You are on page 1of 13

Barisan Bagian dan Teorema Bolzano-Weierstrass

Pada pertemusn ini akan dibahas mengenai pengertian subbarisan/barisan bagian dari
suatu barisan bilangan yang diketahui. Secara informal, barisan bagian adalah suatu
barisan yang suku-sukunya dipilih/diambil dengan cara-cara tertentu dari suatu
barisan yang diketahui/diberikan.
Barisan bagian sering digunakan dalam menentukan kekonvergenan atau
kedivergenan suatu barisan.

Definisi
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real dan 𝑛1 < 𝑛2 < ⋯ < 𝑛𝑘 < ⋯ suatu barisan
bilangan bilangan asli yang naik keras. Suatu barisan baru 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) yang didefinisikan oleh:
(𝑥𝑛1 , 𝑥𝑛2 , … , 𝑥𝑛𝑘 , … ) disebut barisan bagian dari barisan 𝑋.

Contoh
1 1 1 1
𝑋 ′ = (2 , 4 , 6 , … , 2𝑘 , … ) dengan 𝑛1 = 2 , 𝑛2 = 4 , … , 𝑛𝑘 = 2𝑘 , … merupakan barisan
1 1 1
bagian dari barisan bilangan real 𝑋 = (1 , 2 , 3 , … ) dengan cara memilih suku-suku

genap dengan 𝑛1 = 2 , 𝑛2 = 4 , … , 𝑛𝑘 = 2𝑘 , … dari barisan X.

Contoh

1 1 1 1 1 1 1 1
𝑋 ′ = (1 , 3 , 5 , … , 2𝑘 –1 , … ) dan 𝑋 ′ = (2! , 4! , 6! , … , (2𝑘)! , … ) merupakan barisan bagian dari
1 1 1 1 1 1 1
barisan bilangan real 𝑋 = (𝑛). Sedangkan barisan-barisan 𝑌 = (2 , 1 , 4 , 3 , 6 , 5 , … ) dan
1 1 1 1
𝑌 ′ = (1 , 0, 3 , 0 , 5 , 0, … ) bukan barisan bagian dari 𝑋 = (𝑛) (jelaskan mengapa?)

Ekor suatu barisan merupakan barisan bagian dari barisan itu, tetapi barisan bagian
dari suatu barisan belum tentu merupakan ekor dari barisan itu. Misalnya, ekor-𝑚 dari
suatu barisan (𝑥𝑛 ) adalah barisan bagian (𝑥𝑛𝑘 ) dengan 𝑛1 = 𝑚 + 1, 𝑛2 = 𝑚 +
2, … , 𝑛𝑘 = 𝑚 + 𝑘, ….

Teorema berikut akan menunjukkan bahwa barisan bagian dari suatu barisan yang
konvergen, juga konvergen ke suatu nilai (bilangan real) yang sama.

Teorema
Jika barisan bagian bilangan real 𝑋 = (𝑥𝑛 ) konvergen ke bilangan real 𝑥, maka setiap barisan
bagian 𝑋’ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 juga konvergen ke 𝑥.

Bukti:
Misalkan 𝜀 > 0 diberikan dan misalkan 𝐾(𝜀) ∈ ℕ sedemikan hingga untuk 𝑛 ≥ 𝐾(𝜀)
berlaku |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀. Karena 𝑛1 < 𝑛2 < ⋯ < 𝑛𝑘 < ⋯ suatu barisan bilangan asli yang
naik keras, maka dengan induksi matematika dapat dibuktikan bahwa 𝑛𝑘 > 𝑘. Oleh
karena itu, jika 𝑘 ≥ 𝐾(𝜀), maka diperoleh 𝑛𝑘 > 𝑘 ≥ 𝐾(𝜀) dan berlaku |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| < 𝜀. Ini
menunjukkan, bahwa barisan bagian (𝑥𝑛𝑘 ) juga konvergen ke 𝑥.∎

Contoh
lim(𝑏 𝑛 ) = 0 , jika 0 < 𝑏 < 1.
Pada contoh sebelumnya, jika 0 < 𝑏 < 1 dan 𝑥𝑛 = 𝑏 𝑛 , maka berdasarkan ketaksamaan
Bernoulli, dapat ditunjukkan bahwa lim(𝑥𝑛 ) = 0. Selain itu, alternatif lain untuk
membuktikan lim(𝑏 𝑛 ) = 0 dapat dilakukan cara sebagai berikut.
Karena 0 < 𝑏 < 1, maka 𝑥𝑛+1 = 𝑏 𝑛+1 < 𝑏 𝑛 = 𝑥𝑛 . Ini mengatakan bahwa barisan
monoton turun.Karena jika 0 < 𝑏 < 1, maka 0 < 𝑥𝑛 = 𝑏 𝑛 < 1. Ini mengatakan bahwa
(𝑥𝑛 ) terbatas. Berdasarkan teorema Konvergensi Monoton, maka barisan
(𝑥𝑛 ) konvergen dan misalkan lim(𝑥𝑛 ) = 𝑥. Karena (𝑥2𝑛 ) barisan bagian dari (𝑥𝑛 ), maka
berdasarkan teorema di atas, lim(𝑥2𝑛 ) = 𝑥. Selanjutnya, perhatikan hubungan 𝑥2𝑛 =
2
𝑏 2𝑛 = (𝑏 𝑛 )2 = (𝑥𝑛 )2 dan berdasarkan teorema, maka 𝑥 = 𝑙𝑖𝑚 (𝑥2𝑛 ) = (lim (𝑥𝑛 )) = 𝑥 2 .
Oleh karena itu solusi dari 𝑥 = 𝑥 2 adalah 𝑥 = 0 atau 𝑥 = 1. Karena barisan (xn)
monoton turun dan terbatas 0 < 𝑥𝑛 < 1, maka diperoleh 𝑥 = 0.

Teorema
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real.
Pernyataan berikut ekuivalen:
(i) Barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 ∈ ℝ.
(ii) Terdapat suatu 𝜀0 > 0 sedemikian hingga untuk sebarang 𝑘 ∈ ℕ terdapat 𝑛𝑘 ∈ ℕ sehingga
berlaku 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 dan |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 .
(iii) Terdapat suatu 𝜀0 > 0 dan suatu barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 sedemikian hingga

|𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 , untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.

Bukti:
Untuk menunjukkan bahwa pernyatan (i), (ii), dan (iii) ekuivalen, cukup menunjukkan
kebenaran dari implikasi-implikasi berikut:(i)⇒(ii), (ii)⇒(iii), dan (iii)⇒(i).
(a) (i)⇒(ii).
Misalkan barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 ∈ ℝ. Pernyatan ini merupaka negasi
definisi (𝑥𝑛 ) konvergen ke 𝑥, yaitu (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 jika dan hanya jika
terdapat ε0 > 0, untuk setiap bilangan asli K terdapat bilangan asli 𝑛, 𝑛 ≥ 𝐾, dan
memenuhi |𝑥𝑛 − 𝑥| ≥ 𝜀0 . Dengan pernyataan berarti (ii) dipenuhi.
(b) (ii)⇒(iii)
Misalkan terdapat suatu ε0 > 0 sedemikian hingga untuk sebarang 𝑘 ∈ ℕ terdapat 𝑛𝑘 ∈
ℕ sehingga berlaku 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 dan |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ ε0 . Ini berarti untuk ε0 > 0 tersebut, dan

untuk 𝑘 = 1, terdapat bilangan asli 𝑛1 sehingga berlaku 𝑛1 ≥ 1 dan |𝑥𝑛1 − 𝑥| ≥ ε0 .


Selanjutnya untuk 𝑘 = 2, terdapat bilangan asli 𝑛2 sehingga berlaku 𝑛2 ≥ 2 dan
|𝑥𝑛2 − 𝑥| ≥ ε0 . Cara seperti ini dilanjutkan sehingga didapatkan barisan bagian 𝑋 ′ =

(𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 sehingga |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ ε0 untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ.


(c) (iii)⇒(i)
Misalkan kondisi (iii) dipenuhi, yaitu terdapat suatu 𝜀0 > 0 dan suatu barisan bagian
𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 = (𝑥𝑛 ) sedemikian hingga |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 , untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
Andaikan barisan 𝑋 konvergen ke 𝑥. Berdasarkan teorema, maka barisan bagian 𝑋′ juga
harus konvergen ke 𝑥. Tetapi ini kontradiksi dengan pernyataan (iii), yaitu tidak ada
satu sukupun dari barisan bagian 𝑋′ yang terletak pada lingkungan-𝜀0 dari 𝑥. Jadi
haruslah barisan 𝑋 tidak konvergen ke 𝑥.∎

Karena setiap barisan bagian dari suatu barisan yang konvergen juga konvergen ke
bilangan yang sama, maka diperoleh terorema pada bagian (i) berikut. Sedangkan
bagian (ii) sebagai kontrapositif dari teorema barisan yang konvergen adalah terbatas.

Teorema (Kriteria Divergensi)


Jika suatu barisan bilangan real 𝑋 = (𝑥𝑛 ) mempunyai salah satu sifat di bawah ini, maka
barisan 𝑋 divergen:
(i) Barisan 𝑋 mempunyai dua barisan bagian yang konvergen 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dan 𝑋" = (𝑥𝑟𝑘 )
dengan limit yang berbeda.
(ii) Barisan 𝑋 tak terbatas.

Contoh
1. Barisan 𝑋 = ((−1)𝑛 ) adalah divergen.
Bukti
Pilih barisan bagian 𝑋" = (−1)2𝑛 = (1,1,1 … ) konvergen ke 1, dan barisan bagian 𝑋" =
(−1)2𝑛−1 = (−1, −1, −1 … ) konvergen ke – 1. Oleh karena itu, menurut teorema
kriteria konvergensi, barisan 𝑋 adalah divergen.

2. Barisan 𝑆 = (sin 𝑛) adalah divergen. Gunakan sifat dasar fungsi sinus yang periodik.
Untuk memudahkan perhatikan gambar grafik fungsi sinus berikut.
𝜋 5𝜋 1 5𝜋 𝜋 2𝜋
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ∈ 𝐼1 = ( 6 , ), nilai sin 𝑥 > 2 . Karena panjang interval 𝐼1 = −6= > 2,
6 6 3

maka terdapat paling sedikit dua bilangan asli yang terletak dalam interval 𝐼1 .
Misalkan 𝑛1 bilangan asli pertama dari bilangan-bilangan ini. Dengan cara yang
1 𝜋 5𝜋
serupa, untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ, sin 𝑥 > 2 untuk 𝑥 ∈ 𝐼𝑘 = ( 6 + 2𝜋(𝑘 − 1), + 2𝜋(𝑘 − 1))
6

(Daerah diarsir bagian atas). Karena panjang interval 𝐼𝑘 > 2, maka terdapat paling
sedikit dua bilangan asli yang terletak pada 𝐼𝑘 . Misalkan 𝑛𝑘 adalah bilangan asli
pertama dari bilangan-bilangan asli di interval itu. Barisan bagian 𝑆 ′ = (sin(𝑛𝑘 )) dari S
yang dibentuk dengan cara seperti ini mempunyai sifat, bahwa nilai-nilaninya terletak
1
dalam interval [2 , 1]. Dengan cara yang serupa, Untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ, dan interal 𝐽𝑘 =
7𝜋 11𝜋 1
( 6 + 2𝜋(𝑘 − 1), + 2𝜋(𝑘 − 1)), nilai sin 𝑥 < − 2 untuk interal 𝑥 ∈ 𝐽𝑘 (daerah diarsir
6

bagian bawah) dan panjang interval 𝐽𝑘 > 2. Misalkan 𝑚𝑘 bilangan asli pertama yang
terletak dalam interval 𝐽𝑘 . Barisan bagian 𝑆" = (sin(𝑚𝑘 )) dari 𝑆 mempunyai nilai-nilai
1
yang terletak dalam interval [−1, − 2].

Sekarang, jika diberikan sebarang bilangan real 𝑐, maka paling sedikit satu dari barisan
1
bagian 𝑆′ dan 𝑆" suku-sukunya terletak di luar dari lingkungan-2 dari 𝑐
1
(|sin(𝑟𝑘 ) − 𝑐| ≥ 2). Akibatnya, 𝑐 bukan limit dari barisan 𝑆. Karena 𝑐 diberikan

sebarang, maka disimpulkan bahwa barisan 𝑆 divergen.


Tidak setiap barisan merupakan barisan monoton. Teorema di bawah ini
menunjukkan, bahwa setiap barisan mempunyai barisan bagian yang monoton.

Teorema (Barisan Bagian Monoton)


Jika 𝑋 = (𝑥𝑛 ) adalah barisan bilangan real, maka terdapat barisan bagian dari 𝑋 yang monoton.
Bukti
Untuk tujuan pembuktian ini, pertama didefisikan suatu suku 𝑥𝑚 dikatakan puncak
(peak) jika 𝑥𝑚 ≥ 𝑥𝑛 untuk semua 𝑛 sedemikian hingga 𝑛 ≥ 𝑚, yaitu 𝑥𝑚 tidak pernah
dilewati (dilebihi) oleh sebarang suku setelahnya.
Catatan. Dalam hal (𝑥𝑛 ) adalah barisan turun, maka semua sukunya adalah puncak,
namun jika (𝑥𝑛 ), maka tidak ada suku sebagai puncak.
Akan dibagi dalam dua kasus, pertama apabila (𝑥𝑛 ) mempunyai sebanyak tak-hingga
puncak atau yang kedia apabila (𝑥𝑛 ) mempunyai sebanyak hingga puncak.
Kasus I: 𝑋 = (𝑥𝑛 ) mempunyai sebanyak tak-hingga puncak.
Dalam kasus ini, kita daftar semua puncak dengan subkrip (subscript):
𝑥𝑚1 , 𝑥𝑚2 , … , 𝑥𝑚𝑘 , …. Karena masing-masing suku tersebut adalah puncak, maka

diperoleh 𝑥𝑚1 ≥ 𝑥𝑚2 ≥ … ≥ 𝑥𝑚𝑘 ≥ …. Akibatnya barisan dari puncak (𝑥𝑚𝑘 ) adalah
turun yang merupakan barisan bagian dari 𝑋 = (𝑥𝑛 ).
Kasus II. 𝑋 = (𝑥𝑛 ) mempunyai sebanyak hingga puncak (mugkin sebanyak nol).
Misalkan kita daftar semua puncak dengan subkrip (subscript): 𝑥𝑚1 , 𝑥𝑚2 , … , 𝑥𝑚𝑟 .
Misalkan 𝑠1 = 𝑚𝑟 + 1 adalah indeks pertama dari suku yang melewati (melebihi)
puncak terakhir 𝑥𝑚𝑟 . Karena 𝑥𝑠1 bukan puncak maka terdapat 𝑠2 > 𝑠1 sedemikian
hingga 𝑥𝑠1 < 𝑥𝑠2 . Karena 𝑥𝑠2 bukan puncak maka terdapat 𝑠3 > 𝑠2 sedemikian hingga
𝑥𝑠2 < 𝑥𝑠3 . Dengan cara yang sama dilanjutkan dan diperoleh suatu barisan bagian naik

(𝑥𝑠𝑘 ) dari barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ).∎

Untuk mencoba mengaplikan teorema di atas, silakan dicoba untuk beberapa kasus:
barisan naik yang konvergen maupun divergen, barisan turun yang konvergen
maupun divergen, barisan yang tidak monoton yang konvergen maupun yang
divergen.

Teorema Barisan Bagian Monoton di atas dapat digunakan untuk membuktikan


teorema di bawah ini yang disebut dengan teorema Bolzano-Weierstrass untuk barisan.
Tetapi ada cara lain untuk membuktikan teorema ini yaitu dengan menggunakan sifat
interval bersarang.

Teorema Bolzano-Weierstrass
Barisan bilangan real yang terbatas mempunyai barisan bagian yang konvergen.
Bukti
Cara 1 (dengan menggunakan teorema barisan bagian monoton)
Berdasarkan teorema barisan bagian monoton, maka barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) yang terbatas
mempunyai barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) yang monoton. Karena barisan 𝑋 terbatas, maka
barisan bagian ini juga terbatas. Berdasarkan teorema Konvergensi Monoton, maka
barisan bagian ini adalah konvergen.

Cara 2 (dengan menggunakan sifat interval tersarang)


Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 )adalah barisan yang terbatas. Oleh karena itu, maka himpunan
{𝑥𝑛 | ∈ ℕ} terbatas. Akibatnya terdapat interval 𝐼1 = [𝑎, 𝑏] yang memuat {𝑥𝑛 | ∈ ℕ}.
Akan dikonstruksi suatu barisan interval tersarang dan suatu barisan bagian dari 𝑋
yang konvergen.
Misalkan 𝑛1 = 1. Kemudian, bagilah interval 𝐼1 menjadi dua bagian yang sama yaitu
interval bagian 𝐼1 ′ dan 𝐼1 ". Selanjutnya, bagilah himpunan {𝑛 ∈ ℕ|𝑛 > 𝑛1 = 1} menjadi
dua bagian:
𝐴1 = {𝑛 ∈ ℕ|𝑛 > 𝑛1 , 𝑥𝑛 ∈ 𝐼1′ }, 𝐵1 = {𝑛 ∈ ℕ|𝑛 > 𝑛1 , 𝑥𝑛 ∈ 𝐼1 " }.
Jika 𝐴1 himpunan tak-hingga, pilih 𝐼2 = 𝐼1 ’ dan misalkan 𝑛2 bilangan asli terkecil dalam
𝐴1 . Jika 𝐴1 himpunan hingga, maka 𝐵1 adalah himpunan tak-hingga, dan pilih 𝐼2 = 𝐼1 " ,
kemudian misalkan 𝑛2 bilangan asli terkecil dalam 𝐵1.
Bagilah interval 𝐼2 menjadi dua interval bagian yang sama yaitu, 𝐼2 ′ dan 𝐼2 ", dan
bagilah himpunan {𝑛 ∈ ℕ|𝑛 > 𝑛2 } menjadi dua bagian:
𝐴2 = {𝑛 ∈ ℕ|𝑛 > 𝑛2 , 𝑥𝑛 ∈ 𝐼2′ }, 𝐵1 = {𝑛 ∈ ℕ|𝑛 > 𝑛2 , 𝑥𝑛 ∈ 𝐼2 " }.
Jika 𝐴2 himpunan tak-hingga, pilih 𝐼3 = 𝐼2 ’ dan misalkan 𝑛3 bilangan asli terkecil dalam
𝐴2 . Jika 𝐴2 himpunan hingga, maka 𝐵2 adalah himpunan tak-hingga, dan pilih 𝐼3 = 𝐼2 " ,
kemudian misalkan 𝑛3 bilangan asli terkecil dalam 𝐵2.
Jika cara seperti ini dilanjutkan, maka didapat barisan interval tersarang
𝐼1 ⊇ 𝐼2 ⊇ ⋯ ⊇ 𝐼𝑘 ⊇ ⋯ dan barisan bagian (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 sehingga 𝑥𝑛𝑘 ∈ 𝐼𝑘 untuk semua
(𝑏−𝑎)
𝑘 ∈ ℕ. Karena panjang 𝐼𝑘 = , berdasarkan sifat interval tersarang terdapat titik
2𝑘−1

tunggal 𝑥 ∈ 𝐼𝑘 untuk semua 𝑘 ∈ ℕ. Selanjutnya, karena 𝑥𝑛𝑘 dan 𝑥 keduanya terletak di


𝑏−𝑎
𝐼𝑘 , maka |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≤ 2𝑘−1. Oleh karena itu, disimpulkan barisan bagian (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋

konvergen ke 𝑥.∎

Suatu barisan bilangan real yang terbatas, mungkin mempunyai dua barisan bagian
yang konvergen dengan nilai limit yang berbeda, mungkin juga mempunyai barisan
bagian yang divergen. Sebagai contoh, misalkan 𝑋 = ((−1)𝑛 ). Barisan 𝑋 adalah
barisan yang terbatas, dan mempunyai barisan bagian ((−1)2𝑛 ) dan ((−1)2𝑛−1 ) yang
berturut-turut konvergen ke 1 dan – 1 ( konvergen dengan limit yang berbeda ), serta
mempunyai barisan bagian yang divergen yaitu barisan yang merupakan ekor-1 dari
barisan 𝑋.
Teorema di bawah ini, menunjukkan jika setiap barisan bagian dari suatu barisan 𝑋
konvergen ke suatu bilangan 𝑥, maka barisan 𝑋 konvergen ke 𝑥.

Teorema
Jika 𝑥 ∈ ℝ, dan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) adalah barisan bilangan real terbatas yang mempunyai sifat, bahwa
setiap barisan bagian dari 𝑋 konvergen ke 𝑥, maka barisan 𝑋 konvergen ke 𝑥.
Bukti
Misalkan 𝑀 > 0 adalah batas untuk barisan 𝑋, yaitu |𝑥𝑛 | ≤ 𝑀 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
Andaikan barisan 𝑋 tidak konvergen ke 𝑥, maka menurut teorema, terdapat 𝜀0 > 0 dan
barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari 𝑋 sedemikian hingga
|𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 untuk semua 𝑘 ∈ ℕ … ( *)

Karena 𝑋′ merupakan barisan bagian dari 𝑋, bilangan 𝑀 juga merupakan batas untuk
barisan bagian 𝑋′. Menurut teorema Bolzano-Weierstrass hal ini mengakibatkan
barisan 𝑋′ mempunyai barisan bagian 𝑋" yang konvergen. Karena 𝑋" juga merupakan
barisan bagian dari 𝑋, maka menurut hipotesis barisan bagian 𝑋" konvergen ke 𝑥. Oleh
karena itu, pada akhirnya suku-suku dari 𝑋" (juga merupakan suku-suku dari X’ )
terletak pada lingkungan-𝜀0 dari 𝑥. Hal ini mengakibatkan kontradiksi dengan (*). Jadi
pengandaian barisan 𝑋 tidak konvergen ke 𝑥 adalah salah, yang benar adalah barisan 𝑋
konvergen ke 𝑥.∎

Limit Superior dan Limit Inferior

Suatu barisan bilangan real (𝑥𝑛 ) yang terbatas mungkin konvergen atau mungkin tidak
konvergen, namun kita ketahui dari Teorema Bolzano-Weierstrass bahwa terdapat
barisan bagian yang konvergen (mungkin juga banyak barisan barisan began yang
konvergen). Suatu bilangan real yang merupakan limit dari barisan bagian dari barisan
(𝑥𝑛 ) disebut suatu limit barusan bagian dari (𝑥𝑛 ). Misalkan 𝑆 Menotasikan himpunan
dari semua limit barisan bagian dari barisan terbatas (𝑥𝑛 ). Maka 𝑆 terbatas, sebab
barisan (𝑥𝑛 ) terbatas.

2
Sebagai contoh, jika (𝑥𝑛 ) = ((−1)𝑛 + 𝑛), maka barisan bagian (𝑥2𝑛 ) konvergen ke 1 dan

barisan bagian (𝑥2𝑛−1 ) konvergen ke −1. Ini mudah untuk dilihat bahwa himpunan
semua limit barisan bagiannya adalah 𝑆 = {−1, 1}. Perhatikan bahwa suku terbesar dari
(𝑥𝑛 ) adalah 𝑥2 = 2 dan ini tidak memberikan informasi terkait perilaku limit dari
barisan ini.
Suatu contoh yang ekstrem adalah himpunan bilangan rasional di dalam interval {0,1].
Kita tahu bahwa himpunan ini adalah terbilang (denumerable) dan dengan demikian
bilangan-bilangan ini dapat ditulis sebagai suatu barisan (𝑟𝑛 ). Dengan Teorema
kepadatan bilangan maka setiap bilangan dalam interval [0,1] adalah limit barisan
bagian dari (𝑟𝑛 ). Dengan demikian 𝑆 = [0,1].

Suatu barisan terbatas (𝑥𝑛 ) yang divergen akan memunculkan suatu bentuk osilasi.
Aktifitas ini dimuat dalam interval turun sebagai berikut.

Interval [𝑡1 , 𝑢1 ] dengn 𝑡1 = inf{𝑥𝑛 |𝑛 ∈ ℕ} dan 𝑢1 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}, memuat barisan


secara utuh. Jika untuk setiap 𝑚 = 1,2, …, didefinisikan

𝑡𝑚 = inf{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚} dan 𝑢𝑚 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚}, maka barisan (𝑡𝑚 ) dan (𝑢𝑚 ) adalah
monoton dan kemudian diperoleh barisan interval bersarang [𝑡𝑚 , 𝑢𝑚 ] dimana interval
ke-𝑚 memuat ekor-𝑚 dari barisan (𝑥𝑛 ).

Diskusi di atas memberikan ide untuk menyatakan perilaku limit dari suatu barisan
yang terbatas. Perhatian bahwa jika suatu bilangan real 𝑣 mempunyai sifat bahwa 𝑣 <
𝑥𝑛 untuk paling banyak sejumla hingga nilai 𝑛, maka tidak ada barisan bagian dari (𝑥𝑛 )

Dapat konvergen ke suatu suatu limit yang lebih besar dari 𝑣, sebab jika ini terjadi,
maka akan memerlukan sejulah tak hingga suku-suku dari barisan itu yag lebih besar
dari 𝑣. Dengan kata lain, jika bilangan real 𝑣 mempunyai sifat bahwa terdapat bilangan
asli 𝑁𝑣 sedemikian hingga 𝑥𝑛 ≤ 𝑣 untuk semua 𝑛 ≥ 𝑁𝑣 , maka tidak ada bilangan yang
lebih besar 𝑣 yang dapat mmenjadi suatu limit barisan bagian dari (𝑥𝑛 ).

Berdasarkan diskusi di atas, berikut akan didefinisikan limit superior dan limit inferior.
Definisi

Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) adalah barisan bilangan real terbatas.

a. Limit superior (𝑥𝑛 ) adalah 𝑖𝑛𝑓 𝑉 dimana 𝑉 = {𝑣 ∈ ℝ|𝑣 <


𝑥𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℕ}. Limit superior ini

dinotasikan dengan 𝑙𝑖𝑚 𝑠𝑢𝑝(𝑥𝑛 ) atau 𝑙𝑖𝑚 𝑠𝑢𝑝 𝑋 atau 𝑙𝑖𝑚(𝑥𝑛 ).


b. Limit inferior (𝑥𝑛 ) adalah 𝑠𝑢𝑝 𝑊 dimana 𝑊 = {𝑤 ∈ ℝ|𝑤 >
𝑥𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℕ}. Limit inferior ini
dinotasikan dengan 𝑙𝑖𝑚 𝑖𝑛𝑓(𝑥𝑛 ) atau 𝑙𝑖𝑚 𝑖𝑛𝑓 𝑋 atau 𝑙𝑖𝑚 (𝑥𝑛 ).

Contoh

1 1 1 1
1. Misalkan 𝑋 = (𝑛) = (1, 2 , 3 , 4 , … ). Maka

𝑉 = {𝑣 ∈ ℝ|𝑣 < 𝑥𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℕ}


= {𝑣 ∈ ℝ|𝑣 > 0} = (0, ∞) dan
𝑊 = {𝑤 ∈ ℝ|𝑤 > 𝑥𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℕ}
= {𝑤 ∈ ℝ|𝑤 ≤ 0} = (−∞, 0].
Sehingga lim sup(𝑥𝑛 ) = inf 𝑉 = 0 dan lim inf(𝑥𝑛 ) = sup 𝑊 = 0.
2. Misalkan 𝑋 = ((−1)𝑛 ) = (1, −1,1, −1, … ). Maka
𝑉 = {𝑣 ∈ ℝ|𝑣 < 𝑥𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℕ}
= {𝑣 ∈ ℝ|𝑣 ≥ 1} = [1, ∞) dan
𝑊 = {𝑤 ∈ ℝ|𝑤 > 𝑥𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℕ}
= {𝑤 ∈ ℝ|𝑤 ≤ −1} = (−∞, −1].
Sehingga lim sup(𝑥𝑛 ) = inf 𝑉 = 1 dan lim inf(𝑥𝑛 ) = sup 𝑊 = −1.

Dengan menggunakan konsep limit superior dan limit inferior, akan ditunjukkan
pendekatan yang berbeda untuk konsep tersebut adalah ekuivalen.
Teorema

Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) adalah barisan bilangan real terbatas. Pernyataan untuk suatu bilangan real
𝑥 ∗ berikut adalah ekuivalen.

(a) 𝑥 ∗ = 𝑙𝑖𝑚 𝑠𝑢𝑝(𝑥𝑛 ).


(b) Jika 𝜀 > 0, maka terdapat paling banyak sejumlah hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian hingga
𝑥 ∗ + 𝜀 < 𝑥𝑛 tetapi terdapat sejumlah tak-hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian hingga 𝑥 ∗ −
𝜀 < 𝑥𝑛 .
(c) Jika 𝑢𝑚 = 𝑠𝑢𝑝{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚}, maka 𝑥 ∗ = 𝑖𝑛𝑓{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} = 𝑙𝑖𝑚(𝑢𝑚 ).
(d) Jika 𝑆 adalah himpunan semua limit barisan bagian dari (𝑥𝑛 ), maka 𝑥 ∗ = 𝑠𝑢𝑝 𝑆.

Bukti

(a) ⇒(b). Misalkan 𝑥 ∗ = lim sup(𝑥𝑛 ) = inf 𝑉, dengan = {𝑣 ∈ ℝ|𝑣 <


𝑥𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℕ}. Misalkan 𝜀 > 0, karena 𝑥 ∗
adalah infium, maka terdapat bilangan 𝑣 ∈ 𝑉 sedemikan hingga 𝑥 ∗ ≤ 𝑣 < 𝑥 ∗ + 𝜀.
Akibatnya 𝑥 ∗ + 𝜀 juga anggota 𝑉, artinya terdapat sejumlah hingga 𝑛 ∈ ℕ sedemikian
hingga 𝑥 ∗ + 𝜀 < 𝑥𝑛 . Di lain hal, 𝑥 ∗ − 𝜀 bukan anggota 𝑉, sehingga terdapat sejumlah tak-
hingga 𝑛 ∈ ℕ sedemikian hingga 𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑥𝑛 .

(b) ⇒(c). Misalkan (b) berlaku, misalkan 𝜀 > 0, karena terdapat paling banyak sejumlah
hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian hingga 𝑥 ∗ + 𝜀 < 𝑥𝑛 , maka terdapat sejumlah tak-
hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian hingga 𝑥𝑛 ≤ 𝑥 ∗ + 𝜀. Sehingga untuk 𝑢𝑚 =
sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚} ≤ 𝑥 ∗ + 𝜀 untuk semua 𝑚 yang cukup besar. Akibatnya inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} ≤
𝑥 ∗ + 𝜀. Selain itu karena terdapat sejumlah tak-hingga bilangan 𝑛 ∈ ℕ sedemikian
hingga 𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑥𝑛 , maka 𝑥 ∗ − 𝜀 ≤ 𝑢𝑚 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑚} untuk semua 𝑚 ∈ ℕ dan
dengan demikian 𝑥 ∗ − 𝜀 ≤ inf(𝑢𝑚 ). Jadi diperoleh 𝑥 ∗ − 𝜀 ≤ inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} ≤ 𝑥 ∗ + 𝜀 atau
|inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} 𝑥 ∗ | ≤ 𝜀. Karena 𝜀 > 0 sebarang, maka disimpulkan |inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} −
𝑥 ∗ | = 0 atau x ∗ = inf{𝑢𝑚 |𝑚 ∈ ℕ} = lim (𝑢𝑚 ).
(c) ⇒(d). Misalkan (c) berlaku. Misalkan 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) adalah barisan bagian dari
(𝑥𝑛 ) yang konveregen. Karena 𝑛𝑘 ≥ 𝑘, maka 𝑥𝑛𝑘 ∈ {𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑘}. Akibatnya 𝑥𝑛𝑘 ≤ 𝑢𝑘 =

sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑘}> Oleh karena itu lim(𝑥𝑛𝑘 ) = lim 𝑋 ′ ≤ lim (𝑢𝑘 ) = 𝑥 ∗ .Ini berarti sup 𝑆 ≤ 𝑥 ∗ .
Sebaliknya karena 𝑢1 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 1}, maka untuk 𝜀 = 1, terdapat 𝑛1 sedemikian
1
hingga 𝑢1 − 1 ≤ 𝑥𝑛1 ≤ 𝑢1 .Secara induktif untuk 𝑢𝑘 = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ≥ 𝑘}, 𝜀 = 𝑘, dan dapat
1
dipilih 𝑛𝑘 > 𝑛𝑘−1 sedemikian hingga 𝑢𝑘 − 𝑘 ≤ 𝑥𝑛𝑘 ≤ 𝑢𝑘 . Karena lim (𝑢𝑘 ) = 𝑥 ∗ , maka

diperoleh lim(𝑥𝑛𝑘 ) = lim(𝑢𝑘 ) = 𝑥 ∗ . Dengan hasil ini maka 𝑥 ∗ ∈ 𝑆. Sehingga sup 𝑆 = 𝑥 ∗ .

(e) ⇒(a). Misalkan 𝑤 = sup 𝑆. Misalkan 𝜀 > 0, karena 𝑤 = sup 𝑆, maka 𝑠 ≤ 𝑤, untuk
semua 𝑠 ∈ 𝑆. Karena 𝑠 = lim (𝑥𝑛 𝑘 ), (𝑥𝑛𝑘 ), dengan barisan bagian dari (𝑥𝑛 ) yang
konvergen, maka terdapat 𝑛𝐾 ∈ ℕ sehingga berlaku 𝑠 − 𝜀 < 𝑥𝑛𝑘 < 𝑠 + 𝜀 untuk semua
𝑛𝑘 ≥ 𝑛𝐾 . Ini berarti terdapat paling banyak sejumlah hingga 𝑥𝑛𝑘 (juga 𝑥𝑛 ) dengan
𝑥𝑛 > 𝑤 + 𝜀 ≥ 𝑠 + 𝜀. Ini mengatakan bahwa 𝑤 + 𝜀 ∈ 𝑉 dan inf 𝑉 = lim sup(𝑥𝑛 ) ≤ 𝑤 +
𝜀. Di lain pihak, karena 𝑤 − 𝜀 ≤ 𝑠 − 𝜀 < 𝑥𝑛 𝑘 untuk semua 𝑛𝑘 ≥ 𝑛𝐾 , maka 𝑤 − 𝜀 ∉ 𝑉.
Dengan demikian 𝑤 − 𝜀 ≤ inf 𝑉 = lim sup(𝑥𝑛 ). Jadi peroleh 𝑤 − 𝜀 ≤ lim sup(𝑥𝑛 ) ≤
𝑤 + 𝜀. Karena 𝜀 > 0 sebarang, maka disimpulkan lim sup(𝑥𝑛 ) = 𝑤.∎

Dengan cara yang serua dengan teorema limit superior di atas, silakan untuk
memformulasikan teorema untuk limit inferior dari suatu barisan terbatas.

Pada pertemuan ini ditutup dengan teorema yang menggunakan limit superior dan
limit inferior untuk menentukan suatu barisan terbatas konvergen atau tidak.

Teorema

Suatu barisan terbatas (𝑥𝑛 ) konvergen jika dan hanya jika 𝑙𝑖𝑚 𝑠𝑢𝑝(𝑥𝑛 ) = 𝑙𝑖𝑚 𝑖𝑛𝑓(𝑥𝑛 ).

Bukti

Bukti teorema ini diserahkan kepada peserta sebagai Latihan.

You might also like