You are on page 1of 21

MAKALAH

“ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran yang

Dibina oleh Bunga Ihda Norra, M.Pd

Disusun oleh:

1. Sevira Nurhalimah (2008086043)


2. Purnama Sari (2008086044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam
kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya kelak di
akhirat. Rasa syukur dan terima kasih kami ucapkan untuk Ibu Bunga Ihda Norra, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang telah menyerahkan kepercayaannya
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami berharap agar makalah kami yang berjudul “ANALISIS INSTRUMEN
PENILAIAN” dapat bermanfaat dan meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
materi yang akan disampaikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Saya menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan kritik serta saran dari pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih baik
kedepannya.

Semarang, Februari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. 3
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………... 4
C. Tujuan………………………………………………………………………………….. 4
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………… 6
A. Analisis Instrumen Penilaian………………………………………………………...… 6
B. Analisis Kuantitatif ……………………………………………………………………. 6
1. Analisis Soal Pilihan Ganda…………………………………..................................... 9
2. Analisis Kuantitatif Soal Isai…………………………………………..................... 10
C. Analisis Kualitatif…………………………………………………………………….. 12
1. Analisis Kualitatif Soal Pilihan Ganda…………………………………………..… 12
2. Analisis Kualitatif Soal Isai……………………………………………………...… 16

BAB II
PENUTUP…………………………………………………………………………………... 19
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………… 19
B. Saran………………………………………………………………………………….. 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar-mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah
pengajaran merupakan sebuah proses yang tidak hanya bersifat mekanisme saja, tetapi
juga memiliki visi, misi, dan tujuan sebagai target yang harus dicapai. Dalam
mencapai target tersebut, perlu dilakukan evaluasi pada pembelajaran sebagai tolok
ukur untuk mengetahui sampai seberapa jauh tingkat kompetensi yang dicapai
pembelajar dari materi yang sudah dipelajari. Selain itu, dalam evaluasi pembelajaran
juga terdapat metode yaitu analisis bentuk soal baik berupa bentuk pilihan ganda
maupun esai.
Analisis butir soal merupakan peninjauan pertanyaan untuk mendapatkan
kualitas yang baik dalam tes. Analisis butir soal dilaksanakan dalam upaya untuk
memperbaiki tes dan untuk mencari kekurangan dalam butir tes. Oleh karena itu,
untuk mengetahui kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan butir soal pada suatu
tes, dilakukanlah analisis butir soal, sehingga butir tes dapat diperoleh hasil yang
bermutu. Guru harus melakukan kegiatan analisis soal, karena kegiatan ini dilakukan
untuk meningkatkan kualitas soal yang ditulis. Analisis butir soal merupakan suatu
proses peringkasan, penggunaan, dan pengumpulan informasi untuk memutuskan
disetiap penilaian yang didapat dari jawaban peserta didik.
Analisis butir soal dapat dilakukan dengan dua model yaitu analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat
dalam rumpun keahlian yang sama. Tujuannya adalah untuk menilai materi,
konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bisa
dipahami peserta didik. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan cara
mengujicobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada sejumlah
peserta didik yang memiliki karakteristik sama dengan peserta didik yang akan diuji
dengan instrumen tersebut. Jawaban hasil uji coba bertujuan untuk melihat
karakteristik instrumen seperti indeks kepekaan atau kesensitifan instrumen, yaitu
dengan cara membagi jumlah peserta didik yang menjawab benar dengan jumlah
peserta tes. Batas minimumnya adalah 75%. Untuk mengetahui efektivitas proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melihat karakteristik butir instrumen
dengan mengikuti acuan kriteria yang tercermin dari besarnya harga sensitivitas. Hal
ini dapat diketahui manakala dilakukan tes awal atau pretest dan tes setelah
pembelajaran atau posttest.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari analisis instrumen penilaian?
2. Apa pengertian analisis kuantitatif?
3. Bagaimana analisis kuantitif pada soal pilihan ganda?
4. Bagaimana analisis kuantitatif pada soal esai?
5. Apa pengertian analisis kualitatif ?
6. Bagaimana analisis kualitatif pada soal pilihan ganda?
7. Bagaimana analisis kualitatif pada soal esai?

4
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian analisis instrumen penilaian
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian analisis kuantitatif
3. Mahasiswa mampu mengetahui analisis kuantitatif pada soal pilihan ganda
4. Mahasiswa mampu mengetahui analisis kuantitatif pada soal esai
5. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian analisis kualitatif
6. Mahasiswa mampu mengetahui analisis kualitatif pada soal pilihan ganda
7. Mahasiswa mampu mengetahui analisis kualitatif pada soal esai

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Instrumen Penilaian


Menurut Febriana (2019) setiap teknik penilaian harus dibuat instrument
penilaian yang sesuai. Instrumen penilaian hendaknya dianalisis sebelum digunakan.
Ada dua model analisis, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
merujukpada penilaian materi, konstruksi,dan apakah bahasan memenuhi pedoman
dan bias dipahami oleh peserta didik. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan setelah
analisis sinstrumen secara kualitatif dengan mengujicobakan kepada sejumlah peserta
didik.
Tabel 1.1.
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
 Tes tertulis  Tes pilihan: pilihan ganda,benar-
salah,menjodohkan dan lain-lain.
 Tes isian: isian singkat dan uraian
 Tes lisan  Daftar pertanyaan
 Tes praktik (tes kinerja)  Tes identifikasi
 Tes simulasi
 Tes uji petik kinerja
 Penugasan individual atau  Pekerjaan rumah
kelompok  Proyek
 Penilaian portofolio  Lembar penilaian portofolio
 Jurnal  Buku catatan jurnal
 Penilaian diri  Kuesioner/lembar penilaian diri
 Penilaian antar teman  Lembar penilaian antar teman

B. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi data
terukur dan dapat diverifikasi seperti pendapatan, pangsa pasar, dan upah untuk
memahami perilaku dan kinerja bisnis. Analisis kuantitatif merupakan pengumpulan
data penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen
penelitian berupa tes/kuesioner. Pendekatan kuantitatif menekankan kepada hasil dari
rata-rata keragaman yang ada. Pendekatan kuantitatif dipandang sebagai suatu bersifat

6
eksploratoris dan induktif. Kuantitatif fokus pada keandalan/reliabilitas adalah kunci
(Sekaran & Bougie, 2016).
Analisis butir soal secara kuantitatif penelaahan soal secara kuantitatif
adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal
yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada
dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatan klasik dan
modern. Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan melalui
informasi dari jawaban peserta didik menggunakan teori tes klasik. Sedangkan
pendekatan modern adalah penelaahan butir soal dengan menggunakan
Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini
merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk
menghubungkan antara peluang menjawab benar dengan kemampuan
peserta didik (Rosida, 20..).
Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan
instrumen yang telah dinalisis secara kualitatif kepada sejumlah peserta didik yang
memiliki krakteristik sama dengan peserta didik yang akan diuji dengan instrumen
tersebut. Jawaban hasil uji coba bertujuan untuk melihat karakteristik instrumen
seperti indeks kepekaan atau kesensitipan instrumen, yaitu dengan cara membagi
jumlah peserta didik yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes. Batas
minimumnya adalah 75%.

a. Metode Analisis Data Kuantitatif


Metode analisis data kuantitatif mempunyai berbagai macam jenis analisis
seperti teknik korelasional, analisis deskriptif, regresi, komparasi dan lain
sebagainya. Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan
responden. Teknik analisis data kuantitatif lebih berfokus pada pengujian suatu
teori, pengukuran, dan hipotesis melalui matematika dan analisis statistik. Metode
pengumpulan data kuantitatif biasanya dilakukan dengan survey, eksperimen dan
observasi dan lain sebagainya. Dalam analisis kuantitatif peneliti bisa mengajukan
pertanyaan seperti “dalam skala 1-5. Berupa soal pilihan ganda atau essai dan
jenis tes tertulis lainnya. Dalam analisis kuantitatif peneliti dapat melakukan
analisis statistik pada data dan menarik kesimpulan seperti (Ghozali, 2016).
Validitas
Merujuk pada Gay (1987) menyatakan bahwa validitas isi atau content
validity adalah derajat pengukuran yang mencerminkan domain isi yang
diharapkan. Validitas isi penting untuk tes kognitif seperti tes prestasi belajar dan
kemampuan memecahkan masalah. Suatu skor kurang bahkan tidak
mencerminkan hasil belajar siswa apabila instrumen tidak mampu mengukur
secara komprehensif apa yang telah dipelajari oleh siswa. Untuk mempertinggi
validitas isi, sebelum membuat butir-butir soal dilakukan beberapa langkah
diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Budiyono (2003) yaitu (1)
mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan
instruksionalnya, (2) membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan diujikan, (3)

7
menyusun soal tes beserta kunci jawabannya, dan (4) menelaah soal tes sebelum
dicetak atau digandakan. Sedangkan indikator yang dijadikan pedoman untuk
mengukur validitas isi pada penelitian ini adalah (1) kesesuaian dengan kisi-kisi
tes, (2) kesesuaian dengan tujuan penellitian, (3) butir soal merupakan sampel
yang representatif dari sebuah populasi atau sub kompetensi dasar, (4) butir soal
tidak memerlukan pengetahuan lain dalam menjawabnya, dan (5) soal telah
menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Menghitung
persentase validitas isi dalam butir soal dirujuk dari Rahmasari (2016) sebagai
berikut:

Hasil presentase validitas isi soal kemudian diubah menjadi bentuk


desimal. Interpretasi mengenai besarnya koefiesien kolerasi. Menurut Suharsimi
(2012: 89) interpretasi mengenai besarnya koefisien validasi adalah sebagai
berikut:
0,81 -1,00 = sangat tinggi
0,61 –0,80 = tinggi
0,41 –0,60 = cukup
0,21 – 0,40 = rendah
0,00 – 0,20 = sangat rendah
Reabilitas
Reliabilitas Soal “Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk
mengetahui itngkat ketepatan dan keajegan skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara
0 sampai dengan 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1),
semakin tinggi pula keajegan/ketepatannya” (Depdiknas, 2008:17).
Merujuk dari Rahmasari (2016). Daya Pembeda “Daya pembeda soal adalah
kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”
(Suharsimi, 2013:226). Rumus yang digunakan untuk indeks daya pembeda adalah:
Gambar 1.1.Rentang Kualitas Butir Soal

8
Sumber: (Rahmasari, 2016).
Tingkat Kesukaran
Menurut Suharsimi (2013:222-225) yaitu: Soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Dibalik pernyataan
tersebut perlu dipahami bahwa sangat diperlukan adanya tingkatan untuk setiap soal
yangdibuatbaik berupa pilihan ganda maupun essay. Hal tersebut di membantuguru
mengevaluasi hasil belajar siswa dari materi yang disampaikan, kemudian tidak hanya
itu namun juga dapat melatih dan mengetahui daya pikir dan kemampuan nalar siswa
untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam soal yang dikerjakan karena
setiap anak memiliki kemampuan menjawab soal essay yang berbeda.
Analisis Butir Soal Kuantitatif
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan
pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari
soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu
pendekatan klasik dan modern. Analisis butir soal secara klasik adalah proses
penelaahan melalui informasi dari jawaban peserta didik menggunakan teori tes
klasik.
Ada beberapa alasan mengapa diperlukan analisis butir soal. Menurut
(Asmawi Zainul, dkk :1997) alasan tersebut antara lain:
1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes, sehingga dapat
dilakukan seleksi dan revisi butir soal.
2. Untuk menyediakan informasi tentang spesifikasi butir soal secara lengkap,
sehingga akan lebih memudahkan bagi pembuat soal dalam menyusun
perangkat soal yang akan memenuhi kebutuhan ujian dalam bidang dan
tingkat tertentu.
3. Untuk segera dapat mengetahui masalah yang terkandung dalam butir soal.
4. Untuk dijadikan alat guna menilai butir soal yang akan disimpan dalam
kumpulan soal.
5. Untuk memperoleh informasi tentang butir soal sehingga memungkinkan
untuk menyusun beberapa perangkat soal yang paralel.

1. Analisis Kuantitatif Soal Pilihan Ganda


Menurut Surapranata (2007: 131), soal pilihan ganda adalah salah satu bentuk
tes objektif yang luas penggunaannya untuk berbagai macam keperluan, antara lain
digunakan pada ulangan umum, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dasar, ujian
akhir nasional, survei nasional, dan sebagainya. Penggunaan yang luas ini tidak
terlepas dari keunggulan soal bentuk pilihan ganda yang dapat diskor dengan mudah,
cepat, serta objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas
dalam suatu tes. Dilihat dari segi rumusan kalimatnya, soal pilihan ganda dapat
berupa kalimat perintah, kalimat tanya, atau kalimat tidak lengkap.

9
Test objektif bentuk multifle choice test (pilihan berganda) Test multifle chois,
tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing tes disediakan lebih
dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar
atau yang paling benar. Penyusunan tes dalam bentuk multifle chois
a. Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban terdapat
kesesuaian.
b. Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan jelas.
c. Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
d. Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah, meskipun
masalah itu agak kompleks (Asrul, 2015).

2. Analisis Kuantitatif Soal Isai


Secara ontology tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya
terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan
menuntut jawaban siswa melui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan
berpikir siswa (Sukardi, 2008). Siswa secara aktif berfikir untuk menuangkan
jawabannya dalam bentuk tulisan sesuai kemampuan mereka.
Merujuk pada Ratna (2013), menurut Sukardi (2008: 96), untuk meningkatkan
mutu pertanyaan esai sebagai alat pengukur hasil belajar yang kompleks, memerlukan
dua hal penting yang perlu diperhatikan oleh para evaluator. Kedua hal penting
tersebut, yaitu:
a. bagaimana mengkonstruksi pertanyaan esai yang mengukur perilaku yang
direncanakan, dan
b. bagaimana menskor jawaban yang diperoleh dari siswa.
Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Suharsimi
Arikunto, 2001). Namun jika soal terlalu mudah akan menurunkan motivasi siswa
untuk belajar lebih untuk memahami sunguh-sungguh materi pembelajaran dan
memungkinkan hanya menghafal teori tidak berusaha memahami dan mengaitkan
dengan keadaan dan sesuatuyang relevan denganpengetahuan yang didapat.
Untuk membuat dan menyusun soal essay ada beberapa cara yang dapat kita
lakukan danmemperhatikan hal-hal yang mendasari tesusunnya soal isai yang
memenuhi syarat untuk evalasi pembelajaran guna mencapaitujuanpembelajaran yang
semestinya. Berikut adalah cara-cara dalam menyusun tes esai yang dimaksud
menurut
a. Para guru hendaknya memfokuskan pertanyaan esai pada materi pembelajaran
yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif. Ada
beberapa faktor penting dalam proses belajar mengajar,yang hanya bisa
diungkap oleh tes esai.
b. Para guru hendaknya memformulasikan item pertanyaan yang mengungkap
perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil belajar. Tes yang
direncanakan oleh guru, baik tes objektif maupun tes esai perlu tetap
mengukur penilaian tujuan intruksional.

10
c. Item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan
kebingungan sehingga para siswa dapat menjawab dengan tidak ragu-ragu
d. Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan, agar para siswa
dapat memperhitungkan kecepatan berpikir, menulis dan menuangkan ide
sesuai dengan waktu yang disediakan.
e. Ketika mengonstruksi sejumlah pertanyaan esai, para guru hendaknya
menghindari penggunaan pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan biasanya
terletak pada kalimat instruksi pengerjaan pada awal tes, misalnya “pilih
empat soal dari lima pertanyaan yang tersedia”.

C. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis kualitas butir soal yang ditinjau dari aspek
materi, konstruksi, dan bahasa. Sedangkan untuk mengetahui kualitas butir soal, perlu
diadakannya penelaahan lebih lanjut sehingga didapatkan butir soal yang berkualitas.
Penelaahan analisis kualitatif butir soal dapat ditinjau dari aspek materi, konstruksi,
dan bahasa (Paris, 2016).
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa analisis kualitas tes adalah kegiatan
mengkaji soal pada setiap item atau butirnya untuk mengetahui kualitas dari setiap
butir soal tersebut. Analisis kualitas butir soal merupakan suatu prosedur yang
sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap
butir tes yang kita susun. Sedangkan menurut Daryanto, analisis kualitas butir soal
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi soal-soal baik, kurang baik
dan soal jelek dan memperoleh petunjuk untuk melakukan perbaikan.
Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
kualitas butir soal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengkaji dan
mengidentifikasi setiap butir soal guna mengetahui kualitas setiap butir soal tersebut.
Hasil dari proses mengkaji dan mengidentifikasi soal dapat digunakan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada setiap butir soal.
Menurut Suminarsih (2012), instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan
pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi
yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Afifah menyatakan bahwa analisis kualitas soal tes merupakan suatu langkah yang
perlu dilakukan untuk memahami informasi derajat suatu tes, baik dari keseluruhan
butir maupun sebagian dari tes tersebut. Kualitas merupakan tingkat baik buruknya

11
sesuatu. Ada beberapa segi yang dihitung dari analisis soal, antara lain Validitas,
Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas Pengecoh. Subali
menyatakan bahwa telaah item tes atau analisis kualitatif sering disebut analisis
teoritik. Item tes yang telah ditulis diperiksa kesesuaiannya dengan kisi-kisi yang
diacunya dengan memperhatikan substansi/isi materi, konstruksi, dan bahasa. Telaah
item tes dilakukan oleh (1) bukan oleh penulis item tes, dan (2) dilakukan oleh pakar
yang menguasai isi/materi yang diujikan. Dari kegiatan tersebut, penulis item tes
dapat mengetahui validitas isi dari item tes yang disusun.

1. Analisis Kualitatif Soal Pilihan Ganda


Menurut Subali, dalam melakukan analisis kualitatif, setiap item ditelaah
sesuai dengan persyaratan item yang bersangkutan. Berikut disajikan tabel analisis
kualitatif sesuai dengan bentuk tes. Agar penelaah dapat dengan mudah
menggunakan format penelaahan soal, maka para penelaah perlu memperhatikan
petunjuk pengisian formatnya seperti berikut ini:
1) Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam
format!
2) Berilah tanda cek (√) pada kolom nomor butir soal apabila butir soal yang
ditelaah sudah sesuai dengan kriteria! Berilah tanda silang (X) pada kolom
nomor butir soal apabila butir soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria.

Tabel 1.3. Format Penelaahan Soal Pilihan Ganda

Aspek Indikator No. butir soal


yang
ditelaah 1 2 3 4 5

Materi Soal harus sesuai indikator materi

Pengecoh harus berfungsi

Hanya ada satu kunci jawaban

Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan


singkat, jelas dan tegas

Rumusan pokok soal dan


pilihan jawaban merupakan

12
pernyataan yang diperlukan
saja

Pokok soal tidak memberi


petunjuk kunci jawaban

Pokok soal bebas dan pernyataan


yang bersifat negatif ganda

Pilihan jawaban homogen dan


logis ditinjau dari segi materi

Panjang pilihan jawaban relatif


sama

Pilihan jawaban tidak


menggunakan pernyataan“semua
jawaban diatas salah/benar” dan
sejenisnya

Pilihan jawaban yang berbentuk


angka/waktu disusun
berdasarkan besar kecilnya
angka atau kronologisnya

Gambar, grafik, tabel, diagram


atau sejenisnya jelas dan
berfungsi (jika ada)

Rumusan Pokok soal tidak


menggunakan ungkapan atau
kata yang bermakna tidak pasti
seperti, sebaiknya, umumnya,
kadang-kadang.

Butir soal tidak bergantung pada


jawaban soal sebelumya

Bahasa/B Menggunakan bahasa yang sesuai


ud-aya dengan kaidah bahasa Indonesia

Menggunakan bahasa yang


komunikatif

Pilihan jawaban tidak


mengulang kata / kelompok
kata yang sama kecuali
merupakan satu kesatuan

13
pengertian

Penjelasan:

1. Soal sesuai indikator, maksudnya adalah butir-butir soal yang

diujikan sudah sesuai dengan rumusan indikator dari setiap materi

yang telah dipelajari. Pendidik terlebih dahulu merumuskan

indikator materi pelajaran yang akan diujikan ke dalam kisi-kisi

ujian.

2. Pengecoh harus berfungsi, maksudnya adalah setiap butir soal

memiliki pilihan jawaban yang dapat mengecoh peserta didik yang

mengira bahwa pilihan jawaban tersebut adalah kunci jawaban

sehingga peserta didik tersebut tertarik memilihnya.

3. Hanya ada satu kunci jawaban, yaitu setiap butir soal hanya boleh

memiliki satu kunci jawaban. Apabila terdapat dua kunci jawaban,

maka soal tersebut dinyatakan tidak sah.

4. Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas, butir soal tidak

menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang

dimaksud pembuat soal.

5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan saja, apabila terdapat rumusan atau

pernyataan yang tidak diperlukan maka dihilangkan saja.

6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar,

pada butir soal tidak terdapat kata atau kelompok kata yang dapat

menuntun siswa dalam memilih jawaban yang benar.

7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

14
ganda, jangan sampai terdapat dua kata yang mengandung arti

negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran

peserta didik terhadap arti pernyataan yang dimaksud.

8. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi,

maksudnya adalah pilihan jawaban harus berasal dari materi yang

sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal.

9. Panjang pilihan jawaban harus relatif sama, kaidah ini diperlukan

karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang

paling panjang atau yang paling pendek dari pilihan jawaban

lainnya sebagai kunci jawaban.

10. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua jawaban di

atas salah/semua jawaban di atas benar” dengan adanya pilihan

jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang

satu karena bukan pernyataan ini bukan berupa materi yang

ditanyakan dan pernyataan ini menjadi tidak homogen.

11. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis.

12. Gambar, grafik, tabel. Diagram, wacana dan sejenisnya yang

terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

13. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan kata yang

bermakna tidak pasti seperti kadang-kadang, sebaiknya, umumnya.

14. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang

tidak dapat menjawab benar soal sebelumnya tidak akan dapat

menjawab benar pada soal berikutnya. Sehingga butir soal tersebut

tidak mampu mengukur kemampuan siswa dengan baik.

15
15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia, butir soal harus ditulis dengan baik dan benar

diantaranya meliputi pemakaian kalimat, unsur subjek. Unsur

predikat, anak kalimat, pemakaian kata, dll.

16. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, yaitu menggunakan

bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik dan tidak berbelit-

belit yang dapat membingungkan peserta didik.

17. Pilihan jawaban jangan mengulang kata yang bukan merupakan

satu kesatuan pengertian.

2. Analisis Kualitatif Soal Esai


Menurut Ebel, petunjuk menyiapkan butir essay adalah sebagai berikut:
a. Ajukan pertanyaan atau tugas-tugas yang mengharuskan siswa untuk
menunjukkan pengetahuan yang esensial.
b. Ajukan pertanyaan yang determinan, dalam arti bahwa para ahli bisa sepakat
bahwa jawaban tertentu lebih baik dari yang lain. Tidak adanya jawaban yang
terbaik mungkin membuat lebih sulit untuk menentukan tingkat prestasi siswa.
c. Tentukan tugas siswa secara lengkap dan khusus tanpa mengganggu pengukuran
dari prestasi dimaksud.
d. Berikan pilihan untuk pertanyaan yang lebih spesifik yang dapat dijawab lebih
singkat.
e. Hindari memberikan siswa kesempatan untuk memilih pertanyaan yang akan
mereka jawab, kecuali dalam keadaan khusus
f. Uji pertanyaan dengan menulis jawaban yang ideal untuk pertanyaan tersebut.

Menurut Popham, pertunjukan menyiapkan butir essay adalah sebagai


berikut:
Tabel 1.2. Telaah item tes bentuk uraian

No Aspek No item

a. Aspek materi/substansi 1 2 3 4 dst

16
1. Item sesuai dengan indikator
1) J
2. Pertanyaan dan rubrik dan/atau pedoman
e
penskoran terumuskan dengan benar
l
3. Materi/substansi sesuai dengan tujuan pengukuran
a
(untuk tujuan pengukuran hasil belajar, tujuan
pengukuran
s untuk seleksi, atau tujuan pengukuran
untuk konfirmatori/mengukur status),
k
4. Materi/substansi
a yang ditanyakan sesuai dengan
jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas.
n
b. Aspek konstruksi

1. Rumusan
k kalimat dalam bentuk kalimat tanya
atau perintah yang menuntut jawaban terurai
e
2. Ada
p petunjuk yang jelas cara
mengerjakan/menyelesaikan soal
a
3. Rubrik
d dan/atau pedoman penskorannya
jelas/operasional
a
4. Tabel, grafik, diagram, kasus, atau yang
sejenisnya bermakna (jelas keterangannya atau
ada
s hubungannya dengan masalah yang
ditanyakan)
i
5. Antar
s Item tidak bergantung satu sama lain

c. w bahasa
Aspek
a
1. Rumusan kalimat soal komunikatif

2. Kalimat
t menggunakan bahasa yang baik dan
benar, sesuai dengan jenis bahasanya
e
3. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda
n
4. Menggunakan
t bahasa/kata yang umum (bukan
bahasa lokal atau bahasa serapan baru yang belum
a
dikenal oleh seluruh testi)
n
5. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata
g dapat menyinggung perasaan testi
yang

kedalaman/keluasan jawaban yang diharapkan.


2) Jelaskan tentang tugas siswa.
3) Jelaskan tentang batas waktu dan penilaian butir.

17
4) Hindari memberikan pilihan
5) Menunjukkan terlebih dahulu/ memperkirakan respon siswa

Subali menyatakan bahwa setelah dilakukan telaah item tes, item yang
kurang/tidak memenuhi persyaratan direvisi oleh penulis item tes yang bersangkutan.
Selanjutnya, item dirangkai menjadi seperangkat tes yang siap diujikan pada siswa.
Selama pengujian, perlu diciptakan suasana ujian yang kondusif/optimal agar hasil
yang diperoleh dapat benar-benar dapat dipercaya. Data yang masuk kemudian
dianalisis untuk memperoleh kejelasan tentang kualitas tes yang disusun. Analisis
dilakukan baik terhadap tes maupun terhadap item tes. Analisis tes untuk mengetahui
reliabilitas tes, sedangkan analisis item tes untuk mengetahui kualitas setiap item tes
yang bersangkutan. Analisis dapat dilakukan dengan metode yang hanya berupa
pengukuran klasik, seperti program komputer ITEMAN, dapat pula menggunakan 23
kombinasi pengukuran klasik dan modern (Item Respons Theory) dengan program
komputer QUEST.
Selain itu, Subali juga menyatakan bahwa agar hasil pengukuran baik, tes
yang digunakan harus baik pula. Tes yang berkualitas tinggi apabila tes itu mampu
mengukur secara tepat dan hasil pengukurannya dapat diandalkan. Dengan kata lain,
tes perlu memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Suatu tes mempunyai validitas
tinggi apabila tes tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya. Sisi lain dari konsep
validitas yang penting adalah kecermatan pengukuran, yakni kemampuan untuk
mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.

18
BAB II1

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Instrumen penilaian hendaknya dianalisis sebelum digunakan. Ada dua model


analisis, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
2) Analisis kuantitatif soal pilihan ganda dan isai, pengumpulan data penelitian
secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen
penelitian berupa tes/kuesioner. Pendekatan kuantitatif menekankan kepada hasil
dari rata-rata keragaman yang ada. Pendekatan kuantitatif dipandang sebagai suatu
bersifat eksploratoris dan induktif. Kuantitatif fokus pada keandalan/reliabilitas
adalah kunci, berlaku untuk soal pilihan ganda maupun isai.
3) Analisis kualitatif soal pilihan ganda dan isai dilakukan analisis kualitas butir soal
yang ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
B. Saran

Dengan adanya makalah ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca


dapat memahami materi Analisis Instrumen Penilaian dengan mudah. Saran dari
penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi dalam makalah ini dengan baik,
kemudian dilanjutkan dengan latihan soal sesuai materi yang berhubungan agar
semakin menguasai materi. Selain itu, diharapkan agar para pembaca dapat
memperluas kajian materi dari berbagai sumber yang relevan dan kredibel.

19
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N. (2020). Analisis Kualitas Butir Soal Penilaian Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Matematika Kelas IX SMP Negeri 3 Ajibarang Kabupaten Banyumas.
Skripsi. IAIN Purwokerto.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Asrul, dkk. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Febriana, R. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Paris, 2016. Analisis Butir Soal Ulangan Tengah Semester 1Dalam Buku Teks Bahasa
Indonesia Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas IX SMP NEGERI
3 Tanjungpinang. Tanjungpinang. Artikel E-Journal.

Rahmasari, D., & Ismiyati. (2016). Analisis Butir Soal Mata Pelajaran Pengantar
Administrasi Perkantoran. Economic Analysis Journal. Jurusan Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Ratna, E.W & H. A. Rusdiana. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia
Bandung.

Sekaran, U. & Bougie, R.J., (2016). Research Methods for Business: A skill Building
Approach. 7th Edition, John Wiley & Sons Inc. New York, US.

Subali, Bambang. Analisis SoalBaik Kualitatif Maupun Kuantitatif. Kegiatan Workshop Item
Development Dosen Poltekes Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta

Suminarsih. (2012). Analisis Butir Soal Ulangan Tengah Semester Genap Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas 3. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

20
Surapranata, Sumarna. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum
2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

21

You might also like