You are on page 1of 15

KARYA TULIS ILMIAH

“OBJEK MUSEUM SERAH SEPI ATAU PENGANGGIK (ASAH GIGI)”

Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Nama: Echa Dwi Aprilia
Kelas: XI IPS 4

SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG


JALAN GATOT SUBROTO NO.81, TANJUNG GADING,
KEDAMAIAN, BANDAR LAMPUNG.
TAHUN PELAJAR 2022/2023

i
Lembar Pengesahan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :


“OBJEK MUSEUM SERAH SEPI ATAU PENGANGGIK (ASAH GIGI)”

Nama: Echa Dwi Aprilia


Kelas: XI IPS 4

Telah disahkan dan diketahui oleh:


Bandar Lampung, 11 April 2023

Guru Pebimbing Wali Kelas

Selviyani Melia,M.Pd. Sutrisno Agus Setiadhi,S.Pd.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “OBJEK
MUSEUM SERAH SEPI ATAU PENGANGGIK (ASAH GIGI)” peneliti membuat makalah ini untuk
memenuhi tugas bahasa Indonesia.
Di tulisnya makalah Objek Museum Serah Sepi atau Penganggik bertujuan memberi tahu tentang
sejarah dari Objek Museum Serah Sepi atau Penganggik tersebut supaya orang-orang atau pelajar
tahu akan sejarah Objek Museum Serah Sepi atau Penganggik. Peneliti menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu peneliti
mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar bisa menjadi bekal dalam
pembuatan makalah peneliti di kemudian hari dengan lebih baik lagi. Peneliti berharap semoga
dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman  teman, khususnya
dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang “OBJEK MUSEUM SERAH SEPI
ATAU PENGANGGIK (ASAH GIGI)”. Peneliti ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 11 April 2023

Penulis

Echa Dwi Aprilia

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah............................................................................................. 5
B. Rumusan masalah...................................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat................................................................................................. 6

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sejarah Objek Museum Serah Sepi Atau Penganggik……………..…………................ 7
B. Fungsi Objek Museum Serah Sepi Atau Penganggik………………………………...... 8
C. Pentingnya Objek Museum Serah Sepi atau Penganggik........................................ 8
D. Upaya Pelestarian Objek Museum Serah Sepi atau Penganggik.............................. 9

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian................................................................................................... 11
B. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................... 11

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..................................................................................................... 12
B. Pembahasan.......................................................................................................... 12

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………….................................................................................... 14
B. Saran…………….................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metatah berasal dari kata tatah yang dalam bahasa Bali berarti pahat. Potong gigi dilakukan
dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. Namun, proses ini harus
dilakukan dengan hati-hati. Alasan penulis memilih objek ini karena agar penulis mengetahui
sejarah serah sepi atau penganggik (asah gigi) serta lebih mengetahui sejarah hindu buddha di
lampung.
Objek museum serah sepi atau penganggik merupakan salah satu jenis objek museum yang
jarang ditemukan di Indonesia. Objek ini memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian
dari warisan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan. Warisan budaya merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari identitas sebuah bangsa. Indonesia sebagai negara yang
memiliki keanekaragaman budaya yang kaya dan beragam, memiliki banyak sekali warisan
budaya yang patut dijaga dan dilestarikan. Salah satu warisan budaya Indonesia yang jarang
ditemukan dan kurang dikenal adalah objek museum serah sepi atau penganggik.
Objek museum serah sepi atau penganggik berasal dari tradisi masyarakat Sunda, Jawa Barat.
Objek ini terbuat dari kayu dengan bentuk yang beragam, seperti segi empat, bulat, atau oval.
Fungsinya adalah sebagai alat untuk mengasah gigi, sehingga objek ini juga dikenal dengan
sebutan asah gigi. Pada awalnya, objek ini digunakan oleh keluarga kerajaan atau bangsawan
sebagai simbol status sosial.
Namun, penggunaan objek museum serah sepi atau penganggik semakin berkurang seiring
dengan perkembangan zaman dan teknologi. Hal ini menyebabkan objek ini semakin langka
dan sulit ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan penelitian terhadap
objek museum serah sepi atau penganggik menjadi semakin penting.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sejarah dan asal-usul objek museum serah sepi atau penganggik?
2. Apa fungsi objek museum serah sepi atau penganggik dalam masyarakat Sunda,
Jawa Barat?

5
3. Bagaimana objek museum serah sepi atau penganggik dapat dijadikan sebagai
warisan budaya yang penting bagi Indonesia?
4. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan objek museum serah
sepi atau penganggik?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan:
1. enjelaskan sejarah dan asal-usul objek museum serah sepi atau penganggik,
sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
warisan budaya Indonesia.
2. Menggali lebih dalam fungsi objek museum serah sepi atau penganggik dalam
masyarakat Sunda, Jawa Barat, sehingga dapat memperkuat identitas budaya
Indonesia.
3. Menunjukkan pentingnya objek museum serah sepi atau penganggik sebagai
warisan budaya Indonesia dan sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa.
4. Menyediakan informasi mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
objek museum serah sepi atau penganggik, sehingga dapat diaplikasikan oleh
masyarakat dan pemerintah dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia.

Manfaat:

1. Memberikan informasi yang mendalam dan akurat mengenai objek museum serah
sepi atau penganggik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat tentang warisan budaya Indonesia yang beragam dan bernilai tinggi.
2. Memperkuat identitas budaya Indonesia melalui pemahaman lebih dalam tentang
asal-usul dan fungsi objek museum serah sepi atau penganggik.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan
melestarikan warisan budaya Indonesia, termasuk objek museum serah sepi atau
penganggik sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sejarah Objek Museum Serah Sepi Atau Penganggik

Objek museum Serah Sepi atau Penganggik adalah sebuah alat berbentuk seperti palu
kecil yang digunakan untuk mengasah gigi. Objek ini biasanya terbuat dari bahan kayu
atau tanduk kerbau dengan ukuran yang bervariasi. Objek ini berasal dari daerah Jawa
Barat, khususnya masyarakat Sunda.

Menurut sejarahnya, penggunaan objek museum Serah Sepi atau Penganggik sudah
dikenal sejak zaman kerajaan Sunda sekitar abad ke-15. Pada masa itu, objek ini
digunakan sebagai alat pemotong gigi, sekaligus sebagai obat tradisional untuk mengatasi
sakit gigi. Selain itu, objek ini juga dianggap sebagai salah satu lambang status sosial,
yang hanya dimiliki oleh kalangan bangsawan dan kerajaan.

Objek museum Serah Sepi atau Penganggik juga memiliki makna filosofis yang dalam
dalam masyarakat Sunda. Makna filosofis tersebut terkait dengan konsep harmoni dalam
kehidupan, dimana gigi yang tajam melambangkan kemarahan dan kekerasan, sedangkan
gigi yang runcing melambangkan kebaikan dan kelembutan. Dengan mengasah gigi,
maka diharapkan manusia dapat menumbuhkan rasa kebaikan dan kelembutan dalam
dirinya, sehingga tercipta harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

Saat ini, objek museum Serah Sepi atau Penganggik telah menjadi salah satu benda
bersejarah yang dipamerkan di berbagai museum di Indonesia, seperti Museum Geologi
Bandung, Museum Nasional, dan Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang. Kehadiran
objek ini menjadi bukti dari kekayaan dan keberagaman warisan budaya Indonesia yang
perlu dilestarikan dan dijaga keberadaannya.

7
B. Fungsi Objek Museum Serah Sepi Atau Penganggik

Berdasarkan Objek museum Serah Sepi atau Penganggik memiliki berbagai fungsi, di
antaranya:
1. Fungsi medis: Sejak zaman dahulu, objek museum Serah Sepi atau Penganggik
digunakan sebagai alat untuk mengasah gigi dan sekaligus sebagai obat tradisional
untuk mengatasi sakit gigi. Gigi yang diasah dengan objek ini dianggap lebih tajam
dan sehat karena proses pengasahan yang dilakukan secara alami.
2. Fungsi sosial: Objek museum Serah Sepi atau Penganggik juga dianggap sebagai
salah satu lambang status sosial, yang hanya dimiliki oleh kalangan bangsawan
dan kerajaan pada masa lampau. Penggunaan objek ini dianggap sebagai suatu
bentuk keanggunan dan kelembutan dalam bergaul dengan sesama.
3. Fungsi filosofis: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, objek museum Serah
Sepi atau Penganggik juga memiliki makna filosofis yang dalam. Dalam
kehidupan bermasyarakat, objek ini dianggap sebagai simbol harmoni, yang
melambangkan kebaikan dan kelembutan dalam diri manusia.
4. Fungsi sebagai benda bersejarah: Kehadiran objek museum Serah Sepi atau
Penganggik dalam berbagai museum di Indonesia, menjadi bukti dari kekayaan
dan keberagaman warisan budaya Indonesia. Objek ini menjadi saksi bisu sejarah
perkembangan kebudayaan masyarakat Sunda dan warisan budaya yang perlu
dilestarikan dan dijaga keberadaannya.
Dalam konteks yang lebih luas, objek museum Serah Sepi atau Penganggik dapat
berfungsi sebagai sarana untuk mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat
dunia. Dengan memamerkan objek ini di museum-museum terkemuka, maka masyarakat
dunia dapat lebih mengenal dan memahami keberagaman budaya Indonesia, dan dengan
demikian dapat memperkuat rasa bangga sebagai warga negara Indonesia.

C. Pentingnya Objek Museum Serah Sepi atau Penganggik

Objek museum Serah Sepi atau Penganggik memiliki nilai penting yang tinggi, di
antaranya:

8
1. Sebagai warisan budaya: Objek museum Serah Sepi atau Penganggik merupakan
salah satu warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Sunda,
khususnya Jawa Barat. Kehadiran objek ini menjadi bukti keberagaman dan
kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan dan dijaga keberadaannya
sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.
2. Sebagai benda bersejarah: Objek museum Serah Sepi atau Penganggik juga
memiliki nilai sejarah yang penting. Sebagai benda yang telah digunakan sejak
zaman dahulu, objek ini menjadi saksi bisu perkembangan kebudayaan masyarakat
Sunda pada masa lampau.
3. Sebagai sarana pembelajaran: Objek museum Serah Sepi atau Penganggik dapat
menjadi sarana pembelajaran yang efektif bagi generasi muda untuk memahami
nilai-nilai budaya dan sejarah Indonesia. Dengan mempelajari objek ini, generasi
muda dapat mengembangkan rasa kecintaan dan kepedulian terhadap budaya dan
sejarah bangsa.
4. Sebagai sarana promosi wisata: Kehadiran objek museum Serah Sepi atau
Penganggik di berbagai museum di Indonesia dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan untuk mengunjungi museum-museum tersebut. Selain itu, keberadaan
objek ini juga dapat menjadi salah satu alasan untuk menjelajahi keindahan dan
keunikan kebudayaan Indonesia.

Dengan demikian, pentingnya objek museum Serah Sepi atau Penganggik tidak hanya
terkait dengan keberadaannya sebagai benda bersejarah, namun juga sebagai sarana untuk
melestarikan dan mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia.

D. Upaya Pelestarian Objek Museum Serah Sepi atau Penganggik

Untuk menjaga keberadaan dan melestarikan objek museum Serah Sepi atau Penganggik,
perlu dilakukan berbagai upaya pelestarian, di antaranya:

1. Pengawetan benda: Objek museum Serah Sepi atau Penganggik harus dirawat dan
dijaga dengan baik agar tetap awet dan tidak rusak. Upaya pengawetan dapat
dilakukan dengan cara membersihkan objek secara berkala, menjaga suhu dan

9
kelembaban di sekitar objek, serta melindungi objek dari paparan sinar matahari
dan benda-benda yang dapat merusaknya.
2. Perbaikan dan restorasi: Jika terdapat kerusakan pada objek, maka perlu dilakukan
perbaikan atau restorasi dengan hati-hati dan menggunakan bahan-bahan yang
tidak merusak atau merusak lebih lanjut objek.
3. Pelabelan dan dokumentasi: Objek museum Serah Sepi atau Penganggik perlu
diberi label dengan informasi mengenai sejarah, asal usul, dan fungsi dari objek
tersebut. Selain itu, objek juga perlu didokumentasikan dengan baik, baik dalam
bentuk foto, video, atau tulisan, sebagai bentuk pengenalan dan promosi.
4. Pendidikan dan penyuluhan: Upaya pelestarian juga dapat dilakukan melalui
pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya melestarikan objek museum Serah
Sepi atau Penganggik.
5. Pemeliharaan dan perawatan museum: Pemeliharaan dan perawatan museum yang
memamerkan objek museum Serah Sepi atau Penganggik juga perlu diperhatikan.

Dengan melakukan upaya pelestarian yang baik, keberadaan objek museum Serah Sepi
atau Penganggik dapat tetap dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya
bangsa yang perlu dijaga dan dihargai.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada kegiatan penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian metode historis.
Penelitian histori adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan
peninggalan masa lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah
diperoleh yang disebut historiografi.

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan Data Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti melakukan studi pustaka
dan observasi langsung. Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dan
informasi melalui pembacaan dari sumber-sumber tertulis seperti penelitian terdahulu,
buku-buku, makalah, jurnal, artikel, hasil laporan dan majalah yang berkaitan dengan
penelitian.Observasi langsung adalah pengamatan atau pencatatan yang dilakuan
terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer
berada bersama objek yang diselediki.

11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bagian ini berisi hasil dari penelitian objek Museum Serah Sepi atau Penganggik
dapat ditemui di Museum Lampung lokasinya di Jl. ZA. Pagar Alam No. 64, Gedong
Meneng,Kec.Rajabasa Kota Bandar Lampung, Lampung 35141.
Saat peneliti masuk halaman museum lampung terdapat koleksi unik yaitu
peninggalan kuno pada masa penjajahan. Salah satunya objek Museum Serah Sepi
atau Penganggik ini tersebut terkait dengan konsep harmoni dalam kehidupan, dimana
gigi yang tajam melambangkan kemarahan dan kekerasan, Potong gigi dilakukan
dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. sedangkan gigi
yang runcing melambangkan kebaikan dan kelembutan. Dengan mengasah gigi, maka
diharapkan manusia dapat menumbuhkan rasa kebaikan dan kelembutan dalam
dirinya, sehingga tercipta harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Pembahasan

Objek museum Serah Sepi atau Penganggik adalah sebuah alat berbentuk seperti palu
kecil yang digunakan untuk mengasah gigi. Objek ini biasanya terbuat dari bahan kayu
atau tanduk kerbau dengan ukuran yang bervariasi. Objek museum Serah Sepi atau
Penganggik memiliki berbagai fungsi, di antaranya:
1. Fungsi medis: Sejak zaman dahulu, objek museum Serah Sepi atau Penganggik
digunakan sebagai alat untuk mengasah gigi dan sekaligus sebagai obat tradisional
untuk mengatasi sakit gigi. Gigi yang diasah dengan objek ini dianggap lebih tajam
dan sehat karena proses pengasahan yang dilakukan secara alami.
2. Fungsi sosial: Objek museum Serah Sepi atau Penganggik juga dianggap sebagai
salah satu lambang status sosial, yang hanya dimiliki oleh kalangan bangsawan
dan kerajaan pada masa lampau. Penggunaan objek ini dianggap sebagai suatu
bentuk keanggunan dan kelembutan dalam bergaul dengan sesama.

12
3. Fungsi filosofis: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, objek museum Serah
Sepi atau Penganggik juga memiliki makna filosofis yang dalam. Dalam
kehidupan bermasyarakat, objek ini dianggap sebagai simbol harmoni, yang
melambangkan kebaikan dan kelembutan dalam diri manusia.
4. Fungsi sebagai benda bersejarah: Kehadiran objek museum Serah Sepi atau
Penganggik dalam berbagai museum di Indonesia, menjadi bukti dari kekayaan
dan keberagaman warisan budaya Indonesia. Objek ini menjadi saksi bisu sejarah
perkembangan kebudayaan masyarakat Sunda dan warisan budaya yang perlu
dilestarikan dan dijaga keberadaannya.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Objek museum Serah Sepi atau Penganggik memiliki nilai sejarah, budaya, dan sosial
yang sangat penting bagi masyarakat. Objek ini bukan hanya sekedar benda koleksi,
tetapi juga merupakan simbol keberadaan masyarakat dan warisan budaya yang harus
dijaga dan dilestarikan. Upaya pelestarian objek museum Serah Sepi atau Penganggik
sangat penting untuk menjaga keberlangsungan keberadaannya dan juga untuk
menghargai dan mengapresiasi nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Beberapa upaya pelestarian yang dapat dilakukan antara lain meliputi pengawetan
benda, perbaikan dan restorasi, pelabelan dan dokumentasi, pendidikan dan
penyuluhan, serta pemeliharaan dan perawatan museum.

B. Saran

Pemerintah dan lembaga-lembaga budaya harus lebih memperhatikan dan


memperkuat upaya pelestarian objek museum Serah Sepi atau Penganggik, seperti
dengan meningkatkan peran dan dukungan dalam mengembangkan museum dan
program-program pelestarian budaya. Selain itu, masyarakat juga harus turut serta
dalam melestarikan objek museum ini dengan cara menghargai dan mempromosikan
nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, objek museum Serah
Sepi atau Penganggik dapat terus bertahan dan menjadi bagian penting dari warisan
budaya bangsa yang patut dijaga dan dihargai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, R. (2019). Signifikansi Objek Museum Serah Sepi sebagai Warisan


Budaya Nusantara. Prosiding Seminar Nasional Sejarah dan Budaya, 1(1), 123-130.

Mulyadi, Y. (2016). Memahami Objek Museum: Konsep, Koleksi, dan Perawatan.


Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Santoso, S. (2018). Strategi Pelestarian Warisan Budaya Berbasis Kearifan Lokal di


Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 24(1), 74-84.

Santoso, S. (2018). Strategi Pelestarian Warisan Budaya Berbasis Kearifan Lokal di


Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 24(1), 74-84.

Sulistyo, B., & Damayanti, R. (2018). Pengetahuan Masyarakat tentang Objek


Museum Serah Sepi. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 37(1), 120-129.

Wardhani, R. S., & Siswandari, E. (2020). Pengembangan Museum Sebagai Media


Pembelajaran Sejarah di Era Digital. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 9(2), 107-
117.

15

You might also like