Professional Documents
Culture Documents
Pertemuan 10
Pertemuan 10
Pada pertemusn ini akan dibahas mengenai pengertian subbarisan/barisan bagian dari
suatu barisan bilangan yang diketahui. Secara informal, barisan bagian adalah suatu
barisan yang suku-sukunya dipilih/diambil dengan cara-cara tertentu dari suatu
barisan yang diketahui/diberikan.
Barisan bagian sering digunakan dalam menentukan kekonvergenan atau
kedivergenan suatu barisan.
Definisi
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real dan 𝑛1 < 𝑛2 < ⋯ < 𝑛𝑘 < ⋯ suatu barisan
bilangan bilangan asli yang naik keras. Suatu barisan baru 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) yang didefinisikan oleh:
(𝑥𝑛1 , 𝑥𝑛2 , … , 𝑥𝑛𝑘 , … ) disebut barisan bagian dari barisan 𝑋.
Contoh
1 1 1 1
𝑋 ′ = (2 , 4 , 6 , … , 2𝑘 , … ) dengan 𝑛1 = 2 , 𝑛2 = 4 , … , 𝑛𝑘 = 2𝑘 , … merupakan barisan
1 1 1
bagian dari barisan bilangan real 𝑋 = (1 , 2 , 3 , … ) dengan cara memilih suku-suku
Contoh
1 1 1 1 1 1 1 1
𝑋 ′ = (1 , 3 , 5 , … , 2𝑘 –1 , … ) dan 𝑋 ′ = (2! , 4! , 6! , … , (2𝑘)! , … ) merupakan barisan bagian dari
1 1 1 1 1 1 1
barisan bilangan real 𝑋 = (𝑛). Sedangkan barisan-barisan 𝑌 = (2 , 1 , 4 , 3 , 6 , 5 , … ) dan
1 1 1 1
𝑌 ′ = (1 , 0, 3 , 0 , 5 , 0, … ) bukan barisan bagian dari 𝑋 = (𝑛) (jelaskan mengapa?)
Ekor suatu barisan merupakan barisan bagian dari barisan itu, tetapi barisan bagian
dari suatu barisan belum tentu merupakan ekor dari barisan itu. Misalnya, ekor-𝑚 dari
suatu barisan (𝑥𝑛 ) adalah barisan bagian (𝑥𝑛𝑘 ) dengan 𝑛1 = 𝑚 + 1, 𝑛2 = 𝑚 +
2, … , 𝑛𝑘 = 𝑚 + 𝑘, ….
Teorema berikut akan menunjukkan bahwa barisan bagian dari suatu barisan yang
konvergen, juga konvergen ke suatu nilai (bilangan real) yang sama.
Teorema
Jika barisan bagian bilangan real 𝑋 = (𝑥𝑛 ) konvergen ke bilangan real 𝑥, maka setiap barisan
bagian 𝑋’ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 juga konvergen ke 𝑥.
Bukti:
Misalkan 𝜀 > 0 diberikan dan misalkan 𝐾(𝜀) ∈ ℕ sedemikan hingga untuk 𝑛 ≥ 𝐾(𝜀)
berlaku |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀. Karena 𝑛1 < 𝑛2 < ⋯ < 𝑛𝑘 < ⋯ suatu barisan bilangan asli yang
naik keras, maka dengan induksi matematika dapat dibuktikan bahwa 𝑛𝑘 > 𝑘. Oleh
karena itu, jika 𝑘 ≥ 𝐾(𝜀), maka diperoleh 𝑛𝑘 > 𝑘 ≥ 𝐾(𝜀) dan berlaku |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| < 𝜀. Ini
menunjukkan, bahwa barisan bagian (𝑥𝑛𝑘 ) juga konvergen ke 𝑥.∎
Contoh
lim(𝑏 𝑛 ) = 0 , jika 0 < 𝑏 < 1.
Pada contoh sebelumnya, jika 0 < 𝑏 < 1 dan 𝑥𝑛 = 𝑏 𝑛 , maka berdasarkan ketaksamaan
Bernoulli, dapat ditunjukkan bahwa lim(𝑥𝑛 ) = 0. Selain itu, alternatif lain untuk
membuktikan lim(𝑏 𝑛 ) = 0 dapat dilakukan cara sebagai berikut.
Karena 0 < 𝑏 < 1, maka 𝑥𝑛+1 = 𝑏 𝑛+1 < 𝑏 𝑛 = 𝑥𝑛 . Ini mengatakan bahwa barisan
monoton turun.Karena jika 0 < 𝑏 < 1, maka 0 < 𝑥𝑛 = 𝑏 𝑛 < 1. Ini mengatakan bahwa
(𝑥𝑛 ) terbatas. Berdasarkan teorema Konvergensi Monoton, maka barisan
(𝑥𝑛 ) konvergen dan misalkan lim(𝑥𝑛 ) = 𝑥. Karena (𝑥2𝑛 ) barisan bagian dari (𝑥𝑛 ), maka
berdasarkan teorema di atas, lim(𝑥2𝑛 ) = 𝑥. Selanjutnya, perhatikan hubungan 𝑥2𝑛 =
2
𝑏 2𝑛 = (𝑏 𝑛 )2 = (𝑥𝑛 )2 dan berdasarkan teorema, maka 𝑥 = 𝑙𝑖𝑚 (𝑥2𝑛 ) = (lim (𝑥𝑛 )) = 𝑥 2 .
Oleh karena itu solusi dari 𝑥 = 𝑥 2 adalah 𝑥 = 0 atau 𝑥 = 1. Karena barisan (xn)
monoton turun dan terbatas 0 < 𝑥𝑛 < 1, maka diperoleh 𝑥 = 0.
Teorema
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real.
Pernyataan berikut ekuivalen:
(i) Barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 ∈ ℝ.
(ii) Terdapat suatu 𝜀0 > 0 sedemikian hingga untuk sebarang 𝑘 ∈ ℕ terdapat 𝑛𝑘 ∈ ℕ sehingga
berlaku 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 dan |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 .
(iii) Terdapat suatu 𝜀0 > 0 dan suatu barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 sedemikian hingga
Bukti:
Untuk menunjukkan bahwa pernyatan (i), (ii), dan (iii) ekuivalen, cukup menunjukkan
kebenaran dari implikasi-implikasi berikut:(i)⇒(ii), (ii)⇒(iii), dan (iii)⇒(i).
(a) (i)⇒(ii).
Misalkan barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 ∈ ℝ. Pernyatan ini merupaka negasi
definisi (𝑥𝑛 ) konvergen ke 𝑥, yaitu (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 jika dan hanya jika
terdapat ε0 > 0, untuk setiap bilangan asli K terdapat bilangan asli 𝑛, 𝑛 ≥ 𝐾, dan
memenuhi |𝑥𝑛 − 𝑥| ≥ 𝜀0 . Dengan pernyataan berarti (ii) dipenuhi.
(b) (ii)⇒(iii)
Misalkan terdapat suatu ε0 > 0 sedemikian hingga untuk sebarang 𝑘 ∈ ℕ terdapat 𝑛𝑘 ∈
ℕ sehingga berlaku 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 dan |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ ε0 . Ini berarti untuk ε0 > 0 tersebut, dan
Karena setiap barisan bagian dari suatu barisan yang konvergen juga konvergen ke
bilangan yang sama, maka diperoleh terorema pada bagian (i) berikut. Sedangkan
bagian (ii) sebagai kontrapositif dari teorema barisan yang konvergen adalah terbatas.
Contoh
1. Barisan 𝑋 = ((−1)𝑛 ) adalah divergen.
Bukti
Pilih barisan bagian 𝑋" = (−1)2𝑛 = (1,1,1 … ) konvergen ke 1, dan barisan bagian 𝑋" =
(−1)2𝑛−1 = (−1, −1, −1 … ) konvergen ke – 1. Oleh karena itu, menurut teorema
kriteria konvergensi, barisan 𝑋 adalah divergen.
2. Barisan 𝑆 = (sin 𝑛) adalah divergen. Gunakan sifat dasar fungsi sinus yang periodik.
Untuk memudahkan perhatikan gambar grafik fungsi sinus berikut.
𝜋 5𝜋 1 5𝜋 𝜋 2𝜋
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ∈ 𝐼1 = ( 6 , ), nilai sin 𝑥 > 2 . Karena panjang interval 𝐼1 = −6= > 2,
6 6 3
maka terdapat paling sedikit dua bilangan asli yang terletak dalam interval 𝐼1 .
Misalkan 𝑛1 bilangan asli pertama dari bilangan-bilangan ini. Dengan cara yang
1 𝜋 5𝜋
serupa, untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ, sin 𝑥 > 2 untuk 𝑥 ∈ 𝐼𝑘 = ( 6 + 2𝜋(𝑘 − 1), + 2𝜋(𝑘 − 1))
6
(Daerah diarsir bagian atas). Karena panjang interval 𝐼𝑘 > 2, maka terdapat paling
sedikit dua bilangan asli yang terletak pada 𝐼𝑘 . Misalkan 𝑛𝑘 adalah bilangan asli
pertama dari bilangan-bilangan asli di interval itu. Barisan bagian 𝑆 ′ = (sin(𝑛𝑘 )) dari S
yang dibentuk dengan cara seperti ini mempunyai sifat, bahwa nilai-nilaninya terletak
1
dalam interval [2 , 1]. Dengan cara yang serupa, Untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ, dan interal 𝐽𝑘 =
7𝜋 11𝜋 1
( 6 + 2𝜋(𝑘 − 1), + 2𝜋(𝑘 − 1)), nilai sin 𝑥 < − 2 untuk interal 𝑥 ∈ 𝐽𝑘 (daerah diarsir
6
bagian bawah) dan panjang interval 𝐽𝑘 > 2. Misalkan 𝑚𝑘 bilangan asli pertama yang
terletak dalam interval 𝐽𝑘 . Barisan bagian 𝑆" = (sin(𝑚𝑘 )) dari 𝑆 mempunyai nilai-nilai
1
yang terletak dalam interval [−1, − 2].
Sekarang, jika diberikan sebarang bilangan real 𝑐, maka paling sedikit satu dari barisan
1
bagian 𝑆′ dan 𝑆" suku-sukunya terletak di luar dari lingkungan-2 dari 𝑐
1
(|sin(𝑟𝑘 ) − 𝑐| ≥ 2). Akibatnya, 𝑐 bukan limit dari barisan 𝑆. Karena 𝑐 diberikan
diperoleh 𝑥𝑚1 ≥ 𝑥𝑚2 ≥ … ≥ 𝑥𝑚𝑘 ≥ …. Akibatnya barisan dari puncak (𝑥𝑚𝑘 ) adalah
turun yang merupakan barisan bagian dari 𝑋 = (𝑥𝑛 ).
Kasus II. 𝑋 = (𝑥𝑛 ) mempunyai sebanyak hingga puncak (mugkin sebanyak nol).
Misalkan kita daftar semua puncak dengan subkrip (subscript): 𝑥𝑚1 , 𝑥𝑚2 , … , 𝑥𝑚𝑟 .
Misalkan 𝑠1 = 𝑚𝑟 + 1 adalah indeks pertama dari suku yang melewati (melebihi)
puncak terakhir 𝑥𝑚𝑟 . Karena 𝑥𝑠1 bukan puncak maka terdapat 𝑠2 > 𝑠1 sedemikian
hingga 𝑥𝑠1 < 𝑥𝑠2 . Karena 𝑥𝑠2 bukan puncak maka terdapat 𝑠3 > 𝑠2 sedemikian hingga
𝑥𝑠2 < 𝑥𝑠3 . Dengan cara yang sama dilanjutkan dan diperoleh suatu barisan bagian naik
Untuk mencoba mengaplikan teorema di atas, silakan dicoba untuk beberapa kasus:
barisan naik yang konvergen maupun divergen, barisan turun yang konvergen
maupun divergen, barisan yang tidak monoton yang konvergen maupun yang
divergen.
Teorema Bolzano-Weierstrass
Barisan bilangan real yang terbatas mempunyai barisan bagian yang konvergen.
Bukti
Cara 1 (dengan menggunakan teorema barisan bagian monoton)
Berdasarkan teorema barisan bagian monoton, maka barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) yang terbatas
mempunyai barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) yang monoton. Karena barisan 𝑋 terbatas, maka
barisan bagian ini juga terbatas. Berdasarkan teorema Konvergensi Monoton, maka
barisan bagian ini adalah konvergen.
konvergen ke 𝑥.∎
Suatu barisan bilangan real yang terbatas, mungkin mempunyai dua barisan bagian
yang konvergen dengan nilai limit yang berbeda, mungkin juga mempunyai barisan
bagian yang divergen. Sebagai contoh, misalkan 𝑋 = ((−1)𝑛 ). Barisan 𝑋 adalah
barisan yang terbatas, dan mempunyai barisan bagian ((−1)2𝑛 ) dan ((−1)2𝑛−1 ) yang
berturut-turut konvergen ke 1 dan – 1 ( konvergen dengan limit yang berbeda ), serta
mempunyai barisan bagian yang divergen yaitu barisan yang merupakan ekor-1 dari
barisan 𝑋.
Teorema di bawah ini, menunjukkan jika setiap barisan bagian dari suatu barisan 𝑋
konvergen ke suatu bilangan 𝑥, maka barisan 𝑋 konvergen ke 𝑥.
Teorema
Jika 𝑥 ∈ ℝ, dan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) adalah barisan bilangan real terbatas yang mempunyai sifat, bahwa
setiap barisan bagian dari 𝑋 konvergen ke 𝑥, maka barisan 𝑋 konvergen ke 𝑥.
Bukti
Misalkan 𝑀 > 0 adalah batas untuk barisan 𝑋, yaitu |𝑥𝑛 | ≤ 𝑀 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
Andaikan barisan 𝑋 tidak konvergen ke 𝑥, maka menurut teorema, terdapat 𝜀0 > 0 dan
barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 sedemikian hingga
|𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 untuk semua 𝑘 ∈ ℕ … ( *)
Karena 𝑋′ merupakan barisan bagian dari 𝑋, bilangan 𝑀 juga merupakan batas untuk
barisan bagian 𝑋′. Menurut teorema Bolzano-Weierstrass hal ini mengakibatkan
barisan 𝑋′ mempunyai barisan bagian 𝑋" yang konvergen. Karena 𝑋" juga merupakan
barisan bagian dari 𝑋, maka menurut hipotesis barisan bagian 𝑋" konvergen ke 𝑥. Oleh
karena itu, pada akhirnya suku-suku dari 𝑋" (juga merupakan suku-suku dari X’ )
terletak pada lingkungan-𝜀0 dari 𝑥. Hal ini mengakibatkan kontradiksi dengan (*). Jadi
pengandaian barisan 𝑋 tidak konvergen ke 𝑥 adalah salah, yang benar adalah barisan 𝑋
konvergen ke 𝑥.∎
Suatu barisan bilangan real (𝑥𝑛 ) yang terbatas mungkin konvergen atau mungkin tidak
konvergen, namun kita ketahui dari Teorema Bolzano-Weierstrass bahwa terdapat
barisan bagian yang konvergen (mungkin juga banyak barisan barisan began yang
konvergen). Suatu bilangan real yang merupakan limit dari barisan bagian dari barisan
(𝑥𝑛 ) disebut suatu limit barusan bagian dari (𝑥𝑛 ). Misalkan 𝑆 Menotasikan himpunan
dari semua limit barisan bagian dari barisan terbatas (𝑥𝑛 ). Maka 𝑆 terbatas, sebab
barisan (𝑥𝑛 ) terbatas.
2
Sebagai contoh, jika (𝑥𝑛 ) = ((−1)𝑛 + 𝑛), maka barisan bagian (𝑥2𝑛 ) konvergen ke 1 dan
barisan bagian (𝑥2𝑛−1 ) konvergen ke −1. Ini mudah untuk dilihat bahwa himpunan
semua limit barisan bagiannya adalah 𝑆 = {−1, 1}. Perhatikan bahwa suku terbesar dari
(𝑥𝑛 ) adalah 𝑥2 = 2 dan ini tidak memberikan informasi terkait perilaku limit dari
barisan ini.
Suatu contoh yang ekstrem adalah himpunan bilangan rasional di dalam interval {0,1].
Kita tahu bahwa himpunan ini adalah terbilang (denumerable) dan dengan demikian
bilangan-bilangan ini dapat ditulis sebagai suatu barisan (𝑟𝑛 ). Dengan Teorema
kepadatan bilangan maka setiap bilangan dalam interval [0,1] adalah limit barisan
bagian dari (𝑟𝑛 ). Dengan demikian 𝑆 = [0,1].
Suatu barisan terbatas (𝑥𝑛 ) yang divergen akan memunculkan suatu bentuk osilasi.
Aktifitas ini dimuat dalam interval turun sebagai berikut.
𝑡𝑚 = inf{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚} dan 𝑢𝑚 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚}, maka barisan (𝑡𝑚 ) dan (𝑢𝑚 ) adalah
monoton dan kemudian diperoleh barisan interval bersarang [𝑡𝑚 , 𝑢𝑚 ] dimana interval
ke-𝑚 memuat ekor-𝑚 dari barisan (𝑥𝑛 ).
Diskusi di atas memberikan ide untuk menyatakan perilaku limit dari suatu barisan
yang terbatas. Perhatian bahwa jika suatu bilangan real 𝑣 mempunyai sifat bahwa 𝑣 <
𝑥𝑛 untuk paling banyak sejumla hingga nilai 𝑛, maka tidak ada barisan bagian dari (𝑥𝑛 )
Dapat konvergen ke suatu suatu limit yang lebih besar dari 𝑣, sebab jika ini terjadi,
maka akan memerlukan sejulah tak hingga suku-suku dari barisan itu yag lebih besar
dari 𝑣. Dengan kata lain, jika bilangan real 𝑣 mempunyai sifat bahwa terdapat bilangan
asli 𝑁𝑣 sedemikian hingga 𝑥𝑛 ≤ 𝑣 untuk semua 𝑛 ≥ 𝑁𝑣 , maka tidak ada bilangan yang
lebih besar 𝑣 yang dapat mmenjadi suatu limit barisan bagian dari (𝑥𝑛 ).
Berdasarkan diskusi di atas, berikut akan didefinisikan limit superior dan limit inferior.
Definisi
Contoh
1 1 1 1
1. Misalkan 𝑋 = (𝑛) = (1, 2 , 3 , 4 , … ). Maka
Dengan menggunakan konsep limit superior dan limit inferior, akan ditunjukkan
pendekatan yang berbeda untuk konsep tersebut adalah ekuivalen.
Teorema
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) adalah barisan bilangan real terbatas. Pernyataan untuk suatu bilangan real
𝑥 ∗ berikut adalah ekuivalen.
Bukti
(b) ⇒(c). Misalkan (b) berlaku, misalkan 𝜀 > 0, karena terdapat paling banyak sejumlah
hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian hingga 𝑥 ∗ + 𝜀 < 𝑥𝑛 , maka terdapat sejumlah tak-
hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian hingga 𝑥𝑛 ≤ 𝑥 ∗ + 𝜀. Sehingga untuk 𝑢𝑚 =
sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚} ≤ 𝑥 ∗ + 𝜀 untuk semua 𝑚 yang cukup besar. Akibatnya inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} ≤
𝑥 ∗ + 𝜀. Selain itu karena terdapat sejumlah tak-hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian
hingga 𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑥𝑛 , maka 𝑥 ∗ − 𝜀 ≤ 𝑢𝑚 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚} untuk semua 𝑚 ∈ ℕ dan
dengan demikian 𝑥 ∗ − 𝜀 ≤ inf(𝑢𝑚 ). Jadi diperoleh 𝑥 ∗ − 𝜀 ≤ inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} ≤ 𝑥 ∗ + 𝜀 atau
|inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} 𝑥 ∗ | ≤ 𝜀. Karena 𝜀 > 0 sebarang, maka disimpulkan |inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} −
𝑥 ∗ | = 0 atau x ∗ = inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} = lim (𝑢𝑚 ).
(c) ⇒(d). Misalkan (c) berlaku. Misalkan 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) adalah barisan bagian dari
(𝑥𝑛 ) yang konveregen. Karena 𝑛𝑘 ≥ 𝑘, maka 𝑥𝑛𝑘 ∈ {𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑘}. Akibatnya 𝑥𝑛𝑘 ≤ 𝑢𝑘 =
sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑘}> Oleh karena itu lim(𝑥𝑛𝑘 ) = lim 𝑋 ′ ≤ lim (𝑢𝑘 ) = 𝑥 ∗ .Ini berarti sup 𝑆 ≤ 𝑥 ∗ .
Sebaliknya karena 𝑢1 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 1}, maka untuk 𝜀 = 1, terdapat 𝑛1 sedemikian
1
hingga 𝑢1 − 1 ≤ 𝑥𝑛1 ≤ 𝑢1 .Secara induktif untuk 𝑢𝑘 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑘}, 𝜀 = 𝑘, dan dapat
1
dipilih 𝑛𝑘 > 𝑛𝑘−1 sedemikian hingga 𝑢𝑘 − 𝑘 ≤ 𝑥𝑛𝑘 ≤ 𝑢𝑘 . Karena lim (𝑢𝑘 ) = 𝑥 ∗ , maka
(e) ⇒(a). Misalkan 𝑤 = sup 𝑆. Misalkan 𝜀 > 0, karena 𝑤 = sup 𝑆, maka 𝑠 ≤ 𝑤, untuk
semua 𝑠 ∈ 𝑆. Karena 𝑠 = lim (𝑥𝑛 𝑘 ), (𝑥𝑛𝑘 ), dengan barisan bagian dari (𝑥𝑛 ) yang
konvergen, maka terdapat 𝑛𝐾 ∈ ℕ sehingga berlaku 𝑠 − 𝜀 < 𝑥𝑛𝑘 < 𝑠 + 𝜀 untuk semua
𝑛𝑘 ≥ 𝑛𝐾 . Ini berarti terdapat paling banyak sejumlah hingga 𝑥𝑛𝑘 (juga 𝑥𝑛 ) dengan
𝑥𝑛 > 𝑤 + 𝜀 ≥ 𝑠 + 𝜀. Ini mengatakan bahwa 𝑤 + 𝜀 ∈ 𝑉 dan inf 𝑉 = lim sup(𝑥𝑛 ) ≤ 𝑤 +
𝜀. Di lain pihak, karena 𝑤 − 𝜀 ≤ 𝑠 − 𝜀 < 𝑥𝑛 𝑘 untuk semua 𝑛𝑘 ≥ 𝑛𝐾 , maka 𝑤 − 𝜀 ∉ 𝑉.
Dengan demikian 𝑤 − 𝜀 ≤ inf 𝑉 = lim sup(𝑥𝑛 ). Jadi peroleh 𝑤 − 𝜀 ≤ lim sup(𝑥𝑛 ) ≤
𝑤 + 𝜀. Karena 𝜀 > 0 sebarang, maka disimpulkan lim sup(𝑥𝑛 ) = 𝑤.∎
Dengan cara yang serua dengan teorema limit superior di atas, silakan untuk
memformulasikan teorema untuk limit inferior dari suatu barisan terbatas.
Pada pertemuan ini ditutup dengan teorema yang menggunakan limit superior dan
limit inferior untuk menentukan suatu barisan terbatas konvergen atau tidak.
Teorema
Suatu barisan terbatas (𝑥𝑛 ) konvergen jika dan hanya jika 𝑙𝑖𝑚 𝑠𝑢𝑝(𝑥𝑛 ) = 𝑙𝑖𝑚 𝑖𝑛𝑓(𝑥𝑛 ).
Bukti