Professional Documents
Culture Documents
SYAMSUDIN, SH - SUKABUMI
I.
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. A. N perempuan 29 tahun Gedong Panjang, Citamiang, Sukabumi Sunda Islam
II.
ANAMNESIS alloanamnesis, 31 Desember 2010 pk.11.00 WIB A. Keluhan Utama Gatal dan perih pada dahi B. Keluhan Tambahan Bintik-bintik di puncak dahi dan mata yang bertambah sejak 5 hari y.l. C. Riwayat Perjalanan Penyakit 5 hari y.l. os mengeluh timbul bintik-bintik kemerahan yang timbul di dahi atas, os mengaku bintik tersebut awalnya seukuran titik dan rasanya gatal dan panas. Os menganggap bintik itu belum mengganggu sehingga dibiarkan saja, namun kemudian bintik tersebut bertambah banyak dan berkumpul sehingga terlihat besar. 3 hari y.l. os mendapati timbul bintik-bintik di dahi tengah dan alis kiri. Os mengaku bintik tersebut terasa panas, perih, dan gatal namun os tidak berani menggaruknya. Os juga mendapati mata kirinya mulai terasa gatal dan kelopak matanya memerah. Os kemudian berobat ke puskesmas dan diberi 3 macam obat (Asyvlovir 5% cream, CTM, dan 1 obat tablet kecil bewarna orange). 1 hari y.l. os mengeluh sakitnya makin parah, pada kelopak mata kiri menjadi tambah merah dan bengkak dan bintik yang melenting juga timbul pada bagian pelipis kiri os. Kemudian esoknya os berobat ke RS Sy. Os mengaku demam dan sakit kepala sejak 3 hari terakhir. Os menyangkal beberapa hari ini memiliki riwayat sakit tenggorokan, os menyangkal baru-baru ini menggunakan produk-produk kosmetik pada wajahnya. Os menyangkal sebelumnya memiliki riwayat terhinggapi serangga, berkebun, atau melakukan aktivitas luar. D. Riwayat Penyakit Dahulu Os menyangkal pernah memiliki riwayat penyakit serupa, riwayat alergi, riwayat asma. Os mengaku pernah menderita cacar air saat kecil.
1|
E. Riwayat Penyakit Keluarga Os mengaku dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang serupa. Riwayat penyakit alergi, asma dan penyakit kulit lain pada keluarga disangkal.
III.
1. 2.
3. Tekanan Darah
4. 5. 6. 7. 8.
2|
Status Dermatologikus 1. Regio / letak lesi Dahi, alis kiri, kelopak mata kiri 2. Efloresensi Dahi atas: tampak vesikel yang berkelompok, dengan dasar kemerahan, krusta Dahi dan alis kiri: papul, pustul Kelopak Mata: edema, eritem 3. Sifat efloresensi dahi atas: herpetiformis, konfluens dahi: diskret kelopak mata: difuse 4. Pembengkakkan KGB : tidak ditemukan : (-)
5.
Pemeriksaan Anjuran Uji tempel untuk menyingkirkan diagnosa dermatitis kontak alergi. Pemeriksaan Tzanck menyingkirkan DD Herpes Zoster
IV.
RESUME Perempuan 29 tahun, CM TSR, datang dengan keluhan dahi yang gatal dan perih. 5 hari y.l. timbul bintikbintik kemerahanl di dahi atas, awalnya seukuran titik, kemudian bintik tersebut bertambah banyak dan berkumpul sehingga terlihat besar. 3 hari y.l. timbul bintik-bintik di dahi tengah dan alis kiri, terasa panas, perih, dan gatal namun os tidak berani menggaruknya. Mata kiri mulai terasa gatal dan kelopak matanya memerah. Os kemudian berobat ke puskesmas dan diberi 3 macam obat (Asyvlovir 5% cream, CTM, dan 1 obat tablet kecil bewarna orange). 1 hari y.l. kelopak mata kiri menjadi tambah merah dan bengkak dan bintik yang melenting juga timbul pada bagian pelipis kiri os. Os mengaku demam dan sakit kepala sejak 3 hari terakhir. Status generalikus dalam batas normal, status dermatologikus ditemukan pada dahi atas: tampak vesikel herpetiformis, konfluens, dengan dasar kemerahan, krusta, Dahi dan alis kiri terdapat papul dan pustule diskret, pada kelopak mata ditemukan UKK edema dan eritem.
3|
B. Diagnosis Banding
1.
Mendukung
Keluhan bintik terasa panas, gatal, dan perih (VZV menyerang saraf) Vesikel berkelompok dengan dasar eritem di dahi atas, penyebaran lesi unilateral
Riwayat terhinggap serangga, pemakaian kosmetik disangkal Riwayat demam dan nyeri kepala 3 hari (gejala prodromal) Riwayat cacar varicela saat kecil air/
2.
Mendukung
Papul atau pustule eritematosa pada dahi tengah Multiple Letak lesi pada daerah dahi (daerah berambut)
4|
VI. PENATALAKSANAAN Umum Hindari pajanan bahan iritan dan singkirkan faktor yang memperberat. Hindarkan dari kebiasaan menggaruk
Khusus Antibiotic Antibiotic topical Korikosteroid topical Antihistamin Natrium diklofenak : amoxicillin 3x500mg : cream gentamisin sulfat 2% : hidrocortison cream, dioles di lokasi lesi. Anti inflamasi :interhistin 2x1 sebagai anti gatal :2x50 mg untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien, analgetik
5|
VII. PROGNOSIS Quo ad vitam Quo fungtionam Quo ad sanationam :bonam :bonam :dubia et bonam
Tatalaksana umum mengidentifikasi dan mengeliminasi iritan penyebab. Tatalaksana khusus dapat diberikan terapi topikal glukokortikoid ointment atau gel untuk lesi yang nonbullous. Kompres basah untuk lesi yang madidans atau basah dengan kompres terbuka dengan solution Burrow atau larutan permanganate kalium atau NaCl 0.9%, jika lesi sudah mengering dapat diberikan salep hidrokortison. Terapi sistemik dengan antihistamin, pada kasus akut dan berat dapat diberikan kortikosteroid. Terapi antibiotic dapat diberikan untuk mengobati infeksi sekunder yang terjadi.
6|
2. Herpes Zoster Infeksi virus oleh Varicela-Zoster Virus menyerang kulit dan mukosa, merupakan reaktivasi virus setelah infeksi primer. Sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala prodromal seperti demam, pusing, malaise, nyeri otot-tulang, pegal-pegal. Lesi kulit muncul sebagai vesikel berkolompok dengan dasar eritematous dan oedem. Karena virus menyerang ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis, maka dapat terjadi hiperestesi pada daerah yang terkena dan member gejala khas unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan. Dapat juga dijumpai adanya pembesaran kelenjar getah bening regional. Komplikasi dapat terjadi neuralgia pasca herpetic yang kebanyakan terjadi pada usia >40tahun, maka perlu diberikan kortikosteroid untuk pencegahan. Pengobatan topokal tergantung pada stadiumnya, untuk stadim vesikel diberikan bedak untuk mencegah vesikel pecah dan terjadi infeksi sekunder. Bila erosive diberikan kompres terbuka, dan untuk ulcerasi diberikan salep antibiotic.
3. Folikulitis superfisialis
Radang folikel rambut yang biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus, superfisialis terbatas dalam epidermis. Sinonim: impetigo Bockhart. Gejala klinis kelainan biasanya berupa papul, pustule yang eritematous dan pada tengah lesi bias terdapat rambut, biasanya multiple. Pengobatan dengan antibiotic sistemik atau local, dan cari serta mengeliminasi factor predisposisinya.
IX.
REFERENSI
1. Djuanda, Adhi. Dermatitis Kontak Iritan. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI. Edisi Kelima. 2007.
Jakarta. Hal. 130-133
2. Djuanda, Adhi. Dermatitis Kontak Alergi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI. Edisi Kelima. 2007.
Jakarta. Hal. 134-138.
3. Djuanda, Adhi. Pioderma. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI. Edisi Kelima. 2007. Jakarta. Hal.
57-59
4. Allergic Contact Dermatitis. Fitzpatricks. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Fifth
Edition.. Mc.Graw-Hills Companies. 2007; 26-33
5. http://www.doctortreatments.com/Diseases_Of_The_Skin/Class_II_Inflammations_Dermatitis_
Venenata.htm
7|
FOLLOW UP (4 Januari 2011; pk 11.05 di poli kulit kelamin RS Sy) S: control setelah 5 hari pengobatan, nyeri dominan dan menetap, bintik menjadi lebih besar dan kemerahan, bintik-bintik tumbuh lagi di dekat alis kiri O: regio lesi pada dahi, daerah alis kiri, pelipis kiri. Lama sakit sudah 10 hari. UKK: vesikel herpetiformic dengan dasar eritem, warna lebih hiperpigmentasi. Unilateral.
8|
Umum: edukasi tentang penyakitnya dan jangan menggaruk lesi, jaga lesi agar tetap bersih dan kering, jangan sampai pecah untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Khusus: medikamentosa
Valasiklovir 3x1000mg per hari selama 7 hari - antivirus Methyl prednisolone 4mg, 3x1 tab antiinflamasi,cegah neuralgia pasca herpetic, mempercepat
penyembuhan Natrium diclofenac 50mg,3x1 tab antiinlamasi, analgetik, nyaman Neurotropik - Vit B1,B6,B12
9|