You are on page 1of 8

SISTEM BIAYA STANDAR

VClass Kelas 2 EB09, EB10 dan EA21


Dosen : Widada, SE., MM

1. Pengertian
Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.

2. Prosedur Penentuan Biaya Standar

Biaya Bahan Baku Standar, terdiri atas :

1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau
lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.

2. Harga satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.

Kuantitas Standar Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :

1. Penyelidikan teknis.

2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :

a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama
dalam periode tertentu dimasa lalu.

b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling
baik dan yang paling buruk dimasa lalu.

c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling
baik.

Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :

1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk
jangka waktu 1 tahun.

2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.

3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
3. Biaya Tenaga Kerja Standar

Jam Tenaga Kerja Standar dapat ditentukan dengan cara :

1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari Kartu
Harga Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu.

2. Membuat test-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.

3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah
keadaan nyata yang diharapkan.

4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan
operasi produksi dan produk

4. Biaya Overhead Pabrik Standar

Tarif Overhead Standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Untuk pengendalian
BOP dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran
biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif BOP standar menggabungkan
biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan
tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif ini semua BOP diperlakukan sebagai biaya
variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap
dan variabel, dan memperlakukan BOP tetap sebagai biaya yang jumlahnya tetap
dalam volume tertentu.

5. Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya Dari Biaya Standar

Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance).
Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisi ini
diselidiki penyebab terjadinya selisih yang merugikan.

6. Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung

Ada 3 model analisis selisih biaya produksi langsung :

1. Model Satu Selisih (The One-Way Model)

Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah
kedalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang
merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.
Hasil perhitungan selisih diberi tanda L (selisih Laba) dan R (selisih Rugi). Analisis
selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini :

St = ( HSt x KSt ) – ( HS x KS )

Diketahui :

St = Total Selisih

Hst = Harga Standar

Kst = Kuantitas Standar

HS = Harga Sesungguhnya

KS = Kuantitas Sesungguhnya

2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model)

Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi 2 macam selisih, yaitu
selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.

Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :

Perhitungan Selisih Harga Perhitungan Selisih Kuantitas

SH = ( HSt – HS ) x KS SK = ( KSt – KS ) x HSt

Diketahui :

SH = Selisih Harga SK = Selisih Kuantitas

Hst = Harga Standar Kst = Kuantitas Standar

HS = Harga Sesungguhnya KS = Kuantitas Sesungguhnya

2. Model Tiga Selisih (The Three-Way Model)

Selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi 3 macam selisih
berikut ini : Selisih Harga, Selisih Kuantitas, Selisih Harga / Kuantitas.

Hubungan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan kemungkinan berikut ini :

a) Harga dan Kuantitas Standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari harga dan
kuantitas sesungguhnya.
Rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan Kuantitas
Standar masing-masing ” Lebih Rendah ” dari Harga Sesungguhnya dan Kuantitas
Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

SH = ( HSt – HS ) x KSt

SK = ( KSt – KS ) x HSt

Perhitungan Selisih Harga


Perhitungan Selisih Kuantitas

SHK = ( HSt – HS ) x ( KSt – KS )

Perhitungan Selisih Gabungan yang merupakan Selisih Harga / Kuantitas

Rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan Kuantitas
Standar masing-masing ” Lebih Tinggi ” dari Harga Sesungguhnya dan Kuantitas
Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

SH = ( HSt – HS ) x KS

SK = ( KSt – KS ) x HS

Perhitungan Selisih Harga


Perhitungan Selisih Kuantitas

SHK = ( HSt – HS ) x ( KSt – KS )

Perhitungan Selisih Gabungan yang merupakan Selisih Harga / Kuantitas

b) Harga Standar “ Lebih Rendah “ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas
Standar ” Lebih Tinggi “ dari Kuantitas Sesungguhnya.

Selisih gabungan yang merupakan selisih harga / kuantitas tidak akan terjadi. Dengan demikian
perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti ini dengan model 3 selisih
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

SH = ( HSt – HS ) x KS

SK = ( KSt – KS ) x HSt
Perhitungan Selisih Harga
Perhitungan Selisih Kuantitas

Selisih Harga / Kuantitas sama dengan nol

c) Harga Standar “ Lebih Tinggi “ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas
Standar ” Lebih Rendah “ dari Kuantitas Sesungguhnya.

Selisih gabungan tidak akan terjadi. Perhitungan selisih dengan model 3 selisih dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :

SH = ( HSt – HS ) x KSt

SK = ( KSt – KS ) x HS

Perhitungan Selisih Harga


Perhitungan Selisih Kuantitas

Selisih Harga / Kuantitas sama dengan nol


Standard Costing
Biaya standar dapat didefinisikan sebagai penilaian atau perkiraan tentang komponen biaya
tertentu yang seharusnya, atau mungkin secara wajar diharapkan, untuk periode tertentu dan di
bawah kondisi operasi dan volume keluaran yang diberikan atau diasumsikan. Hal ini sejalan
dengan pernyataaan Batty dalam buku standard costing yaitu penetapan biaya standar suatu
sistem akuntansi atau bisa dikatakan biaya yang dirancang untuk menunjukkan secara rinci
berapa biaya yang harus dikeluarkan setiap produk untuk diproduksi dan dijual ketika sebuah
bisnis beroperasi pada tingkat efisiensi yang telah ditentukan dan pada tingkat volume keluaran
tertentu. Namun pernyataan ini agak berbeda dengan pernyataan Simamora yang
mengungkapkan bahwa standar cost untuk membandingkan antara biaya yang dikeluarkan
dengan biaya yang ditetapkan.

Biaya standar merupakan hasil kajian teknik, gerak, dan waktu yang dilakukan dalam upaya
menentukan jumlah bahan baku, tenaga kerja, dan jasa lainnya yang diperlukan untuk
menghasilkan sebuah produk. Dengan demikian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa standar
cost merupakan suatu biaya yang di tentukan atau di estimasikan untuk suatu kegiatan pada
volume dan waktu tertentu, namun standar yang di tetapkan di awal bisa berubah dari estimasi
sebelumnya. Standar cost umumnya diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun
yang saat ini dapat tercapai. 1. Standar ideal (ideal standards). Standar ideal membutuhkan
efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna.
Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang menguntungkan. 2.
Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards) Standar ini dapat dicapai
dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan,
keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.

Tujuan dan Manfaat Penetapan Standard cost Penetapan Standard cost sangat bermanfaat bagi
manajemen aktivitas perusahaan karena standar biaya bermanfaat untuk:

1. Pembuatan anggaran
2. Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi
3. Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya
4. Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya
5. Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun persediaan barang
jadi
6. Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak
tertentu.
Standard cost bermanfaat untuk menyediakan informasi kepada manajemen mengenai kendali
suatu sistem, sebagai dasar atau basis suatu sistem evaluasi kinerja, menyediakan informasi
mengenai opportunity cost berkenaan dengan produksi suatu produk, dan penentuan harga pokok
produk. Dengan demikian disimpulkan bahwa standard cost dapat digunakan dalam perhitungan
biaya proses maupun berdasarkan biaya pesanan. Manfaatnya membantu perencaaan dan
pengendalian operasi seluruh perusahaan dalam Penetapan anggaran pengendalian biaya dapat
menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat penyusunan laporan biaya
Membebankan biaya ke persediaan, produk dalam proses dan produk jadi.

CONTOH SOAL

PT. MAJU BERSAMA pada tahun 2020 memproduksi produk jadi sebanyak 120.000 unit.
Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg, sedangkan yang digunakan dalam
proses produksi sebanyak 700.000 kg.

Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg / unit
dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja
langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam . Namun kenyataan yang
terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,- / kg dengan jumlah jam tenaga kerja
sesungguhnya selama 365.000 jam dengan tarif Rp. 2.500, / jam.

Diminta Carilah :

1. Selisih harga bahan baku.

2. Selisih kuantitas bahan baku.

3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.

4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung

5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan
upah dengan mengabaikan pajak atas gaji dan upah
PENYELESAIAN :

1. Selisih Harga Bahan Baku :

Selisih Harga = ( Harga Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg

= ( Rp. 2.100 – Rp. 2.150 ) x 750.000

= Rp. 37.500.000,- ( Laba )

2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :

Selisih Kuantitas = [ Kuantitas Ssg – Kuantitas Std yang ditetapkan ] x Harga Std

= [ 700.000 – ( 6 x 120.000 ) ] x Rp. 2.150

= Rp. 43.000.000 ( Laba )

3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :

Selisih Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg – Jam kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif upah Std

= [ 365.000 – ( 3 x 120.000 ) ] x Rp. 2.400

= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )

4. Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :

Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std ] x Jam kerja Ssg

= [ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x 365.000

= Rp. 36.500.000,- ( Rugi )

5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :

Gaji dan upah ( 2.500 x 365.000) Rp. 912.500.000,- —

Berbagai perkiraan hutang — Rp. 912.500.000,-

Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :

Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 ) Rp. 864.000.000,- —

Selisih efisiensi TK langsung Rp. 12.000.000,- —

Selisih tarif TL langsung Rp. 36.500.000,- —

Gaji dan upah — Rp. 912.500.000,-

You might also like