You are on page 1of 8

MAKALAH ILMU TAFSIR

SEJARAH AL-QUR’AN DAN PROSES PEWAHYUAN


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tafsir
Dosen Pengampu : H. Ahmad Faruk, S.HI., M.HI

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Aisyah Nur Jannah (2286208034)
Fatah Permana Adi (2285208043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISALM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberi kesempatan & kekuatan sebagai
akibatnya bisa merampungkan tugas makalah ini dengan semaksimal mungkin. Tugas
makalah yang berjudul SEJARAH AL-QUR’AN DAN PROSES PEWAHYUAN bisa
disusun lantaran atas bimbingan, arahan, & dan masukan dari seluruh pihak terutama dosen
pengampu mata kuliah Tafsir, sehingga tidak lupa kami ucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis, maka penulis membutuhkan saran, kritik
& masukan, supaya pembuatan makalah ini selanjutnya sanggup mengurangi kesalahan-
kesalahan penulis.

Surakarta, 15 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

A.Latar Belakang..........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah....................................................................................................4

C.Tujuan ......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5

A. Sejarah Al-Qur’an....................................................................................................5

B. Pewahyuan Al-Qur’an.............................................................................................6

BAB III PENUTUP (KESIMPULAN)................................................................................7


DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an bagi kaum Muslimin adalah Kalamullah yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW. melalui perantara malaikat Jibril selama kurang lebih tiga puluh
tahun. Sejak pewahyuannya hingga kini, al-Qur’an telah mengurangi sejarah panjang
selama empat belas abad lebih. Diawali dengan penerimaan pesan ketuhanan al-Qur’an
oleh Nabi Muhammad SAW. kemudian penyampaiannya kepada generasi pertama islam
yang telah menghafal dan merekamnya secara tulisan, hingga stabilitas teks dan
bacaannya yang mencapai kemajuan berarti pada abad ke-3H/9 dan ke-4H/10 serta
berkulminasi dengan penerbitan edisi standar al-Qur’an di Mesir pada 1342H/1923.
Tentang perjalanan historis al-Qur’an dituangkan ke dalam tiga bagian utama.
Bagian pertama, akan mengungkapkan asal-usul dan pewahyuan al-Qur’an. Bagian
kedua, akan mendiskusikan pengumpulan al-Qur’an, baik dalam bentuk hafalan dan
dalam bentuk tulisan. Bagian ketiga, akan mengungkapkan berbagai proses yang
mengarah dan berujung pada stabilitas teks dan bacaan al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah al-Qur’an?
2. Bagaimana proses pewahyuan al-Qur’an?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan bagaimana sejarah al-Qur’an
2. Unruk menjelaskan bagaimana proses pewahyuan al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Al-Qur’an
Kitab suci kaum Muslimin, yang berisi kumpulan wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23 tahun. Alquran
merupakan kata benda (mashdar) dari kata kerja (fi’il) qara’a ((‫“ ق رأ‬membaca”. Hal
ini menyebabkan sebagian kecil sarjana Muslim memandang bahwa diturunkan akar
kata qarana ( ,(‫ “ق رن‬menggabungkan sesuatu dengan sesuatu lain” atau
“mengumpulkan” dan alquran berarti “kumpulan” atau “gabungan”.
Kaum Muslimin pada umumnya meyakini bahwa alquran bersumber dari
Allah, keyakinan tentang sumber inilah wahyu-wahyu yang terima Nabi Muhammad
merupakan keyakinan standar dalam sistem teologi islam. Dalam pandangan muslim,
Al-Qur’an merupakan sebuah petunjuk bagi umat manusia yang meletakkan dasar-
dasar prinsipil dalam segala persoalan kehidupan umat manusia dan merupakan kitab
universal. Petunjuk inilah yang menjadi landasan pokok agama Islam dan berfungsi
sebagai pedoman hidup bagi penganutnya serta menjamin kebahagiaan hidup baik di
dunia maupun di akhirat kelak. Al-Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai
ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang
keotentikannya dalam pandangan Muslim dijamin dan selalu dipelihara oleh Allah.
Bahkan seorang ulama besar Syi’ah Kontemporer, Muhammad Husain
Thabathaba’iy menyatakan bahwa sejarah Al-Qur’an demikian jelas dan terbuka,
sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dulu sampai
sekarang, sehingga pada hakekatnya Al-Qur’an tidak membutuhkan sejarah untuk
membuktikan keotentikannya. Karena kitab suci tersebut memperkenalkan dirinya
sebagai firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa
pun untuk menyusun seperti keadaannya.
Meskipun demikian, Mushaf Al-Qur’an yang ada di tangan kita hingga
sekarang ternyata telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun
waktu lebih dari 1400 tahun yang silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang
panjang. Tidak sedikit orang yang mengkritik Al-Qur’an mulai dari isi, sejarah
bahkan ada juga yang mencoba membuat Al-Qur’an tandingan, seperti yang pernah
dilakukan oleh Anis Shorros dengan karyanya Al Furqaan al haqq/The true Furqan.
(Al Safee, al mahdee: 1999). Hingga atas dasar itulah, nampaknya tidaklah cukup
bagi seorang sarjana pengkaji studi Islam hanya memandang Al-Qur’an secara
simplistik, karena dalam hal ini proses sejarah Al-Qur’an begitu rumit dan panjang.
B.Pewahyuan Al-Qur’an

Para ulama membagi sejarah turunnya Al-Qur'an dalam dua periode: (1)
Periode sebelum hijrah (ayat-ayat makkiyyah); dan (2) periode sesudah hijrah (ayat-
ayat madaniyyah), tetapi disini akan dipetakan menjadi tiga periode guna
mempermudah dalam pengklasifikasiannya.

Periode pertama, pada permulaan turunnya wahyu yang pertama (al Alaq 1-5)
Muhammad saw belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya berperan sebagai nabi
yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya. Sampai pada
turunnya wahyu yang kedua barulah Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan
wahyu yang diterimanya. Kemudian sesudah itu, kandungan wahyu ilahi berkisar
dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw, dalam membentuk
kepribadiannya, dalam Q.s. Al-Muddatsir [74]: 1-7. Kedua, pengetahuan-pengetahuan
dasar mengenai ketuhanan Q.s. Al-A'la [87] dan Al-Ikhlash [112]. Ketiga, keterangan
mengenai dasar-dasar akhlak Islamiyah, serta bantahan-bantahan secara umum
mengenai pandangan hidup masyarakat Jahiliah ketika itu. Reaksi- reaksi tersebut
nyata dalam tiga hal pokok: Pertama, Segolongan kecil dari mereka menerima dengan
baik ajaran- ajaran Al-Qur'an. Kedua, Sebagian besar dari masyarakat tersebut
menolak ajaran Al-Qur'an, karena kebodohan mereka, keteguhan mereka
mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang, atau karena adanya maksud-
maksud tertentu. Ketiga, dakwah Al-Qur'an mulai melebar melampaui perbatasan
Makkah menuju daerah-daerah lainnya.
Periode kedua, sejarah turunnya Al-Qur'an pada periode kedua terjadi selama
8-9 tahun, pada masa ini terjadi pertikaian dahsyat antara kelompok Islam dan
Jahiliah. Kelompok oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara untuk
menghalangi kemajuan dakwah Islam. Pada masa itu, ayat-ayat Al-Qur'an di satu
pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya
sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti yang terdapat dalam Q.s. An-Nahl
[16]: 125. Sementara di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir
kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran. Selain itu, turun juga ayat-ayat
mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat dalam Q.S. Yasin [36]: 78-82. Di
sini terbukti bahwa ayat-ayat Al- Qur'an telah sanggup memblokade paham-paham
jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan
dalam rasio dan alam pikiran sehat.
Periode ketiga, pada periode ini dakwah Al-Qur'an telah mencapai atau
mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup
bebas melaksanakan ajaran- ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-
Madinah Al- Munawwarah). Periode ini berlangsung selama 10 tahun. Ini merupakan
periode yang terakhir, saat Islam disempurnakan oleh Allah SWT dengan turunnya
ayat yang terakhir, Al-Maidah [5]: 3, ketika Rasulullah Saw wukuf pada haji wada' 9
Dzulhijjah 10 H/7 Maret 632 M. Dan ayat terakhir turun secara mutlak, surat Al-
Baqarah [2]: 281, sehingga dari ayat pertama kalinya memakan waktu sekitar 23
tahun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah turun dan pewahyuan Al-Qur’an sangatlah disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan masyarakat saat itu. Meskipun Al-Qur’an adalah sajian samawi, tetapi Al-Qur’an
sangat berkepentingan bagi penataan dunia khususnya umat manusia. Dalam merefleksikan
konstruksi bangunan yang dikehendaki Al-Qur’an, diapresiasikannya sendiri dalam bentuk
pentahapan turunnya wahyu bernilai strategis. Aspek penerimaan wahyu sangat diperhatikan
sebagai peran kunci kesuksesan misi Al-Qur’an. Absoluditas Al-Qur’an tidak dapat
dipisahkan dengan relativitas faktual yang responsif. Gradualisasi Al-Qur’an yang parallel
dengan antropologis dan psikologis masyarakat memiliki nilai strategis dalam penataan
masyarakat kontemporer.
DAFTAR PUSTAKA

Amal, Taufik A. 2011. Rekonstruksi Sejarah Al-Quran. Jakarta:Divisi Muslim Demokratis.


Khaeroni, Cahaya. 2017. Sejarah Al-Qur’an. Dalam: Jurnal Historia volume 5 (hal.195-196).

You might also like