You are on page 1of 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI AYAM BROILER

DI KABUPATEN WONOGIRI

Sunarno1, Endang Siti Rahayu2, Sutrisno Hadi Purnomo2


Email: masnarno74@gmail.com
1)
Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
1)
Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
1)
Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT
This research aimed to determine factors-factors affecting the production of broilers and
income levels of broilers and broiler chicken farming efficiency in Wonogiri. The
research method is a survey method. The study was conducted in Wonogiri. Sampling
with simple random sampling method. The results showed that the correlation factors
with broiler production expressed in cobb douglas production function models, namely:
LnY = 1.4207 + 0.3312 + 0.2815 LnX1 LnX3 LnX2 + 0.0021 + 0.0080 + 0.0307 LnX4
LnX5 + 0.1732 + 0.1460 LnX6 LnX7 - 0.1081 LnX8 + e. Regression analysis showed that
the DOC, feed, labor, vaccines, medicine, vitamins and mortality jointly significant effect
on broiler production. Individual factors DOC, feed, vitamins and mortality significantly
affect to broilers production, while labor, vaccines and drug did not significantly affect
the broilers production. Income levels of broiler chicken farming is Rp. 10.563.345, -
perperiode. While the calculation of R/C ratio is 1.06, which means the business of
broiler chickens is already profitable.

Keywords: Production, Factors affecting, broilers.

PENDAHULUAN pemenuhan kebutuhan protein adalah


Peternakan merupakan salah satu daging. Kebutuhan masyarakat terhadap
sub sektor pertanian yang memiliki daging seperti halnya produk ternak
peranan cukup penting dalam lainnya mengalami peningkatan seiring
memberikan kontribusi yang cukup dengan meningkatnya jumlah penduduk,
besar terhadap perekonomian negara ini. pendapatan dan taraf hidup masyarakat.
Sub sektor peternakan menyumbang Dalam upaya pemenuhan protein hewani
146,1 trilyun rupiah atau 1,85% terhadap dan peningkatan pendapatan peternak,
PDB Indonesia pada tahun 2010 maka pemerintah telah berupaya
(Pusdatin, 2013) meningkatkan hasil produksi yang
Sub sektor peternakan merupakan bersumber dari usaha ternak,
bagian dari sektor pertanian yang sangat diantaranya adalah yam broiler atau
potensial untuk dikembangkan dalam ayam broiler.
menyediakan pangan hewani berupa Usaha peternakan ayam broiler
daging, susu, serta telur yang benilai gizi merupakan salah satu andalan dalam
tinggi. Sub sektor peternakan dapat subsektor peternakan di Indonesia.
meningkatkan pendapatan masyarakat Peternakan ayam broiler
khususnya peternak, serta memperluas mempunyai prospek yang sangat baik
kesempatan kerja. Salah satu komoditi untuk dikembangkan, baik dalam skala
peternakan yang banyak dikonsumsi peternakan besar maupun skala
oleh masyarakat dalam rangka peternakan kecil (peternakan rakyat).

455
Populasi ayam broiler (broiler) dalam ternak ayam broiler di Kabupaten
kurun waktu beberapa tahun belakangan Wonogiri.
ini meningkat dengan pesat. Populasi Ayam Broiler
ayam broiler di Indonesia saat ini Mulyantini (2011) menyatakan
mencapai 1.355.288.419 ekor, bahwa, jenis ayam broiler merupakan
meningkat sekitar 33% dari populasi jenis ayam ras unggulan hasil
lima tahun silam yang hanya persilangan dari bangsa ayam yang
1.026.379.000 ekor (Ditjen Nakkeswan, memiliki daya produktivitas tinggi,
2013). Pemerintah juga berusaha untuk terutama dalam memproduksi daging.
meningkatkan kinerja perunggasan Jenis strain ayam broiler dengan
dengan cara memperbaiki iklim produktivitas yang baik beredar di
investasi, peningkatan pembangunan pasaran, diantaranya adalah: CP 707,
infrastruktur dan ketersediaan Hyline, Hubbard, Missouri, Hybro,
sumberdaya yang terlatih. Hal inilah Shaver Starbo, Super 77, Arbor Acress,
yang dapat menjadi daya tarik bagi Tegel 70, Cornish, ISA brown, Hypeco,
masyarakat dan investor untuk Sussex, Cobb, Bromo, Kim Cross,
berkecimpung di usaha ternak ayam Wonokoyo, Ross Marshall, Lohman,
broiler. dan Euribird. Ayam broiler baru dikenal
Kabupaten Wonogiri merupakan di Indonesia sejak tahun 1980-an, dan
salah satu kabupaten yang mempunyai telah dikembangkan dengan pesat
populasi ternak ayam broiler yang cukup dibeberapa negara. Adapun manfaat
banyak dan selalu mengalami memelihara ayam broiler adalah: (1)
peningkatan populasi setiap tahunnya. menyediakan kebutuhan protein hewani,
Menurut data dari Dinas Peternakan, (2) menyediakan tenaga kerja, (3)
Perikanan dan Kelautan Kabupaten investasi, (4) mencakupi kebutuhan
Wonogiri Populasi ayam broiler di keluarga, dan (5) sebagai hasil tambahan
Kabupaten Wonogiri pada tahun 2013 dari usaha ternak ayam broiler berupa
sebesar 2.209.500 ekor dan pada tahun tinja yang dapat dimanfaatkan untuk
2014 meningkat menjadi 2.343.500 ekor pupuk kandang.
dengan peternak sebanyak 312 orang. Ilmu Usaha Tani
Banyak faktor yang Ilmu usaha tani adalah ilmu yang
mempengaruhi produksi ayam broiler di mempelajari bagaimana seorang
Kabupaten Wonogiri. Faktor-faktor mengusahakan dan mengkoordinir
tersebut diantaranya adalah jumlah faktor-faktor produksi berupa lahan dan
DOC, pakan, tenaga kerja, vaksin, obat, alam sekitarnya sebagai modal sehingga
vitamin, pemanas dan mortalitas. memberikan manfaat yang sebaik-
Peternak harus mampu mengelola baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan,
faktor-faktor produksi tersebut sehingga ilmu usaha tani merupakan ilmu yang
dapat dicapai produksi yang maksimal. mempelajari cara-cara petani
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menentukan, mengorganisasikan dan
tjuan penelitian ini yaitu: (1). Untuk mengkkordinasikan penggunaan faktor-
mengetahui faktor-faktor yang faktor produksi seefektif dan seefisien
mempengaruhi produksi ayam broiler di mungkin sehingga usaha tersebut
Kabupaten Wonogiri; (2) untuk memberikan pendapatan semaksimal
mengetahui efisiensi produksi ternak mungkin (Suratiyah, 2015).
ayam broier di Kabupaten Wonogiri; Analisa Usahatani
(3). Untuk mengetahui berapa Boediono (1988) mengatakan
pendapatan usaha ternak ayam broiler di bahwa biaya mencakup suatu
Kabupaten Wonogiri; dan (4). pengukuran nilai sumberdaya yang
Mengetahui tingkat efisiensi usaha harus dikorbankan sebagai akibat dari

456
aktivitas-aktivitas yang bertujuan broiler merupakan salah satu pengukur
mencari keuntungan. Berdasarkan yang penting untuk mengetahui seberapa
volume kegiatan biaya dibedakan atas jauh usaha peternakan broiler mencapai
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya keberhasilan. Pendapatan adalah hasil
tetap (fixed cost) adalah biaya yang keuntungan bersih yang diterima
dikeluarkan dalam kegiatan produksi peternak yang merupakan selisih antara
yang jumlah totalnya tetap pada volume penerimaan dan biaya produksi.
kegiatan tertentu, sedangkan biaya Teori Produksi
variabel (variable cost) adalah biaya Menurut Sudarsono (1998), fungsi
yang jumlah totalnya berubah-ubah produksi adalah hubungan teknis yang
sebanding dengan perubahan volume menghubungkan antara faktor produksi
kegiatan. Komponen biaya tetap (input) dan hasil produksi (output).
meliputi sewa, penyusutan, pajak dan Disebut faktor produksi karena bersifat
sebagainya. Biaya jenis ini selamanya mutlak, supaya produksi dapat
sama atau tidak pernah berubah dalam dijalankan untuk dapat menghasilkan
hubungannya dengan jumlah satuan produk. Suatu fungsi produksi yang
yang diproduksikan. Selanjutnya efisien secara teknis dalam arti
dikatakan bahwa komponen biaya menggunakan kuantitas bahan mentah,
variabel meliputi biaya-biaya bahan tenaga kerja, dan barang-barang modal
baku dan tenaga kerja langsung. Jenis lain seminimal mungkin. Secara
biaya ini jumlahnya bertambah sesuai sismatematika, bentuk persamaan fungsi
dengan bertambahnya volume produksi produksi adalah sebagai berikut :
sehingga biaya-biaya per satuannya Y = Af (K,L)
cenderung berubah pula. Dimana:
Penerimaan usaha tani adalah A adalah teknologi atau indeks
penerimaan dari semua sumber usaha perubahan teknik,
tani yang meliputi jumlah penambahan K adalah input kapasitas atau modal, dan
inventaris, nilai penjualan hasil serta L adalah input tenaga kerja (Dernberg,
nilai penggunaan rumah dan yang 1992).
dikonsumsi. Penerimaan usaha tani Karakteristik dari fungsi produksi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tersebut menurut Dernberg (1992)
penerimaan tunai dan penerimaan yang adalah sebagai berikut :
diperhitungkan. Penerimaan tunai a. Produksi mengikuti pendapatan
didasarkan pada hasil penjualan pada skala yang konstan (Constant
produksi usaha tani, baik berupa Return to Scale), artinya apabila
tanaman maupun ternak, sedangkan input digandakan maka output akan
penerimaan yang diperhitungkan berlipat dua kali.
termasuk didalamnya nilai usahatani b. Produksi marjinal, dari masing-
yang dikonsumsi, nilai ternak akhir dan masing input atau faktor produksi
nilai hasil ternak (Hernanto, 1996). bersifat positif tetapi menurun
Menurut Tohir (1991) pendapatan dengan ditambahkannya satu faktor
adalah seluruh hasil dari penerimaan produksi pada faktor lainnya yang
selama satu tahun dikurangi dengan tetap atau dengan kata lain tunduk
biaya produksi. Menurut Soekartawi et pada hukum hasil yang menurun
al. (2002) dalam usaha tani selisih antara (The Law of Deminishing Return).
penerimaan dan pengeluaran total Efiensi Produksi
disebut pendapatan bersih usaha tani Efisiensi merupakan banyaknya
atau “net farm income’. Sementara itu hasil produksi fisik yang dapat diperoleh
menurut Rasyaf (2002), besarnya dari kesatuan faktor produksi atau input.
pendapatan dari usaha ternak ayam Situasi seperti ini akan terjadi apabila

457
petani mampu membuat suatu upaya dengan proporsional menggunakan
agar nilai produk marginal (NPM) untuk rumus:
suatu input atau masukan sama dengan 𝑁𝑘
Ni = 𝑁 x 60
harga input (P) atau dapat dituliskan
Keterangan:
sebagai berikut (Soekartawi, 2003):
Ni : Jumlah sampel peternak ayam
NPMx = Px ; atau
broiler pada kecamatan ke-i.
NPMx / Px = 1
Nk : Jumlah peternak ayam broiler
Dalam banyak kenyataan NPMx
pada masing-masing kecamatan.
tidak selalu sama dengan Px, dan yang
N : Jumlah peternak ayam broiler
sering terjadi adalah keadaan sebagai
dari semua kecamatan
berikut:
(Mardikanto, 2001).
1. (NPMx / Px) > 1 ; artinya bahwa
Teknik penetapan sampel di tiap
penggunaan input x belum efisien.
kecamatan menggunakan metode Simple
Untuk mencapai tingkat efisiensi maka
Random Sampling, yaitu pengambilan
input harus ditambah.
sampel dengan acak sederhana, setiap
2. (NPMx / Px) < 1 ; artinya penggunaan
peternak mempunyai kesempatan yang
input x tidak efisien . untuk mencapai
sama untuk dipilih.
atau menjadi efisien maka input harus
Untuk pengumpulan data
dikurangi.
digunakan tiga macam teknik yaitu: (1).
Observasi, teknik ini dilakukan dengan
METODE PENELITIAN
mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek yang akan diteliti
Penelitian dilakukan dengan
sehingga didapatkan gambaran yang
metode survei, yaitu penelitian yang
jelas mengenai daerah yang akan diteliti;
mengambil sampel dari suatu populasi
(2). wawancara, teknik ini digunakan
dan menggunakan kuesioner sebagai alat
untuk mendapatkan data primer
pengumpulan data pokok (Singarimbun
melalui wawancara langsung dengan
dan Effendi, 1989).
responden berdasarkan kuesioner yang
Lokasi penelitian dipilih
berisi daftar pertanyaan yang telah
Kabupaten Wonogiri secara sengaja
dipersiapkan terlebih dahulu; dan (3).
(Purposive sampling) dengan
pencatatan, teknik ini digunakan untuk
pertimbangan bahwa wilayah ini
mengumpulkan data primer dan
mempunyai populasi ternak ayam
sekunder, yaitu dengan mencatat hasil
broiler yang cukup banyak dan selalu
wawancara dengan responden dan data
mengalami peningkatan populasi setiap
yang ada pada instansi pemerintah atau
tahunnya. Penelitian dilaksanakan
lembaga yang terkait dengan penelitian
selama dua bulan yaitu Bulan Mei 2016
ini.
dan Juni 2016.
Sampel dari penelitian ini Untuk mengetahui faktor-faktor
ditentukan sebanyak 60 orang peternak yang mempengaruhi produksi ayam
yang dipilih dari tiga kecamatan dengan broiler dilakukan dengan pendekatan
kriteria tinggi, sedang dan rendah. fungsi produksi yaitu model fungsi
Sampel dipilih dari kecamatan yang produksi Cobb Douglas, model yang
mempunyai peternak terbanyak dari umum digunakan dalam penelitian
ketiga kriteria tersebut. Kecamatan yang ekonomi (Tasman, 2006). Model fungsi
terpilih menjadi sampel yaitu produksi Cobb Douglas untuk usaha
Kecamatan Girimarto, Kecamatan ternak ayam broiler yang
Selogiri dan Kecamatan Tirtomoyo. dipertimbangkan secara matematis dapat
Pengambilan sampel untuk ditulis sebagai berikut:
masing-masing kecamatan dilakukan

458
Ln Y = Ln β0+β1Ln X1+β2Ln bi = Koefisien regresi Xi
X2+β3Ln X3+β4Ln Y = Jumlah produksi
X4+β5LnX5+β6Ln X6 +β7Ln PY = Harga produk
X7+ β8Ln X8+u Untuk mengetahui pendapatan
Keterangan: usaha ternak ayam broiler
Y = Produksi ayam broiler (kg) digunakan rumus:
β0 = Intercept/konstanta π = TR – TC
β1 .. β8 = Koefisien arah regresi masing- π : Pendapatan dari usaha ternak
masing variabel X1…..X8 ayam broiler (Rp).
X1 = Jumlah DOC (ekor) TR : Penerimaan total usaha ternak
X2 = Pakan (kg) ayam broiler (Rp).
X3 = Tenaga kerja (HKP) TC : Biaya total usaha ternak ayam
X4 = Vaksin (ml) broiler (Rp) (Soekartawi, 2003)
X5 = Obat (g) Dengan kaidah keputusan Jika TR
X6 = Vitamin (g) > TC, maka usaha ternak ayam broiler
X7 = Pemanas (kg) yang dilakukan mampu menghasilkan
X8 = Mortalitas (%) laba.
e = Bilangan natural Analisis efisiensi usaha ternak
u = Error ayam broiler di Kabupaten Wonogiri
Untuk mengkaji apakah digunakan R/C ratio (Revenue-Cost
penggunaan faktor produksi telah ratio) untuk mengetahui perbandingan
mencapai efisiensi ekonomi, digunakan tingkat keuntungan dan biaya usahatani:
rasio antara nilai produksi marginal 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒖𝒆
R/C ratio = 𝑪𝒐𝒔𝒕
dengan harga masing-masing faktor
R : Penerimaan total usaha ternak
produksi dengan rumus sebagai berikut :
𝑁𝑃𝑀𝑥1 𝑁𝑃𝑀𝑥2 𝑁𝑃𝑀𝑥3 𝑁𝑃𝑀𝑥4 ayam broiler (Rp).
= 𝑃𝑥2 = 𝑃𝑥3 = 𝑃𝑥4 = C : Biaya total usaha ternak ayam
𝑃𝑥1
𝑁𝑃𝑀𝑥5 𝑁𝑃𝑀𝑥6 𝑁𝑃𝑀𝑥7 broiler (Rp).
𝑃𝑥5
= 𝑃𝑥6 = 𝑃𝑥7 = 1
Jika R/C ratio > 1 maka bisa
Keterangan :
dikatakan usahatani ini menguntungkan,
NPMXi : Nilai produk marginal untuk
sedangkan R/C ratio < 1 maka dapat
faktor produksi Xi
dikatakan bahwa usahatani ini
PXi : Harga faktor produksi Xi.
merugikan karena biaya yang
Menurut Soekartawi (2003) bahwa
dikeluarkan lebih besar dari penerimaan
dalam kenyataan NPMx tidak selalu
yang diperoleh.
sama dengan Px. Yang sering terjadi
adalah sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN
a. (NPMx / Px) > 1 artinya penggunaan
PEMBAHASAN
input X belum efisien, untuk
mencapai efisiensi maka input X
Karakteristik responden
perlu ditambah.
b. (NPMx / Px) < 1 artinya penggunaan
Karakteristik responden meliputi jenis
input X tidak efisien, untuk menjadi
kelamin, usia, tingkat pendidikan,
efisien maka penggunaan input X
pengalaman beternak dan status usaha
perlu dikurangi.
ternak.
NPMXi dihitung menggunakan turunan
Sebagian besar peternak ayam
pertama fungsi produksi Cobb-Douglas,
broiler berjenis kelamin laki-laki, yaitu
yaitu :
𝑃𝑦.𝑌 sebesar 55 orang atau 92,67 persen,
NPM X1 = b1. 𝑋𝑖 sedangkan berjenis kelamin perempuan
Keterangan : hanya sebesar 5 orang 8.33 persen. Hal
NPMXi = Nilai Produk Marginal Xi ini menunjukan bahwa laki-laki masih

459
dominan di dalam usaha ternak ayam ternak antara 6 - 15 tahun yaitu sebesar
brolier, namun demikian masih terdapat 78,33 persen peternak. Artinya, sebagian
peran wanita dalam usaha ternak. Usaha besar peternak sudah berpengalaman
ternak yang dilakukan di Kabupaten dalam melakukan usaha ternak ayam
Wonogiri, jika suami bekerja sebagai broiler.
peternak maka bersama-sama dengan Mayoritas usaha ternak ayam
istri mereka melaksanakan pekerjaan broiler di Kabupaten Wonogiri sebagai
dibidang peternakan dari sejak awal pekerjaan utama, yaitu sebesar 61,67
proses hingga pasca panen. Hal ini persen. Status usaha peternak sebagai
bertujuan mengurangi tenaga kerja dan usaha ternak sampingan sebesar 48.33
menekan biaya tenaga kerja. persen untuk. Status usaha berpengaruh
Peternak responden sebagian besar terhadap keberlanjutan dari usaha ternak
berada pada usia produktif yaitu dengan responden. Ketika terjadi risiko harga,
rentan usia antara 15-64 tahun sebesar seperti anjloknya harga ayam ataupun
95 persen. Pada usia yang demikian kenaikan harga sarana produksi,
secara fisik peternak mempunyai responden dengan usaha ternak sebagai
kemampuan untuk menangani usahanya. pekerjaan sampingan cenderung
Pada usia produkstif diharapkan memilih untuk tidak berproduksi hingga
peternak mampu menyerap teknologi harga kembali stabil. Peternak dengan
yang baru khususnya tentang status usaha ternak sebagai pekerjaan
pemeliharaan ayam broiler. utama lebih memilih tetap melanjutkan
Tingkat pendidikan responden usahanya.
bervariasi dari SD hingga perguruan Faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi. Semua responden mengalami produksi ayam broiler di Kabupaten
tingkat pendidikan formal. Mayoritas Wonogiri.
tingkat pendidikan formal terakhir Setelah data tersebut diolah
peternak adalah SLTA. Peternak yang dengan menggunakan software Eviews
memiliki tingkat pendidikan terbanyak 9.0, maka diperoleh persamaan umum
adalah tamat SLTA yaitu sebanyak 54 sebagai berikut:
atau 90 persen. Peternak ayam broiler
rata mempunyai latar belakang yang LnY = 1,4207 + 0,3312 LnX1 + 0,2815
lebih tinggi daripada usaha ternak yang LnX2 + 0,0021 LnX3 + 0,0080
lain karena usaha ternak ayam broliler LnX4 + 0,0307 LnX5 + 0,1732
diperlukan penanganan yang lebih rumit LnX6 + 0,1460 LnX7 - 0,1081
dan harus selalu mencari informasi. LnX8 + e
Sebagian besar peternak
responden memiliki pengalaman usaha
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Produksi Ayam
Broiler di Kabupaten Wonogiri
Koefisien Probabilitas
No Variabel t-hitung
Regresi Signifikansi
1. DOC (X1) 0.3312 2.7346 0.0086***
2. Pakan (X2) 0.2815 3.8515 0.0003***
3. Tenaga Kerja (X3) 0.0021 0.0258 0.979ns
4. Vaksin (X4) 0.0080 0.1326 0.8950ns
5. Obat (X5) 0.0307 0.8691 0.3888ns
6. Vitamin (X6) 0.1732 4.4987 0.0000***
7. Pemanas (X7) 0.1460 2.9341 0.0050***
8. Mortalitas (X8) -0.1081 -6.3328 0.0000***

460
Adjusted R-Square 0.9932
F-Statistik 1073.960
F-Sig 0.0000
Sumber: Analisis Data Primer, 2016.
Keterangan: **) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%
***
) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%
ns
) : tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%

Koefisien Determinasi (R2).

R2 ditujukan untuk menghitung jumlah DOC dengan produksi ayam


seberapa besar variasi dari variabel broiler di Kabupaten Wonogiri. Artinya
dependen dapat dijelaskan oleh variasi setiap peningkatan DOC sebesar satu
dari variabel independen. Nilai statistik persen maka produksi ayam broiler akan
koefisien determinasi yang telah meningkat sebesar 0,3312 persen. Hal
disesuaikan (adjusted R-squared) yang tersebut dikarenakan bibit ayam yang
diperoleh dari hasil estimasi adalah dipelihara peternak di Kabupaten
sebesar 0.993. Ini berarti bahwa 99.3 Wonogiri adalah DOC yang telah
persen variasi variabel produksi ayam disediakan oleh inti, sehingga DOC
broiler dapat dijelaskan oleh variasi dari telah melalui proses pemilihan bibit oleh
variabel independen yang dimaksudkan inti. Menurut Fadillah (2004),
dalam model, sedangkan sisanya sebesar kesuksesan beternak ayam broiler
0.7 persen dijelaskan oleh variasi dari komersial tergantung dari kualitas DOC
variabel lain yang tidak termasuk dalam yang dipelihara. Jika DOC yang
model. Menurut Santoso (2000) bahwa dipelihara berkualitas maka selama
untuk regresi dengan lebih dari dua pemeliharaannya tidak akan mengalami
variabel bebas digunakan adjusted R- kendala yang berarti sehingga performa
squared sebagai koefisien determinasi. yang dihasilkan tergantung dari faktor
lingkungannya. Sebaliknya, jika yang
dipelihara DOC berkualitas jelek,
Uji F. produksi yang dicapai tidak akan
Hasil estimasi dengan metode optimal walaupun faktor lingkungan
OLS diperoleh nilai F-hitung sebesar yang diberikan sudah maksimal.
1073.96 dengan probabilitas signifikansi Parameter Pakan ternyata secara
sebesar 0.000, lebih besar daripada nilai statistik berpengaruh signifikan terhadap
F-tabel 2,04 pada tingkat  5%. Hal variabel produksi ayam broiler dengan
tersebut menunjukkan bahwa semua nilai probabilitas signifikansi sebesar
variabel independen secara serentak 0,0003 dan mempunyai pengaruh yang
berpengaruh secara signifikan terhadap positif. Pada koefisien parameter pakan
variabel dependen pada tingkat  5% menunjukkan angka 0,2814. Artinya
atau derajat keyakinan 95%. setiap peningkatan pakan sebesar satu
Uji t. persen maka produksi ayam broiler akan
Parameter DOC ternyata secara meningkat sebesar 0,2814 persen. Pakan
statistik sangat signifikan mempengaruhi yang digunakan dalam pemeliharaan
variabel produksi ayam broiler dengan ayam broiler di Kabupaten Wonogiri
nilai probabilitas signifikansi 0,008. sudah memenuhi kebutuhan nutrisi dan
Pada koefisien parameter DOC pemberian pakan sudah sesuai
menunjukkan angka (0,3312). Angka ini rekomendasi sehingga secara signifikan
berarti menunjukkan adanya pengaruh mampu meningkatkan produksi ayam
atau hubungan yang positip antara broiler.

461
Parameter tenaga kerja ternyata dibandingkan dengan jenis nutrisi
secara statistik tidak berpengaruh pada lainnya. Jika dilihat secara kuantitatif,
variabel produksi ayam broiler dengan persentase kebutuhan vitamin pada
nilai probabilitas signifikansi sebesar ransum ayam pasti lebih kecil
0,9795. Pada pemeliharaan ayam broiler dibandingkan dengan nutrisi lain seperti
di Kabupaten Wonogiri masih karbohidrat, protein dan lemak.
merupakan peternakan rakyat sehingga Meskipun begitu, vitamin tetap wajib
tenaga kerja tidak terlalu diberikan terkait fungsinya sebagai
diperhitungkan, apabila keluarga katalis metabolisme nutrisi makro.
senggang maka keluarga ikut dalam Dalam arti lain, bila tidak ada vitamin
usaha ternaknya tetapi ketika sibuk maka metabolisme nutrisi makro akan
peternak menggunakan tenaga kerja dari terhambat. Hambatan metabolisme ini
luar. akan menyebabkan pertumbuhan ayam
Parameter vaksin ternyata secara menjadi tidak optimal, terbatasnya
statistik tidak berpengaruh pada variabel pembentukan energi untuk beraktivitas
produksi ayam broiler dengan nilai dan tidak terjadi regenerasi sel-sel yang
probabilitas signifikansi sebesar 0,895. rusak dalam tubuh.
Pemberian vaksin tidak berpengaruh Parameter pemanas ternyata
signifikan karena pada dasarnya vaksin secara statistik berpengaruh signifikan
hanya digunakan sebagai pencegahan pada variabel produksi ayam broiler
penyakit pada awal masa dengan nilai probabilitas signifikansi
pertumbuhannya, namun bila vaksin sebesar 0,0050 dan mempunyai
tidak dilakukan dan ayam telah pengaruh yang positif. Pada koefisien
terjangkit dan menyebar maka akan parameter pemanas menunjukkan angka
menyebabkan kematian masal karena 0,1480. Artinya setiap peningkatan
penyakit tersebut tidak dapat diobati pemanas sebesar satu persen maka
melainkan hanya dicegah. produksi ayam broiler akan meningkat
Parameter obat ternyata secara sebesar 0,1480 persen. Pemanas pada
statistik tidak berpengaruh pada variabel awal pertumbuhan sangat berpengaruh
produksi ayam broiler dengan nilai pada pertumbuhan ayam fase
probabilitas signifikansi sebesar 0,3888. berikutnya. Apabila suhu kurang dari
Obat diberikan apabila terjadi tanda- kebutuhan maka pertumbuhan ayampun
tanda terjadinya penyakit pada ternak akan terganggu.
ayam broiler. Kalau tidak diberikan obat Parameter mortalitas ternyata
dikawatirkan akan terjangkit penyakit secara statistik berpengaruh signifikan
yang akan mengakibatkan kematian pada variabel produksi ayam broiler
pada ayam dengan nilai probabilitas signifikansi
Parameter vitamin ternyata secara sebesar 0,0000 dan mempunyai
statistik berpengaruh signifikan pada pengaruh yang negatif. Pada koefisien
variabel produksi ayam broiler dengan parameter mortalitas menunjukkan
nilai probabilitas signifikansi sebesar angka 0,1082. Sebagian dari
0,0000 dan mempunyai pengaruh yang keberhasilan peternak dapat dilihat dari
positif. Pada koefisien parameter angka mortalitasnya. Apabila
vitamin menunjukkan angka 0,1733. mortalitasnya kecil berarti secara
Artinya setiap peningkatan vitamin pemeliharaan peternakan tersebut sudah
sebesar satu persen maka produksi ayam berhasil karena mortalitas bisa terjadi
broiler akan meningkat sebesar 0,1733 dari awal pemeliharaan sampai panen.
persen. Vitamin sebagai salah satu Untuk menghindari mortalitas peternak
bagian dari nutrisi mikro, memiliki harus mengelola faktor-faktor produksi
peranan yang tidak kalah besar dari sebelum DOC datang sampai panen.

462
Efisiensi ekonomi usaha
peternakan ayam broiler di Kabupaten
Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Efisiensi Ekonomi Usaha
Peternakan Ayam

463
Broiler di Kabupaten Wonogiri.

Koefisien Harga variabel


No Variabel NPM NPM/X Efisiensi
Regresi
1. DOC (X1) 0.3312 6.286,-/ekor 10.374 1,650 Belum efisien
2. Pakan (X2) 0.2815 6.520,-/kg 2.598 0,398 Tidak efisien
3. Vitamin (X6) 0.1732 175,-/gr 15.157 86,614 Belum efisien
4. Pemanas (X7) 0.1460 6.000/kg 103.099 17,183 Belum efisien
Sumber: Analisis Data Primer, 2016.

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan yang optimum belum
penggunaan input produksi DOC, pakan, mencapai titik optimum. Dengan
vitamin dan pemanas tidak ada yang demikian untuk meningkatkan hasil
sama dengan satu, sehingga: produksi peternak ayam broiler dapat
𝑁𝑃𝑀𝑥1 𝑁𝑃𝑀𝑥2 𝑁𝑃𝑀𝑥3 𝑁𝑃𝑀𝑥4
𝑃𝑥1
≠ 𝑃𝑥2 ≠ 𝑃𝑥3 ≠ 𝑃𝑥4 ≠ 1 dilakukan dengan cara meningkatkan
FCR (Feed Conversion Rasio) yaitu
Nilai efisiensi dari DOC, vitamin dan
berapa jumlah kilogram pakan yang
pemanas lebih dari satu yang artinya
dibutuhkan untuk menghasilkan satu
penggunaan faktor produksi tersebut
kilogram berat badan.
belum mencapai efisiensi tertinggi.
Rasio antara NPM dari faktor
Sedangkan nilai efisiensi pakan kurang
produksi vitamin dengan harga beli per
dari satu yang artinya penggunaan faktor
gram Rp. 175,- adalah lebih besar satu
produksi tersebut tidak efisien.
yaitu sebesar 86,6. Hal itu berarti bahwa
Rasio NPM dari faktor produksi
secara ekonomis dari faktor produksi
DOC dengan harga beli perekor sebesar
vitamin pada tingkat 1.978 gram per
Rp. 6.286,- perekor adalah lebih dari
periode relatif tidak efisien karena
satu yaitu sebesar 1,65. Hal itu berarti
penggunaan vitamin kurang dari tingkat
bahwa secara ekonomis dari faktor
penggunaan yang optimum. Dengan
produksi DOC pada tingkat 5.525 ekor
demikian untuk meningkatkan hasil
per periode relatif belum efisien karena
produksi peternak ayam broiler dapat
pemeliharaan belum mencapai titik
dilakukan dengan cara menambah
optimum. Dengan demikian untuk
penggunaan vitamin.
meningkatkan hasil produksi peternak
Pendapatan usaha ternak ayam
ayam broiler dapat dilakukan dengan
broiler
cara menambah faktor produksi DOC.
Biaya yang digunakan untuk
Rasio NPM dari faktor produksi
pemeliharan yam broiler dalam satu
pakan dengan harga beli per kilogram
periode dapat dilihat pada Tabel 3.
Rp.6.520,- adalah lebih kecil satu yaitu
Tabel 3. Rata-rata Biaya Pemeliharaan
sebesar 0,39. Hal itu berarti bahwa
Ayam Broiler di Kabupaten
secara ekonomis dari faktor produksi
Wonogiri Perperiode
pakan pada tingkat 518.750 kilogram
(n=60).
per periode relatif tidak efisien karena
pemberian pakan telah melebihi tingkat
Faktor Jumlah satuan Harga satuan Jumlah biaya
biaya rata-rata (rupiah) (rupiah)
DOC 5.525 ekor 6.286,- 34.730.150,-
Pakan 18.750,83 kilogram 6.520,- 122.255.433,-
Tenaga kerja 69 HKP 50.000,- 3.453.333,-
Vaksin 741,83 mililiter 166,- 123.144,-
Obat 2.406,67 gram 325,- 782.166,-

464
Vitamin 1.978,33 gram 175,- 346.208,-
Pemanas 245,15 kilogram 6.000 1.470.900,-
Listrik 1 periode 200.000,- 200.000,-
Jumlah 163.361.234,-
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Penerimaan Usahatani
Penerimaan usaha ternak ayam ternak. Rata-rata besarnya penerimaan
broiler adalah jumlah total hasil usahatani ternak ayam broiler di
penjualan ternak ayam broiler yang telah Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada
dipanen ditambah penjualan kotoran Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Penerimaan Usaha Ternak Ayam Broiler di Kabupaten Wonogiri.
Uraian Volume Harga satuan Jumlah penerimaan
(kg) (rupiah) (rupiah)
Penerimaan (penjualan 11.169,53 15.493 173.049.579,-
ternak)
Penjualan kotoran 8.750,- 100,- 875.000,-
Jumlah 173.924.579,-
Sumber: Analisis Data Primer, 2016.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pendapatan merupakan selisih
penerimaan usaha ternak ayam broiler antara penerimaan dan biaya usaha tani.
sebanyak 5.525 ekor adalah sebesar Rp. Rata-rata pendapatan peternak ayam
173.924.579,-. broiler di Kabupaten Wonogiri dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Pendapatan Usaha Wonogiri perperiode (n=60)
Ternak Ayam Broiler di Kabupaten
Uraian Jumlah (rupiah)
Penerimaan 173.924.579,-
Biaya 163.361.234,-
Pendapatan 10.563.345,-
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Rata-rata pendapatan usaha ternak ayam dan biaya. Apabila R/C lebih dari satu
broiler di Kabupaten Wonogiri sebesar maka pemeliharaan ayam broiler sudah
Rp. 10.563.345,- per periode. Rata-rata menguntungkan tetapi bila kurang dari 1
peternak ayam di Kabupaten Wonogiri maka usaha ternak ayam broiler belum
memelihara ayam broiler lima periode menguntungkan. Hasil R/C usaha
pertahun. Tingkat pendapatan yang peternakan di Kabupaten Wonogiri
diperoleh peternak dari hasil usaha adalah 1,06 sehingga dapat dikatakan
peternakan ayam broiler memberikan bahwa usaha peternakan ayam broiler di
gambaran terhadap kondisi produksi, Kabupaten Wonogiri sudah
dimana semakin tinggi produksi akan menguntungkan.
meningkatkan pendapatan peternak.
Pendapat peternak yang meningkat akan KESIMPULAN DAN SARAN
berdampak pada kesejahteraan peternak.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
Efisiensi Usahatani dari penelitian ini maka dapat diambil
Salah satu cara untuk menghitung beberapa kesimpulan, antara lain: (1).
efisiensi usaha tani adalah dengan Faktor-faktor produksi secara serentak
menghitung R/C Rasio. R/C Rasio berpengaruh nyata terhadap produksi
adalah perbandingan antara penerimaan ayam broiler, secara individu faktor

465
yang berpengaruh nyata adalah DOC,
pakan, vitamin, pemanas dan mortalitas; Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani.
(2). Usaha peternakan ayam broiler yang Jakarta. Penebar Swadaya.
dilakukan belum mencapai efisiensi
produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari Mardikanto, T, 2001. Manajemen
Nilai Produk Marjinalnya tidak sama Agroindustri, Kajian Teori dan
dengan Biaya Korbanan Marjinalnya, Model Kelembagaan
sehingga faktor-faktor produksi perlu Agroindustri Skala Kecil
ditambah atau dikurangi penggunaanya. Pedesaan. Cetakan 1. UNS
(3). Pendapatan usaha ternak ayam Press, Surakarta.
broiler di Kabupaten Wonogiri rata-rata
adalah sebesar Rp. 10.563.345,- Mulyantini, 2011. Produksi Ternak
perperiode. (4). Usaha ternak ayam Unggas. IPB Press, Bogor.
broiler di Kabupaten Wonogiri sudah
efisien. Hal tersebut dapat dilihat dari Pusdatin, 2013.PDB Sektor Pertanian.
R/C rasio yaitu 1,06. Buletin PDB Sektor Pertanian.
Saran yang bisa diberikan dalam Vol 12.No.1.
penelitian ini Untuk meningkatkan
pendapatan usaha ternak ayam broiler Santoso, S, 2000, Buku Latihan SPSS
peternak harus meningkatkan produksi Statistik Parametrik, Jakarta: PT.
usahanya dengan mengelola faktor- Elex Media Komputindo,
faktor produksi. Guna mencapai tingkat Kelompok Gramedia.
efisiensi ekonomi dan keuntungan
optimal, faktor-faktor produksi yang Singarimbun, M dan S. Effendi, 1995,
perlu ditambahkan adalah DOC dan Metode Penelitian Survey,
vitamin. Faktor produksi yang perlu LP3ES, Jakarta.
dikurangi adalah pakan.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Produksi dengan Pokok
Bahasan Analisis Fungsi
Boediono. 1988. Pengantar Ilmu Produksi Cobb Douglas. Raja
Ekonomi. BPFE, Yogyakarta. Grafindo Persada, Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Sudarsono. 1998.Ekonomi Sumber Daya


Kesehatan Hewan. 2013. Manusia. Universitas Terbuka.Jakarta.
Produksi Daging Unggas
Menurut Provinsi dan Jenis Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani.
Unggas 2011–2013. Badan Penebar Swadaya, Jakarta.
Pusat Statistik Republik
Indonesia, Jakarta. Tasman, A. 2006. Ekonomi Produksi.
Chandra Pratama, Jambi.
Denberg, Thomas F. 1992. Konsep Teori
dan Kebijakan Makroekonomi. Tohir KA. 1982. Seuntai Pengetahuan
Penerjemah Karyaman Muchtar. tentang Usaha Tani Indonesia.
Erlangga. Jakarta Jakarta. Bina Aksara.

Fadilah R. 2004. Kunci Sukses Beternak


Ayam Broiler di Daerah Tropis.
Agromedia Pustaka, Depok.

466

You might also like