You are on page 1of 8

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....1 DAFTAR ISI......

2 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....3 B. Tujuan.4 BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pendahuluan..5 1.2 Senyawa dan kandungan Fosfor dalam air laut.6 1.3 Distribusi Fosfor di laut..6 1.4 Siklus Fosfor di laut.7 1.5 Manfaat Fosfor di laut..10 2. FOSFOR 2.1 2.3 11 2.4 Siklus Nitrogen di laut..13 2.5 Manfaat Nitrogen dalam air laut16 3. SILIKA 3.1 3.2 17 3.3 3.4 3.5 Distribusi Silika di laut.18 Siklus Silika di laut18 Manfaat Silika dalam air laut.19 Pendahuluan...17 Senyawa dan kandungan Silika dalam air laut Pendahuluan...10 Distribusi Nitrogen di laut 2.2 Senyawa dan kandungan Nitrogen dalam air laut..11

1. NITROGEN

BAB III KESIMPULAN20 DAFTAR PUSTAKA...21 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat atas rahmat dan hidayah-Nya yang Allah SWT dilimpahkan karena kepada

penyusun untuk menyelesaikan Tugas Kelompok Oseanografi Kimia yang membahas tentang Mikronutrien pada air laut, untuk dilakukan persentasi sebagai pemenuhan syarat nilai Mata Kuliah Osenografi Kimia. Kami menyadari bahwa laporan ini sangatlah jauh dari sempurna. Untuk itu penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan saran yang membangun sebagai kekuatan untuk berusaha lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Penyusun, Bandung, 9 September 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makhluk hidup pada dasarnya membutuhkan nutrien untuk melakukan metabolism dalam tubuh agar dapat tumbuh dan berkembang. Organisme hidup memenuhi kebutuhannya akan nutrien dengan cara menyerap unsur hara dari tanah, makan dan minum atau melalui proses absorbsi, dekomposisi dan difusi elemen yang dibutuhkan dari lingkungan sekitarnya. Ada elemen atau senyawa yang mampu diproduksi dan dihasilkan oleh madu tubuh pada seperti bunga. hormon, Namun zat tepung, adapula serbuk sari dan tidak elemen yang

dapat dihasilkan oleh tubuh. Elemen proses metabolisme, fisiologi dan

ini umumnya diperlukan reaksi ini biokimiawi dikenal dalam sebagai

dalam jumlah sedikit oleh tubuh namun sangat penting bagi tubuh. Kekurangan elemen metabolisme dan malnutrisi. elemen esensial. esensial yang Vitamin yang senyawa yang bersifat esensial. Elemen konsentrasi ada di laut umumnya memiliki rendah. Konsentrasi elemen esensial yang ini akan menyebabkan gangguan Elemen dan mineral termasuk dalam

berlebihan di dalam air laut (akibat aliran air dari daratan dan antropogenik) dapat memberikan dampak yang merugikan bagi tubuh pada makhluk atau proses hidup. Elemen kekurangan metabolisme yang tidak tidak dibutuhkan tergolong oleh jika menimbulkan gangguan elemen

dalam

tubuh

non esensial.

Secara garis besar, elemen dapat dibagi menjadi 2, yaitu : elemen organik dan inorganik. Miessler dan Tarr (2000) yang sebagian besar menjadi hidup. Asam amino, menyatakan bahwa elemen organik berkaitan dengan senyawa hidrokarbon dan derivatnya elemen utama yang menyusun makhluk

protein dan lemak yang menyusun organism hidup umumnya tersusun dari elemen organik (unsur atau senyawa yang terdiri dari C , H dan O). Sedangkan elemen inorganik mencakup Namun, menurut keseluruhan elemen yang terdapat dalam tabel periodik unsur termasuk Hidrogen dan Karbon itu sendiri. Manahan (2001), elemen, bahan atau materi organik adalah semua senyawa yang mengandung karbon termasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gas alam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik. Sedangkan elemen atau bahan inorganik adalah semua substansi yang tidak mengandung Karbon seperti logam, batuan, garam, air, pasir dan beton. Elemen inorganik ada yang bersifat terlarut (dissolved) dan ada yang padat (solid atau insoluble). Millero (2006) membagi elemen (organik dan inorganik) menjadi 3 kelompok berdasarkan rata-rata konsentrasinya di alam, yaitu: elemen makro (0,05 750 mM) (Na, Cl, Mg) elemen mikro (0,05 50 M) (P dan N) elemen trace atau kelumit (0,05 -50 nM) (Pb, Hg, Cd)

Sedangkan berdasarkan sifatnya, elemen (inorganik)dibedakan menjadi

1. jenis logam logam (metal) bersifat padat, memiliki kilap, dapat dibentuk kerusakan menjadi lempengan serta tanpa mengalami (malleable) mampu menghantarkan

listrik dengan baik. Seluruh logam (metal) kecuali raksa (Hg) berbentuk padat pada suhu kamar. 2. Jenis non logam memiliki sifat buram dan tidak semuanya dapat dibentuk dengan mudah. Sedangkan elemen non logam ada yang bersifat cair dan gas. Oksigen, klorin, cairan bromine coklat tergolong non metal. Millero dan Sohn (1992) menyatakan bahwa perairan laut memiliki konsentrasi senyawa organik yang sangat rendah dibandingkan konsentrasi senyawa inorganik. Senyawa organik terdiri dari kelompok hewan yang telah hidup dan telah mati. Serasah atau pengaruh detritus hasil degradasi bahan organik dan antropogenik. Berdasarkan komposisi kimianya,

bahan organik terdiri atas karbohidrat, protein, asam amino, lemak, hidrokarbon, asam karbosiklik, humus, dan kerogen serta komponen-komponen mikro lainnya seperti steroid, aldehid, alkohol dan komponen organo-sulfur. Riley dan Chester (1971), menyatakan bahwa unsur N, P dan Si adalah merupakan oleh elemen laut. esensial Ketiga terpenting elemen yang dibutuhkan reaksi penting Tembaga, organisme tersebut

berperan penting dalam metabolisme, proses fisiologis dan biokimiawi jaringan dalam Seng, dalam tubuh. Nitrogen penting untuk tubuh. Sedangkan cangkang Molybdenum fosfor dan terutama adalah silica bagi mikro membangun

pembentukan Kobal dan

kelompok Diatom, Coccolithofor dan Pteropod. Besi, Mangan, elemen esensial yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagaimana ditemukan pada enzim. Meskipun memiliki

konsentrasi yang sedikit dalam air laut, namun mikro elemen esensial tidak pernah menjadi faktor pembatas yang mengontrol populasi biota laut. dalam air laut, namun hal Kadang-kadang tersebut belum konsentrasi menjamin

mikro elemen esensial ditemukan dalam jumlah yang banyak pemenuhan kebutuhan mikro elemen esensial bagi organisme

laut. Hal ini karena mikro elemen esensial tersebut berada dalam bentuk yang tidak dapat diabsorbsi langsung oleh biota laut yang ada. B. Tujuan Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui dan lebih memahami micro nutrient seperti Natrium, Fosfor dan Silika yang terdapat pada air laut baik jenis, sumber, distribusi maupun siklus yang terjadi padanya.

BAB II PEMBAHASAN 1. NITROGEN 1.1 Air Pendahuluan adalah suatu zat pelarut yang bersifat sangat

berdayaguna, yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar dari zat cairnya. Sifat ini dapat dilihat dari banyaknya unsur-unsur pokok yang terdapat di dalam air laut. Selain itu air laut juga mengandung sejumlah besar gas-gas udara yang terlarut. Semua gas-gas yang ada di atmosfir dapat dijumpai di dalam air laut walaupun jumlah terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang ada di atmosfir konsentrasi nitrogen di atmosfir mencapai 780,90 cm3/liter udara sedangkan konsentrasi nitrogen di dalam air laut hanya mencapai 13 cm3/liter air laut. Namun demikian konsentrasi nitrogen masih lebih tinggi dibandingkan dengan gas-gas lainnya seperti oksigen, argon,neon, helium, dan gas xrypton. Tingginya konsentrasi gas nitrogen dibandingkan dengan gas-gas lain hal ini disebabkan selain faktor siklus alamiah yang berlangsung, nitrogen untuk protein. juga memegang peranan kritis dalam daur organik asam-asam amino yang membentuk menghasilkan

Daur bahan organik atau disingkat daur organik di laut sama dengan daur organik di lingkungan air tawar dan di darat. Karbon (C) bersama-sama dengan unsur hara lainnya seperti posfor (P) dan nitrogen (N) melalui proses fotosintesis menjadi menghasilkan jaringan tumbuh-tumbuhan yang

makanan hewan. Keduanya akan menghasilkan zat organik dan jika mereka mati dan membusuk maka akan dihasilkan bahan mentah untuk memulai daur bahan organik lagi (Romimohtarto dan Juwana, 2001). 1.2 1.3 1.4 1.5 Senyawa dan kandungan Nitrogen dalam air laut Distribusi Nitrogen di laut Siklus Nitrogen di laut Peranan Nitrogen di laut

You might also like