You are on page 1of 47

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA

SAINS 3D MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA PADA


KELAS VIII MTs SAYYID YUSUF

TUGAS AKHIR

Oleh :
NUR HIDAYAT
719710371

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2023
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA
SAINS 3D MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA PADA
KELAS VIII MTs SAYYID YUSUF

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam


Pada Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiraraja

Oleh :
NUR HIDAYAT
719710371

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PROPOSAL

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA SAINS 3D


MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA PADA KELAS VIII MTs
SAYYID YUSUF

NUR HIDAYAT
NPM. 719710371

TUGAS PROPOSAL INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL

Oleh :
Pembimbing Utama

(Lutfiana Fazat Azizah, S.Si., M.Pd)


NIDN. 0716097802

Pembimbing Pendamping

(Herowati, S.Pd., M.Pd)


NIDN. 0729068303

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

(Dyah Ayu Fajarianingtyas, S.Si., M.Pd)


NIDN. 0702088302

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nyalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang

berjudul “PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA

SAINS 3D MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA PADA KELAS VIII

MTs SAYYID YUSUF” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurah kepada junjungan dari Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita

dari jalan yang gelap ke jalan yang terang, Aamiin. Adapun tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mempelajari serta menyusun skripsi sekaligus sebagai bagian dari

prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan.

Guru memiliki tugas besar dalam meningkatkan potensi diri peserta

didik. Salah satu cara meningkatkan potensi tersebut yaitu dengan memenuhi

kebutuhan belajar peserta didik. Selain hal tersebut sebagian besar peserta didik

dalam menerima pembelajaran lebih cenderung membutuhkan variasi

pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran dalam prosesnya. Maka

dengan adanya hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian.

Penelitian tersebut merupakan sebuah penelitian pengembangan berupa alat

peraga sistem ekskresi manusia. Pengembangan dilakukan sebagai salah satu

media belajar siswa madrasah tsanawiyah.

Dalam upaya menyelesaikan proposal ini, peneliti telah menerima

banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta dengan tidak mengurangi

iii
rasa terimakasih atas bantuan semua pihak, maka secara khusus peneliti ingin

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Samira dan bapak Asmuni sebagai orang tua saya yang telah

memberikan dukungan dan do’a terhadap peneliti;

2. Ibu Dyah Ayu Fajarianingtyas, S.Si., M.Pd selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam;

3. Ibu Lutfiana Fazat Azizah, S.Si., M.Pd selaku pembimbing 1 yang

senantiasa menyediakan waktu dan dengan sabar membimbing,

mengarahkan, serta memberikan motivasi kepada peneliti dalam

menyelesaikan proposal skripsi ini;

4. Ibu Herowati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing 2 yang memberikan

pengarahan dan masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan

proposal skripsi ini;

5. Ibu Rizka Jum’atin J, S.Pd yang selalu mendampingi dan memberikan

motivasi serta inspirasi dalam menyelesaikan proposal skripsi ini;

6. Serta teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam angkatan 2019 dan juga semua guru-guru di MTs Sayyid Yusuf;

iv
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan, ketidaksempurnaan dan

kesalahan dalam penyusunan tugas akhir, maka kritik dan saran akan peneliti

terimadengan segenap hati terbuka untuk kesempurnaan tugas proposal ini.

Peneliti berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua

pihak yang membutuhkan serta dapat menjadi amal ibadah yang diterima disisi-

Nya.Aamiin

Sumenep, Maret 2022

Peneliti

v
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
HALAMAN COVER..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PROPOSAL................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Spefikasi Produk yang Diharapkan...............................................................4
E. Pentingnya Pemanfaatan...............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Deskripsi Teori..............................................................................................6
1. Karakteristik Peserta Didik.......................................................................6
2. Media Pembelajaran..................................................................................7
3. Alat Peraga..............................................................................................10
4. Media Tiga Dimensi (3D).......................................................................13
5. Sistem Ekskresi Pada Manusia................................................................14
B. Hasil Penelitian Yang Relevan...................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................22
A. Model Pengembangan................................................................................22
B. Prosedur Pengembangan............................................................................23
C. Uji Coba Produk.........................................................................................27
1. Desain uji coba........................................................................................27
2. Subjek uji coba........................................................................................28

vi
3. Tempat dan waktu penelitian..................................................................28
4. Jenis data uji coba....................................................................................28
5. Instrumen Pengumpulan Data.................................................................29
6. Teknik Pengumpulan Data......................................................................30
7. Teknik Analisis Data...............................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk

mempelancar interaksi pembelajarn dengan pelajar sehingga kegiatan

pemnelajaran lebih efektif. Media merupakan perantara yang menyampaikan

informasi antara sumber dan penerima media pembelajaran dari segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses

belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk

belajar.

Salah satu dari media pembelajaran tersebut adalah alat peraga.sebab alat

peraga mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting,yaitu sebagai alat

bantu untuk memperjelas suatu konsep.ide atau pengertian tertentu sehinggasiswa

tidak akan memiliki pemahaman yang bersifat verbalisme. Proses belajar

mengajar dengan menggunakan alat peraga yang sesuai akan lebih berhasil dari

pada tidak menggunakan alat peraga. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi

dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan

pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat

sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.

Pada saat melakukan observasi atau penelitian di MTs sayyid yusuf

talango pada tanggal 24 Maret 2023, Terdapat beberapa hambatan yang

ditemukan dalam proses pembelajaran. Hal ini, terlihat pada saat pembelajaran di

kelas guru melakukan kegiatan pembelajaran masih hanya menggunakan metode

kelompok saja dan metode ceramah, juga sesekali menggunakan media

1
2

pembelajaran gambar. Sehingga menyebabkan kejenuhan serta kurangnya

Pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut

senada dengan pendapat Agustinawati dalam Sullivan (2014) bahwa dalam

pembelajaran konvensional terlihat proses pembelajaran lebih banyak didominasi

guru dalam memberikan ilmu pengetahuan, sementara siswa lebih pasif sebagai

penerima informasi. Sehingga saya berinisiatif untuk membuat media

pembelajaran 3D yang dimana masih belum di buat oleh sekolah.

Pembelajaran sains mencakup berbagai macam aspek dan tujuan yang di

harapkan sesuai dengan keinginan.tujuan pembelajaran sains adalah agar siswa

dapat mengetahui,memahami,mempraktikkan,melaksanakan pembelajaran sains

dengan baik dan benar,serta membuat siswa tertarik dan mencintai sains tersebut

dengan tingkatan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.peraga pada

pembelajaran sains dapat membantu dalam memperjelas konsep dan pemahaman

konsep sains yang sedang dipelajari oleh siswa MTs Sayyid Yusuf pada saat

pembelajaran berlangsung. Fungsi alat peraga adalah untuk memperlancar tujuan

dari pelaksanaan pembelajaran disekolah. Alat peraga haruslah bersifat

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,perasaan dan kemauan siswa

sehingga dapat mendorong keinginan siswa untuk belajar.

Guru merupakan sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi

peserta didik ibarat sebuah lilin yang menjadi penerang tanpa batas tanpa

membedakan siapa yang diterangi nya demikian pula terhadap peserta didik

Zulfiati (2014). Peran guru sangat penting dalam mengajar dan mendidik siswa

serta dalam memajukan dunia pendidikan. Mutu siswa dan pendidikan bergantung

pada mutu guru. Peraturan pemerintah Bab I pasal I ayat I menjelaskan bahwa
3

guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Pemilihan bahan untuk membuat alat peraga juga harus

mudah di dapat dan terjangkau.

Pemilihan bahan untuk membuat alat peraga juga harus mudah di dapat

dan terjangkau. Alat peraga yang akan dibuat dapat dipakai dalam jangka panjang

dengan menggunakan bahan daur ulang. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan

pembelajaran IPA yang berpedoman pada kurikulum 2013.

B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan, demikian rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana validitas alat peraga Sains 3D materi sistem ekskresi manusia

kelas VIII Madrasah Tsanawiyah ?

2. Bagaimana respon siswa terhadap validitas alat peraga Sains 3D pada materi

sistem ekskresi manusia kelas VIII Madrasah Tsanawiyah ?

C. Tujuan
Merujuk pada rumusan masalah yang telah diuraikan, demikian tujuan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui validitas alat peraga Sains 3D pada materi sistem ekskresi

manusia kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.

2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap validitas alat peraga Sains 3D pada

materi sistem ekskresi manusia kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.


4

D. Spefikasi Produk yang Diharapkan


Produk penelitian akan pemanfaatan berupa alat peraga, spesifikasi yang

diharapkan dalam pengembangan ini sebagai berikut :

1. Pemanfaatan alat peraga tersebut berjudul “pemanfaatan media pembelajaran

alat peraga sains 3D materi sistem ekskresi manusia pada kelas VIII MTs

Sayyid yusuf”. Pemanfaatan alat peraga tersebut berpedoman pada

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. KD Ilmu

Pengetahuan Alam 3.10 kelas VIII Menganalisis system eksresi pada manusia

dan memahami gangguan pada system ekskresi serta upaya menjaga

kesehatan sistem eksresi.

2. Alat peraga yang akan dikembangkan terbuat dari barang bekas yang dapat di

daur ulang dengan tampilan semenarik mungkin;

3. Alat peraga ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup panjang;

E. Pentingnya Pemanfaatan
Pentingnya pemanfaatan alat peraga sangat penting dilakukan,

diantara pentingnya pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Praktisi

Menambah wawasan dan sumbangsi pemikiran terkait memahami tentang

materi sistem pernpasan pada manusia melalui alat peraga;

a. Mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran sehingga membuat

suasana belajar yang efektif dan menyenangkan;

Sebagai refrensi agar lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan

suatu alat peraga melalui pemanfaatan bahan daur ulang;


5

2. Bagi Siswa

a. Kegiatan proses pembelajaran tidak akan membosankan sehingga

menjadi lebih menarik dan meningkatkan antusias belajar siswa;

b. Diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi sistem

ekskresi pada manusia melalui media alat peraga.

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan sumbangsi pemikiran yang membangun dalam pemahaman

terhadap pengetahuan yang berkaitan dengan alat peraga;

b. Memberikan ilmu pengetahuan tentang memilih dan menyiapkan alat

peraga yang sesuai untuk pembelajaran di kelas;

c. Dengan adanya pemanfaat alat peraga ini diharapkan bermanfaat sebagai

penambah refrensi alat peraga.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik berasal dari kata karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan

atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap. Menurut Sudirman

(1990) Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan

yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya

sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Menurut Hamzah.

B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan

siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan

berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki. Siswa atau anak didik adalah setiap

orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang

menjalankan pendidikan. Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan

interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas

pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000) B. Pentingnya Identifikasi

Karakteristik Peserta Didik dalam Pembelajaran. Smaldino dkk, mengemukakan

empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis karakter siswa:

1). Karakteristik umum;

2). kompetensi atau kemampuan awal;

3). gaya belajar;

4). motivasi.

6
7

Karekteristik Umum Karakteristik umum pada dasarnya menggambarkan

tentang kondisi siswa seperti usia, kelas, pekerjaan, dan gender. Karakteristik

siswa merujuk kepada ciri khusus yang dimiliki oleh siswa, dimana ciri tersebut

dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan belajar. Karakteristik

siswa merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh masing-masing siswa baik

sebagai individu atau kelompok sebagai pertimbangan dalam proses

pengorganisasian pembelajaran. Cruickshank mengemukakan beberapa

karakteristik umum siswa yang perlu mendapatkan perhatian dalam mendesain

proses atau aktivitas pembelajaran, yaitu:

1). kondisi sosial ekonomi,

2). faktor budaya,

3). jenis kelamin,

4). partumbuhan,

5). gaya belajar dan

6). kemampuan belajar.

Semua karakteristik yang bersifat umum perlu dipertimbangkan dalam

menciptakan

proses belajar yang dapat membantu individu mencapai kemampuan yang

optimal.

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan

pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun


8

sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik ataupun warga belajar).

Pesan (informasi) yang disampaikan melalui media, dalam bentuk isi atau materi

pengajaran itu harus dapat diterima oleh penerima pesan (anak didik), dengan

menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera mereka. Bahkan

lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang dimiliki mampu dapat menerima isi

pesan yang disampaikan (Tim Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, 2016). Primasari

dalam Panjaitan et al (2020) mengatakan bahwa media pembelajaran lazimnya

digunakan guru pada saat penyajian materi dengan maksud agar materi yang sulit

dipahami, materi yang tadinya abstrak menjadi lebih mudah dimengerti, serta

menghindari terjadinya miskonsepsi. Media pembelajaran merupakan bagian dari

sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar)

dan perangkat keras (alat belajar). Sementara, Marshall McLuhan dalam Muhson

(2010) berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang

memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak

langsung dengan dia. Sesuai dengan rumusan ini, media komunikasi mencakup

surat-surat, televisi, film dan telepon, bahwa jalan raya dan jalan kereta api

merupakan media yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan orang

lain.

Oemar Hamalik dalam Muhson (2010) membedakan pengertian media

menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, media

pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam

proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam artian luas, media tidak

hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga

mencakup alat sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru,
9

objek-objek nyata, serta kunjungan ke luar sekolah. Sejalan dengan pandangan itu,

guru pun dianggap sebagai media penyajian, disamping radio dan televisi karena

sama-sama membutuhkan dan menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan

informasi kepada siswa.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang

bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media

pembelajaran, tetapi disisi lain ada bahan pembelajaran yang memerlukan media

pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi

tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi

pembelajaran yang disampaikan. Keberadaan media pembelajaran sebagai alat

bantu dalam proses pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa

dipungkiri. Guru sebagai penyampai pesan memiliki kepentingan yang besar

untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan atau materi

pembelajaran kepada peserta didik. Guru juga menyadari bahwa tanpa media,

materi pembelajaran akan sulit untuk dapat dicerna dan dipahami oleh siswa,

apalagi bila materi pembelajaran yang harus disampaikan tergolong rumit dan

kompleks. Untuk itu penggunaan media mutlak harus dilakukan agar materi dapat

sampai ke peserta didik secara efektif dan efisien.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran

akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media

yang lebih rinci. Depdiknas dalam Muhson (2012) mengidentifikasikan beberapa

manfaat media dalam pembelajaran yaitu :


10

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan;

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik;

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif;

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga;

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa;

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan

saja;

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses

belajar;

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan di atas,

masih terdapat beberapa manfaat praktis. Manfaat praktis media

pembelajaran tersebut adalah :

1. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkret;

2. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu;

3. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia;

4. Media dapat menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka

dan berbahaya ke dalam kelas;

5. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan

kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa.

3. Alat Peraga
a. Pengertian alat peraga

Alat peraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media

perlu dipahami terlebih dahulu sebelum dibahas mengenai alat peraga. Kata media
11

berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara (wasaail) atau pengantar

pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Adapun Gerlach dan Ely dalam

Juwairiah (2013) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Kochhar

dalam Seprianty (2018) alat peraga dalam proses pembelajaran memegang

peranan penting sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran yang efektif.

Suwardi et al (2016) alat bantu pembelajaran adalah perlengkapan yang

menyajikan satuan pengetahuan melalui stimulasi pendengaran, penglihatan, atau

keduanya untuk membantu pembelajaran. Alat peraga berfungsi untuk

menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar

mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus mampu menjelaskan

konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat dibantu dengan alat peraga, karena

dengan bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai dengan topik yang diajarkan,

konsep akan dapat lebih mudah dipahami lebih jelas. Alat peraga yang digunakan

tanpa persiapan bisa mengakibatkan habisnya waktu dan sedikitnya materi yang

dapat disampaikan. Jika ini yang terjadi, maka dapat dikatakan bahwa alat peraga

yang kita pakai atau cara penggunaan alat peraga yang kita lakukan tidak

mancapai sasaran. Konsep yang menjadi semakin rumit untuk dipahami sebagai

akibat digunakannya alat peraga, adalah suatu hal yang keliru. Alat peraga harus

dibuat sebaik mungkin, menarik untuk diamati, dan mendorong siswa untuk

bersifat penasaran, sehingga diharapkan motivasi belajarnya semakin meningkat.

Alat peraga juga diharapkan menumbuhkan daya imajinasi dalam meningkatkan


12

daya tarik ruangnya, mampu membandingkannya dengan benda-benda sekitar

dalam lingkungannya sehari-hari, dan mampu menganalisis sifat-sifat benda yang

dihadapinya itu.

b. Jenis - Jenis Alat Peraga

Alat peraga terdiri dari berbagai jenis, dari bentuk yang paling sederhana

sampai bentuk yang modern, seperti alat-alat peraga elektronik. Cece Wijaya

dalam Juwairiah (2013) alat peraga dapat digolongkan dalam beberapa bagian

yaitu gambar, sketsa, gambar yag diproyeksikan dengan opaque projector,

diagram, bagan, benda asli, model, barang contoh atau spesimen, alat tiruan

sederhana, diorama, pameran.

c. Manfaat Alat Peraga

Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu sains diperoleh melalui serangkaian

proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis (dugaan

sementara) yang diikuti pengujian, gagasan-gagasan. Ilmu kimia lebih

menekankan pada pengalaman belajar yang lebih nyata, yang melibatkan segala

kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Alat peraga kimia merupakan salah

satu perangkat yang cukup penting untuk membantu tercapainya tujuan

pembelajaran tersebut. Adapun manfaat alat peraga dalam proses belajar mengajar

adalah :

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa, sehingga

motivasi belajar siswa akan lebih tinggi;


13

b. Kegiatan siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan

dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,

membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain;

c. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di

lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan

kehidupan di sekitarnya;

d. Dapat memberikan contoh yang selektif;

e. Dapat merangsang berfikir analisis;

f. Dapat menciptakan situasi belajar yang tanpa beban atau tekanan.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran;

b. Dapat memberikan sistematika pengajaran;

c. Dapat memudahkan kendali pelajaran;

d. Dapat membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian;

e. Dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar;

f. Dapat meningkatkan kualitas pengajaran.

4. Media Tiga Dimensi (3D)


Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpaproyeksi yang

penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat

berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula

berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan

difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas,

atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana

benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas
14

atau kelas tidak memungkinkan dihadapkan langsung ke tempat

dimanabenda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi

sebagai media pembelajaran yang efekt(Daryanto, 2010: 29)

5. Sistem Ekskresi Pada Manusia


a. Pengertian

Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dari

dalam tubuh. Zat sisa metabolisme merupakan hasil dari pembongkaran makanan

yang nantinya akan dikeluarkan oleh alat-alat ekskresi. Zat-zat sisa ini apabila

dibiarkan menumpuk di dalam tubuh akan meracuni dan berbahaya bagi tubuh.

Untuk menghindari masalah akibat zat-zat sampah ini, zat-zat tersebut harus

dikeluarkan dari sel, jaringan, kemudian tubuh. Proses pengeluaran zat-zat

sampah ini dari sel, jaringan, dan tubuh disebut ekskresi. Pada manusia zat-zat

sampah semacam itu terakumulasi sebagai urine, keringat, dan air mata.

b. Organ Sistem Ekskresi Pada Manusia

1. Ginjal

Gambar 2.1 Organ Sistem Ekskresi Pada Manusia

3D Illustration von

menschlichen Nieren mit Querschnitt. Sumber: iStock


15

Ginjal merupakan organ ekskresi pada manusia yang berbentuk seperti

kacang. Jumlahnya dua dan terletak di kanan dan kiri tulang belakang, tepatnya di

bawah hati dan limpa. Dalam tubuh manusia dewasa, ginjal biasanya memiliki

panjang sekitar 11 cm. Berat dan besarnya bervariasi, tergantung jenis kelamin,

umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain. Pada lelaki dewasa, rata-rata ginjal

memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm

dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Pada

wanita dewasa, berat ginjal sekitar 115 – 155 gram. Volume rata-rata ginjal adalah

146 cm3 di kiri dan 134 cm3 di kanan. Ginjal berfungsi melakukan penyaringan

terhadap darah didalam tubuh. Disamping itu juga mengatur tingkat

keseimbangan air, dan mengatur konsentrasi garam yang ada pada tubuh. Ginjal

menerima darah dari sepasang arteri renalis, dan darah keluar lewat vena renalis.

Setiap ginjal berhubungan dengan ureter, tabung yang membawa urin keluar ke

kandung kemih. Sebagai alat ekskresi, ginjal akan menjalankan tiga tahapan

dalam proses pembuangan, termasuk penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali

(reabsorbsi) dan pengumpulan (augmentasi) yang dijelaskan lebih lanjut pada

buku Seri Biologi Organ Tubuh Manusia – Ginjal & Kandung Kemih.

2. Kulit

Kulit adalah lapisan jaringan pelindung paling luar pada manusia, yang

terdapat di permukaan tubuh. Sama seperti ginjal, kulit juga memiliki peran

dalam sistem ekskresi karena mampu mengeluarkan zat–zat sisa berupa

kelenjar keringat. Fungsi lain dari kulit adalah melindungi tubuh terhadap

patogen dan kehilangan air yang berlebihan. Kulit terdiri dari 3 macam

lapisan, yang masing-masing memiliki fungsi sendiri, diantaranya:


16

a. Epidermis (Lapisan Kulit Ari), Epidermis adalah sebuah lapisan kulit

paling luar dan sangat tipis. Epidermis terdiri dari lapisan tanduk dan

lapisan malphigi. Lapisan tanduk adalah sebuah sel-sel mati yang

mudah mengelupas dan tidak mengandung pembuluh darah serta

serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat mengeluarkan darah saat

mengelupas. Sementara lapisan malphigi adalah sebuah lapisan yang

terdapat di bawah lapisan tanduk, yang tersusun dari sel-sel yang hidup

dan memiliki kemampuan untuk membelah diri. Di dalam lapisan

malphigi terdapat sebuah pigmen yang dapat menentukan warna kulit

serta melindungi sel dari kerusakan akibat sinar matahari.

b. Dermis (Lapisan Kulit Jangat), Dermis adalah sebuah lapisan kulit yang

terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan ini lebih tebal daripada

lapisan epidermis dan terdiri dari beberapa jaringan, termasuk

pembuluh kapiler yang bertugas untuk menyampaikan nutrisi pada akar

rambut dan sel kulit; kelenjar keringat yang bertugas untuk

menghasilkan keringat; kelenjar minyak yang akan menghasilkan

minyak agar kulit dan rambut tidak kering; pembulu darah untuk

mengedarkan darah ke seluruh sel atau jaringan; ujung-ujung saraf yang

meliputi ujung saraf perasa, peraba, rasa nyeri, rasa panas, dan rasa

sentuhan; dan kantong rambut yang menjadi tempat akar, batang dan

kelenjar minyak rambut.

c. Lapisan Bawah Kulit, Lapisan ini terletak di bawah dermis, diantara

lapisan jaringan ikat bawah kulit dengan dermis yang dibatasi oleh sel
17

lemak. Dan lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan,

sebagai sumber energi dan penahan suhu tubuh.

3. Batang Tenggorokan (Trakea)

Gambar 2.2 Organ Sistem Ekskresi Pada Manusia

Trakea. Sumber: iStock

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian

di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan

kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga

bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk

ke saluran pernapasan. Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan

kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi

dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paruparu, cabang tenggorok

bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut

bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut

gelembung paru-paru (alveolus).


18

4. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)

Gambar 2.3 Organ Sistem Ekskresi Pada Manusia

Bronkus. Sumber: iStock

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus

kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan

trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian

bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan

sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Batang

tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan

sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi

menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang

menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus

sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang- cabang yang paling

kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus

mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus

inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus

adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

5. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian

samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
19

diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru

kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo

sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput

yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi

paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang

menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut

pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus,

jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang

rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya

mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis

bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi

duktus alveolaris.Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-

gelembung yang disebut alveolus.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Dalam penulisan ini peneliti mengadakan beberapa informasi dari hasil

peneliti-peneliti terdahulu sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

membantu peneliti dalam memperoleh gambaran mengenai pengembangan media

alat peraga yang akan dikembangkan. Berikut beberapa penelitian terdahulu

tentang teori yang berkaitan dengan judul peneliti, sebagai berikut :

3. Berdasarkan hasil Penelitian tentang oleh Widiyatmoko & Pamelasari

(2012) yang berjudul ”Pembelajaran media pembelajaran berbasis proyek

dapat mengembangkan dan menghasilkan alat peraga IPA dengan

memanfaatkan bahan bekas pada mata kuliah Produksi Media dan Alat

Peraga IPA mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA semester gasal tahun
20

akademik 2011/2012”. Persamaan pada pengembangan yang dilakukan oleh

peneliti yaitu sama-sama mengembangkan alat peraga dan juga

memanfaatkan bahan bekas. Sedangkan untuk perbedaan penelitian

terdahulu dengan peneliti yang saat ini yaitu terletak pada materi yang

digunakan dan juga berbasis proyek. Berdasarkan hasil peneliti dahulu

menunjukan bahwa hasil kriteria terkait originalitas, relevansi materi,

tampilan produk, keawetan produk serta bahan yangdigunakan. didapatkan

hasil bahwa nilai laporan akhir kelompok 100% sudah tercapai dengan skor

terkecil 82 dan nilai terbesar 92.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2018) dengan judul penelitian

“Pengembangan Alat Peraga Limbah Plastik Materi Daur Biogeokimia Sub

Materi Siklus Air Kelas X SMA”. Penelitian pengembangan ini 27

menghasilkan produk yang berupa media pembelajaran Biologi materi

siklus air. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan pengembangan

yang dikembangakan oleh Thiagrajan, yaitu model 4-D. Model ini terdiri

dari 4 tahap pengembangan yaitu define, design, develop, dan disseminate

atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian (Define),

perancangan (Design), pengembangan (Develop), dan penyebaran

(Disseminate). Persamaan pada pengembangan yang dilakukan oleh peneliti

yaitu sama-sama pengembangan alat peraga dan menggunakan bahan

limbah plastik. Sedangkan untuk perbedaan peneliti terdahulu dalam segi

materi dan juga subjek penelitian yaitu dilakukan pada siswa kelas X SMA.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2017) dengan judul penelitian

“Pengembangan Alat Peraga Pemanasan Global Berbahan Bekas Pakai


21

Untuk Menanamkan Krakter Peduli Lingkungan”. Persamaan pada

pengembangan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama

pengembangan alat peraga dan juga mengolah bahan bekas pakai.

Sedangkan untuk perbedaan peneliti terdahulu terletak pada materi yang

digunakan dam subjek penelitian, peneliti terdahulu mengambil subjek

penelitian di kelas VII sedangkan untuk penelitian yang akan dilakukan

pada kelas V. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa

pengembangan alat peraga menurut penilaian pakar media pada tahap I dan

II, alat peraga pemanasan global dinyatakan sangat layak. Tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat karakter peduli lingkungan

siswa sebagai hasil dari implementasi alat peraga.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan jenis

penelitian pengembangan yang dalam bahasa inggris dikenal dengan

Research and Development (R&D). Sugiyono dalam Arifin & Hasbi (2021)

mengatakan bahwa metode penelitian dan pengembangan merupakan

metode penelitian yang digunakan sebagai alat untuk menghasilkan dan

menguji keefektifan sebuah produk yang sudah ada atau baru akan

dikembangkan bertujuan agar dapat berfungsi dimasyarakat luas. Tujuan

penelitian tersebut merupakan sebuah langkah peneliti untuk menghasilkan

produk baru maupun menyempurnakan suatu produk yang telah ada, serta

mempertanggung jawabkan hasil telah didapatkan. Model penelitian dan

pengembangan telah banyak digunakan pada bidang pendidikan, salah

satunya yang dapat kita temui pada bidang pendidikan yaitu pengembangan

modul; bahan ajar; media pembelajaran; model kurikulum; dan instrumen

evalusi.

Melalui pengembangan tersebut peneliti bermaksud untuk

mengembangkan sebuah media pembelajaran yaitu alat peraga “Sains Tiga

Dimensi (3D)”. Dengan pengembangan tersebut dapat menjadi alat bantu

yang lebih menyenangkan sehingga membantu guru dan siswa dalam proses

pembelajaran. Model pengembangan yang digunakan yaitu model

22
prosedural menurut teori (Sugiyono, 2014:409) dengan langkah-langkah

penelitian yang

22
23

terdiri dari 10 langkah yang dapat dilihat pada gambar 3.1 :

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


Masalah Data Produk Desain

Uji Coba Revisi Uji Coba Revisi

Produk Produk Produk Desain

Revisi Produk
Produk Massal

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Metode Penelitian dan Pengembangan


Menurut Sugiyono (2014)

B. Prosedur Pengembangan

Tahap pengembangan yang peneliti lakukan pada pengembangan alat

peraga sains 3D sistem ekskresi pada manusia tersebut menggunakan 10 tahapan,

namun pada pengembangan yang dilakukan oleh peneliti tahapan model Borg and

Gall yang telah dimodifikasi oleh Sugiyono yang terdiri dari hanya dilakukan

sampai tahap ke Tujuh. Secara skematik langkah-langkah tersebut ditujukkan

pada gambar 3.2 sebagai berikut :

Gambar 3.2 Langkah-langkah Metode Pengembangan


diadaptasi dari Sugiyono (2014)
24

1. Potensi dan Masalah

Suatu penelitian dapat bermula dari adanya potensi dan juga masalah,

sama halnya pada penelitian yang akan peneliti lakukan. Pada tahap pertama ini

dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2022. Peneliti melakukan sebuah kegiatan

observasi awal guna untuk mengumpulkan data permasalahan yang terjadi di

sekolah. Setelah dilakukannya observasi tahap pertama, peneliti menemukan

beberapa permasalahan yang terjadi diantaranya siswa kurang antusias terhadap

materi yang diberikan disebabkan metode pembelajaran yang kurang bervariatif

serta kurangnya fasilitas penggunaan media pembelajaran sehingga berpengaruh

terhadap pemahaman siswa. Permasalahan ini sebenarnya terjadi pada setiap

siswa Madrasah Tsanawiyah, namun peneliti lebih memfokuskan pada siswa kelas

VIII.

Potensi yang dimiliki sebenarnya siswa dapat aktif dan memiliki

kemampuan atau potensi masing-masing karena pada saat peneliti mengajar

menggunakan media pembelajaran siswa antusias sekali dan bisa menjawab

pertanyaan juga mampu menjelaskan ulang terkait materi yang disampaikan. Pada

dasarnya siswa Madrasah Tsanawiyah memasuki tahapan perkembangan kognitif

formal operasional. Pada masa tersebut siswa lebih memiliki kecenderungan

membutuhkan variasi dan media pembelajaran yang konkret dan menarik. Maka

guru memiliki tugas untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih variatif

dan efektif. Salah satunya ialah memfasilitasi penggunaan media pembelajaran.

Berdasarkan potensi permasalahan yang ditemukan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian pengembangan berupa alat peraga Sains 3D sistem ekskresi

manusia.
24
25

2. Pengumpulan Data

Tahap kedua pengumpulan data, pada tahap ini peneliti melakukan

pengumpulan data untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan temuan

penelitian dan informasi lainnya yang berkaitan dengan rencana pengembangan.

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan beberapa informasi dari literatur yang

sesuai dengan potensi dan permasalahan yang terjadi. Data yang diperoleh oleh

peneliti pada tahap pengumpulan data berupa hasil observasi atau pengamatan

langsung dan wawancara dengan guru ipa serta siswa kelas VIII di Madrasah

Tsanawiyah serta melalui dokumentasi.

3. Desain Produk

Tahap ini dibuat untuk merancang sebuah pengembangan yang akan

dilakukan sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman. Tujuan mendesain produk

agar hasil dari produk tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Pada pengembangan pemanfaatan alat peraga tersebut peneliti mendesain

semenarik mungkin dengan menyesuaikan karakteristik dan kebutuhan siswa

Madrasah Tsanawiyah.

4. Validasi Desain Media dan Materi

Validasi desian media dan materi pada kegiatan penelitian yaitu untuk

menilai apakah rancangan produk sudah dapat diuji cobakan atau belum. Pada

tahap keempat seorang peneliti akan mencari validator yang terdiri dari dua orang

sebagai penilai produk yang akan diteliti dan dikembangkan. Validator merupakan

orang-orang yang berkompeten dalam pengetahuan, pengalaman, dan

pemahaman terhadap materi yang ada dalam pengembangan tersebut. Hasil

validasi tersebut dapat berupa komentar atau saran guna memperbaiki sebuah
26

produk yang akan dikembangkan. Berikut daftar nama validator terhadap media

alat peraga “Sains Tiga Dimensi (3D)” yang dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1. Daftar Nama Validator

No Nama Validator Bidang Ahli


1 Ahli Desain Media
2 Ahli Materi

1. Revisi Desain

Pada tahap kelima peneliti akan merevisi produk sesuai dengan hasil

validasi dari validator. Hasil validasi dapat berupa penilain, komentar dan saran.

Hasil validasi produk tersebut sangatlah berguna bagi peneliti untuk merevisi

produk pengembangannya agar tampak lebih sempurna. Namun apabila hasil

validasi dirasa sudah dinyatakan layak dari validator, maka peneliti akan

melanjutkan dengan uji produk.

2. Uji Coba Produk

Tahapan ini merupakan tahapan seorang peneliti melakukan uji coba

produk yang dikembangkan dengan subjek yang dituju. Tahapan ini merupakan

tahapan terpenting bagi seorang peneliti, disebabkan hasil dari uji coba tersebut

dapat menunjukkan hasil kelayakan produk yang dikembangkan. Uji coba produk

dalam pengembangan ini dilakukan pada siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.

Dalam tahapan ini seorang peneliti akan melakukan beberapa langkah

diantaranya yaitu :

a. Peneliti akan memberikan stimulus mengenai konsep yang akan dipelajari;

b. Peneliti akan menjelaskan materi menggunakan alat peraga;

c. Siswa akan melakukan pengamatan dengan cara menyimak penyampaian


27

peneliti tentang alat peraga tersebut, peneliti juga akan menambahkan beberapa

penjelasan mengenai materi sistem ekskresi manusia;

d. Peserta didik akan melakukan presentasi atau menjelaskan kembali terkait

materi yang telah disampaikan. Lalu pada sesi terakhir peneliti akan

memberikan kuisioner respon siswa. sehingga hasil uji coba tersebut dapat

dianalis untuk mengetahui penilaian serta kelayakan terhadap produk yang

dikembangkan. Jika hasil penilaian dirasa kurang memuaskan maka hasil yang

diperoleh akan digunakan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki produk

media alat peraga tersebut.

3. Revisi Produk

Hasil uji coba produk dari penilaian siswa menjadi bahan acuan dalam

memperbaiki media yang dikembangkan. Revisi produk di tahap akhir ini

merupakan tahap penyempurnaan produk sehingga kegunaannya lebih efektif

dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

C. Uji Coba Produk

1. Desain uji coba


Desain uji coba dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi

apakah media pengembangan tersebut lebih efesien dan layak untuk

dikembangkan atau tidak. Sebelum di uji cobakan, produk media alat peraga

“Sains Tiga Dimensi (3D)” tersebut akan di validasi oleh validator yaitu ahli

desain media dan ahli materi untuk dilakukan sebuah penilaian terhadap produk

yang dikembangkan. Hasil validasi berupa penilaian, saran dan komentar akan

dijadikan sebagai acuan untuk tindakan selanjutnya yaitu pada tahap revisi desain.

Tujuan revisi desain dilakukan untuk memperbaiki rancangan awal media


28

pembelajaran yang telah disusun agar lebih tepat, efektif, dan memiliki kualitas

yang baik. Setelah tahapan revisi selesai jika dari validator sudah dapat di uji

cobakan maka produk yang dikembangkan dapat dilanjutkan ke tahap uji coba.

Adapun skematik desain uji coba pengembangan media alat peraga “Sains Tiga

Dimensi (3D)” dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Skema Desain Uji Coba Produk Alat Peraga “Si Pena Mas”

2. Subjek uji coba


Subjek uji coba produk alat peraga “Sains Tiga Dimensi (3D) ” pada

penelitian pengembangan ini adalah siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.

3. Tempat dan waktu penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di MTs Sayyid Yusuf Kecamatan

Talango Kabupaten Sumenep. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan

Maret sampai April 2023.

4. Jenis data uji coba


Jenis data uji coba peneliti terdiri dari dua jenis data yang dikumpulkan

yaitu :
29

a. Data Kuantitatif

Jenis data kuantitatif merupakan sebuah jenis data yang dapat

diukur atau hitung secara langsung Masruroh (2013). Data tersebut dapat

berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau

berbentuk angka. Data kuantitatif diperoleh dari skor angket penilaian

validator dan penilaian angket peserta didik.

b. Data Kualitatif

Jenis data kualitatif merupakan jenis data yang berupa deskripsi

dalam bentuk kalimat Arikunto (2012). Data kualitatif dapat berupa kritik

dan saran validator terhadap produk yang dikembangkan dan deskripsi

keterlaksanaan uji coba produk.

Dalam proses pengumpulan data uji coba tersebut peneliti

melakukan pengumpulan dengan menggunakan data primer. Data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Data tersebut

dapat berupa hasil observasi, wawancara, hasil validasi, dan hasil

kuisioner saat uji coba.

5. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data merupakan sebuah alat yang digunakan

oleh seorang peneliti untuk mendapatkan sebuah data penelitian. Instrumen pada

penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut :

c. Lembar Instrumen Validasi Ahli

Lembar instrumen validasi produk tersebut akan diberikan kepada

validator untuk menilai hasil produk yang dikembangkan. Intrumen

validasi ahli sendiri terdiri dari validasi ahli media dan ahli materi.
30

1. Instrumen validasi ahli desain media

Instrumen yang digunakan dalam validasi ahli desain media berupa

kuisioner yang berisikan pernyataan yang mengharapkan validator

dapat memberikan jawaban atau pendapatnya mengenai satiap

pernyataan yang telah tersedia. Adapun kisi-kisi instrumen dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi

Aspek Indikator Jumlah


No Penilaian Butir
1. Sarana Kelengkapan alat, seperti: Bahan 5
Prasarana Ajar, Spidol, Kertas, bolpen
Memberikan Salam 1
Mengecek Kesiapan dan mengabsen 1
Penyampaian tujuan pembelajaran 1
Guru menyiapkan dan memaparkan 1
materi yang akan dipaparkan
Guru memperagakan alat peraga 1
2. Langkah- “Sains Tiga Dimensi (3D)”
Langkah Guru Mengarahkan proses 1
Pembelajaran pembelajaran
Siswa dapat menuliskan informasi 1
yang mereka dapatkan
Mendemonstrasikan hasil penulisan 1
Salam dan memotivasi 1
Total Butir : 15
Diadaptasi dari penelitian Sri Setyowati (2020)

6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan ini

berupa teknik penyebaran kuesioner atau angket, observasi dan

dokumentasi. Berikut merupakan penjelasan mengenai langkah teknik

yang akan dilakukan oleh peneliti.


31

d. Kuesioner

Teknik kuesioner atau angket diberikan pada saat uji coba produk.

Lembar kuesioner pada penelitian tersebut berupa sejumlah pernyataan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari kelayakan media yang

dilakukan oleh ahli desain media, ahli materi serta respon siswa saat uji

coba. Adapun bentuk kuisioner pada teknik pengumpulan data tersebut

terdapat pada bab lampiran sebagaimana terlampir.

e. Observasi

Tahap pengumpulan data melalui observasi tersebut berupa kegiatan

pengamatan yang dilakukan observer guna mengumpulkan informasi baik

pada tahap potensi permasalahan dan uji coba produk. Hal ini berguna untuk

membantu peneliti dalam mengetahui respon siswa terhadap pengembangan

alat perga dan untuk memastikan langkah-langkah pembelajaran. Adapun lembar

observasi pada teknik pengumpulan data pada penelitian tersebut terdapat

pada lampiran sebagaimana terlampir.

f. Dokumentasi

Langkah pengumpulan data dapat berupa dokumentasi hasil kegiatan

penelitian. Dokumentasi tersebut dapat berupa foto dan video saat uji coba

produk pada subjek penelitian sebagaimana terlampir.

7. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan sebuah teknik untuk mengolah data yang

terkumpul menjadi data yang sistematis dan terstruktur. Teknik analisis data

dilakukan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat kebutuhan


32

dalam program pengembangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa pengukuran hasil angket dengan menggunakan skala likert.

Skala likert merupakan teknik analisis data untuk mengukur sebuah sikap,

pendapat dan presepsi seseorang dalam sebuah fenomena sosial yang terjadi

(Sugiyono, 2014: 93). Adapun teknik analisis data pada penelitian ini sebagai

berikut :

g. Analisis Validasi produk

Pada tahap ini data yang diperoleh dari validator dan akan diolah dengan

melalui pedoman penilaian skala likert. Analisis validasi produk yang akan

dinilai meliputi validasi desain dan konten atau isi materi. Penilaian skala

likert dibuat dengan ordinal 1-4 dengan kriteria analisis kelayakan sebagai

berikut :

Tabel 3.6 Skor Penilaian Validasi

Jumlah Nilai Keterangan


V > 15 Validitas sangat tinggi
10<V≤15 Validitas Tinggi
5<V≤10 Validitas sedang
V≤5 Validitas rendah
Diadaptasi dari penelitian Mukhammad Aji Fatkhurrohman et al (2021)

Tabel 3.7 Kriteria Analisis Validasi Produk

Keterangan Rekomendasi Jumlah Nilai


Validitas sangat Dapat digunakan tanpa revisi V > 15
tinggi
Validitas Tinggi Dapat digunakan dengan revisi 10<V≤15
kecil
Validitas Dapat digunakan dengan revisi 5<V≤10
sedang besar
Validitas rendah Belum dapat digunakan V≤5
Diadaptasi dari penelitian Mukhammad Aji Fatkhurrohman et al (2021)

V 1+V 2+⋯ +V
Vrata-rata =
n
33

Keterangan :

Vrata-rata = Skor rata-rata validasi

V1,V2,Vn = Skor validasi dari validator 1, validator 2, validator n

Diadaptasi dari penelitian Mukhammad Aji Fatkhurrohman et al (2021)

Tabel 3.8 Kriteria Analisis Kelayakan Produk Pengembangan Alat Peraga


“Sains Tiga Dimensi (3D)”

Persentase Kelayakan Rekomendasi


V > 15 Dapat digunakan tanpa
revisi
10<V≤15 Dapat digunakan dengan
revisi
5<V≤10 Dapat digunakan dengan
revisi besar
V≤5 Belum dapat digunakan
Diadaptasi dari penelitian Mukhammad Aji Fatkhurrohman et al (2021)

h. Analisis Validasi Respon Siswa

Tahap analisis validasi respon siswa dilakukan untuk mengetahui respon

siswa dan tingkat keefektifan produk dalam pembelajaran. penilaian respon

siswa peneliti menggunakan pedoman penilaian skala guttman. Skala

guttman pada penilaian respon siswa dibuat dengan bentuk checklist (√).

Adapun Skor penilaian respon siswa menggunakan skala guttman dapat

dilihat pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Skor Penilaian Respon Siswa

Skor Penilaian Kriteria


1 Ya
0 Tidak
Sumber : Astuti & Ulfah, (2019)

Jumlah Skor Yang Diperoleh


Kriteria % = ×100 %
Jumlah Skor Maksimum

Sumber : Astuti & Ulfah, (2019)


34

Tabel 3.10 Kriteria Analisis Respon Siswa Keseluruhan

Persentase Kelayakan Kriteria


76% - 100% Sangat Baik
51% - 75% Baik
26% - 50% Cukup Baik
0% - 25% Kurang Baik
Diadaptasi dari penelitian (Sofiana et al, 2012)
35

DAFTAR PUSTAKA

You might also like