You are on page 1of 7

LEMBAR TUGAS MANDIRI

KEPERAWATAN DEWASA : SIRKULASI DAN RESPIRASI


Oleh : Dwi Setyawati, 2206102343, Kelas A

A. Anatomi Fisiologi Jantung


1. Anatomi Jantung
a. Dinding jantung
Secara umum dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yang memiliki fungsi
dan ketebalan yang berbeda.
1. Perikardium
Jantung dilapisi oleh kantung yang disebut perikardium, perikardium
berfungsi melindungi dan mencegah jantung mengembang secara
berlebihan (Jarvis & Saman, 2018).
Perikardium terdiri dari :
a) Perikardium fibrosa: jaringan ini dibentuk oleh jaringan ikat padat dan
tidak teratur (Jarvis & Saman, 2018).

b) Perikardium Serosa: Jaringan yang terdiri dari 2 lapisan, bagian luar


dari kedua lapisan ini melekat kuat pada bagian dalam permukaan
perikardium fibrosa, lapisan ini disebut sebagai lapisan pariental.
Lapisan pariental dipantulkan disekitar pembuluh darah besar dan
terbentuk lapisan viseral (Mahadevan, 2018).

c) Rongga Perikardial: Diantara dinding perikardium serosa terdapat


rongga perikardial, rongga ini diisi dengan cairan perikardial sekitar
10-15 mililiter yang disekresikan oleh membran serosa. Cairan ini
berfngsi untuk mengurangi gesekan antar membran saat jantung
berdetak (Curran & Sheppard, 2011).

2. Myocardium
Myocardium (myo=Muscle/Otot, Cardio=jantung). Lapisan dinding
jantung yg berada ditengah dan paling tebal karena terdapat banyak lapisan
serat otot disebut myocardium (Curran & Sheppard, 2011). Myocardium
terdiri dari otot-otot jantung berbentuk spiral yang bekerja memompakan
darah keluar dari jantung (Weinhaus & Roberts, 2005). Myocardium pada
verntrikel kiri terdapat otot yang lebih tebal dibandingkan ventrikel kanan
dikarenakan kerja dari myocardium ventrikel kiri lebih berat dibandingkan
ventrikel kanan (Weinhaus & Roberts, 2005). Jenis otot yang terdapat pada
myocardium adalah otot jantung yang setiap miositnya mengandung satu
nukleus yang terletak ditengah, otot ini berserat dan bercabang
diperkirakan memiliki diameter 10-20 mikrometer (Curran & Sheppard,
2011).

3. Endocardium
Endocardium (endo=didalam, cardio=jantung), yang berarti endocardium
merupakan lapisan terdalam dari dinding jantung. Endocardium adalah
lembaran epitel yang disebut endotelium, terletak pada lapisan membran
basal jaringan ikat (Weinhaus & Roberts, 2005). Jaringan ini menutupi
katup jantung dan berlajut dengan endotelium yang melapisi pembuluh
darah utamana yang menempel pad jantung (Curran & Sheppard, 2011).

b. Ruang Jantung
Jantung Terdiri empat ruang yaitu dua ruang atrium yang berada bagian atas
jantung dan dua ruang ventrikel yang berada dibawah jantung. Atrium
memiliki fungsi sebagai ruang yang menerima darah dari luar jantung dan
memompa darah ke ventrikel. Ventrikel memiliki fungsi utama sebagai pompa
jantung, yaitu memompakan darah ke paru-paru dan ke seluruh tubuh. Pada
setiap sisi kiri dan kanan jantung terhubungkan antara atrium dan ventrikel
melalui lubang atrio-ventrikuler dan pada setiap lubang tersebut terdapat katup
(Movahed et al., 2009).

c. Katup Jantung
Terdapat empat katup yang mempertahankan aliran darah pada jantung agar
tetap searah yaitu :
1) Katup pulmonalis
Katup pulmonalis berada di arteri pulmonal berfungsi sebagai pengontrol
aliran darah yang membawa karbon dioksida dari jantung ke paru-paru.
Katup pulmonalis terdapat di ventrikel kanan.

2) Katup aorta
Katup aorta berada pangkal aorta berfungsi sebagai pengontrol aliran darah
yang membawa oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Katup aorta terdapat
di ventrikel kiri.

3) Katup bicuspidalis/mitral
Katup bicuspidalis/ mitral ini terdapat di anteroventrikular kiri, ,katup ini
dikatakan bicuspidalis karena terdapat dua penutup atau flaps yang
mengontrol aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri (Curran &
Sheppard, 2011).

4) Katup tricuspidalis
Katup tricuspidalis terdapat di anteroventrikular kanan, dikatakan
tricuspidalis karena terdapat tiga penutup atau flaps yang mengontrol aliran
darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan (Curran & Sheppard, 2011).
Katup berada diantara disetiap atrium dan ventrikel dan di dua arteri yang
berfungsi untuk mengalirkan darah keluar jantung (Curran & Sheppard,
2011). Katup pada jantung selalu mengarah ke bawah untuk mencegah
darah yang telah dipompa kembali ke ruang atrium ataupun ventrikel dan
bunyi dari jantung normal adalah hasil dari aposisi cups katup yang
merespon terhadap perubahan tekanan yang terjadi diventrikel selama
siklus jantung dan dapat dideteksi dengan auskultasi (Mahadevan, 2018).
Katup terbentuk dari jaringan ikat fibrosa yang berasal dari dinding
jantung, bagian luar katup dilapisi oleh endokardium (Curran & Sheppard,
2011).
d. Pembuluh Darah
Jantung membutuhkan suplai darah yang kaya akan oksigen untuk melakukan
tugasnya. Suplai darah dihantarkan melalui arteri koroner kanan dan kiri, yang
terletak di epikardium dan menembus miokardium. Arteri koroner kanan dan
kiri muncul dari lubang vaskular di dasar aorta. Arteri koroner kiri berjalan
menuju sisi kiri jantung, terbagi menjadi arteri desendens anterior kiri dan
arteri sirkumfleksi kiri. Arteri koroner kanan berjalan di sisi kanan jantung
membagi menjadi arteri marginal (bagian lateral sisi kanan jantung) dan arteri
desendens posterior (menyuplai bagian posterior jantung). Arteri koroner
memberikan suplai darah secara berkala ke jantung, terutama saat jantung
berelaksasi, dikarenakan katup terbuka (Jarvis & Saman, 2018).

Pada vena koroner, mengikuti jalur yang mirip dengan arteri koroner. Sinus
koroner adalah kumpulan vena koroner (vena kecil, tengah, besar dan oblik,
vena marginal kiri dan vena ventrikel posterior kiri) yang mengalir ke atrium
kanan pada aspek posterior jantung. Dua pertiga dari darah vena jantung
dikembalikan ke jantung melalui sinus koroner, sementara sepertiga
dikembalikan langsung ke jantung dengan melalui vena jantung anterior
memiliki katup yang langsung ke atrium kanan (Jarvis & Saman, 2018).
Sebagian besar aliran vena dari jantung memasuki sinus koroner (2-3 cm
sepanjang bagian posterior sulkus atrioventrikular). Sinus koroner mengalir ke
bagian posterior atrium kanan melalui sebuah lubang yang berdekatan dengan
muara vena cava inferior (Weinhaus & Roberts, 2005). Sinus koroner dilalui
oleh vena berikut:
1) Vena jantung besar (yang awalnya menyertai arteri interventrikular anterior
dan kemudian arteri sirkumfleksi
2) Vena jantung tengah (yang menyertai arteri interventrikular posterior)
3) Vena jantung kecil (yang menyertai arteri marginal kanan)
4) Vena posterior ventrikel kiri
5) Vena oblik atrium kiri.
Dua pertiga dari darah vena jantung dikembalikan ke jantung melalui sinus
koroner, sementara sepertiga dikembalikan langsung ke jantung melalui vena
jantung anterior langsung ke atrium kanan dan vena jantung kecil lansung ke
keempat bilik (Jarvis & Saman, 2018).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Jantung


 Beban awal
Otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi, berhubungan
dengan panjang otot jantung, peningkatan beban awal menyebabkan kontriksi
ventrikel lebih kuat dan meningkatkan volume curah jantung. Meningkatnya
beban awal akibat dari meningkatnya volume darah yang kembali ke ventrikel
semakin diregang serabut otot jantung semakin besar kontraksinya sampai
batas tertentu.
 Kontraktilitas
Bila saraf simpatis yang menuju ke jantung dirangsang maka ketegangan
keseluruhan akan bergeser ke atas atau ke kiri atau meningkatkan
kontraktilitas, frekuensi dan irama jantung juga mempengaruhi kontraktilitas.
Bila sebagian dari miokard ventrikel tidak berfungsi maka kerja ventrikel akan
berkurang yang menyebabkan depresi (menurunnya) kontraktilitas setiap unit
miokard.
 Beban akhir
Resistensi (tahanan) yang harus diatasi waktu darah dikeluarkan dari ventrikel,
suatu beban ventrikel kiri untuk membuka katup semilunaris aorta dan
mendorong darah selama kontraksi. Peningkatan drastis beban akhir akan
meningkatkan kerja ventrikel, meningkatkan kebutuhan oksigen dan
mengakibatkan kegagalan ventrikel.
 Frekuensi jantung
Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan jantung.

B. Pembuluh Darah
1. Pembuluh darah arteri
Pembuluh darah arteri ialah pembuluh darah yang memiliki fungsi untuk
mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh. Di mana darah yang diangkut
mengandung oksigen, pembuluh darah ini memiliki banyak cabang-cabang guna
menjangkau berbagai organ dalam. Ciri dari pembuluh darah arteri adalah lapisan
otot yang ketebalab dindingnya, bisa melakukan kontraksi. Ini guna memperkecil
ukuran arteri, juga untuk relaksasi menjadi lebih lebar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh. Arteri tidak memerlukan katup dikarenakan tekanan dari jantung
telah membuat darah, mengalir melalui satu arah saja. 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa arteri memiliki banyak cabang-
cabang. Cabang yang dimiliki pembuluh darah arteri, seperti pohon dan cabang
yang terbesar bisa disebut aorta. Aorta inilah yang memiliki cabang yang beberapa
kali menjadi lebih kecil. Di mana semakin jauh dari jantung maka, semakin kecil
tersebut. Darah yang dialirkan oleh pembuluh darah arteri mengandung oksigen,
yang mana seperti kita tahu bahwa manusia membutuhkan asupan oksigen dalam
tubuh. Hal ini guna manusia bertahan hidup, dengan dipompa oleh jantung ke
seluruh jaringan tubuh pada sepanjang pembuluh darah arteri. 

C. Darah dan Komponen


1. Peran trombosit dalam proses hemostasis
Trombosit mempunyai peran penting dalam hemostasis yaitu pembentukan dan
stabilisasi sumbat trombosit. Pembentukan sumbat trombosit terjadi melalui
beberapa tahap yaitu adhesi trombosit, agregasi trombosit dan reaksi pelepasan
(Sacher, 2004).
Pembuluh darah yang terluka akan menyebabkan sel endotel rusak, sehingga
jaingan ikat di bawah endotel akan terbuka. Hal ini akan mencetuskan adhesi
trombosit yaitu proses trombosit melekat pada permukaan asing terutama serat
kolagen dengan reseptor permukaan kolagen spesifik glikoprotein Ia/IIa. Proses
adhesi diperkuat dengan protein von Willebrand Factor (vWF) yang membentuk
jembatan antara glikoprotein Ib/IX/V dan benang kolagen (Setyabudi R, 2007).

Trombosit membentuk agregasi dengan melekat pada trombosit lainnya yang


menginduksi terjadinya sumbatan. Proses ini dirangsang oleh beberapa substansi
misalnya adenosine diphosphate (ADP), kolagen, epinefrin, thrombin dan asam
arikodonat. Selama proses agregasi, trombosit akan mengalami perubahan bentuk
bulat menjadi cakram disertai dengan pembentukan pseudopodi (Setyabudi R,
2007).

Granula trombosit akan berkumpul di tengah dan melepaskan isinya seperti ADP,
ATP, serotonin, adrenalin, anti heparin, fibrinogen, epinefrin, nor-epinefrin dan
beta tromboglobulin. Proses ini yang disebut sebagai reaksi pelepasan. Masa
agregasi trombosit akan melekat pada endotel sehingga sumbat trombosit dapat
menutup luka pada pembuluh darah. Proses ini akan menginisiasi fase koagulasi.
(Setyabudi R, 2007)

Referensi :
Curran, T. and Sheppard, G., 2011. Cardiology Self Learning Package. Anatomy
and Physiology of the Heart, (October), pp.2–22.

Sacher, Ronald A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta : EGC.

Setiabudi, R. 2007. Pengantar Antimikroba, dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.

Weinhaus, A. J., & Roberts, K. P. (2005). Anatomy Of The Human Heart. Handbook of
Cardiac
Anatomy, Physiology, and Devices: Second Edition, Totowa, NJ : Humana Press, 51-52.

You might also like