Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
Kelompok 3 – Kelas A
A. Audirta Prasetya 210901500003
Nur Resky Amaliah Bardin 210901501002
Mayla Azmainna Nabila 210901501010
Nur Asty Ramadani Asrul 210901502003
Aqila Nasira 210901502009
Rangga Fakhrurriza 210901502014
Putri Nadilah Sofyan 210901502023
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................iv
A. Latar Belakang......................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah.................................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................1
B. Permintaan Agregat................................................................................................1
C. Penawaran Agregat.................................................................................................6
PENUTUP........................................................................................................................13
Kesimpulan..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bab ini akan berfokus pada Permintaan agregat dan penawaran agregat.
Permintaan agregat dalam perekonomian negara sangat penting karena dapat
membantu para profesional untuk mengukur serta menilai keadaan umum dari
kondisi ekonomi suatu negara. Hal ini dapat membantu sekaligus menunjukan
bagaimana suatu negara bergerak dari perlambatan menuju ke resesi yang
sebenarnya atau bagaimana negara tersebut dapat keluar dari resesi. Dalam
perekonomian negara terdapat istilah penawaran agregat. Penawaran agregat
ini juga sangat penting karena menyatakan jumlah keseluruhan barang dan
jasa yang diproduksi serta dijual pada setiap tingkat harga oleh berbagai
produsen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dasar permintaan dan penawaran agregat?
2. Apa yang dimaksud dengan permintaan dan penawaran agregat?
3. Bagaimana bentuk kurva permintaan dan penawaran agregat?
4. Bagaimana konsep permintaan agregat dalam pigon effect dan keynes
effect?
5. Bagaimana penawaran agregat menurut kaum klasik dan keynes?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Konsep dasar permintaan dan penawaran agregat
2. Memahami definisi permintaan dan penawaran agregat
3. Mengetahui bentuk kurva permintaan dan penawaran agregat
4. Mengetahui konsep permintaan agregat dalam pigon effect dan keynes
effect
5. Memahami penawaran agregat menurut kaum klasik dan keynes
A.
iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Permintaan dan Penawaran Agregat
Definisi permintaan agregat, juga disebut AD, adalah total jumlah
pengeluaran oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada berbagai
tingkat harga dalam suatu perekonomian. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan agregat adalah tingkat harga dan kebijakan moneter dan fiskal
yang dilakukan oleh pemerintah. Ketika tingkat harga semakin tinggi,
pengeluaran barang oleh pelaku ekonomi akan semakin berkurang,
sedangkan jika harga semakin rendah, pengeluaran barang dan jasa akan
meningkat.
Sementara itu, penawaran agregat, atau AS, mengacu pada jumlah total
barang yang diproduksi oleh seluruh produsen dalam suatu perekonomian
pada berbagai tingkat harga dalam periode tertentu.Faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran agregat meliputi tingkat harga, kapasitas produksi
perekonomian, dan biaya produksi. Jika harga semakin tinggi, maka jumlah
penawaran barang akan semakin meningkat dan sebaliknya, seperti pada
perilaku produsen dalam teori ekonomi mikro.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi penawaran, salah satunya adalah
kapasitas produksi yang tergantung pada besarnya investasi riil. Semakin
besar nilai investasi riil, maka akan meningkatkan kapasitas produksi
perekonomian dan akhirnya meningkatkan jumlah total nilai penawaran
barang dan jasa.
Faktor lain yang memengaruhi penawaran agregat adalah besarnya biaya
produksi. Jika biaya produksi meningkat karena kenaikan upah kerja atau
kenaikan harga bahan bakar, maka akan berdampak pada kenaikan biaya
produksi dan biaya transportasi, yang pada akhirnya akan menyebabkan
produksi barang menurun.
B. Permintaan Agregat
1. Pengertian
1
Permintaan Agregat (Aggregate Demand/AD) adalah hubungan
antara jumlah output yang diminta dan tingkat harga agregat. Dalam hal
ini, Aggregate Demand atau AD menggambarkan jumlah barang dan jasa
yang ingin dibeli pada setiap tingkat harga tertentu oleh masyarakat,
perusahaan, dan pemerintah.
2. Keynes Effect
Dalam model analisis IS-LM, kita hanya fokus pada dua pasar,
yaitu pasar barang yang menentukan kurva IS dan pasar uang yang
menentukan kurva LM. Dalam model ini, kita berasumsi bahwa harga
tidak berubah dan semua variabel seperti Y, C, S, I, G, Tx, G, T, X, Z, r,
L1, L2, dan M diukur dalam harga konstan atau nilai riil. Meskipun
asumsi ini tidak realistis, itu adalah kelemahan dari model analisis IS-
LM, serta salah satu kelemahan utama dari model analisis silang Keynes.
2
Gambar 1 Kurva Permintaan Agregat Keynes Effect
3
3. Pigou Effect
Pigou effect adalah sebuah konsep dalam ekonomi makro yang
menjelaskan bagaimana perubahan tingkat harga dapat mempengaruhi
permintaan agregat dalam perekonomian. Konsep ini diperkenalkan oleh
seorang ekonom Inggris bernama Arthur Pigou pada awal abad ke-20.
Pigou effect didasarkan pada premis bahwa ketika tingkat harga
turun, maka nilai riil dari uang yang dimiliki oleh konsumen dan investor
akan meningkat. Dalam konteks ini, nilai riil merujuk pada kemampuan
uang untuk membeli barang dan jasa. Dengan adanya kenaikan nilai riil
uang, konsumen dan investor akan merasa lebih kaya dan cenderung
menghabiskan lebih banyak uang.
Dalam hal ini, Pigou effect dapat mempengaruhi permintaan
agregat dalam perekonomian, yaitu jumlah total barang dan jasa yang
diminta oleh konsumen, investor, dan pemerintah. Kenaikan permintaan
agregat yang disebabkan oleh Pigou effect dapat memicu pertumbuhan
ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Namun, Pigou effect juga memiliki batasannya. Jika tingkat harga
turun terlalu rendah, maka konsumen dan investor mungkin akan merasa
tidak aman secara finansial dan cenderung menyimpan uang mereka
daripada menghabiskannya. Selain itu, jika pengeluaran yang lebih tinggi
mengakibatkan peningkatan permintaan yang signifikan, maka dapat
memicu inflasi yang merugikan ekonomi secara keseluruhan.
Dalam rangka mengatasi batasan tersebut, penggunaan Pigou effect
dalam kebijakan ekonomi biasanya dibarengi dengan kebijakan moneter
dan fiskal yang hati-hati. Dengan demikian, perubahan tingkat harga dapat
memberikan dampak positif terhadap permintaan agregat dalam
perekonomian, dan pada gilirannya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.
4
hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta oleh
semua sektor dalam perekonomian. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam
membangun kurva permintaan agregat mempengaruhi bentuk dari kurva tersebut.
Dalam konteks ini, terdapat perbedaan bentuk kurva permintaan agregat yang
diturunkan dari asumsi-asumsi klasik dan asumsi-asumsi Keynes.
5
C. Penawaran Agregat
1. Fungsi Produksi
Memperbincangkan penawaran agregatif menyangkut masalah
kemampuanperekonomian dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-
jasa. Kemampuan sebuah perekonomian untuk menghasilkan barang-
barang dan jasa-jasa pertahun yang biasajuga disebut kapasitas produksi
nasional, ditentukan oleh komposisi, kualitas dan kuantitas dari sumber-
sumber daya yang tersedia dalam perekonomian bersangkutan. Oleh
karena sumber daya yang ada dalam suatu perekonomian terdiri dari
sumber daya masnusia atau human resources (LF)2, sumber daya alam
atau natural resources (A) dan sumber daya modal atau capital resources
(K), maka secara matematik dapat kita tulis:
Qm = f(LF,A,K) …….…………………………………….. (7.1)
dimana:
Qm = Kuantitas maksimum barang-barang dan jasa-jasa yang dapat
dihasilkan oleh sebuah perekonomian per satuan waktu atau per
tahun, yang dapat kita sebut juga dengan istilah produk nasional
atau output nasional potensial.
6
Di mana :
Nr = jumlah jam kerja per tahun dalam keadaan full-employment,
JR = jam kerja rata-rata per pekerja per tahun.
7
huruf Q. Akan tetapi mengingat bahwa nilai pendapatan nasional apabila
dinyatakan dengan menggunakan harga pasar adalah sama dengan nilai
produk nasional, maka tanda Q tersebut dapat kita ganti dengan Y,
asalakan nilai Y, yaitu nilai pendapatan nasional, dinyatakan dengan
menggunakan harga konstan.
Di mana:
W = tingkat upah nyata, yaitu tingkat upah dinyatakan dengan tingkat
harga
konstan;
w = tingkat upah nominal, yaitu tingkat upah dinyatakan dengan harga-
harga yangberlaku;
H = tingkat harga
8
sebagai kurva yang menunjukkan jumlah-jumlah tenaga kerja per satuan
waktu yang masyarakat seluruhnya ingin menjualnya pada berbagai
tingkat upah nyata. Jadi seperti halnya dengan permintaan akan tenaga
kerja, untuk kurva penawaran tenaga kerja jugadiasumsikan bahwa jumlah
kesediaan masyarakat untuk menjual tenaga kerja ditentukan oleh tinggi-
rendahnya seperti ini kita sebut sebagai model analisis tanpa ilusi uang,
yang kita lawankan dengan model analisis dengan ilusi uang, di mana
rumah tangga perusahaan sebagai pembeli sumber daya manusia dan
rumah tangga keluarga sebagai penjual sumber daya manusia dalam
pengambilan-pengambilan keputusannya terkelabuhi oleh angka-angka
nominal uang
9
kapasitas produksi. Dalam pandangan kaum klasik, penawaran agregat
yang lebih besar dapat dicapai dengan cara meningkatkan kualitas dan
kuantitas faktor-faktor produksi.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan ingin meningkatkan
penawaran agregat, maka mereka dapat menambah jumlah tenaga kerja,
meningkatkan investasi untuk meningkatkan modal, atau memperbaiki
teknologi untuk meningkatkan produktivitas.
Dalam praktiknya, kebijakan pemerintah juga dianggap sebagai
faktor yang mempengaruhi penawaran agregat. Kaum klasik berpendapat
bahwa pemerintah sebaiknya tidak melakukan intervensi dalam pasar
karena hal tersebut dapat mengganggu mekanisme pasar dan mengurangi
efisiensi ekonomi.
Namun, kaum klasik mengakui bahwa pemerintah dapat
memberikan dukungan dalam memberikan perlindungan hukum,
mengeluarkan regulasi untuk menjaga stabilitas pasar, serta
menginvestasikan pada faktor-faktor produksi dalam jangka panjang,
seperti pendidikan dan infrastruktur.
Dalam kesimpulannya, penawaran agregat menurut kaum klasik
dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi, yang dapat ditingkatkan melalui
investasi pada sumber daya manusia, modal, dan teknologi. Selain itu,
kebijakan pemerintah yang mendukung pembangunan faktor-faktor
produksi juga dianggap penting dalam meningkatkan penawaran agregat
dalam jangka panjang.
2. Teori Kenyes
Menurut pandangan kaum Keynesian, penawaran agregat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pengeluaran, permintaan
konsumen, dan kebijakan fiskal pemerintah. Dalam pandangan Keynesian,
penawaran agregat dapat lebih elastis dalam jangka pendek daripada yang
dianggap oleh kaum klasik.
Kaum Keynesian berpendapat bahwa dalam jangka pendek, faktor-
10
faktor seperti tingkat pengeluaran dan permintaan konsumen dapat
mempengaruhi penawaran agregat. Dalam hal ini, jika terjadi peningkatan
permintaan, maka produsen akan lebih cenderung meningkatkan
produksinya untuk memenuhi permintaan tersebut.
Namun, di sisi lain, faktor-faktor seperti kebijakan fiskal
pemerintah juga dianggap memainkan peran penting dalam menentukan
penawaran agregat. Dalam pandangan Keynesian, pemerintah dapat
menggunakan kebijakan fiskal seperti pengeluaran publik dan pajak untuk
mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran agregat.
Dalam praktiknya, Keynesian mengusulkan kebijakan fiskal dan
moneter sebagai instrumen utama untuk mengatasi masalah penawaran
agregat. Misalnya, pemerintah dapat menggunakan kebijakan fisk al
untuk meningkatkan pengeluaran publik dan pajak untuk meningkatkan
pendapatan, sehingga memicu kenaikan permintaan dan penawaran
agregat.
Dalam kesimpulannya, penawaran agregat menurut kaum
Keynesian dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pengeluaran,
permintaan konsumen, dan kebijakan fiskal pemerintah. Mereka
menganggap intervensi pemerintah dapat diperlukan untuk mengatasi
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan dan memperbaiki
kesenjangan produksi dalam jangka pendek.
11
terjadinya keseimbangan pasar
12
PENUTUP
Kesimpulan
Permintaan dan penawaran agregat adalah konsep penting dalam makroekonomi yang
digunakan untuk menganalisis dan memahami pergerakan ekonomi secara keseluruhan.
Permintaan agregat mengacu pada jumlah total barang dan jasa yang diminta oleh
konsumen, bisnis, dan pemerintah dalam suatu perekonomian, sedangkan penawaran
agregat mengacu pada jumlah total barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen dalam
suatu perekonomian.
Dalam teori klasik, permintaan dan penawaran agregat memiliki fleksibilitas penuh
untuk menyesuaikan harga dan jumlah output secara otomatis, sehingga perekonomian
cenderung menuju keseimbangan jangka panjang. Sedangkan dalam teori Keynesian,
permintaan dan penawaran agregat tidak selalu berada pada keseimbangan, sehingga
pemerintah harus terlibat dalam mengatasi ketidakseimbangan tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15