You are on page 1of 22

TUGAS OTKKG

HASIL KERJA
KELOMPOK
HIZKIA,SYAHRUL dan ALWI
5/2/2020
Nur Zilaiha Affiatun

BUKU PENDAMPING

Otomatisasi Tata Kelola


Keuangan
Untuk SMK/MAK

Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen


Program Keahlian : Manajemen Perkantoran
Kompetensi Keahlian:Kompetensi dan Tata Kelola
Perkantoran

KELAS

XI
BAB Laporan

4 Pertanggungjawaban
Keuangan
Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang


Pengetahuan factual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Otomatis dan Tata Kelola Perkantoran pada
tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional, dan internasional
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.Menampilkan kinerja
dibawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesui dengan
standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengelola, dan
menyaji secara efektif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, garak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar
3.7 Menerapkan pembuatan laporan pertanggungjawaban keuangan.
4.7 Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi berikut siswa dapat diharapkan mampu:


1. Memahami pentingnya pembuatan laporan pertanggungjawaban,
2. Menjelaskan pengertian laporan keuangan,
3. Mengidentifikasi macam-macam laporan keuangan,
4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk laporan keuangan, dan
5. Melakukan penyusunan laporan keuangan.

 Catatan atas laporan keuangan


 Laporan pertanggungjawaban
 Laporan keuangan
Kata Kunci
 Laporan laba rugi
 Laporan perubahan ekuitas
 Laporan arus kas
 Neraca

Peta Konsep

Laporan
Pertanggungjawaban
Keuangan
Macam-macam laporan Langkah Menyusun Laporan
Keuangan Keuangan

Menyusun Laporan
Laporan Keuangan Realitas Anggaran
Pemerintah Pusat (LRA)

Laporan Keuangan Membuat laporan Laba


Pemerintah Daerah Rugi untuk Perusahaan

Laporan Keuangan
Perusahaan

Apersepsi
Pada perusahaan ataupun instansi kegiatan yg dilakukan dibutuhkan suatu
laporan,tak terkecuali anggara yg sudah digunakan tentu membutuhkan suatu
laporan atas segala hal yang berkaitan dengan penggunaan anggaran
tersebut.laporan tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
penggunaan anggaran dalam suaatu priode yg te;ah ditentukan oleh laporan
pertanggungjawaban tersebut dibuat dalam bentuk laporan keuangan .lalu, apa
saja macam-macam la[poran keuangan di berbagai instansi itu? Bagaimana
penyusunaannya/ guna mengetahuinya,pahamilah uraian materi berikut.

Pendalaman materi

A . macam –macam laporan keuangan


Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan yg merupakan suatu ringkasan dari transaksi –transaksi keuangan yg
terjadi selama tahun buku yg bersangkutan .menurut standar akuntansi
keuangan,laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan.
1. Laporan Keuangan Pemerinta Pusat
Menurut praturan pemerintah nomor 71 tentang standarnakuntansi
pemerintahan (SAP). Komponen-komponen yang terdapat dalam satu
set laporan keuangan yang berbasis akrual terdiri atas laporan pelaksaan
laporan (budgetary reporys) dan laporan nansial.laporan pelaksanaan
anggaran adalah laporan realisasi anggaran dan laporan perubahan
saldo anggaran lebih.adapun laporan operasional, perubahan
ekuaitas,neraca dan laporan arus kas termaksud dalam laporan
nansial.penyajian komponen-komponen laporan keuangan tersebut
dilakukan oleh setiap entitas laporan, kecuali laporan arus kas yang di
sajikan oleh entitas yang mempunyai berpendarahan, dan laporan
perubahan saldo anggaran lebih yang hanya di sajikan oleh bendahara
umum Negara dan entitas laporan yang menyusun laporan keuangan
konsollidasinya.
Perhatian penjelasan mengenai komponen-komponen keuangan
berikut.

a. Laporan realisasi anggaran (LRA)


Laporan realisasi anggaran merupakan susatu laora melakukan
penyediaan informasi tentang anggaran dan realisasi pendapatan –
LRA., belanja,transfer,surplus,atau deficit-LRA, belanja, transfer,
surplus, atau de sit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas
pelaporan. Kegunaan informasi tersebut bagi para pengguna laporan,
yakni untuk melakukan evaluasi keputusan tentang pengalokasian
sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan entitas
pelaporan terhadap anggaran. Hal tersebut dapat terjadi karena
melakukan penyediaan informasi-informasi sebagai berikut.
1) Informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi.
2) Informasi menegenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang
berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal
efesiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.
Laporan realisasi anggaran melakukan penyediaan informasi yang
berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan
diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah
dalam priode mendatang. Hal tersebut dilakukan dengan cara
melakukan penyajian laporan secara komperatif. Laporan realisasi
anggaran kepada para pengguna laporan keuangan pemerintahan
juga melakukan penyediaan informasi mengenai indikasi perolehan
dan penggunaan sumber dana ekonomi dalam menyelenggarakan
fungsi pemerintahan. Oleh karena itu, dapat melakukan penilaiaan
apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan secara
efisien, efektif, dan hemat yang sesuai dengan anggarannya
(APBN/APBD) dan sesuai peraturan perundang-undangan.
Dalam catatan atas laporan keuangan, setiap komponen dalam
laporan realisasi anggaran akan dijelaskan lebih lanjut yang memuat
hal-hal yang memengaruhi pelaksanaan anggaran seperti berikut.
1) Kebijakan skal dan monoter.
2) Penyebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran
dan realisasinya.
3) Daftar-daftar yang merinci lebih lanjut atas angka-angka yang
dianggap perlu untuk dijelaskan.
Adanya perbedaan dari segi struktur dalam laporan realisasi
anggaran pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota. Timbulnya perbedaan-perbedaan ini diakibatkan
karena adanya perbedaan sumber pendapatan pada pemerintah
pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Dasar adanya penyusunan dan penyajian laporan realisasi
anggaran, yakni pada akuntansi anggaran, akuntansi pendapatan-
LRA, akuntansi belanja, akuntansi surplus/defisit, akuntansi
pembiayaan dan akuntansi sisa lebih atau kurang pembiayaan
anggaran (SiLPA/SiKPA) yang mana berdasarkan pada basis kas.

1) Akuntansi anggaran
Akuntansi pemerintahan dengan akuntansi pemerintahan
komersial memiliki perbedaan utama, yakni yang terletak pada
akuntansi anggaran. Pencatatan dalam pemerintahan telah
dimulai pada saat disahkan dan dialokasikannya anggaran
(APBN atau APBD).
Tahukah anda yang dimaksud akuntansi anggaran? Pengertian
akuntansi anggaran, yakni suatu teknik pertanggungjawaban
dan pengendalian manajement yang berguna untuk melakukan
bantuan pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan. Penyelenggaraan akuntansi anggaran sesuai
struktur anggaran. Anggaran pendapatan meliputi estimasi
pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi
pendapatan. Suatu anggaran belanja terdiri dari apropriasi
yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran atau disebut
allotment. Adapun, anggaran pembiayaan terdiri atas
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
2) Akuntansi pendapatan-LRA
Arti pendapatan negara/daerah, yakni suatu iuran rakyat yang
diamatkan kepada pemerintahan sehingga penyusunan
akuntansi pendapatan-LRA bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pertanggungjawaban. Hal tersebut dilakukan
berdasarkan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian
bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah.
Pada saat uang diterima pada rekening kas umum, Negara atau
daerah mengakui adanya pendapatan-LRA. Dalam hal ini
pelaksanaan pendapatan-LRA berdasarkan asas bruto. Arti dari
asas ini yakni asas yang melakukan pencatatan jumlah bruto
penerimaan , dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Namun, saat biaya
atas pendapatan tersebut bersifat fariabel dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai,
maka dapat melakukan pencatatan nilai netonya. Pemerintah
harus mengembalikan pendapatan apabila pemerintah
melakukan kekeliruan dalam penghitungan tagihan
pendapatan yang akibatnya penerimaan pendapatan
mengalami kelebihan. Pengembalian yang bersifat sistemik
(normal) dan berulang (recurring) terjadi atas penerimaan
pendapatan-LRA. Hal ini terjadi pada periode penerimaan
(tahun anggaran berjalan) maupun pada periode sebelumnya
(tahun anggaran sebelumnya) dibukukan sebagai pengurang
pendapatan-LRA. Dalam pengoreksian dan pengembalian yang
sifatnya tidak berulang (non-reccuring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan
pendapatan-LRA,dibukukan sebagai pengurangan pendapatan-
LRA pada periode yang sama. Namun, untuk pengoreksian dan
pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-reccuring)
atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurangan saldo anggaran
lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian
tersebut.
3) Akuntansi belanja
Penyusunan ankutansi belanja, yakni untuk memenuhi
kebutuhan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
ketentuan. Selain itu, dapat dikembangkan dalam keperluan
pengendalian bagi manajemen berguna untuk melakukan
pengukuran efektivitas dan efisiensi belanja tersebut. Ada dua
cara melakukan pengeluaran untuk belanja,yaitu dikeluarkan
oleh bendahara umum Negara/Daerah (BUN/BUD) secara
langsung atau melalui bendahara pengeluaran. Belanja diakui
pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum
Negara atau daerah, apabila pengeluaran dilakukan oleh
BUN/BUD. Namun, apabila pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran, maka pengakuan belanja dilakukan pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut yang disahkan
oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Selain itu
apabila terjadi kekeliruan dalam pengeluaran belanja, maka
pengoreksian atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali
belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja
dibukukan sebagai pengurangan belanja pada periode yang
sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas
pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam
pos pendapatan lain-lain-LRA.

4) Akuntansi surplus/de sit-LRA


Adanya selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu
periode pelapor dicatat dalam pos surplus/de-LRA. Terjadinya
surplus-LRA apabila jumlah pendapatan-LRA selama satu
periode lebih besar dari pada jumlah belanja pada periode
tersebut. Selain itu, adanya de sit-LRA terjadi apabila jumlah
pendapatan-LRA lebih kecil dari pada jumlah belanja selama
satu periode pelaporan tersebut.
5) Akuntansi pembiayaan (financing)
Pengertian prmbiayaan, yakni seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu
dibayar atau akan di terima kembali. Tujuan penganggaran
pemerintah terutama dimaksutkan untuk melakukuan
penutupan defisid dan atau melakukan memanfaatan surplus
anggaran. Asal penerimaan pembiayaan, yakni dari pinjaman
dan hasil privatisasi BUMN/BUMD. Fungsi adanya pengeluaran
pembiayaan yaitu untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain,dan penyetaan modal
oleh pemerintah di BUMN/BUMD.
Adanya pengakuan penerimaan pembiyayaan, yakni pada saat
uang di terima pada rekening kas umum Negara /daerah dan
dilakukan pencatatan yang di dasarkan pada asa bruto namun,
pada saat di krluarkan dari rekening kas umum Negara/daerah
ada pengeluaran pembiayaan yang di akui.
6) (SiLPA/SiKPA)
Pengertian SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih atau kurang antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran selama periode
pelaporan atau selisih lebih atau kurang antara realisasi
pendapatan-LRA dan peneriman pembiayayan dengan belanja
dan pengluaran pembiyayan selama satu periode pelaporan.
Nilai SliPA/SiKPA pada akhir perode pelaporan ini yang akan
dipindahkan kelaporan perubahan saldo anggaran lebih. Jika
dalam LRA terdapat transasi mata uangan asing, maka harus
dilakukan pencantatan atau pembukuan dalam mata uang
rupiah atau dikonversi terlebih kerupiah.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Penyajian laporan perubahan saldo anggaran lebih (LP-SAL), yakni
dalam pos pos seperti berikut
1) Saldo anggaran lebih awal (saldo tahun sebelumnya).
2) Penggunan saldo anggaran lebih.
3) Sisa lebih/ kurang pembiayaan anggaran ( SILPA/SIKPA) tahun
pelajaran.
4) Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain.
5) Saldo anggaran lebih akhir untuk periode perjalanan.
Penyajian pos-pos tersebut yakni secara komparatif dengan
periode sebelumnya.
Tujuan adanya LP-SAL, yakni digunakan untuk member ringkasan
Atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan pemerintah. Dengan
demikian, suatu entitas pelaporan harus menyjikan rincian lebih lanjut dari unsur-
unsur yang dapat dalam LP-SAL dalam catatan atas laporan keuangan. Tidak ada
perbedaan dalam struktur LP-SAL, baik pada pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
c. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) merupakan suatu informasi tentang
seluruh kegiatan operasional keuang entitas pelaporan yang
dicerminkan dalam pendapat-LO, beban, dan surplus atau de sit
oepasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya di
sandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan oprasional dibutuhkan oleh pengguna laporan dalam
mengevaluasi pendapat –LO dan beban-LO. Kegunaan laporan
tersebut, yakni untuk menjalankan suatu unut atau seluruh entitas
pemerintah. Informasi-informasi yang di sediakan dalam laporan
oprasional, yakni berupa hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan
penguna tersebut, yaitu sebagai berikut.
1) Informasi tentang besarnya beban yang harus ditanggung oleh
pemerintah untuk menjalankan suatu pelayanan.
2) Informasi tentang operasi keuangan secara menyeluruh yang
bergunsa dalam mengefaluasi kinerja pemerintah dalam hal
efesiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan penggunaan
sumber daya ekonomi
3) Informasi tentnang yang berguna dalam memperediksi
pendapatan –LO yang akan di terima untuk mendanai kegiatan
pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatng
dengncara menyajikan laporan secara komparatif.
4) Informasi tentang penurunan ekuitas (bila defisit
operasional) ,dan peningkatan ekuitasn (bila surplus operasional).
Penyusunan laporan operasional digunakan untuk melengkapi
pelaporan dari siklus akutansi berbasis akrual ( full accrual
accouting cycle) sehingga penyusunan laporan operasional,
laporan perubahan ekuitas, dan neraca mempunyai keterkaitan
yang dapat bertanggungjabkan. Kegiatan operasional suatu
entitas laporan dalam hubungannya dengn laporan operasional
dapat di analisis menurut klasifikasi ekonomi atau klasifikasi
berfungsi atau program. Namun, dalam hal ini pengalokasian atas
dasar pertimbangan tertentu.
Adanya beberapa hal yang dapat menentukan pemilihan mengunakan
kedua metode klasifikasi beban, yaitu sbg berikut.
1) Factor hitoris
2) Factor peraturan perundang-undangan.
3) Hakikat organisasi.
Setruktur laporan operasional pemerintah pusat, pemerintah perovnsi
dan pemerintah kabupaten/kota memiliki perbedaan. Hal ini sama halnya dengn
hubungan LRA. Penyebab adanya perbedaan struktur tersebut, yakni adanya
perbedaan seumber pendapadatan pada pemerintah pusat, pemerintah perovnsi
dan pemerintah kabupaten/kota ada beberapa hal yang membedakan antara LRA
dan LO, yaitu sbagai berikut.
1) Adanya pengelompokan pada LRA terdiri dari pendapatan, belanja,
transfer dan pembiayaan.kegiatan nonprasional dan pos-pos luar biasa.
2) Menyajikan pendapatan dan belanja yang berbasis kas dilakukan oleh
LRA. Sedangkan, pendapatan dan beban yang berbasis akrual disajikan
oleh LO.
3) Adanya akibat dari perbedaan basis akuntansi yang digunakan,
pembelian asset tetap pada LRA modal atau penguaran pendapatan.
Namun pada LO, pembelian aset tetap tidak diakui penguaran
pendapatan.
4) Struktur LO beban-bebannya dikelompokan menurut klasifikasi ekonomi
pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.
d. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan penyajian sekurang-
kurangnya pos-pos ekuitas awal atau ekuitas tahun sebelumnya,
surplus/desit-LO pada periode bersangkutan dan koreksi-koreksi
yang berlangsung menambah/mengurangi ekuitas. Hal tersebut
berasal dari dampak komulatif yang disebabkan oleh perubahan
kebijkan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar. Contoh hal
tersebut, yaitu sebagai berikut.
1) Adanya koreksi kesalahan mendasar dari persedian yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya.
2) Adanya perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
suatu entitas pelaporan perlu melakukan penyajian perincian
lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam laporan
perubahan ekuitas. Hal tersebut jelaskan pada catatan atas
laporan keuangan. Tidak ada perbedaan dalam struktur laporan
perubahan ekuitas baik pada pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, atau kabupaten atau kota.
e. Neraca
Penggambaran dari naeraca, suatu posisi keuangan suatu entitas
pelaporan tentang adanya aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu. Dalam neraca, setiap entitas mengelompokan asetnya
dalam aset lancer dan nonlancar. Selain itu, mengelompokan
kewajibanya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
Jika suatu entitas memiliki aset atau barang yang akan digunakan
dalam menjalankan kegiatan pemerintahan dengan adanya klasifikasi
terpisah antara aset lanacar dan nonlancar dalam neraca maka akan
memberikan informasi tentang asaet atau barang yang akan
digunakan dalam periode akuntansi berikutnya (aset lancer). Selain
itu, akan digunakan untuk keperluan jangka panjang (asetnonlancar)
Dengan adanya konsekoensi dari penggunaaan system berbasis
actual pada penyusunan neraca menyebabkan setiapa entitas
pe;aporan harus mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang
mengcakup jumlah’’ yang diharapkan akan diterima atau dibayar
dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Selain
itu, jumlah’’ yang diharapkan akan di terima atau dibayar dalam
waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Manfaat adanya informasi tetang tanggal jatoh tempo aset dan
kewajiban keuangna , yakni untuk menilai likuditas dan solvabililtas
suatu entitas pelaporan. Sedanglan, manfaat informasi tentang
tanggal penyelesaian aset nonkeuangan dan kewajiban seperti
persediaan dan cadangan juga, yakni untuk mengetahui apakah aset
diklasifikasikan sebagai aset lancer dan nonlancar dan kewajiban
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
Penyajian pos-pos tersebut, yakni secara, komparatif
(dipersandingkan) dengan periode sebelumnya. Selain pos-pos
tersebut, entitas dapat menyajikan pos-pos lain dalam neraca,
sepanjang penyajian tersebut untuk munyajikan secara wajar posisi
keuangan suatu entitas dan tidak bertentangan dengan SAP.
Adanya perbedaan dari struktur neraca pemerintah pusat dengan
struktur neraca pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota).
Perbedaab tersebut diakibatkan karena kepemilikan aset Negara
berbeda dengan kepemilikan aset di daerah. Aset Negara lebih
kompleks dibandingkan dengan aset daerah, contohnya adalah kas.
Kas dipemerintahan pusat termasuk kas yang ada di Bank Indonesia.
Neraca menggambarkan penyusunan dan penyajian aset dan
kewajiban. Neraca memiliki dasar pengukuran yang berbeda. Hal ini
tergantung dari sifat dan fungsinya masing-masing, misalnya
sekelompok aset tetap tertentu dapat dicatat atas dasar biaya
perolehan dan kelompok lainnya dapat dicatat atas dasar nilai wajar
yang diestimasikan. Coba perhatikan tentang jenis-jenis aset,
kewajiban dan ekuitas serta pengakuan dan pengukurannya pada
neraca berikut.
1) Aset
Pengertian aset,sumber daya ekonomi yang di kuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari pristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau social di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang. Hal ini
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum san sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alas an sejarah dan budaya.
A. Aset lancer
Apabila diharapkan untuk direalisasi,dipakai,atau di miliki
untuk dijual dalam waktu 12{ dua belas} sejak tanggal
pelaporan, atau berupa kas dan setara kas, maka aset
diklasifikasikan sebagai aset lancar ,aset lancar meliputi kas
dan setara kas,investasi jangka pendek ,piutang dan
persediaan .pos investasi jangka pendek meliputi deposito
berjangka 3 {tiga} sampai 12 {dua belas} bulan dan surat
berharga yang mudah diperjualbelikan . pos-pos piutang
meliputi piutang pajak,restribusi , denda, penjualan angsuran,
tuntutan ganti rudi dan piutang lainya yang diharapkan di
terima dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Selain itu, cakupan dari persediaan ,yakni barang atau
perlengkapan yang di beli dan di simpan untuk di gunakan
seperti contoh berikut.
1.] barang pakai habis seperti alat tulis kantor.
2.] barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan
pipa
3.] barang bekas pakai seprti komponen bekas.
B. ASET NON LANCAR
Jenis aset ini merupakan aset pemerintah yang
penggunaan nya diharapakan melebihi satu priode
pelaporan{satu tahun}. Aset nonlancar ini terdiri dari aset
yang bersiafat jangka panjang dan aset tak terwujud,serta
aset yang digunakan secar langsung atau tidak langsung untuk
kegiatan pemerintah maupun yang digunakan oleh
masyarakat umum.aset nonlancar diklasifikasikan mejadi
investasi jangka panajng aset tetep, dana cadangan, dan aset
lainya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman
atas pos- pos aset nonlancar yang di sajikan di neraca.

You might also like