Professional Documents
Culture Documents
Mega A. Uno - 243222016 - Proposal Plagiat Nya
Mega A. Uno - 243222016 - Proposal Plagiat Nya
MEGA A. UNO
243222016
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
b. Penyusunan PPRG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
mengintegrasikan gender dan menggunakan metode Analisis gender yang
berupa GAP.
c. Perangkat Daerah dapat bekerjasama dengan Lembaga perguruan tinggi atau
pihak lain yang memiliki kapabilitas dibidangnya dalam penyusunan PPRG.
d. Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan mengkoordinasikan,
mensinergikan, dan mengharmonisasikan penyusunan PPRG.
e. Perangkat Daerah yang membidangi pemberdayaan perempuan melakukan
pendampingan dalam penyusunan PPRG.
f. Format dan Langkah penyusunan PPRG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pengendalian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
5
Berdasarkan pada latar belakang, maka identifikasi masalah yang berkaitan
dengan kebijakan anggaran responsif gender sebagai berikut:
6
1. Efektivitas kebijakan anggaran responsif gender sebagai perencanaan dan
penganggaran dalam program pemerintah di Kota Surabaya.
BAB I PENDAHULUAN
8
tambahan yang diperlukan serta pembahasan masalah yang
dihadapi dalam penelitian yang berdasar pada teori.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek dan
objek penelitian, teknik pengumpulan data, dana Teknik
analisis data.
9
BAB II
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.
Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sector
swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum
dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang
mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman
Tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan (Agustion, 2008,
hal.7).
Menurut Miriam Budiarjo (2008, hal.20), kebijakan (policy) adalah suatu
kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok, dalam usaha
memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Dari beberapa pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah seperangkat Tindakan yang diusulkan
boleh seseorang, kelompok atau pejabat, tindak tersebut berkaitan dengan
pengambilan keputusan dan mengandung tujuan politik serta dilaksanakan oleh
apparat birokrasi.
2.2.2 Konsep Kesetaraan Gender
Keadilan Gender (Gender Equity) menurut Faqih adalah suatu kondisi dan
perlakuan yang adil terhadap perempuan dan laki-laki (2008; 12). Agar perlakuan
yang adil terhadap perempuan dan laki-laki dapat terwujud, maka diperlukan
langkah-langkah untuk menghentikan hal-hal yang secara psikis, politik dan sosial
budaya dapat menghambat perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan
menikmati hasil dari perannya tersebut. Keadilan gender berarti tidak ada
pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap
perempuan maupun laki-laki. Kesetaraan Gender (Gender Equality) adalah
kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh
kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan,
pertahanan dan keamanan nasional serta kesamaan dalam menikmati pembangunan
tersebut (2008; 12). Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan
ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Terwujudnya
kesetaran dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara
perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara
dan adil dari pembangunan. Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang
atau kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut.
Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan
atas penggunaan dan hasil sumber daya. Sehingga memperoleh manfaat yang sama
dari pembangunan.
11
2.2.4 Permasalahan Ketidakadilan Gender
16
memanfaatkan forum musrenbang, memanfaatkan basis data yang tersedia di
masing-masing SKPD, dan juga data relevan dari berbagai hasil penelitian.
Hasil studi Wewen (2016, dengan judul Analisis Pengarusutamaan Gender
dalam Kebijakan Publik (Studi Kasus di BP3AKB Provinsi Jawa Tengah),
menunjukkan bahwa kebijakan PUG yang dilaksanakan oleh BP3AKB Provinsi
Jawa Tengah masih belum bisa mengatasi permasalahan gender. Hal-hal cenderung
mempengaruhi PUG diantaranya tata nilai adat istiadat, kemauan dan memapuan
perempuan dalam mewujudkan kesetaraan gender, dan keberadaan media massa.
Sebagai masukan untuk mensukseskan pelaksanaan PUG oleh BP3AKB adalah
melakukan pendekatan khususnya kepada perempuan untuk berfikir lebih luas dan
tidak terlalu terkekang oleh nilai-nilai tradisi. Selain itu juga harus dilakukan
Kerjasama dengan semua pihak, termasuk tokoh masyarakat seperti tokoh adat dan
agama.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
Analisis data dalam penelitian pada hakikatnya merupakan proses mengolah
data yang telah diperoleh di lapangan agar menjadi informasi. Hasil akhir dalam
penelitian disamping tergantung kepada data yang diperoleh di lapangan kuga akan
sangat tergantung pada bagaimana menganalisis data (Suliyanto, 2018:169). Menurut
Sugiyono (2016:89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data dalam penelitian
ini yaitu:
1. Dokumentasi, dilakukan dengan menganalisis dokumen kebijakan yang ada
relevansinya dengan anggaran responsif gender seperti RPJM serta berbagai
keputusan pemerintah.
19
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Puji (2016). Analisis Anggaran Responsif Gender Pada APBD Kota Semarang Tahun
2015, Hal.341-511.
Haryanto Faizal dan Hidayah Nur (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 100-
Ilham Teguh dan Velianto Adam (2022). Belajar Dari Yang Terbaik: Evaluasi Pengaruh
Lestari Puji dan Dewi Macha (2010). Model Komunikasi dalm Sosialisasi Pengarusutamaan
Masrullah Intan, Sunarko dan Purwanto Agung (2021). Pengarusutamaan Gender di Jepang
Liberal. Journal of Feminism and Gender Studies Vol.1, No.2 Juli-Desember 2021,
Hal.132-147.
Nurhaeni Ismi, Habsari Kusumo dan Tyasari Siany (2011). Efektivitas Implementasi
Kebijakan Anggaran Responsif Gender. Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol.11, No.1
20
Januari 2011, Hal.74-86.
Oktaria Dwi (2015). Analisis Anggaran Responsif Gender di Provinsi Sumatera Selatan.
2015, Hal.13-26.
Rahayu Wewen (2016). Analisis Pengarusutamaan Gender Dalam Kebijakan Publik (Studi
Kasus di BP3AKB Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan
Rismawati Dewi (2014). Legal Culture of Women in Gender Budgeting (Review of Contect
Responsif Gender di Kota Banda Aceh. PALASTREN: Jurnal Studi Gender Vol.9,
Contraints and Their Coping Strategies. Journal of Public Sector Innovations (JPSI)
Sodani, P.R, Sharma, dan Shilpi (2008). Budgeting. Journal of Health Management Vol.10,
No.2.
Soleha Sitti dan Afriyani (2021). Evaluasi Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG)
Susiana Sali (2015). Penerapan Konsep Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
21
(PPRG) Dalam Pembangunan Daerah (Studi Kasus di Provinsi Papua dan Provinsi
Taneo Juniarto dan Angi Yohana (2022). Penerapan Anggaran Responsif Gender pada Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun Anggaran 2018-2020. Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Widowati Galu, Ludigdo Untu dan Kasmayanti Ari (2016). Persepsi Penyusunan Anggaran
Mengenai Konsep Kebijakan Anggaran Responsif Gender. Jurnal Riste dan Aplikasi:
Yunarti Sri (2017). Pemberdayaan Lembaga Bundo Kanduang di Nagari Melalui Kebijakan
Yusnaini & Saftiana Yulia (2012). Akomodasi Kepentingan Perempuan Melalui Anggaran
22
23