You are on page 1of 8

1.1.

LATAR BELAKANG
Pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan membawa
konsekuensi logis meningkatnya jumlah sampah serta menurunnya
kemampuan pengelolaan sampah dan kepedulian masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan telah menjadi salah satu penyumbang
terjadinya pencemaran lingkungan. Beberapa kasus pencemaran
lingkungan yang sudah mengemuka secara nasional seperti kasus TPA
Bantar Gebang, TPSP Bojong, longsornya TPA Leuwigajah merupakan
barometer buruknya kinerja pengelolaan sampah di Indonesia.

Di pihak lain, adanya tuntutan akan permukiman yang bersih dan


sehat dan upaya pemenuhan target MDGs mengakibatkan kebutuhan akan
pelayanan persampahan tetap harus diperhatikan. Peningkatan
pelayanan persampahan seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan
perencanaan sebagai suatu acuan yang jelas sehingga menyulitkan para
pelaksanan di lapangan.

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-1


Kota Sorong adalah salah satu kota diwilayah Indonesia Timur
yang memerlukan perhatian dalam hal penanganan kebersihan secara
memadai.

Untuk meningkatkan kondisi pengelolaan persampahan secara


keseluruhan diperlukan suatu perencanaan yang memadai baik aspek
teknik maupun manajemen. Perencanaan Teknis dan Manajemen
Persampahan (PTMP ) diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
para pelaku pembangunan bidang persampahan dalam meningkatkan
pengelolaan sampah untuk jangka pendek, menengah dan jangka
panjang.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah membantu


Pemerintah Kota Sorong dalam meningkatkan kondisi pengelolaan
persampahanan guna mendukung upaya pariwisata.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah :
1. Menyediakan perencanaan pengelolaan persampahan secara lebih
memadai yang meliputi aspek teknis, kelembagaan, pembiayaan,
peraturan dan komponen peran serta masyarakat.
2. Mensosialisasikan/mendiskusikan Buku Laporan
Akhir Sementara System Pengolahan Persampahan yang sehat dan
memenuhi kaidah kajian kebijakan Nasional dalam pengelolaan
persampahan dengan Pemerintah Kota Sorong.
3. Memotivasi Pemerintah Kota Sorong agar lebih meningkatkan dalam
menangani sampah dengan system berkelanjutan.

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-2


1.3. SASARAN

Sasaran kegiatan Bantuan Teknis Perencanaan Teknis dan


Manajemen Persampahan di kota Sorong adalah :
1. Tersedianya konsep perencanaan teknis dan manajemen pengelolaan
persampahan.
2. Tersedianya rencana teknis kebutuhan sarana dan prasarana
kebersihan dengan mengantisipasi pertumbuhan timbulan sampah.
3. Terintegrasinya konsep intensifikasi kebersihan berupa konsep reduksi
sampah, daur ulang maupun pengomposan.
4. Tersedianya opsi konsep manajemen multi institusi pengelolaan
kebersihan.
5. Teridentifikasinya kebutuhan materi pengaturan untuk bahan masukan
Perda.
6. Tersediannya konsep rancangan kebutuhan dana investasi dan
operasional selama 5 ( lima ) tahun kedepan berikut konsep
perhitungan tarif retribusi yang perlu dibayar masyarakat.
7. Tersedianya konsep jenis, bentuk dan pola peran serta masyarakat

1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ruang lingkup pekerjaan


yang harus dilakukan meliputi :

 Pekerjaan Persiapan

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-3


 Melakukan studi literature atau review studi yang relevan di kota
Sorong
 Membuat program kerja secara keseluruhan
 Menetapkan metode survei
 Menyusun kuestioner untuk menjaring data
 Menyusun rencana kerja dan kegiatan lain yang dibutuhkan

 Pekerjaan Pengumpulan Data


 Data Primer
Melakukan survei lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan
sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah,
komposisi dan karakteristik sampah, kondisi pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir,
upaya 3 R ( atau 3 M) baik yang dilakukan oleh masyarakat, swasta
maupun pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi
serta pengumpulan data lain yang relevan termasuk identifikasi
calon lokasi TPA regional yang sesuai dengan RUTRK
 Data Sekunder
Melakukan survei ke instansi terkait mengenai kondisi kelembagaan
yang menangani masalah persampahan ( institusi, struktur
organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi), kondisi
pembiayaan ( investasi, operasi dan pemeliharaan, dan retribusi )
selama 3 tahun terakhir, dukungan yang dimiliki oleh kota Sorong
berkaitan dengan pengelolaan persampahan dan program
penyuluhan yang ada, kondisi kota Sorong ( fisik kota , social
ekonomi, pendapatan masyarakat, fasilitas kota, daerah kumuh,
rencana pengembangan kota ( tata guna lahan ) baik untuk kota
Sorong maupun kota-kota sekitarnya.

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-4


 Kompilasi dan Pengolahan Data
Mengelompokan data kuantitatif dan kualitatif yang relevan dengan
perencanaan persampahan sebagai bahan analisis.
 Pengkajian
 Penyiapan Standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai
tujuan penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen
Persampahan
 Pengkajian tata ruang kota yang mempengaruhi sistem
kebersihan/persampahan.
 Pengkajian terhadap system pengelolaan yang dilakukan saat ini.

 Analisis
Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
meningkatkan pola pelayanan persampahan.

 Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2015,meliputi :


 Proyeksi perkembangan penduduk
 Proyeksi volume sampah
 Pengembangan aspek institusi
 Pengembangan aspek teknis ( kebutuhan prasarana dan sarana
persampahan, pewadahan dan pengumpulan, pemindahan,
pengolahan 3 R atau 3 M, pengangkutan dan pembuangan akhir).
Selain itu diperlukan juga pemilihan lokasi TPA regional yang dapat
digunakan oleh kota Sorong dan kota sekitarnya.
 Pengembangan aspek pembiayaan ( kebutuhan biaya investasi
selama kurun waktu perencanaan, biaya operasi dan pemeliharaan
per tahun serta perhitungan tarif retribusi ). Selain itu diperlukan
juga model pembiayaan pengelolaan regional .

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-5


 Pengembangan aspek pengaturan ( penyempurnaan perda termasuk
untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya).
 Pengembangan aspek peran serta masyarakat ( usulan program
penyuluhan, pilot project penanganan sampah berbasis
masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain).

1.5. SISTIMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN

Sistimatika Laporan Pendahuluan ini terdiri atas 6 ( enam )


bagian/bab yaitu :

Bab 1 Pendahuluan, menguraikan mengenai latar belakang, maksud dan


tujuan, sasaran dan keluaran, ruang lingkup pekerjaan, keluaran yang
diharapkan, dan sistimatika laporan pendahuluan.

Bab 2 Gambaran Umum Daerah Perencanan, menguraikan mengenai


gambaran umum lokasi studi, mencakup kondisi geografis, geologis,
hidrologis, dan kependudukan.

Bab 3 Isu, Permasalahan dan Kebijakan Pengelolaan Persampahan


Persampahan , menguraikan isu, permasalahan, tantangan dan kebijakan dan
strategi dalam Pengelolaan Persampahan .

Bab 4 Pendekatan Dan Metodologi, menguraikan mengenai pendekatan


dan metodologi yang akan dipergunakan konsultan dalam menyelesaikan
pekerjaan.

Bab 5 Rencana Dan Manajemen Kerja , menguraikan rencana kerja


konsultan yang terdiri dari persiapan, pengumpulan data, analisis,

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-6


penyusunan konsep perencanaan teknis dan manajemen persampahan
dan penyelesaian akhir.

Bab 6 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan, menguraikan mengenai


struktur organisasi dan penugasan personil yang akan melaksanakan
pekerjaan Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
kota Sorong.

Timbulan sampah berdasarkan komponen sumber sampah menurut


standar SNI dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3.
Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber Sampah

KOMPONEN SUMBER VOLUME BERAT


No. SATUAN
SAMPAH (LITER) (KG)

1. Rumah permanent Per orang/hari 2,25 - 2,50 0,350 - 0,400

2. Rumah semi permanent Per orang/hari 2,00 - 2,25 0,300 – 0,350

3. Rumah non permanent Per orang/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300

4. Kantor Per 0,50 – 0,75 0,025 – 0,100


pegawai/hari

5. Toko/Ruko Per 2,50 – 3,00 0,150 – 0,350


petugas/hari

6. Sekolah Per murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020

7. Jalan arteri sekunder Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,020 – 0,100

8. Jalan kolektor sekunder Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,050

9. Jalan local Per meter/hari 0.05 – 0,1 0,005 – 0,025

10. Pasar Per 0,20 – 0,60 0,1 - 0,3


meter²/hari

Sumber : Standar SNI S – 04 – 1993 - 03

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-7


Kepadatan penduduk di Kota Sorong pada akhir tahun perencanaan diperkirakan sebesar
50 jiwa/ha. Kepadatan penduduk tertinggi ditemui di Kelurahan Klagili, Klagete, Malanu
dan Malainkedi, sementara kepadatan penduduk yang relatif rendah ditemui di kelurahan
Klasaman, (Tabel III.4).
Tabel III.4
Rencana Kepadatan Penduduk Kota Sorong Tahun 2012
2001 2007 2012
Luas (ha)
Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan
1. Tj, Kasuari 426,22 3.125 7 4.757 11 9.960 23
2. Rufei 625,34 22.128 35 32.834 53 45.619 73
3. Kp, Baru 128,15 10.220 80 10.910 85 11.521 90
4. Klabala 596,90 10.846 18 23.063 39 43.246 72
5. Doom 402,66 9.054 22 11.873 29 14.881 37
6. Klademak 331,96 15.820 48 17.037 51 18.122 55
7. Klaligi 222,46 11.439 51 20.053 90 32.012 144
8. Remu Selatan 657,30 20.994 32 25.285 38 29.523 45
9. Remu Utara 160,24 9.151 57 13.860 86 16.183 101
10. Klagete 132,23 9.232 70 12.629 96 16.397 124
11. Malainkedi 174,97 7.595 43 13.330 76 21.301 122
12. Malanu 357,40 8.571 24 20.803 58 43.555 122
13. Klasaman 2562,17 8.724 3 17.511 7 31.295 12
14. Klawuyuk 558,08 10.216 18 19.604 35 33.747 60
Kota Sorong 7336 157.116 21 243.548 33 367.362 50
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2002

Bantek Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kota Sorong I-8

You might also like