pemasaran dan penjualan yang dilakukan di
UMKM Industri rumahan pembuatan roti bakpia ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah
untuk mengetahui sistem pemasaran dan penjualan yang dilakukan di UMKM
Industri rumahan pembuatan roi bakpia.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah mengetahui
bagaimana sistem pemasaran dan penjualan yang tepat yang harus dilakukan
oleh sebuah UMKM.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 UMKM

a) Pengertian UMKM

Definisi UMKM diatur dalam undang-undang republik indonesia


No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Pasal 1 dari UU tersebut,
dinyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha
mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Sedangkan usaha mikro
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang di lakukan
oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha
mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha .mikro.
Pemberdayaan usaha miko, kecil dan menengah (UMKM) sangat
penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian ke depan
terutama dalam memperkuat struktur perekonomian Nasional. Adanya
krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini sanagat
mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik yang imbasnya
berdampak pada kegiatankegiatan usaha besar yang makin terpuruk,
sementara UMKM serta koperasi relatif masih dapat mempertahankan
kegiatan usahanya.

b) Klasifikasi Usaha Mikro


Dalam perspektif perkembanganya, usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah
paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai
macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan
penguatan kelompok usaha mikro kecil dan menengah yang melibatkan

6
banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasi Usahaa Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) :
a. Livelhood acactivities, merupakan usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk
mencari nafkah, yang lebih umum biasa disebut sektor informal.
Contohnya pedagang kaki lima.
b. Micro Enterprise, merupakan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) yang memiliki sifat pengerajin tetapi belum memiliki sifat
kewirausahaan.
c. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu
menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
d. Fast Moviing Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
melakukan transformasi menjadi usaha besar.

c) Karaktersitik Usaha Mikro Kecil Menengah


Di indonesia UMKM mempunyai potensi yang besar untuk
dikembangkan karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat
serta sumber daya manusia yang besar merupakan variabel pendukung
perkembangan dari usaha kecil tersebut akan tetapi perlu dicermati
beberapa hal seiring perkembangan usaha kecil rumahan.
Meurut Pandji Anoraga diterangkan bahwa secara umum, sektor
usaha mikro kecil menengah memiliki karakteristik sebagai berikut
a. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana dan
cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
Kadang kala pembukuan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai
kerja usahanya.
b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat
tinggi.
c. Modal terbatas

7
d. Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan perusahaan
masih sangat terbatas
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk
mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diverfikasi pasar sangat
terbatas.
g. Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat
keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana di
pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standar dan harus transparan.
Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro adanya
kelemahankelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya
masalah. Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang
berkaitan dengan pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan
solusi yang jelas.

2.2 Sistem Informasi Pemasaran


a). Pengertian Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran adalah sistem yang menyediakan
informasi untuk penjualan, promosi, kegiatan pemasaran, kegiatan
penelitian pasar dan hal lain yang berhubungan dengan pemasaran.
Sistem informasi pemasaran memperoleh dan menyampaikan semua
infromasi pasar yang relevan kepada manajer atau bisnis secara
menyeluruh.
Jika didefinisikan dalam arti yang luas, sistem informasi
pemasaran adalah kegiatan perseorangan dan organisasi yang
memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan
dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian
promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan. Sistem
informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam
sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan

8
tersebut. Sistem informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yang
berkaitan dengan:

1. Produk
2. Tempat
3. Promosi
4. Harga produk

b) Fungsi Sistem Informasi Pemasaran


Sistem Informasi pemasran memiliki beberapa fungsi bagi sebuah
unit usaha diantaranya,
1. Memudahkan pelaku usaha untuk mengontrol perkembangan
bisnisnya.
2. Memudahkan setiap informasi yang dimiliki oleh suatu entitas
bisnis.
3. Mempercepat inforamsi ketika ada kesalahan
4. Meminimalisir adanya human error
5. Mempermudah manajemen waktu dalam bidang pemasaran.

9
BAB III

PEMBAHASAN

a) Sistem Informasi Pemasaran UMKM Industri Rumahan Bakpia Pathok


Tingkir
Sistem informasi pemasaran terdiri atas orang, peralatan, dan
prosedur yang ditujukan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan
membagi apa – apa yang diperlukan oleh suatu bisnis, secara tepat waktu
dan akurat untuk pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran.
Dapat disimpulkan bahwa informasi yang tepat dan akurat merupakan
salah satu faktor bagi manajemen suatu bidang usaha dalam meraih
peluang yang ada didalam persaingan yang ketat.
Berdasarkan hasil analisis dan wawancara maka dapat dijabarkan
secara sederhana mengenai sistem informasi pemasaran UMKM Industri
Rumahan Bakpia Pathok Tingkir yaitu :

10
a) Sistem Input Pemasaran
Komponen ini mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi
pemasaran usaha di Indutri Rumahan Bakpia Pathok Tingkir yang
mana dalam industri ini hanya terdapat
1. Sistem informasi akuntansi dan laporan keuangan. Dalam
sistem ini bagian pemasaran bekerja sama dengan bagian
keuangan menyediakan catatan penjualan dan pengeluaran
secara terperinci dan bersifat periodik untuk nantinya akan
dilihat oleh pemilik usaha dan kemudian bersama dengan
bagian pembelian untuk menentukan bahan yang akan dibeli
untuk periode produksi selanjutnya. Pada sistem ini industri
rumahan bakpia pathok tingkir belum memakai sebuah aplikasi
berbasis akuntansi untuk mengolah segala transaksi tetapi
hanya mengandalkan software ringan seperti excel untuk
mengolah data keuangan bisnis.

b) Komponen Output Pemasaran


Komponen ini terdiri dari :
1. Komponen sub sistem Produk, Komponen ini menyediakan
informasi mengenai produk yang dijual oleh industri rumahan
Bakpia Pathok Tingkir. Profil yang dapat dihasilkan dari
responden yaitu :
a) Produk yang dihasilkan memiliki ciri khusus dan sedikit
berbeda dari produk bapia pada umumnya.
b) Produk yang dihasilkan kurang mengikuti mode yang
tengah berkembang didunia bakpia
c) Tidak terdapat produk baru yang dihasilkan langsung oleh
produsen
d) Produk yang ditawarkan untuk satu tempat usaha cukup
bervariasi
e) Variasi rasa masih sedikit

11
f) Produk memiliki ketahanan waktu cukup pendek (1
minggu)
g) Bahan baku yang digunakan sederhana dan didapat dari
produsen lokal.

NO JENIS PRODUK JUMLAH


1 Dari produsen 2
2 Barang konsinyasi 9

Pada sub sistem ini bisa dilihat bahwa untuk level industri
rumahan kuliner, bisa dikatakan cukup sederhana dengan
sedikitnya inovasi yang langsung diproduksi oleh sipemilik
usaha. Karena sebagian produk yang ditempatkan diarea
penjualan merupakan barang konsinyasi dan hanya menjangkau
area kecil sekitar tempat usaha. Melihat juga ketahanan produk
yang realtif pendek, membuat manajemen pemasaran dan
produksi untuk memperhitungkan output produksi yang akan
dihasilkan.

2. Subsistem tempat, merupakan komponen yang menyediakan


informasi mengenai tempat penjualan dan distribusi produk ke
konsumen. Untuk industri rumahan bakpia pathok tingkir
didapati hasil sebagai berikut :

a) Toko utama
b) Pasar tradisional wilayah sekitar

Pada subsistem ini, dijelaskan bahwa penyaluran produk masih


bersifat sentralistik atau terpusat pada satu tempat utama. Hal
ini disebabkan karena masih kurangnya manajemen yang harus
menghandle suatu cabang produksi diwilayah lain. Sehingga
pasar tradisional adalah opsi mudah untuk memperluas area
pemasaran produk tanpa harus membuka sebuah cabang,
sehingga disisi lain membutuhkan waktu distribusi yang lama

12
untuk menjangkau pasar tradisional diwilayah sekitar tetapi
menghemat biaya operasional produsen pusat.

3. Sub sistem Promosi, merupakan komponen yang menjelaskan


bagaimana cara suatu usaha memperkenalkan produknya.
Untuk industri rumahan bakpia pathok tingkir didapati hasil
sebagai berikut :
a) Tidak dilakukan promosi melalui media cetak
b) Media promosi mengandalkan media aplikasi pesan antar
(grab dan Gojek )
c) Tidak memiliki sales promotion
d) Tidak ada tempat penyaluran saran konsumen
e) Promosi hanya dilakukan jika ada pameran kuliner baik
yang diadakan swasta maupun pemerintah.

Pada subsistem ini menjelaskan bahwa kegiatan promosi atau


pengenalan produk masih kurang dimaksimalkan. Sifat
promosi yang dilakukan adalah word of mouth marketing ( dari
mulut ke mulut) oleh masyarakat sekitar yang pernah memberi
produk bakpia ini. Disubsistem ini juga menjelaskan target
pasar yang diinginkan produsen yaitu dari kalangan masyarakat

13
dekat, hanya mengandalkan media online melalui aplikasi
pesan antar.

4. Sub sistem harga, subsistem ini menjelaskan dan


menginformasikan rentang harga dari produk produk yang
dijual, penentuan harga didasarkan pada biaya – biaya yang
dikeluarkan. Untuk industri rumahan bakpia pathok tingkir
didapati hasil sebagai berikut :

NO PRODUK HARGA
1 Bakpia pathok 22.000
2 Eggroll 20.000
3 Jajanan lain 12.000 – 40.000

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka permasalahan dan


hambatan yang paling dirasakan oleh industri rumahan bakpia pathok tingkir
adalah pengaplikasian sistem informasi pemasaran yang belum ada, baik dari
subsistem promosi maupun pemasaran itu sendiri yang menggambarkan secara
utuh kegiatan produksi industri rumahan bakpia pathok Tingkir. Hal ini
disebabkan kurangnya data dan riset serta dokumen untuk membangun sistem
informasi pemasaran berbasis teknologi, sehingga dalam pelaksanannya
dilapangan hanya diterapkan cara sederhana, mendasar dan tradisional.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Sistem informasi pemasaran terdiri atas orang, peralatan, dan prosedur
yang ditujukan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan membagi apa
– apa yang diperlukan oleh suatu bisnis, secara tepat waktu dan akurat
untuk pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran. Dapat
disimpulkan bahwa informasi yang tepat dan akurat merupakan salah
satu faktor bagi manajemen suatu bidang usaha dalam meraih peluang
yang ada didalam persaingan yang ketat.
2. Pada sub sistem produk bisa dilihat bahwa untuk level industri
rumahan kuliner, bisa dikatakan cukup sederhana dengan sedikitnya
inovasi yang langsung diproduksi Karena sebagian produk yang

15
ditempatkan diarea penjualan merupakan barang konsinyasi dan hanya
menjangkau area kecil sekitar tempat usaha. Melihat juga ketahanan
produk yang realtif pendek, membuat manajemen pemasaran dan
produksi untuk memperhitungkan output produksi yang akan
dihasilkan.
3. Pada subsistem tempat bersifat sentralistik atau terpusat pada satu
tempat utama. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya manajemen
yang harus menghandle suatu cabang produksi diwilayah lain.
Sehingga pasar tradisional adalah opsi mudah untuk memperluas area
pemasaran produk tanpa harus membuka sebuah cabang.
4. Disubsistem promosi menjelaskan target pasar yang diinginkan
produsen yaitu dari kalangan masyarakat dekat, hanya mengandalkan
media online melalui aplikasi pesan antar.
5. pengaplikasian sistem informasi pemasaran yang belum ada, baik dari
subsistem promosi maupun pemasaran. Hal ini disebabkan kurangnya
data dan riset serta dokumen untuk membangun sistem informasi
pemasaran berbasis teknologi, sehingga dalam pelaksanannya
dilapangan hanya diterapkan cara sederhana, mendasar dan tradisional
4.2 Saran
Perlunya peran pemerintah baik pusat maupun daerah untuk
mengembangkan UMKM desa seperti :
1. Memfasilitasi lembaga pendanaan khusus UMKM
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya para pekerja
dan karyawan UMKM sesuai dengan keahlian dan pengalamannya.
3. Membuat situs atau web khusus yang terpadu dan tekoordinir berisi
produk produk khusus UMKM serta dikeompokkan sesuai jenis usaha
dan produknya.
4. Dikembangkan inovasi produk mulai dari rasa, bentuk, kemasan, cara
promosi, dan penjualan, sehingga menjangkau pasar yang lebih luas
lagi.

16
17

You might also like